Adaptasi Sosial Mahasiswa Ilmu Informasi Dan Perpustakaan Di Lingkungan Kampus-Fisip Universitas Airlangga * (Oleh : Denis Nuziar R.A.) **
ABSTRAK
Adaptasi sosial atau penyesuaian diri dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial pada masing-masing individu. Adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan di lingkungan kampus tempat terjadinya proses belajar mengajar serta interaksi dengan individu lain untuk mencapai tujuan hidupnya terdiri dari berbagai cara. Diketahui bahwa adaptasi sosial mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan ini memiliki fenomena-fenomena kejadian serta latar belakang yang salah satunya adalah prestise jurusan mereka di mata masyarakat. Fenomena tersebutlah yang menjadi perhatian peneliti dimana apa benar hal tersebut menjadi alasan bagi mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan dalam berhubungan sosial dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, lokasi penelitian ini yaitu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Metode pengambilan sampel menggunakan random sampling dengan jumlah sampel seanyak 100 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam beradaptasi sosial atau penyesuaian diri pada mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan tergolong baik jika dilihat dari perasaan akurat terhadap realitas jurusan, hubungan yang baik antarpribadi, serta citra diri mahasiswa dalam lingkungan. Sesuai dengan data yang ada di lapangan bahwa adaptasi mereka tergolong baik jika dihadapkan dengan berbagai kriteria-kriteria sesuai dengan indikatornya. Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan dalam beradaptasi di suatu kegiatan atau organisasi cenderung menyukai kegiatan atau organisasi dalam lingkup kecil (Himpunan Mahasiswa) di jurusan dikarenakan berbagai faktor tertentu yang menyebabkan mereka kurang menyukai kegiatan atau organisasi di luar lingkup jurusan tersebut. Kata Kunci : Adaptasi Sosial, Penyesuaian Diri, Mahasiswa,
ABSTRACT
Social adaptations or self adjustments made in order to improve the quality of social life in each individual. Adaptations made by Information and Library Science’s students at the campus environment where the learning process and the interaction with other people to achieve the goal of his life consists of a variety of ways. It is known that social adaptation from students of Information and Library Science has phenomena events and background, which one is their major prestige in the public view. That phenomenon which become the *
Judul diambil dari judul asli skripsi “ADAPTASI SOSIAL MAHASISWA ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KAMPUS-FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA” ** Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, FISIP, Universitas Airlangga, JL. Dharmawangsa Dalam Surabaya, Jawa Timur, Indonesia, e-mail (
[email protected])
1|P ag e
attention of researchers where is it true or not that the reason for students of Information and Library Studies in social relation with the state of environment. This research uses quantitative descriptive method, the location of this research is in the Faculty of Social and Political Sciences, University of Airlangga. Using random sampling with the number of sample is 100 respondents. Results from the study show that in adapting to social or self adjustment in information and library science students classified as good when viewed from an accurate feeling of reality majors, good interpersonal relationships and self-image of students in the environment. According to the data in the field that their adaptation is quite good when faced with a variety of criteria in according to the indicator. in adaptation in an activity or organization Information and Library Science’ student prefer to to activity or organizations in a small scope (Student Association) in the majors because of several factors that cause them less like activities or organizations outside the scope of the department. Keywords : Social Adaptation, Self Adjustment, Student,
Pendahuluan Adaptasi, satu kata yang erat hubungannya dalam kegiatan interaksi antara sesama manusia. Kata yang juga dimaknai sebagai proses penyesuaian diri dalam ilmu psikologi. Dalam kegiatan penyesuaian diri tersebut pada masing-masing individu memiliki cara yang berbeda-beda. Setiap individu yang menjalankan perannya sebagai makhluk sosial dalam masyarakat pastinya akan melakukan proses penyesuaian diri atau adaptasi dengan masyarakat lainnya agar terjalin interaksi yang berlangsung secara terus menerus. Proses adaptasi dalam masyarakat sudah dimulai sejak masa anak-anak. Tetapi seringkali proses adaptasi atau penyesuaian diri ini tidak berlangsung sesuai dengan yang dikehendaki. Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai macam faktor baik secara internal maupun eksternal yang mempengaruhi proses adaptasi sosial atau penyesuaian diri. Pada dasarnya proses adaptasi dalam suatu lingkungan masyarakat tergolong sulit apalagi beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang-orang baru. Pengamatan yang dilihat oleh peneliti terkait kegiatan beradaptasi terjadi di salah satu lingkungan kampus seperti di Universitas Airlangga. Pengalaman peneliti dimana beberapa mahasiswa pada bidang studi tertentu mengalami rasa kurang percaya diri ketika berinteraksi dengan mahasiswa lain yang berbeda bidang studinya. Hal ini tampak wajar karena melakukan kegiatan penyesuaian diri di lingkungan baru pada masing-masing orang memiliki cara yang berbeda-beda dan tidak mudah terlebih lagi jika ada suatu alasan lain yang menyebabkan mereka akan merasa kurang percaya diri ketika beradaptasi. Dari data wawancara oleh beberapa narasumber didapatkan bahwa dimana adanya rasa kurang percaya diri yang dialami oleh mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan dalam hal berinteraksi dan berkecimpung lebih jauh di kegiatan-kegiatan non perkuliahan 2|P ag e
tersebut. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya prestise jurusan yang disandingnya. Program studi Ilmu informasi dan Perpustakaan sendiri adalah salah satu jurusan pendatang baru yang berada dalam rumpun Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, seperti di Universitas Airlangga. Sebagian besar mata kuliahnya adalah multidisiplin sehingga mempelajari berbagai mata kuliah dari berbagai bidang ilmu, yang dimana program studi ini tidak hanya terpaku pada perpustakaan saja. Menurut Sabah (2013) sebagai program studi yang terbilang pendatang baru, relatif tidak banyak orang mengetahui serta orientasi pendidikan dalam program studi ini. selain itu, menurut Nurfuadah (2012) seringkali jurusan ini masih dipandang sebelah mata. Menurut Hermawan (2010) hal tersebut dikarenakan, image perpustakaan yang terus menerus dikaitkan dengan tempat yang kotor, berdebu, seram, sepi, dan menghabiskan banyak waktu. Tidak terkecuali, pandangan dari mahasiswa di jurusan ini sendiri pun juga masih terkonstruksi negatif, bahwa Ilmu Informasi dan Perpustakaan dipandang asing oleh masyarakat bahkan mahasiswa jurusan lain. Selain itu, Pengamatan yang dilihat oleh peneliti dimana sebagian besar mahasiswa IIP kurang percaya diri ketika mereka mengikuti suatu kegiatan tersebut. Jika mereka sudah terjun langsung dalam salah satu kegiatan, hal yang terjadi kedepannya adalah satu persatu dari mereka akan menonaktifkan diri bahkan menghilang dan tidak akan pernah mengikuti kegiatan itu kembali. Padahal kegiatan bersosialisasi dengan mahasiswa berbagai jurusan tersebut diperlukan agar dapat menghilangkan pandangan sebelah mata mengenai jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan di lingkungan kampus. Berdasarkan data dari salah satu organisasi menerangkan bahawa jurusan sosiologi menempati urutan pertama dengan jumlah 20 mahasiswa prosentase 17% dari 112 anggota sebagai jurusan yang paling dominan dalam keikutsertaan di organisasi disusul dengan jurusan politik dan komunikasi dengan prosentase 16%. Fenomena inilah yang membuat peneliti tertarik tentang bagaimana adaptasi sosial yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan di Lingkungan Kampus. Pada dasarnya adaptasi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dimana faktor internal memiliki pengaruh yang besar terhadap kesuksesan dalam penyesuaian diri di lingkungan. Seperti pernyataan yang berasal dari informan “DS”, ia mengatakan kalau para senior yang mengajak serta untuk masuk dan menjadi anggota salah satu ormek di kampus. Disini senior yang dimaksudkan adalah orang yang lebih berpengalaman dan berasal dari jurusan sama sepertinya. Senior adalah salah satu faktor internal yang memberi pengaruh besar terhadap proses penyesuaian diri. Jika yang dilakukan oleh kakak angkatan atau orang yang lebih berpengalaman tersebut adalah kegiatan-kegiatan yang positif dan dapat mengeksplor jurusan
3|P ag e
maka setidaknya sebagian besar mahasiswa dan civitas akademika di lingkungan kampus akan lebih banyak mengetahui tentang jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu Bagaimana gambaran umum mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan beradaptasi sosial di lingkungan kampus ?
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang sifatnya deskriptif. Analisa deskriptif disini dengan menggambarkan bagaimana permasalahan yang dikaji oleh peneliti mengenai adaptasi sosial atau penyesuaian diri mahasiswa. Populasi pada penelitian ini ialah mahasiswa aktif Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga. Hal ini dikarenakan sesuai dengan permasalahan yang diangkat mengenai Adaptasi Sosial Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan, sehingga mereka akan berperan aktif dalam menjawab permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan berada dalam satu naungan dengan jurusan-jurusan lain di satu fakultas. Banyak kegiatan yang mereka lakukan dimulai dari BEM, Kegiatan Intra maupun Ekstra Kampus. Proses adaptasi sosial akan berlangsung ketika adanya pihak lain yang berinteraksi dalam satu naungan sehingga menimbulkan proses-proses penyesuaian diri didalamnya. Lokasi penelitian di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga. Hasil pengumpulan data diketahui bahwa jumlah populasi keseluruhan dalam penelitian ini yaitu : Tabel 1.1 Jumlah Populasi Penelitian Angkatan
Jumlah Mahasiswa Reguler
Transfer
2011
72
16
2012
70
6
2013
101
13
2014
112
14
2015
114
27
Total
469
76
Total Keseluruhan
545
Sumber : data sekunder diolah 4|P ag e
Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perhitungan rumus Yamane (Bungin, 2005). Berikut adalah rumusan perhitungannya : N n= N(d)2 + 1 545 n= 545(0,1)2 + 1
n = 84,49 dibulatkan menjadi 100 Hasil Penelitian dan Pembahasan Pembahasan terhadap data hasil penelitian dilakukan analisa pada beberapa bagian yaitu, menggambarkan adaptasi sosial mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan di Lingkungan Kampus-FISIP. Analisa berikutnya dengan melihat aspek dan faktor yang mungkin memiliki pengaruh terhadap cara mahasiswa beradaptasi sosial.
Adaptasi Sosial atau Adjustment (Penyesuaian Diri dengan Lingkungan Sosial dalam Ilmu Psikologi) Proses penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial menurut Schneiders (1964) ada dalam beberapa langkah efektif, diantaranya : persepsi yang akurat terhadap realitas, kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan stres, citra diri yang positif, kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya, dan hubungan antar pribadi yang baik. Menurut Habber dan Runyon (1984) karakteristik penyesuaian diri dianggap baik apabila ia mampu untuk mepersepsikan dirinya sesuai dengan realitas. Realitas disini adalah kenyataan tentang bagaimana jurusan IIP digambarkan dengan berbagai pendapat maupun pandangan dari banyak kalangan (masyarakat maupun mahasiswa). Berdasarkan temuan data di lapangan menunjukkan bahwa pengungkapan perasaan dari dalam diri mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan pada dasarnya merasa senang menempuh kuliah di jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan dengan prosentase 87%, sedangkan 7% yang merasa tidak senang. Pengungkapan perasaan senang terhadap jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan tersebut juga disertai dengan berbagai macam pendapat dimana salah satunya ialah mereka mengatakan bahwa jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan merupakan jurusan yang mempelajari banyak bidang keilmuan atau disebut multidisipliner dengan prosentase 59%. Mahasiswa yang memilih tidak senang menempuh kuliah di jurusan Ilmu Informasi dan 5|P ag e
Perpustakaan disebabkan dari beberapa faktor salah satunya ialah pilihan orang tua, sehingga pada akhirnya menimbulkan rasa kurang berkenan atau kurang yakin terhadap jurusan IIP. Pada dasarnya penjelasan mengenai perasaan senang serta pendapat mahasiswa setelah masuk di jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan sesuai dengan kenyataan bahwa sebagaimana mestinya perasaan senang menggambarkan ungkapan yang memang harus diakui karena jurusan IIP lah yang nantinya akan membawa mereka menuju masa depan yang lebih baik. Proses adaptasi sosial atau penyesuaian diri yang efektif juga dapat dilihat dari bagaimana kemampuan mahasiswa untuk mengatasi kecemasan dan stres terkait dengan realita jurusan yng ditempuhnya. Berdasarkan temuan data bahwa penilaian masyarakat terhadap jurusannya, sebagaimana mestinya mahasiswa pun memiliki cara-cara dalam menyikapi realita yang terjadi pada jurusannya, dimana ketika mereka sudah masuk di jurusan IIP sebagian besar dari mereka berusaha untuk tetap percaya diri dan mengikuti alur kuliah seperti jurusan-jurusan lainnya dengan prosentase 63%, selain itu sebesar 51% dari mahasiswa tidak akan tinggal diam dan berusaha untuk mengeksplor jurusan mereka dengan mencoba berbaur bersama teman-teman yang berbeda jurusan dalam lingkup fakultas dan meningkat pada lingkup universitas dimana mereka menunjukkan bahwa dari segi kualitas mahasiswa IIP pun mampu bersaing dan berbaur dengan mahasiswa program studi lain di berbagai bidang. Sesuai dengan Habber dan Runyon (1984) dimana dalam hal mengatasi realitas terhadap jurusan yang sedang ditempuh, individu mentoleransi hambatan-hambatan yang ada dengan tetap percaya diri serta membaur dengan mengikuti berbagai kegiatan. Kemampuan mengatasi kecemasan dan stres pada poin di atas memiliki hubungan keterkaitan dengan indikator citra diri positif. Citra diri positif adalah anggapan atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri yang bersifat positif. Dalam citra diri yang positif, individu rmampu mengenali kelemahan maupun kelebihan yang ada pada dirinya. Penyesuaian diri yang efektif juga dilihat dari antar pribadi yang baik dimana mereka memiliki kompetensi menjalin hubungan dengan orang lain dan mampu untuk mencapai kadar keintiman yang layak dalam hubungan sosial. Dalam hal ini, indikator yang menggambarkan hubungan antarpribai yang baik antara mahasiswa IIP dengan orang lain dapat dilihat dari kepemilikan teman. Kepemilikan teman dapat diartikan bahwa mahasiswa IIP memiliki kompetensi menjalin hubungan dengan orang lain. Kepemilikan teman tersebut dapat berasal dari teman dalam satu jurusan maupun dengan jurusan lain. Berdasarkan temuan data di lapangan, dimana rata-rata mereka memiliki teman lebih dari 10 orang dengan prosentase 78%, ke-10 orang teman tersebut meliputi adik tingkat, teman seangkatan, dan 6|P ag e
kakak tingkat yang tergolong akrab atau teman dekat. Selanjutnya, seseorang yang memiliki hubungan antarpribadi yang baik dalam kualitas pertemanannya, akan cenderung untuk berkumpul atau menjaga kadar keintiman dalam hubungan sosialnya agar dapat menyesuaikan diri dengan baik. Pemilihan penggolongan untuk sering berkumpul dengan teman akrab pada mahasiswa IIP cenderung memilih untuk lebih sering berkumpul dengan teman sejurusan daripada dengan yang berbeda jurusan dengan prosentasenya sebesar 59%. Diketahui bahwa kecenderungan memilih untuk lebih sering berkumpul dengan teman sejurusan dikarenakan memiliki jadwal waktu luang yang sama dan jadwal kuliah pun juga sama sehingga mudah dalam koordinasi jika dibandingkan ketika ingin berkumpul dengan teman yang berbeda jurusan. Hubungan antarpribadi yang baik juga dapat dijelaskan dalam berbagai kegiatan yang diikuti oleh mahasiwa Ilmu Informasi dan Perpustakaan, yang merupakan bentuk ekspresi diri dengan menyalurkan segala yang dimiliki dalam bentuk kegiatan. Kegiatan yang diikuti mahasiswa IIP baik dalam tingkat jurusan hingga universitas rata-rata lebih menyukai untuk mengikuti kegiatan HIMA atau Himpunan Mahasiswa Jurusan dengan prosentase 29%. Alasan lebih menyukai kegiatan di HIMA mereka adalah rasa nyaman karena yang tergabung hanyalah teman-teman mereka sendiri dalam satu jurusan sehingga memudahkan dalam berkomunikasi.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri atau Adaptasi Sosial Dalam sub bab aspek penyesuaian diri atau adaptasi sosial ini, sesuai dengan temuan data pada penelitian dimana terdapat salah satu aspek yang sesuai yaitu partisipasi. Partisipasi adalah melibatkan diri dalam berelasi dengan individu lain. Jika dilihat dari pengertiannya, pada indikator penyesuaian diri secara efektif juga dibahas mengenai hubungan antarpribadi yang baik, sehingga kedua indikator tersebut saling berhubungan. Berdasarkan temuan data, jumlah mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi baik dalam tingkat jurusan, fakultas hingga universitas dengan prosentase 53%, sedangkan yang tidak mengikuti organisasi dengan prosentase 47%. Data mengenai keaktifan mahasiswa IIP dalam berorganisasi dilihat berdasarkan pendapat Schneider bahwa bentuk penyesuaian akan dikatakan baik apabila individu tersebut mampu menciptakan relasi yang sehat dengan orang lain, mengembangkan persahabatan, berperan aktif dalam kegiatan sosial, serta menghargai nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Kegiatan yang diikuti mahasiswa IIP dengan jumlah 100 responden tersebar di berbagai jenis organisasi baik dalam tingkat jurusan hingga universitas, diantaranya BEM 15%, UKM 24%, HIMA 29%, Kepanitiaan 22% dan berbagai UKM fakultas 8%. Terlihat bahwa pada dasarnya mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan sudah melibatkan diri 7|P ag e
dalam berelasi dengan mengikuti berbagai jenis bentuk kegiatan dalam organisasi kampus. Tetapi rata-rata dari hasil temuan data jelas diketahui bahwa mahasiswa IIP lebih cenderung menyukai organisasi Himpunan Mahasiswa dikarenakan beberapa faktor yang salah satunya adalah rasa nyaman karena anggota HIMA sendiri hanya meliputi teman-teman dari jurusan mereka
Faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Diri atau Adaptasi Sosial Proses penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial atau penyesuaian sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : kondisi fisik, kepribadian, faktor psikologis, lingkungan dan faktor kebudayaan. Berdasarkan temuan data, bagi mahasiswa IIP sendiri kondisi fisik (hereditas, sistem utama tubuh dan kesehatan fisik) tidak menjadikan alasan untuk aktif dalam berorganisasi, tetapi faktor lain yang memang membuat beberapa mahasiswa tidak mengikuti kegiatan berorganisasi dikarenakan dari dalam diri mereka tidak menyukai kegiatan berorganisasi pada jurusan, fakultas hingga universitas. Selain itu, faktor rasa malas adalah yang menjadi penghalang bagi mereka untuk tidak mengikuti berbagai kegiatan di luar perkuliahan. Penyesuaian diri yang meliputi kegiatan interaksi sesama makhluk sosial juga dapat dipengaruhi dari bagaimana kepribadian dari inidividu masing-masing. Sesuai dengan kenyataan di lapangan dimana mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan tergolong orang yang tepat waktu, antusias dan lain sebagainya, kegiatan penyesuaian diri dalam dunia organisasi pada dasarnya dibutuhkan orang-orang yang memiliki kepribadian seperti yang dijelaskan sebelumnya, seperti kepribadian mahasiswa IIP. Faktor selanjutnya yaitu bagi mahasiswa IIP sendiri, ada atau tidaknya pengalaman individu dalam kegiatan organisasi tidak juga sebagai patokan untuk dapat turut serta aktif beroganisasi. Pengalamanpengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa IIP sebagian besar sekedar kepanitiaannya saja dimana kepanitiaan ini terbentuk dari mahasiswa tambahan (selain yang mengikuti organisasi). Kepanitiaan ini sifatnya tidak harus menjadi anggota dari salah satu organisasi yang ada di lingkup kampus. Selanjutnya dari faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan keluarga, kampus, dan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut sesuai dengan data di lapangan dimana yang pertama pada lingkungan keluarga pada dasarnya sebagian besar tipe keluarga dari mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan termasuk orang-orang yang memberikan tipe pendidikan kemandirian terhadap anaknya. Kemandirian tersebut bertujuan agar anak dapat terlatih serta berusaha menyesuaikan diri mereka sendiri terhadap lingkungan di luar. Selanjutnya, lingkungan kampus tempat mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan 8|P ag e
bersosialisasi dengan individu-individu baru juga mendukung untuk mereka dapat beradaptasi sosial, dimana adaptasi sosial atau penyesuaian diri dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh kampus baik itu UKM, BEM, Seminar, dll. Kemudian jika dilihat dari lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal masing-masing mahasiswa IIP juga mendukung sebagaimana lingkungan tersebut memberikan berbagai bentuk masyarakat yang aktif dan juga berpendidikan tinggi.
Kesimpulan Penyesuaian diri dengan lingkungan sosial atau disebut dengan penyesuaian sosial secara efektif dapat dilakukan dengan : persepsi yang akurat terhadap realitas, kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan stres, citra diri yang positif, kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya, dan hubungan antar pribadi yang baik. Kesimpulannya bahwa mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan pada dasarnya dapat melakukan adaptasi sosial terhadap lingkungan mereka dengan baik. Mahasiswa IIP cenderung lebih menyukai dan merasa nyaman berada dalam lingkup kecil atau lingkup jurusan bagi mereka untuk bersosialisasi, berorganisasi, berinteraksi daripada berusaha untuk dominan berada di luar lingkup jurusan. Sebagian besar dari mereka sesuai dengan poin persepsi yang kuat terhadap realitas dimana mahasiswa IIP pada dasarnya senang menempuh kuliah di Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Terdapat berbagai alasan dimana salah satunya adalah mata kuliah di jurusan IIP ini adalah multidisipliner atau mempelajari banyak bidang keilmuan. Tetapi beberapa mahasiswa juga merasa tidak senang menempuh kuliah di jurusan IIP ini dikarenakan beberapa hal diantaranya merupakan saran dari orang tua, pilihan jurusan IIP adalah bukan pilihan yang sesungguhnya karena mereka tidak diterima di jurusan yang diminati sehingga ketika masuk di jurusan IIP ini diterima dan dijalani saja, alasan selanjutnya dari segi pekerjaan yang kurang bergengsi karena profesinya masih kurang mendapatkan apresiasi di masyakat sehingga membuat mahasiswa IIP juga merasa kurang berkenan. Tetapi dari segi kualitas, mahasiswa berpendapat bahwa kualitas jurusan IIP sama bagusnya dengan jurusan lain di lingkup FISIP. Dalam beradaptasi sosial pastinya kita sebagai individu akan mengalami berbagai hal yang muncul. Mahasiswa IIP sendiri berusaha percaya diri serta membaur dengan teman-teman lain baik dalam fakultas maupun tingkat yang lebih luas di universitasnya. Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan jumlah teman baik teman akrab maupun tidak dengan jangkauan dari teman sejurusan, beda jurusan, adik tingkat kakak tingkat dan teman sebaya. Kecenderungan dalam penelitian bahwa jumlah teman akrab mereka berasal dari lingkungan teman sejurusan. 9|P ag e
Penyesuaian diri mereka tergolong baik dimana penyesuaian diri yang baik adalah yang mampu membangun relasi dengan orang lain, selain itu mereka juga lebih menyukai untuk berkumpul dengan teman sejurusan dikarenakan beberapa hal salah satunya adalah faktor mudahnya komunikasi dan koordinasi jika ingin berkumpul dengan teman sejurusan daripada yang berbeda jurusannya, kemudian mampu untuk berelasi dalam kegiatan sosial. Mahasiswa IIP sebagian besar banyak mengikuti kegiatan organisasi tetapi sebagian besar dari mereka memang lebih nyaman untuk berorganisasi hanya di lingkup Himpunan Mahasiswa jurusan. Dalam beradaptasi tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kita untuk melangsungkan proses adaptasi tersebut. Faktor yang berpengaruh pada proses adaptasi atau penyesuaian diri berasal dari internal dan eksternal. Untuk kondisi fisik sendiri bagi mahasiswa IIP dalam menyesuaikan diri tidak berpengaruh atau menghambat mereka untuk beradaptasi. Fenomena kurangnya minat aktif mahasiswa IIP berasal dari faktor lain diantaranya : malas karena rumah jauh dan tidak menyukai kegiatan organisasi sejak dulu. Selanjutnya ketika berinteraksi dengan orang lain baik dalam suatu naungan tertentu maupun tidak, mahasiswa IIP berpendapat bahwa interaksi yang dilakukan ketika ingin mengiuti suatu kegiatan baru atau organisasi dalam lingkup jurusan, fakultas hingga universitas tidak diharuskan memiliki pengalaman sebelumnya, sehingga seharusnya dengan begitu mahasiswa IIP dapat berproses lebih luas dalam suatu kegiatan di lingkup kampus mereka sendiri. Berdasarkan pembahasan di BAB IV bahwa sebenarnya mahasiswa IIP cenderung mengikuti kegiatan organisasi pada kepanitiaan di acara-acara tertentu dan bukan termasuk dalam anggota organisasinya. Ikut serta dalam kepanitiaan tidak lebih berat tugasnya dibandingkan harus masuk dalam suatu kegiatan atau organisasi yang memiliki target pencapaian tertentu. Hal tersebut menjadi salah satu alasan atau faktor dimana sebagian besar mahasiswa IIP cenderung tidak menginginkan bereksplor lebih luas di berbagai kegiatan atau organisasi lain. Fakta tersebut memiliki hubungan dengan poin determinasi diri atau penyesuaian diri yang paling penting adalah individu tersebut. Mahasiswa IIP sebenarnya tergolong aktif dalam dunia perkuliahan saja tetapi masih kurang jika aktif dalam dunia organisasi yang lebih luas. Aktif pada jam perkuliahan belum tentu membuat mereka mau untuk berorganisasi. Mereka cenderung lebih memilih untuk mengikuti Himpunan Mahasiswa dengan alasan lebih nyaman dan kita ketahui bahwa Himpunan Mahasiswa adalah organisasi lingkup kecil yang beranggotakan mahasiswa jurusan itu sendiri.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal Haber, A. & Runyon, R.P. (1984). Psychology of Adjustment. Illinois: Dorrsey Press. Hermawan, Daniel. 2010. KOMPAS (Komunitas Pembaca Setia): Peran Masyarakat sebagai Agent of Change dalam Pengembangan Perpustakaan. Majalah Visi Pustaka Vol. 12 No.3. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Tersedia di http://perpusnas.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=145 diakses pada tanggal 15 Februari 2016
Nurfuadah, Rifa Nadia. 2012. Ilmu Perpustakaan Tak Hanya Mencetak Pustakawan. Jakarta: okezone.com. Tersedia di http://news.okezone.com/read/2012/01/19/373/559717/ilmuperpustakaan-tak-hanya-mencetak-pustakawan diakses pada tanggal 15 Februari 2016 Sabah, Kartika Sari Nur Laila Agustina. 2013. Konstruksi Sosial Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP) Universitas Airlangga terhadap Program Studi IIP serta Prospek Lulusannya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FISIP Universitas Airlangga Schneider, A.A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Reinhart & Winston Inc.
Wawancara DS. Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan – Universitas Airlangga (Wawancara dilaksanakan Sabtu, 10 Oktober 2015)
11 | P a g e