Acuan Pusat Sumber Belajar Pendahuluan latar belakang / maksud dan tujuan
Konsep Dasar Pusat Sumber Belajar Pengertian / landasan filosofi / landasan hukum / ruang lingkup / model kemitraan fungsi dan tugas pusat jaringan psb
Tujuan, Strategi, dan Sasaran Pusat Sumber Belajar tujuan / strategi / sasaran / kebutuhan sumber daya untuk pengelola psb langkah-langkah kegiatan
Penutup penutup
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN
A.
kembali ke atas
LATAR BELAKANG
Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 sangat ditentukan oleh mutu tenaga kesehatan dalam peranannya sebagai pemikir, perencana
dan pelaksana roda pembangunan kesehatan. Sementara itu dengan adanya perkembangan IPTEK di berbagai bidang berdampak pada meningkatnya kompleksitas masalah kesehatan. Masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu diperlukan tenaga kesehatan yang handal yang dapat mengikuti perkembangan IPTEK untuk memberi pelayanan kesehatan secara prima. Salah satu kegiatan yang berperan terhadap pengembangan dan peningkatan mutu tenaga / SDM Kesehatan, adalah melalui Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat ). Ada dua hal pokok yang perlu segera diantisipasi dalam upaya peningkatan mutu SDM Kesehatan melalui diklat adalah : Pertama perubahan paradigma di bidang diklat yang berkembang khususnya perubahan orientasi diklat, dari trainer oriented menjadi learner oriented, hal ini tentunya menuntut adanya perubahan kebijakan, pola pikir dan pelayanan diklat.Kedua cepatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang informasi dan komunikasi berpengaruh langsung terhadap perkembangan teknologi pendidikan. Namun cepatnya perkembangan IPTEK tersebut belum semuanya dapat diikuti oleh Institusi Diklat untuk pelaksanaan proses Diklat. Hal ini karena keterbatasan sumber dana untuk memenuhi sumber belajar ( Pengajar, bahan belajar dan Sarana Belajar ) yang sesuai dengan tumtutan kebutuhan hasil Diklat dan perkembangan IPTEK di bidang Kesehatan. Meskipun telah dilakukan peningkatan dalam berbagai upaya pendidikan dan pelatihan yang dilakukan, disadari bahwa mutu lulusan yang dihasilkan baik penguasaan ilmu dan ketrampilan maupun kesesuaian dengan tugas dan fungsinya masih merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian seksama dari pengambil kebijakan dan pelaksana kegiatan diklat pelaku atau unsur yang terkait. Permasalahan yang dihadapi oleh institusi diklat di antaranya adalah karena (1) dirasakan adanya ketidakpuasan pengguna atas lulusan diklat karena belum sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan, (2) belum adanya bentuk kerjasama antar institusi yang bergerak dalam bidang diklat untuk mengoptimalkan strategi pembelajaran dan penggunaan sumber belajar, dan (3) belum ada mekanisme teknologi informasi tentang sumber belajar diklat dan cara mengakses informasi tersebut. Dalam rangka peningkatan efektivitas proses belajar dan didukung dengan sumber belajar yang memadai, baik dalam pengertian tools technology maupun system technology. Untuk itu diperlukan upaya nyata yang efektif dan efisien dalam penggunaan sumber belajar, karena investasi sumber belajar sangat mahal. Adanya Pusat Sumber Belajar (Learning Resources Center) yang memiliki sumber belajar yang memadai dan mudah diakses baik oleh institusi penyelenggara diklat maupun tenaga kesehatan secara individual mengorganisasikan suatu PSB merupakan pilihan yang sangat strategis dalam pengertian efektif dan efisien.
B.
MAKSUD DAN TUJUAN kembali ke atas
Buku ini dimaksudkan sebagai rumusan konsep, yang mencakup pengertian, ruang lingkup, strategi, langkah-langkah dan kegiatan pengembangan Pusat Sumber belajar pada Pusdiklat Kesehatan serta institusi diklat lainnya yang dapat digunakan sebagai pedoman. Adapun tujuan penyusunan buku ini adalah agar ada kesamaan pemahaman mengenai PSB, dan sebagai acuan dalam menyelenggarakan serta mengembangkan PSB baik di Pusat maupun didaerah.
KONSEP DASAR
kembali ke atas
PUSAT SUMBER BELAJAR
A.
PENGERTIAN
Pusat Sumber Belajar/Learning Resources Center (PSB/LRC) dapat diartikan sebagai pusat jaringan pelayanan informasi sumber belajar yang dikelola dengan prinsip kemitraan baik yang berupa informasi sumberdaya manusia, sumberdaya bahan belajar dan sumberdaya alat bantu pembelajaran. Sumber belajar adalah input instrumental dalam sistem pembelajaran meliputi sumberdaya manusia (brainware) yaitu narasumber, fasilitator, instruktur, dan Widyaiswara; bahan belajar (software) seperti: kurikulum, modul, textbook, bahan bacaan/ reference, literatur/ kepustakaan dan metodologi pelatihan (klasikal/ in Class, diklat jarak jauh, kalakarya); sarana dan prasarana (hardware) seperti: perpustakaan, ruang belajar, laboratorium, dan peralatan (antara lain: perangkat keras dan perangkat lunak) yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan efektivitas dan efisien proses belajar. Dengan kata lain secara sederhana yang dimaksudkan Sumber belajar adalah terdiri dari orang, pesan, media (bahan dan alat),teknik dan lingkungan. Sedangkan Pusat Sumber Belajar adalah tempat dimana Sumber Belajar dikumpulkan, diorganisir dan dimanfaatkan untuk belajar. Kemitraan adalah merupakan kerja sama yang memperhatikan kesetaraan, keterbukaan, saling menghargai, dan adanya persamaan kepentingannya. Kerjasama kemitraan ini dilakukan antara institusi pendidikan dan pelatihan, institusi pendidikan kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, organisasi profesi kependidikan kesehatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lain yang bergerak di bidang kesehatan maupun kediklatan.
B.
LANDASAN FILOSOFI
kembali ke atas Pada hakekatnya manusia adalah mahluk sosial yang butuh berkomunikasi dengan orang lain, sehingga terjadi interaksi dengan orang lain dalam usahanya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupannya. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut manusia mengembangkan pola komunikasi untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan sosialnya. Epistimologi kefilsafatan menunjukkan bahwa adanya prinsip-prinsip jaringan kemitraan telah melandasi pola komunikasi dalam kehidupan manusia semenjak dahulu kala seperti jaringan korespondensi, jaringan telekomunikasi dan jaringan internet. Aksiologis kefilsafatan menunjukkan besarnya manfaat yang dapat dipetik dalam proses komunikasi antar individu manusia dalam berbagai bentuk dan menggunakan berbagai media komunikasi yang dimilikinya. Proses pembelajaran diklat pada prinsipnya adalah proses komunikasi dalam penyampaian bahan belajar kepada peserta diklat. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengorganisasian berbagai komponen sistem komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Demikian halnya jaringan kemitraan Pusat Sumber Belajar juga berperan penting dalam proses pembelajaran.
C.
LANDASAN HUKUM kembali
ke atas ¨
Undang undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
¨
Undang-undang Nomer 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
¨
Undang-undang Nomer 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
¨
Undang-undang nomor 8 Tahun 2000 tentang Hak-Hak Konsumen
¨
Peraturan Pemerintah Nomer 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
¨ Keputusan Presiden Nomer 61 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen. ¨
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 130
Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen.
D.
RUANG LINGKUP
kembali ke atas
Ruang lingkup Pusat Sumber Belajar yang akan dikembangkan adalah bermacam-macam pelayanan bagi pebelajar (learner) meliputi : 1.
Learning Resources.
Yaitu merupakan segala sumber belajar bagi pebelajar yang berminat belajar sendiri atau belajar jarak jauh, yang dilakukan secara elektronik ( telelearning/digital library) 2.
Skill Exchanges.
Yaitu pertukaran keterampilan yang terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengalaman para pakar, dan memberikan pelayanan pembimbingan bagi yang membutuhkannya. 3.
Peer-Matching.
Merupakan jaringan komunikasi yang memungkinkan pebelajar dapat menemui kawan belajar untuk menjawab masalah yang dipelajarinya. 4.
Reference Services to Educator-at-Large.
Merupakan pelayanan rujukan bagi seluruh fasilitator secara luas, yaitu dengan memberikan alamat serta uraian tentang para profesional/pakarl dan setengah profesional/pakar, dan fasilitator yang tidak terikat. 5.
Learners Network.
Merupakan suatu jaringan bagi mereka yang belajar/pebelajar, sebagai tempat pertemuan dari para anggota masyarakat pebelajar. Jaringan ini akan memfasilitasi pengetahuan atau keahlian lokal dalam membentuk dan membangun peluang-peluang belajar. 6.
Learners Problem Solving Network.
Jaringan penyelesaian masalah peserta belajar suatu kelompok diskusi unituk memecahkan masalah-masalah masyarakat setempat dalam mengembangkan jaringan belajar setempat. 7.
The Opportunities Portfolio.
Dilakukannya pemutahiran dokumen elektronik dan diterbitkan (dicetak), paling sedikit setahun sekali sehingga dapat mengidentifikasi peluang belajar setempat dan sumber belajar yang ada agar mereka dapat berbuat dengan sumber yang ada. Fokusnya pada idea, hal yang istimewa, proyek, pelayanan yang inovatif, dan pendekatan alternatif. Bila dilihat dari sistem pembelajaran dalam proses diklat, ruang lingkup Pusat Sumber Belajar dapat digambarkan dalam matriks sebagai berikut:
Sumber belajar SDM Bahan belajar Metode & teknologi belajar Sarana prasarana
Manual [ [ [ [
Elektronik [ [ [ [
Lain [ [ [ [
1. Mengembangkan Sumber Belajar yang berbasis printing material (manual), seperti daftar tenaga ahli, daftar katalog, buku-buku panduan dan buku acuan. 2. Mengembangkan Sumber Belajar yang berbasis elektronika, antara lain : mengembangkan jaringan kerja dengan komputer (Internet, Intranet) untuk Computer Assistence Learning/ Computer Assistence Instructur, CD ROM untuk Computer Base Learning/ Computer Base Instructur , dan dengan homepages untuk tenaga ahli, abstrak buku, hasil penelitian diklat dan virtual library. 3. Mengembangkan Sumber Belajar lain, yaitu dengan menggunakan bahan belajar dari lingkungan pebelajar (learner) , antara lain phenomena alam, obyek kesehatan, dll.
E. MODEL KEMITRAAN kembali ke atas Dalam pengembangan jaringan Pusat Sumber Belajar digunakan konsep model kemitraan diantara berbagai institusi Sistem Pusat Sumber Belajar yang memiliki satu atau beberapa komponen sumber belajar. Gambaran sederhana model Pusat Sumber Belajar adalah sebagai berikut:
Komponen-komponen Intitusi yang terkait tersebut terdiri dari : 1.
Instansi pembina Teknis Kesehatan Pusat.
2.
Institusi-institusi pendidikan dan pelatihan (diklat),antara lain:
a.
Pusdiklat, Bapelkes, LAN, Pustekkom
b. Institusi-institusi pendidikan, terdiri dari : Perguruan Tinggi Negeri dan swasta; Akademi Negeri dan swasta serta Sekolah Kejuruan Kesehatan (Perawat, Farmasi, Perawat Gigi, analis Kesehatan dan lain-lain). 3.
Institusi Kesehatan
a.
Institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta ( Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik).
b.
Unit Pelaksana Teknis Departemen Kesehatan
4.
Istitusi Administrasi dan Manajemen seperti: LAN, Depnaker, Lembaga manajemen terapan.
5.
Organisasi profesi, terdiri dari:
a.
IDI, PPNI, IBI, PERSAGI, HAKLI, POGI dan lainnya.
b.
IPTPI, PS ANRI, IDLN dan lainnya.
6. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) termasuk masyarakat, terdiri dari peserta Diklat, masyarakat pengguna diklat dan pengguna pelayanan kesehatan.
Komponen Sumber Belajar dari Institusi yang tergabung dalam Jaringan PSB antara lain : 1.
Informasi keahlian/kepakaran (tenaga pelatih/ widyaiswara).
2. Informasi Bahan ajar (Learning material) antara lain berupa Buku Kepustakaan, Kurikulum, Modul baik printed, electronik, dan interactive. 3. Informasi Sarana Belajar antara lain : Kelas, Laboratorium Kelas, Laboratorium Lapangan, alat bantu diklat berupa : AVA, model, dll. 4.
Informasi kegiatan diklat antara lain: jurnal diklat kesehatan, kerjasama, donor, dll.
Untuk kemudahan operasionalisasi PSB, perlu ada institusi yang berperan sebagai Pusat Jaringan PSB. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Untuk tingkat Pusat, sebagai Pusat Jaringan PSB adalah Pusdiklat Kesehatan, sebagai anggota Jaringan PSB adalah Institusi / Organisasi Profesi / LSM yang tergabung dalam Jaringan PSB. Disetiap PSB ada yang diserahi tanggung jawab mengelola (Pengelola PSB). Di daerah, sebagai Pusat Jaringan dapat ditunjuk Institusi Diklat yang ada, berdasarkan kesepakatan. Dengan demikian untuk terwujudnya Jaringan Pusat Sumber Belajar tidak diperlukan pembangunan gedung baru.
F. FUNGSI DAN TUGAS PUSAT JARINGAN PSB kembali ke atas 1.
FUNGSI
Pusdiklat Kesehatan sebagai Pusat Jaringan Pusat Sumber Belajar, mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Fungsi Penyediaan Informasi
b.
Fungsi Pelayanan Informasi Sumber Belajar
c.
Fungsi Pengembangan
d.
Fungsi Produksi dan Pemasaran
e.
Fungsi Koordinasi
2.
TUGAS
Untuk menjalankan fungsi tersebut maka Pusat Jaringan Pusat Sumber Belajar mempunyai tugas : a.
Fungsi Penyediaan Informasi dengan tugas :
1). Menginventarisasi informasi Sumber Belajar dari berbagai sumber ( PSB dan lain-lainnya ). 2). Membuat Data Base. 3). Up dating secara periodik. b.
Fungsi Pelayanan Informasi Sumber Belajar dengan tugas :
1). Mensosialisasikan adanya jaringan PSB kepada User. 2). Memberikan informasi Sumber Belajar sesuai kebutuhan User. 3). Memberikan konsultasi pengembangan Sumber Belajar. c.
Fungsi Pengembangan dengan tugas :
1). Mendisain Diklat sesuai kebutuhan User. 2). Mengembangkan SDM Pusat Sumber Belajar melalui Diklat. 3). Memperluas jaringan lintas sektor. d.
Fungsi Produksi dan Pemasaran dengan tugas :
1). Memproduksi/ menghasilakan bahan ajar dalam berbagai bentuk media ( cetak, elektronik, interaktif, dll. ) 2). Memasarkan produk dan jasa PSB. e.
Fungsi Koordinasi dengan tugas :
¨
Meningkatkan kerjasama antar PSB melalui pertemuan-pertemuan ( Seminar, Lokakarya, dll ).
TUJUAN, STRATEGI DAN
kembali ke atas
SASARAN PUSAT SUMBER BELAJAR
A.
TUJUAN
1. TUJUAN JANGKA PANJANG Menciptakan Pusat Jaringan PSB menjadi pusat layanan jaringan informasi berbagai sumber belajar diklat kesehatan yang dapat diandalkan. 2.
TUJUAN JANGKA PENDEK
Membantu pengguna atau peserta diklat dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan baik brainware, software maupun hardware agar diperoleh proses belajar yang efektif baik melalui institusi dalam jaringan maupun langsung secara individual atau kelompok.
B. STRATEGI kembali ke atas Strategi yang ditetapkan dalam pelaksanaan pengembangan Pusat Sumber Belajar meliputi strategi pengembangan jaringan dan strategi pengembangan kapasitas Pusat Sumber Belajar yang dikelompokkan sebagai berikut: 1. Strategi Pengembangan Jaringan PSB yaitu : a.
Kemitraan
b.
Orientasi Pasar
c.
Pelayanan Prima
2. a.
Strategi Pengembangan Kapasitas Pusat Sumber Belajar yaitu meliputi : Pengembangan SDM pengelola PSB (Brainware).
b. Pengembangan substansi (content), antara lain : informasi narasumber/ kepakaran, bahan belajar (buku kepustakaan, kurikulum dan modul) dan Sarana Diklat serta alat bantu belajar.
c.
Pengembangan Hardware dan Software kebutuhan pelaksanaan Jaringan PSB.
Dalam Pengembangan Kapasitas Pusat Sumber Belajar ini perlu mengikuti perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan pasar.
C. SASARAN kembali ke atas Sasaran dalam pengembangan Pusat Sumber Belajar Diklat Kesehatan adalah dihasilkannya : 1.
Kesepakatan Kosep PSB.
2.
Pengorganisasian PSB.
3.
Informasi Sumber Belajar.
4.
Model Data base jaringan PSB
5.
Sumberdaya tenaga (brainware) sesuai dengan kebutuhan pengembangan jaringan.
6. Hardware dan software yang dibutuhkan dalam pengembangan jaringan sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. 7.
Pemanfaatan, evaluasi dan pengembangan PSB.
D. KEBUTUHAN SUMBER DAYA UNTUK PENGELOLAAN PSB. kembali ke atas 1.
Sumber Daya Manusia (Brain ware): a. Pengelola /Koordinator PSB
· Dibutuhkan minimal 5 orang tenaga pengelola dengan kriteria tenaga yang menyenangi bekerja dengan komputer, dengan spesialisasi sebagai berikut : 1). Seorang tenaga perancang dengan pendidikan minimal S1 Kesehatan dan telah mengikuti pelatihan disain system.
2). Seorang tenaga programmer dengan pendidikan minimal D3 kesehatan/Komputer dan telah mengikuti pelatihan tentang Pengembangan WEB. 3). Seorang tenaga disain grafis (D3) 4). Seorang tenaga pengelola jaringan (internet, LAN) 5). Seorang Operator komputer dengan pendidikan minimal SLTA dan telah mengikuti pelatihan tentang dasar-dasar komputer dan pengelolaan PSB. b.
Anggota PSB
· Dibutuhkan minimal 4 orang tenaga pengelola dengan kriteria tenaga yang menyenangi bekerja dengan komputer, dengan spesialisasi sebagai berikut : 1). Seorang tenaga programmer dengan pendidikan minimal D3 kesehatan/Komputer dan telah mengikuti pelatihan tentang Pengembangan WEB. 2). Seorang tenaga disain grafis (D3) 3). Seorang tenaga pengelola jaringan (internet, LAN) 4). Seorang Operator komputer dengan pendidikan minimal SLTA dan telah mengikuti pelatihan tentang dasar-dasar komputer dan pengelolaan PSB. 2.
Perangkat Keras (Hard ware):
·
Jaringan Komputer ( LAN , WAN).
·
Komputer server
·
Komputer work station untuk pengembangan & pemeliharaan web
·
Komputer work station untuk electronic library
·
Komputer work station untuk pengembangan Sistem Informasi Diklat
·
Digital Camera
·
Digital Video Camera
·
CD writer
·
Scanner
·
Printer
3.
Perangkat Lunak (Soft ware)
·
Program Aplikasi untuk Pengembangan Web (Front Page, HTML, Java Script, dll)
·
Personal Web Server
·
Situs web PSB
·
Program Aplikasi untuk Disain Grafis (Photoshop, Corel Draw, Microsoft Image Composer, dll)
·
Program Aplikasi untuk Animasi mulitimedia (GIF Animator, Photoshop Animator, 3DFX, 3D Kinetik, dll)
·
Windows NT, Linux, dll
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
kembali ke atas
Dalam rangka pengembangan PSB perlu disusun langkah-Langkah kegiatan pengembangan yang mengacu pada strategi dan sasaran PSB. Secara rinci langkah-langkah kegiatan pengembangan PSB adalah sbb.: 1.
Tahun Pertama
a.
Menyusun konsep PSB.
b.
Menginventarisasi institusi / organisasi profesi/ LSM yang berkaitan dengan Diklat Kesehatan.
c. Menyepakati Konsep PSB melalui Seminar dan Lokakarya serta kesepakatan mewujudkan PSB yang berkaitan dengan Diklat Kesehatan, berdasarkan prinsip kemitraan. d.
Mengidetifikasi Sumber Belajar di setiap PSB.
e.
Melengkapi kebutuhan Hardware dan Software.
f.
Menyusun Model PSB.
2. a.
Tahun Kedua. Mensosialisasi Model PSB.
b. Menyusun pengorganisasian PSB, meliputi : Naskah kerjasama dan mekanisme pengelolaan PSB, serta Tupoksi pengelola PSB. c.
Merekrut SDM PSB melalui pelatihan.
d.
Menginventarisasi Sumber Belajar dari setiap anggota PSB.
3.
Tahun Ketiga.
a.
Membuat data base Sumber Belajar.
b.
Mensosialisasi data base Sumber Belajar
c.
Mengelola Pusat jaringan PSB
d.
Pertemuan reguler anggota PSB.
e.
Peremajaan data (up date data) Sumber Belajar.
4.
Tahun Ke empat
a.
Peremajaan data (up date data) Sumber Belajar.
b.
Pertemuan reguler anggota PSB.
c.
Evaluai Pengelolaan PSB
d.
Perbaikan dan Pengembangan PSB.
PENUTUP
kembali ke atas
Di lingkungan Departemen Kesehatan bentuk kemitraan pemanfaatan sumber belajar yang dikukuhkan dengan AD/ART atau kode etik atau Surat Keputusan Bersama (SKB) belum pernah ada. Pada kenyataannya, bentuk kemitraan tersebut sudah lama ada. Sebagai contoh pemanfaatan tenaga ahli atau tenaga profesional sebagai fasilitator atau narasumber, pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan digunakan secara bersama, pemanfaatan Rumah Sakit sebagai lahan praktek siswa dan mahasiswa, dan laboratorium lapangan yang melibatkan masyarakat sebagai mitra.
Buku acuan pengembangan PSB ini masih dalam bentuk garis besar dan bersifat umum (generik), sehingga hal-hal yang bersifat spesifik daerah dapat dikembangkan sendiri selama tetap mendukung prinsip dan tujuan pembentukan Pusat Sumber Belajar.