ABSTRAKSI Untuk menyambut era multimedia digital maka sudah selayaknya TVRI (Televisi Republik Indonesia) mengoptimalkan utilisasi infrastruktur jaringan nirkabel publik pada frekuensi bebas lisensi untuk membantu mempermudah pengambilan informasi berita multimedia. Dengan adanya kebijakan jalur frekuensi bebas lisensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz yang telah dipakai secara simultan di sebagian besar instansi pelayanan publik milik pemerintah lainnya maka langkah TVRI dalam menyajikan kegiatan live streaming di sebagian besar wilayah Indonesia yang terlingkupi sinyal TVRI akan menjadi menjadi semakin mudah apabila mampu memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. Aplikasi media streaming menggunakan jaringan nirkabel sudah selayaknya akan diikuti dengan implikasi kalkulasi dana yang optimal guna mendapatkan perhitungan link budget analysis yang efisien. Melalui penelitian
ini
diharapkan
akan
didapatkan
data-data
awal
untuk
memperkirakan besarnya anggaran dana pengembangan fasilitas TVRI ke aras digital service broadcasting. Penelitian ini dilakukan dengan membangun pilot project di 3 (tiga) titik pemancar (Link TX) yang dimiliki stasiun TVRI Jawa Tengah serta 1 (satu) titik geolokasi independen untuk menyimulasikan jalur pengiriman data video streaming ‘kapanpun dan dimanapun’ di seluruh permukaan bumi yang tercover oleh siaran TVRI.
1
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. LATAR BELAKANG Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah sebagai media komunikasi publik dan lambang kedaulatan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia di bidang penyiaran wilayah Jawa Tengah sering dipandang memiliki kinerja kurang optimal terutama dalam kualitas gambar serta acara yang disuguhkan ke pemirsa. Salah satu kendala yang berpengaruh secara signifikan terhadap pelayanan TVRI kepada publik adalah kondisi peralatan stasiun pemancar TVRI yang telah usang. Alat-alat lama yang seharusnya telah diganti masih dipaksa untuk tetap beroperasi. Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri bagi para manager TVRI untuk berkompetisi dengan stasiun TV swasta lainnya terutama dalam hal penyuguhan kualitas siaran kepada publik. Dari sini munculah kebutuhan pihak manajemen TVRI Jawa Tengah untuk melakukan outsourcing baik dalam segi acara maupun kualitas gambar menggunakan peralatan multimedia digital yang dipandang efisien dalam segi operasional.
2
1. 2. TUJUAN Penelitian mengenai pembuatan prototype interkoneksi jaringan nirkabel ini bertujuan untuk: 1. Pembuatan backhaul: menganalisis interkoneksi yang paling efektif dan efisien dari berbagai kemungkinan link backhaul jaringan nirkabel TVRI Jawa Tengah yang tersedia secara geografis guna membuat jalur keterhubungan antar stasiun repeater TVRI daerah (Link TX) dengan biaya yang rendah. 2. Keperluan pengujian coverage: melakukan uji coba coverage area untuk mengetahui performansi interkoneksi dari wilayah di sekitar titik akses dengan probabilitas acak.
I. 3. MANFAAT Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan data awal untuk perkiraan link budget analysis TVRI Jawa Tengah. 2. Membuat link sederhana untuk komunikasi audiovisual serta data digital secara umum dari beberapa stasiun repeater TVRI Jawa Tengah 3. Membangun prototype awal siaran ‘kapanpun dan dimanapun’ di seluruh kota-kota di Jawa Tengah untuk meningkatkan kualitas layanan TVRI Jawa Tengah.
3
BAB II TINJAUAN UMUM
II. 1 SEJARAH TVRI A. Latar Belakang Berdirinya TVRI
Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan proyek media massa televisi kedalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asean Games IV.
25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).
Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menpen Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut : 1. Membangun studio di eks-AKPEN di Senayan (TVRI sekarang). 2. Membangun dua pemancar : 100 watt dan 10 KW dengan tower 80 meter. 3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).
4
17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt.
24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.
B. Pembangunan Stasiun Penyiaran TVRI. Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara
berturut-turut
Surabaya,Ujungpandang
diikuti (Makassar),
dengan Manado,
Stasiun
Medan,
Denpasar
dan
Balikpapan (Bantuan Pertamina).
B.1
Pembangunan Stasiun Produksi Keliling. Mulai tahun 1977, secara bertahap dibeberapa Ibukota
Propinsi dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari :
5
1. SPK Jayapura 2. SPK Ambon 3. SPK Kupang 4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya) 5. SPK Semarang 6. SPK Bandung 7. SPK Banjarmasin 8. SPK Pontianak 9. SPK Banda Aceh 10. SPK Jambi 11. SPK Padang 12. SPK Lampung
B.2
Status TVRI di Era Orde Baru Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari
organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia. Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikan policy Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak men-diskreditkan usaha-usaha Pemerintah.
6
Pada garis besarnya tujuan policy Pemerintah dan programprogramnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, dimana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkanmelalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik. Semua pelaksanaan TVRI baik di Ibukota maupun di Daerah harus meletakan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media Pemerintah. Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.
B.3
TVRI di Era Reformasi Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36
tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.
7
Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan. Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN. Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta. TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
8
TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain. TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan. Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS). Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan. Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF. Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
B.4
TVRI Dewasa Ini Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV
Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.
9
Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat
melakukan
pembenahan-pembenahan
baik
dibidang
Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual. Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masingmasing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas. Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia. Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benarbenar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik
10
swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan. Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas. Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 395 buah, yang tersebar diseluruh Indonesia.
11
II. 2 VISI DAN MISI TVRI TVRI Jawa Tengah sebagai bagian dari Televisi Republik Indonesia mengemban beberapa visi dan misi, yaitu:
VISI Menjadi Stasiun TV Pilihan yang berakar pada budaya Bangsa, untuk menjalin persatuan dan kesatuan di wilayah Jawa Tengah
MISI
Menjadi media komunikasi bagi kepentingan nasional yang berlandaskan persatuan dan kesatuan.
Memberikan informasi yang terpercaya, mencerdaskan serta menyajikan hiburan bermutu bagi masyarakat.
Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha
Membentuk lingklungan
kerja
yang sehat,
harmonis dan
profesional bagi karyawan dan mitra.
12
II. 3 PERSONALIA TVRI JAWA TENGAH
Gambar 2.1. Diagram Kepengurusan TVRI Jawa Tengah
13
BAB III DASAR TEORI
III.1. JARINGAN KOMPUTER
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah: Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting Akses informasi: contohnya web browsing
Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
Klasifikasi jaringan komputer berdasarkan skala : Personal Area Network (PAN) Campus Area Network (CAN)
14
Local
Area
Network
(LAN):
suatu
jaringan
komputer
yang
menghubungkan suatu komputer dengan komputer lain dengan jarak yang terbatas. Metropolitant Area Network (MAN): prinsip sama dengan LAN, hanya saja jaraknya lebih luas, yaitu 10-50 km. Wide Area Network (WAN): jaraknya antar kota, negara, dan benua. ini sama dengan internet. Global Area Network (GAN)
Berdasarkan fungsi : Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai client dan juga server. Tetapi ada jaringan yang memiliki komputer yang khusus didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain sebagai client. Ada juga yang tidak memiliki komputer yang khusus berfungsi sebagai server saja. Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer: Client-server Yaitu jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan khusus sebagai server. Sebuah service/layanan bisa diberikan oleh sebuah komputer atau lebih. Contohnya adalah sebuah domain seperti www.detik.com yang dilayani oleh banyak komputer web server. Atau bisa juga banyak service/layanan yang diberikan oleh satu komputer. Contohnya adalah server jtk.polban.ac.id yang merupakan satu
15
komputer dengan multi service yaitu mail server, web server, file server, database server dan lainnya.
Peer-to-peer Yaitu jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server dan juga menjadi client secara bersamaan. Contohnya dalam file sharing antar komputer di Jaringan Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A,B,C,D dan E) yang memberi hak akses terhadap file yang dimilikinya. Pada satu saat A mengakses file share dari B bernama data_nilai.xls dan juga memberi akses file soal_uas.doc kepada C. Saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai client dan saat A memberi akses file kepada C maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer to peer.
Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas: Topologi bus Topologi bintang Topologi cincin Topologi mesh Topologi pohon Topologi linier
16
Berdasarkan kriterianya, jaringan komputer dibedakan menjadi 4 yaitu: 1. Berdasarkan distribusi sumber informasi/data Jaringan terpusat : Jaringan ini terdiri dari komputer klient dan server yang mana komputer klient yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer server Jaringan terdistribusi : Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat beberapa komputer server yang saling berhubungan dengan klient membentuk sistem jaringan tertentu.
2. Berdasarkan jangkauan geografis dibedakan menjadi: Jaringan LAN merupakan jaringan yang menghubungkan 2 komputer atau lebih dalam cakupan seperti laboratorium, kantor, serta dalam 1 warnet. Jaringan MAN Merupakan jaringan yang mencakup satu kota besar beserta daerah setempat. Contohnya jaringan telepon lokal, sistem telepon seluler, serta jaringan relay beberapa ISP internet. Jaringan WAN Merupakan jaringan dengan cakupan seluruh dunia. Contohnya jaringan PT. Telkom, PT. Indosat, serta jaringan GSM Seluler seperti Satelindo, Telkomsel, dan masih banyak lagi.
17
3. Berdasarkan peranan dan hubungan tiap komputer dalam memproses data. Jaringan Client-Server Pada jaringan ini terdapat 1 atau beberapa komputer server dan komputer client. Komputer yang akan menjadi komputer server maupun menjadi komputer client dan diubah-ubah melalui software jaringan pada protokolnya. Komputer client sebagai perantara untuk dapat mengakses data pada komputer server sedangkan komputer server menyediakan informasi yang diperlukan oleh komputer client. Jaringan Peer-to-peer Pada jaringan ini tidak ada komputer client maupun komputer server karena semua komputer dapat melakukan
pengiriman
maupun
penerimaan
informasi
sehingga semua komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server.
4. Berdasarkan media transmisi data Jaringan Berkabel (Wired Network) Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer lain
diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan. Jaringan Nirkabel (Wireless Network) Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer
18
karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.
III.1.1 Jaringan Nirkabel Jaringan nirkabel (wireless network) adalah bidang disiplin yang berkaitan dengan komunikasi antar sistem komputer tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dipakai untuk jaringan komputer baik pada jarak yang dekat (beberapa meter, memakai alat/pemancar bluetooth) maupun pada jarak jauh (lewat satelit). Bidang ini erat hubungannya dengan bidang telekomunikasi, teknologi informasi, dan teknik komputer. Jenis jaringan yang populer dalam kategori jaringan nirkabel ini meliputi: Jaringan kawasan lokal nirkabel (wireless LAN/WLAN) dan Wi-Fi. Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem komputer dengan sistem yang lain dengan menggunakan beberapa macam media transmisi tanpa kabel, seperti: gelombang radio, gelombang mikro, maupun cahaya infra merah. Pada tahun 1970 Norman Abramson, seorang profesor di University of Hawaii, mengembangkan komputer pertama di dunia jaringan komunikasi, ALOHAnet, menggunakan biaya rendah seperti ham-radio. Dengan bidirectional topologi bintang, sistem komputer yang terhubung tujuh ditempatkan lebih dari empat pulau untuk berkomunikasi dengan komputer pusat di Pulau Oahu tanpa menggunakan saluran telepon.
19
"Pada tahun 1979, FR Gfeller dan U. Bapst menerbitkan makalah di Proceedings IEEE pelaporan percobaan jaringan area lokal nirkabel menggunakan komunikasi infra merah disebarkan. Tak lama kemudian, pada tahun 1980, P. Ferrert melaporkan percobaan penerapan kode satu radio spread spectrum untuk komunikasi di terminal nirkabel IEEE Konferensi Telekomunikasi Nasional. Pada tahun 1984, perbandingan antara infra merah dan CDMA spread spectrum untuk komunikasi jaringan informasi kantor nirkabel diterbitkan oleh IEEE Kaveh Pahlavan di Jaringan Komputer Simposium yang muncul kemudian dalam IEEE Communication Society Magazine. Pada bulan Mei 1985, upaya Marcus memimpin FCC untuk mengumumkan ISM band eksperimental untuk aplikasi komersial teknologi spread spectrum. Belakangan, M. Kavehrad melaporkan percobaan sistem PBX nirkabel kode menggunakan Division Multiple Access. Upaya-upaya ini mendorong kegiatan industri yang signifikan dalam pengembangan dari generasi baru dari jaringan area lokal nirkabel dan diperbarui beberapa lama diskusi di radio portabel dan mobile industri. Generasi pertama dari modem data nirkabel dikembangkan pada awal 1980-an oleh operator radio amatir, yang sering disebut sebagai radio paket ini. Mereka menambahkan komunikasi data pita suara modem, dengan kecepatan data di bawah 9.600-bit/s, untuk yang sudah ada sistem radio jarak pendek, biasanya dalam dua meter band amatir. Generasi kedua modem nirkabel dikembangkan FCC segera setelah pengumuman di band eksperimental
untuk
non-militer
penggunaan
spektrum
penyebaran
20
teknologi. Modem ini kecepatan data yang diberikan atas perintah ratusan kbit/s. Generasi ketiga modem nirkabel maka ditujukan untuk kompatibilitas dengan LAN yang ada dengan data tingkat atas perintah Mbit/s. Beberapa perusahaan yang mengembangkan produk-produk generasi ketiga dengan kecepatan data diatas 1 Mbit/s dan beberapa produk sudah diumumkan oleh waktu pertama IEEE Workshop on Wireless LAN.
III. 2. KONFERENSI VIDEO
Konferensi video (videoconference) adalah seperangkat teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkankan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan.
III.2.1. Sejarah Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan pada proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan tidak hanya
audio,
tetapi
juga
visual.
Konferensi
video
menggunakan
telekomunikasi audio dan video untuk membawa orang-orang di berbagai tempat mengadakan rapat bersama. Konsep konferensi video sama seperti percakapan antara dua orang (point-to-point) atau melibatkan beberapa tempat (multi-point) dengan lebih dari satu orang di ruangan besar pada
21
tempat berbeda. Selain pengiriman audio dan visual kegiatan pertemuan, konferensi video dapat digunakan untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan komputer, dan papan tulis. Konferensi video analog sederhana dapat ditetapkan sebagai awal penemuan televisi. Sistem konferensi video biasanya terdiri dari dua sistem sirkuit televisi tertutup yang terhubung melalui kabel. Sejak awal penerbangan pertama ke luar angkasa, NASA menggunakan dua frekuensi radio (UHF atau VHF). Saluran televisi secara rutin menggunakan konferensi video semacam ini misalnya ketika melaporkan dari lokasi jauh. Kemudian hubungan aktif ke satelit menggunakan truk dengan peralatan khusus menjadi agak lazim. Teknik ini sangat mahal dan tidak bisa digunakan untuk aplikasi seperti telemedicine, pendidikan jarak jauh, dan pertemuan bisnis. Usaha menggunakan jaringan telepon normal untuk mengirim video scan lambat, seperti sistem pertama yang dikembangkan oleh AT&T, sebagian besar gagal karena kualitas gambar yang kurang baik dan ketiadaan teknik kompresi video yang efisien. Pada 1970-an, semakin besar 1 MHz bandwidth dan 6 Mbit/s angka bit dari Picturephone tetapi tidak juga menyebabkan layanan menjadi makmur. Pada 1980-an, jaringan pengiriman telepon digital menjadi mungkin, seperti Integrated Services Digital Networks atau ISDN, meyakinkan angkat bit minimum (biasanya 128 Kbps) untuk pengiriman kompresi audio dan video. Sistem terdedikasi pertama mulai muncul di pasar sebagai perluasan
22
jaringan ISDN di seluruh dunia. Pada 1990-an, sistem telekonferensi video berkembang dengan cepat dari peralatan pribadi sangat mahal, perangkat lunak dan persyaratan jaringan untuk teknologi berbasis standar yang tersedia untuk masyarakat umum dengan biaya yang wajar. Akhirnya, pada 1990-an, Internet Protocol atau IP berbasis konferensi video menjadi mungkin dan teknologi kompresi video lebih efisien telah dikembangkan sehingga memungkinkan desktop atau komputer pribadi berbasis konferensi video. Pada 1992, CU-SeeMe dikembangkan di Cornell oleh Tim Dorcey et al., IVS dirancang di INRIA, telekonferensi video tiba ke masyarakat dan layanan gratis, web plugin dan perangkat lunak, seperti NetMeeting, MSN Messenger, Yahoo Messenger, SightSpeed, Skype dan lainlain membawa kemurahan, meskipun kualitas rendah.
III.2.2. Teknologi Kompresi Digital Teknologi inti yang digunakan dalam konferensi video adalah sistem kompresi digital audio dan video stream secara nyata. Perangkat keras atau perangkat lunak yang melakukan kompresi disebut codec. Angka kompresi dapat dicapai hingga 1:500. Digital yang dihasilkan aliran 1s dan 0s dibagi menjadi paket label, yang kemudian dikirimkan melalui jaringan digital (biasanya ISDN atau IP). Penggunaan modem audio dalam saluran pengiriman memungkinkan penggunaan Plain Old Telephone System atau POTS, dalam beberapa aplikasi kecepatan rendah, seperti videotelephony,
23
karena POTS mengubah getaran digital ke atau dari gelombang analog dalam rentang spektrum audio. Komponen lain yang dibutuhkan untuk sistem konferensi video meliputi:
Video input: kamera video atau webcam
Video output: monitor komputer, televisi atau proyektor
Audio input: mikrofon
Audio output: biasanya pengeras suara yang berkaitan dengan perangkat layar atau telepon
Data transfer: jaringan telepon analog atau digital, LAN atau Internet
Pada dasarnya ada dua jenis sistem konferensi video: 1. Sistem terdedikasi mempunyai semua komponen yang dibutuhkan dikemas ke dalam satu peralatan, biasanya sebuah konsol dengan kamera video pengendali jarak jauh kualitas tinggi. Kamera ini dapat dikontrol dari jarak jauh untuk memutar ke kiri dan kanan, atas dan bawah serta memperbesar, yang kemudian dikenal sebagai kamera PTZ. Konsol berisi semua hubungan listrik, kontrol komputer, dan perangkat lunak atau perangkat keras berbasis codec. Mikrofon omnidirectional terhubung ke konsol seperti monitor televisi
24
dengan pengeras suara dan/atau proyektor video. Ada beberapa jenis perangkat yang didedikasikan untuk konferensi video:
Konferensi video kelompok besar: non-portabel, besar, perangkat yang digunakan lebih mahal untuk ruangan besar dan auditorium.
Konferensi video kelompok kecil: non-portabel atau portabel, lebih kecil, perangkat lebih murah yang digunakan untuk ruang rapat kecil.
Konferensi video individual: biasanya perangkat portabel, dimaksudkan untuk satu pengguna, mempunyai kamera tetap, mikrofon, dan pengeras suara terintegrasi ke dalam konsol.
2. Sistem desktop biasanya menambahkan papan perangkat keras ke komputer pribadi normal dan mentransformasikannya menjadi perangkat konferensi video. Berbagai kamera dan mikrofon berbeda dapat digunakan dengan papan, yang berisi codec yang diperlukan dan pengiriman tatap muka. Sebagian besar sistem desktop bekerja dengan standar H.323. Konferensi video dilakukan melalui komputer yang tersebar, yang juga dikenal sebagai e-meeting.
25
III.2.3. Multipoint Videoconference Konferensi video bersama antara tiga tempat jauh atau lebih dimungkinkan melalui Multipoint Control Unit atau MCU. MCU merupakan jembatan yang menghubungkan panggilan dari beberapa sumber dalam cara yang mirip dengan panggilan audio konferensi. Semua pihak memanggil unit MCU, atau unit MCU juga dapat menghubungi pihak-pihak yang akan berpartisipasi, secara berurutan. Ada jembatan MCU untuk IP dan ISDN berbasis konferensi video. Ada MCU yang murni perangkat lunak, dan yang lain merupakan kombinasi dari perangkat keras dan perangkat lunak. Sebuah MCU dikarakterisasi berdasarkan jumlah panggilan simultan yang dapat ditangani, kemampuan MCU untuk melakukan perubahan protokol dan tarif data serta fitur-fitur lain. MCU dapat berdiri sendiri sebagai perangkat keras atau dapat dimasukkan ke dalam unit konferensi video terdedikasi. Beberapa sistem mampu melakukan konferensi multipoin tanpa MCU. Hal ini menggunakan teknik standar H.323 yang dikenal sebagai decentralized multipoint, dimana setiap stasiun dalam panggilan multipoin bertukar video dan audio secara langsung dengan stasiun lain tanpa pusat pengaturan. Keuntungan dari teknik tanpa MCU adalah video dan audio secara umum memiliki kualitas yang lebih tinggi karena tidak harus disampaikan melalui titik pusat. Selain itu, pengguna dapat membuat panggilan multipoin ad-hoc tanpa memerdulikan ketersediaan atau kontrol dari MCU.
26
III.2.4. Standarisasi International Telecommunication Union atau ITU (sebelumnya: Komite Konsultasi Internasional Telegrafi dan Telepon) memiliki tiga payung standar untuk konferensi video, yaitu: ITU H.320 dikenal sebagai standar untuk Public Switched Telephone Networks atau konferensi video melalui ISDN basic rate interface atau primary rate interface. H.320 juga digunakan pada jaringan khusus seperti T1 dan satelit berbasis jaringan. ITU H.323 dikenal sebagai standar untuk mengangkut aplikasi multimedia melalui LAN. Standar yang sama juga berlaku untuk implementasi yang lebih awal dari VoIP. Dalam beberapa tahun terakhir, Session Initiation Protocol dari IETF telah memperoleh momentum dalam praktek untuk kedua layanan. ITU H.324 adalah standar untuk pengiriman melalui POTS, atau jaringan telepon audio. 3G-324M adalah implementasi 3GPP untuk panggilan video (video call) pada telepon seluler 3G.
27
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
IV. 1. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. GPS 2. Kompas medan 3. Laptop dengan Kartu Wifi a/b/g (/n) 4. OS Windows XP Professional 5. Software simulasi dan benchmark jaringan nirkabel 6. Peralatan jaringan 2,4 GHz dan 5,8 GHz standar
IV. 2. TATALAKSANA PENELITIAN 1. Survey lokasi Survey lokasi dilakukan untuk mengambil data:
Koordinat
Ketinggian lokasi
Tempat pemasangan antenna yang paling memungkinkan
Ketersediaan sumberdaya listrik
Keamanan peralatan jaringan
28
2. Simulasi Simulasi dilakukan untuk menghitung dan memberi gambaran konektivitas yang paling ekonomis dan efisien. Simulasi dilakukan menggunakan piranti lunak freeware RadioWorks. Data-data input simulasi diambilkan dari hasil survey yang dicocokkan dengan peta dari Google Earth v5.0.
3. Instalasi Instalasi dilakukan sesuai link hasil simulasi yang paling ekonomis dan efisien menggunakan peralatan jaringan nirkabel standar. Frekuensi yang digunakan untuk menghubungkan point-point interkoneksi jaringan nirkabel dalam penelitian ini adalah frekuensi bebas lisensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz.
4. Kalibrasi Setelah semua peralatan selesai terpasang maka dilakukan kalibrasi peralatan jaringan menggunakan piranti lunak administrasi jaringan. Dalam kalibrasi ini dilakukan re-pointing antenna untuk mencapai transfer daya maksimum.
29
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
V. 1 HASIL V.1.1 Hasil Survey Berikut adalah hasil survey lokasi yang telah dilakukan: Tabel 5.1. Data Geografis Titik Uji Lintang
Bujur
Ketinggian
(Selatan)
(Timur)
(mdpl)
Temanggung
7o 16’ 42,04”
110o 7’ 22,52”
709
TVRI Pager Gedog
7o 21’ 19,72”
110o 23’ 30,40”
1.434
7o 2’ 20,83”
110o 29’ 13,21”
47
7o 2’ 30,16”
110o 25’ 23,90”
262
No.
Point
1. 2. 3. 4.
TVRI Jawa Tengah (Pucang Gading) TVRI Gombel
30
V.1.2 Hasil Simulasi Berikut
adalah
hasil
simulasi
menggunakan
piranti
lunak
RadioWorks. Tabel 5.2. Data Konektivitas Titik Uji
No.
1.
2.
3.
Konektifitas
Temanggung ke Pager Gedog Pager Gedog ke Pucang Gading Pucang Gading ke Gombel
Frekuensi
Sudut dari
Jarak
Kerja
Utara
Line of Sight
(MHz)
(N xx E)o
(km)
2400 - 2485
106,09
30,89
130,02
Horizontal
2400 - 2485
16,70
36,74
131,53
Vertikal
5800– 5900
267,65
7,09
124,77
Horizontal
Atenuasi (dB)
a. Simulasi konektivitas Temanggung – Pager Gedog
Gambar 5.1. Link konektivitas Temanggung (kiri) – Pager Gedog (kanan)
31
Polarisasi
b. Simulasi konektivitas Pager Gedog – Pucang Gading
Gambar 5.2. Link konektivitas Pager Gedog (kiri) – Pucang Gading (kanan)
c. Simulasi konektivitas Pucang Gading – Gombel
Gambar 5.3. Link konektivitas Pucang Gading (kiri) – Gombel (kanan)
32
V.1.3 Capaian Nyata Gambar 5.4 menunjukkan peta konektifitas jaringan nirkabel dari masing-masing link yang diuji dalam penelitian ini. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan bulk data dari point Temanggung ke point Gombel melalui point Pager Gedog dan point Pucang Gading secara 2 arah. Adapun jarak total line of sight keseluruhan link uji sebesar 74,72 km. Komunikasi data dilakukan dengan daya transmisi maksimum sebesar 250 mW sesuai ketentuan dari Departemen Komunikasi dan Informatika (DEPKOMINFO).
Gambar 5.4. Peta Koneksi Jaringan Nirkabel
Gambar 5.5 menunjukkan capaian nyata (real throughput) dari pengujian jaringan nirkabel yang telah dilakukan. Nilai benchmark menunjukkan kecepatan transmisi upstream/downstream sebesar 131 Kbps.
33
Gambar 5.5. Hasil Benchmark Jaringan Nirkabel
34
V.2
PEMBAHASAN
Permasalahan link Gombel-Pucang Gading: Dugaan:
Adanya troughput yang kecil (<1Mbps) mengindikasikan tingginya interferensi frekuensi 5,8 GHz di point TVRI Gombel.
Solusi:
Instalasi peralatan komunikasi digital dengan frekuensi yang terlisensi dengan frekuensi operasi lebih dari 6 GHz.
Permasalahan link Pager Gedog – Pucang Gading: Dugaan:
Penggunaan polarisasi antenna grid secara vertikal membuat toleransi pointing yang kecil.
Solusi:
Penggantian antenna dengan toleransi pointing yang lebih besar.
35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI. 1 KESIMPULAN Secara
keseluruhan,
jaringan
nirkabel
yang
telah
dibangun
memberikan capaian nyata sebesar 131 Kbps. Koneksi ini hanya mencukupi untuk transmisi video digital nirkabel dengan kualitas QCIF (kualitas terendah). Adanya interferensi kuat di saluran 5,8 GHz pada koneksi antara TVRI Gombel dengan TVRI Pucang Gading serta tidak efisiennya pointing antara TVRI Pucang Gading dengan TVRI Pager Gedog membuat konektifitas dari keseluruhan sistem yang telah dibangun masih belum mencukupi untuk transmisi video standar televisi digital, yaitu 2 Mbps.
VI. 2 SARAN Untuk meningkatkan hasil capaian nyata dari jaringan nirkabel yang telah dibangun, maka perlu dilakukan kajian analisis frekuensi lanjutan di TVRI Gombel dan TVRI Pucang Gading guna menentukan nilai frekuensi yang masih bebas agar dapat dilakukan transmisi data ber-bandwith besar, upgrading peralatan jaringan nirkabel di TVRI Gombel dan TVRI Pucang Gading, serta penggantian antena berpolarisasi vertikal yang memiliki toleransi pointing yang lebih besar (>25o) di TVRI Pager Gedog.
36
DAFTAR PUSTAKA
Carpenter, T. & Barett, J., 2008, “Certified Wireless Network Administrator Fourth Edition”, New York: McGraw-Hill. Chen, Z. N. & Chia, M. Y. W., 2006, “Broadband Planar Antennas Design and Application”, West Sussex: John Wiley & Sons, Inc. Coleman, D. D. & Westcott, D. A., 2006, ”Certified Wireless Network Administrator Study Guide”, Indianapolis: Wiley Publishing Company. Dawson, M. et all, 2007, “IP Location”, New York: McGraw-Hill. Haslett, C., 2007, “Essential of Radio Wave Propagation”, New York: Cambridge University Press. id.wikipedia.org, 2011, “Jaringan Komputer”, http://id.wikipedia.org/wiki/ Jaringan_komputer. Diakses pada tanggal 15 Mei 2011. Milligan, T.A., 2005, “Modern Antenna Design Second Edition”, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Seybold, J. S., 2005, “Introduction of RF Propagation”, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
37
LAMPIRAN A. Foto-foto Survey dan Instalasi Jaringan
Gambar A.1. Pemasangan Point Temanggung
Gambar A.2. Pemasangan Point TVRI Pager Gedog
38
Gambar A.3. Pemasangan Point TVRI Gombel
Gambar A.4. Pemasangan Point TVRI Jawa Tengah
39