ABSTRAK
SIMULASI PENGOPERASIAN SIGNALISED CROSSING DAN ANALISIS PERILAKU PEJALAN KAKI (STUDI KASUS SIGNALISED CROSSING DI JL. MEDAN MERDEKA SELATAN – JAKARTA) Oleh Novan Wahyu Hidayat NIM. 26903210 Pejalan kaki merupakan pengguna jalan yang paling rawan terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia, pejalan kaki merupakan pengguna jalan kelas dua yang sering diabaikan keselamatannya, padahal prosentase pejalan kaki mencapai 40 persen dari total pengguna jalan. Salah satu bentuk fasilitas pejalan kaki adalah dengan menggunakan signalised crossing. Sistem ini dilengkapi sinyal lalu lintas yang mengatur pergerakan baik kendaraan maupun pejalan kaki sehingga tidak terjadi konflik antara keduanya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja signalised crossing di Jl. Medan Merdeka Selatan, DKI Jakarta, optimasi signal setting, serta mengamati perilaku pejalan kaki di lokasi tersebut. Lokasi penelitian adalah signalised crossing di Jl. Medan Merdeka Selatan yang terdiri dari 2 jalur yang dipisahkan median. Dalam penelitian ini kami menyebutnya sebagai jalan sisi utara dan sisi selatan. Signalised crossing tersebut terletak di tengah blok ( mid block). Pertimbangan utama pemilihan lokasi ini adalah bahwa signalised crossing yang ada masih berfungsi dengan balk serta besarnya ketergantungan pejalan kaki terhadap fasilitas tersebut. Survai yang dilakukan meliputi survai pencacahan lalu lintas, volume pejalan kaki, tundaan kendaraan dan pejalan kaki, kecepatan pejalan kaki, serta wawancara pejalan kaki. Survai dilakukan selama periode jam puncak pagi, siang, sore serta off-peak. Survai primer dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada kondisi eksisting (setting lampu saat ini) dan kondisi usulan (setting lampu setelah dioptimasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa signal setting signalised crossing pada kondisi usulan memiliki kinerja yang lebih baik, dimana parameter yang digunakan adalah tundaan kendaraan rata-rata. Dengan signal setting yang baru terjadi penurunan tundaan kendaraan rata-rata. Penurunan tundaan kendaraan pada sisi utara rata rata sebesar 13,7 % sedangkan pada sisi selatan mencapai 21,7 %. Dengan menggunakan uji signifikansi didapat kesimpulan bahwa penurunan tundaan kendaraan rata rata adalah signifikan. Survai wawancara pejalan kaki menunjukkan bahwa sebagian besar pejalan kaki yang menyeberang bekerja di Balai Kota Provinsi Jakarta. Para pejalan kaki ini juga sudah cukup familier dengan signalised crossing dan selalu menggunakannya pada saat akan menyeberang jalan. Penelitian menunjukkan semakin lama waktu menunggu maka volume pejalan kaki yang terakumulasi juga makin besar. Sedangkan lama tundaan pejalan kaki mempcngaruhi jumlah orang yang melanggar nyala merah (redman). Semakin lama tundaan pejalan kaki, maka semakin besar kecenderungan orang melakukan pelanggaran. Jumlah orang yang melanggar redman mencapai 3,6 % di sisi utara dan 4,8 % di sisi selatan. Kata kunci : signalised crossing, setting sinyal, nyala hijau pejalan kaki, nyala merah pejalan kaki, tundaan pejalan kaki, tundaan kendaraan
iv
ABSTRACT
THE SIMULATION OF THE SIGNALIZED CROSSING OPERATIONAL AND ANALYSIS OF THE PEDESTRIANS BEHAVIOR (CASE: STUDY : TILE SIGNALIZED CROSSING ON JL. MEDAN MERDEKA SELATAN - JAKARTA) by Novan Wahyu Hidayat NIM. 26903210 Pedestrian are street users who are most prone to traffic accidents. In Indonesia pedestrians are second class street users whose safety are often neglected, although the percentage of pedestrian reaches 40% of the total street users. One of the forms of pedestrian facilities is the use of signalized crossing. The system is equipped with traffic signs which control the flow of vehicles as well as pedestrians in order to avoid conflict between the two types of street users. The purpose of study is to analyze the performance of signalized crossing on Jl. Medan Merdeka Selatan, DKI Jakarta, optimation of signal setting, also observing the behavior of pedestrians in the location. The location of study is signalized crossing on Jl. Medan Merdeka Selatan consisting of 2 carriageways separated by a median. In this study, they arc considered as northern side and southern side of street. The signalized crossing is located in the middle of street. The signalized crossing is located in the middle of the block (mid block). The main considerations on the choice of location is that the existing signalized crossing is still functioning well and the pedestrians are highly dependent on the facility. The survey conducted covers traffic census taking, pedestrian volume, vehicle and pedestrian delay, pedestrian speed, and pedestrian interview. Surveys were conducted in the period of morning, afternoon, late afternoon peak hours and at off-park. Primary surveys were conducted twice in the existing condition (lamp setting at present) and proposed condition (lamp setting after optimation). The result of study showed that signal setting signalized crossing at proposed condition had better performance, in which the parameter used was the average vehicle delay. With the new signal setting, a decrease in average vehicle delay took place. A decrease of vehicle delay on the northern side on average of 13.7% took place while on the southern side, it reached 21.7%. By using significance test, a conclusion that a decrease in average vehicle delay was significant. Pedestrian interview survey showed that the majority of pedestrians crossing the street work at "Balai Kota Provinsi Jakarta" (Jakarta Provincial City Hall). The pedestrians are quite familiar with signalized crossing and are always using it when crossing the street. The research shows the greater the waiting time, the greater the volume of pedestrians. While the length of time of pedestrian delay influenced the number of people disobeying the redman. The longer the pedestrian delay, the higher the tendency of people violating. The number of people disobeying redman reached 3. 8% on the northern side and 4.3% on the southern side. Keywords: Signalized crossing, signal setting, greenman, redman, pedestrian delay, vehicular delay.
