ABSTRAK
Putri Megawati Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak Penyandang Down Syndrome di SLB Dharma Asih Allah S.W.T sangat melarang umat muslim untuk menghina, mencaci, mengucilkan ataupun menggunjingkan saudara muslim lainnya walaupun orang itu memiliki perbedaan fisik maupun psikis.Tetapi, pada kenyataannya sekarang banyak orang yang masih belum bisa menerima perbedaan fisik maupun psikis yang dialami oleh anak-anak yang menderita kelainan. Adanya stigma negatif dari masyarakat bagi anak yang menderita kelainan inilah yang sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial atau bersosialisasi dilingkungan masyarakat. SLB Dharma Asih termasuk salah satu sekolah luar biasa yang berada di wilayah Depok yang sangat menginginkan anak penyandang down syndrome atau anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa berinteraksi sosial atau hidup bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat sebagaimana anak-anak normal lainnya sekaligus mengurangi atau menghapus stigma negatif masyarakat selama ini, melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan peningkatan interaksi sosial, antara lain: kegiatan pramuka, kegiatan SOIna (olah raga tingkat provinsi) dan syuting film(seni peran). Program-program kegiatan peningkatan interaksi sosial anak down syndrome yang dilaksanakan di SLB Dharma Asih, antara lain kegiatan pramuka, SOIna, dan syuting film (seni peran) telah membentuk suatu proses interaksi sosial asosiatif, yaitu kerjasama dan akomodasi dan bentuk interaksi sosial disasosiatif, yaitu persaingan. Penelitian ini dengan Pendekatan kualitatif dengan tujuan yang bersifat deskriftip. Prosedur pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, yaitu : 1 kepala sekolah, 2 guru, 2 orang tua klien (anak down syndrome), dan 2 orang klien. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara juga dokumentasi. Program kegiatan peningkatan interaksi sosial anak down syndrome di SLB Dharma Asih ini, antara lain: pramuka, SOIna (olah raga tingkat provinsi) dan Syuting film (seni peran). Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan didalam areal sekolah atau diluar areal sekolah. Adapun kegiatan-kegiatan interaksi sosial tersebut telah membentuk suatu proses interaksi sosial asosiatif dan disasosiatif. Hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program yang paling utama adalah keberhasilan anak-anak down syndrome untuk bisa menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya terhadap kemampuan yang mereka miliki, sehingga mereka bisa hidup bersosialisasi atau berinteraksi sosial kembali di tengah-tengah masyarakat.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan bertaubat hanya kepada-Nya saja. Shalawat dan salam kita curahkan kepada qudwah hasanah kita, baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya yang tulus ikhlas mengikuti sunnah-sunnah dan langkah-langkah perjuangannya. Amin. Skripsi berjudul ”Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak Penyandang Down Syndrome di SLB Dharma Asih” ini merupakan upaya penulis dalam memberikan pengetahuan bahwa stigma masyarakat terhadap anak-anak down syndrome selama ini tidak benar. Selama pembuatan skripsi ini tidak selamanya berjalan dengan lancar, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis dapatkan, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan dan lain sebagainya. Namun, berkat kerja keras dan kesungguhan jualah yang mendorong penulis dapat melewati berbagai kesulitan dan hambatan itu. Penulis menyadari bahwa pembuatan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Allah S.W.T Tuhan Pencipta Alam Semesta, atas berkat Rahmat dan KaruniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Orang tua tercinta, ayahanda ” Bambang” dan ibunda ”Djuniarti” yang dengan penuh kasih sayang dan perhatiannya yang tulus serta dengan penuh
ii
kesabaran selalu memberikan dorongan baik moril maupun materil, serta oa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita penulis. 3. Adik-adikku tercinta, ”Dede dan Dhika” yang selalu menjadi inspirasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Murodi., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi beserta para pembantu dekan I, II dan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Helmy Rustandi, M.A., selaku Ketua Jurusan KESSOS, dan Bapak Ismet Firdaus, Msi., selaku Sekretaris Jurusan KESSOS sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Para Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Pimpinan Perpustakaan, para staff dan para karyawan, baik perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah maupun perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kepala sekolah dan staf pengajar SLB Dharma Asih yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan segala informasi yang penulis butuhkan dalam pembuatan skripsi ini, semoga Allah S.W.T selalu mencurahkan segala nikmat dan rahmat-Nya sebagai balasan kebaikan mereka. 9. Teman-teman seperjuangan, Nadya dan Ziar yang selalu memberikan motivasi bagi penulis agar secepatnya menyelesaikan skripsi ini dan semua teman-
iii
teman KESSOS angkatan 2004 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, semoga KOMPAK SELALU!!! Dan juga teman-teman angkatan 2004 di semua jurusan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, YAKUSA!!! 10. Special thank’s to sahabatku Eri Suhasni, Fitrah Nasuha, Zaki Mubarok dan Winda Wulansari atas segala perhatiannya dalam memberikan motivasi atau masukan-masukan, dan selalu ada di saat penulis menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman KESSOS angkatan 2005, SELALU SEMANGAT..CAYO!!! n buat someone yang pernah menjadi teman dekat penulis (Thanx a lot for everything)!!!! 12. Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan namanya satu persatu, yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat terwujud. Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini tidak hanya menjadi penghias rak buku tetapi dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jazakumullah Khairan Katsiro.....
Jakarta, 19 Februari 2009
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...............................................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................v DAFTAR TABEL................................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................9 D. Sistematika Penulisan.............................................................10
BAB II
LANDASAN TEORI A. Program 1. Pengertian Program...........................................................12 2. Macam-macam Program...................................................12 3. Tujuan Program................................................................13 4. Managemen Program........................................................14 B. Down Syndrome 1. Pengertian Down Syndrome.............................................16 2. Karakteristik Individu Anak Penyandang Down Syndrome...............................................................18 3. Pendidikan bagi Anak Down Syndrome...........................23 C. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial................................................25 2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.........................................30 3. Ciri-ciri Interaksi Sosial....................................................34 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi Sosial..................................................................35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian.............................................................39 B. Jenis Penelitian........................................................................41 C. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................41 D. Teknik Pemilihan Subyek dan Informan............................... 41 E. Sumber Data............................................................................43 F. Teknik Pengumpulan Data......................................................43 G. Alat Bantu Pengumpulan Data................................................45 H. Teknik Analisis Data...............................................................46 I. Teknik Penulisan Data............................................................48
v
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS A. Temuan Lapangan 1. Gambaran Umum Yayasan SLB Dharma Asih a. Sejarah Berdirinya SLB Dharma Asih.......................49 b. Visi dan Misi..............................................................51 c. Pengembangan SLB Dharma Asih.............................52 d. Struktur Organisasi SLB Dharma Asih......................53 e. Proses Persyaratan Pendaftaran anak.........................54 f. Perolehan dan Distribusi Dana...................................54 g. Sarana dan Prasarana yang dimiliki SLB Dharma Asih......................................................56 h. Aktivitas dan Prestasi Siswa.......................................57 B. Analisis Kegiatan Peningkatan Interaksi Sosial 1. Interaksi Sosial Asosiatif a. Pramuka......................................................................61 b. SOIna (olah raga tingkat provinsi).............................63 c. Syuting Film (Seni Peran)..........................................64 2. Interaksi Sosial Disasosiatif a. Pramuka......................................................................67 b. SOIna..........................................................................67 c. Syuting Film (seni peran)...........................................68 3. Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial..................................................................68
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................71 B. Saran........................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Gambar 2.1 Tabel 1.2 Tabel 1.3
Rancangan Informan...................................................................41 Struktur Organisasi SLB Dharma Asih.......................................53 Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah........................54 Rencana Anggaran Belanja Sekolah...........................................55
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8
Surat permohonan Pengajuan Judul Skripsi Surat Permohonan Pembimbing Surat Permohonan Penelitian Surat Keterangan Riset/wawancara Pedoman Wawancara Transkrip Wawancara Data Keterangan Diri Siswa SLB-C1 Dharma Asih Foto-foto Kegiatan
viii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar srata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 19 Februari 2009
Putri Megawati
ix
PEDOMAN WAWANCARA
Nama
: Ibu Sudarsih
Hari/Tgl Wawancara
: Rabu, 10 Desember 2008 Kamis, 29 Januari 2009
Jabatan
: Kepala Sekolah SLB Dharma Asih
Daftar Pertanyaan T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J
: Tujuan sekolah yang paling utama secara keseluruhan adalah untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti manusia lainnya, tanpa bantuan orang lain. Untuk bantuan hidup mandiri agar bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih? J
: Visi
dari
Yayasan
SLB
Dharma
Asih
adalah
meletakkan
dan
mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana
x
sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup. T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru? J
: Proses persyaratannya, antara lain: 1. Mengisi formulir 2. Membayar SPP bulan masuk siswa 3. Membayar uang sarana dan prasarana
T : Darimana perolehan dana sekolah? J
: Dana sekolah salah satunya diperoleh dari uang SPP, dana bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa bagi siswa tidak mampu
T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut? J
: Digunakan untuk keperluan operasional sekolah, membayar SPP siswa tidak mampu, biaya THB atau ujian, atau untuk kegiatan ekstrakurikuler.
T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih? J
: Untuk struktur organisasi sudah bisa dilihat dari struktur organisasi yang sudah di printkan.
T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah? J
: Kegiatan yang ada disekolah selain belajar secara akademik, kita juga mengajarkan anak-anak keterampilan. Karena untuk SLB mulai dari SMP 52 % keterampilan dan untuk SMA 62 % keterampilan. Jadi, lebih diperbanyak keterampilannya daripada akademisnya. Karena hal itu memang sangat diperlukan sebagai bekal untuk hidup mandiri dan untuk menunjang setelah mereka selesai sekolah di SLB ini.
xi
T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut? J
: Untuk program kegiatan seperti kegiatan keterampilan, Alhamdulillah sudah ada hasil yang telah dicapai. Hal ini terbukti dengan adanya lulusan dari sekolah ini yang sudah bekerja. Untuk anak kelompok Tuna Grahita Sedang memang IQ nya agak rendah, belum ada yang mampu bekerja. Tapi, ada juga yang bisa berhasil dan mampu kalau benar-benar kita latih dan didik semaksimal mungkin, misalnya dalam bidang menari. Dalam bidang menari ada yang sampai bisa tapi, memerlukan waktu yang agak lama dan membutuhkan kesebaran dari guru. Kalau anak sudah tidak mampu, kita tetap harus mencoba dan terus mencoba. Anak-anak down syndrome atau anak-anak tuna grahita sedang atau yang biasa kita sebut anak mampu latih akan berhasil, kalau dilatih secara terus menerus. Sedangkan untuk kelompok Tuna Grahita Ringan dengan IQ yang agak tinggi dari tuna grahita sedang sudah ada yang bekerja dan berhasil, mungkin memang tidak semuanya. Misalnya sudah ada yang bekerja di salon, karena memang diberikan keterampilan salon; ada yang bekerja di pabrik sepatu, karena dulu memang diberikan keterampilan menjahit, membuat pola sandal dan sepatu. Jadi, kemampuannya itu ternyata bisa diterapkan untuk mereka bekerja. Ada juga yang bekerja menjadi satpam atau security di perusahaan swasta, masih banyak contoh-contoh lainnya. tapi, ini semua anak-anak tuna grahita ringan, karena dari penampilan fisik dan kemampuannya agak ringan.
xii
T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan? J
: Anak down syndrome di SLB Dharma Asih ini dimasukkan ke dalam kelompok anak Tuna Grahita Sedang, karena kriteria C1 seperti itu dan anak penyandang down syndrome IQ nya rata-rata dibawah 55.
T : Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini? J
: Anak down syndrome kurang lebih sekitar 15 atau 20 anak.
T : Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program-program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J
: Program-program kegiatan kita adakan diluar pembelajaran kelas, jadi program yang ada dan sudah dilaksanakan di SLB Dharma Asih ini, antara lain : di ikutsertakannya anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan olah raga di tingkat nasional (SOIna) yang diadakan setiap tahun, kegiatan pramuka, terus rencananya kita akan melaksanakan outbond. Masih banyak program kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan interaksi sosial mereka.
T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut? J
: Untuk kegiatan–kegiatan seperti SOIna kurang lebih sudah 5 tahun. Tetapi, pada 2008 lalu SLB Dharma Asih tidak mengirimkan anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan SOIna, karena berbenturan dengan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.
xiii
T : Pihak-pihak
mana
saja
yang
telah
membantu/terkait
dalam
pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Yang terlibat dalam program ini seluruh warga sekolah dan orang tua murid.
T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan? J
: Ya perbedaannya kalau anak-anak normal masih gampang untuk diatur..masih bisa dibilangin kalau lagi nakal. Tapi, kalau anak-anak seperti ini, y....kita harus banyak sabar.
T : Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orangorang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi? J
: Ya...Alhamdulillah karena di sana juga memiliki kategori yang sama seperti mereka jadi, tidak terlalu sulit untuk mereka dekat. Terus, dari orang-orang disana karena mereka sudah mengerti bagaimana sifat anak-anak jadi, tidak sulit untuk mereka menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anak-anak ini.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J
: Dengan dilaksanakannya program ini hasil yang dicapai selain penghargaanpenghargaan, yang paling utama adalah anak jadi lebih berani dan percaya diri, tidak malu-malu lagi.
T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Kalau faktor penghambat yang ada, mungkin dari pihak orang tua. Ada beberapa orang tua yang kurang mendukung, bukan berarti tidak setuju
xiv
dilaksanakannya program ini tapi, ada alasan-alasan yang membuat orang tua kurang mendukung. Terus juga dari kurangnya guru pembimbing. T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut? J
: Tidak ada pihak yang tidak setuju, karena ini adalah program sekolah.
T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu? J
: Tidak ada.
Tanda Tangan
Ibu Sudarsih
xv
PEDOMAN WAWANCARA Nama
: Ibu Ane Tewiane
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 24 Januari 2009
Jabatan
: Guru
Daftar Pertanyaan T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J
: Untuk tujuan mungkin sama dengan apa yang sudah di jelaskan oleh kepala sekolah. Yaitu untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-anak normal lainnya.
T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih? J
: Visi dan misi sebagaimana yang dimiliki SLB Dharma Asih. Visi
dari
Yayasan
SLB
Dharma
Asih
adalah
meletakkan
dan
mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.
xvi
T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru? J
: Proses persyaratan pendaftaran anak yang akan masuk sekolah maupun yang akan melanjutkan ke tingkat berikutnya, bisa dilihat di formulir pendaftaran siswa.
T : Darimana perolehan dana sekolah? J
: Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.
T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut? J
: Dana tersebut digunakan antara lain untuk keperluan anak, kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.
T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih? J
: Struktur SLB Dharma Asih yang baru sudah ada dan bisa di lihat di ruang kepala sekolah..
T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah? J
: Program kegiatan sekolah di samping kegiatan KBM setiap hari, juga akan diadakan kegiatan outbond, dan rencana yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut? J
: Hasil yang telah di capai dari program tersebut adalah anak bisa bersosialisasi dengan teman maupun orang lain
xvii
T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan? J
: Anak down syndrome dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang.
T : Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini? J
: Ada kurang lebih 30 anak yang terdaftar, dan yang tidak aktif kurang lebih ada 10 anak. Tapi, ada juga yang kadang-kadang di tengah-tengah masuk lagi. Namanya juga anak-anak seperti ini.
T : Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J
: Ya...memang anak-anak down syndrome mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Kalau yang baru masih belum bisa, dengan temannya kadang-kadang dia masih tidak mau. Untuk anak yang kelompok TK masih agak susah karena egonya masih agak tinggi tapi, agar dia mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak ya. Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, diajak main film
T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut? J
: Program dilaksanakan sejak pertama kali anak masuk ke SLB Dharma Asih
xviii
T : Pihak-pihak
mana
saja
yang
telah
membantu/terkait
dalam
pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, kepala sekolah, guru, semua yang ada di lingkungan sekolah.
T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan? J
: Anak-anak down syndrome itu egonya masih tinggi, susah di atur. Kalau uda maunya...y maunya. Contohnya aja waktu kegiatan upacara atau kegiatan pramuka, masih susah untuk di atur berbaris. Memang tidak semuanya anak-anak down syndrome seperti itu. Masih ada yang bisa untuk diatur. Tergantung dari lingkungan dirumahnya juga.
T : Terus waktu kegiatan SOIna kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi? J
: Kalau untuk beradaptasi dengan orang-orang yang baru memang tidak begitu mudah tapi, untungnya mereka juga dikelompokkan dengan orangornag yang memiliki kategori sama. Misalnya kelompok tuna grahita sedang dengan kelompok tuna grahita sedang. Jadi, mereka merasa sama. Terus dari pembimbing juga harus bisa membaca suasana hati mereka. Kalau mereka merasa bosan..pembimbing harus tahu bagaimana caranya membuat mereka tidak bosan.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J
: Hasil yang telah di capai dengan dilaksanakannya program tersebut, anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman tidak hanya dari lingkungan sekolahnya tetapi, juga dengan teman-teman dari sekolah lain.
xix
T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Kendala yang dihadapinya cukup banyak, antara lain terutama lingkungan, kadang-kadang dari anaknya sendiri tidak mau, orang tua kurang mendukung. Kalau orang tua mendukung, Insya Allah. Terus harus adanya kerjasama antara orang tua dengan lingkungan jadi, biar seimbang bisa tercapai tujuan di sekolah dengan tujuan di rumah.
T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut? J
: Tidak ada yang tidak setuju, semuanya setuju karena itu untuk kemajuan anak.
T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu? J
: Faktor penyebab kontravensi tidak ada, karena tidak ada yang tidak setuju.
Tanda Tangan
Ibu Ane
xx
PEDOMAN WAWANCARA
Nama
: Ibu Imas
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 24 Januari 2009
Jabatan
: Guru
Daftar Pertanyaan T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J
: Untuk tujuan mungkin sama saja untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-anak normal lainnya.
T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih? J
: Visi
dari
Yayasan
SLB
Dharma
Asih
adalah
meletakkan
dan
mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.
xxi
T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru? J
: Proses persyaratan pendaftaran anak bisa dilihat di formulir persyaratan pendaftaran anak.
T : Darimana perolehan dana sekolah? J
: Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.
T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut? J
: Dana tersebut digunakan untuk kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.
T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih? J
: Struktur SLB Dharma Asih bisa di lihat di ruang kepala sekolah..
T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah? J
: Program kegiatan sekolah di samping kegiatan KBM, juga diajarkan kegiatan keterampilan, dan rencana yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut? J
: Hasil yang telah di capai dari program tersebut adalah anak bisa lebih mengembangkan minatnya, terus bisa berinteraksi dengan teman, guru maupun orang lain
T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan? J
: Anak down syndrome dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang.
xxii
T
: Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?
J
: Anak down syndrome ada kurang lebih 30 anak
T
: Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
J
: Untuk anak yang masih kecil atau TK agar mereka mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk peningkatan interaksi sosial anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, syuting film dan kegiatan yang baru akan dilaksanakan bulan februari atau bulan mei adalah kegiatan outbond T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut? J
: Program dilaksanakan sejak pertama kali anak masuk ke SLB Dharma Asih
T : Pihak-pihak
mana
saja
yang
telah
membantu/terkait
dalam
pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, kepala sekolah, guru, semua warga sekolah
T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan? J
: Ya perbedaannya seperti yang sudah mbak lihat selama ini....kadang-kadang mereka bisa diatur, kadang-kadang sulit untuk diatur.
xxiii
T : Terus waktu kegiatan SOIna kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi? J
: Kalau untuk masalah beradaptasi....tergantung dari orang-orang disana. Anak-anak seperti ini bisa dekat dengan siapa saja bila mereka merasa orang itu baik dan mereka merasa nyaman. Jadi, orang itu harus tahu bagaimana mendekatkan diri dengan anak-anak seperti ini. Karena sangat berbeda dengan anak-anak normal.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J
: Hasil yang telah di capai dengan dilaksanakannya program tersebut, anak mendapatkan penghargaan atau piala-piala dari program-program yang di ikuti antar sekolah lain, yang paling penting anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman yang lain.
T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Kendala yang dihadapinya dari anak down syndrome itu sendiri, jadi tergantung mood. Kalau mood lagi tidak bagus, dia tidak mau, sebaliknya kalau moodnya bagus, dia mau mengikuti kegiatan yang ada.
T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut? J
: Tidak ada yang tidak setuju, semuanya setuju karena itu sudah program yang ada di sekolah
xxiv
T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu? J
: Karena semua setuju, jadi faktor penyebab kontravensi tidak ada
Tanda Tangan
Ibu Imas
xxv
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Orang Tua Klien (Anak Down Syndrome)
Nama
: Ibu Djuniarti
Hari/Tgl Wawancara
: Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009
Daftar Pertanyaan T : Darimana Ibu mengetahui keberadaan sekolah SLB Dharma Asih? J
: Tidak dari siapa-siapa..Saya tahu sendiri, waktu mencari-cari sekolah.
T : Sudah berapa lama anak Ibu bersekolah di SLB Dharma Asih? J
: Sekolah di Dharma Asih sejak TK, dari umur 5 tahun.
T : Apa alasan yang membuat Ibu memilih SLB Dharma Asih? J
: Alasannya, karena saya melihat SLB Dharma Asih memiliki programprogram kegiatan
yang cukup bagus, baik kegiatan sekolah maupun
kegiatan keterampilan untuk mengembangkan minat anak. T : Apakah ada kemajuan yang dicapai oleh anak Ibu dalam bidang pendidikan? J
: Alhamdulillah kemajuan sudah ada. Menulis sudah lancar, tapi membaca yang belum terlalu lancar, masih agak sulit. Kalau saat diajarkan dia bisa, tapi setelah itu kadang-kadang lupa lagi.
xxvi
T : Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J
: Program-programnya cukup bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan kegiatan yang baru akan diadakan kegiatan outbond bulan februari nanti.
T : Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut? J
: Alhamdulillah hasilnya bagus. Anak saya mendapatkan beberapa medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka juga selalu dikutsertakan, di syuting film kemarin juga ikut. Dan rencananya bulan mei nanti filmnya akan di tayangkan. Yang paling utama interaksi sosial anak saya alhamdulillah bagus, karena selain dari lingkungan sekolah, di lingkungan rumah juga selalu berinteraksi.
T : Bagaimana sikap interaksi sosial anak ibu atau anak-anak lainnya dilokasi syuting kemarin? J
: Anak-anak yang ikut dalam pembuatan syuting film ini sangat senang. Mereka tidak mengenal bosan dan capek. Walaupun syuting dilakukan sampai malam hari. Mereka yang paling semangat diantara guru dan beberapa orang tua yang terlibat dalam pembuatan film ini. Anak-anak yang sebelumnya sangat sulit untuk berkomunikasi dengan teman, ditempat syuting ini diharuskan untuk selalu berkomunikasi, bukan hanya dengan teman-teman yang terlibat dalam film, tapi juga dengan orang-orang yang baru mereka kenal
xxvii
T : Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut? J
: Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya.
T : Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut? J
: Kalau yang tidak setuju mungkin tidak ada, karena program kegiatan ini dari sekolah.
T : Apa alasan dari timbulnya kontravensi tersebut? J
: Tidak ada.....
Tanda Tangan
Ibu Djuniarti
xxviii
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Orang Tua Klien (Anak Down Syndrome)
Nama
: Ibu Elli
Hari/Tgl Wawancara
: Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009
Daftar Pertanyaan T : Darimana Ibu mengetahui keberadaan sekolah SLB Dharma Asih? J
: Dari tetangga saya....
T : Sudah berapa lama anak Ibu bersekolah di SLB Dharma Asih? J
: Sekolah di sini sudah lama sekali...
T : Apa alasan yang membuat Ibu memilih SLB Dharma Asih? J
: Alasannya, karena SLB Dharma Asih lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, terus juga memiliki program-program kegiatan yang cukup bagus.
T : Apakah ada kemajuan yang dicapai oleh anak Ibu dalam bidang pendidikan? J
: Kemajuan ada. Menulis sudah cukup lancar, tapi membaca yang belum terlalu lancar dan berbicara juga lancar.
T : Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J
: Program-programnya bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan nanti juga akan diadakan kegiatan outbond.
xxix
T : Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut? J
: Hasil sudah ada. Anak saya mendapatkan medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka ikut, di syuting film kemarin juga ikut. Yang saya dengar bulan mei nanti filmnya akan di putar. Terus,sosialisasi anak jadi lebih bagus.
T : Bagaimana sikap interaksi sosial anak ibu atau anak-anak lainnya dilokasi syuting kemarin? J
: Waktu syuting film kemarin, saya tidak ikut....jadi saya tidak tahu bagaimana sikap interaksi mereka disana.
T : Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut? J
: Faktor penghambatnya, dari faktor biaya. Jadi, mungkin itu salah satu yang membuat orang tua kurang mendukung
T : Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut? J
: Kalau yang tidak setuju kayaknya tidak ada, karena program kegiatan ini dari sekolah.
T : Apa alasan dari timbulnya kontravensi tersebut? J
: Tidak ada.
Tanda Tangan
Ibu Elli
xxx
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Ibu Sudarsih
Hari/Tgl Wawancara
: Rabu, 10 Desember 2008 Kamis, 29 Januari 2009
Jabatan
A
1
2
: Kepala Sekolah SLB C1 Dharma Asih
Gambaran Umum Lembaga Pertanyaan Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?
Apa visi dan Dharma Asih?
misi
Jawaban Tujuan sekolah yang paling utama secara keseluruhan adalah untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti manusia lainnya, tanpa bantuan orang lain. Untuk bantuan hidup mandiri agar bisa hidup tanpa bantuan orang lain. SLB Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan
xxxi
kecakapan hidup. 3
Bagaimana proses per- Proses persyaratannya, antara lain: syaratan pendaftaran untuk 1. Mengisi formulir 2. Membayar SPP bulan masuk siswa siswa baru? 3. Membayar uang sarana dan prasarana
4
Darimana sekolah?
5
Digunakan untuk apa saja Digunakan untuk keperluan operasional sekolah, membayar SPP siswa tidak dana tersebut? mampu, biaya THB atau ujian, atau untuk kegiatan ekstrakurikuler.
6
Bagaimana struktur organi- Untuk struktur organisasi sudah bisa dilihat dari struktur organisasi yang sasi SLB Dharma Asih? sudah di printkan.
7
Apa saja program-program Kegiatan yang ada disekolah selain kegiatan yang dimiliki belajar secara kademik, kita juga mengajarkan anak-anak keterampilan. sekolah? Karena untuk SLB mulai dari SMP 52 % keterampilan dan untuk SMA 62 % keterampilan. Jadi, lebih diperbanyak keterampilannya daripada akademisnya. Karena hal itu memang sangat diperlukan sebagai bekal untuk hidup mandiri dan untuk menunjang setelah mereka selesai sekolah di SLB ini.
8
Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut?
perolehan
dana Dana sekolah salah satunya diperoleh dari uang SPP, dana bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa bagi siswa tidak mampu
Untuk program kegiatan seperti kegiatan keterampilan, Alhamdulillah sudah ada hasil yang telah dicapai. Hal ini terbukti dengan adanya lulusan dari sekolah ini yang sudah bekerja. Untuk anak kelompok Tuna Grahita Sedang memang IQ nya agak rendah, belum ada yang mampu bekerja. Tapi, ada juga yang bisa berhasil dan mampu kalau benar-benar kita latih dan didik semaksimal mungkin, misalnya dalam bidang menari. Dalam bidang menari ada yang sampai bisa tapi, memerlukan
xxxii
waktu yang agak lama dan membutuhkan kesebaran dari guru. Kalau anak sudah tidak mampu, kita tetap harus mencoba dan mencoba. Anak-anak down syndrome atau aanakanak tuna grahita sedang atau yang biasa kita sebut anak mampu latih akan berhasil, kalau dilatih secara terus menerus. Sedangkan untuk kelompok Tuna Grahita Ringan dengan IQ yang agak tinggi dari tuna grahita sedang sudah ada yang bekerja dan berhasil, mungkin memang tidak semuanya. Misalnya sudah ada yang bekerja di salon, karena memang diberikan keterampilan salon; ada yang bekerja di pabrik sepatu, karena dulu memang diberikan keterampilan menjahit, membuat pola sandal dan sepatu. Jadi, kemampuannya itu ternyata bisa diterapkan untuk mereka bekerja. Ada juga yang bekerja menjadi satpam atau security di perusahaan swasta, masih banyak contoh-contoh lainnya. tapi, ini semua anak-anak tuna grahita ringan, karena dari penampilan fisik dan kemampuannya agak ringan. Anak down syndrome di SLB Dharma Asih ini dimasukkan ke dalam kelompok anak Tuna Grahita Sedang, karena anak penyandang down syndrome IQ nya rata-rata dibawah 55.
9
Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?
10
Ada berapa jumlah keselu- Anak down syndrome kurang lebih ruhan anak Penyandang sekitar 15 atau 20 anak. Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?
B.
Temuan Lapangan Pertanyaan Pada umumnya, anak Down Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki
1
Jawaban Program-program kegiatan kita adakan diluar pembelajaran kelas, jadi program yang ada dan sudah dilaksanakan di SLB Dharma Asih ini, antara lain : di ikutsertakannya anak-anak down
xxxiii
SLB Dharma Asih dalam syndrome dan anak-anak berkebutuhan meningkatkan interaksi sosial khusus lainnya dalam kegiatan olah raga di tingkat nasional (SOIna) yang anak Down Syndrome? diadakan setiap tahun, kegiatan pramuka, terus rencananya kita akan melaksanakan outbond. Masih banyak program kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan interaksi sosial mereka. 2
3
Untuk kegiatan–kegiatan seperti SOIna kurang lebih sudah 5 tahun.Tetapi, pada 2008 lalu SLB Dharma Asih tidak mengirimkan anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan SOIna, karena berbenturan dengan kegiatankegiatan sekolah lainnya. Pihak-pihak mana saja yang Yang terlibat dalam program ini seluruh telah membantu/terkait dalam warga sekolah dan orang tua murid. pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial ? Sudah berapa lama dilaksanakannya programprogram kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?
4
Apa perbedaan antara anakanak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedangdilaksanakan kegiatan?
Ya perbedaannya kalau anak-anak normal masih gampang untuk diatur..masih bisa dibilangin kalau lagi nakal. Tapi, kalau anak-anak seperti ini, y....kita harus banyak sabar.
5
Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?
Ya...Alhamdulillah karena di sana juga memiliki kategori yang sama seperti mereka jadi, tidak terlalu sulit untuk mereka dekat. Terus, dari orang-orang disana karena mereka sudah mengerti bagaimana sifat anak-anak jadi, tidak sulit untuk mereka menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anak-anak ini.
6
Apa hasil yang telah dicapai Dengan dilaksanakannya program ini dari pelaksanaan program hasil yang dicapai selain penghargaanpenghargaan, yang paling utama adalah tersebut? anak jadi lebih berani dan percaya diri, tidak malu-malu lagi.
7
Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?
Kalau faktor penghambat yang ada, mungkin dari pihak orang tua. Ada beberapa orang tua yang kurang mendukung, bukan berarti tidak setuju dilaksanakannya program ini tapi, ada
xxxiv
alasan-alasan yang membuat orang tua kurang mendukung.Terus juga dari kurangnya guru pembimbing. 8
Apakah timbul kontravensi Tidak ada pihak yang tidak setuju, atau adanya pihak yang tidak karena ini adalah program sekolah. setuju akan pelaksanaan program tersebut?
9
Apa saja faktor – faktor Tidak ada penyebab dari kontravensi itu?
Nama
: Ibu Ane Tewiane
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 24 Januari 2009
Jabatan
: Guru
A
1
2
Gambaran Umum Lembaga Pertanyaan Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?
Apa visi dan Dharma Asih?
misi
Jawaban Untuk tujuan mungkin sama dengan apa yang sudah di jelaskan oleh kepala sekolah. Yaitu untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anakanak normal lainnya.
SLB Visi dan misi sebagaimana yang dimiliki SLB Dharma Asih. Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan
xxxv
karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup. 3
4
Bagaimana proses per- Proses persyaratan pendaftaran anak syaratan pendaftaran untuk yang akan masuk sekolah maupun yang akan melanjutkan ke tingkat berikutnya, siswa baru? bisa dilihat di formulir pendaftaran siswa. Darimana perolehan dana Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah sekolah? (BOS), dana bantuan beasiswa.
5
Digunakan untuk apa saja Dana tersebut digunakan antara lain untuk keperluan anak, kegiatan KBM, dana tersebut? pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.
6
Bagaimana struktur organi- Struktur SLB Dharma Asih yang baru sudah ada dan bisa di lihat di ruang sasi SLB Dharma Asih? kepala sekolah..
7
Apa saja program-program Program kegiatan sekolah di samping kegiatan yang dimiliki kegiatan KBM setiap hari, juga akan diadakan kegiatan outbond, dan rencana sekolah? yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.
8
Apa hasil yang telah dicapai Hasil yang telah di capai dari program dari program-program kegi- tersebut adalah anak bisa bersosialisasi atan yang sudah dilaksanakan dengan teman maupun orang lain tersebut?
9
Anak Down Syndrome di SLB Anak down syndrome dimasukkan ke Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang. dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?
10
Ada berapa jumlah keselu- Ada kurang lebih 30 anak
xxxvi
yang
ruhan anak Penyandang terdaftar, dan yang tidak aktif kurang Down Syndrome di SLB lebih ada 10 anak. Tapi, ada juga yang kadang-kadang di tengah-tengah masuk Dharma Asih ini? lagi. Namanya juga anak-anak seperti ini.
B
1
2
Temuan Lapangan Pertanyaan Pada umumnya, anak Down Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
Jawaban Ya...memang anak-anak down syndrome mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Kalau yang baru masih belum bisa, dengan temannya kadang-kadang dia masih tidak mau. Untuk anak yang kelompok TK masih agak susah karena egonya masih agak tinggi tapi, agar dia mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak ya. Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, diajak main film. Sudah berapa lama Program dilaksanakan sejak pertama dilaksanakannya program- kali anak masuk ke SLB Dharma Asih program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?
3
Pihak-pihak mana saja yang Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, telah membantu/terkait dalam kepala sekolah, guru, semua yang ada di pelaksanaan program pening- lingkungan sekolah. katan interaksi sosial ?
4
Apa perbedaan antara anakanak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakankegiatan?
5
Anak-anak down syndrome itu egonya masih tinggi, susah di atur. Kalau uda maunya...y maunya. Contohnya aja waktu kegiatan upacara atau kegiatan pramuka, masih susah untuk di atur berbaris. Memang tidak semuanya anak-anak down syndrome seperti itu. Masih ada yang bisa untuk diatur. Tergantung dari lingkungan dirumahnya juga. Terus waktu kegiatan SOIna Kalau untuk beradaptasi dengan orangatau kegiatan pramukakan orang yang baru memang tidak begitu
xxxvii
bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?
mudah tapi, untungnya mereka juga dikelompokkan dengan orang-ornag yang memiliki kategori sama. Misalnya kelompok tuna grahita sedang dengan kelompok tuna grahita sedang. Jadi, mereka merasa sama. Terus dari pembimbing juga harus bisa membaca suasana hati mereka. Kalau mereka merasa bosan..pembimbing harus tahu bagaimana caranya membuat mereka tidak bosan.
6
Apa hasil yang telah dicapai Hasil yang telah di capai dengan dari pelaksanaan program dilaksanakannya program tersebut, anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman tersebut? tidak hanya dari lingkungan sekolahnya tetapi, juga dengan teman-teman dari sekolah lain.
7
Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?
8
Apakah timbul kontravensi Tidak ada yang tidak setuju, semuanya atau adanya pihak yang tidak setuju karena itu untuk kemajuan anak. setuju akan pelaksanaan program tersebut?
9
Apa saja faktor – faktor Faktor penyebab kontravensi tidak ada, penyebab dari kontravensi karena tidak ada yang tidak setuju. itu?
Kendala yang dihadapinya cukup banyak, antara lain terutama lingkungan, kadang-kadang dari anaknya sendiri tidak mau, orang tua kurang mendukung. Kalau orang tua mendukung, Insya Allah. Terus harus adanya kerjasama antara orang tua dengan lingkungan jadi, biar seimbang bisa tercapai tujuan di sekolah dengan tujuan di rumah.
xxxviii
Nama
: Ibu Imas
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 24 Januari 2009
Jabatan
: Guru
A
1
Gambaran Umum Lembaga Pertanyaan Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?
misi
Jawaban Untuk tujuan mungkin sama saja untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-anak normal lainnya.
SLB Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.
2
Apa visi dan Dharma Asih?
3
Bagaimana proses per- Proses persyaratan pendaftaran anak syaratan pendaftaran untuk bisa dilihat di formulir persyaratan pendaftaran anak. siswa baru?
4
Darimana sekolah?
perolehan
dana Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.
xxxix
5
Digunakan untuk apa saja Dana tersebut digunakan untuk kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang dana tersebut? tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah
6
Bagaimana struktur organi- Struktur SLB Dharma Asih bisa di lihat di ruang kepala sekolah.. sasi SLB Dharma Asih?
7
Apa saja program-program Program kegiatan sekolah di samping kegiatan yang dimiliki kegiatan KBM, juga diajarkan kegiatan keterampilan, dan rencana yang baru sekolah? akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.
8
Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut?
9
Anak Down Syndrome di SLB Anak down syndrome dimasukkan ke Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang. dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?
10
Ada berapa jumlah keselu- Anak down syndrome ada kurang lebih ruhan anak Penyandang 30 anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?
B
1
Hasil yang telah di capai dari program tersebut adalah anak bisa lebih mengembangkan minatnya, terus bisa berinteraksi dengan teman, guru maupun orang lain
Temuan Lapangan Pertanyaan Pada umumnya, anak Down Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
Jawaban Untuk anak yang masih kecil atau TK agar mereka mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk peningkatan interaksi sosial anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, syuting film dan program kegiatan yang baru akan dilaksanakan bulan februari atau bulan mei adalah kegiatan outbond.
xl
2
Sudah berapa lama Program dilaksanakan sejak pertama dilaksanakannya program- kali anak masuk ke SLB Dharma Asih program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?
3
Pihak-pihak mana saja yang Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, telah membantu/terkait dalam kepala sekolah, guru, semua warga pelaksanaan program pening- sekolah katan interaksi sosial ?
4
Apa perbedaan antara anakanak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakankegiatan?
Ya perbedaannya seperti yang sudah mbak lihat selama ini....kadang-kadang mereka bisa diatur, kadang-kadang sulit untuk diatur.
5
Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?
Kalau untuk masalah beradaptasi... tergantung dari orang-orang disana. Anak-anak seperti ini bisa dekat dengan siapa saja bila mereka merasa orang itu baik dan mereka merasa nyaman. Jadi, orang itu harus tahu bagaimana mendekatkan diri dengan anak-anak seperti ini. Karena sangat berbeda dengan anak-anak normal.
6
Apa hasil yang telah dicapai Hasil yang telah di capai dengan dari pelaksanaan program dilaksanakannya program tersebut, anak mendapatkan penghargaan atau pialatersebut? piala dari program-program yang di ikuti antar sekolah lain, yang paling penting anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman yang lain.
7
Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?
8
Apakah timbul kontravensi Tidak ada yang tidak setuju, semuanya atau adanya pihak yang tidak setuju karena itu sudah program yang setuju akan pelaksanaan ada disekolah. program tersebut?
9
Apa saja faktor – faktor Karena
Kendala yang dihadapinya dari anak down syndrome itu sendiri, jadi tergantung mood. Kalau mood lagi tidak bagus, dia tidak mau, sebaliknya kalau moodnya bagus, dia mau mengikuti kegiatan yang ada.
xli
semua
setuju,
jadi
faktor
penyebab itu?
dari
kontravensi penyebab kontravensi tidak ada.
Nama
: Ibu Djuniarti
Keterangan
: Orang Tua Klien ( Anak Down Syndrome)
Hari/Tgl Wawancara
: Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009
A
1
Perihal Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan Pertanyaan Jawaban Darimana Ibu mengetahui Tidak dari siapa-siapa..Saya tahu sendiri, keberadaan sekolah SLB waktu mencari-cari sekolah. Dharma Asih?
2
Sudah berapa lama anak Ibu Sekolah di Dharma Asih sejak TK, dari bersekolah di SLB Dharma umur 5 tahun. Asih?
3
Apa alasan yang membuat Ibu Alasannya, karena saya melihat SLB Dharma Asih memiliki program-program memilih SLB Dharma Asih? kegiatan yang cukup bagus, baik kegiatan sekolah maupun kegiatan keterampilan untuk mengembangkan minat anak.
4
Apakah ada kemajuan yang Alhamdulillah kemajuan sudah ada. dicapai oleh anak Ibu dalam Menulis sudah lancar, tapi membaca yang belum terlalu lancar, masih agak sulit. bidang pendidikan? Kalau saat diajarkan dia bisa, tapi setelah itu kadang-kadang lupa lagi.
B
1
Temuan Lapangan Pertanyaan Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
Jawaban Program-programnya cukup bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan kegiatan yang baru akan diadakan kegiatan outbond bulan februari nanti.
xlii
2
3
Alhamdulillah hasilnya bagus. Anak saya mendapatkan beberapa medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka juga selalu dikutsertakan, di syuting film kemarin juga ikut. Dan rencananya bulan mei nanti filmnya akan di tayangkan. Yang paling utama interaksi sosial anak saya alhamdulillah bagus, karena selain dari lingkungan sekolah, di lingkungan rumah juga selalu berinteraksi. Bagaimana sikap interaksi Anak-anak yang ikut dalam pembuatan sosial anak ibu atau anak- syuting film ini sangat senang. Mereka anak lainnya dilokasi syuting tidak mengenal bosan dan capek. Walaupun syuting dilakukan sampai kemarin? malam hari. Mereka yang paling semangat diantara guru dan beberapa orang tua yang terlibat dalam pembuatan film ini. Anak-anak yang sebelumnya sangat sulit untuk berkomunikasi dengan teman, ditempat syuting ini diharuskan untuk selalu berkomunikasi, bukan hanya dengan teman-teman yang terlibat dalam film, tapi juga dengan orang-orang yang baru mereka kenal Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut?
4
Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut?
Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya
5
Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut?
Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya.
6
Apa alasan dari timbulnya Tidak ada kontravensi tersebut?
xliii
Nama
: Ibu Elli
Keterangan
: Orang Tua Klien ( Anak Down Syndrome)
Hari/Tgl Wawancara
: Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009
A
1
Perihal Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan Pertanyaan Jawaban Darimana Ibu mengetahui Dari tetangga saya.... keberadaan sekolah SLB Dharma Asih?
2
Sudah berapa lama anak Ibu Sekolah di sini sudah lama sekali... bersekolah di SLB Dharma Asih?
3
Apa alasan yang membuat Ibu Alasannya, karena SLB Dharma Asih lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, memilih SLB Dharma Asih? terus juga memiliki program-program kegiatan yang cukup bagus Apakah ada kemajuan yang Kemajuan ada. Menulis sudah cukup dicapai oleh anak Ibu dalam lancar, tapi membaca yang belum terlalu bidang pendidikan? lancar dan berbicara juga lancar.
4
B
1
2
Temuan Lapangan Pertanyaan Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
Jawaban Program-programnya bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan nanti juga akan diadakan kegiatan outbond.
Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut?
Hasil sudah ada. Anak saya mendapatkan medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka ikut, di syuting film kemarin juga ikut. Yang saya dengar bulan mei nanti filmnya akan di putar. Terus,sosialisasi anak jadi lebih bagus.
xliv
3
Bagaimana sikap interaksi Waktu syuting film kemarin, saya tidak sosial anak ibu atau anak- ikut....jadi saya tidak tahu bagaimana anak lainnya dilokasi syuting sikap interaksi mereka disana. kemarin?
4
Menurut Ibu, apa faktor Faktor penghambatnya, dari faktor biaya. penghambat/kendala yang Jadi, mungkin itu salah satu yang dihadapi oleh sekolah dalam membuat orang tua kurang mendukung pelaksanaan program tersebut?
5
Dari yang Ibu ketahui, Kalau yang tidak setuju kayaknya tidak apakah ada kontravensi/pihak ada, karena program kegiatan ini dari orang tua yang tidak setuju sekolah. akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut?
6
Apa alasan dari timbulnya Tidak ada.... kontravensi tersebut?
xlv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan sumber daya manusia seutuhnya diarahkan dalam rangka perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial, termasuk didalamnya adalah pembangunan kesejahteraan sosial yang betujuan untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapi oleh individu, kelompok dan masyarakat yang diakibatkan oleh situasi yang berubah-ubah. Penyandang cacat merupakan salah satu bagian dari masyarakat Indonesia seluruhnya, terdiri dari : Penyandang cacat netra, Penyandang cacat tubuh, Penyandang cacat akibat penyakit kronis, Penyandang cacat mental atau yang biasa disebut Keterbelakangan mental dan Penyandang cacat rungu wicara. Padahal dalam perjalanan hidup manusia, setelah melalui fase-fase kehidupan dan sampai pada tahap perkawinan, memiliki anak yang sehat secara fisik dan psikologis menjadi harapan berikutnya yang sangat besar. Namun, tidak semua harapan itu dapat menjadi kenyataan. Sebagian kecil dari orang tua di dunia khususnya di Indonesia, memiliki anak yang sejak kecil telah memiliki kelainan. Kelainan bawaan semacam itu bisa terjadi karena selama masa kehamilan kondisi kesehatan ibu secara fisik dan atau psikologis kurang terjaga, sehingga mengganggu dan menghambat perkembangan janin di dalam kandungan. Selain itu, penyebab lain seringkali juga tidak diketahui dengan pasti, sehingga terjadi di luar jangkauan kemampuan manusia
1 xlvi
untuk mencegahnya. Salah satu bentuk kelainan bawaan anak adalah Down Syndrome. Menurut catatan Indonesia Center for Biodiversity dan Biotechnology (ICBB), Bogor tahun 2007, terdapat lebih dari 300 ribu anak di Indonesia penyandang down syndrome. Angka penderita itu diseluruh dunia diperkirakan mencapai 8 juta jiwa.1 Down Syndrom merupakan salah satu kelainan bawaan yang terjadi karena adanya kelainan kromosom pada saat terjadinya pembuahan. Anak penyandang down syndrom selain terlihat dari penampilan fisik dengan ciri-ciri tertentu, juga disertai dengan keterbatasan kemampuan. Sehingga dengan keterbatasannya tersebut memang sulit diharapkan perkembangan yang normal seperti anak yang lahir normal.2 Anak penyandang down syndrome biasanya disertai dengan redertasi mental. Mereka memiliki penampilan wajah yang mirip satu dengan yang lainnya. Wajah mereka lebih rata daripada anak-anak normal dan mata mereka yang cenderung sipit. Mereka biasanya memiliki hidung dan mulut yang kecil, rambut lurus dan lemas serta leher yang pendek dan lebar. Ukuran tubuhnya lebih pendek daripada anak-anak seusianya yang normal dan banyak diantara mereka yang mengalami obesitas (kegemukkan). Oleh karena memiliki karakteristik seperti orang-orang asia, anak down syndrome sering disebut ”Anak-anak Mongol”.3 Dari segi kognitif atau kemampuan berfikir, mereka juga terlambat. Kebanyakan dari mereka masuk dalam golongan keterbelakangan mental ringan 1
“Keterbelakangan Mental, Mayoritas Anak Syndroma Down Karena Fakor Genetik”, Tabloid Mom and Kiddie, Edisi 08 03-16 Desember 2007, h 10 2 Http ://www.mail-archive.com/
[email protected]/msg122805. html 3 Sari, Intan. Dinamika Sikap Penerimaan Orang Tua yang memiliki anak Down Syndrome. (Jakarta :Fakultas Psikologi UIN, 2007), h. 2.
xlvii
sampai sedang. Namun ini bukan berarti mereka tidak bisa apa-apa. Anak-anak ini bisa belajar mengembangkan keterampilan yang mereka punya, hanya saja mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguasai kemampuan tertentu dibandingkan anak pada umumnya. Sekarang ini banyak anak penyandang down syndrome yang tumbuh dengan baik, bisa bersekolah meski disekolah khusus dan bisa menikmati aktivitas yang sama menyenangkannya sebagaimana anak lain. Ketika dewasa, ada juga yang bisa meneruskan sekolah dan punya pekerjaan yang layak semua itu bisa terjadi dengan dukungan dan pengertian dari orang-orang yang menyayanginya.4 Di dalam kehidupan sosial, tidak semua masyarakat dapat dengan mudah menerima kehadiran anak down syndrom. Karakteristik kelainan yang jelas terlihat pada anak penyandang down syndrome dapat mengundang reaksi negatif masyarakat. Penampilan fisik mereka yang tampak jelas berbeda dapat menjadi masalah tersendiri bagi orang tua anak down syndrome dibandingkan dengan anak cacat yang lainnya yang secara fisik tidak terlihat jelas. Padahal didalam lingkungan masyarakat ini yang menimbulkan adanya interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakat pun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu.5 Selain mempengaruhi pembentukkan kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak, penampilan fisik anak yang berbeda ini juga dapat mempengaruhi interaksi orang tua dengan lingkungan sekitar.
4
Hadiwidjojo. K, Vera Itibiliana. Seputar Anak Berkebutuhan Khusus (Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer, 2008) h. 128-129 5 Prof.Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Edisi keempat (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h.51
xlviii
Hampir semua orang yang pertama kali melihat si anak akan menyadari adanya suatu kejanggalan yang membuat mereka bertanya-tanya baik dalam hati atau menanyakan secara langsung. Dan pada saat seperti ini orang tua dan si anak akan menghadapi reaksi lingkungan sekitar yang tidak umum dan terkadang terasa kurang menyenangkan bagi mereka jika harus memberikan penjelasan. Dan kenyataannya, seringkali anak yang memiliki kelainan seperti ini diasingkan dan dianggap
tidak berguna karena dengan keterbatasan kemampuan yang
dimilikinya, serta adanya perbedaan fisik yang sangat menonjol. Padahal seseorang yang memiliki kelainan atau berbeda dengan yang lainnya secara fisik maupun psikis, tidak boleh diasingkan atau dikucilkan. Hal ini sesuai dengan Surah Al-Hujuraat/49:11 berikut : 6
Artinya : ” Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolokolokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. 49:11)
6
Al-Quran Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), h.847
xlix
Dari ayat diatas jelaslah bahwa Allah sangat melarang kaum muslimin untuk mencaci, menghina, berburuk sangka, bergunjing atau lainnya terhadap kaum muslimin lainnya, walaupun seseorang itu memiliki perbedaan fisik maupun psikis. Perbedaan perilaku yang diterima oleh anak penyandang down syndrom, berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial atau bersosialisasi di lingkungan masyarakat, karena interaksi sosial merupakan sarana atau alat dalam mencapai kehidupan sosial. Adanya interaksi sosial merupakan naluri manusia yang sejak lahir membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness). Perlakuan yang diterima oleh anak penyandang down syndrome ini salah satu masalah didalam kesejahteraan anak. Kesejahteraan anak sebagaimana yang tedapat didalam Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Bab I Pasal I ayat 1a dan 1b adalah sebagai berikut :7 Pasal 1 (a) ”Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar baik secara rohani, jamani maupun sosial.” (b) ”Usaha kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak terutama terpenuhinya kebutuhan pokok anak.”
Hal ini sesuai dengan Undang-undang yang dibuat oleh pemerintah tentang Kesejahteraan Sosial yang tercantum dalam Undang-Undang No.6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, pasal 2 ayat 1 adalah sebagai berikut : ”Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan,dan ketentraman lahir dan bathin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara 7
Undang-undang Perlindungan Negara (UU RI No. 23 Th. 2002) ( Jakarta : Sinar Grafika, 2005), h.97
l
untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia sesuai dengan falsafah kita, yaitu pancasila.”8
Dalam tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3039 tentang Penjelasan atas UU No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, menerangkan bahwa guna mencapai terwujudnya tujuan kesejahteraan sosial tersebut, perlu disusun berbagai program dan kegiatan yang kemudian disebut sebagai Usaha-usaha Kesejahteraan Sosial. Definisi usahausaha kesejahteraan sosial itu sendiri adalah sebagai berikut :9 ”Usaha-usaha kesejahteraan sosial adalah semua upaya, program dan kegiatan yang ditunjukkan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial.”
Usaha-usaha Kesejahteraan Sosial ini mempunyai ruang lingkup yang khusus tertuju kepada manusia sebagai perseorangan, manusia dalam kehidupan masyarakat yang karena faktor-faktor dalam dirinya sendiri atau faktor-faktor dari luar, mengalami kehilangan kemampuan melaksanakan peranan sosialnya (disfungsi sosial). Jadi, sudah sangat jelas bahwa setiap anak termasuk anak yang mengalami kecacatan mental atau keterbelakangan mental memiliki hak-hak yang sama untuk mencapai suatu kesejahteraan sosial . Hal ini sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Bab II Pasal 2 ayat 1 Tentang Hak Anak, adalah sebagai berikut :10 ” Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang secara wajar.”
8
Syarif Muhidin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, 1997), cet. Ke-VII, h.5 9 Lembaran Negara RI Tahun 1974, No 53 : UU RI No. 6 Tahun 1974, Pasal 2 (2) 10 Undang-undang Perlindungan Negara (UU RI No. 23 Th. 2002) ( Jakarta : Sinar Grafika, 2005), h.97
li
Anak penyandang down syndrom yang memiliki keterbatasan intelektual belum tentu memiliki adaptasi sosial yang buruk. Perkembangan sosial anak penyandang down syndrom tidak bergantung pada kemampuan abstraksi dan integrasi, tetapi bergantung pada keahlian hidup sehari-hari sehingga adaptasi sosial mereka lebih baik daripada perkembangan kognitifnya. Hubungan dengan teman-teman usia sebaya (peer group) juga faktor yang mempengaruhi adaptasi sosial dari individu penyandang down syndrom11. Berdasarkan pada kondisi dan permasalahan yang saat ini dialami oleh anak penyandang down syndrom, maka diperlukan sekolah khusus untuk anak down syndrom. Karena di dalam tahap menjalin hubungan interaksi sosial atau dalam tahap bersosialisasi, selain dari peranan intervensi keluarga juga tidak terlepas dari peranan intervensi sekolah atau lembaga khusus ini agar tercipta hubungan interaksi sosial yang baik. Memang selama ini anak penyandang down syndrom penanganannya masih sering digabung dengan anak berkebutuhan khusus lain. Karena, di Indonesia khususnya di Jakarta masih sangat jarang sekali di temukan sekolah yang benar-benar khusus menangani anak penyandang down syndrome. Salah satu sekolah luar biasa yang menangani anak penyandang down syndrom dan anak-anak yang mengalami kebutuhan khusus lainnya adalah SLB Dharma Asih. Adapun tujuan pendidikan di SLB Dharma Asih adalah untuk mendidik anak-anak berkebutuhan
khusus supaya dapat berbicara dan
berkomunikasi serta beradaptasi berinteraksi, berpartisipasi aktif secara produktif
11
Kurniati, Dewi. Perbedaan Penerimaan Orang tua (ayah dan ibu) terhadap anak penyandang Down Syndrome. (Jakarta : Fakultas Psikologi UIN, 2005) h. 22
lii
dengan lingkungannya dikemudian hari dapat hidup mandiri dan memiliki kecakapan hidup (life Skill). Dan disini peneliti berusaha mempelajari sejauh mana SLB Dharma Asih menjalankan perannya sebagai sekolah luar biasa yang menangani anak penyandang down syndrome dan anak berkebutuhan khusus lainnya untuk membantu meningkatkan hubungan interaksi sosial mereka. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk memperdalam pembahasan dalam skripsi ini yang berjudul ”PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME DI SLB DHARMA ASIH” Dengan menempatkan SLB Dharma Asih yang beralamat di Jl. Bangau Raya, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok sebagai sampel penelitian karena pertimbangan sebagai berikut : SLB Dharma Asih sebagai sekolah luar biasa yang membantu anak-anak berkebutuhan khusus supaya dapat memiliki lifesklill, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sangat menunjang dalam masalah yang diteliti, tempatnya tidak terlalu jauh, keterbatasan waktu, biaya dan tenaga.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
1. Pembatasan Masalah Skripsi ini hanya mengkaji pelaksanaan program di sekolah luar biasa Dharma Asih dalam meningkatkan hubungan interaksi sosial anak penyandang down syndrome dengan anak yang di observasi usia 14 tahun sampai dengan 20 tahun.
liii
2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan penulis jabarkan adalah sebagai berikut: a. Gambaran pelaksanaan program kegiatan yang dilakukan oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan hubungan interaksi sosial anak penyandang down syndrome ? b. Apa hambatan yang telah dilalui oleh SLB Dharma Asih dalam pelaksanaan program kegiatannya?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Setelah memahami permasalahan yang diteliti, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai, antara lain : a. Untuk mengetahui gambaran program kegiatan yang dilakukan oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan hubungan interaksi sosial anak penyandang down syndrome. b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam melaksanakan kegiatan peningkatan interaksi sosial anak penyandang down syndrome.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis adalah : 1) Memberikan sumbangan pengetahuan tentang anak penyandang down syndrome terutama penjelasan dari karakteristik sosial.
liv
2) Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesejahteraan sosial pada khususnya untuk mengetahui permasalahan sosial dari segala aspek dalam membantu mencegah dan mengatasinya (kontrol sosial). b. Manfaat Praktis Penelitian ini juga sebagai bahan pembelajaran untuk terus menyayangi dan mencintai anak-anak, khususnya anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Karena sejatinya agama mana pun, khususnya agama Islam melarang semua umatnya untuk menjauhi, melecehkan atau mengasingkan anak yang memiliki kelainan tersebut.
D. SISTEMATIKA PENULISAN Pokok-pokok bahasan dari seluruh rangkaian penulisan skripsi terdiri dari 5 bab, yang setiap 5 bab terdiri dari sub bahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
Landasan Teori, yang meliputi Program (pengertian program, macam-macam program dan tujuan program) Pengembangan Anak Penyandang
Down
Syndrome
(Pengertian
down
syndrome,
karakteristik individu anak down syndrome, dan pendidikan bagi anak down syndrome), dan Interaksi Sosial (pengertian interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial, ciri-ciri interaksi sosial dan faktor yang mempengaruhi interaksi sosial)
lv
BAB III
Metode Penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis peneliian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pemilihan subyek dan informan, sumber data, teknik alat bantu pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penulisan data.
BAB IV
Temuan dan Analisis yang terdiri dari : A. Temuan Lapangan: Merupakan pembahasan mengenai Gambaran umum SLB Dharma Asih terdiri dari : Latar Belakang berdirinya SLB Dharma Asih , visi dan misi, struktur organisasi, proses pengrekrutan anak dan persyaratan , perolehan dan distribusi dana SLB Dharma Asih, sarana dan prasarana sekolah, dan aktivitas kegiatan siswa. B. Analisis kegiatan peningkatan interaksi sosial anak down syndrome di SLB Dharma Asih (kegiatan interaksi sosial asosiatif dan disasosiatif)
BAB V
Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran serta diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.
lvi
BAB II LANDASAN TEORI
A. PROGRAM 1) Pengertian Program Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Jadi, seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara mempunyai suatu program. Suharsimi arikunto mengemukakan program adalah ”sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu”.12
2) Macam-Macam Program Jenis-jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari berbagai apek. Program ditinjau dari : a. Tujuan Ada yang bertujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial). Jika program tersebut mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. b. Jenis Ada program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut bergantung dari isi program bersangkutan. 12
Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. (Yogyakarta : Bina Aksara. 1988)
12 lvii
c. Jangka Waktu Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. d. Keluasan Terbagi 2 macam : - Program sempit : hanya menyangkut program yang terbatas. - Program luas : menyangkut banyak variabel. e. Pelaksanaannya Terbagi 2 macam : - Program kecil : hanya dilaksanakan beberapa orang. - Program besar : dilaksanakan oleh orang banyak. f.
Sifatnya
Terbagi 2 macam : - Program penting : yang dampaknya menyangkut orang banyak dan menyangkut hal-hal yang vital. - Program kurang penting adalah hal sebaliknya.13
3) Tujuan Program Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, sebagai berikut :14 ”Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa yang akan diraih”.
13 14
Ibid, h. 2-3 Ibid, h. 35
lviii
Tujuan program dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : Tujuan umum dan tujuan khusus (objektives). Tujuan umum biasanya menunjukkan output dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus outputnya jangka pendek. Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar-mengajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa kurikulum adalah ”sejumlah mata pelajaran atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.15
4) Managemen Program Sebelum melakukan evaluasi program, terlebih dahulu menentukan model evaluasi yang akan digunakan. Dalam konteks ini, penulis akan menggunakan model evalusi seperti dikemukakan oleh Pietrzak, Ramler, Renner, Ford dan Gilbert yang meliputi : evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.16 a. Evaluasi Input Evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Ada 3 variabel utama yang terkait dengan evaluasi input ini, yaitu : Masyarakat, Tim atau Staff dan Program. Dan terkait dengan input program ini, ada empat kriteria yang dapat dikaji: 1) Tujuan Program, 2) Penilaian terhadap kebutuhan komunitas,
15
S. Nasution. Azas-azas Kurikulum (Bandung : CV. Jenimar. 1975), h.5 Isbandi Rukminto Adi. Pemberdayaan, pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis).( Jakarta : Lembaga penerbitan FEUI, 2003) Edisi Revisi, h. 189 16
lix
3) Standar dari suatu praktek yang terbaik, dan 4) Biaya untuk pelaksanaan program.
b. Evaluasi Proses Evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses kegiatan yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.17 Evaluasi proses ini memfokuskan pada aktivitas program yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staff. Evaluasi proses ini diawali dengan analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu program. dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan, seperti : standar praktek terbaik, kebijakan lembaga, tujuan dan kepuasan klien.18
c. Evaluasi Hasil Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-tujuan yang sudah direncanakan telah tercapai.19 Kriteria keberhasilan ini mencakup, antara lain : 1) Berorientasi pada program. Kriteria keberhasilan, pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu program. 2) Berorientasi pada masyarakat. Kriteria keberhasilan, pada umumnya dikembangkan berdasarkan pada perubahan perilaku masyarakat. Misalnya munculnya sikap kemandirian dan lain sebagainya. 17
Elly Irawan. Dkk. Pengembangan Masyarakat. (Jakarta : Universitas Terbuka, 1995) Cet ke-1. h. 18 18 Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. h. 190 19 Elly Irawan. Dkk. Pengembangan Masyarakat.h. 18
lx
B. DOWN SYNDROME 1. Pengertian Down Syndrome Down syndrome adalah ”suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan ”.20 John Longdon Down adalah seorang dokter dari Inggris yang pertama kali menemukan kumpulan gejala down syndrome pada tahun 1866. Sumbangan Down yang terbesar adalah kemampuannya untuk mrengenali karakter fisik yang spesifik dan deskripsinya yang jelas tentang keadaan ini, yang secara keseluruhan berbeda dengan anak normal. Karena matanya yang khas seperti bangsa mongol maka dulu disebut juga sebagai ”Mongoloid”. Kemudian, pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan istilah down syndrome dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama. Gejala-gejala atau tanda-tanda yang muncul akibat down syndrome dapat bervariasi dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas. Tanda yang paling khas pada anak yang menderita down syndrome adalah adanya keterbelakangan fisik dan mental pada anak. Down syndrome termasuk syndroma konginetal karena syndroma ini sudah ada sejak lahir. Hal ini disebabkan adanya kelebihan jumlah kromosom pada sel tubuh anak penyandang down syndrome. Menurut penelitian, down syndrome menimpa satu diantara 700 kelahiran hidup.
20
Artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http : //id. Wikipedia. org/wiki/Syndrom_Down
lxi
Di Indonesia, terdapat 300 ribu kasus down syndrome.21 Dari data statistik yang diperoleh, dulu kemungkinan anak terkena down syndrome 1:700 dan saat ini 1:1.100 dari kelahiran hidup. Hal itu terjadi karena adanya tingkat dan pengetahuan yang lebih tinggi sehingga kasus down syndrome kian jarang. Anakanak yang terkena down syndrome sejak lahir sudah dapat diketahui dari wajahnya.22 Anak dengan down syndrome itu sendiri adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan memiliki kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Tubuh manusia yang terdiri dari banyak sel dan setiap sel mengandung 46 kromosom. Kromosom akan menentukan penampilan fisik, ciri-ciri, karakter, sifat dan bakat manusia karena dalam kromosom terdapat unsur-unsur keturunan. Dalam setiap sel terdapat 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah. Seorang dengan down syndrome memiliki kelebihan jumlah kromosom nomer 21 sehingga ada 47 kromosom dalam setiap sel tubuhnya. Diperkirakan bahwa materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik dan susunan saraf pusat. Down syndrome dapat terjadi pada semua ras, dikatakan demikian karena angka kejadiannya pada bangsa kulit putih lebih tinggi daripada kulit hitam, tetapi perbedaan ini tidak begitu berarti. Sedangkan angka kejadian pada berbagai golongan sosial ekonomi adalah sama. 21 22
Artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http : //www.republika. co. id Artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http ://Icuzzz. Blogspot.com/2004/07/artikel
lxii
2. Karakteristik Individu Anak Penyandang Down Syndrome a. Karakteristik Fisik Individu penyandang down syndrome memiliki sejumlah karakteristik fisik yang serupa satu dengan lainnya dan mudah dikenali. Karakteristikkarakteristik fisik khusus dari penyandang down syndrome, antara lain: 1) Wajah yang terlihat bulat dari depan tetapi jika dilihat dari samping wajah cenderung memiliki profil datar. 2) Kepala
bagian
belakang
sedikit
rata,
hal
ini
dikenal
sebagai
brachycephaly. 3) Mata dari hampir semua penyandang down syndrome miring sedikit keatas. Sering kali ada lipatan kecil pada kulit secara vertikal antara sudut dalam mata dan jembatan hidung ( disebut lipatan epicanthic atau epicanthus). Hal ini sering terlihat pada bayi yang normal, tetapi lipatan ini nantinya akan menjadi kurang menonjol dan mungkin menghilang. Mata mungkin memiliki bintik putih atau kuning terang disekitar pinggir selaput pelangi (bagian berwarna atau hitam dari mata). Bintik yang disebut bintik brushfield ini mungkin juga ada pada anak normal, seringkali menghilang dikemudian hari jika selaput pelangi menjadi coklat atau berwarna gelap. 4) Hidung yang kecil dan memiliki jembatan tulang nasal yang rendah. 5) Telinga yang kecil, khususnya bagian cuping telinga pada lingkaran atas dari cuping telinga terlipat terlalu rendah.
lxiii
6) Rongga mulut yang lebih kecil dari rata-rata dan lidah yang sedikit besar. Hal ini membuat sebagian anak mempunyai kebiasaan untuk menjulurkan lidahnya. 7) Gigi yang kecil dan memiliki bentuk dan posisi yang abnormal. Biasanya pergantian gigimya terlambat jika dibandingkan dengan anak normal. 8) Rambut yang lemas dan lurus. 9) Leher yang pendek dan lebar. Bayi penyandang down syndrome yang baru lahir mungkin memiliki kulit berlebihan (banyak lipatannya) pada bagian belakang leher, tetapi hal ini biasanya berkurang sewaktu mereka bertumbuh. 10) Tangan cenderung kecil dan lebar dengan jari-jari yang pendek. Jari kelingking biasanya pendek dan hanya memiliki satu sendi, bukan dua seperti biasanya. 11) Telapak tangan hanya memiliki satu garis lengkung horisontal atau bila ada dua garis, keduanya mungkin memanjang melintasi tangan. 12) Kaki cenderung pendek dan gemuk dengan jarak yang lebar antara ibu jari dan telunjuk. 13) Kulit tubuh biasanya mengering. 14) Tonus yang rendah (hipotonia). Tonus adalah tahanan yang diberikan otot terhadap tekanan pada waktu otot dalam keadaan relaksasi. Tonus agak berbeda dengan kekuatan otot yang membutuhkan kontraksi otot yang aktif. Otot-otot mereka mungkin lembek tetapi biasanya tidak lemah. Hal ini menyebabkan tungkai dan leher anak penyandang
lxiv
down syndrome terkulai. Mereka biasanya luwes dan tubuh anak dapat dilipat dan dilengkungkan dengan mudah. 15) Ukuran tubuh anak penyandang down syndrome biasanya mempunyai berat badan yang sulit naik pada masa bayi/prasekolah. Hal ini disebabkan karena gangguan makan yang terjadi pada anak yang disertai dengan kelainan kongenital yang lain Tetapi, setelah masa sekolah atau pada masa remaja, malah sering terjadi obesitas (kegemukkan). 16) Kecepatan pertumbuhan fisik anak down syndrome lebih rendah bila dibandingkan dengan anak yang normal.23 Perlu dilakukan pemantauan pertumbuhannya secara berkelanjutan pada anak ini, karena sering disertai juga adanya hipotiroid. Sehingga kalau pertumbuhannya kurang dari yang diharapkan, sebaiknya diperiksa kadar hormon tiroidnya. 17) Kualitas suara yang rendah, keterlambatan dalam bicara dan sulit untuk mengucapkan artikulasi. 18) Pertahanan tubuh relatif lemah, 30 sampai 40 persen anak penyandang down syndrome memiliki kelainan jantung, biasanya menderita lubang pada dinding yang memisahkan ruang utama jantung sebelah kiri dan kanan (ventricular septal defect). Akibat pertahanan tubuh yang relatif lemah itu, banyak di antara penyandang down syndrome yang meninggal pada usia muda. Tetapi jika mereka telah mencapai usia lima tahun, biasanya mereka dapat terus hidup sampai 40 tahun seperti anak-anak lainnya. 23
Pueschel MS, The Child with Down Syndrome, in Levine MD et. Al (Eds) ( Philadelphia: Developmental pediatrics. 1 st. Ed. Saunders. 1983) h. 353-362
lxv
Anak penyandang down syndrome memiliki enam atau tujuh ciri ini dan ketidakcakapan intelektual dalam derajat tertentu merupakan ciri yang hampir selalu ada.
b. Karakteristik Kognitif Dua karakter yang menonjol dari penyandang down syndrome adalah penampilan fisik yang mudah dikenali dan kemampuan kognitif yang terbatas sama halnya dengan perkembangan sensori motor.24 Perkembangan kognitif atau mental anak mulai menunjukkan penurunan yang relatif pada usia satu atau dua dan diikuti oleh penurunan yang lebih lambat pada usia tiga atau empat tahun dan setelah itu relatif mendatar, penurunan intelektual ini terlihat dari keterlambatan dalam bahasa dan menalar. Kemampuan dan perkembangan mental pada penyandang down syndrome bervariasi. Sebagian besar penyandang down syndrome termasuk dalam kategori keterbelakangan mental yang mild (IQ 55-69) dan moderate (IQ 40-55). Keterbelakangan mental yang dimiliki oleh penyandang down syndrome bukan hanya mempengaruhi aspek intelektualnya saja, tetapi juga mempengaruhi aspek tingkah laku dan juga periode perkembangan dari individu tersebut. Anak penyandang down syndrome mengalami kesulitan untuk menguasai 4 (empat) bidang yang berhubungan dengan kognisi, yaitu :
24
Artikel diakses pada 19 Januari 2009 pada http : //ebursa.depdiknas.go.id/ pustaka/harvester/index.php/record/view/87548
lxvi
1) Perhatian Perhatian merupakan faktor penting di dalam proses belajar. Seorang anak harus mampu memusatkan perhatian pada sebuah tugas sebelum ia dapat mempelajari tugas tersebut. 2) Ingatan Individu memproses stimulus yang datang pada berbagai tingkat analisis. Kesulitan yang dialami oleh individu dengan keterbelakangan mental yaitu saat harus mengerjakan tugas yang melibatkan proses ingatan yang lebih mendalam atau rumit. Pada tingkat yang dangkal, individu hanya memproses stimulus dalam bentuk perseptual, sedangkan pada tingkat yang lebih dalam, individu memproses stimulus dalam bentuk semantik. 3) Bahasa Individu dengan keterbelakangan mental sering memiliki kesulitan bahasa dan biasanya kemampuan bahasa mereka lebih rendah daripada bahasa yang seharusnya mereka miliki pada usia mental tertentu. Kesulitan yang umumnya terjadi adalah kesulitan dalam artikulasi, suara dan gagap. Selain itu, individu kurang mampu menggunakan bahasa yang abstrak dan kompleks. 4) Prestasi Akademis Dalam hal prestasi, karena ada hubungan yang kuat antara intelegensi dan prestasi sehingga anak dengan keterbelakangan mental akan tertinggal dari temantemannya yang lain pada semua area. Mereka juga cenderung menjadi underachievers, yaitu meraih prestasi yang lebih rendah dari yang seharusnya dapat mereka capai sesuai dengan usia mental mereka.
lxvii
c. Karakteristik Sosial dan Emosional Pada umumnya anak penyandang down syndrome lebih sering tertawa, ramah dan mudah diatur daripada anak-anak dengan keterbelakangan mental lainnya. mereka cepat melekat dengan orang lain dan jika diperlakukan dengan baik, mereka adalah orang yang penuh kasih sayang dan kelembutan. Tetapi, terkadang mereka juga memiliki sifat keras kepala. Anak penyandang down syndrome yang memiliki keterbatasan intelektual belum tentu memiliki adaptasi sosial yang buruk. Perkembangan sosial mereka tidak bergantung pada kemampuan abstraksi dan integrasi, tetapi bergantung pada keahlian hidup sehari-hari sehingga adaptasi sosial mereka lebih baik daripada perkembangan kognitifnya.25
3. Pendidikan bagi Anak Down Syndrome a) Intervensi Dini Pada akhir-akhir ini, terdapat sejumlah program intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan lingkungan yang memadai bagi anak dengan down syndrome semakin meningkat. Dengan intervensi dini yang dilakukan pada bayi dengan down syndrome dan keluarganya, menyebabkan kemajuan yang tidak mungkin dicapai oleh mereka yang tidak mengikuti program tersebut. Pada akhir-akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberikan lingkungan yang memadai bagi anak dengan down syndrome makin meningkat. Anak akan
25
Artikel diakses pada 19 Januari 2009 dari http ://www.indosiar.com/news/kata/74254
lxviii
mendapat manfaat dari stimulasi sensoris dini, latihan khusus yang mencakup aktivitas motorik kasar dan halus dan petunjuk agar anak mampu berbahasa. Demikian pula dengan mengajari anak agar mampu menolong diri sendiri, seperti belajar makan, belajar buang air besar maupun kecil, mandi, berpakaian, akan memberi kesempatan anak untuk belajar mandiri. Telah disepakati secara umum bahwa kualitas rangsangan lebih penting daripada jumlah rangsangan dalam membentuk perkembangan fisik maupun mental anak.26
b. Taman Bermain atau Taman Kanak-Kanak Taman bermain atau taman kanak-kanak juga memiliki peranan yang cukup penting pada awal kehidupan anak. Anak akan memperoleh manfaat berupa peningkatan keterampilan motorik kasar dan halus melalui bermain dengan temannya, anak juga dapat melakukan interaksi sosial dengan temannya. Karena dengan memberi kesempatan bergaul dengan lingkungan diluar rumah, maka memungkinkan anak berpartisispasi dalam dunia yang lebih luas.
c. Pendidikan Khusus (SLB-C) Program pendidikan khusus bagi anak dengan down syndrome akan membantu anak melihat dunia sebagai suatu tempat yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja. Pengalaman yang diperoleh disekolah akan membantu mereka memperoleh perasaan tentang identitas personal, harga diri dan kesenangan. Lingkungan sekolah memberi kepada anak dasar kehidupan dalam 26
Dr. Soetjiningsih, SpAK. Tumbuh Kembang Anak (Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran AGC, 1995) Cet. Ke 1, h. 218-219
lxix
perkembangan keterampilan fisik, akademis, dan kemampuan sosial. Sekolah hendaknya memberi kesempatan anak untuk menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain serta mempersiapkannya menjadi penduduk yang produktif, kebanyakan anak dengan down syndrome adalah mampu didik. Selama dalam pendidikan anak diajari untuk biasa bekerja dengan baik dan menjalin hubungan yang baik dengan teman-temannya, sehingga anak akan mengerti mana yang salah dan mana yang benar, serta bagaimana harus bergaul dengan masyarakat. Banyak masyarakat yang menerima anak dengan down syndrome apa adanya.
C. INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian mengapa harus hidup bermasyarakat? Seperti diketahui manusia pertama Adam telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia lain yaitu Hawa, istrinya. Apabila kita membaca cerita-cerita dari dunia wayang, maka tokoh-tokoh seperti Arjuna yang sering bertapa dan menyendiri, akhirnya kembali pada saudarasaudaranya. Bertapa dan menyendiri hanyalah untuk sementara dan bersifat temporer. Didalam ajaran Islam kita dianjurkan agar dapat saling tolong menolong antar sesama manusia, di dalam kebaikan dan tidak harus memandang status sosial, karena dihadapan Allah SWT semua harus sama dan yang membedakannya adalah taqwa.
lxx
Upaya
manusia
dalam
rangka
memenuhi
kebutuhan
hidupnya
dilaksanakan melalui suatu proses sosial yang disebut Interaksi Sosial. Adapun kehidupan sosial meliputi : a) Kegiatan-kegiatan bersama b) Berkomunikasi antar sesama c) Pendidikan Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih, dimana perilaku atau tindakan seseorang akan mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku atau tindakan individu yang lain atau sebaliknya Hubert Bonner merumuskan interaksi sosial adalah hubungan antara dua orang atau lebih, dimana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki tingkah laku individu lain dan sebaliknya.27 Rumusan ini menggambarkan kelangsungan proses aktivitas interaksi sosial yang terjadi secara timbal balik. Dalam proses sosial terdapat hubungan sosial yang dinamis, yang tidak terbatas pada dua atau tiga orang melainkan dapat berlangsung antara :28 1) Individu dengan kelompok atau kelompok dengan individu, Dalam interaksi itu seorang individu berinteraksi sosial dengan kelompok. Contohnya : a) Antara kepala sekolah dengan guru atau siswa b) Ketua OSIS memimpin rapat siswa dengan beberapa orang staf OSIS dan orang perwakilan kelas, yang membicarakan persiapan gerakan
27
W. A Gerungan. Psikologi Sosial (Bandung : Eresco, 1996) Cet. Ke-13, h. 57 Artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http : //www. Smapgrickp. Weblog. Com/2007/11/tets-makalah/html 28
lxxi
penanaman 1000 pohon rindang dilingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.. 2) Kelompok dengan kelompok Dalam interaksi ini kepentingan individu-individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, dan berhubungan dengan kepentingan individu-individu dalam kelompok lain. Contohnya : kelompok dasawisma dalam suatu RT mengundang
dasawisma
kelompok
lain
dalam
rangka
syukuran
atas
kemenangannya pada lomba simulasi P-4. 3) Individu dengan individu. Dalam interaksi itu individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan, atau stimulus kepada individu lainnya. Sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respons. Wujud interaksinya dapat berupa kerlingan mata, jabat tangan, saling menyapa, bercakapcakap, atau mungkin bertengkar, interaksi sosial dapat terjadi tanpa berbincangbincang, misalnya, orang yang sedang marah, tidak menyapa terhadap temannya, saling berdiam diri atau orang yang bertingkah aneh yang mengundang perhatian orang banyak. Oleh karena itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi Sosial merupakan dasar dari suatu proses sosial sosial, karena tanpa Interaksi Sosial tidak mungkin terjadi suatu kehidupan bersama.29 Suatu interaksi sosial bisa terjadi apabila memenuhi 2 (dua) syarat berikut:30 29 30
Ibid, artikel diakses pada 18 Januari 2009 Bagja Waluya. Sosiologi (Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2007) h. 42
lxxii
a) Kontak Sosial Sebagai gejala sosial, kontak sosial tidak berarti bersinggungan secara fisik, akan tetapi berhubungan atau bertatap muka antara dua orang individu atau kelompok individu atau kelompok. Kelompok yang satu menyampaikan suatu aksi berupa pesan yang mempunyai tujuan tertentu bagi si pelaku. Sebaliknya individu atau kelompok yang lainnya akan bereaksi untuk menanggapi pesan tadi. Wujud suatu pesan bisa berupa gerakan atau isyarat anggota badan tertentu yang mempunyai simbol atau makna seperti anggukan kepala, kedipan atau lirikan mata, gerakan tangan dan lain sebagainya. Penyampaian suatu pesan bisa secara langsung melalui gerakan anggota badan atau pembicaraan, bisa pula disampaikan melalui alat bantu seperti : telepon, radio, televisi dan lain sebagainya. Jadi yang dimaksud dengan kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling sereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Kontak antara individu dengan individu, misalnya apabila anak kecil mempelajari kebiasaan dalam keluarganya. 2) Kontak antara individu dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, misalnya tindakan seorang guru mengajar siswa agar mereka mempunyai persepsi yang sama tentang sebuah masalah. 3) Kontak antara suatu kelompok dengan kelompok, misalnya pertandingan bola voli antarsiswa SMA se-Bandung.
lxxiii
Kontak sosial juga terdiri atas dua macam : 1) Kontak primer, terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung berhadapan muka (face to face) misalnya bersalaman, saling tersenyum. 2) Kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui peralatan, seperti melalui telepon, telegraf, radio orang lain (pihak ketiga),surat kabar.
b) Komunikasi (Communication) Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti hubungan. Jadi secara harfiah komunikasi berarti hubungan atau bergaul dengan orang lain. 31 Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang karena berhubungan menimbulkan interaksi sosial (social interaction). Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunication).32 Pada kontak sosial pengertiannya lebih ditekankan kepada orang atau kelompok yang berinteraksi, sedangkan komunikasi lebih ditekankan pada bagaimana pesannya itu. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung. Menurut Hartley ada beberapa jenis komunikasi, yaitu komunikasi antar individu dengan individu, antar individu dan massa, misalnya dalam pidato dan kuliah dan komunikasi antar kelompok atau antar massa, misalnya antara para
31
Taufik Rahman Dhohiri, et al. Sosiologi (Jakarta : Yudhistira. 2000) Cet. Ke 1, h. 28. Artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http :// One. indoskripsi.com/content/teori pengertian komunikasi
32
lxxiv
penyuluh pertanian dan para petani. Semua jenis ini berlangsung secara tatap muka dan dibantu oleh alat teknologi, seperti telepon.33 Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima komunikasi disebut komunikan. Suatu proses komunikasi dikatakan komunikatif, apabila pesan yang disampaikan diproses secara berdaya guna dan berhasil guna. Dikatakan berdaya guna apabila pesannya disampaikan secara praktis, efisien, rasional dan mudah dimengerti. Dikatakan berhasil guna apabila pesannya itu jelas maksud dan tujuannya, sehingga si komunikan menanggapi, memenuhi atau melaksanakan keinginan si komunikator dengan baik. Dalam proses interaksi sosial kelancaran komunikasi turut mendukung perkembangan hubungan antar individu ke arah yang lebih baik. Sebaliknya miskomunikasi dapat menciptakan keregangan hubungan persahabatan yang sudah terjalin sebelumnya. Dalam komunikasi, diperlukan sikap saling terbuka antara kedua pihak agar tercipta kelancaran komunikasi. Komunikasi yang didasari rasa saling suka lebih berhasil dari komunikasi yang awalnya sudah tidak saling menyukai.
2. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat digolongkan sebagai berikut :34 a. Interaksi Sosial yang Asosiatif Bentuk interaksi sosial yang asosiatif terdiri dari :
33
Sarlito Wirawan. Psikologi Sosial : Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial (Jakarta : Balai Pustaka, 1999) Cet. Ke-2 h, 193 34 Taufik Rahman Dhohiri. Sosiologi (Jakarta : Yudhistira, 2000) Cet. Ke-1, h. 49
lxxv
1) Kerjasama (cooperation) Kerjasama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial, karena pada dasarnya orang atau kelompok orang melaksanakan interaksi sosial dalam rangka memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. Masyarakat terbentuk akibat adanya kerjasama dalam kelompok untuk hidup bersama, memenuhi kepentingan atau kebutuhan hidup bersama. Mulai dari kehidupan dalam keluarga, antar keluarga dalam kesatuan kerabat luas, kehidupan antar tetangga sampai ke dalam kehidupan masyarakat luas, manusia sudah disosialisasikan untuk saling kerjasama, saling membantu, tolong menolong, agar kepentingan atau kebutuhan bersama dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna. Dapat dipastikan bahwa perolehan kepentingan atau kebutuhan hidup akan lebih mudah dicapai melalui proses kerjasama dibandingkan melalui kerja sendiri-sendiri.
2) Akomodasi (Acommodation) Akomodasi adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan. Akomodasi didahului oleh adanya dua kelompok atau lebih yang saling bertikai. Masing-masing kelompok dengan kemauannya sendiri berusaha untuk berakomodasi menghilangkan gap atau barier yang menjadi sampai pertentangan, sehingga konfliknya mereda. Sebagai hasil akhir dari kondisi akomodasi ini, idealnya akan terjadi asimilasi di antara kelompok-kelompok yang bertikai tadi. Hal semacam ini sering terjadi diantara partai-partai politik yang berkoalisi atau negara yang berserikat.
lxxvi
3) Asimilasi (Assimilation) Asimilasi merupakan proses sosial taraf berlanjut, ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Perbedaan-perbedaan yang ada akan digantikan oleh kesamaan paham budaya dan juga akan digantikan oleh kesatuan pikiran, perilaku dan tindakan.
4) Akulturasi (acculturation) Hubungan kehidupan masyarakat yang bertetangga sehingga mereka dapat saling mengadakan hubungan dagang, hubungan politik, bahkan sering terjadi hubungan darah melalui tali perkawinan. Pada saat seperti itu unsur kebudayaan mereka saling berdisfusi dan saling menyerap. Proses alkulturasi juga sering terjadi akibat adanya migrasi massal dari sekelompok masyarakat yang mendatangi suatu wilayah yang dihuni oleh sekelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu.
b. Interaksi Sosial Dissosiatif Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat walalupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.
lxxvii
Dalam proses ini mengidentifikasikan adanya gerak perbenturan atau perpecahan. Bentuk ini terdiri dari :35 1) Persaingan (Competition) Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi suatu pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok), dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. kontraversi dan pertentangan atau konflik. Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik dipihak lawannya. Jadi, interaksi ini mengandung perjuangan untuk memperebutkan tujuan-tujuan tertentu
yang
sifatnya
terbatas,
yang
semata-mata
bermanfaat
untuk
mempertahankan suatu kelestarian hidup.
2) Kontravensi Proses sosial yang utama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keragu-raguan terhadap perorangan atau kelompok, akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
35
Artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http : //www. Smapgrickp. Weblog. Com/2007/11/tets-makalah/html
lxxviii
3) Pertentangan atau Konflik Konflik adalah suatu proses sosial, dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan. Sebab-sebab pertentangn itu meliputi perbedaan antar individu, perbedaan kebudayaan, perkembangan kepentingan dan perubahan sosial.
3. Ciri-Ciri Interaksi Sosial Adapun ciri-ciri interaksi sosial, sebagai berikut :36 a) Jumlah Pelaku Lebih Dari Satu Orang Didalam berinteraksi, manusia tidak akan dapat berinteraksi dengan baik hanya dengan sendiri saja. Hal ini merupakan penghambat bagi terlaksananya berinteraksi sosial, dengan demikian bahwa didalam berinteraksi sosial harus lebih dari satu orang.
b) Terjadinya Komunikasi di Antara Pelaku Melalui Kontak Sosial Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain didalam kehidupan, sehingga setiap manusia atau kelompok masyarakat didalam menjalankan kehidupannya sangat membutuhkan pendamping atau orang lain. Didalam berinteraksi, manusia melakukan komunikasi antara satu dengan yang lain sehingga menimbulkan kontak sosial yang harmonis, karena didalam komunikasi itu terdapat perasaan saling mengerti dan saling menghargai satu sama lain.
36
Taufik Rahman Dhohiri. Sosiologi (Jakarta:Yudistira. 2000) Cet. Ke-1, h. 23
lxxix
c)
Memiliki Maksud atau Tujuan yang Jelas Dalam rangka memenuhi hidup, manusia memiliki suatu tujuan untuk
mencapai hidupnya itu. Tidak mungkin manusia tahu masyarakat berinteraksi tanpa adanya tujuan. Dan tujuan dari tiap-tiap manusia itu selalu berbeda, jadi tujuan yang harus dimiliki dalam rangka memenuhi hidup manusia itu mutlak ada, namun berbeda pada tiap manusia sesuai dengan kebutuhan yang diperlukannya.37
d) Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) Dimensi waktu ini yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terciptanya proses interaksi
sosial, yaitu imitasi, sugesti, simpati, empati dan motivasi.38 Faktor-faktor ini mendasari terjadinya interaksi secara tunggal dan ada kalanya beberapa faktor memicu tingkah laku ini secara bersamaan. a) Imitasi Dalam proses interaksi sosial, imitasi memiliki peranan yang penting. Bagi anak kecil, imitasi merupakan modal dasar untuk berhubungan dengan orang lain. Bahasa yang menjadi media dalam proses komunikasi antar sesama manusia dipelajarinya melalui mekanisme ini. Dengan cara mengingat dan menirukan kata
37 38
Ibid, h.24 W. A Gerungan, h. 58
lxxx
yang diucapkan ibunya, seorang anak dapat mengkomunikasikan keinginan dan mengekspresikan dirinya kepada orang lain. Seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman, partisipasi seseorang kontak sosial dalam masyarakat meningkat. Ia menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain, kerjasama dan melakukan aktifitas sosial lainnya. untuk memperlancar hal ini, individu berupaya mengembangkan pola-pola tingkah lakunya. Salah satu faktor yang berperan dalam proses ini adalah imitasi. Dengan memahami aspek imitasi dalam proses interaksi maka dapat diketahui penyebab keseragaman dalam pandangn dan tingkah laku orang banyak dalam suatu kelompok sosial. Dari sini dapat disimpulkan bahwa imitasi merupakan hasil dari proses belajar.
b) Sugesti Gerungan mendefinisikan sugesti sebagai suatu proses dimana seseorang menerima pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa disertai sikap kritis.39 Dari defini ini, terdapat kesamaan antara sugesti dan imitasi yang merupakan suatu mekanisme paniruan tingkah laku orang lain. Perbedaan di antara keduanya terletak pada sikap orangyang pandangan dan tingkah lakunya ditiru. Dalam proses sugesti, seseorang secara aktif memberikan uraian dan arahan dan pandangan dan tingkah lakunya pada orang lain, ia berharap hal tersebut diterima dan diikuti. Berbeda halnya dengan imitasi, seseorang meniru atau mengikuti tingkah laku orang lain tanpa adanya peran aktif dari orang yang ditiru. Subjek yang bersangkutan tidak mengarahkan orang lain agar mengikuti 39
Ibid, h. 64
lxxxi
tingkah lakunya, bahkan ia kadang kala tidak menyadari tingkah lakunya diikuti orang lain. Orang yang terkena sugesti umumnya menerima apa saja yang dianjurkan orang lain. Hal ini mudah ketika cara berfikir orang tersebut umumnya terhambat karena kelelahan yang disebabkan terlalu banyak berfikir dan berkurangnya daya berfikir karena mengalami rangsangan emosional.
c) Simpati Dalam kehidupan sosial didalam diri individu sering timbul kekaguman terhadap penampilan, gaya hidup atau tingkah laku dari orang lain, yang kemudian memicu keinginan untuk mengikuti pola tingkah laku orang tersebut. Dorongan utama simpati adalah keinginan untuk mengerti bekerja sama dengan orang lain.40 Posisi orang yang tingkah lakunya diikuti dan yang mengikuti adalah sejajar, artinya posisi subjek pertama tidak lebih rendah dari yang kedua. Oleh karena itu, peranan simpati cukup nyata dalam hubungan persahabatan. Kemunculan simpati tidak didasarkan atas pertimbangan yang logis dan rasional, melainkan atas pertimbangan perasaan. Proses kemunculannya berjalan secara perlahan-lahan dan didasari oleh individu yang mengalaminya, sehingga timbullah keinginan untuk mengerti dan bekerja sama dengan orang yang bersangkutan. Apabila proses ini berjalan lancar, orang yang dituju menyambut keinginan individu, maka terjadilah hubungan saling mengerti (mutual understanding) yang mendalam diantara keduanya
40
Ibid, h. 70
lxxxii
d) Empati Empati mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contohnya kalau kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat atau teman dekat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolaholah ikut celaka. Kita tidak hanya merasa kasihan terhadap musibah itu, tetapi, kita ikut merasakan penderitaannya.
e) Motivasi Bila dibandingkan dengan sugesti yang lebih bersifat negative karena mampu mendorong orang berperilaku atau bertindak irasional, maka motivasi lebih bersifat positif. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulas yang diberikan seorang individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab.
lxxxiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis telah melakukan penelitian yang menggunakan Pendekatan Kualitatif. Pendekatan Kualitatif adalah pendekatan yang mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian deskriptif, seperti perkataan orang dan perilaku yang dapat diamati.41 Dengan pendekatan kualitatif diharapkan fakta-fakta yang ada di lapangan dapat digali lebih dalam, guna mendapatkan gambaran yang lengkap tentang program kegiatan di SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak penyandang down syndrome serta untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dan faktor penghambat yang telah di lalui dalam melaksanakan program ini. Karena isu penelitian ini mengenai program kegiatan dalam meningkatkan hubungan interaksi sosial bagi anak penyandang down syndrome, maka informan diantaranya adalah para guru, orang tua klien dan juga anak penyandang down syndrome (klien). Oleh karena itu, penulis akan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat mengambil informasi secara lebih mendalam, detail dan dapat membuat informan merasa nyaman dengan wawancara yang berjalan. Untuk memahami istilah penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan beberapa definisi tentang Metodologi Kualitatif, sebagai berikut :
41
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000), h. 12
39 lxxxiv
1. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.42 2. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.43 Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah cara menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan desain penelitiannya dekriptif analisis, yaitu kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dengan mengembangkan teoriteori yang ada serta mengadakan pengamatan langsung mengenai objek yang akan diteliti.
B. JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mencoba memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu.44 Menurut Neuwman penelitian deskriptif menyajikan suatu gambaran tentang detail yang spesifik dari suatu situasi, keadaan sosial atau suatu hubungan.45 42
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2008), h. 4 43 Ibid, h. 4 44 Meely G. Tan, Masalah Perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 1990),h. 29-30
lxxxv
Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan, maka dalam penelitian ini akan digambarkan tentang bagaimana gambaran program kegiatan sekolah beserta hasil yang telah dicapai dan faktor penghambat yang telah dilalui, yang dilakukan oleh para guru untuk anak penyandang down syndrome.
C. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan SLB Dharma Asih Jl. Bangau Raya, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok 2. Waktu Penelitian Penulis telah melakukan penelitian pada bulan Desember 2008 sampai dengan Februari 2009.
D. TEKNIK PEMILIHAN SUBYEK DAN INFORMAN Teknik yang digunakan untuk penentuan subyek dalam penelitian ini adalah teknik purposive (bertujuan), dimana informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi tentang pelaksanaan kegiatan peningkatan interaksi sosial anak penyandang down syndrome.46 Menurut Neuman konsep sample dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan bagaimana memiliki informan atau situasi sosial tertentu yang dapat memberikan informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen
45
Lawrence W. Neuman, Social Research Methods:Qualitative dan Quantitative Aproaches (Needhams Heights: Allyn & Bacon. 2000), h. 20-21 46 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial : Suatu teknik penelitian bidang kesejahteraan sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004), h. 63
lxxxvi
yang ada. Tidak ada ketentuan baku tentang jumlah informan minimal yang harus dipenuhi pada suatu penelitian kualitatif. Bila data yang dikumpulkan telah dianggap mendalam dan memenuhi tujuan penelitian, maka dapat diambil jumlah sample kecil.47 Penelitian akan menggali data yang seluas-luasnya dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program kegiatan peningkatan interaksi sosial anak penyandang down syndrome di SLB Dharma Asih, pihak-pihak tersebut antara lain : Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua Klien dan Klien (anak penyandang down syndrome). Sedangkan informan yang digunakan adalah guru dan orang tua klien tentang pelaksanaan program kegiatan tersebut serta faktor-faktor penghambat yang telah dilalui. Tabel 1.1 : Rancangan Informan N Informan o 1
Kepala Sekolah
2
Guru
3
Orangtua klien Klien
4
Informasi yang di cari Gambaran lembaga, klien (anak penyandang down syndrome),program kegiatan, hasil yang telah dicapai dan faktor penghambat Gambaran lembaga, klien (anak penyandang down syndrome),program kegiatan, hasil yang telah dicapai dan faktor penghambat Hasil dari program kegiatan tersebut Gambaran pelaksanaan interaksi sosial
47
Jumlah
Metode Pengumpulan Data
1 orang
Wawancara terstruktur.
2 orang
Wawancara bebas terstruktur,dokumen, observasi
2 orang
Wawancara bebas terstruktur Observasi langsung
2 orang
bebas
Lawrence W. Neuman. Social Research Methods : Qualitative dan Quantitative Approaches (Needham Heights :Allyn & Bacon. 2000), h. 20-21
lxxxvii
E. SUMBER DATA Data yang didapatkan dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu : 1) Data Primer, yang merupakan observasi langsung pada pelaksanaan program dan wawancara mendalam. Informan dalam data primer ini, antara lain : Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua Klien, dan Klien (anak penyandang down syndrome). 2) Data Sekunder, yang berupa catatan-catatan dan dokumen dari Sekolah, seperti bekas, catatan laporan bulanan atau tahunan, serta arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Yaitu buku-buku tertentu, majalah dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti buat.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Studi lapangan (field research), yaitu studi yang penulis laksanakan dengan mendatangi SLB Dharma Asih, dengan tujuan mendapatkan sumber data primer. Dalam studi lapangan, penulis menggunakan metode-metode : Observasi (observation), wawancara (interview), dan dokumentasi (documentation). 1) Observasi Adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.48 Marshall (1995) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.49 Sedangkan tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
48
Dr. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2000), cet. Ke-3, h. 54 49 Prof. Dr. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Alvabeta, April 2007) cet. Ke-3, h.75
lxxxviii
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.50 Sesuai dengan definisi observasi tersebut, maka penulis melakukan observasi tentang pelaksanaan kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh anak penyandang down syndrome dan orang-orang yang terlibat didalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan hasil observasi dituangkan pada catatan lapangan dengan bahasa apa adanya. 2) Wawancara atau interview Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.51 Wawancara juga merupakan alat pengumpulan informasi langsung tentang beberapa jenis data.52 Wawancara mendalam atau dialog secara langsung dengan pihak yang terkait yang berhubungan langsung dengan tema yang penulis kaji. Wawancara ini merupakan cara yang penulis gunakan dalam rangka mengumpulkan data dengan Tanya Jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.53 Penulis melakukan wawancara bebas terstruktur, yaitu pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpedoman pada sistematika pertanyaan yang telah disediakan, data-data yang diperoleh dalam teknis ini adalah dengan cara Tanya jawab cara lisan dan bertatap muka secara langsung, dan narasumber dapat menjawab dengan bebas dan terbuka.
50
E. Kristi Poerwandari (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. (Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI, 1998), cet. 1 h, 64 51 Ibid,h. 72 52 Ibid, h.49 53 Marzuki. Metodologi Riset. (Yogyakarta: BPFE-UII, 1995),h. 62
lxxxix
Bila responden yang akan diwawancarai telah ditentukan orangnya, maka sebaiknya sebelum melakukan wawancara, pewawancara minta waktu terlebih dahulu, kapan dan dimana bisa melakukan wawancara. Dengan cara ini, maka suasana wawancara akan lebih baik, sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap dan valid.54 3) Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data-data melalui telaah dan mengkaji buku-buku, majalah-majalah, dan literatur-literatur lain yang ada relevansinya dengan materi penelitian untuk selanjutnya dijadikan bahan argumentasi, untuk kemudian menjadi bahan penelitian skripsi ini. Penulis berusaha mendapatkan data-data dari dokumentasi yang ada di sekolah seperti berkas-berkas serta arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
G. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA Penelitian yang menggunakan metode wawancara memerlukan alat bantu. Dalam hal ini alat bantu yang digunakan adalah pedoman wawancara yang disusun berdasarkan teori yang relevan dengan masalah yang akan dijawab, selain itu
peneliti
juga
menggunakan
tape
recorder
dan
kamera
untuk
mendokumentasikan segala kegiatan yang ada di sekolah. Dalam hal observasi, peneliti membuat catatan lapangan mengenai hal-hal yang diperoleh pada saat wawancara maupun dari proses pengamatan (observasi) dari kegiatan yang ada di sekolah. 54
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Alvabeta, April 2007) cet. Ke-3, h.75
xc
H. TEKNIK ANALISIS DATA Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak brupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis, dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun bentuk-bentuk non angka lain.55 Pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan mengorganisasikan data. Dengan data kualitatif yang
sangat beragam
dan banyak,
menjadi
kewajiban peneliti untuk
mengorganisasikan datanya dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin.56 Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) menyatakan ”Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”.57 Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dan dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data.58 Yang dimaksud dengan analisis data adalah suatu proses pengumpulan data dan mengurutkannya ke dalam pola dan pengelompokkan data. Data tersebut kemudian dianalisa agar mendapat kesimpulan berdasarkan data yang ada, yaitu dengan menggunakan data yang bersifat deskriftif untuk mendapatkan gambaran 55
E. Kristi Poerwandari (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. (Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI, 1998), cet. 1 h, 86 56 Ibid, h. 87 57 Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Alvabeta, April 2007) cet. Ke-3, h.89 58 Ibid, h. 90
xci
yang konkrit tentang program intervensi sekolah dalam meningkatkan interaksi sosial anak down syndrome. Proses analisis data, penulis lakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari hasil wawancara dengan berbagai sumber di SLB Dharma Asih, pengamatan yang penulis lakukan dan sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen-dokumen resmi, gambar atau foto-foto yang penulis dapatkan selama penelitian. Dan sampai dengan tahap akhir dari analisis data, yaitu mengadakan pemeriksaan keabsahan data, agar mendapatkan kesimpulan dan gambaran yang konkrit tentang program kegiatan yang digunakan sekolah dalam usaha meningkatkan interaksi sosial anak penyandang down syndrome. Rencana analisis data yang dipakai dalam menganalisa penelitian ini didasarkan pada hasil temuan lapangan baik dari data primer dan sekunder, serta hasil pangamatan (observasi) yang dilakukan selama proses memasuki lapangan penelitian. Proses analisa data kualitatif terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :59 a) Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, melalui hasil wawancara,
pengamatan (catatan lapangan),
dokumen,
foto
dan
sebagainya. Penulis menelaah seluruh data hasil dari wawancara dengan kepala sekolah SLB Dharma Asih, guru serta orang tua klien (anak down syndrome), foto dari pelaksanaan program kegiatan peningkatan interaksi sosial.
59
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000), cet. Ke-3, h. 103
xcii
b) Mereduksi data, dengan melakukan abstraksi atau merangkum inti, proses dan pernyataan-pernyataan penting. Mereduksi data berarti penulis merangkum atau memilih hal-hal yang yang penting yang berkaitan dengan program kegiatan peningkatan interaksi sosial. c) Menyusun data yang ditemukan dan kemudian dikategorisasikan. d) Mengadakan
pemeriksaan
keabsahan
data
(triangulasi),
dengan
memeriksa hasil temuan lapangan dari berbagai sumber dengan kenyataan yang ada. e) Penafsiran data, hal ini dilakukan dengan menginterpretasikan data dan dengan teori atau konsep yang telah ada. Dari hasil analisis tersebut, akan didapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian ini dan mampu memberikan rekomendasi-rekomendasi yang bisa dijadikan alternatif dalam melaksanakan program kegiatan di sekolah.
I. TEKNIK PENULISAN DATA Adapun teknik penulisan dan transliterasi yang digunakan berpedoman pada buku Pedoman Penulian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh UIN Jakarta Press. 2007. cet. Ke 2.
xciii
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. TEMUAN LAPANGAN 1. Gambaran Umum Yayasan SLB Dharma Asih a. Sejarah Berdirinya SLB Dharma Asih Setiap insan bagaimana pun berhak mengembangkan diri untuk menjadi insan yang berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat maupun nusa dan bangsanya, termasuk anak luar biasa atau penyandang cacat. Hal tersebut dijamin undang-Undang : 1) UUD 1945 Pasal 31 menegaskan bahwa ” Setiap Warga negara berhak mendapatkan pengajaran.” Hal ini diperkuat oleh UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8 ayat 1 yang berbunyi : ”Warga negara yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh Pendidikan Luar Biasa. 2) UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Bab III Pasal 5 menegaskan bahwa ” Setiap Warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. 3) Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1991 mempertegas kedudukan dan pentingnya pendidikan bagi warga negara yang berkelainan. Ditegaskan juga bahwa Pendidikan Luar Biasa adalah pendidikan yang khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental. Pendidikan di suatu SLB berbeda dengan pendidikan disekolah biasa ataupun disekolah luar biasa lainnya. Anak Tunarungu (Tuli) karena cacatnya
49 xciv
kehilangan sesuatu yang paling penting untuk kehidupan manusia, yaitu ”ALAT UNTUK BERKOMUNIKASI dengan lingkungannya, maka BAHASA DAN BICARA merupakan sasaran pendidikan yang utama. Anak Tunagrahita karena kurang mampu mengabstraksi, berimajinasi dan kesulitan dalam bidang akademis, maka bina diri dan bina kerja keterampilan produktif menjadi sasaran program. Seperti pendidikan praktis, keterampilan jahit, pertukangan, sablon, memasak, seni tari, seni suara, seni kerajinan tangan, dan kerumah tanggaan yang terpakai sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan pasar. Berdasarkan alasan itulah, maka didirikan Sekolah Luar biasa Dharma Asih untuk Pendidikan anak Luar Biasa yang berbeda dengan sekolah luar biasa lainnya Yayasan SLB Dharma Asih berdiri pada tanggal 5 Desember 1978 di kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial. Dengan Akte Notaris A. Koersnoen SH, no 388 tanggal 16 Mei 1979. SK Menteri Sosial RI No 079-10/KPTS/BBS/II/1986 pada tanggal 25 Februari 1986. Dan pada tanggal 7 Januari 1979 SLB Dharma Asih diresmikan oleh Departemen dan Kabupaten Bogor60. Adapun tujuan didirikannya SLB Dharma Asih adalah untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus agar biasa mandiri dan hidup layak seperti orang-orang normal lainnya dan tanpa bantuan orang lain61.
60 61
Dokumen Yayasan Dharma Asih Wawancara pribadi dengan Ibu Sudarsih (kepala sekolah), Depok, 10 Desember 2008
xcv
Sedangkan tujuan pendidikan di SLB Dharma Asih adalah untuk mendidik anak-anak yang berkebutuhan khusus supaya dapat berbicara dan berkomunikasi serta beradaptasi berinteraksi, berpartisipasi aktif secara produktif dengan lingkungannya dikemudian hari dapat hidup mandiri dan memiliki kecakapan hidup (life Skill). Yayasan dharma Asih mengelola 3 unit Sekolah Luar Biasa (SLB) : 1) SLB-B (Tuna rungu/tuli) TKLB, SDLB dan SMPLB. 2) SLB-C (Tunagrahita Ringan) Intervensi Dini, TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB 3) SLB C-1 (Tunagrahita Sedang) Intervensi dini, TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB dan Pasca SMLB (KUB). Khusus untuk anak penyandang down syndrome masuk ke dalam kelompok anak tuna grahita sedang atau anak mampu latih didik (SLB C-1).
b. Visi dan Misi Yayasan Dharma Asih memiliki visi dan misi. Adapun Visi dari Yayasan adalah
meletakkan
dan
mengembangkan
potensi
peserta
didik
untuk
menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu62 : 1) Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. 2) Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik.
62
Dokumen Yayasan Dharma Asih
xcvi
3) Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. 4) Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan. 5) Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan. 6) Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar. 7) Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.
c. Pengembangan SLB Dharma Asih 1) Bentuk satuan pendidikan yang telah dimiliki SLB Dharma Asih terdiri dari : a) Taman Kanak-kanak Luar biasa (TKLB) b) Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) c) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (STLPLB) d) Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) e) Kelompok Usaha Bersama (KUB) Yayasan dharma Asih memberikan pelayanan pendidikan SLB bagian B (Tuna Rungu) dan SLB bagian C (Tuna Grahita/keterbelakangan mental), yang seluruhnya dilakukan digedung SLB Dharma Asih, dengan pengaturan waktu SLB bagian C1 (Tuna Grahita Sedang) masuk pagi dan SLB bagian B masuk siang. 2) Perkembangan Guru, Murid dan Karyawan SLB Dharma Asih Dari mulai berdirinya SLB Dharma Asih sampai sekarang, telah menampung sebanyak 240 siswa, dimana 110 siswa SLB C, 70 siswa SLB C1 dan 60 siswa SLB B. Sedangkan tenaga pengajar sebanyak 28 orang guru SLB C dan C1, 19 guru SLB B, 9 orang karyawan dan 2 orang Tata Usaha.
xcvii
d. Struktur Organisasi SLB C1 Gambar 2.1 YAYASAN DHARMA ASIH
KEPALA SEKOLAH SUDARSIH SLB-B SLB-C
Komite Sekolah WA. KEP.SEK SUKOYO Tata Usaha
Bidang Pengajaran
UKS Koperasi Emi D.
Kesiswaan Dra. Mustika
Sarana Prasarana O.R/Kesenian Ane Tewiane Sri Rahayu
Perpustakaan Ana K.D, S.E
Kurikulum Penirumidah, S.Pd
Guru Kelas
Siswa
Observasi
TKLB SDLB
Keterangan : Garis Komando Garis Koordinasi
xcviii
SMPLB
SMALB
KUB
e. Proses Persyaratan Pendaftaran Anak Proses pendaftaran anak yang dilakukan oleh SLB Dharma Asih biasanya dimulai pada bulan penerimaan untuk siswa baru. Ada beberapa persyaratan pendaftaran yang harus dipenuhi oleh calon siswa baru: 1) Mengisi formulir pendaftaran anak dan membayar uang pendaftaran 2) Pas photo 4x3 (3 lembar), 3x2 (2 lembar) 3) Photo copy kartu keluarga dan akte kelahiran 4) Surat keterangan kesehatan dokter 5) Surat keterangan intelegensi (IQ) dari psikologi 6) Menyerahkan raport bagi siswa pindahan 7) Photo copy STTB bagi siswa yang telah memiliki STTB 8) Surat keterangan berkelakuan baik 9) Membayar uang sumbangan sarana pendidikan dan SPP bulan pertama masuk.
f. Perolehan dan Distribusi Dana Di bawah ini adalah Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) SLB-C1 Dharma Asih tahun pelajaran 2008/2009.63 Tabel 1.2 Rencana Anggaran Pendapatan Sekolah SUMBER DANA No 1
3. 63
URAIAN Dari Pemerintah 1. Gaji PNS 2. Tunjangan Daerah 3. Kompensasi Pegawai Negeri
Catatan Laporan Tahunan Yayasan Dharma Asih
xcix
Jumlah (Rp) 50.000.000 18.000.000 3.500.000
2.
SPP rutin bulanan
72.000.000
3.
Bantuan 1. BOS 2. Beasiswa
15.000.000 12.900.000
JUMLAH PENERIMAAN
171.400.000
Tabel 1.3 Rencana Anggaran Belanja Sekolah PENGGUNAAN No 1
2.
3.
4.
URAIAN
Jumlah (Rp)
Biaya Karyawan 1. Gaji PNS 2. Tunjangan Daerah 3. Kompensasi Pegawai Negeri 4. Transport/Honor GTY 5. Konsumsi rapat pembinaan 6. THR/kesejahteraan guru
KBM 1. Penyusunan KTSP dan penyusunan program pembelajaran 2. Penyusunan silabus dan RPP Peningkatan Kompetensi Guru dan Kepsek 1. Pelatihan 2. Diskusi KKG 3. Diskusi KKKS Kesiswaan 1. Widya Wisata 2. Hari besar nasional 3. Halal Bihalal 4. Idul Adha 5. LKS siswa dan kegiatan pramuka 6. Soina 7. TPB 8. UAS/UAN 9. Beasiswa(SPP siswa tidak mampu)
c
50.000.000 18.000.000 3.500.000 24.000.000 1.800.000 3.000.000
2.000.000 1.000.000
2.000.000 1.500.000 1.500.000
5.000.000 1.500.000 1.500.000 1.000.000 6.000.000 3.000.000 2.000.000 2.000.000 12.900.000
5.
6.
Sarana Prasarana 1. Pengadaan Mebeler 2. Pemeliharaan gedung 3. Pengadaan alat keterampilan 4. Alat peraga
5.000.000 5.700.000 4.000.000 2.500.000
Biaya Umum 1. Biaya Kantor/ATK 2. Biaya Listrik 3. Biaya Telepon 4. Biaya PAM 5. Keperluan Dapur
3.000.000 1.800.000 2.900.000 1.500.000 1.800.000
JUMLAH PENGELUARAN
171.400.000
g. Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih Dalam mendidik siswa dan siswi SLB Dharma Asih menyediakan sarana dan prasarana guna memudahkan dalam menjalankan seluruh kegiatan yang yang telah diprogramkan oleh SLB Dharma Asih. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih, antara lain : a) Bangunan permanen, yang dibangun pada tanggal 12 Mei 1980 oleh masyarakat kerajaan Belanda yang disalurkan melalui Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial. b) Sarana ibadah, yaitu mushalla, serta tempat untuk berwudhu sebanyak 4 (empat) kran. c) 4 (empat) lokal ruang kantor kepala sekolah, guru dan staf administrasi sekolah. d) 2 (dua) lokal gudang dan dapur
ci
e) 1 (satu) kamar mandi ukuran sedang untuk kepala sekolah dan guru, 5 (lima) toilet/wc masing-masing 2 (dua) untuk siswi dan 3 (tiga) untuk siswa. f) 1 (satu) lokal ruang komputer, yang didalamnya terdapat 3 buah komputer. g) 10 (sepuluh) lokal ruang belajar di lantai bawah untuk TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, KUB dan 2 (dua) lokal ruang belajar di lantai 2 untuk anak tuna rungu siang hari. h) 1 (satu) lokal ruang untuk kegiatan keterampila i) 1 (satu) lokal ruang perpustakaan j) 1 (satu) ruang yang dipakai untuk kantin. k) Terdapat lapangan untuk untuk tempat upacara atau olah raga. l) 1 (satu) ruang aula, yang luasnya ± 4 x 5,5 M² . m) Disebelah sekolah terdapat 1 gedung balai rakyat, yaitu sebuah gedung kecil yang biasanya dipakai untuk kegiatan-kegiatan sekolah, contohnya kegiatan menari, olah raga, dll.64
h. Aktivitas dan Prestasi Siswa ”Kegiatan sekolah selain belajar secara akademis, juga terdapat kegiatan keterampilan. Karena di SLB ini mulai dari SMP 52 % keterampilan dan SMA 62 % keterampilan”.65 Keterampilan yang telah dilaksanakan di sekolah ini telah membuahkan hasil yang tidak kalah dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Hasil karya anak SLB Dharma Asih dimasyarakat umum telah dihargai. Hal ini bukan karena belas kasihan melainkan mereka membeli karena kebutuhan. 64 65
Observasi ke SLB Dharma Asih. Depok , Selasa 20 Januari 2009 Wawancara pribadi dengan Ibu Sudarsih (kepala sekolah). Depok, 10 Desember 2008
cii
Hasil produksi anak telah dapat bersaing dengan kualitas hasil yang ada dipasaran umum. Produksi yang dibuat seperti : telur asin, karet, sendal, kain pel, dll. Keterampilan yang telah dilaksanakan di SLB Dharma Asih antara lain: Keset, telur asin, sandal, masak-memasak, asah batu, perhiasan, jahit-menjahit, sablon, tenun dan hiasan dinding.66 Selain kegiatan keterampilan, kegiatan lain yang tedapat di SLB ini antara lain: Olah raga, kesenian dan pramuka. Kegiatan ini dari tahun ke tahun mencapai prestasi yang dapat dibanggakan dan membawa nama harum Yayasan SLB Dharma Asih baik ditingkat provinsi, nasional maupun ditingkat internasional.
B. ANALISIS KEGIATAN PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dengan kepala sekolah, guru, orang tua klien serta anak down syndrome, maka dapat dianalisa beberapa program kegiatan yang telah dilaksanakan di SLB Dharma Asih dalam upayanya meningkatkan interaksi sosial anak penyandang down syndrome. Karena sebagaimana yang diketahui bahwa anak penyandang down syndrome yang memiliki keterbatasan intelektual belum tentu memiliki adaptasi sosial yang buruk. Hal ini dapat dilihat dari sifat anak down syndrome yang lebih sering tertawa, ramah dan mudah diatur daripada anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental lainnya, tetapi terkadang mereka juga memiliki sifat keras kepala. Anak down syndrome juga cepat melekat dengan orang lain dan jika
66
Observasi ke SLB Dharma Asih. Depok, Selasa 20 Januari 2009
ciii
diperlakukan dengan baik, mereka adalah orang yang penuh kasih sayang dan kelembutan.67 Namun didalam kehidupan sosial, tidak semua masyarakat baik di sekitar lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah dapat dengan mudah menerimanya. Seringkali anak down syndrome diperlakukan berbeda dan dianggap tidak berguna karena keterbatasan kemampuan yang dimilikinya. Dan perbedaan perlakuan perilaku yang diterima oleh anak penyandang down syndrome dari masyarakat inilah yang ternyata berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial atau bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Program interaksi sosial yang dilaksanakan di SLB Dharma Asih ini akan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan sosialnya, sehingga anak akan dapat bergaul. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri interaksi sosial bahwa didalam berinteraksi, manusia tidak akan berinteraksi dengan baik hanya dengan dirinya saja.68 Serta anak akan dapat menjalin suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan teman-temannya maupun dengan masyarakat disekitar. Karena suatu interaksi sosial tidak mungkin akan terjadi apabila tidak ada kontak sosial dan komunikasi.69 Kontak sosial merupakan awal terjadinya suatu hubungan interaksi sosial, karena masing-masing pihak akan saling sereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik. Kontak sosial tidak mungkin akan terjadi apabila tidak diimbangi dengan komunikasi, karena itulah komunikasi juga merupakan syarat bagi terbentuknya suatu proses interaksi sosial, karena dengan 67
www.indosiar.com/news/kata/74254 Taufik Rahman Dhohiri, et.al .Sosiologi (Jakarta : Yudhistira. 2000) Cet. Ke-1, h. 23 69 Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta : Rajawali Press) Cet. Ke-4, h.27 68
civ
adanya komunikasi dapat mendukung perkembangan hubungan antar individu ke arah yang lebih baik.70 SLB Dharma Asih memiliki beberapa program kegiatan dalam peningkatan interaksi sosial anak penyandang down syndrome, antara lain : Kegiatan pramuka, kegiatan olah raga tingkat provinsi (SOIna) dan Syuting film (seni peran). Adapun setiap program kegiatan peningkatan interaksi sosial yang dilaksanakan ini memiliki tujuan dan maksud yang jelas sesuai dengan salah satu ciri-ciri
interaksi sosial bahwa didalam berinteraksi sosial seseorang harus
memiliki suatu tujuan dan tujuan dari tiap-tiap orang itu berbeda, karena tidak mungkin seseorang melakukan interaksi sosial tanpa adanya suatu tujuan.71 Dan didalam program kegiatan interaksi sosial tersebut juga telah terbentuk suatu proses interaksi sosial asosiatif dan disasosiatif. ”Program kegiatan dalam meningkatkan interaksi sosial anak penyandang down syndrome sudah dilaksanakan oleh Yayasan SLB Dharma Asih sejak tahun 1978 dan waktu pelaksanaannya dimulai dari pertama kali anak masuk ke SLB Dharma Asih”.72 ”Adapun tujuan dari pelaksanaan program kegiatan interaksi sosial ini agar anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya bisa lebih mudah berinteraksi dan beradaptasi di lingkungan mereka yang baru, selain di lingkungan rumah (keluarga)”.73 Program ini dilaksanakan karena pada umumnya anak-anak down syndrome memiliki sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Jadi, dengan adanya program ini anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya diharapkan dapat lebih mudah berinteraksi dengan teman-teman sebayanya maupun orang-orang di lingkungan sekitar.
70
Taufik Rahman Dhohiri, et.al .Sosiologi (Jakarta : Yudhistira. 2000) Cet. Ke-1, h. 28 Ibid, h. 23 72 Wawancara Pribadi dengan Ibu Ane (guru). Depok , 24 Januari 2009 73 Wawancara Pribadi dengan Ibu Imas (guru). Depok, 24 Januari 2009 71
cv
1. INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF a) Kegiatan Pramuka Kegiatan pramuka yang dilaksanakan setiap sabtu ini, tidak hanya sebatas latihan baris-berbaris. Dalam kegiatan ini juga diadakan kegiatan perkemahan sabtu-minggu (persami) yang dilaksanakan di areal dalam lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah (areal perkemahan cibubur). Seluruh warga sekolah turut serta, tidak terkecuali guru dan kepala sekolah. Tujuan diadakannya perkemahan sabtu-minggu (persami) ini selain untuk melatih kemandirian anak down syndrome karena acara ini membuat mereka harus berpisah sementara dengan orang tua, juga untuk meningkatkan interaksi sosial anak-anak penyandang down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya, agar lebih terjalin rasa kebersamaan. Didalam kegiatan pramuka ini telah terbentuk suatu proses interaksi sosial asosiatif, yaitu kerjasama dan akomodasi. Salah satu bentuk kerjasama antara anak-anak down syndrome, anak-anak berkebutuhan khusus lainnya serta guru adalah acara lomba mencari jejak, dimana didalam acara lomba mencari jejak di bagi beberapa kelompok dan setiap 1 kelompok terdiri dari ± 8 orang disertai dengan 2 orang guru pembimbing. Mereka bekerja sama untuk mencari tanda petunjuk berupa tanda panah atau pita menuju tempat atau sasaran yang telah disiapkan oleh panitia. Kerjasama yang telah tercipta diantara anak penyandang down syndrome, anak-anak berkebutuhan khusus dan guru juga tidak terlepas dari adanya bentuk akomodasi, yaitu dimana masing-masing kelompok berlomba untuk terlebih dulu mendapatkan pita atau tanda panah tersebut. Selain lomba mencari mencari jejak,
cvi
kerjasama yang terjalin antara anak down syndrome, guru dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya adalah pada saat mendirikan tenda. Mereka saling bekerja sama agar tenda yang dipergunakan sebagai tempat untuk istirahat mereka bisa cepat berdiri. Acara lain yang diadakan adalah pawai obor mengelilingi perumahan kompleks warga. Dimana acara pawai obor ini dilakukan pada malam hari setelah acara lomba mencari jejak selesai. Acara ini diikuti oleh seluruh peserta pramuka secara bersama-sama dengan obor yang sudah dibawa oleh masing-masing peserta dari rumah. Acara ini dilakukan agar seluruh anak-anak down syndrome dan anakanak berkebutuhan khusus lainnya dapat saling mengenal teman mereka lebih dekat antara satu dengan yang lainnya dan bisa menjalin rasa komunikasi dengan lebih baik. Selain diadakannya lomba mencari jejak, acara lain yang diadakan adalah kegiatan sholat berjamaah. Dengan diadakannya sholat berjamaah selain lebih mendekatkan diri mereka kepada Sang Pencipta-Nya, mereka juga dapat mengetahui tentang tata cara sholat yang benar. Anak-anak down syndrome ikut kegiatan pramuka ini karena keinginan mereka sendiri, tanpa paksaan dari siapapun jadi, tidak begitu sulit bagi guru pembimbing atau guru untuk mengatur mereka dalam setiap acara yang diadakan. Selain kegiatan persami yang diadakan, SLB Dharma Asih juga mengikutsertakan beberapa orang anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan pramuka ditingkat kabupaten atau di tingkat provinsi. Mereka yang dikut sertakan dalam kegiatan pramuka ditingkat
cvii
selanjutnya adalah mereka yang dianggap mampu untuk melakukan segala kegiatan didalam kegiatan pramuka itu dan cukup baik dalam berinteraksi sosial.
2) Kegiatan Olah Raga Kegiatan olah raga yang dilaksanakan di sekolah ini, bukan hanya pelajaran olah raga pada umumnya. SLB Dharma Asih mengikutsertakan anakanak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam bidang olah raga tingkat provinsi (SOIna). Adapun tujuan di ikutsertakannya anak-anak down syndrome dan anakanak berkebutuhan khusus lainnya di bidang olah raga pada tingkat provinsi (SOIna) agar mereka menjadi percaya diri bahwa mereka juga memiliki kemampuan yang sama dengan anak-anak normal lainnya sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan baik tanpa timbul perasaan tidak percaya diri akibat perbedaan fisik yang mereka miliki dan menghapus semua stigma yang mereka dapatkan dari masyarakat selama ini. ”Olah raga tingkat provinsi (SOIna) ini dilaksanakan setiap tahun, dengan olahraga yang dipertandingkan adalah atletik. Tetapi, pada tahun 2008 lalu, SLB Dharma Asih tidak mengirimkan anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan ini dikarenakan kegiatan ini berbenturan dengan kegiatan-kegiatan sekolah yang lain”.74 Anak-anak berkebutuhan khusus yang diikut sertakan dalam kegiatan SOIna ini, baik dari SLB Dharma Asih maupun dari sekolah lain disesuaikan dengan kategori masing-masing. Anak-anak down syndrome yang termasuk kedalam kategori tuna grahita sedang disatukan dengan kelompok anak tuna
74
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sudarsih (kepala sekolah). Depok, Rabu 10 Desember 2008
cviii
grahita sedang lainnya, yang memiliki kemampuan olah raga yang hampir sama dengan mereka. Adapun kegiatan yang dipertandingkan dalam SOIna ini adalah olah raga yang terdapat dalam cabang atletik, antara lain: Lari jarak jauh 400m, Lari jarak dekat 100 atau 200m , Lempar lembing, Lari estafet dll. Didalam kegiatan yang melibatkan perwakilan seluruh sekolah luar biasa yang terdapat diprovinsi Jawa Barat ini, telah terjalin peningkatan hubungan interaksi sosial antara anak-anak down syndrome dari SLB Dharma Asih dengan anak-anak down syndrome atau anak-anak berkebutuhan khusus dari sekolah lain. Karena anak-anak down syndrome di SLB Dharma Asih dapat bertemu dan menjalin komunikasi dengan teman-teman sebaya mereka yang baru dikenal. Interaksi sosial asosiatif yang terbentuk didalam kegiatan ini, hampir sama dengan kegiatan pramuka yaitu kerjasama. Anak-anak down syndrome dan anakanak berkebutuhan khusus lainnya yang diikut sertakan dalam kegiatan ini, saling bekerja sama untuk dapat memenangkan setiap olah raga yang dipertandingkan, agar mereka bisa mengharumkan nama sekolah mereka, yaitu SLB Dharma Asih.
3) Syuting Film (Seni Peran) Program kegiatan interaksi sosial SLB Dharma Asih yang baru dilaksanakan adalah diikutsertakannya anak-anak down syndrome dalam pembuatan film oleh DAAI Tv yang mengangkat kisah nyata tentang seorang guru SLB dan rencananya akan ditayangkan pada bulan Mei 2009.75 ”Anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya yang ikut dalam pembuatan syuting film ini sangat senang. Mereka tidak 75
Ibid
cix
mengenal bosan dan capek. Walaupun syuting dilakukan sampai malam hari. Mereka yang paling semangat diantara guru dan beberapa orang tua yang terlibat dalam pembuatan film ini. Anak-anak yang sebelumnya sangat sulit untuk berkomunikasi dengan teman, ditempat syuting ini diharuskan untuk selalu berkomunikasi, bukan hanya dengan teman-teman yang terlibat dalam film, tapi juga dengan orang-orang yang baru mereka kenal”.76 Mereka tidak mengenal kata capek dan bosan walaupun daerah untuk tempat lokasi syuting harus selalu brpindah dan pindah dan jarak antara lokasi yang satu dengan yang lain memiliki jarak yang jauh. Anak-anak down syndrome yang sebelumnya malas berkomunikasi dengan teman-teman mereka, baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan rumah sehingga menyebabkan interaksi sosial diantara mereka tidak terjalin dengan baik, dilokasi syuting inilah mereka diajarkan untuk selalu melakukan komunikasi dengan teman-teman atau dengan para kru film. Kegiatan ini selalu menuntut adanya komunikasi yang baik antara satu dengan yang lain karena komunikasi merupakan salah satu syarat terbentuknya suatu proses interaksi sosial. Pada saat syuting film, anak-anak down syndrome tidak begitu sulit untuk diatur lagi. Mereka mengikuti apa yang sudah diarahkan oleh sutradara dan para kru film, karena telah tercipta komunikasi yang lebih baik antara para kru film dan anak-anak down syndrome. Dan dari pihak kru film sendiri juga sudah bisa memahami dan mengerti sifat yang dimiliki anak-anak down syndrome. Kru film membiarkan anak-anak down syndrome melakukan apa yang mereka ingin lakukan pada saat syuting film asalkan masih berada didalam batas kewajaran.
76
Wawancara Pribadi dengan Orang Tua klien. Depok, Senin 26 Januari 2009
cx
Tetapi, adakalanya perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak down syndrome pada saat syuting berlangsung menjadi sesuatu hal yang bagus untuk dimasukkan ke dalam film, karena itu merupakan sifat yang alami dan natural dari anak-anak down syndrome. Pada saat break (istirahat) syuting, hal yang dilakukan oleh kru film agar lebih terjalin lagi keakraban antara anak-anak down syndrome dengan mereka dan agar anak-anak tidak merasa bosan, anak-anak down syndrome diajak untuk bercerita tentang apa saja yang ingin mereka ceritakan, apakah tentang pengalaman syuting mereka hari itu atau tentang apa saja. Dan hal itu terbukti bisa mengakrabkan mereka satu sama lain.77 Dengan keakraban yang terjalin antara kru film dan anak-anak down syndrome, secara tidak langsung didalam kegiatan ini telah terbentuk suatu proses interaksi sosial asosiatif, kerjasama. Suatu kerjasama yang membuat proses syuting film ini terasa menyenangkan baik bagi anak-anak down syndrome dan para kru film. Walaupun kegiatan interaksi sosial syuting film ini merupakan kegiatan yang baru dilaksanakan tetapi, kegiatan ini telah berhasil meningkatkan hubungan anak down syndrome dalam berkomunikasi dengan teman-temannya baik dilingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Sebagai contoh, ada seorang anak down syndrome yang sangat jarang sekali berbicara atau berkomunikasi dengan teman-temannya ataupun dengan gurunya dan jika ditanya jawabannya cuma 2, ya atau tidak. Apabila jam istirahat pun dia tidak bergaul atau bermain dengan teman-temannya, yang dilakukannya cuma duduk sendiri atau duduk
77
Observasi langsung. Studio Alam, Depok. Desember 2008
cxi
didalam mobil. Tetapi, setelah diikutsertakan dalam kegiatan syuting film ini, hubungan dia dengan teman-temannya menjadi lebih baik. Selain itu, komunikasi dengan teman-temannya dan guru juga mengalami peningkatan yang sangat baik.78
2. Interaksi Sosial Disasosiatif a) Kegiatan Pramuka Dalam kegiatan pramuka ini, selain membentuk proses interaksi sosial asosiatif juga membentuk suatu proses interaksi sosial disasosiatif. Interaksi sosial disasosiatif yang terbentuk adalah pada saat lomba mencari jejak. Dalam lomba mencari jejak ini adanya rasa persaingan diantara masing-masing kelompok dalam mencari tanda petunjuk berupa tanda panah atau pita, mereka bersaing untuk merebut juara atau kemenangan. Akan tetapi, rasa persaingan yang timbul di acara lomba mencari jejak ini, tidak sampai menimbulkan suatu persaingan yang dapat memecah belah antar kelompok atu menimbulkan adanya suatu konflik. 79
b) Kegiatan SOIna Didalam kegiatan SOIna ini, selain telah terbentuk proses komunikasi dan interaksi sosial asosiatis kerjasama, juga telah terbentuk suatu proses disasosiatif. Dimana masing-masing anak penyandang down syndrome yang diikutsertakan pada kegiatan ini memiliki rasa persaingan. Persaingan yang terjadi diantara anakanak down syndrome dari SLB Dharma Asih dan anak-anak down syndrome dari sekolah lain ini adalah persaingan untuk merebut suatu kemenangan dalam lomba78 79
Observasi langsung di SLB Dharma Asih, 14 Januari 2009 Observasi langsung di SLB Dharma Asih, Agustus 2008
cxii
lomba yang diadakan ini. Namun, rasa persaingan yang terjadi didalam kegiatan SOIna ini sebagaimana persaingan pada kegiatan pramuka, tidak sampai menimbulkan adanya suatu konflik diantara anak-anak penyandang down syndrome.
c) Kegiatan Syuting Film (Seni Peran) Bentuk interaksi sosial disasosiatif terjadi didalam kegiatan pramuka dan SOIna (olah raga tingkat provinsi), namun didalam kegiatan syuting film (seni peran) ini tidak terbentuk suatu proses interaksi sosial disasosiatif.
3. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Program Peningkatkan Interaksi Sosial Anak Down Syndrome Faktor keberhasilan dari pelaksanaan program kegiatan interaksi sosial di SLB Dharma Asih tidak terlepas dari adanya kerjasama seluruh warga sekolah dan orang tua klien yang mendukung dan melaksanakan seluruh kegiatan program interaksi sosial tersebut. Namun, tidak semua pelaksanaan program kegiatan interaksi sosial tersebut dapat berjalan dengan lancar. Ada beberapa faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program kegiatan ini, antara lain : a) Kurangnya dukungan dari orang tua klien (anak down syndrome). Tidak semua orang tua klien (anak down syndrome) dapat mendukung anak untuk mengikuti dari seluruh kegiatan program ini. Hal ini dikarenakan orang tua khawatir anak mereka tidak sanggup mengikuti seluruh kegiatan yang dilaksanakan tersebut, karena anak mereka memiliki suatu masalah didalam organ tubuh dalam yang tidak bisa membuat anak mereka menjadi capek atau lelah
cxiii
contohnya penyakit jantung. Jantung bocor yang diderita anak mereka sejak kecil atau bahkan sejak lahir, tidak bisa membuat anak mereka melakukan sesuatu yang menguras banyak tenaga atau membuat anak mereka lelah, walaupun jantungnya sudah dioperasi. Selain dari alasan-alasan pribadi yang sering dimiliki oleh para orang tua klien (anak down syndrome) contohnya biaya.
b) Keinginan Anak Down Syndrome Sifat anak penyandang down syndrome sangat keras dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Mereka yang sudah dianggap mampu untuk mengikuti seluruh program kegiatan interaksi yang diadakan didalam atau di luar sekolah, apabila tidak ada keinginan dari diri mereka sendiri untuk mengikutinya maka sangat sulit untuk dilaksanakannya program kegiatan tersebut.
c)
Kurangnya guru pembimbing Kurangnya guru pembimbing menjadi salah satu faktor penghambat dalam
pelaksanaan program interaksi sosial di SLB Dharma Asih. Dalam melaksanakan program kegiatan selama ini, guru yang menangani program kegiatan tersebut, bukan khusus didalam bidang kegiatan itu.
d)
Lingkungan Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan
bagi pelaksanaan program kegiatan, contohnya lingkungan sekolah. Seperti yang kita ketahui, anak- anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus
cxiv
lainnya memiliki sifat yang agak berbeda dengan anak-anak normal lainnya. Ada kalanya mereka sedikit susah untuk diatur dan diajak untuk melaksanakan program-program kegiatan yang ada. Dan apabila sebagian dari mereka tidak mau menjalankan salah satu program kegiatan, maka hal ini dapat berpengaruh terhadap teman-teman mereka yang lain.
cxv
B. SARAN-SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dan kesimpulan yang telah dijelaskan dalam skripsi ini, terdapat beberapa saran yang ingin penulis sampaikan. Saransaran tersebut, antara lain : 1. Ditujukan untuk penelitian selanjutnya : a. Untuk peneliti lain yang ingin meneliti sekolah ini, masih terbuka kemungkinan untuk lebih memperdalam lagi pembahasan interaksi sosial anak down syndrome pada kegiatan-kegiatan eksternal sekolah. b. Penelitian lanjutan (advanced) dapat bertujuan menemukan dengan akurat ukuran keberhasilan tiap-tiap program-program kegiatan yang telah dilaksanakan,yang menggunakan metode baku (kuantitatif) sebagai pengukurnya.
2. Ditujukan untuk Yayasan SLB Dharma Asih Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyarankan beberapa hal yang diharapkan dapat memotivasi SLB Dharma Asih dalam melaksanakan program-program kegiatan interaksi sosial, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Saran-saran tersebut antara lain: a. Perlu adanya program kegiatan interaksi sosial yang menghasilkan suatu bentuk interaksi sosial asosiatif selain bentuk kerjasama dan akomodasi. b. Perlu adanya standarisasi pelaksanaan program kegiatan interaksi sosial bagi anak penyandang down syndrome di SLB Dharma Asih.
cxvi
c. Harus diadakannya pertemuan antara orang tua klien dan pihak sekolah SLB Dharma Asih untuk membahas tentang program-program kegiatan yang akan dilaksanakan diluar standarisasi yang sudah ditetapkan. d. Lebih ditingkatkan komunikasi yang intens agar lebih terjalin kerjasama antara orang tua dengan pihak sekolah untuk mencapai tujuan demi kemajuan anak down syndrome. e. Pemberian laporan segala kegiatan yang telah dilaksanakan oleh SLB Dharma Asih kepada orang tua klien (anak down syndrome). f. Lebih di keseimbangkan antara jumlah staf pengajar/guru dengan jumlah murid di SLB Dharma Asih. Hal ini dapat membuat program kegiatan belajar mengajar atau program-program kegiatan berjalan lebih efektif. g. Sarana dan prasarana yang sudah cukup lengkap dimiliki sekolah harus dirawat dengan lebih baik oleh semua warga sekolah tanpa terkecuali. Karena dengan adanya sarana dan prasarana yang baik, dapat lebih mendukung pelaksanaan program-program kegiatan sekolah. h. Memfokuskan keterampilan kepada anak down syndrome sesuai dengan bakat dan minatnya. Karena, hal ini dapat membuat anak down syndrome memiliki life skill yang sesuai dengan apa yang diminatinya.
cxvii
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Yayasan SLB Dharma Asih sebagai sebuah sekolah luar biasa yang sudah memenuhi ciri-ciri sekolah pada umumnya, yaitu adanya misi dan visi sekolah, program-program kegiatan baik di dalam maupun di luar sekolah, sarana dan prasarana, staf pengajar yang terlatih untuk mendidik anakanak berkebutuhan khusus, serta klien yang ditangani (anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk didalamnya anak-anak down syndrome). 2. Pelaksanaan program kegiatan interaksi sosial di mulai dari lingkungan sekolah dan tahap selanjutnya dilaksanakan diluar sekolah, dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang tidak hanya berasal dari pihak intern sekolah tetapi, adanya intervensi dari pihak-pihak eksternal atau pihakpihak diluar lingkungan sekolah. 3. Kegiatan-kegiatan
peningkatan
interaksi
sosial
bertujuan
untuk
menumbuhkan kepercayaan diri anak penyandang down syndrome agar dapat bersosialisasi, selain itu juga untuk meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar anak down syndrome, anak-anak berkebutuhan khusus lainnya, guru serta orang-orang yang baru dikenal.
71 cxviii
4. Program kegiatan interaksi sosial, antara lain : Kegiatan pramuka, SOIna (olah raga tingkat provinsi), dan Syuting film (seni peran). Dan dari kegiatan-kegiatn tersebut telah membentuk suatu proses interaksi sosial asosiatif dan disasosiatif. 5. Dari pelaksanaan kegiatan program interaksi sosial ini anak-anak down syndrome sudah berhasil menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya terhadap kemampuan yang mereka miliki dan dapat menjalin komunikasi dengan lebih baik, sehingga mereka bisa lebih siap untuk hidup bersosialisasi atau berinteraksi sosial di tengah-tengah masyarakat. 6. Faktor keberhasilan dari pelaksanaan program kegiatan peningkatan interaksi sosial anak down syndrome di sekolah ini adalah adanya peran serta dan kerjasama dari seluruh warga sekolah. Termasuk didalamnya, peran serta orang tua klien (anak down syndrome) dan adanya keinginan anak untuk ikut serta dalam berbagai program kegiatan peningkatan interaksi sosial. 7. Faktor penghambat dari pelaksanaan program kegiatan peningkatan interaksi sosial di sekolah ini, antara lain juga berasal dari faktor orang tua, dimana tidak semua orang tua klien mendukung anak down syndrome untuk mengikuti dari seluruh pelaksanaan kegiatan interaksi sosial; faktor lingkungan dan kurangnya guru pembimbing untuk membimbing anakanak dalam melakukan kegiatan-kegiatan peningkatan interaksi sosial tersebut.
cxix
PEDOMAN WAWANCARA
Nama
: Ibu Sudarsih
Hari/Tgl Wawancara
: Rabu, 10 Desember 2008 Kamis, 29 Januari 2009
Jabatan
: Kepala Sekolah SLB Dharma Asih
Daftar Pertanyaan T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J
: Tujuan sekolah yang paling utama secara keseluruhan adalah untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti manusia lainnya, tanpa bantuan orang lain. Untuk bantuan hidup mandiri agar bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih? J
: Visi
dari
Yayasan
SLB
Dharma
Asih
adalah
meletakkan
dan
mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana
cxx
sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup. T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru? J
: Proses persyaratannya, antara lain: 4. Mengisi formulir 5. Membayar SPP bulan masuk siswa 6. Membayar uang sarana dan prasarana
T : Darimana perolehan dana sekolah? J
: Dana sekolah salah satunya diperoleh dari uang SPP, dana bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa bagi siswa tidak mampu
T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut? J
: Digunakan untuk keperluan operasional sekolah, membayar SPP siswa tidak mampu, biaya THB atau ujian, atau untuk kegiatan ekstrakurikuler.
T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih? J
: Untuk struktur organisasi sudah bisa dilihat dari struktur organisasi yang sudah di printkan.
T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah? J
: Kegiatan yang ada disekolah selain belajar secara akademik, kita juga mengajarkan anak-anak keterampilan. Karena untuk SLB mulai dari SMP 52 % keterampilan dan untuk SMA 62 % keterampilan. Jadi, lebih diperbanyak keterampilannya daripada akademisnya. Karena hal itu memang sangat diperlukan sebagai bekal untuk hidup mandiri dan untuk menunjang setelah mereka selesai sekolah di SLB ini.
cxxi
T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut? J
: Untuk program kegiatan seperti kegiatan keterampilan, Alhamdulillah sudah ada hasil yang telah dicapai. Hal ini terbukti dengan adanya lulusan dari sekolah ini yang sudah bekerja. Untuk anak kelompok Tuna Grahita Sedang memang IQ nya agak rendah, belum ada yang mampu bekerja. Tapi, ada juga yang bisa berhasil dan mampu kalau benar-benar kita latih dan didik semaksimal mungkin, misalnya dalam bidang menari. Dalam bidang menari ada yang sampai bisa tapi, memerlukan waktu yang agak lama dan membutuhkan kesebaran dari guru. Kalau anak sudah tidak mampu, kita tetap harus mencoba dan terus mencoba. Anak-anak down syndrome atau anak-anak tuna grahita sedang atau yang biasa kita sebut anak mampu latih akan berhasil, kalau dilatih secara terus menerus. Sedangkan untuk kelompok Tuna Grahita Ringan dengan IQ yang agak tinggi dari tuna grahita sedang sudah ada yang bekerja dan berhasil, mungkin memang tidak semuanya. Misalnya sudah ada yang bekerja di salon, karena memang diberikan keterampilan salon; ada yang bekerja di pabrik sepatu, karena dulu memang diberikan keterampilan menjahit, membuat pola sandal dan sepatu. Jadi, kemampuannya itu ternyata bisa diterapkan untuk mereka bekerja. Ada juga yang bekerja menjadi satpam atau security di perusahaan swasta, masih banyak contoh-contoh lainnya. tapi, ini semua anak-anak tuna grahita ringan, karena dari penampilan fisik dan kemampuannya agak ringan.
cxxii
T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan? J
: Anak down syndrome di SLB Dharma Asih ini dimasukkan ke dalam kelompok anak Tuna Grahita Sedang, karena kriteria C1 seperti itu dan anak penyandang down syndrome IQ nya rata-rata dibawah 55.
T : Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini? J
: Anak down syndrome kurang lebih sekitar 15 atau 20 anak.
T : Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program-program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J
: Program-program kegiatan kita adakan diluar pembelajaran kelas, jadi program yang ada dan sudah dilaksanakan di SLB Dharma Asih ini, antara lain : di ikutsertakannya anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan olah raga di tingkat nasional (SOIna) yang diadakan setiap tahun, kegiatan pramuka, terus rencananya kita akan melaksanakan outbond. Masih banyak program kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan interaksi sosial mereka.
T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut? J
: Untuk kegiatan–kegiatan seperti SOIna kurang lebih sudah 5 tahun. Tetapi, pada 2008 lalu SLB Dharma Asih tidak mengirimkan anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan SOIna, karena berbenturan dengan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.
cxxiii
T : Pihak-pihak
mana
saja
yang
telah
membantu/terkait
dalam
pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Yang terlibat dalam program ini seluruh warga sekolah dan orang tua murid.
T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan? J
: Ya perbedaannya kalau anak-anak normal masih gampang untuk diatur..masih bisa dibilangin kalau lagi nakal. Tapi, kalau anak-anak seperti ini, y....kita harus banyak sabar.
T : Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orangorang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi? J
: Ya...Alhamdulillah karena di sana juga memiliki kategori yang sama seperti mereka jadi, tidak terlalu sulit untuk mereka dekat. Terus, dari orang-orang disana karena mereka sudah mengerti bagaimana sifat anak-anak jadi, tidak sulit untuk mereka menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anak-anak ini.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J
: Dengan dilaksanakannya program ini hasil yang dicapai selain penghargaanpenghargaan, yang paling utama adalah anak jadi lebih berani dan percaya diri, tidak malu-malu lagi.
T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Kalau faktor penghambat yang ada, mungkin dari pihak orang tua. Ada beberapa orang tua yang kurang mendukung, bukan berarti tidak setuju
cxxiv
dilaksanakannya program ini tapi, ada alasan-alasan yang membuat orang tua kurang mendukung. Terus juga dari kurangnya guru pembimbing. T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut? J
: Tidak ada pihak yang tidak setuju, karena ini adalah program sekolah.
T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu? J
: Tidak ada.
Tanda Tangan
Ibu Sudarsih
cxxv
PEDOMAN WAWANCARA Nama
: Ibu Ane Tewiane
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 24 Januari 2009
Jabatan
: Guru
Daftar Pertanyaan T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J
: Untuk tujuan mungkin sama dengan apa yang sudah di jelaskan oleh kepala sekolah. Yaitu untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-anak normal lainnya.
T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih? J
: Visi dan misi sebagaimana yang dimiliki SLB Dharma Asih. Visi
dari
Yayasan
SLB
Dharma
Asih
adalah
meletakkan
dan
mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.
cxxvi
T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru? J
: Proses persyaratan pendaftaran anak yang akan masuk sekolah maupun yang akan melanjutkan ke tingkat berikutnya, bisa dilihat di formulir pendaftaran siswa.
T : Darimana perolehan dana sekolah? J
: Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.
T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut? J
: Dana tersebut digunakan antara lain untuk keperluan anak, kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.
T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih? J
: Struktur SLB Dharma Asih yang baru sudah ada dan bisa di lihat di ruang kepala sekolah..
T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah? J
: Program kegiatan sekolah di samping kegiatan KBM setiap hari, juga akan diadakan kegiatan outbond, dan rencana yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut? J
: Hasil yang telah di capai dari program tersebut adalah anak bisa bersosialisasi dengan teman maupun orang lain
cxxvii
T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan? J
: Anak down syndrome dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang.
T : Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini? J
: Ada kurang lebih 30 anak yang terdaftar, dan yang tidak aktif kurang lebih ada 10 anak. Tapi, ada juga yang kadang-kadang di tengah-tengah masuk lagi. Namanya juga anak-anak seperti ini.
T : Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J
: Ya...memang anak-anak down syndrome mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Kalau yang baru masih belum bisa, dengan temannya kadang-kadang dia masih tidak mau. Untuk anak yang kelompok TK masih agak susah karena egonya masih agak tinggi tapi, agar dia mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak ya. Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, diajak main film
T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut? J
: Program dilaksanakan sejak pertama kali anak masuk ke SLB Dharma Asih
cxxviii
T : Pihak-pihak
mana
saja
yang
telah
membantu/terkait
dalam
pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, kepala sekolah, guru, semua yang ada di lingkungan sekolah.
T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan? J
: Anak-anak down syndrome itu egonya masih tinggi, susah di atur. Kalau uda maunya...y maunya. Contohnya aja waktu kegiatan upacara atau kegiatan pramuka, masih susah untuk di atur berbaris. Memang tidak semuanya anak-anak down syndrome seperti itu. Masih ada yang bisa untuk diatur. Tergantung dari lingkungan dirumahnya juga.
T : Terus waktu kegiatan SOIna kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi? J
: Kalau untuk beradaptasi dengan orang-orang yang baru memang tidak begitu mudah tapi, untungnya mereka juga dikelompokkan dengan orangornag yang memiliki kategori sama. Misalnya kelompok tuna grahita sedang dengan kelompok tuna grahita sedang. Jadi, mereka merasa sama. Terus dari pembimbing juga harus bisa membaca suasana hati mereka. Kalau mereka merasa bosan..pembimbing harus tahu bagaimana caranya membuat mereka tidak bosan.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J
: Hasil yang telah di capai dengan dilaksanakannya program tersebut, anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman tidak hanya dari lingkungan sekolahnya tetapi, juga dengan teman-teman dari sekolah lain.
cxxix
T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Kendala yang dihadapinya cukup banyak, antara lain terutama lingkungan, kadang-kadang dari anaknya sendiri tidak mau, orang tua kurang mendukung. Kalau orang tua mendukung, Insya Allah. Terus harus adanya kerjasama antara orang tua dengan lingkungan jadi, biar seimbang bisa tercapai tujuan di sekolah dengan tujuan di rumah.
T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut? J
: Tidak ada yang tidak setuju, semuanya setuju karena itu untuk kemajuan anak.
T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu? J
: Faktor penyebab kontravensi tidak ada, karena tidak ada yang tidak setuju.
Tanda Tangan
Ibu Ane
cxxx
PEDOMAN WAWANCARA
Nama
: Ibu Imas
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 24 Januari 2009
Jabatan
: Guru
Daftar Pertanyaan T : Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih? J
: Untuk tujuan mungkin sama saja untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-anak normal lainnya.
T : Apa visi dan misi SLB Dharma Asih? J
: Visi
dari
Yayasan
SLB
Dharma
Asih
adalah
meletakkan
dan
mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.
cxxxi
T : Bagaimana proses persyaratan pendaftaran untuk siswa baru? J
: Proses persyaratan pendaftaran anak bisa dilihat di formulir persyaratan pendaftaran anak.
T : Darimana perolehan dana sekolah? J
: Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.
T : Digunakan untuk apa saja dana tersebut? J
: Dana tersebut digunakan untuk kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.
T : Bagaimana struktur organisasi SLB Dharma Asih? J
: Struktur SLB Dharma Asih bisa di lihat di ruang kepala sekolah..
T : Apa saja program-program kegiatan yang dimiliki sekolah? J
: Program kegiatan sekolah di samping kegiatan KBM, juga diajarkan kegiatan keterampilan, dan rencana yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut? J
: Hasil yang telah di capai dari program tersebut adalah anak bisa lebih mengembangkan minatnya, terus bisa berinteraksi dengan teman, guru maupun orang lain
T : Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih, dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan? J
: Anak down syndrome dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang.
cxxxii
T
: Ada berapa jumlah keseluruhan anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?
J
: Anak down syndrome ada kurang lebih 30 anak
T
: Pada umumnya, anak Down Syndrome sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
J
: Untuk anak yang masih kecil atau TK agar mereka mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk peningkatan interaksi sosial anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, syuting film dan kegiatan yang baru akan dilaksanakan bulan februari atau bulan mei adalah kegiatan outbond T : Sudah berapa lama dilaksanakannya program-program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut? J
: Program dilaksanakan sejak pertama kali anak masuk ke SLB Dharma Asih
T : Pihak-pihak
mana
saja
yang
telah
membantu/terkait
dalam
pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, kepala sekolah, guru, semua warga sekolah
T : Apa perbedaan antara anak-anak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakan kegiatan? J
: Ya perbedaannya seperti yang sudah mbak lihat selama ini....kadang-kadang mereka bisa diatur, kadang-kadang sulit untuk diatur.
cxxxiii
T : Terus waktu kegiatan SOIna kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi? J
: Kalau untuk masalah beradaptasi....tergantung dari orang-orang disana. Anak-anak seperti ini bisa dekat dengan siapa saja bila mereka merasa orang itu baik dan mereka merasa nyaman. Jadi, orang itu harus tahu bagaimana mendekatkan diri dengan anak-anak seperti ini. Karena sangat berbeda dengan anak-anak normal.
T : Apa hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan program tersebut? J
: Hasil yang telah di capai dengan dilaksanakannya program tersebut, anak mendapatkan penghargaan atau piala-piala dari program-program yang di ikuti antar sekolah lain, yang paling penting anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman yang lain.
T : Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial? J
: Kendala yang dihadapinya dari anak down syndrome itu sendiri, jadi tergantung mood. Kalau mood lagi tidak bagus, dia tidak mau, sebaliknya kalau moodnya bagus, dia mau mengikuti kegiatan yang ada.
T : Apakah timbul kontravensi atau adanya pihak yang tidak setuju akan pelaksanaan program tersebut? J
: Tidak ada yang tidak setuju, semuanya setuju karena itu sudah program yang ada di sekolah
cxxxiv
T : Apa saja faktor-faktor penyebab dari kontravensi itu? J
: Karena semua setuju, jadi faktor penyebab kontravensi tidak ada
Tanda Tangan
Ibu Imas
cxxxv
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Orang Tua Klien (Anak Down Syndrome)
Nama
: Ibu Djuniarti
Hari/Tgl Wawancara
: Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009
Daftar Pertanyaan T : Darimana Ibu mengetahui keberadaan sekolah SLB Dharma Asih? J
: Tidak dari siapa-siapa..Saya tahu sendiri, waktu mencari-cari sekolah.
T : Sudah berapa lama anak Ibu bersekolah di SLB Dharma Asih? J
: Sekolah di Dharma Asih sejak TK, dari umur 5 tahun.
T : Apa alasan yang membuat Ibu memilih SLB Dharma Asih? J
: Alasannya, karena saya melihat SLB Dharma Asih memiliki programprogram kegiatan
yang cukup bagus, baik kegiatan sekolah maupun
kegiatan keterampilan untuk mengembangkan minat anak. T : Apakah ada kemajuan yang dicapai oleh anak Ibu dalam bidang pendidikan? J
: Alhamdulillah kemajuan sudah ada. Menulis sudah lancar, tapi membaca yang belum terlalu lancar, masih agak sulit. Kalau saat diajarkan dia bisa, tapi setelah itu kadang-kadang lupa lagi.
cxxxvi
T : Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J
: Program-programnya cukup bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan kegiatan yang baru akan diadakan kegiatan outbond bulan februari nanti.
T : Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut? J
: Alhamdulillah hasilnya bagus. Anak saya mendapatkan beberapa medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka juga selalu dikutsertakan, di syuting film kemarin juga ikut. Dan rencananya bulan mei nanti filmnya akan di tayangkan. Yang paling utama interaksi sosial anak saya alhamdulillah bagus, karena selain dari lingkungan sekolah, di lingkungan rumah juga selalu berinteraksi.
T : Bagaimana sikap interaksi sosial anak ibu atau anak-anak lainnya dilokasi syuting kemarin? J
: Anak-anak yang ikut dalam pembuatan syuting film ini sangat senang. Mereka tidak mengenal bosan dan capek. Walaupun syuting dilakukan sampai malam hari. Mereka yang paling semangat diantara guru dan beberapa orang tua yang terlibat dalam pembuatan film ini. Anak-anak yang sebelumnya sangat sulit untuk berkomunikasi dengan teman, ditempat syuting ini diharuskan untuk selalu berkomunikasi, bukan hanya dengan teman-teman yang terlibat dalam film, tapi juga dengan orang-orang yang baru mereka kenal
cxxxvii
T : Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut? J
: Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya.
T : Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut? J
: Kalau yang tidak setuju mungkin tidak ada, karena program kegiatan ini dari sekolah.
T : Apa alasan dari timbulnya kontravensi tersebut? J
: Tidak ada.....
Tanda Tangan
Ibu Djuniarti
cxxxviii
PEDOMAN WAWANCARA Untuk Orang Tua Klien (Anak Down Syndrome)
Nama
: Ibu Elli
Hari/Tgl Wawancara
: Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009
Daftar Pertanyaan T : Darimana Ibu mengetahui keberadaan sekolah SLB Dharma Asih? J
: Dari tetangga saya....
T : Sudah berapa lama anak Ibu bersekolah di SLB Dharma Asih? J
: Sekolah di sini sudah lama sekali...
T : Apa alasan yang membuat Ibu memilih SLB Dharma Asih? J
: Alasannya, karena SLB Dharma Asih lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, terus juga memiliki program-program kegiatan yang cukup bagus.
T : Apakah ada kemajuan yang dicapai oleh anak Ibu dalam bidang pendidikan? J
: Kemajuan ada. Menulis sudah cukup lancar, tapi membaca yang belum terlalu lancar dan berbicara juga lancar.
T : Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome? J
: Program-programnya bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan nanti juga akan diadakan kegiatan outbond.
cxxxix
T : Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut? J
: Hasil sudah ada. Anak saya mendapatkan medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka ikut, di syuting film kemarin juga ikut. Yang saya dengar bulan mei nanti filmnya akan di putar. Terus,sosialisasi anak jadi lebih bagus.
T : Bagaimana sikap interaksi sosial anak ibu atau anak-anak lainnya dilokasi syuting kemarin? J
: Waktu syuting film kemarin, saya tidak ikut....jadi saya tidak tahu bagaimana sikap interaksi mereka disana.
T : Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut? J
: Faktor penghambatnya, dari faktor biaya. Jadi, mungkin itu salah satu yang membuat orang tua kurang mendukung
T : Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut? J
: Kalau yang tidak setuju kayaknya tidak ada, karena program kegiatan ini dari sekolah.
T : Apa alasan dari timbulnya kontravensi tersebut? J
: Tidak ada.
Tanda Tangan
Ibu Elli
cxl
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Ibu Sudarsih
Hari/Tgl Wawancara
: Rabu, 10 Desember 2008 Kamis, 29 Januari 2009
Jabatan
A
1
2
: Kepala Sekolah SLB C1 Dharma Asih
Gambaran Umum Lembaga Pertanyaan Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?
Apa visi dan Dharma Asih?
misi
Jawaban Tujuan sekolah yang paling utama secara keseluruhan adalah untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti manusia lainnya, tanpa bantuan orang lain. Untuk bantuan hidup mandiri agar bisa hidup tanpa bantuan orang lain. SLB Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan
cxli
kecakapan hidup. 3
Bagaimana proses per- Proses persyaratannya, antara lain: syaratan pendaftaran untuk 4. Mengisi formulir 5. Membayar SPP bulan masuk siswa siswa baru? 6. Membayar uang sarana dan prasarana
4
Darimana sekolah?
5
Digunakan untuk apa saja Digunakan untuk keperluan operasional sekolah, membayar SPP siswa tidak dana tersebut? mampu, biaya THB atau ujian, atau untuk kegiatan ekstrakurikuler.
6
Bagaimana struktur organi- Untuk struktur organisasi sudah bisa dilihat dari struktur organisasi yang sasi SLB Dharma Asih? sudah di printkan.
7
Apa saja program-program Kegiatan yang ada disekolah selain kegiatan yang dimiliki belajar secara kademik, kita juga mengajarkan anak-anak keterampilan. sekolah? Karena untuk SLB mulai dari SMP 52 % keterampilan dan untuk SMA 62 % keterampilan. Jadi, lebih diperbanyak keterampilannya daripada akademisnya. Karena hal itu memang sangat diperlukan sebagai bekal untuk hidup mandiri dan untuk menunjang setelah mereka selesai sekolah di SLB ini.
8
Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut?
perolehan
dana Dana sekolah salah satunya diperoleh dari uang SPP, dana bantuan operasional sekolah (BOS), beasiswa bagi siswa tidak mampu
Untuk program kegiatan seperti kegiatan keterampilan, Alhamdulillah sudah ada hasil yang telah dicapai. Hal ini terbukti dengan adanya lulusan dari sekolah ini yang sudah bekerja. Untuk anak kelompok Tuna Grahita Sedang memang IQ nya agak rendah, belum ada yang mampu bekerja. Tapi, ada juga yang bisa berhasil dan mampu kalau benar-benar kita latih dan didik semaksimal mungkin, misalnya dalam bidang menari. Dalam bidang menari ada yang sampai bisa tapi, memerlukan
cxlii
waktu yang agak lama dan membutuhkan kesebaran dari guru. Kalau anak sudah tidak mampu, kita tetap harus mencoba dan mencoba. Anak-anak down syndrome atau aanakanak tuna grahita sedang atau yang biasa kita sebut anak mampu latih akan berhasil, kalau dilatih secara terus menerus. Sedangkan untuk kelompok Tuna Grahita Ringan dengan IQ yang agak tinggi dari tuna grahita sedang sudah ada yang bekerja dan berhasil, mungkin memang tidak semuanya. Misalnya sudah ada yang bekerja di salon, karena memang diberikan keterampilan salon; ada yang bekerja di pabrik sepatu, karena dulu memang diberikan keterampilan menjahit, membuat pola sandal dan sepatu. Jadi, kemampuannya itu ternyata bisa diterapkan untuk mereka bekerja. Ada juga yang bekerja menjadi satpam atau security di perusahaan swasta, masih banyak contoh-contoh lainnya. tapi, ini semua anak-anak tuna grahita ringan, karena dari penampilan fisik dan kemampuannya agak ringan. Anak down syndrome di SLB Dharma Asih ini dimasukkan ke dalam kelompok anak Tuna Grahita Sedang, karena anak penyandang down syndrome IQ nya rata-rata dibawah 55.
9
Anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?
10
Ada berapa jumlah keselu- Anak down syndrome kurang lebih ruhan anak Penyandang sekitar 15 atau 20 anak. Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?
B.
Temuan Lapangan Pertanyaan Pada umumnya, anak Down Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki
1
Jawaban Program-program kegiatan kita adakan diluar pembelajaran kelas, jadi program yang ada dan sudah dilaksanakan di SLB Dharma Asih ini, antara lain : di ikutsertakannya anak-anak down
cxliii
SLB Dharma Asih dalam syndrome dan anak-anak berkebutuhan meningkatkan interaksi sosial khusus lainnya dalam kegiatan olah raga di tingkat nasional (SOIna) yang anak Down Syndrome? diadakan setiap tahun, kegiatan pramuka, terus rencananya kita akan melaksanakan outbond. Masih banyak program kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan interaksi sosial mereka. 2
3
Untuk kegiatan–kegiatan seperti SOIna kurang lebih sudah 5 tahun.Tetapi, pada 2008 lalu SLB Dharma Asih tidak mengirimkan anak-anak down syndrome dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dalam kegiatan SOIna, karena berbenturan dengan kegiatankegiatan sekolah lainnya. Pihak-pihak mana saja yang Yang terlibat dalam program ini seluruh telah membantu/terkait dalam warga sekolah dan orang tua murid. pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial ? Sudah berapa lama dilaksanakannya programprogram kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?
4
Apa perbedaan antara anakanak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedangdilaksanakan kegiatan?
Ya perbedaannya kalau anak-anak normal masih gampang untuk diatur..masih bisa dibilangin kalau lagi nakal. Tapi, kalau anak-anak seperti ini, y....kita harus banyak sabar.
5
Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka kan bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?
Ya...Alhamdulillah karena di sana juga memiliki kategori yang sama seperti mereka jadi, tidak terlalu sulit untuk mereka dekat. Terus, dari orang-orang disana karena mereka sudah mengerti bagaimana sifat anak-anak jadi, tidak sulit untuk mereka menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anak-anak ini.
6
Apa hasil yang telah dicapai Dengan dilaksanakannya program ini dari pelaksanaan program hasil yang dicapai selain penghargaanpenghargaan, yang paling utama adalah tersebut? anak jadi lebih berani dan percaya diri, tidak malu-malu lagi.
7
Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?
Kalau faktor penghambat yang ada, mungkin dari pihak orang tua. Ada beberapa orang tua yang kurang mendukung, bukan berarti tidak setuju dilaksanakannya program ini tapi, ada
cxliv
alasan-alasan yang membuat orang tua kurang mendukung.Terus juga dari kurangnya guru pembimbing. 8
Apakah timbul kontravensi Tidak ada pihak yang tidak setuju, atau adanya pihak yang tidak karena ini adalah program sekolah. setuju akan pelaksanaan program tersebut?
9
Apa saja faktor – faktor Tidak ada penyebab dari kontravensi itu?
Nama
: Ibu Ane Tewiane
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 24 Januari 2009
Jabatan
: Guru
A
1
2
Gambaran Umum Lembaga Pertanyaan Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?
Apa visi dan Dharma Asih?
misi
Jawaban Untuk tujuan mungkin sama dengan apa yang sudah di jelaskan oleh kepala sekolah. Yaitu untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anakanak normal lainnya.
SLB Visi dan misi sebagaimana yang dimiliki SLB Dharma Asih. Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan
cxlv
karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup. 3
4
Bagaimana proses per- Proses persyaratan pendaftaran anak syaratan pendaftaran untuk yang akan masuk sekolah maupun yang akan melanjutkan ke tingkat berikutnya, siswa baru? bisa dilihat di formulir pendaftaran siswa. Darimana perolehan dana Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah sekolah? (BOS), dana bantuan beasiswa.
5
Digunakan untuk apa saja Dana tersebut digunakan antara lain untuk keperluan anak, kegiatan KBM, dana tersebut? pemberian beasiswa bagi yang tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah.
6
Bagaimana struktur organi- Struktur SLB Dharma Asih yang baru sudah ada dan bisa di lihat di ruang sasi SLB Dharma Asih? kepala sekolah..
7
Apa saja program-program Program kegiatan sekolah di samping kegiatan yang dimiliki kegiatan KBM setiap hari, juga akan diadakan kegiatan outbond, dan rencana sekolah? yang baru akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.
8
Apa hasil yang telah dicapai Hasil yang telah di capai dari program dari program-program kegi- tersebut adalah anak bisa bersosialisasi atan yang sudah dilaksanakan dengan teman maupun orang lain tersebut?
9
Anak Down Syndrome di SLB Anak down syndrome dimasukkan ke Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang. dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?
10
Ada berapa jumlah keselu- Ada kurang lebih 30 anak
cxlvi
yang
ruhan anak Penyandang terdaftar, dan yang tidak aktif kurang Down Syndrome di SLB lebih ada 10 anak. Tapi, ada juga yang kadang-kadang di tengah-tengah masuk Dharma Asih ini? lagi. Namanya juga anak-anak seperti ini.
B
1
2
Temuan Lapangan Pertanyaan Pada umumnya, anak Down Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
Jawaban Ya...memang anak-anak down syndrome mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Kalau yang baru masih belum bisa, dengan temannya kadang-kadang dia masih tidak mau. Untuk anak yang kelompok TK masih agak susah karena egonya masih agak tinggi tapi, agar dia mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak ya. Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, diajak main film. Sudah berapa lama Program dilaksanakan sejak pertama dilaksanakannya program- kali anak masuk ke SLB Dharma Asih program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?
3
Pihak-pihak mana saja yang Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, telah membantu/terkait dalam kepala sekolah, guru, semua yang ada di pelaksanaan program pening- lingkungan sekolah. katan interaksi sosial ?
4
Apa perbedaan antara anakanak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakankegiatan?
5
Anak-anak down syndrome itu egonya masih tinggi, susah di atur. Kalau uda maunya...y maunya. Contohnya aja waktu kegiatan upacara atau kegiatan pramuka, masih susah untuk di atur berbaris. Memang tidak semuanya anak-anak down syndrome seperti itu. Masih ada yang bisa untuk diatur. Tergantung dari lingkungan dirumahnya juga. Terus waktu kegiatan SOIna Kalau untuk beradaptasi dengan orangatau kegiatan pramukakan orang yang baru memang tidak begitu
cxlvii
bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?
mudah tapi, untungnya mereka juga dikelompokkan dengan orang-ornag yang memiliki kategori sama. Misalnya kelompok tuna grahita sedang dengan kelompok tuna grahita sedang. Jadi, mereka merasa sama. Terus dari pembimbing juga harus bisa membaca suasana hati mereka. Kalau mereka merasa bosan..pembimbing harus tahu bagaimana caranya membuat mereka tidak bosan.
6
Apa hasil yang telah dicapai Hasil yang telah di capai dengan dari pelaksanaan program dilaksanakannya program tersebut, anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman tersebut? tidak hanya dari lingkungan sekolahnya tetapi, juga dengan teman-teman dari sekolah lain.
7
Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?
8
Apakah timbul kontravensi Tidak ada yang tidak setuju, semuanya atau adanya pihak yang tidak setuju karena itu untuk kemajuan anak. setuju akan pelaksanaan program tersebut?
9
Apa saja faktor – faktor Faktor penyebab kontravensi tidak ada, penyebab dari kontravensi karena tidak ada yang tidak setuju. itu?
Kendala yang dihadapinya cukup banyak, antara lain terutama lingkungan, kadang-kadang dari anaknya sendiri tidak mau, orang tua kurang mendukung. Kalau orang tua mendukung, Insya Allah. Terus harus adanya kerjasama antara orang tua dengan lingkungan jadi, biar seimbang bisa tercapai tujuan di sekolah dengan tujuan di rumah.
cxlviii
Nama
: Ibu Imas
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 24 Januari 2009
Jabatan
: Guru
A
1
Gambaran Umum Lembaga Pertanyaan Apa tujuan yang melatar belakangi didirikannya SLB Dharma Asih?
misi
Jawaban Untuk tujuan mungkin sama saja untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak down syndrome maupun anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar bisa mandiri dan hidup layak seperti anak-anak normal lainnya.
SLB Visi dari Yayasan SLB Dharma Asih adalah meletakkan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan mandiri melalui pakem 2010. Sedangkan Misi dari Yayasan, yaitu : Menyiapkan peserta didik berkebutuhan khusus yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia; Mengembangkan potensi minat, bakat yang dimiliki anak yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik; Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan; Meningkatkan suasana sekolah yang ramah lingkungan; Meningkatkan kerjasama dengan warga sekolah dan masyarakat sekitar; dan Meningkatkan ketrampilan kecakapan hidup.
2
Apa visi dan Dharma Asih?
3
Bagaimana proses per- Proses persyaratan pendaftaran anak syaratan pendaftaran untuk bisa dilihat di formulir persyaratan pendaftaran anak. siswa baru?
4
Darimana sekolah?
perolehan
dana Perolehan dana sekolah dari antara lain dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dana bantuan beasiswa.
cxlix
5
Digunakan untuk apa saja Dana tersebut digunakan untuk kegiatan KBM, pemberian beasiswa bagi yang dana tersebut? tidak mampu dan semua biaya untuk keperluan sekolah
6
Bagaimana struktur organi- Struktur SLB Dharma Asih bisa di lihat di ruang kepala sekolah.. sasi SLB Dharma Asih?
7
Apa saja program-program Program kegiatan sekolah di samping kegiatan yang dimiliki kegiatan KBM, juga diajarkan kegiatan keterampilan, dan rencana yang baru sekolah? akan diajukan ke kepala sekolah adalah kegiatan berenang.
8
Apa hasil yang telah dicapai dari program-program kegiatan yang sudah dilaksanakan tersebut?
9
Anak Down Syndrome di SLB Anak down syndrome dimasukkan ke Dharma Asih,dimasukkan ke dalam kelompok Tuna Grahita Sedang. dalam kategori Tuna Grahita Sedang atau Tuna Grahita Ringan?
10
Ada berapa jumlah keselu- Anak down syndrome ada kurang lebih ruhan anak Penyandang 30 anak Down Syndrome di SLB Dharma Asih ini?
B
1
Hasil yang telah di capai dari program tersebut adalah anak bisa lebih mengembangkan minatnya, terus bisa berinteraksi dengan teman, guru maupun orang lain
Temuan Lapangan Pertanyaan Pada umumnya, anak Down Syndrom mengalami sedikit kesulitan dalam berinteraksi sosial. Apa program yang dimiliki SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
Jawaban Untuk anak yang masih kecil atau TK agar mereka mau bersosialisasi dengan cara diajak bersalaman dengan teman, bergaul dengan teman, ngobrol dengan guru. Sedangkan untuk peningkatan interaksi sosial anak yang kelompok SMP atau SMA, program kegiatannya banyak Contoh kegiatannya kegiatan pramuka, ikut SOIna, syuting film dan program kegiatan yang baru akan dilaksanakan bulan februari atau bulan mei adalah kegiatan outbond.
cl
2
Sudah berapa lama Program dilaksanakan sejak pertama dilaksanakannya program- kali anak masuk ke SLB Dharma Asih program kegiatan untuk meningkatkan interaksi sosial tersebut?
3
Pihak-pihak mana saja yang Pihak-pihak yang terlibat ada orang tua, telah membantu/terkait dalam kepala sekolah, guru, semua warga pelaksanaan program pening- sekolah katan interaksi sosial ?
4
Apa perbedaan antara anakanak down syndrome dengan anak-anak normal apabila sedang dilaksanakankegiatan?
Ya perbedaannya seperti yang sudah mbak lihat selama ini....kadang-kadang mereka bisa diatur, kadang-kadang sulit untuk diatur.
5
Terus waktu kegiatan SOIna atau kegiatan pramuka bukan hanya dari lingkungan sekolah saja yang ikut, tetapi banyak sekali orang-orang yang baru mereka kenal. Apakah sulit untuk mereka beradaptasi?
Kalau untuk masalah beradaptasi... tergantung dari orang-orang disana. Anak-anak seperti ini bisa dekat dengan siapa saja bila mereka merasa orang itu baik dan mereka merasa nyaman. Jadi, orang itu harus tahu bagaimana mendekatkan diri dengan anak-anak seperti ini. Karena sangat berbeda dengan anak-anak normal.
6
Apa hasil yang telah dicapai Hasil yang telah di capai dengan dari pelaksanaan program dilaksanakannya program tersebut, anak mendapatkan penghargaan atau pialatersebut? piala dari program-program yang di ikuti antar sekolah lain, yang paling penting anak jadi bisa bergaul dengan teman-teman yang lain.
7
Apa hambatan/kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan interaksi sosial?
8
Apakah timbul kontravensi Tidak ada yang tidak setuju, semuanya atau adanya pihak yang tidak setuju karena itu sudah program yang setuju akan pelaksanaan ada disekolah. program tersebut?
9
Apa saja faktor – faktor Karena
Kendala yang dihadapinya dari anak down syndrome itu sendiri, jadi tergantung mood. Kalau mood lagi tidak bagus, dia tidak mau, sebaliknya kalau moodnya bagus, dia mau mengikuti kegiatan yang ada.
cli
semua
setuju,
jadi
faktor
penyebab itu?
dari
kontravensi penyebab kontravensi tidak ada.
Nama
: Ibu Djuniarti
Keterangan
: Orang Tua Klien ( Anak Down Syndrome)
Hari/Tgl Wawancara
: Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009
A
1
Perihal Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan Pertanyaan Jawaban Darimana Ibu mengetahui Tidak dari siapa-siapa..Saya tahu sendiri, keberadaan sekolah SLB waktu mencari-cari sekolah. Dharma Asih?
2
Sudah berapa lama anak Ibu Sekolah di Dharma Asih sejak TK, dari bersekolah di SLB Dharma umur 5 tahun. Asih?
3
Apa alasan yang membuat Ibu Alasannya, karena saya melihat SLB Dharma Asih memiliki program-program memilih SLB Dharma Asih? kegiatan yang cukup bagus, baik kegiatan sekolah maupun kegiatan keterampilan untuk mengembangkan minat anak.
4
Apakah ada kemajuan yang Alhamdulillah kemajuan sudah ada. dicapai oleh anak Ibu dalam Menulis sudah lancar, tapi membaca yang belum terlalu lancar, masih agak sulit. bidang pendidikan? Kalau saat diajarkan dia bisa, tapi setelah itu kadang-kadang lupa lagi.
B
1
Temuan Lapangan Pertanyaan Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
Jawaban Program-programnya cukup bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan kegiatan yang baru akan diadakan kegiatan outbond bulan februari nanti.
clii
2
3
Alhamdulillah hasilnya bagus. Anak saya mendapatkan beberapa medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka juga selalu dikutsertakan, di syuting film kemarin juga ikut. Dan rencananya bulan mei nanti filmnya akan di tayangkan. Yang paling utama interaksi sosial anak saya alhamdulillah bagus, karena selain dari lingkungan sekolah, di lingkungan rumah juga selalu berinteraksi. Bagaimana sikap interaksi Anak-anak yang ikut dalam pembuatan sosial anak ibu atau anak- syuting film ini sangat senang. Mereka anak lainnya dilokasi syuting tidak mengenal bosan dan capek. Walaupun syuting dilakukan sampai kemarin? malam hari. Mereka yang paling semangat diantara guru dan beberapa orang tua yang terlibat dalam pembuatan film ini. Anak-anak yang sebelumnya sangat sulit untuk berkomunikasi dengan teman, ditempat syuting ini diharuskan untuk selalu berkomunikasi, bukan hanya dengan teman-teman yang terlibat dalam film, tapi juga dengan orang-orang yang baru mereka kenal Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut?
4
Menurut Ibu, apa faktor penghambat/kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam pelaksanaan program tersebut?
Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya
5
Dari yang Ibu ketahui, apakah ada kontravensi/pihak orang tua yang tidak setuju akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut?
Faktor penghambatnya, mungkin ada beberapa orang tua yang kurang mendukung pelaksanaan program kegiatan ini, karena faktor biaya.
6
Apa alasan dari timbulnya Tidak ada kontravensi tersebut?
cliii
Nama
: Ibu Elli
Keterangan
: Orang Tua Klien ( Anak Down Syndrome)
Hari/Tgl Wawancara
: Senin, 26 Januari 2009 Senin, 02 Februari 2009
A
1
Perihal Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan Pertanyaan Jawaban Darimana Ibu mengetahui Dari tetangga saya.... keberadaan sekolah SLB Dharma Asih?
2
Sudah berapa lama anak Ibu Sekolah di sini sudah lama sekali... bersekolah di SLB Dharma Asih?
3
Apa alasan yang membuat Ibu Alasannya, karena SLB Dharma Asih lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, memilih SLB Dharma Asih? terus juga memiliki program-program kegiatan yang cukup bagus Apakah ada kemajuan yang Kemajuan ada. Menulis sudah cukup dicapai oleh anak Ibu dalam lancar, tapi membaca yang belum terlalu bidang pendidikan? lancar dan berbicara juga lancar.
4
B
1
2
Temuan Lapangan Pertanyaan Apa pendapat Ibu tentang program-program yang dimiliki oleh SLB Dharma Asih dalam meningkatkan interaksi sosial anak Down Syndrome?
Jawaban Program-programnya bagus. Ada kegiatan SOIna, syuting film, pramuka dan nanti juga akan diadakan kegiatan outbond.
Apakah ada hasil atau kemajuan yang diperoleh anak Ibu dari pelaksanaan program tersebut?
Hasil sudah ada. Anak saya mendapatkan medali dari kegiatan SOIna, kegiatan pramuka ikut, di syuting film kemarin juga ikut. Yang saya dengar bulan mei nanti filmnya akan di putar. Terus,sosialisasi anak jadi lebih bagus.
cliv
3
Bagaimana sikap interaksi Waktu syuting film kemarin, saya tidak sosial anak ibu atau anak- ikut....jadi saya tidak tahu bagaimana anak lainnya dilokasi syuting sikap interaksi mereka disana. kemarin?
4
Menurut Ibu, apa faktor Faktor penghambatnya, dari faktor biaya. penghambat/kendala yang Jadi, mungkin itu salah satu yang dihadapi oleh sekolah dalam membuat orang tua kurang mendukung pelaksanaan program tersebut?
5
Dari yang Ibu ketahui, Kalau yang tidak setuju kayaknya tidak apakah ada kontravensi/pihak ada, karena program kegiatan ini dari orang tua yang tidak setuju sekolah. akan pelaksanaan program interaksi sosial tersebut?
6
Apa alasan dari timbulnya Tidak ada.... kontravensi tersebut?
clv