ABSTRAK
PENGAMATAN KONDISI HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN BAKTERI E.COLI PADA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT DR.TAJUDDIN CHALID MAKASSAR TAHUN 2015 (dibimbing oleh H Anwar Sarman dan Habibi) NURHASNAH NOVA.B Masalah sanitasi makanan sangat penting, terutama ditempat-tempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan untuk orang banyak. Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti pelayanan medis. Tujuan penelitian untuk mengetahui hygiene penjamah makanan,sanitasi pengolahan makanan,dan kondisi bakteriologis makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan rancangan deskriptif. Data diperoleh dengan menggunakan lembar check list, sedangkan kualitas bakteriologis diperoleh dengan menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hygiene penjamah makanan memenuhi syarat mencapai (96,7%) yang dikategorikan baik, sanitasi pengolahan makanan memenuhi syarat mencapai (100%) yang dikategorikan baik, dan bakteriologis makanan dikatakan negatif 0gram yang dikategorikan baik. Simpulan penelitian dari segi hygiene penjamah makanan,sanitasi pengolahan makanan,dan bakteriologis makanan dapat dikategorikan baik karna telah memenuhi syarat dari Permenkes No.1096/Menkes/Per/VI/2011. Saran penelitian sebaiknya lebih tegas dalam hal hygiene personal jika petugas tidak memakai alat pelindung diri saat bertugas. Kata kunci : hygiene sanitasi makanan dan E.Coli Daftar pustaka : 18 (2001-2015) PENDAHULUAN
Masalah sanitasi makanan sangat penting, terutama ditempattempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan untuk orang banyak. Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat dengan inti pelayanan medis. Agar dapat menunjang kegiatan pelayanan medis diperlukan tempat pengolahan makanan yang kegiatannya berada diInstalasi Gizi Rumah Sakit. Untuk mendapatkan makanan
yang bermanfaat dan tidak membahayakan bagi yang memakannya perlu adanya suatu usaha penyehatan makanan dan minuman, yaitu upaya pengendalian faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasai yang akan mempengaruhui pertumbuhan kuman dan bertambahnya bahan aditif pada makanan dan minuman yang berasal dari proses pengolahan makanan dan minuman yang disajikan dirumah sakit agar tidak menjadi mata rantai penularan penyakit dan gangguan kesehatan (Chandra Budiman,2006). UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 bagian keenam belas pasal III, bahwa pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan guna melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar dan persyaratan kesehatan. Hal ini bertujuan agar masyarakat terhindar dari makanan dan minuman yang membahayakan kesehatan maka pemerintah menetapkan standar dan persyaratan kesehatan agar makanan dan minuman aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat. Hasil survey Subdit Diare DiIndonesia tahun 2012 memperlihatkan angka kesakitan diare akibat makanan tercemar sebanyak 10.707 kasus, kemudian meningkat pada tahun 2013 sebanyak 12.537 kasus, (Hikmal, 2011). Kasus keracunan yang tercatat pada Badan Pengawasan
Obat Dan Makanan (BPOM) pada tahun 2012 yakni 80% keracunan makanan yang muncul ditengah masyarakat karena kebersihan yang kurang saat proses pengolahan makanan dan provinsi Sulawesi selatan menempati urutan kedua kasus keracunan makanan dengan presentase sebesar 9,6%. Hasil dari pendataan awal yang dilakukan diRumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar ditemukan angka penderita diare pada tahun 2013 mencapai 328 orang yang mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka pengembangan kesehatan lingkungan rumah sakit, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada ruang Intalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar yang terkait dengan pencemaran bakteri Escherechia coli pada makanan. METODE
A.
Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh data faktual tentang kualitas bakteriologis makanan diInstalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar 2. Waktu Penelitian
24 Agustus - 16 September C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah hygiene penjamah, sanitasi pengolahan, dan bakteriologis makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah makana yang sudah diolah dan disajikan diambil pada siang hari dengan metode pengambilan acak terpisah misalnya nasi, sayur, ikan dan daging dengan jumlah sampel sebanyak 4 sampel. a. Cara Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Dengan Kriteria sebagai berikut : 1) Hygiene penjamah makanan 2) Pengolahan makanan 3) Makanan yang disajikan pada pasien b. Frekuensi pengambilan sampel sebanyak 1 kali dilakukan pada siang hari. D. Pengumpulan Data 1. Data primer Data primer diperoleh melalui pemeriksaan langsung terhadap jumlah bakteri E.coli pada makanan dilaboratorium. Adapun cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
a. b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
Penelitian menyediakan termos. Penelitian menyediakan wadah penyimpanan objek yang diberikan oleh pihak tempat pemeriksaan sampel yang ditempatkan dalam termos. Peneliti meminta kepada pihak instalasi gizi agar menyediakan satu piring khusus untuk diambil sebagai sampel. Sampel diambil diinstalasi gizi, dengan pertimbangan bahwa makanan tersebut yang akan dikonsumsi pasien. Makanan diambil dengan menggunakan sendok setelah itu ditempatkan dalam gelas objek dan kemudian dimasukkan dalam termos. Setelah sampel yang dibutuhkan diambil, termos tersebut lalu segera dibawa ke laboratorium. Jenis sampel yang akan diambil oleh peneliti adalah nasi, sayur, ikan dan daging. Data Sekuder Data sekunder diperoleh dari penulusuran keperpustakaan berupa referensi KTI dan hasil
wawancara dari petugas Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar. E. Metode Pemeriksaan Sampel dan Tempat Pemeriksaan Sampel 1. Metode Pemeriksaan Sampel Prosedur pemeriksaan yang digunakan adalah metode isolasi dan identifikasi. a. Bahan Sampel masakan : nasi, sayur, ikan dan daging dari instalasi gizi rumah sakit yang akan disajikan. b. Alat 1) Tabung Reaksi 2) Rak tabung 3) Pipet 4) Inkubator c. Tempat Pemeriksaan Sampel Pemeriksaan sampel di Poltekes Kesehatan Lingkungan Makassar. F. Kriteria Penilaian Penilaian terhadap penyelenggaraan makanan diinstalasi gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar, dilakukan dengan menggunakan pengamatan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Nilai Pemberian nilai pada hygiene penjamah makanan, hygiene bahan makanan sanitasi tempat pengelolaan makanan serta sanitasi penyajian makanan yaitu :
Memenuhi :5 Tidak memenuhi syarat : 1 Presentase : n X 100% f 2. Dikatakan a. Baik bila skor ≥ 80 % b. Cukup bila skor 60% - 79 % c. Kurang bila skor ≤ 59 % syarat
G.
Pengolahan dan Penyajian Data Data dari hasil pemeriksaan bakteriologis makanan pada Istalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar diolah secara manual, kemudian disajikan dalam bentuk tabel yang selanjutnya dianalisa secara deskriptif bedarsarkan kriteria objektif untuk memperoleh gambaran Bakteri E.coli.
HASIL 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian adalah sebagai berikut a. Umur Responden . Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Umur di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar 2015 Umur n % 28-35 Tahun 20 58,8 36-45 Tahun 14 41,2 Jumlah 34 100% Sumber : Data Primer Tabel 1 menunjukkan, bahwa dari 34 responden kelompok umur terbanyak 28-35 tahun berjumlah 20 responden (58.8%), dan kelompok umur yang paling sedikit berusia 36-45 tahun berjumlah 14 responden (41,2%). b. Jenis kelamin Responden. Tabel 2 Distribusi Responden Jenis Kelamin di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar Tahun 2015 Jenis kelamin n % Laki-laki 2 5,9 Perempuan 32 94,1 Jumlah 34 100% Sumber : Data Primer Tabel 2 menunjukkan, bahwa dari 34 responden jenis kelamin lakilaki sebanyak 2 orang (5,9%), dan jenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (94,1%). c. Pendidikan Responden Tabel 3 Distribusi Responden Dengan Tingkat Pendidikan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar Tahun 2015 Tingkat Pendidikan n % Tamat SMA 3 8,9% D3 16 47,0% S1 15 44,1% Jumlah 34 100% Sumber : Data Primer Tabel 3 menunjukkan, bahwa dari 34 responden tingkat pendidikan tertinggi D3 sebanyak 16 (47,0%), sedangkan tingkat pendidikan terendah SMA sebanyak 3 (8,9%).
d. Pekerjaan Responden Tabel 4 Distribusi Responden Pekerjaan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar Tahun 2015 Status Pekerjaan n % PNS 23 67,6% Honor 11 32,4% Jumlah 34 100% Sumber : Data Primer Tabel 4 menunjukkan, bahwa dari 34 responden Status Pekerjaan paling banyak PNS sebanyak 23 (67,6%), sedangkan paling sedikit Honor sebanyak 11 (32,4%). 2. Variabel yang diteliti a. Hygiene Penjamah Makanan. Tabel 5 Distribusi Berdasarkan Hygiene Penjamah Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar Tahun 2015 Hygiene penjamah Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Total Sumber : Data Primer
n 30 1 31
% 96,7 3.3 100%
Tabel 5 Berdasarkan hasil pengamatan langsung skor yang diperoleh dari hygiene penjamah makanan yang memenuhi syarat 30 (96.7%) dan tidak memenuhi syarat 1 (3,3%). b. Sanitasi Pengolahan Makanan Tabel 6 Distribusi Berdasarkan Sanitasi Pengolahan Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar Tahun 2015 Sanitasi pengolahan makanan n % Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Total
80 0 80
100 0 100%
Sumber : Data Primer. Tabel 6 Berdasarkan hasil pengamatan langsung skor yang diperoleh dari sanitasi pengelolahan makanan 85 (100%).
c. Bakteriologis Makanan Tabel 7 Distribusi Berdasarkan Bakteriologis Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar Tahun 2015 Sampel Hasil pemeriksaan laboratorium Nasi Negatif Daging Negatif Ikan Negatif Sayur Negatif Sumber : Data Primer Tabel 7 Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa sampel makanan tidak tercemar bakteri E.Coli yang dinyatakan 0 gram. A. Pembahasan Penelitian ini mengambil data dari hasil observasi langsung yang dilakukan penelitian terhadap hygiene penjamah, sanitasi pengolahan makanan, dan bakteriologis makanan. Interprestasi hasil yang diperoleh tidak cukup menentukan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat tetapi membandingkan dengan peraturan perundangan yang ada untuk menentukan persyaratan yang ditentukan. 1. Hygiene Penjamah Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya untuk menularkan penyakit. Berdasarkan hasil penelitian secara observasi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid
dari 7 point pertanyaan yang memenuhi syarat 6 pertanyaan yaitu berpakain bersih rapih, memakai celemek, memakai penutup kepala, kuku pendek/bersih, tidak mempunyai luka terbuka, dan selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar Wc sedangkan yang tidak memenuhi syarat 1 pertanyaan, karena adanya petugas yang tidak memiliki surat pemeriksaan berbadan sehat oleh karena itu skor yang diperoleh dari hygiene penjamah makanan yang memenuhi syarat 30 (96.7%) dan tidak memenuhi syarat 1 (3,3%),itu menandakan bahwa penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar memenuhi syarat Permenkes No.1096/Menkes/Per/VI/2011. Untuk pemenuhan persyaratan prilaku penjamah meliputi mencuci tangan sebelum bekerja, memakai pakaian bersih, memakai celemek, memakai penutup kepala,tidak mempunyai luka terbuka, dan mempunyai surat pemeriksaan berbadan sehat. Hasil pengamatan langsung saat bekerja
tenaga kerja tidak rnakan/mengunyah, tenaga kerja tidak menyentuh hidung, mulut, telinga dan rambut dalam mengolah makanan dan penjamah makanan tidak dilengkapi surat keterangan sehat yang berlaku. Menurut Depkes RI (2000) tentang prinsip-prinsip Higiene dan Sanitasi Makanan menyatakan bahwa tenaga penjamah makanan harus memperhatikan kebersihan pribadi, menyangkut perilaku, kebiasaan dan sikap bekerja ketika mengolah makanan. Dalam hal ini jelas bahwa pengetahuan penjamah makanan sangat mempengaruhi sikap dan praktek rnereka dalam bekerja. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Supi Saputri Djabbar tentang Perilaku penjamah makanan dalam pengolahan hygiene sanitasi makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Salewangang Maros Dari 22 Penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUD Salewangang Maros Berdasarkan tingkat Perilaku Responden di mana Jumlah tindakan Perilaku Baik Sebanyak 18 orang (81 %), dan Kurang Baik sebanyak 4 orang (19%). 2. Sanitasi Pengelohan Makanan Keadaan sanitasi pengolahan makanan antara lain dipergunakan dalam proses penyedian makanan dan minuman. Alat masak dan alat makan perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan mikrobiologi usap alat makan meliputi pemeriksaan angka kuman. Sanitasi alat makan dimaksudkan untuk membunuh sel mikroba vegetatif yang tinggal pada permukaan alat. Agar proses sanitasi
efisien maka permukaan yang akan disanitasikan sebaiknya dibersihkan dulu dengan sebaik-baiknya pencucian dan tindakan pembersihan pada peralatan makan sangat penting dalam rangkaian pengolahan makanan. Menjaga kebersihan peralatan makan telah membatu mencengah terjadinya pencemaran dan kontaminasi terhadap peralatan dilakukan dengan pembersihan peralatan yang benar. Berdasarkan hasil penelitian secara observasi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid dari 14 pertanyaan semua memenuhi syarat 85 (100%) yang dimana semuanya memenuhi syarat Permenkes No.1096/Menkes/Per/VI/2011. Dari hasil pengamatan alat masak yang digunakan sebagaian besar dari bahan stenlis seperti panci, rice cooker listrik, meja persiapan, kuali dua tungku. Ada yang dari bahan aluminium seperti kuali biasa,ceret air masak, pisau. Kuali memang tampak coklat kehitaman tetapi tidak berkarat. Ada juga alat yang terbuat dari plastik seperti baskom, keranjang, dan timba. Ada juga yang terbuat dari bahan kaca seperti gelas, piring makan, dan piring lauk. Peralatan lain yang dimiliki adalah satu buah lemari es untuk menyimpan makanan dan bahan makanan yang digunakana untuk satu hari yang dibagi dalam tiga shift dan satu buah chillerd yang digunakan untuk menyimpan ikan dan daging sesuai dengan persyaratan bahwa harus tersedia sedikitnya satu buah lemari es untuk menyimpan makanan. Peralatan lain yang dimiliki adalah
freezer . Sesuai dengan persyaratan harus tersedia lemari pendingin yang dapat mencapai suhu -5”C dengan kapasitas cukup memadai sesuai dengan jenis makanan dan bahan makanan yang digunakanan. Sesuai dengan persyaratan Instalasi Gizi juga memiliki alat-alat listrik seperti blender, mixer , rice cooker dalam keadaan baik dan aman untuk digunakan. Hasil penelitian tenaga pengolahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar berjumlah 34 orang dengan rata-rata umur 28-45 tahun, sedangkan tingkat pendidikan terbanyak adalah sarjana S1 jurusan gizi dengan masa kerja rata-rata lebih dari satu tahun mengolah makanan dirumah sakit tersebut. Selanjutnya dari hasil wawancara pertugas menggunakan sistem shift, dimana pada setiap jam 06.00 pagi, jam 12.00, jam 16.00 dilakukan pergatian petugas kerja. Selain itu petugas penjamah dan pengolahan makan sebelum melakukan aktifitas didapur mereka terlebih dahulu mencuci tangan setelah itu memakai celemek dan penutup kepala. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurlaela Yusuf di Instalasi Gizi RSIA Siti Fatimah Tahun 2008 mengatakan sudah memenuhi syarat terbukti dengan wadah yang digunakan untuk menyajikan makanan baik kering maupun basah dipisah sehingga tidak tercampur dan menyebabkan makanan tidak cepat basih dan peralatan makan dalam
keadaan baik dan bersih serta tenaga penyaji yang berperilaku sopan saat menyajikan makanan menurut pengakuan pasien penampilan atau pakaian penyaji dalam keadaan bersih tetapi ada sebagian kecil yang masih keliatan kotor. 3.
Bakteriologis Makanan Dari 4 sampel makanan yaitu nasi, daging, ikan dan sayur di bawa ke laboratorium dan dilakukan pemeriksaan. Sebelum dilakukan pemeriksaan makanan tersebut dibersihkan dan diolah selanjutnya peneliti mengambil makanan pasien yang sudah diolah untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium, jarak tempuh Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid ± 30 menit ke laboratorium Poltekes Kesehatan Lingkungan. Selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium untuk bakteriologis makanan diambil masing-masing 1 gram lalu dibungkus dengan kertas steril selama 10 menit selanjutnya bakteriologis makanan yang disterilkan dibawah keruangan khusus lalu diolah dan dihaluskan setelah itu dimasukkan dalam tabung (pengenceran yang diambil 9 ml) bakteriologis makanan terdiri dari 4 tabung yang berisi 9 ml masing-masing, tabung 1 berisi nasi, tabung 2 berisi daging, tabung 3 berisi ikan dan tabung 4 berisi sayur, selanjutnya diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Dilakukan pengamatan ± 4 jam pada 4 set tabung tersebut. Dari hasil pemeriksaan laboratorium poltekes kesehatan lingkungan menjelaskan bahwa bakteriologis makanan di Instalasi
Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar (NEGATIF), yang mengatakan tidak mengandung E.Coli.
DAFTAR PUSTAKA Anwar Daud,2001. Dasar – dasar Kesehatan Lingkungan .Fkm Unhas Makassar
A. Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian tentang pengamatan kondisi hygiene dan sanitasi pengolahan makanan dengan bakteri E.Coli pada Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid Makassar. Dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari hasil pengamatan hygiene penjamah, skor yang memenuhi syarat sebanyak 30 (96,7 %) sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 1 (3,3 %). 2. Dari hasil pengamatan sanitasi pengolahan makanan, semuanya memenuhi syarat sebanyak 80 (100 %). 3. Dari hasil pengamatan bakteriologis makanan, semua sampel tidak tercemar atau terkontaminasi bakteri E.Coli. B. Saran Bagi Rumah Sakit sebaiknya membuat peraturan yang lebih tegas dalam hal hygiene personal para petugas kesehatan dalam hal ini petugas di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr.Tajuddin Chalid jika ada di temukan petugas yang tidak menggunakan alat pelindung diri dengan semestinya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Chandra Budimana,2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan.: Penerbit Buku Kedokteran EGC.jakarta. Pawenrusi
Esse P,dkk.2015. Panduan penulisan skripsi edisi -11 makassar.sekolah tinggi ilmu kesehatan Makassar.
Hardiansyah,2006. Penelitianpenelitian Tentang Keamanan Pangan. Diakses dari www.kesmas.unsoed.blo gspot.com pada tanggal 23 februari 2015.
Tenriana ,2012. Studi Bakteriologis Makanan Yang Disajikan d0i Rumah Sakit Umum Patalassang Kabupaten Takalar Tahun 2006.skripsi tidak diterbitkan .Fkm Unhas Makassar. Rika
Yulfia.2012. Gambaran Pengolahan Makanan di Instalasi Gizi di RSUD Solok dan Putra Specialist Hospital Melaka.jurnal Fakultas Kesehatan dan MIPA UMSB.
Mewi
andriani,dkk 2009. Analisis Aplikasi Makanana DiInstalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari.Jurnal, Universitas Sriwijaya Balembang.
Hikmal
,2011.Angka Kesakitan Diare Disulawesi Selatan.Dinkensulsel. wordpress.com diakses pada tanggal 20 tahun 2015.
Nurlaelah yusuf,2008. Studi Tentang Keadaan Hygiene dan sanitasi makanan diInstalasi Gizi Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sitti Fatimah Makassar. Skripsi tidak diterbitkan, Stik Tamalatea Makassar. BPOM.2012. Laporan Kejadian Luar Biasa Kasus Keracunan Makanan. (Dinkes sul-sel). BPOM.2012. Profil kejadian dan kasus KLB Keracunan. Badan POM Depkes RI,2015. Ruangan lingkup Kegiatan Pokok pelayanan Gizi Rumah sakit nowadays.blogspot.com Diakses pada tanggal 17 februari 2015. Depkes
RI. Kumpulan Modul Kursus Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman.Jakarta.
Undang – undang kesehatan No.32 Tahun 2009. Tentang pengamanan makanan dan minuman. http://www.fakta.or.id/in dex.php diakses pada tanggal 15 februari 2015. Anggun,2013.Indicator Kualitas Bakteriologis www.indonesiapublic healt.com diakses pada tanggal 28 februari 2015 . Profil RSUD Daya Kota Makassar Tahun 2012-2015 Dirjen PPL dan PM,2004. Pedoman sanitasi rumah sakit. Pada tanggal 17 februari 2015. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1096/Menkes/Per/VI/ 2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga www.dikti.go.id/f iles/atu r/ permenkes28-2011.pdf diakses pada tanggal 18 februari 2015.