Desain interior stasiun monorail dengan sytle hitech futuristis dan aplikasi bentuk peninggalan Mojopahit ke media Hypersurface sebagai elemen estetis. Mega Prasetia Desain arsitektur interior Fakultas Desain produk industri Institut teknologi sepuluh November
ABSTRAK Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta mengalami perkembangan yang dapat dikatakan relatif pesat, dengan tingkat pertumbuhan ekonominya yang cukup tinggi dan pengembangan pembangunan yang terus tumbuh sehingga membuat banyak investor asing yang ingin membangun bisnisnya. Selain itu keberadaan bandara Internasional Juanda yang merupakan salah satu akses pintu keluar wilayah daerah Surabaya ke daerah lainnya sangat berpotensi besar sebagai penghubung sarana transportasi di kawasan timur Indonesia. Adanya potensi besar tersebut diperlukan dukungan sarana transportasi di wilayah daerah Surabaya yang memadai. Permasalahannya ialah bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan lalu lintas dan persepsi masyarakat terhadap layanan angkutan umum ataupun angkutan pribadi yang dinilai sudah cukup meresahkan .Adapun cara untuk mengatasinya adalah dengan penambahan jalur lalu lintas atau pengadaan sarana transportasi massal perkotaan yaitu Monorail. Bangunan transportasi (dalam hal ini berkaitan dengan transportasi Monorail) memiliki peranan penting sebagai image tranportasi baru diperlukan juga suatu inovasi baru. stasiun monorail Juanda mencoba untuk membuat suatu image baru arsitektur dan Interior melalui penerapan konsep style Hi-tech futurist dan pengaplikasian bentuk peninggalan Mojopahit ke dalam media Hypersurface. Arsitektur interior Futuristik sendiri berusaha untuk memberi image masa depan manusia terhadap teknologi dengan mengembangkan budaya yang ada untuk terus tetap dikenang dan Mojopahit merupakan bentuk kebudayaan terbesar yang ada di Jawa.
ABSTRACT Surabaya city as one of the biggest town in Indonesia after Jakarta had growth which can be told fast, with storey growth level of the citizen its had high enough of economics and building development which continue to grow so that make many foreign investor which wish to developing its business. Besides existence of International Juandaa airport representing one of the accessing regional way out from Surabaya area to other area which had very big potencity to connector of transportation in east Indonesia. Existence of the big potencity needed transportation support in adequate Surabaya area region. Its problems is how to overcome the problems of society perception and traffic to publik transport service and the transportation of assessed by person have enough freted . As for way to overcoming it is with addition of traffic band or levying of urban mass transportation such as Monorail. Transportation building(in remaining monorail transportation) has a significant role about a new image Juanda Has tried to make a image brand new for architecture and interior with appliying Hi-tech futurist concept through application of Mojopahit Heritage aabout the future of human life through technology and memorized or developing what the local culture we had, Mojopahit is ones of Javanese heritage that had great influent. KATA KUNCI Desain interior stasiun monorail Juanda dengan style hitech futurist, aplikasi bentuk peninggalan Mojopahit sebagai elemen estetis.
PENDAHULUAN Bandar Udara Juanda pertama kali didirikan pada tahun 1969 dan mulai beroperasi pada tahun 1982 pada lahan seluas 396 Ha, merupakan klasifikasi bandara klas 1A yang melayani perjalanan rute domestik dan mancanegara. Dengan pertambahan jumlah penumpang dari 2 juta pertahunnya bertambah hingga 8,8 juta pada tahun 2005, membuat bandara Juanda melakukan pengembangan kebandaraan baik dari sektor luas lahan, ketersediaan sarana transportasi maupun fasilitas pendukung bandara. Pada tahun 2006 bandara Juanda berubah menjadi bandara internasional Juanda yang memiliki luas lahan 680 Ha dan luas bangunan 51.000 m2 setelah diresmikannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur Jawa Timur Imam Utomo, dalam sambutannya bandara Juanda ini merupakan salah satu simpul jaringan transportasi yang sangat penting dan memiliki nilai strategis dalam upaya mengembangkan moda transportasi udara, karena bandara ini menghubungkan kota Surabaya dengan kota-kota lainnya di tanah air disamping itu juga menghubungkan beberapa kota di Asia dan Australia. Dengan adanya pengembangan kebandaraan juga perlu didukung dengan pengadaan transportasi bandara sebagai akses wilayah bandara dengan lingkungan di sekitar bandara. Beberapa permasalahan yang kini dihadapi oleh pihak kebandaraan diantaranya adalah
1. Jauhnya akses pintu masuk bandara dengan terminal angkutan umum ataupun tempat parkir. 2. Jalan utama yang menuju bandara masih menggunakan jalan alternatif yang hanya memiliki 1 rute jalur pulang pergi. 3. Kurangnya armada angkutan umum massal yang tersedia sehingga banyak bermunculan persewaan mobil pribadi yang berakibat pada kesemrawutan lalu lintas di sekitar bandara. 4. Kondisi bandara yang terbuka dan jauh dari lingkungan masyarakat umum.
No.
1.
Keluhan
Tidak nyaman karena Sesak
2.
Pengemudi Ugal-ugalan
3.
Sarana tidak terawat
4.
5.
Kendaraan pribadi
Sarana angkutan rutin Angkutan umum
128 ( 40% )
178 ( 57,4% )
123 ( 44,7%)
Pejalan kaki
6 ( 2% )
148 ( 53,8% )
4 ( 1,5% )
73 ( 47,4% )
76 ( 49,4% )
5 ( 3,2% )
Jumlah armada kurang
39 ( 31,7% )
80 ( 65% )
4 ( 3,3% )
Tarif tinggi
13 ( 31,7% )
22 ( 62,9% )
0 ( 0% )
Tabel 1.1 Laporan jajak pendapat oleh staff litbang Redaksi Republika 24 Maret 1997
Pada laporan jajak pendapat oleh staf litbang dari redaksi Republika 24 Maret 1997 yang dapat dipakai sampai sekarang sebagai suatu referensi, didapat angkutan umum merupakan sarana transportasi yang banyak mempunyai keluhan-keluhan dibanding angkutan pribadi. Sedangkan sesuai dengan keputusan ARC ( Airport Region Conference) menyatakan :
1. Kereta bandara perlu dibangun apabila bandara mencapai kapasitas lebih dari 10 Juta pertahunnya. 2. Perlu angkutan umum terpadu dan dengan kemudahan akses pada bangunan terminal bandara. 3. Tarif angkutan harus kompetitif dibanding dengan taksi atau tarif parkir dan jalan tol. 4. Angkutan umum harus memiliki kendaraan yang nyaman akan keberadaan sistem informasi standar angkutan bandara dan memenuhi kelayakan ekonomis dan keuangan yang stabil.
Dengan pengembangan kebandaraan dan didukung dengan pengadaan transportasi bandara, Stasiun monorail sebagai salah satu upaya pengadaan transportasi bandara yaitu monorail., perlu juga diperhatikan karena sebagai pintu masuk baik dari dalam maupun luar Indonsia. Adapun beberapa usulan yang dapat saya simpulkan dari para pembaca blog tentang pengembangan stasiun monorail di Indonesia yang perlu diperhatikan: 1 Desain yang mengambil tema maupun style yang di lingkungan disekitarnya. 2 Adanya penghematan lahan yang selama ini di bicarakan dapat dijadikan acuan desain stasiun yang lebih simpel. 3 Pemakaian material ramah lingkungan wajib di terapkan. 4 Penerapan desain staiun yang jauh dari kesan kaku pada kebanyakan stasiun kereta Disamping itu banyak juga komentar ataupun usulan dari pihak pemerintah dalam mengembangkan desain stasiun, monorail seperti halnya yang telah dilakukan pihak Jakarta monorail yang telah mengadakan sayembara desain stasiun monorail untuk daerah tengah perkotaan. TUJUAN Tujuan dari Makalah tugas akhir desain interior stasiun monorail Juanda ini adalah sebagai berikut: ~ memberikan gambaran kepada pembaca bahwa pengaplikasian bentuk tradisional dapat juga dipadukan dengan style modern dengan beberapa cara pengaplikasian. ~ memberi sedikit tambahan tentang bentuk bangunan dengan image baru yang lebih inofatif kepada masyarakat. ~ Menciptakan desain interior yang modern melalui pemahaman futurisme dengan memberikan pandangan sejarah bahwa dulu bangsa kita juga merupakan bangsa yang besar. MASALAH Bagaimana merancang stasiun monorail beserta fasilitas yang ada didalamnya melalui analisa warna dan elemen estetis yang pakai dapat dilihat sebagai identitas baru dan menarik minat masyarakat melalui pendekatan kebudayaan Jawa.
Desain Interior High Tech1 Pengertian yang benar tentang High Tech Interior Design, didefinisikan sebagai karya desain interior yang mengekspresikan bentuk struktur dan perilaku material yang lebih ditonjolkan Desain interior Futurist Adalah desain yang terilhami oleh pemikiran akan masa depan manusia dengan melihat masa lalu yang dianggap kurang, sehingga tercipta sesuatu yang baru yang ekstrim. Aplikasi bentuk peninggalan Mojopahit ke dalam media hypersurface Merupakan bentuk pengaplikasian bentuk peninggalan Mojopahit yang dibagi menjadi 2 bentuk yaitu media 2 Dimensi dan media 3 Dimensi ke dalam pengolahan data Hypersurface (media gambar komputer yang terdiri dari perentangan, pemutiran, pencacahan). Pada dinding adanya elemen estetis berupa relief pada bangunan candi-candi akan ditransformasikan kedalam media computer dengan melenturkan bentukan yang tegas tetapi tanpa mengurangi maksud dari relief.
elief Gmb. Pengaplikasian relief-hypersurface pada dinding
Pemasangan aluminium panel pada pondasi-pondasi utama bangunan yang berfungsi untuk menampilkan kesan Hitech pada bangunan selain itu juga berfungsi untuk memperkokoh bangunan.
1
A History of Interior Design, John Pile
Gmb. Penggunaan panel Aluminium pada ceiling dan dinding bangunan
Dengan adanya 4 referensi dari gambar diatas adanya penggunaan panel Aluminium dapat saya gunakan juga pada desain interior stasiun monorail sebagai kesan bangunan dengan style Hi-tech pada dinding-dinding pendukung, pondasi utama dan pelapis luar tangga. Penggunaan plat Elctroluminiscene sebagai signing di dinding yang mengarah pada pembagian ruang-ruang didalam stasiun. Secara umum penggunaan warna yang ada pada dinding adalah penggunaan warna-warna metalik,coklat tua dan putih kusam sebagai pencampuran 2 warna yang berbeda dilihat dari pemakaian warna nuansa Mojopahit yang sebagian didominasi warna coklat muda dan merah bata dengan warna abu-abu atau putih.
Kombinasi warna menghasilkan
Gmb. Pemilihan warna
Pada plafon melalui penerapan syle futurist dengan bentukan yang unik, plafon sebagian besar menggunakan rangka baja karena mudah untuk dibentuk dan dipasang, dan juga menggunakan poly vynil carbon dengan warna putih susu untuk memberikan efek terang di dalam ruangan.
Gmb. Penerapan rangka plafon baja untuk area terbuka seperti ruang tunggu kereta dan area ruang kontrol yang menggunakan panel Aluminium dan gibsum board
Pemakaian warna dapat dilihat dari penggunaan material baja ekspose, dengan menampilkan kesan Hi-tech dan bentuk plafon yang menampilkan kesan futuristik. Pada lantai dilihat dari penggunaan corak batuan alam yang terdapat di candicandi peninggalan kerajaan Mojopahit diterapkan pada area yang lebih bersifat publik, hal ini dikarenakan kesan adanya nuansa Mojopahit dapat dirasakan secara luas pada daerah yang luas. Pada dasarnya pembagian bentuk peninggalan Mojopahit dibedakan menjadi 3, yaitu seni pahat, seni ukir dan ragam hias. Berdasarkan ke tiga bentuk tersebut nantinya akan diaplikasikan kedalam media hypersurface dengan cara direntangkan,dipilin ataupun dicacah
Gmb. Transformasi bentuk relief ke dalam media hypersurface dengan member kesan relief agar lebih hidup.
Seperti pada bagian dinding belakang ruang tunggu yang merupakan bidang lebar saat pertama penumpang melihat baik saat turun dari kereta ataupun akan menaiki kereta dipakai sebagai elemen estetis utama yang cukup lebar.
Sedangkan sebagai pendukung pada pondasi tengah bangunan dijadikan elemen estetis berupa sulur yang biasanya terdapat pada ragam hias peninggalan Mojopahit ditransformasikan ke dalam hypersurface menjadi spiral terpilin.
Gmb. Transformasi sulur pada ragam hias ke dalam pondasi dengan cara direntangkan kemudian dipilin.
Sedangkan elemen pendukung lain sebagai elemen estetis adalah pengaplikasian bentuk candi pada gerbang masuk ke candi pusat yang melambangkan kekokohan. Bangunan diterapkan pada taman samping diantara pilar penopang atap dan tempat duduk datar “lungguhan” yang mengambil bentuk batuan alam yang dicacah seperti puzzle serta bentukan lengkungan yang menutupi bagian escalator dan tangga pada bangunan.
Gmb. Olahan elemen estetis pendukung pada tempat duduk dan olahan dinding
Sedangkan penggunaan bentuk tube pada jalur kereta dimaksudkan untuk memberi kesan bangunan futuristic dan pengurangan kebisingan yang diakibatkan sura pesawat.
Gmb. Olahan pada jalur kereta
Dalam hal ini elemen pendukung dibagi lagi menjadi 2, yaitu elemen pendukung teknis dan elemen pendukung umum. Elemen pendukung teknik dikelompokkan pada fungsinya sebagai pendukung yang memberikan fungsinya secara langsung yaitu seperti, ticket barrier, CCTV atau kamera pengawas, pintu otomatis, elevator ataupun transfolator , fire alarm dan pengeras suara.
Gmb. Jenis elemen pendukung CCTV dan Fire alarm
Gmb. Skema fire alrm dan CCTV pada stasiun
Gmb. Ecomaster transfolator
Sedangkan untuk elemen pendukung yang umum adalah berupa signing-signing yang umum terdapat pada stasiun-stasiun kereta.
Gmb. Inspiration signing
Sebagian besar furniture station monorail merupak custom desain, hanya beberapa yang mungkin dibuat secara missal atau pabrikan seperti tempat duduk dan tempat sampah. Pada tempat duduk menggunakan tempat duduk lipat yang lebih efisien digunakan serta lebih nyaman jika dilihat dari lalu lalang manusia di dalam stasiun. Sedangkan furniture custom disini juga dimaksudkan untuk menunjang konsep yang dipakai, seperti penggunaan warna silver pada papan informasi yang memberikan kesan
hitech dan futuristic serta tempat duduk panjang yang merupakan kesan dari aplikasi hypersurface
Gmb. Jenis furniture yang akan dipakai dalam stasiun monorail
Alternatif desain disini pada bentukan bagian bawah dan atas pondasi utama bangunan mengaplikasikan bentukan atas candi yang dibalik dan penggunaan atap baja lengkung menyesuaikan dengan bentukan “tube” pada jalur kereta, sedangkan pada bagian belakang dimana terdapat pahatan relief diaplikasikan juga dengan bentukan lengkungan yang menutupi pahatan relief
Gmb. Perspektif alternative 1 dan 2 ruang tunggu stasiun monorail
Alternatif desain 2 disini pada penggunaan atap baja lengkung disederhanakan sehingga terkesan tinggi, sedangkan pada bagian belakang dimana terdapat pahatan relief diaplikasikan juga dengan bentukan lengkungan mengikuti bentuk lengkungan relief untuk memberikesan hidup saat lampu dibawah relief dinyalakan. Desain akhir merupakan gabungan dari semua kelebihan alternative 1 dan alternative 2, pada bagian depan diberi pintu pengaman otomatis yang terbuka saat kereta memasuki stasiun dengan menggunakan konsep Hitech futurist.
Gmb. Pintu Otomatis
Sedangkan bentuk bagian bawah pondasi bangunan yang dibuat ulir disederhanakan sebagai bentuk pondasi bangunan kerajaan Mojopahit yang memiliki relief flora,
Gmb. bentuk pondasi utama bangunan
Gmb. Pengaplikasian elemen estetis pada tiang dan dinding escalator serta candi pada tiang penyangga di sebalah escalator