ABSTRAK DONNI MUKSYDAYAN. Karakteristik, Sikap dan Perilaku Karyawan Cold Storage terkait Praktik Higiene Daging. Dibimbing oleh DENNY W LUKMAN dan ABDUL ZAHID Penyimpanan daging di cold storage merupakan salah satu tahapan dalam mata rantai makanan sehingga perlu penanganan untuk mencegah rusaknya bahan makanan tersebut. Praktik higiene daging di cold storage sangat ditentukan oleh faktor karakteristik, sikap dan perilaku karyawan. Karakteristik yang diukur dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, pelatihan dan pendapatan. Karakteristik akan mempengaruhi sikap seseorang sementara sikap akan menentukan perilaku. Sikap positif akan membentuk perilaku positif. Hubungan perilaku dengan sikap karyawan dalam praktik higiene daging juga dipengaruhi faktor standard operational prosedures (SOP) dan pengawasan pimpinan. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei menggunakan kuesioner dan check list. Responden yang adalah karyawan cold storage pada perusahaan importir daging. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan statistik non perimetrik, yaitu koefisien korelasi Gamma. Kemudian data diolah menggunakan program SPSS 16 dan Microsoft Excel 2007. Hasil analisa data menunjukkan bahwa peubah karakteristik yang mempunyai hubungan nyata dengan sikap adalah pengetahuan (r s = 0,420) ) dan pengalaman (r s = 0, 363). Sikap karyawan berhubungan nyata dengan perilaku (r s = 0,676). Nilai korelasi meningkat setelah dipengaruhi oleh SOP (r s 0,686) dan pengawasan pimpinan (r s = 0,909). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa untuk memperoleh performa kinerja baik, maka sikap positif, SOP dan pengawasan harus dilakukan secara bersamaan. Kata kunci : karakteristik, sikap dan perilaku karyawan cold storage, praktik higiene daging
ABSTRACT DONNI MUKSYDAYAN. Characteristic, Attitudes and Practices at Cold Storage Workers related to practices in meat hygiene. Under direction of DENNY W LUKMAN and ABDUL ZAHID Meat storage in cold storage is a critical point in food chain, as it needs good management to prevent spoilages on meat. Meat hygiene practice during storage is influenced characteristic, attitude and practices of the workers. The characteristic of workers analyzed in this research including age, education level, level of knowledge, working experience, training of hygiene, and level of income. Characteristic will influence the attitude of the workers, and attitude will lead practice. Positive attitude will lead form positive practice. The correlation between practice and attitude of the workers in meat hygiene practice is also strengh than standard operational procedures (SOP) and supervision by manager. The study was conducted with survei method using questionnaire and checklist. Respondents in this study are workers in cold storage of meat importers company. The data was analyzed using non perimetric statistic, i.e., Gamma correlation coefficient. Then, data was analyzed using SPSS 16 and Microsoft Excel 2007. The analysis showed that characteristic which have correlation with attitude are level of knowledge (r s = 0,420) and working experience (r s = 0,363). The attitude of the workers had correlation with practice (r s = 0,676). The correlation of the attitude of the workers with practice was increased by the influences of SOP (r s = 0,686) and supervision by manager (r s = 0,909). The results of this research showed that to have good practice performance, then positive attitude, SOP, and supervision by manager should be conducted simultaneously. Keywords :Characteristic, attitude and practices, hygiene practices, cold storage
RINGKASAN DONNI MUKSYDAYAN. Karakteristik, Sikap dan Perilaku Karyawan Cold Storage terkait Praktik Higiene Daging. Di bawah bimbingan DENNY W LUKMAN dan ABDUL ZAHID. Konsumsi daging sapi di Indonesia sejak tahun 2004-2008 terus meningkat. Setiap tahun konsumsi daging mengalami pertumbuhan sebesar 0.094 kg/kapita/tahun atau rata-rata sebesar 25 810 ton/tahun. Namun peningkatan ini tidak diimbangi dengan produksi daging dalam negeri sehingga setiap tahun terjadi defisit penyediaan daging rata-rata sebesar 43 110 ton/tahun (Hutabalian 2009). Untuk memenuhi kekurangan tersebut, salah satu upaya pemerintah adalah melakukan impor daging. Menurut data Badan Karantina Pertanian pada tahun 2008, 2009 sampai 2010 jumlah impor daging sapi dan jeroan terus mengalami peningkatan yakni berturut-turut sebanyak 925 000 ton, 119 000 ton dan 119 075 ton. Tingginya ketergantungan terhadap daging impor menyebabkan Indonesia sangat rentan terhadap masuknya agen penyakit dari luar yang terbawa dalam daging. Penyimpanan daging merupakan tahapan yang sangat krusial dalam tahap rantai makanan. Penerapan higiene terhadap daging selama penyimpanan di cold storage bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada daging dan mempertahankan kualitas daging sehingga aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Faktor Sumber daya manusia dalam hal ini perilaku higiene personal karyawan sangat berperan untuk tercapainya praktik higiene daging selama penyimpanan di cold storage. Bila perilaku karyawan buruk maka kualitas daging yang dihasilkan juga akan buruk, demikian juga sebaliknya. Kondisi ini tentu akan berpengaruh terhadap kesehatan konsumen dalam hal ini masyarakat. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana hubungan karakteristik yang meliputi umur, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, pelatihan dan pendapatan terhadap pembentukan sikap dan perilku karyawan terkait praktik higiene daging di cold storage. Selain itu, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hubungan sikap dan perilaku karyawan. Aspek praktik higiene daging yang dilihat pada penelitian ini adalah sanitasi dan kebersihan, higiene personal, sistem penyimpanan dan pengendalian rodensia. Aspek ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan terhadap praktik higiene daging. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai mengenai kondisi aktual terkait karyawan dalam praktik higiene daging. Sehingga diketahui faktor apa saja yang perlu ditingkat untuk memperbaiki kinerja karyawan. Penelitian dilaksanakan dengan metode survei menggunakan kuesioner dan check list terhadap karyawan yang bekerja di unit cold storage perusahaan yang melakukan impor daging melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Soekarno Hatta. Dari 30 cold storage dengan masing-masing pekerja berjumlah 5-10 karyawan, dipilih 3 karyawan sebagai responden sehingga diperoleh 90 responden. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan koefisien korelasi Gamma. Kemudian data diolah menggunakan program SPSS 16 dan Microsoft Excel 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan (90%) berumur > 30 tahun. Sebagian besar tingkat pendidikan karyawan (91,2%) adalah SMP dan SMA. Mayoritas karyawan (63,3%) mempunyai pengalaman kerja diatas 5 tahun dengan mayoritas tingkat pendapatan karyawan (56,6%) berkisar 35 juta, dan 41,1% mempunyai penghasilan kurang dari 3 juta per bulan. Tingkat pengetahuan sebagian besar karyawan (65,6%) terkait praktik higiene daging tergolong sedang.. Secara umum, karyawan yang disurvei dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang cukup memadai dalam membentuk sikap dalam praktik higiene daging. Sikap mayoritas karyawan (71,1%) masuk dalam kategori netral atau ragu-ragu, dan sebagian besar karyawan (83,3%) mempunyai perilaku kategori baik. Peubah situasional yang diukur menunjukkan mayoritas perusahaan (93,3%) memiliki SOP kerja dan sebagian besar (78,9%) pengawasan pimpinan dilakukan secara ketat. Analisa data terhadap korelasi menunjukkan peubah karakteristik yang berhubungan nyata terhadap sikap adalah pengetahuan dan pengalaman kerja dengan tingkat korelasi tergolong sedang (r s = 0,420 dan r s = 0,363). Nilai korelasi ini positif yang berarti semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang dan semakin lama pengalaman kerjanya maka sikap yang dimiliki semakin positif. Sedangkan nilai korelasi sikap terhadap perilaku adalah 0,676. Nilai korelasi ini meningkat setelah dimasukkan peubah situasional yaitu SOP kerja (r s = 0.686) dan pengawasan pimpinan (r s = 0.909). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas karyawan memiliki sikap tergolong netral terkait higiene daging. Sikap ini sangat mudah dipengaruhi faktor dari luar. Hal ini terbukti ketika ada pengaruh SOP dan pengawasan pimpinan, maka korelasi sikap dengan perilaku meningkat. Kuatnya pengaruh peubah situasional ini menyebabkan tidak ada karyawan yang berperilaku buruk dalam praktik higiene daging. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan menajemen perusahaan agar meningkatkan pengetahuan karyawan dengan memperbanyak pelatihan atau training untuk meningkatkan sikap positif karyawan. Pembinaan dan kontrol oleh pemerintah (Karantina dan Dinas yang membidangi kesmavet) harus rutin dilakukan agar penerapan higiene daging konsisten diterapkan oleh perusahaan.