ABSTRAK
Imas Suliyanah Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen atau pengelolaan. Karakteristik organisasi pengelola zakat bisa dikategorikan sebagai organisasi nirlaba dan bisa menggunakan standar akuntansi keuangan untuk nirlaba yaitu PSAK No. 45. Namun, karakteristik Lembaga Amil Zakat (LAZ) tidak bisa disamakan persis dengan organisasi nirlaba lainnya. Untuk itu, perlu ada penyesuaian-penyesuaian dalam pelaporan keuangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem laporan keuangan pada Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika; dan mengetahui apakah pelaporan keuangan Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Republika telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 tentang akuntansi zakat. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Data-data berupa laporan keuangan dan hasil wawancara dari manajer akuntansi dan keuangan, dianalisis dengan menggunakan PSAK No. 45 dengan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109. Analisis dilakukan dengan cara mengumpulkan data hasil dokumentasi dan wawancara, menjabarkan proses sistem laporan keuangan, menganalisa proses, menyimpulkan hasil analisisnya. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa sistem laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika diawali dengan pencatatan, penggolongan, penjurnalan, pemostingan. Dari buku besar (ledger) kemudian dimasukkan ke sistem akuntansi sehingga menghasilkan laporan keuangan, penerapan akuntansi pada Dompet Dhuafa Republika menggunakan konsep akuntansi dana (fund accounting) dan disajikan dengan modified cash basis. Ada lima laporan keuangan pokok, yaitu: laporan posisi keuangan, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan arus kas, laporan perubahan dana termanfaatkan, serta catatan atas laporan keuangan. Disamping laporan pokok, Dompet Dhuafa Republika juga juga menyusun laporan keuangan per jenis dana yang ada enam jenis yaitu: dana infaq/sedekah, dana pengelola, dana zakat, dana solidaritas kemanusiaan, dana jasa giro dan dana wakaf. Secara teori pelaporan keuangan Dompet Dhuafa Republika telah sesuai dengan Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109. Dompet Dhuafa Republika melaksanakan akuntansi dengan baik, namun alangkah baiknya jika gain and loss, dan prinsip-prinsip konsolidasi dana juga diungkap dalam catatan atas laporan keuangan. Untuk IAI, hendaknya untuk pembuatan standar akuntansi untuk organisasi pengelola zakat.
i
KATA PENGANTAR ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokaatuh Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
Taufiq, Hidayah serta Inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Sholawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada manusia istimewa baginda Nabi Muhammmad SAW, yang telah memberikan petunjuk kepada umat manusia menuju jalan rahmatan lil ‘alamin. Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya tidak sedikit mengalami hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi mulai dari waktu, curahan tenaga dan pikiran serta usaha dalam mendapatkan, mengumpulkan dan mengelola data dari nara sumber yang lakukan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat sadar bahwa kehadiran skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan banyak sekali kekurangan. Dan berdasarkan perasaan tersebut pula penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dalam proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. Hasan Ibnu Hibbab MA, selaku ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD). 3. Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah (MD) 4. Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.Si, selaku Dosen sekaligus Pembimbing yang telah membimbing dan memberi petunjuk-petunjuk dengan tulus dan ikhlas dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Penguji I Drs. H. Hasan Ibnu Hibban MA. dan penguji II Drs. Sugiharto MA. 6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis dengan penuh dedikasi dan ketekunan.
ii
7. Segenap Pengurus LAZ Dompet Dhuafa Republika khususnya Ibu Dian Refiyah, selaku Staff Accaunting Dompet Dhuafa Republika Ciputat, yang telah memberikan bantuannya dan data yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini. 8. Seluruh keluarga terutama ayahanda H. M. Nasip dan Ibunda Siti Haninnah yang telah memberikan dorongan dan pengorbanan baik moril maupun materil yang tiada hentinya mendoakan dan mendidik penulis dimasa kecil hingga saat ini, penulis sangat sadar bahwa kebaikan mereka tidak dapat terbayar dengan apapun, namun semoga penyelesaian penulisan skripsi ini dapat mewakili niat penulis untuk membuat mereka tersenyum semoga Allah SWT menempatkan mereka pada tempat yang mulia, memberikan mereka ketenangan dan kebahagiaan selama-lamanya. 9. Teman seperjuangan jurusan MD angkatan 2006 yang telah membantu memberikan motivasi dalam rangka penyusuan skripsi ini, khususnya kepada Rohayati, Beti, Siti Aminah, Umay dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas amal baik rekanrekan. Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat memberikan nilai manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca sekalian.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I
BAB II
i ii iv
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
11
D. Tinjauan Pustaka ................................................................
12
E. Metodologi Penelitian..........................................................
14
F. Sistematika Penulisan ..........................................................
16
: LANDASAN TEORI A. Sistem 1. Pengertian........................................................................
19
2. Unsur-unsur.....................................................................
21
B. Laporan keuangan 1. Pengertian........................................................................
23
2. Karakteristik Laporan Keuangan ...................................
24
3. Fungsi dan Tujuan...........................................................
26
4. Unsur-unsur Laporan keuangan .....................................
28
5. Jenis-jenis Laporan Keuangan .......................................
29
6. Pentingnya Laporan Keuangan ......................................
32
C. Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) 1. Pengertian........................................................................
34
2. Lembaga Amil Zakat ......................................................
35
3. Urgensi Lembaga Amil Zakat.........................................
36
4. Karakteristik Lembaga Amil Zakat.................................
39
5. Akuntansi dan Pelaporan Lembaga Amil Zakat . ...........
40
iv
BAB III
: GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA A. Sejarah Berdiri Dompet Dhuafa Republika ........................
42
B. Prinsip Dasar .......................................................................
46
C. Visi, Misi dan Tujuan ..........................................................
46
D. Struktur Organisasi .............................................................
47
E. Program-program Dompet Dhuafa Republika.....................
49
BAB IV : ANALISIS SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA A. Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika ...............................................................
62
B. Pelaporan Keuangan pada LAZ Dompet Dhuafa Sesuai dengan PSAK NO.45 dengan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah ..................... 82 BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................
90
B. Saran-saran ..........................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang bersifat universal dan berlaku sepanjang zaman. Islam adalah agama yang datang dengan serangkaian pemahaman tentang kehidupan yang membentuk pandangan hidup dengan segala problematika kehidupan manusia, baik dari sisi vertikal maupun horizontal. 1 Ajaran Islam sangat luas cakupan dan manfaatnya terhadap keberlangsungan kehidupan penganutnya. Dari sifat ajaran yang begitu luas, Islam juga mengatur hal-hal yang umum maupun yang bersifat detail dan sangat teknis. Untuk mengaplikasikan kepedulian sosial, Islam memberikan sebuah media yang dikenal dengan sebutan "zakat", melalui media inilah Islam mengharuskan kepada umatnya yang sudah memenuhi syarat berzakat untuk merealisasikan kepedulian sosialnya. Selain itu, zakat dapat direalisasikan apabila sudah tersedia empat unsur penting yang berkaitan langsung dengan ajaran zakat. Keempat unsur tersebut adalah muzaki (orang yang wajib zakat), mustahik (orang yang berhak menerima zakat), harta, dan amil (orang/ lembaga pengelola zakat). Untuk yang disebut terakhir ini dituntut harus tanggungjawab (accountable) dan transparan. Selain itu, institusi amil zakat
1
Muhammad dan Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), h.
2
1
2
Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa lembaga amil zakat memiliki arti penting dalam pengelolaan dana zakat, sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat at-Taubah: 60 berikut: ☺ ☺ ⌧
☺ ⌧
☺
Artinya :”Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakan hatinya (mu”alaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”. Salah satu dari delapan ashnaf (golongan) penerima zakat adalah amil, sehingga peran serta amil sebagai orang yang bekerja untuk segala yang berurusan dengan zakat menjadi penting. Untuk itu seorang amil dituntut untuk melaksanakan tugasnya secara professional dan amanah, sehingga optimalisasi penghimpunan dan penyaluran dana zakat dapat tercapai. Pengelolaan zakat bukan semata-mata dilakukan secara individual dari muzakki langsung diserahkan kepada mustahik, akan tetapi pengelolaan zakat lebih baik dikelola oleh lembaga yang benar-benar khusus menangani zakat, yang memenuhi sebuah persyaratan tertentu yang disebut dengan amil zakat. Amil zakat inilah yang memiliki tugas melakukan sosialisasi kepada
3
masyarakat
untuk
melakukan
penagihan
dan
pengambilan
serta
mendistribusikannya secara tetap dan benar. 2 Di Indonesia, keberadaan petugas zakat untuk pertama kali diangkat oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Agama No.4 Tahun 1986 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, yang diikuti dengan Instruksi Menteri Agama No.16 Tahun 1968 tentang Pedoman Pelaksanaan, dan Penjelasan Peraturan Menteri Agama No.4 Tahun 1968. Saat ini pengelolaan zakat diatur dalam UU No 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. 3 Kurangnya pemahaman dan keutamaan dalam penyaluran zakat melalui lembaga amil zakat oleh para muzakki, sehingga pemilihan penyalurannya secara langsung merupakan dampak buruk bagi pertumbuhan lembaga amil zakat. Proses pendidikan ini seharusnya didorong oleh dua pihak yaitu muzakki yang sejak dini dapat memberikan kepercayaan pengelolaan dana zakatnya kepada lembaga amil zakat dan mustahik yang bersedia diberdayakan dari dana zakat namun tidak hanya untuk menjadi mustahik selamanya tapi siap menjalankan perubahan menjadi mustahik yang produktif. Terdapat dua faktor yang mendasari alasan muzakki tidak menyalurkan dana zakatnya melalui lembaga amil zakat, yaitu: 1. Faktor kebiasaan turun temurun. Pemberian dana zakat secara langsung kepada mustahik sudah menjadi kebiasaan sebagian besar muslim di tanah
2
Didin Hafidudin, Zakat dan Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
h. 52 cet 1 3
10), h. 2
Mukhtar Zarkasi, Mungkinkah Pengelolaan Zakat Tanpa Melibatkan LAZ, (INFOZ No
4
air. Contohnya adalah tragedi penyaluran zakat oleh H. Syaichon Pengusaha Sarang Walet Pasuruan. Adapun kebiasaan keluarga besar H. Syaichon setiap tahunnya sulit untuk dirubah karena menurutnya akan ada konsekuensi sosial yang harus ditanggung. 4 2. Faktor ketidakpercayaan. Yaitu muzakki memiliki kekhawatiran terhadap kinerja kerja lembaga amil zakat yang masih bercorak konvensional dan tidak professional. Hal tersebut dikarenakan adanya citra negatif terhadap suatu lembaga pengelola zakat yang terbukti kurang amanah dalam pengelolaannya sehingga muzakki memilih cara sendiri dalam menunaikan zakatnya. Di satu sisi bahwa kesadaran masyarakat terhadap zakat masih sangat terbatas, kalaupun jumlah umat Islam yang berzakat bertambah namun tidak diikuti dengan kesadaran untuk berzakat melalui lembaga. Secara umum ada beberapa kelemahan yang cukup mendasar yang terjadi dilembaga-lembaga pengelola zakat dilihat dari aspek keamanahan, professionalisme dan sumber daya manusia. Salah satu sebab belum begitu terlihatnya kesadaran umat Islam menyalurkan zakat melalui lembaga karena dianggap lembaga-lembaga zakat tidak amanah dalam menyalurkan dana zakat. Asumsi sebagaian besar
4 Fatih Abdul Aziz, “Edukasi Zakat dan Tragedi Kemanusiaan Pasuruan”, artikel diakses pada 21 Desember 2009 dari Http//www.pkpu.or.id
5
masyarakat mengatakan bahwa dana zakat lebih banyak tersalur kepada pengurus dibanding kepada mustahik. 5 Untuk menjadikan sebuah lembaga amil zakat yang selalu menjunjung tinggi professional dalam bekerja. Didin Hafidudin menjelaskan lima (5) keunggulan penyaluran zakat melalui Lembaga Amil Zakat, yaitu 6 : 1. Lebih sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah. 2. Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat. 3. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki. 4. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam pendayagunaan zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. 5. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintah yang Islami. Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakin kritis, kini terjadi seleksi alam atas keberadaan yayasan atau lembaga nirlaba. Masyarakat menuntut diterapkannya good governance atau tata kelola organisasi yang baik pada yayasan. Pada pelaksanaaannya prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas harus dapat dibuktikan. 7 Lembaga amil zakat sebagaimana lembaga nirlaba, tidak berorientasi pada profit laba operasionalnya. Namun hal tersebut tidak berarti tidak akan 5
Haryono, Tinjauan Kritis Terhadap Lembaga Pengelola Zakat , artikel diakses pada tanggal 10 Juni 2010 dari Http/www/dsim.or.id 193. 6 Didin Hafidudin, Zakat dan Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002) cet 1, h. 54 7 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis (Jakarta: PT. Raja Grafindo,2005), h. 5
6
ada perputaran arus kas dan tidak ada pencatatan keuangannya. Lembaga amil zakat akan mendapatkan kepercayaan masyarakat lebih khususnya muzakki jika memiliki laporan keuangan yang accountable dan transparan. Disinilah pentingnya laporan keuangan sebagai alat komunikasi bagi manajemen untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya pada pihak-pihak yang berkepentingan, penyedia informasi dan penilaian kinerja manajemen. 8 Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga yang melayani kepentingan publik dalam penghimpunan dan penyaluran dana umat. Sebagai organisasi sektor publik tentu saja Lembaga Amil Zakat memiliki stakeholders (Pihak yang berkepentingan) yang sangat luas. Konsekwensinya Lembaga Amil Zakat dituntut dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan kepada semua fihak yang berkepentingan. Kemampuan untuk memberikan informasi yang terbuka, seimbang dan merata kepada stakeholders terutama mengenai pengelolaan keuangan adalah salah satu kreteria yang menentukan tingkat akuntabilitas dan aksesibilitas lembaga. Jika keterpercayaan publik kepada lembaga tetap terjaga, maka pada akhirnya masyarakat akan terus menyalurkan dananya lewat lembaga. 9 Akuntabilitas lembaga amil zakat berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan yang baik. Begitu pula, pengelolaan keuangan yang baik berkaitan erat hubungannya dengan pemberlakuan akuntansi dalam pengelolaan
8 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), h. 56 9 Ine Dwiyanti, Akuntabilitas Lembaga Zakat, di akses pada tanggal 10 Juni 2010 dari http://inedwiyanti.wordpress.com
7
keuangan tersebut. Bagi para pihak ingin mengetahui pengelolaan keuangan yang baik dari sebuah lembaga amil zakat. Salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangan yang dibuat oleh lembaga tersebut. Salah satu unsur penting dalam kinerja lembaga zakat adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen atau pengelolaan perusahaan. 10 Laporan keuangan Lembaga Amil Zakat harus berbasis pada standar laporan keuangan atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Laporan tersebut meliputi; Laporan pelaksanaan tugas per tahun Lembaga Amil Zakat berupa laporan keuangan yang telah diaudit kantor akuntan publik dan disampaikan selambat-lambatnya setelah tahun buku berakhir, Laporan Keuangan sekurang-kurangnya terdiri atas Neraca (Laporan Posisi Keuangan), Laporan Perubahan Dana, Laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, Laporan Keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 dinyatakan bahwa tujuan utama dari pembuatan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota lembaga, kreditur dan pihak lain yang menyediakan 10
Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 38
8
sumber daya bagi lembaga nirlaba. 11 Dan dijelaskan juga bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan, pada akhir periode, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan. 12 Salah satu lembaga nirlaba yang mengelola zakat itu diantaranya adalah Dompet Dhuafa Republika. Dompet Dhuafa Republika merupakan salah satu
lembaga pengelola zakat yang dikelola secara profesional dan menggunakan manajemen yang cukup baik, keberadaan Dompet Dhuafa Republika merupakan wujud dan keinginan atau empati kolektif komunitas jurnalis untuk mengamalkan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh. Selain itu, Dompet Dhuafa Republika juga adalah lembaga pelopor dalam bentuk kelembagaan maupun program yang telah banyak dijadikan prototipe oleh lembaga-lembaga sejenis, dan dari berbagai kekurangan, kelemahan serta keterbatasan kini sering dijadikan sebagai rujukan oleh Badan dan Lembaga zakat lainnya di Indonesia
dalam
mengurus
soal
zakat,
baik
pengambilan
maupun
pendistribusiannya. Dompet Dhuafa Republika yang disingkat DD Republika memperoleh peringkat kedua dalam kategori pendayagunaan dana dan peringkat pertama untuk kategori transparansi dalam Zakat Award 2004. Berdasarkan laporan keuangan periode Ramadhan 1430 H. yang telah diaudit pengumpulan dana
11
Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), h. 58 12 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, Jakarta: IAI, 1998, h. 12
9
zakat mencapai Rp 24.9378.644.734,67 besarnya dana yang berhasil dihimpun, 13 menunjukan DD Republika merupakan salah satu lambaga amil zakat di Indonesia yang mendapat tempat dan dukungan yang besar dari masyarakat, tentunya masyarakat Indonesia menaruh harapan besar pada lembaga tersebut guna berperan serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai sebuah lembaga nirlaba yang cukup besar Dompet Dhuafa Republika mempunyai tanggungjawab yang besar pula terhadap tugas yang
diembannya. Bidang layanan yang dimasuki merupakan bidang yang berhubungan dengan umat sehingga lingkungan yang dihadapi juga lebih luas dan komplek, manajemen yang dituntut untuk selalu meningkatkan pelayanannya dengan efektif dan efisien, tentunya bukan perkara yang mudah. Begitu pula untuk terus mendapat dukungan masyarakat, lembaga juga dituntut untuk dapat menciptakan good governance, sebagai bentuk penciptaan akuntabilitas publik. Namun demikian dapat dimungkinkan lembaga-lembaga amil zakat belum menerapkan secara penuh sistem pelaporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang lembaga amil zakat yang accountable dan kepatuhan lembaga amil dalam penyusunan laporan dana zakat yang terhimpun dan tersalurkan secara benar
13
Dompet Duafa Republika, Sehat itu Mahal: Laporan Keuangan,(Jakarta: Newsletter Donatur Dompet Dhuafa Republika Masakini : periode bulan Rabiul akhir, 1431), h. 50
10
dan syariah, maka peneliti ingin menganalisa sistem laporan keuangan lembaga amil zakat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penulis ingin menuangkannya dalam bentuk tulisan. Oleh sebab itu, skripsi ini penulis beri judul : “Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasanbatasan mana dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi, faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian 14 . Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan dan tidak terjadi kesalafahaman dalam memahami isi, maka penulis memberikan batasan yaitu mengenai sistem penyusunan laporan keuangan Lembaga Amil Zakat. Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem laporan keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa Republika?
14
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi penelitian Sosial, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006), h. 23
11
2. Apakah pelaporan keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Dhuafa Republika sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 Akuntansi Zakat, Infak/sedekah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan dari penelitian a. Untuk mengetahui secara langsung sistem laporan keuangan Lembaga Amil Zakat pada Dompet Dhuafa Republika. b. Untuk mengetahui pelaporan keuangan Dompet Dhuafa Republika telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 Akuntansi Zakat, Infak/sedekah. 2. Manfaat dari penelitian a. Dari segi Akademis 1) Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan. 2) Acuan teoritis bagi akademis yang hendak melakukan riset sejenis
12
b. Dari segi praktis 1) Dapat memberikan pengetahuan kepada penulis tentang sistem laporan keuangan lembaga zakat. 2) Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan
profesionalitas
dalam
penerapan
laporan
keuangan pada lembaga zakat khususnya LAZ Dompet Dhuafa Republika. 3) Dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk menyalurkan dana zakat melalui lembaga zakat.
D. Tinjauan Pustaka Sebagai bahan pertimbangan penulis mengadakan penelitian kebeberapa karya ilmiah diantaranya: 1. Hukum Islam Terhadap Akuntansi dan Laporan Keuangan Lembaga Pengelola Zakat ( Studi laporan keuangan pada Pos Keadilan Peduli Umat), oleh Wiwi Hawilah, Program Studi Manajemen Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2003. Pada penelitian tersebut penulis memaparkan pembahasan tentang pelaksanaan akuntansi dan laporan keuangan lembaga amil zakat yang ditinjau dari hukum Islam dan Undang-undang No.38 tahun 1999.
13
2. Efektivitas Pengelolaan Zakat Melalui Lembaga Amil Zakat ( Studi kasus Baitul Maal Mu’amalat Jakarta), oleh Jamalulail, Program Studi Manajemen Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2003. Membahas tentang perkembangan LAZ di Indonesia dan peran serta Baitul Maal Mu’amalat dalam menjalankan program penghimpunan dan penyaluran dana zakat dalam upaya memperdayakan ekonomi masyarakat. 3. Zakat dan Wirausaha. Ditulis oleh Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri. Berisi tentang zakat dan wirausaha serta dilengkapi pula profil Bazis DKI dan Dompet Dhuafa Republika. 4. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis. Ditulis oleh Pahala Nainggolan. Buku ini berisi tentang pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan untuk yayasan dan lembaga nirlaba. Berbeda dengan tulisan-tulisan diatas, skripsi yang penulis susun ini dengan judul “Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika” dengan materi pembahasan tentang sistem laporan keuangan lembaga zakat yang diterapkan oleh Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika dan pelaporan keuangannya sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 Akuntansi Zakat, Infak/sedekah.
14
E. Metodologi Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode untuk mengungkapkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya dari penelitian. Jenis penelitian ini adalah menggunakan studi lapangan atau penelitian lapangan dan studi pustaka dengan menggunakan pendekatan kualitatif. 2. Subjek dan Objek penelitian Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah lembaga amil zakat Dompet Dhuafa Republika yang dapat dijadikan sumber informasi dalam penelitian ini. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sistem laporan keuangan. 3. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 02 Maret 2010 sampai dengan tanggal 11 Mei 2010. Adapun lokasi penelitian yaitu di kantor Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Rebulika : Jl. Ir. H. Juanda No.50 Ciputat Indah Permai Blok C. 28 - 29 Ciputat. 15419 Telp. 021 741 6050 (hunting) Fax. 021 741 6070 4. Sumber Data Sumber data merupakan sesuatu yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan:
15
a. Data Primer, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari responden berupa catatan tertulis dari hasil wawancara serta dokumentasi. b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku dan literature terkait. 5. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini melakukan teknik pengumpulan data dengan cara: a. Wawancara Adalah tanya jawab dengan seseorang yang dipelukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai satu hal untuk dimuat disurat kabar, disiarkan melalui radio atau ditanyangkan pada televisi. 15 b. Observasi Pengumpulan data dengan teknik observasi ini dilakukan dengan cara mengandalkan pengamatan secara langsung terhadap objek permasalahan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan kepada pihak-pihak yang berkaitan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. c. Dokumentasi Pemberian atau pengumpulan bukti keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan Koran dan bahan referensi lain. 16 Data-data
15
1270
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,2007) Edisi ke 3 cet ke 4 h,
16
tersebut bersumber dari lembaga, berguna sebagai data pelengkap dalam penulisan skripsi. 6. Teknik Analisa Data Teknik analisa data terhadap analisis laporan keuangan Lembaga Amil Zakat langkah-langkahnya: a. Mengumpulkan data hasil dokumentasi dan wawancara. b. Menjabarkan proses sistem laporan keuangan. c. Menganalisa proses d. Menyimpulkan hasil analisisnya. 7. Teknik Penulisan Skripsi Adapun teknik penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi” yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta Press, tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan, terlebih dahulu penulis membuat suatu gambaran dasar terhadap materi-materi yang akan dibahas, gambaran tersebut antara lain: BAB I
PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan penelitian, tujuan dan
16
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. h, 272
17
manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II
TINJAUAN TEORITIS. Bab ini mencakup kejelasan secara
teoritis yang menjadikan landasan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian yaitu mengenai sistem yang terdiri dari : pengertian sistem, unsur-unsur sistem, selanjutnya tentang laporan keuangan dengan uraian tentang : pengertian laporan keuangan, karakteristik laporan keuangan, fungsi dan tujuan laporan keuangan, unsur-unsur laporan keuangan, jenisjenis laporan keuangan, pentingnya laporan keuangan, Bab II ini diakhiri dengan uraian tentang Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) yang terdiri dari : pengertian organisasi pengelola zakat, lembaga amil zakat, urgensi lembaga amil zakat, karakteristik lembaga amil zakat, akuntansi dan pelaporan keuangan lembaga amil zakat. BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA. Bab ini menjelaskan tentang Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika yang diteliti oleh penulis mengenai : Sejarah berdiri Dompet Dhuafa Republika, Prinsip dasar, Visi, Misi dan Tujuan Dompet Dhuafa Republika, Struktur organisasi, Program-program Dompet Dhuafa Republika. BAB IV ANALISA SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA. Bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai sistem laporan keuangan dilihat dari segi; urgensi
18
laporan keuangan bagi Dompet Dhuafa Republika, alur pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana, klasifikasi kode rekening, sistem akuntansi, komponen laporan keuangan dan pelaporan keuangan lembaga amil zakat Dompet Dhuafa Republika . BAB V
PENUTUP. Bab ini penulis memberikan kesimpulan atas
seluruh pembahasan dan mengemukakan saran-saran yang mungkin berguna bagi Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sistem 1. Pengertian Sistem Dilihat dari segi bahasa (etimologi) kata system berasal dari istilah Yunani ”systema” yang mengandung arti keseluruhan (a Whole) yang tersusun dari sekian banyak bagian-bagian yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur. Jadi sistem bisa juga dikatakan sebagai kumpulan atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. 1 Kata sistem mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sistem merupakan suatu jaringan kerjasama antara beberapa unsur yang akhirnya harus menghasilkan tujuan yang direncanakan. 2 Penulis kutipkan beberapa terminology yang didefinisikan para ahli, beberapa diantaranya adalah: a. Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengartikan sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas. 3
1
Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001) cet ke-7, h. 15 2 Philosof Astrid Susanto, Komunikasi Kontemporer ( Bandung: Bina Cipta, 1998) cet ke- 2, h. 147 3 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007) Edisi ke-3, h. 1076
18
20
b. Gordon B. Davis dalam bukunya “Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen” mendefinisikan sistem adalah bagian-bagian yang saling berkaitan yang saling beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran dan maksud. 4 c. Sistem menurut H. Therry seperti yang dikutip Karhil Nisjar dan Winardi, yaitu suatu keseluruhan elemen-elemen yang saling mempengaruhi, teratur menurut rencana tertentu guna mencapai tujuan. 5 d. Raymond MC. Leod dalam bukunya “Sistem Informasi Manajemen” mendefinisikan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud sama untuk mencapai suatu tujuan. 6 e. Sementara itu menurut Onong Uchyana dalam bukunya menjelaskan bahwa sistem ialah suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan sama-sama beroperasi mencapai suatu tujuan tertentu didalam satu lingkungan. 7 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu komponen (unsur-unsur) yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain dengan satu tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai suatu sasaran dan maksud yang telah ditetapkan bersama. Banyak ungkapanungkapan dari beberapa ahli tentang sistem, namun berbagai ungkapan yang diterangkan memiliki arti yang sama akan maksud dan tujuan. 4
Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (Yogyakarta: PPM, 1999) cet ke 11, h. 68 5 Karhil Nisjar dan Winardi, Teori Sistem dan Pendekatan Sistem dalam Bidang Manajemem, (Bandung: PT Mandar Maju, 1997) cet ke-1, h. 63 6 Raymond MC. Leod, Sistem Informasi Manajemen (Jakarta: PT Prehalindo, 1996) h. 6 7 Onong Uchyana Effendi, Sistem Informasi Manajemen, (Bandung: PT Mandar Maju, 1996) cet ke-4, h. 53
21
2. Unsur-unsur Sistem Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (procces) dan keluaran (output). Disamping itu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan balik (feedback) dapat berasal dari output tetapi juga berasal dari lingkungan sistem yang dimaksud. Organisasi dipandang suatu sistem yang tentunya akan memiliki semua unsur-unsur ini. 8 a. Masukan (Input) Masukan adalah proses dimana segala macam data atau bahan yang dibutuhkan dikemukakan, kemudian data-data yang terkumpul mengalami sebuah proses untuk dapat menghasilkan output (keluaran) sistem yang dimaksud. b. Proses (procces) Proses (procces) adalah dimana segala macam kegiatan dikelola atau dijalankan sesuai dengan tujuan tertentu. Salah satunya adalah proses pelatihan, agar suatu proses dapat berjalan dengan baik, maka perlu adanya suatu media baik lisan maupun tulisan, ataupun metode yang digunakan dalam proses sebuah pelatihan serta materi pelatihan yang digunakan untuk diproses agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
8
Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: UGM Press, 2001) cet ke-4, h. 9
22
c. Keluaran (output) Keluaran (output) adalah hasil dari input dan proses yang telah dilakukan apakah sesuai dengan tujuan atau tujuan dari terbentuknya sebuah sistem. Dari keluaran tersebut mengalami proses timbal balik (feedback) dan dapat dijadikan sebagai suatu evaluasi mendatang yang merupakan bagian dari input selanjutnya. Dalam sistem masing-masing unsur atau unit dalam keseluruhannya sebagai satu kesatuan, saling bergantung, saling menentukan dan saling membutuhkan. Sistem sering kali dibedakan dalam dua unsur kelompok yaitu: a. Sistem Tertutup (closed system) adalah suatu sistem yang melakukan kontrol atau modifikasi pelaksanaan secara otomatis dengan bereaksi dari data yang dihasilkan oleh sistem itu sendiri. Sistem tertutup merupakan sistem yang serba lengkap dan dapat berdiri sendiri, misalnya: mobil, sepeda, motor dan sebagainya. b. Sistem Terbuka (open System) adalah sistem yang tidak melakukan pengawasan atau modifikasi sendiri, tetapi memerlukan adanya suatu pengaruh dari luar lingkungan, misalnya: sistem pendidikan, pelayanan rumah sakit dan sebagainya. Sistem terbuka memilki cirri tertentu yaitu prinsip umpan balik (prinsip cybernetic). 9
9
Indriyo Gitosudarmo, Sistem Perencanaan dan Pengendalian, (Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, 1998) edisi revisi, cet ke-2, h. 40
23
B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. 10 Menurut Mayer dalam bukunya “Financial Statement Analysis” menyatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah: 11 Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan, kedua daftar ini adalah daftar neraca dan daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga daftar surflus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).
Sedangkan dalam Prinsip-prinsip Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dananya. Untuk perusahaan besar yang banyak pemegang sahamnya, maka disamping laporan keuangan (financial) termasuk diatas sebaiknya ditambahkan keterangan-keterangan tentang: 12 -
Kondisi dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi
-
Usaha-usaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang
-
Luasnya produksi 10
Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 18 Munawir, Analisa Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2004) h. 5 12 Ibid, h. 6 11
24
-
Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan
-
Penelitian pembangunan
-
Marketing dan advertising
-
Kebijakan mengenai deviden dan sebagainya. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). 13 Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggung jawaban manajemen atau pengelolaan perusahaan. 14
2. Karakteristik Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat (4) karakteristik kualitatif pokok yaitu: 15
13
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2009), h. 7 Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 38 15 Jurnal, Karakteristik kualitatif laporan keuangan, Artikel diakses pada tanggal 10 Juni 2010 dari http://soaljawab.multiply.com 14
25
a. Dapat dipahami Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus mudah dipahami oleh
pemakai.
Untuk
menunjang
pemahaman
pemakai
atas
laporan keuangan, pemakai harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai
dengan
membantu
mereka
mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. c. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. d. Dapat dibandingkan Agar lebih bermanfaat laporan keuangan perusahaan memiliki sifat dapat diperbandingkan. Perbandingan dapat dilakukan antar periode untuk mengetahui
kecenderungan
(trend)
posisi
dan
kinerja
keuangan
perusahaan. Perbandingan dapat pula dilakukan antar perusahaan sejenis untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relative.
26
3. Fungsi dan Tujuan Sebuah laporan keuangan yang disajikan secara tepat dapat dipahami dan andal serta dapat diperbandingkan akan sangat bermanfaat. Berbagai manfaat yang sangat berguna bagi keputusan manajemen dapat diperoleh dari sebuah laporan keuangan terkait dengan manfaat laporan keuangan. Maka tujuan dan fungsi laporan keuangan itu sendiri adalah: 16 a. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan b. Menilai prospek arus kas c. Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi d. Kepatuhan lembaga terhadap prinsip syariah e. Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan
tanggungjawab
lembaga
terhadap
amanah
dalam
mengamankan dana, mengiventasikannya pada tingkat keuntungan yang layak. f. Pemenuhan fungsi sosial laporan keuangan memberikan informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial lembaga termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat. Pengertian lain tentang tujuan laporan keuangan organisasi pengelola zakat adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan aktivitas, pengumpulan dan penyaluran zakat yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Suatu laporan keuangan
16
h. 22
Sofyan S. Harahap. Dkk, Akuntansi Perbankan Syariah (Jakarta: LPFE-Usakti, 2005),
27
bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. 17 Tujuan utama dari pembuatan laporan keuangan organisasi nirlaba yang diuraikan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba termasuk disini yayasan/lembaga. 18 Secara rinci tujuan laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai: 19 a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban dan aktiva bersih suatu lembaga. b. Pengaruh transaksi keuangan, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih. c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya d. Cara suatu lembaga mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman dan factor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya. e. Usaha jasa suatu lembaga
17
Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum Zakat,2005) h.8 18 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), edisi ke-1, h. 58 19 Ibid. 58
28
4. Unsur-unsur Laporan Keuangan Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Definisi dari setiap unsur laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut : 20 1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. 2. Kewajiban adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. 4. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. 5. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
20Pengakuan-unsur-unsur-laporan-keuangan,
dari Http://auditme-post.blogspot.com
Artikel diakses pada tanggal 10 Juni 2010
29
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
5. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dijelaskan bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan, pada akhir periode, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan. 21 Jenis-jenis laporan keuangan organisasi nirlaba, yaitu: a. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position) Laporan posisi keuangan identik dengan neraca (balance sheet) pada perusahaan komersial. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva (harta), kewajiban (utang) dan aktiva bersih lembaga pada satu titik waktu tertentu dan menyajikan hubungan diantara unsur-unsur yang membentuknya. 22 Laporan posisi keuangan diharapkan dapat memberi informasi guna menilai: 1) Kemampuan lembaga untuk memberi jasa secara berkelanjutan. 2) Likuiditas, dilihat dari aktiva lancar yang dimilikinya.
21
Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, 1998 h. 12 22 Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), edisi ke-1, h 59
30
3) Fleksibilitas keuangan, dilihat dari utang serta aset yang dimilikinya. 4) Kemampuan memenuhi kewajibannya, dilihat dari jumlah utang serta harta lancar yang dapat digunakan untuk melakukan pelunasan utang tersebut. 5) Kebutuhan pendanaan dari luar (eksternal) b. Laporan Aktivitas ( Statement of Activities) Laporan aktivitas terdiri atas dua bagian besar yaitu pendapatan dan beban biaya lembaga. 23 Tujuan utama dari laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai: 1) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih. 2) Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain. 3) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk: a) Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode. b) Menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa. c) Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja manajer.
23
Ibid., h. 63
31
c. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas organisasi nirlaba disajikan sesuai dengan laporan arus kas organisasi bisnis merujuk pada PSAK No 2 tentang laporan arus kas. Laporan arus kas menyajikan sumber aliran kas dari tiga golongan besar sebagai berikut: 24 1) Kelompok Operasi (operasional) Dalam kelompok ini penambahan dan pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga. 2) Kelompok Investasi Termasuk dalam kelompok investasi adalah semua transaksi yang terkait dengan investasi lembaga berupa pembelian aktiva tetap dan aktiva lainnya. 3) Kelompok Pendanaan Termasuk dalam kelompok ini perkiraan yang terkait dengan transaksi penciptaan utang lembaga dan aktiva bersih. Tambahan yang ada di laporan arus kas lembaga nirlaba pada aktivitas pendanaan yaitu: 25 a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
24
Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), edisi ke-1, h. 65 25 Ibid, h. 68
32
b) Penerimaaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunand dan pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi. c) Bunga dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang. d) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas; sumbangan berupa bangunan atau aktivitas investasi. d. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statements) Tujuan catatan atas laporan keuangan adalah memberikan informasi tambahan tentang perkiraan-perkiraan yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Isi catatan ini yaitu memuat rincian dan penjelasan yang detail dari laporan keuangan sebelumnya. Catatan atas laporan keuangan juga digunakan untuk memberi informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dilakukan. 26
6. Pentingnya Laporan Keuangan Penyajian laporan keuangan telah dijelaskan diatas sebagai bahan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan agar dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi. Pihak-pihak
yang
berkepentingan
terhadap
sebuah
perusahaan
sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dan
26
Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), edisi ke-1, h. 69
33
dalam hal ini dapat tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Pada awalnya laporan keuangan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan. Akan tetapi, pada perkembangan selanjutnya laporan keuangan telah dijadikan sebagai dasar untuk menganalisa, menilai dan menentukan posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan. Beberapa pihak yang berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan perusahaan adalah; pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, banker, para investor, dan juga pemerintah serta buruh atau pihak-pihak lannya. Bagi pihak investor sendiri memiliki kepentingan atas laporan keuangan untuk memutuskan dimana mereka akan menanamkan modalnya. Kepentingan tersebut terkait dengan prospek keuntungan dimasa mendatang serta perkembangan perusahaan selanjutnya. Selain itu, jaminan investasi dan kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek dari perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil analisa laporan keuangan tersebut pihak investor akan dapat menentukan langkah yang tepat yang harus ditempuhnya. Pihak kreditur dan banker memiliki kepentingan atau laporan keuangan dalam hal memutuskan untuk menolak atau memberikan permohonan kredit atau pembiayaan suatu perusahaan. Pihak ini perlu mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan peminta kredit atau pembiayaan yang bersangkutan.
34
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan dapat memberikan manfaat yang sangat berarti dalam berbagai hal terkait dengan perusahaan yang bersangkutan. Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya,
struktur
modal
perusahaan,
distribusi
aktiva,
efektivitas
penggunaan aktiva, hasil usaha atau perolehan laba dan lainnya.
C. Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) 1. Pengertian Organisasi pengelola zakat adalah institusi yang bergerak dibidang pengelolaan dana zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan menurut Undangundang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, definisi pengelolaan zakat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan
terhadap
pengumpulan
dan
pendistribusian,
serta
pendayagunaan zakat. 27 Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan perundang-undangan, yaitu: UU No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama No.581 tahun 1999 tentang pelaksanaan UU No.38 tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Urusan Haji No.D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
27
Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Pasal 1, ( Jakarta, 1999), h.2.
35
Dalam peraturan perundang-undangan diatas, diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat, yaitu: a. Badan Amil Zakat Adalah organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh pemerintah. b. Lembaga Amil Zakat Adalah organisasi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah.
2. Lembaga Amil Zakat Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah organisasi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah, lembaga zakat memiliki berbagai tingkatan, yaitu: a. Nasional, dikukuhkan oleh Menteri Agama b. Daerah Propinsi, dikukuhkan oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi c. Daerah Kabupaten atau Kota, dikukuhkan oleh Bupati atau Walikota atas usul Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota. d. Kecamatan, dikukuhkan oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan. Setelah mendapatkan pengukuhan Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki kewajiban sebagai berikut: a. Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat
36
b. Menyusun laporan termasuk laporan keuangan c. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit melalui media massa d. Menyerahkan laporan kepada pemerintah. Jika sebuah lembaga amil zakat tidak lagi memenuhi persyaratan pengukuhan dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatas maka pengukuhannya dapat ditinjau ulang bahkan sampai di cabut. Hanya Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah dikukuhkan oleh Pemerintah saja yang diakui bukti setoran zakatnya sebagai pengurang penghasilan kena pajak dari muzakki yang membayarkan dananya. Bentuk badan hukum diatas tidak dijelaskan secara eksplisit. Namun, badan hukum yang cocok untuk Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk saat ini adalah yayasan. Hal ini dikarenakan lembaga amil zakat termasuk kategori organisasi nirlaba (organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan) dan badan hukum yayasan dalam melakukan kegiatannya tidak berorientasi untuk memupuk laba. 28
3. Urgensi Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa lembaga amil zakat memiliki arti penting dalam pengelolaan dana zakat, sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat at-Taubah: 60 berikut: ☺ ☺ 28
Widodo, Hertanto. dan Teten.Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk Organisasi pengelola Zakat. (Ciputat: Penerbit IMZ, 2001), h. 22
37
Artinya :”Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakan hatinya (mu”alaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”. Terdapat juga dalam surat at-Taubah:103, yaitu:
☺
⌦
Artinya :“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Dalam surat at-Taubah ayat 60 tersebut, dikemukakan bahwa salah satu golongan yang berhak menerima zakat (mustahik zakat) adalah orang-orang yang bertugas mengurus urusan zakat (‘amilina ‘alaiha). Sedangkan dalam atTaubah ayat 103 dijelaskan bahwa zakat itu diambil (dijemput) dari orangorang yang berkewajiban untuk berzakat (muzakki) untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik). Yang mengambil dan yang menjemput tersebut adalah para petugas (‘amil). Diambilnya zakat dari muzakki (orang yang memiliki kewajiban berzakat) melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan kepada mustahik, menunjukan kewajiban zakat itu bukan
38
semata-mata bersifat amal karitatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajiban yang juga bersifat otoratif (ijbari). Pengelolaan zakat oleh organisasi pengelola zakat, apalagi memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan dan untuk menjadikan sebuah lembaga amil zakat yang selalu menjunjung tinggi professional dalam bekerja. Didin Hafidudin menjelaskan lima (5) keunggulan penyaluran zakat melaui Lembaga Amil Zakat (LAZ), yaitu 29 : a. Lebih sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah. b. Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat. c. Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzaki. d. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam pendayagunaan zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. e. Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintah yang Islami. Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, hal-hal tersebut diatas akan terabaikan serta hikmah dan fungsi zakat yang berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit diwujudkan.
29
Didin Hafiduddin, Zakat dan Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), cet ke-1, h. 54
39
4. Karakteristik Lembaga Amil Zakat (LAZ) Zakat merupakan satu-satunya rukun Islam yang berdimensi sosial langsung, penunaian zakat oleh orang yang wajib menunaikan (muzakki) tidak akan sah apabila tidak melibatkan orang yang berhak menerima zakat (mustahik). Zakat juga merupakan satu-satunya ibadah yang petugasnya diatur dalam al-Qur’an, petugas zakat (amil zakat) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 30 a. Muslim yang jujur dan amanah b. Mukallaf c. Memahami hukum-hukum zakat d. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas Organisasi pengelola zakat yang terdiri atas BAZ dan LAZ merupakan institusi amil zakat yang diatur dalam UU No.38 tahun 1999, kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian, serta pendayagunaan zakat yang dilakukan organisasi pengelola zakat, salah satunya adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus sesuai dengan ketentuan agama, antara lain sebagai berikut: 31 a. Tidak menerima dana yang tidak halal b. Setiap dana yang diterima harus dapat dibedakan apakah zakat atau kewajiban harta lainnya (infaq, shodaqoh, hibah, wasiat, waris, kafarat) serta harus jelas bentuk akadnya apakah mutlaq atau muqoyyad. 30
Devi Nurmaliza, “Penyusunan Sistem Akuntansi LAZ DPU. Darut Tauhid (berdasarkan Sistem Akuntansi Rumusan Forum Zakat dan PSAK No 45”, (Skripsi S1 Fakultas Manajemen Ekonomi SEBI, Jakarta,2008), h. 41 31 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum Zakat,2005) h.3-4
40
c. Menyalurkan dana hanya kepada mustahik serta menggolongkan seorang mustahik dalam salah satu asnaf mustahik. d. Tidak menyalurkan dana dalam bentuk kegiatan yang bertentangan dengan syariah Islam e. Tidak mendzolimi hak masing-masing asnaf mustahik f. Berusaha
meningkatkan
kesejahteraan,
merubah
kondisi
atau
menyelesaikan permasalahan mustahik g. Setiap dana yang disalurkan harus dapat dibedakan apakah berasal dari zakat atau kewajiban harta lainnya (infaq, shodaqoh, hibah, wasiat, waris, kafarat) h. Wajib mencatat, melaporkan dan mempublikasikan laporan penerimaan dan penyaluran dana.
5. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Saat ini, ilmu akuntansi berkembang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya cabang-cabang dari ilmu akuntansi itu sendiri, salah satu cabangnya adalah akuntansi keuangan. Khusus akuntansi keuangan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 32 a. Akuntansi Komersial Jenis akuntansi ini biasanya dipergunakan untuk organisasi yang berorientasi
mencari
keuntungan
(profit
organization),
seperti
perusahaan-perusahaan bisnis. 32
Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk Organisasi pengelola Zakat. (Ciputat: Penerbit IMZ, 2001), h. 17
41
b. Akuntansi Dana Jenis akuntansi ini digunakan untuk organisasi yang tidak berorientasi mencari keuntungan
atau
sering
disebut
dengan
organisasi
nirlaba,
seperti
pemerintahan, yayasan-yayasan sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi keagamaan, partai politik dan termasuk organisasi pengelola zakat yang terdiri dari Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Akuntansi dana adalah proses menganalisa, mancatat, mengklasifikasikan dan melaporkantransaksi-transaksi keuangan organisasi sebagai suatu kesatuan dan untuk masing-masing dana serta penafsiran atas hasil aktivitasnya. 33 Akuntansi merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan oleh semua organisasi, baik organisasi bisnis maupun yang bersifat nirlaba. Dengan diterapkannya akuntansi yang baik, maka organisasi dapat dikatakan telah melaksanakan akuntabilitas dan trasparansi yang baik. Hal ini karena dengan akuntansi, organisasi dapat mengetahui kinerja keuangannya dengan disusunnya laporan keuangan. Terlebih lagi jika laporan keuangan yang telah dibuat itu dipublikasikan secara luas. Kewajiban melaksanakan akuntabilitas dan transparansi bagi organisasi pengelola zakat juga dituntut oleh peraturan perundang-undangan. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan Keputusan Menteri Agama No.373 tahun 2003tentang Pelaksanaan UU No.38 tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan
33
Ibid, h.18
42
Masyarakat Islam Urusan Haji No.D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Saat ini Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Jenis akuntansi yang digunakan oleh organisasi nirlaba (organisasi yang tidak berorientasi mencari keuntungan) seperti: pemerintahan, yayasan-yayasan sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi keagamaan, partai politik dan termasuk organisasi pengelola zakat adalah akuntansi dana, walaupun tidak secara tegas dinyatakan didalam PSAK No.45 tersebut.
BAB III GAMBARAN UMUM DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF). Organisasi ini lahir dari empati kolektif komunitas jurnalis yang sering berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap jumpa dengan kaum kaya. Digagaslah manajemen galang kebersamaan dengan siapapun yang berkepedulian kepada kaum dhuafa. Empat orang wartawan yaitu Parni Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip dan Eri Sudewo berpadu sebagai Dewan Pendiri lembaga independen DOMPET DHUAFA REPUBLIKA. 1
A. Sejarah Berdiri Dompet Dhuafa Republika Dalam sebuah kegiatan di Gunung Kidul Yogyakarta, para wartawan menyaksikan aktivitas pemberdayaan kaum miskin yang didanai mahasiswa. Dengan menyisihkan uang saku, mahasiswa membantu masyarakat miskin. Aktivitas sosial yang telah dilakukan sambilan di lingkungan Republika kemudian terdorong untuk dikembangkan. Apalagi kala itu, masyarakat luas pun telah terlibat menyalurkan ZIS-nya (zakat, infak dan sedekah) melalui Dompet Dhuafa Republika (disingkat DD Republika) yang dipublikasikan pada kolom Dompet Dhuafa di Harian Umum Republika.
1
Profil Dompet Dhuafa Republika dari http://www.dompetdhuafa .or.id diakses hari kamis, tanggal 25 Maret 2010
43
44
Kebersamaan adalah kekuatan, sekelompok wartawan merasa terpanggil menyaksikan kemiskinan kian menumpuk disekeliling. Dimulai dari diskusi kemudian menjadi aksi. Cita-cita ringkas zakat ditarik dari penghasilan. tanpa perantara dana kemudian disalurkan langsung kepada dhuafa. Dana kemudian disalurkan kepada simiskin saat jumpa dalam tugas dengan manajemen waktu sisa. 2 Gunung Kidul lekat dengan legenda kemiskinan. Tanahnya tandus, kering dan gersang. Di musim kemarau, tetanahan gunung Kidul retak, pecahpecah seperti bibir penduduknya yang hampir tak pernah mencicipi panganan bergizi. Inilah salah satu agenda keprihatinan Corp Dakwah Pedesaan (CDP) dan Harian Umum Republika, dalam silaturahmi di Yogyakarta, 23 Juni 1993. Mendukung gerakan CDP, terhimpunlah zakat karyawan Republika melalui Ikatan Silaturrahmi Republika (ISR). Setelah melibatkan masyarakat , mulai 2 Juli 1993 ISR menyandang nama Dompet Dhuafa (DD) Republika. Maka atas pertimbangan profesional Dompet Dhuafa Republika diformalkan sebagai lembaga pada tanggal 2 Juli 1993. Momentum ini ditetapkan sebagai hari lahir Dompet Dhuafa Republika. Dari aspek legal formal, untuk memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, Dompet Dhuafa Republika mendaftarkan diri ke Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang berbentuk Yayasan. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H
2
Dompet Dhuafa, Annual Report ,( Jakarta:2002) h, 4
45
Abu Yusuf SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PN JAKSEL. 3 Sejak Harian Umum REPUBLIKA lahir awal 1993, wartawan media ini memotori segenap kerabat kerja untuk menyalurkan zakat sebesar 2,5% dari penghasilan. Dana tersebut dikumpulkan kemudian didayagunakan langsung kepada dhuafa yang berhak. Karena dilakukan pada waktu-waktu sisa, tentu saja dana yang terkumpul maupun pendayagunaannya tidak dapat maksimal. 4 Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat, Dompet Dhuafa merupakan institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Tanggal 8 Oktober 2001, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001 tentang Pengukuhan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) tingkat nasional. Seiring waktu berjalan, Dompet Dhuafa menekuni kekhidmatannya. Sejak awal beroperasi Dompet Dhuafa Republika mendedikasikan dan mempertanggungjawabkan aktivitasnya kepada public. Pertanggungjawaban diantaranya dilakukan dengan publikasi perolehan dana dan artikel-artikel pendayagunaan dana melalui Harian Umum Republika. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan public setiap tahun, dipublikasiakan pula melalui berbagai media massa ternama. 5
3
Profil Dompet Dhuafa dari http://www.dompetdhuafa .or.id diakses hari kamis, tanggal 25 Maret 2010 4 Forum Zakat, Organisai Pengelola Zakat, (Jakarta, 2001), h. 1 5 Profil Dompet Dhuafa Republika, diakses pada tanggal 25 Maret 2010 dari Http//: Dompet Dhuafa.or.id
46
B. Prinsip Dasar Dompet Dhuafa memiliki prinsip dasar yang khas meliputi: 6 1. Moral Jujur, amanah dan ihsan. 2. Kedudukan lembaga Non-politik, netral-objektif, independen, non-rasial. 3. Manajemen Transparan, dapat dipertanggungjawabkan, profesional, berdayaguna, berhasilguna, berorientasi pada perbaikan terus menerus. 4. Pengembangan Inovatif, kreatif, berorientasi pada social entrepreneurship dan investasi sosial. 5. Fiqh Bukan semata ibadah ritual, meraup sekaligus tiga unsur yaitu muzaki, amil dan mustahik.
C. Visi, Misi dan Tujuan 1. Visi Terwujudnya masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal melalui sistem yang berkeadilan. 2. Misi a. Membangun nilai kemanusiaan dan kemandirian. 6 Profil Dompet Dhuafa dari http://www.dompetdhuafa .or.id diakses hari kamis, tanggal 25 Maret 2010
47
b. Melakukan optimalisasi penggalangan sumber daya masyarakat. c. Mendorong sinergi program dan jaringan organisasi pemberdayaan masyarakat global. d. Mengembangkan
zakat
sebagai
alternative
dalam
pengentasan
kemiskinan. e. Menumbuhkembangkan dan mendayagunakan asset masyarakat melalui ekonomi berkeadilan. 3. Tujuan a. Meningkatkan efektivitas kinerja lembaga. b. Meningkatkan
otonomi
jaringan
lembaga
melalui
devolusi,
desentralisasi dan pelimpahan wewenang. c. Meluasnya pemahaman, penerimaan dan pelaksanaan ekonomi berkeadilan. d. Meningkatkan pendayagunaan asset masyarakat melalui pengelolaan Ziswat dan derma. e. Tercapainya kemandirian komunitas sasaran.
C. Struktur Organisasi Komposisi pengurus Dompet Dhuafa Republika sebagai berikut: 7 1. Dewan Pembina Parni Hadi (ketua), Haidar Bagir, Ecip S. Sinansari, Eri Sudewo, MDM, KH DR Didin Hafidhuddin, MSc., Houtman Z. Arifin, MBA 7
Dompet Dhuafa Republika Annual Report, 2008
48
2. Dewan Pengawas KH DR Didin Hafidhuddin, MSc.(ketua) Rahmad Riyadi Erry Riyana Hardjapamekas 3. Dewan Syariah Prof. Dr. Muhammad Amin Suma Bobby Herwibowo, Lc. Izzudin Abdul Manaf, Lc 4. President Director Ismail A. Said 5. Executive Director Ahmad Juwaini 6. Internal Audit Tri Estriani 7. Communication & Remo Director Yuli Pujihardi 8. Program Director M Arifin Purwakananta 9. Business Director Kusnandar 10. Finance Director Rini Suprihartanti
49
Dompet Dhuafa memegang posisi strategis dengan tiga peran yang dimainkan. Pertama, lembaga berperan sebagai pembuka kran muzaki/donatur. Kedua,
Dompet
Dhuafa
berperan
sebagai
kreator
program-program
pemberdayaan. Ketiga, dengan program yang dirancang, Dompet Dhuafa memberdayakan dhuafa. Dari sudut pandang lain, Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) merupakan sumber
dana abadi. Maka kegiatan yang berkait dengan ZIS dan
pemberdayaannya tidak akan pernah berakhir. Eksistensi Dompet Dhuafa adalah kebutuhan masyarakat. Dari kedua sisi tersebut, Dompet Dhuafa memantapkan diri untuk eksis sesuai visi dan misinya. Dan untuk menyongsong masa depan dan
perkembangan lembaga, Dompet Dhuafa bergerak dengan Jejaring Multi Koridor.
D. Program-program Dompet Dhuafa Republika 1.
Inti Aktivitas Inti aktivitas Dompet Dhuafa Republika yaitu: "MENYANTUN
DHUAFA, MENJALIN UKHUWAH, MENGGUGAH ETOS KERJA" Inti aktivitas tersebut selanjutnya dijabarkan pada 3 (tiga) konsentrasi manajemen berikut ini : 8
8
Lili Bariadi, Dkk. Zakat dan Wirausaha. (Jakarta: CED, 2005), cet ke 1, h. 128
50
a. Manajemen Lini 1) Penghimpunan -
Sosialisai ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah)
-
Layanan konseling ZIS
-
Layanan penerimaan dana ZIS termasuk donasi kemanusiaan dan
program
tanggungjawab
social
perusahaan
yang
dikerjasamakan -
Layanan Muzakki/donatur
2) Pendayagunaan -
Pelayanan social untuk kebutuhan krisis dan mendesak
-
Pengembangan ekonomi masyarakat
-
Pengembangan sumber daya masyarakat
b. Manajemen Pendukung. Keuangan dan Administrasi -
Pencatatan, pendokumentasian dan pengarsipan transaksi dana ZIS (zakat, infak dan sedekah)
-
Pengelolaan dana ZIS sesuai ketentuan syariah dan prinsip akuntansi yang berlaku
-
Penerbitan laporan keuangan berkala, termasuk yang diaudit oleh Akuntan Publik
-
Pengelolaan dan pengembangan sumber daya insani amil
-
Pengelolaan kesekretariatan dan tata graha lembaga
51
c. Manajemen Kontrol. Dewan Syariah, Internal Auditor Dalam tataran praktis, dana zakat, infak dan sedekah menjadi salah satu tiang pemberdayaan. Dalam tataran lain, Dompet Dhuafa pun harus membangkitkan semangat membangun yang non-ZIS. Faktor yang lain itu adalah jiwa, tenaga, waktu dan doa. Faktor ini harus berintegrasi dalam satu jalinan, baik dikalangan muzaki dalam lembaga Dompet Dhuafa Republika dan mitra maupun ditingkat mustahik.
2. Program Kegiatan a. Bidang Pendidikan 1) Sekolah Unggul Bebas Biaya “SMART Ekselensia Indonesia”. SMART Ekselensia Indonesia adalah sekolah tingkat menengah berasrama dan bebas biaya yang berada di bawah naungan Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa. Didirikan pada tahun 2004, sekolah ini telah memiliki siswa didik berjumlah 137 untuk 4 angkatan. Sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak dari kalangan dhuafa yang berprestasi dari seluruh Indonesia ini digagas untuk meningkatkan harkat dan derajat kaum dhuafa melalui program pendidikan dan pembinaan yang komprehensif dan berkesinambungan. Diharapkan, setelah melalui proses pendidikan dan pembinaan di SMART EI, setiap siswa memiliki bekal berkarya untuk bangsa, negara dan agamanya
52
2) Beastudi Sarjana “Beastudi Etos”. Beastudi Etos adalah beastudi yang diperuntukkan bagi mahasiswa berpotensi namun memiliki keterbatasan ekonomi di sebelas perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Bentuk beastudi yang diberikan adalah biaya masuk perguruan tinggi, SPP semester I dan II, akomodasi asrama selama tiga tahun, uang saku sebesar Rp 400.000,00 – Rp 450.000,00 per bulan selama tiga tahun, dan pelatihan pengembangan diri (self development training) 3) Pengembangan Kapasitas Guru “ Makmal Pendidikan”. Makmal Pendidikan adalah sebuah laboratorium pendidikan yang berusaha menjawab kebutuhan peningkatan kualitas guru dan sekolah melalui program-programnya yakni pelatihan guru, pendampingan, dan sahabat guru Indonesia. Pelatihan guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru akan berdampak pada pengelolaan pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Peningkatan kualitas hasil belajar yang dimaksud adalah daya kreatifitas, penalaran, kearifan sosial dan peningkatan nilai akademik. b. Bidang Kesehatan 1) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) merupakan lembaga non profit jejaring Dompet Dhuafa Republika khusus di bidang kesehatan yang melayani kaum dhuafa secara paripurna melalui pengelolaan dana sosial masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf) dan dana sosial perusahaan. Untuk itu, pada tahun 2001, Dompet Dhuafa Republika mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat,
53
guna memberikan akses layanan kesehatan yang layak dan optimal secara gratis bagi kaum dhuafa. Lebih dari 150.000 kaum dhuafa telah terlayani oleh LKC. 2) Rumah Sakit Gratis, Untuk mengembangkan layanan di tahun 2007, Dompet Dhuafa Mendirikan lagi Rumah Sehat di Masjid Sunda Kelapa. Tercatat 200.000 member kaum dhuafa yang sudah mendapatkan layanan ini secara Cuma-Cuma pula. Dan untuk lebih meningkatkan kualitas layanan kesehatan kepada kaum dhuafa, Dompet Dhuafa Republika berinisiasi membangun Rumah Sehat Terpadu (RST). Dari sinilah diharapkan lahir model layanan kesehatan yang dibiayasi seluruhnya dari dana zakat, infak/sedekah serta wakaf. 9 c. Bidang Sosial 1) Pengembangan Kemandirian “Institut Kemandirian”. Sebuah model pemberdayaan praktis dalam satu area terpadu dijadikan semacam diklat/sekolah kemandirian ini didirikan pada 23 Mei 2005. Ada dua jenis pelatihan keterampilan mandiri yang diselenggarakan di IK yakni Pelatihan Kewirausahaan dan Pelatihan Keterampilan Teknis. Yang pertama bermaksud membangun wawasan dan motivasi kewirausahaan bagi peserta didik yang terdiri atas masyarakat pengusaha kecil, pemula usaha, dan kalangan khusus yang kelak diharapkan dapat memantik aktivitas mandiri di lingkungannya. Sedangkan pelatihan teknis, yang
9 Profil Dompet Dhuafa Republika, diakses pada tanggal 25 Maret 2010 dari Http//: Dompet Dhuafa.or.id
54
bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknis terdiri atas kelompok keterampilan otomotif, menjahit, dan perkayuan. Untuk menunjang berbagai pelatihan ini telah ditempatkan empat buah laboratorium praktik yakni Laboratorium Otomotif, Laboratorium Katering, Laboratorium Menjahit, dan Laboratorium Perkayuan. Bekal keterampilan peserta ini sungguh membanggakan karena dari lulusan IK kini telah tersebar ‘’virus’’ kemandirian yang terus mengembang dan menjadikan kalangan dhuafa percaya diri untuk memulai usaha. Sampai 2008, telah terbina jejaring kemandirian dengan kalangan koperasi,
kelompok
peminat
ussaha
mandiri,
frenchiser,
dan
perusahaan-perusahaan yang ingin memanfaatkan dana CSR dalam suatu kerja sama pelatihan kemandirian. 2) BMT Center Kerinduan terhadap lahirnya lembaga keuangan yang berpihak kepada kaum lemah merupakan cita-cita awal DD. Sejak munculnya BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) di Jakarta dan Semarang (BMT Insan Kamil dan Binama), terasa perlu adanya lembaga yang menggalang tumbuhnya lembaga keuangan serupa dalam satu sinergi, Dompet Dhuafa (DD) telah berhasil mensponsori lebih kurang pendirian 60 LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah-termasuk BMT) dan tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Sebagai kelanjutan dari langkah ini tahun 2006 DD memfasilitasi silaturahmi 200 pengelola BMT seJawa dan Sumatera sekaligus menandai berdirinya Perhimpunan BMT
55
Indonesia yang kemudian dikenal dengan nama BMT Center. Di bahwa sinergi BMT Center aneka program telah digulirkan dan meliputi advokasi, konsultasi, jasa audit syariah, training, pooling fund, dan penempatan dana. Aliansi ini berlanjut dengan menangani sindikasi pembiayaan, aktivitas kliring, dan penjaminan dana. 3) Baitul Maal Desa (BMD) Program ini bertujuan untuk memudahkan bagi masyarakat khususnya di pedesaan dalam rangka meningkatkan kemandirian dalam kehidupan ekonomi. Program Baitul Maal Desa (BMD) ini sebenarnya adalah perluasan dari konsep BMT (Baitul Maal wat Tamwil) yang sudah lebih dahulu berkembang. Program BMD menitikberatkan pada pengembangan potensi lokal setempat. Banyak desa-desa di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi yang besar seperti pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan, industri kerajinan, dan sebagainya. Potensi ini kadangkala tidak berkembang disebabkan kurangnya perhatian dan pengetahuan dari para pelakunya yang banyak berasal dari kalangan rakyat kecil. Dengan Program BMD ini, diharapkan, potensi bisa lebih maju, berkembang dan menghidupi ekonomi daerah setempat. Dana yang diberikan kepada masyarakat sifatnya bergulir (revolving fund). Dana awal terus berputar dari satu mustahik ke mustahik lain, berbeda dengan dana pinjaman dari institusi perbankan yang mesti dikembalikan. Dana bergulir ini dimaksudkan untuk merangsang minat dan
kreativitas
usaha
masyarakat, tanpa harus takut dengan
56
pengambalian. Setelah satu Mustahik berhasil, dana ini akan berpindah ke Mustahik lainnya dan seterusnya. 4) Kampoeng Ternak, sesuai namanya merupakan lembaga mandiri di bawah Dompet Dhuafa yang semula dipantik oleh animo dan keberhasilan program Tebar Hewan Kurban. Dari tahun ke tahun, sambutan masyarakat akan keberhasilan program yang melibatkan penyediaan ribuan hewan ternak sehat itu makin tak terbendung. Hal ini sekaligus
menginspirasi
lahirnya
pola
pemberdayaan
berbasis
peternakan yang dapat menyejahterakan warga pedesaan. Program Pokok
dari
Kampoeng
Ternak
utamanya
adalah
melakukan
pengembangan riset peternakan untuk melahirkan hewan ternak sehat, dan yang kedua adalah pemberdayaan peternak dhuafa. Program riset dan pengembangan Kampoeng Ternak meliputi pembibitan (breeding), pakan, teknologi, manajemen, dan veteriner. Sedangkan program pemberdayaan peternak dibangun dengan menginisiasi kelompok peternak di daerah binaan DD. Kelompok peternak ini disebut mitra DD yang akan menjadi bagian dari proses penyiapan ternak dalam lini pengadaan ternak saat Tebar Hewan Kurban setiap tahun. Kampoeng Ternak kini melakukan aktivitas penyediaan ternak sehat yang mampu memproduksi hewan untuk memasok THK sekitar 1000 ekor domba dan sapi. Sedangkan untuk kemitraan dengan peternak dhuafa, DD menyiapkan tim yang mendampingi peternak di dusun-dusun mitra di seluruh pelosok tanah air untuk menyiapkan hewan yang akan dipotong
57
di daerah peternak dan sekitarnya pada saat Tebar Hewan Kurban yang fenomenal itu. 5) Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa berdiri pada bulan Juni 1999 yang semula bernama Laboratorium Pengendalian Biologi DD Republika yang berfungsi untuk meneliti dan mengembangkan sarana pertanian tepat guna untuk membantu petani kecil. Pertama kali diproduksi oleh Laboratorium Pengendalian Biologi DD Republika adalah biopestisida (pengendali hama tanaman) berbahan aktif virus serangga NPV (nuclear polyhedrosis virus) yang ramah lingkungan. Produk biopestisida yang berbahan aktif virus patogen serangga hama tersebut, merupakan yang pertama diproduksi di Indonesia dengan nama VIR-L, VIR-X dan VIR-H. Kemudian hasil dari penelitian dan perakitan teknologi tepat guna pada tahun 2000 dihasilkan pupuk organik OFER dan pestisida nabati PASTI berbahan aktif ekstrak akar tuba (Derris sp.). 6) Pada tahun 2002 Laboratorium Pengendalian Biologi berubah nama menjadi Usaha Pertanian Sehat (UPS), hal ini berkaitan erat dengan upaya pengembangan pemasaran produk-produk yang dihasilkan Laboratorium sebelumnya.
Pemisahan laboratorium dan usaha
dilakukan pada awal tahun 2003 menjadi LPS yang berada di Jejaring Aset Sosial (JAS) dan UPS yang berada di Jejaring Aset Reform (JAR). Selain produk Laboratorium, UPS juga mulai membantu pemasaran produk pertanian dari petani-petani yang telah menggunakan teknologi
58
ramah lingkungan, diantaranya berupa Beras Sehat Bebas Pestisida. Kemudian menginjak awal tahun 2004 Laboratorium Pertanian Sehat dan Usaha Pertanian Sehat disatukan kembali menjadi Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa di bawah koordinasi Jejaring Aset Reform (JAR) dengan mandat yang lebih luas tidak hanya penelitian dan produksi sarana pertanian sehat, tetapi juga berupaya untuk melakukan
pemberdayaan
petani
dhuafa
melalui
Program
Pemberdayaan Pertanian Sehat (P3S). Pada tahun 2005 seiring dengan perubahan internal lembaga holding Dompet Dhuafa, LPS menjadi salah satu jejaring pengembangan ekonomi yang diharapkan dapat menjadi sebuah lembaga mandiri secara financial dari sektor produksi dan bisnis dengan tetap tidak kehilangan jatidirinya sebagai jejaring dari lembaga nirlaba Dompet Dhuafa. d. Bidang Ekonomi Masyarakat mandiri a. Program Berbasis Klaster 1) Pemberdayaan Petani Gula Kelapa Pacitan, Jawa Timur 2) Pemberdayaan Peternak Itik di Tangerang 3) Pemberdayaan
Pemberdayaan
Perajin
Tahu
Iwul
Berbasis
Pengelolaan Lingkungan dengan Sistem ZeroWaste di Bojong Sempu (Parung), Bogor 4) Pemberdayaan Petani Ubi Jalar Melalui Penumbuhan Agroindustri berbasis komunitas di Kuningan, Jawa Barat
59
b. Program Non Klaster Pemberdayaan
Pemberdayaan
Aneka
Usaha
Yang
Didukung
Pembiayaan Usaha Mikro Berbasis kelompok Potensi Lokal di Buanajaya (Bogor), Muara (Tangerang), Sukawijaya (Bekasi). c. Program Wilayah Pekerja Migran Pemberdayaan Keluarga Pekerja Migran Berbasis Pengelolaan Remiten Keluarga pekerja Migran di Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat. d. Program Kemitraan (CSR, donor luar) 1) Pemberdayaan Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Revitalisasi Posyandu Yang Didukung Oleh Usaha Ekonomi Produktifdi Tangerang 2) Program Pemberdayaan Komite Sekolah Yang Didukung Oleh Usaha Ekonomi Produktif di Sukabumi 3) Micro Enterprise Empowerment Program di Aceh 4) Pemberdayaan Masyarakat Seputar Jalur Pantura e. Program Pemberdayaan Pelaku Usaha Mikro Makanan Jajanan Yang Rentan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) Berbahaya f. Pemberdayaan Kelompok Pengusaha Mikro Makanan Jajanan Sehat Jakarta g. Program Yang Muda Yang Mandiri : Pemberdayaan Pemuda Pengangguran dan Putus Sekolah Berbasis Kelompok Melalui Kegiatan Kewirausahaan h. Program Kemitraan (CSR, donor luar)
60
i. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Seputar Masjid: Jakarta (Warakas, Pademangan), Bogor (Cibubur & Muara Beres, Cibinong) j. Pemberdayaan Komunitas
5. Bantuan dan Keterampilan Salah satu program penting yang menjadi salah satu puncak aktivitas di Dompet Dhuafa adalah Program Penanganan Bencana Alam, Sosial dan Peperangan. Sejak awal Dompet Dhuafa memiliki pemihakan yang nyata dan melakukan aktivitas pionir bagi masyarakat Indonesia—di mana pun adanya, untuk tanggap terhadap keberadaan bencana. Pasukan DD yang selalu ingin menjadi yang terdahulu berada di lokasi bencana, semata-mata bukan semata ingin mendapat pujian. Karena, pada hakikatnya setetes bantuan dan keberadaan sahabat, saudara di saat yang dibutuhkan, biasanya memang tak bisa ditunggu lebih lama. Pasukan cepat tanggap DD, biasanya telah ada di lokasi untuk menjadi salah satu perajut aliran bantuan dan aksi lokal yang diperlukan di daerah bantuan, pada jamjam pertama kegentingan sesudah bencana. Pada saat itulah, melalui berbagai upaya pengobatan yang dibantu LKC Bencana, program recovery bencana mulai dijalankan. Segenap sumber daya dan bantuan kemudian dialirkan dalam kerangka kedaruratan. 6. Pengembangan Bisnis Penghimpunan dana dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber yang paling umum adalah dengan sumbangan uang tunai. Namun, terdapat
61
juga sumber lain dalam rangka menjaring dana sosial, salah satunya dengan cara berbisnis. Dompet Dhuafa memiliki “2nd STORE” (Seken Store), yang menjalankan usaha penjualan barang bekas pakai yang masih layak. Seken Store menerima hibah barang dari para Donatur yang ingin menyumbang dengan alternatif non tunai. Oleh Seken Store, barang-barang hibah ini dijual kembali dengan harga yang sangat terjangkau. Tercatat sejumlah Artis ternama sudah mendonasikan barang-barangnya ke Seken Store dari mulai kereta bayi, alat rumah tangga, baju-baju dan aksesoris bermerek terkenal dsb. Hasil penjualan akan masuk ke Dompet Dhuafa sebagai pendapatan (Fundraising)
3. Sistem Manajemen Mutu Organisasi
yang
bekerja
dengan
sistem
adalah
tumpuan
kesinambungan. Sebagai langkah penyempurnaan sistem yang telah dibangun. lembaga mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu standar ISO 9001:2000. Lembaga bergerak dengan system yang berdokumentasi dan diimplementasikan konsisten. Kebijakan, prosedur hingga instruksi dan alur kerja didesain sesuai format Organisasi dengan system adalah tumpuan kesinambungan. 10
10 Profil Dompet Dhuafa Republika, diakses pada tanggal 25 Maret 2010 dari Http//: Dompet Dhuafa.or.id
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika 1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi Dompet Dhuafa Republika Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan. Laporan keuangan tidak hanya dibuat sebagai hasil akhir dari proses arus keuangan, namun pembuatan laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika merupakan implementasi dari prinsip dasar Dompet Dhuafa yaitu transparan (amanah). Dompet Dhuafa Republika tidak akan mendapatkan kepercayaan dari muzakki atau masyarakat jika tidak membuat laporan keuangan. 1 Laporan keuangan yang dibuat juga tidak akan dipercaya begitu saja oleh pihak lain, jika tidak mendapatkan cross check dan pengesahan dari kantor publik. Dengan adanya laporan keuangan merupakan bukti dasar dari implementasi kinerja yang profesional dan terpercaya. Menurut Pedoman Akuntansi yang dikeluarkan oleh Forum Zakat yang menjadi acuan Dompet Dhuafa menguraikan tujuan pelaporan keuangan Dompet Dhuafa Republika, yaitu untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional, seperti: 2
1
Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum Zakat,2005) h. 8 2
62
63
a. Orang yang berkewajiban untuk berzakat (Muzakki) b. Pihak lain yang memberikan sumber daya selain zakat c. Otoritas Pengawasan d. Pemerintah e. Masyarakat f. Lembaga mitra Pihak yang menggunakan laporan keuangan memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai jasa yang telah diberikan Dompet Dhuafa Republika dan kemampuannya untuk terus memberikan pelayanan jasa serta menilai proses manajemen Dompet Dhuafa Republika dalam melaksanakan tanggungjawabnya dan aspek lain dari kinerja kerja. Laporan keuangan merupakan sarana mempertanggungjawabkan manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada Dompet Dhuafa Republika. 3 Selain itu, penyajian laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika memberikan manfaat sebagai media informasi mengenai: a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban dan aktiva bersih dana Dompet Dhuafa Republika. b. Pengaruh transaksi keuangan, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih. c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya.
3
Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010
64
d. Mengetahui proses Dompet Dhuafa Republika mendapatkan dan membelanjakan kas serta faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditas. e. Kepatuhan Dompet Dhuafa Republika terhadap ketentuan syariah serta informasi penerimaan yang tidak sesuai dengan syariah bila ada dan bagaimana penerimaan tersebut diperoleh serta penyalurannya. f. Usaha peningkatan kesejahteraan, merubah kondisi atau menyelesaikan permasalahan penerima zakat (mustahik). Konsep dasar dalam pembuatan laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika telah mengikuti standar yang berlaku, yaitu: a. Konsep kesatuan usaha Meskipun menerapkan sistem akuntansi dana yang menganggap bahwa masing-masing dana merupakan identitas yang terpisah, namun dalam laporan keuangannya telah menyajikan informasi komprehensi dari masing-masing dana yang ada karena lembaga membuat laporan keuangan dikonsolidasi. b. Kesesuaian Kesesuaian (Matching concept) dalam pelaporan Dompet Dhuafa Republika terlihat dalam laporan sumber dan penggunaan dana yang memperlihatkan dari mana asal perolehan dana dan kemana saja penggunaannya. Perubahan saldo dana terlihat dalam laporan perubahan dana termanfaatkan.
65
c. Konsisten Dompet Dhuafa telah menerapkan prosedur dan metode akuntansi secara konsisten dalam pembuatan laporan keuangannya. d. Periodisasi Laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika telah disusun berdasarkan periodisasi menurut tahun hijriah.
2. Alur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Dompet Dhuafa Republika a. Penerimaan Dana Penerimaan dana adalah penambahan sumber daya organisasi yang berasal dari pihak eksternal dan internal, baik berbentuk kas maupun nonkas. 4 Penerimaan dari aktivitas penghimpunan dana masyarakat disebut donasi. Jenis donasi yang diterima organisasi penerimaan zakat berupa zakat, infak, shadaqah, hibah, wasiat, dan kafarat dengan akad mutlaq dan atau muqoyyad. 5 Selain itu, organisasi juga menerima dana lain yang sesuai dengan ketentuan syariah. Penerimaan yang diterima dari aktivitas pengelolaan dana dapat berupa pengembalian piutang, pinjaman, dana bergulir, investasi dan dana lainnya.
4
Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat 2005, ( Jakarta: Forum Zakat, 2005), h. 61 5 Ibid, h. 2
66
Penerimaan dana zakat, infak dan sedekah yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Republika berpedoman pada standar prosedur kerja yang telah ditetapkan dan mengacu pada buku Pedoman akuntansi organisasi pengelola zakat yang diterbitkan oleh Forum Zakat. Alur penerimaan dana menurut standar prosedur kerja Dompet Dhuafa Republika adalah: 1) Seorang muzakki atau donatur membayarkan zakat, infak/sedekah,wakaf dan solidaritas kemanusiaan di Dompet Dhuafa Republika yang dapat dilakukan dengan setor tunai langsung ke sekretariat penghimpunan dana Dompet Dhuafa Republika. Selain itu, muzakki dapat melakukan penyetoran melalui transfer, pemindah bukuan atau setor tunai kerekening atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika. 2) Jika setor langsung, muzakki akan mendapatkan bukti kwitansi asli dari Dompet Dhuafa Republika. 3) Jika melalui Bank baik transfer maupun potong langsung gaji akan terlihat pada rekening koran diakhir bulannya 4) Bukti setor tunai dan rekening koran kemudian diposting sesuai jenis dana dan COA (Chart of Account). 5) Setelah dilakukan posting kemudian diperiksa dan diparaf oleh Bendahara. 6) Dari buku besar (ledger) kemudian dimasukkan ke sistem akuntansi sehingga menghasilkan laporan keuangan.
67
7) Laporan keuangan tersebut kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh bendahara. 8) Laporan keuangan tersebut kemudian disimpan dalam file untuk diarsipkan. b. Pengeluaran Dana Penggunaan dana ialah pengurangan sumber daya organisasi baik berupa kas maupun nonkas dalam rangka penyaluran, pembayaran, beban atau pembayaran hutang. 6 Penggunaaan dan diklasifikasikan menjadi beban dan penyaluran. Penyaluran yaitu penggunaan dana yang ditujukan untuk kepentingan mustahik atau pihak yang berhak menerima dana berdasarkan program kerja lembaga amil zakat sesuai dengan ketentuan syariah. Beban yang dimaksud yaitu penggunaan dana untuk kepentingan operasional lembaga amil zakat, seperti: gaji, biaya administrasi dan biaya rumah tangga Dompet Dhuafa Republika. Pengeluaran dana zakat, infak, sedekah dan solidaritas kemanusiaan yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Republika berpedoman pada standar prosedur kerja yang telah ditetapkan. Penetapan alur pengeluaran dana menurut standar prosedur kerja Dompet Dhuafa Republika sebagai berikut: 7 1) Setelah Dompet Dhuafa Republika memilih orang-orang yang berhak menerima penyaluran dana zakat, infak dan sedekah, maka pada proses penyaluran dana mustahik dapat langsung mengambil uangnya melalui 6
Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum Zakat,2005) , h. h. 67 7 Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010
68
jejaring Dompet Dhuafa Republika yaitu Lembaga pelayanan masyarakat (LPM). 2) Jika melalui Lembaga Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa Republika, maka mustahik tersebut diberikan bukti kwitansi pengeluaran dana dan ditanda tangani oleh mustahik sebagai penerimaan dana. 3) Jika melalui bank, maka dana tersebut akan dipindahkan dan setiap bulannya bank mengeluarkan bukti berupa rekening koran. 4) Bukti kwitansi pengeluaran yang asli dan rekening koran (penyaluran dana) kemudian diposting sesuai jenis dana dan COA (Chart of Account). 5) Setelah diposting kemudian diperiksa dan diparaf oleh bendahara 6) Dari buku besar (ledger) kemudian dimasukan ke sistem akuntansi sehingga menghasilkan laporan keuangan 7) Laporan keuangan tersebut kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh bendahara. 8) Laporan keuangan tersebut kemudian disimpan dalam file untuk diarsipkan.
3. Klasifikasi Kode Rekening Dompet Dhuafa Republika Kode rekening atau kode akun merupakan sebuah kerangka yang mempergunakan angka atau huruf atau kombinasi huruf dan angka untuk
69
memberikan tanda klasifikasi yang sebelumnya. 8 Daftar kode rekening Dompet Dhuafa Republika terdapat pada lampiran 1.
4. Jurnal Standar a. Jurnal Penerimaan dana Jurnal standar penerimaan dana merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi penerimaan dana dalam aktivitas keuangan. Jurnal standar penerimaan dana terdiri dari: 9 1)
Penerimaan dari Aktivitas Penghimpunan Dana a) Jurnal penerimaan donasi dana kas Penerimaaan ZISWAF (misal: zakat penghasilan) (D) Kas (K) Penerimaan zakat penghasilan b) Jurnal penerimaan donasi nonkas: Penerimaan infak barang (D) Aktiva lain-lain (K) Penerimaan infak Penerimaan wakaf (D) Tanah (K) Penerimaan wakaf
8
Hertanto Widodo dan Teten Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat, h. 62 9 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum Zakat,2005), h. 63
70
2)
Penerimaan dari Aktivitas Pengelolaan a) Jurnal pengembalian piutang (D) Kas (K) Penerimaan dari pengembalian piutang (D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva-piutang (K) Piutang b) Jurnal perolehan hutang (D) Kas (K) Penerimaan dari perolehan hutang (D) Dana yang harus disediakan untuk hutang (K) Hutang c) Jurnal penerimaan bagi hasil Penerimaan bagi hasil Bank Syariah (D) Bank “A” (K) Penerimaan bagi hasil Penerimaan bagi hasil investasi/dana bergulir (D) Kas (K) penerimaan bagi hasil d) Jurnal Penerimaan Jasa Giro/Bunga/Non halal lainnya (D) Bank “A” (K) Penerimaan dana tidak sesuai syariah
71
e) Jurnal Penjualan Aset (D) Kas (K) Penerimaan dana penjualan asset (D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva tetap (D) Akumulasi penyusutan aktiva tetap (K) Aktiva tetap (Cat: tidak ada pengakuan keuntungan/kerugian atas penjualan asset) f) Jurnal selisih nilai tukar lebih Penukaran mata uang asing (D) Kas (K) Selisih nilai tukar lebih (K) Kas asing Penyaluran dalam mata uang asing (D) Santunan fakir miskin (K) Selisih nilai tukar lebih (K) Kas asing g) Jurnal penarikan investasi (D) Kas (K) Penerimaan dana penarikan investasi (D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva-investasi (K) Investasi
72
(Cat: tidak ada pengakuan keuntungan/kerugian atas penarikan investasi)
b. Jurnal Pengeluaran Dana Jurnal standar pengeluaran dana merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran dana dalam aktivitas keuangan. Jurnal standar pengeluaran dana terdiri dari: 10 1) Penggunaan Dana untuk Penyaluran a) Jurnal penyaluran kas Penyaluran santunan fakir miskin (D) Penyaluran santunan fakir miskin (K) Kas b) Jurnal penyaluran non kas Penyaluran sembako (D) Penyaluran sembako (K) Persediaan sembako 2) Penyaluran Dana untuk Aktivitas Operasional (beban) Jurnal pengeluaran beban gaji D) Beban gaji (K) Kas
10 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum Zakat,2005) h . 68
73
3) Penggunaan dana untuk transaksi yang tidak selesai dalam satu kali pencatatan a) Jurnal pemberian piutang (D) Pemberian piutang (K) Kas (D) Piutang (K) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva piutang b) Jurnal pembayaran hutang (D) Pembayaran hutang (K) Kas (D) Hutang (K) Dana yang harus disediakan untuk hutang c) Jurnal Pembelian Aset (D) Pengadaan aktiva (K) Kas (D) Aktiva tetap (D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva-aktiva aset d) Jurnal Perolehan investasi (D) Pengeluaran investasi (K) Kas (D) Investasi (D) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva investasi
74
Analisis dalam aktivitas keuangan Dompet Dhuafa Republika mencatat jurnal akuntansi penerimaan yang dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1) Dompet Dhuafa Republika menerima dana zakat dari muzakki dengan melakukan penyetoran via bank disertai dengan keterangan zakat profesi maka jurnalnya adalah: (D) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341 (K) Zakat Profesi lainnya 2) Dompet Dhuafa Republika menerima dana zakat dari muzakki karyawan Dompet Dhuafa dengan melakukan penyetoran via bank, maka jurnalnya adalah: (D) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341 (K) Zakat Profesi Karyawan Dompet Dhuafa 3) Dompet Dhuafa Republika menerima pengembalian piutang qardul hasan maka jurnalnya adalah: (D) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341 (K) Pengembalian piutang qardul hasan Pada aktivitas penyaluran keuangan Dompet Dhuafa Republika, proses pencatatan pada jurnal akuntansi penyalurannya dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1) Dompet Dhuafa Republika menyalurkan dana zakat kepada Yayasan Kasih Ibu, maka jurnalnya adalah:
75
(D) Bantuan Yayasan Kasih Ibu (K) Zakat Bank Syariah Mandiri No. Rekening 004.001.2341 2) Dompet Dhuafa Republika menyalurkan dana zakat untuk peduli pendidikan, maka jurnalnya adalah: (D) Bantuan Pendidikan (K) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341 3) Dompet Dhuafa Republika menyalurkan dana zakat rutin kepada beberapa da’i, maka jurnalnya adalah: (D) Bantuan untuk da’i (K) Zakat Bank Syariah Mandiri No.Rekening 004.001.2341
5. Sistem Akuntansi Dompet Dhuafa Republika Sistem akuntansi dalam Dompet dhuafa Republika menerapkan sistem akuntansi dana, 11 dimana masing-masing dana dianggap sebagai entitas sendiri, sehingga setiap jenis dana membutuhkan laporan keuangan tersendiri yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan arus kas, laporan dana termanfaatkan dan catatan atas laporan keuangan. Sistem akuntansi dana ini tepat diterapkan oleh organisasi nirlaba seperti lembaga amil zakat Dompet Dhuafa Republika karena masing-masing dana berkaitan dengan adanya pembatasan penggunaaan dana sesuai dengan tujuan muzakki atau masyarakat dalam membayarkan donasinya. Apakah
11
Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010
76
berupa zakat, infak/sdekah, wakaf, solidaritas kemanusiaan atau dana pengelola. Selain itu, sistem akuntansi dana yang digunakan oleh Dompet Dhuafa Republika bertujuan untuk menjamin akuntabilitas mengenai pemanfaatan dana-dana yang ada.
6. Komponen laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika memiliki
jenis-jenis laporan keuangan,
terdiri dari: a. Laporan posisi keuangan (Neraca) Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersamaan dengan laporan keuangan lainnya dapat membantu pihak pengguna laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika untuk menilai: 1) Kemampuan Dompet Dhuafa Republika untuk memberikan jasa secara berkelanjutan 2) Menilai
likuiditas,
fleksibilitas
keuangan,
kemampuan
untuk
memenuhi kewajibannya dan kebutuhan pendanaan eksternal jika dibutuhkan. Unsur-unsur yang terdapat dalam laporan posisi keuangan Dompet Dhuafa Republika antara lain: 1) Aktiva Aktiva adalah harta yang dimiliki oleh organisasi yang memiliki nilai dapat diukur dengan andal dan memiliki manfaat ekonomi untuk
77
kepentingan organisasi. 12 Total aktiva disajikan secara jelas pada laporan posisi keuangan Dompet Dhuafa Republika yang terdiri dari akun kas dan setara kas, barang berharga, piutang jangka pendek, biaya dibayar dimuka dan uang muka kegiatan, dana bergulir, investasi, aktiva tetap- nilai buku. Penyajian aktiva juga didasarkan atas urutan likuiditasnya 2) Kewajiban Kewajiban adalah kemungkinan adanya pemanfaatan sumber daya organisasi dimasa yang akan datang yang timbul akibat adanya transaksi dimasa lalu, yang menjadi tanggung jawab organisasi untuk menyelesaikannya
dengan
memberikan
sumber
daya
yang
mengandung manfaat. 13 Kewajiban yang disajikan pada laporan posisi keuangan Dompet Dhuafa Republika berdasarkan tanggal jatuh tempo yaitu kewajiban jangka pendek (biaya masih harus dibayar), hutang lain-lain, dan imbalan pasca kerja, yang selanjutnya diakhiri dengan jumlah kewajiban. 3) Saldo dana Saldo dan merupakan selisih aktiva setelah dikurangi kewajiban. Saldo dana disebut juga aktiva bersih. Aktiva bersih yang disajikan pada posisi keuangan Dompet Dhuafa Republika terdiri dari akun sumber
12 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat. (Jakarta: Forum Zakat,2005) h. 23 13 Ibid, h. 49
78
dan penggunaan dana, dan dana termanfaatkan dan diakhiri dengna jumlah saldo dana. Format laporan posisi keuangan terdapat pada lampiran 2. b. Laporan sumber dan penggunaan dana Tujuan utama dalam laporan sumber dan penggunaan dana, yaitu menyediakan informasi tentang pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat saldo dana, mengenai hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan proses penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Dalam laporan sumber dan penggunaan dana yang digunakan bersama dengan penyajian informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk: 1) Mengevaluasi kinerja keuangan dalam suatu periode 2) Menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan Dompet Dhuafa Republika dalam memberikan jasa. 3) Dan menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajeman Dompet Dhuafa Republika. Laporan sumber dan penggunaan dana mencakup struktur Dompet Dhuafa Republika secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah saldo dan selama suatu periode. Perubahan saldo dana dalam laporan sumber dan penggunaan dana selanjutnya tercermin pada saldo dana dalam laporan posisi keuangan.
79
Unsur yang mencakup laporan sumber dan penggunaan dana Dompet Dhuafa Republika, antara lain: 1) Sumber dana Dompet Dhuafa Republika menyajikan laporan sumber dananya dibedakan dalam dua bagian sumber dana yaitu: 14 a) Sumber dana dari dana zakat, dana infak/sedekah, dana pengelola dana solidaritas kemanusiaan b) Sumber dana dari non donatur (jasa giro) 2) Penggunaan dana Penggunaan dana merupakan pengurangan sumber daya organisasi baik berupa kas atau nonkas. Pengurangan sumber daya tersebut terdapat pada ,terdiri dari: a) Penggunaan langsung (sosialisasi) zakat, infak/sedekah, wakaf (ZISWAF), operasional dan sosial. b) Penyaluran terakumulasi dalam aktiva yaitu zakat, infak/sedekah dan wakaf dan sosial c) Pembayaran hutang operasional dan sosial. 3) Transfer dana (surplus/defisit dan saldo dana) Menyajikan keadaan sumber dana setelah dikurangi oleh penggunaan dana yang dinyatakan dalam surplus atau defisit. Selain itu juga menyajikan saldo akhir dari dana Dompet Dhuafa Republika dalam satu periode setelah adanya penjurnalan dan surplus atau defisit dan saldo 14
Wawancara pribadi dengan Dian Refiyah, Jakarta, 23 Maret 2010
80
awal. Format laporan sumber dan penggunaan dana terdapat pada lampiran 3. c. Laporan arus kas Laporan arus kas bertujuan untuk pengguna laporan dalam menilai kemampuan dalam menghasilkan kas dan setara kas, baik kas masuk atau kas keluar sehingga dapat diketahui tingkat kenaikan atau penurunan bersih kas dan setara kas. Laporan arus kas Dompet Dhuafa Republika melaporkan arus kas dalam satu periode. Klasifikasi yang disajikan dalam laporan arus kas Dopet Dhuafa Republika antara lain: 1) Arus kas diperoleh dari aktivitas operasi yang terdiri dari penerimaan dana
masyarakat:
zakat,
infak/sedekah,
wakaf,
solidaritas
kemanusiaan, penerimaan dana jasa giro, pelunasan (pemberian piutang), hibah: fakir miskin, gharimin, ibnu sabil, fii sabilillah, mu’alaf, kegiatan sosial dana infak, kegiatan pendidikan dana infak, kegiatan ekonomi dana infak, pemasyarakatan ZIS, penggunaan dana wakaf,
bantuan
kemanusiaan,
pembangunan
sarana
umum,
operasional rutin, operasional lainnya, sosialisasi zana madina, program zana madina, uang muka kegiatan. 2) Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi terdiri dari: penarikan (penyaluran ) dana bergulir, penarikan (penyaluran) investasi, penjualan (pembelian) aktiva tetap.
81
3) Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan yaitu penerimaan (pelunasan) hutang. Pada laporan arus kas akan menyajikan kesimpulan tentang kenaikan atau penurunan bersih kas dan setara kas, kas dan setara kas pada akhir periode setelah dilakukan penjumlahan dengan kas dan setara kas pada awal periode dan penyajian data tambahan untuk aktivitas non kas. Format laporan arus kas terdapat pada lampiran 4 d. Catatan atas Laporan keuangan Tujuan penyajian catatan atas laporan keuangan untuk menginformasikan kepada pengguna laporan keuangan mengenai: 1) Gambaran umum Dompet Dhuafa Republika 2) Ikhtisar kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. 3) Penjelasan atas pos-pos yang dianggap penting yang terdapat dalam setiap komponen laporan keuangan. 4) Rasio-rasio keuangan 5) Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna untuk pengambilan keputusan. Analisis pada penyusunan laporan keuangan oleh Dompet Dhuafa Republika sudah memiliki sistem dimana penyusunan tersebut diawali dengan adanya pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana, pengelompokan dana, penjurnlan pemostingan, kemudian dimasukkan kedalam buku besar (Ledger)
82
dilanjutkan ke sistem akuntansi dimana sistem akuntansi yang digunakan adalah sistem akuntansi dana, akhir dari penyusunan tersebut menghasilkan laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika selain memiliki prosedur standar tersendiri Dompet Dhuafa juga mengacu pada Pedoman Akuntansi yang dikeluarkan oleh Forum Zakat.
B. Pelaporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika Dompet Dhuafa Republika merupakan gambaran umum sebagai lembaga amil zakat atau organisasi nirlaba yang dalam aktivitas sehari-harinya tidak berorientasi pada laba (keuntungan). Dompet Dhuafa Republika sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa pengelolaan zakat memiliki sumber pendanaan
dari
dana
zakat,
infak/sedekah,
wakaf,
dana
solidaritas
kemanusiaan, dana jasa giro dan dana pengelola dari para muzakki dan masyarakat. Dompet Dhuafa Republika dapat tumbuh dan berkembang sangat tergantung dari tingkat kepercayaan muzakki dan masyarakat dalam penyaluran dana zakat, infak/sedekah, wakaf dan dana lainnya. Semakin besar tingkat dana yang terhimpun dan penyaluran dana secara relevan, transparan dan bertanggungjawab merupakan wujud upaya peningkatan kepercayaan bagi muzakki dan masyarakat. Selain itu, tingkat ketaatan dalam menjalankan nilai-nilai syariah menjadi dasar dalam pelaksanaan dan kebijakan pada lembaga amil zakat Dompet Dhuafa Republika. Untuk menjaga hal tersebut maka dalam struktur
83
organisasi dicantumkan dewan pengawas syariah yang memiliki garis koordinasi dengan president direktor Dompet Dhuafa Republika. Dan hal tersebut menjadi nilai tambah bagi Dompet Dhuafa Republika untuk menjadi lembaga amil zakat yang berkembang dengan berdasarkan nilai-nilai hukum Islam sehingga Dompet Dhuafa Republika menjadi lembaga amil zakat tingkat nasional. Pengelolaan
zakat
yang
mencakup
kegiatan
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan terhadap penghimpunan, penyaluran dan pendayagunaan zakat sangat membutuhkan suatu keseriusan dan fokus dalam pelaksanaannya. Adanya pencapaian hasil yang maksimal, sehingga menuntut kinerja kerja harus profesional dan amanah. Proses pencatatan yang benar sesuai dengan aturan-aturan pencatatan akuntansi merupakan usaha untuk menghindari adanya ketimpangan pada laporan keuangan. Tujuan dari laporan keuangan Dompet Dhuafa telah mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba, Dompet Dhuafa memiliki tujuan laporan keuangannya yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Para donatur dan pihak lain yang terkait, yaitu muzakki, penyumbang yang menyalurkan dana selain zakat, otoritas pengawasan, pemerintah, masyarakat dan lembaga mitra untuk menggunakan laporan keuangan tersebut. Dan isi tujuan dari Pernyataan
84
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 yaitu menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi yang dimiliki oleh Dompet Dhuafa Republika juga telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 yaitu perolehan sumber daya dari donatur dalam hal ini muzakki dengan tidak mengharapkan imbalan dan tidak berupaya untuk memperoleh keuntungan atas pelayanan yang diberikan, serta tidak adanya hak kepemilikan atas Dompet Dhuafa Republika oleh para pendiri, pengurus dan staf pelaksana. Namun pengertian pembatasan waktu atas penggunaan sumber daya dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 memiliki pengertian yang berbeda dengan Dompet Dhuafa Republika. Pembatasan waktu atas penggunaan sumber daya untuk lembaga amil zakat seperti Dompet Dhuafa Republika sumber daya yang lebih cepat dan tidak berupaya menyisakan saldo dana yang berlebih itu mencerminkan kinerja yang lebih baik. Menurut Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK)
No.45
pengertian
pembatasan waktu penggunaan sumber daya yaitu diperbolehkan untuk mempertahankan dan membatasi penggunaan sumber daya secara permanen, temporer dan terikat. Pencatatan penerimaan dana oleh Dompet Dhuafa Republika mengacu pada Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat yang dikeluarkan oleh
85
Forum zakat dan telah memperhatikan pada Exposure Draft PSAK No.109. penerimaan dana Dompet Dhuafa Republika diperoleh dari aktivitas penghimpunan dana masyarakat berupa zakat, infak/sedekah, wakaf, dana solidaritas kemasyarakatan, dana jasa giro. Menurut Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109 penerimaan dana organisasi pengelola zakat yaitu zakat, infak dan sedekah. Untuk pelaksanaan penjurnalan Dompet Dhuafa Republika sudah mengikuti dengan baik Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat yang dikeluarkan oleh Forum Zakat. Hal tersebut dibuktikan dengan penerimaan dana atau kas masuk yaitu pos penempatan kas ada pada posisi debet dan untuk penyaluran dana atau kas keluar yaitu pos penempatan kas ada pada posisi kredit. Analisis pada komponen laporan keuangan yang dilaporkan oleh Dompet Dhuafa Republika secara umum sudah mengacu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan menyesuaikan pada Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109, yang terdiri dari: 1. Laporan posisi keuangan Tujuan dari laporan posisi keuangan Dompet Dhuafa sudah mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 yaitu untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan saldo dana serta informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
86
Penyajian akun-akun dalam format laporan posisi keuangan sudah mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109. Buktinya yaitu terdapat pos jumlah aktiva, jumlah kewajiban, jumlah saldo dana atau aktiva bersih. Klasifikasi aktiva dan kewajiban yang terdapat dalam laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika juga sudah mengacu kepada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 yaitu adanya unsur-unsur yang homogen. Namun, ada sedikit perbedaan penyebutan istilah akun saja, dalam Exposure Draft PSAK No.109 disebut dana amil dan di format Dompet Dhuafa Republika menyebutnya dengan akun operasional. Dan satu akun yang dituliskan dalam format laporan posisi keuangan Dompet dhuafa Republika yaitu saldo dana sosial yang bertujuan untuk penggunaan kegiatan sosial kemanusiaan akibat bencana alam. Akun saldo dana sosial tidak ada di Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109, namun hal ini tidak berpengaruh buruk sehingga tidak menjadi masalah untuk tetap dilanjutkan adanya akun tersebut. 2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Tujuan laporan sumber dan penggunaan dana yang dibuat oleh Dompet Dhuafa Republika menampilkan kesesuaian dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45, Dompet Dhuafa Republika bertujuan membuat laporan sumber dan penggunaan dananya yaitu menyediakan informasi tentang pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah
87
jumlah dan sifat saldo dana, mengenai hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, dan proses penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tujuan utama laporan aktivitas yaitu menginformasikan pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi dan bagaimana penggunaan dana. Dompet dhuafa Republika menyajikan judulnya dengan judul laporan sumber dan penggunaan dana. Sedangkan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 menyajikan judulnya yaitu laporan aktivitas dan Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109 berjudul yaitu laporan perubahan dana. Untuk penempatan akun-akunnya Dompet Dhuafa Republika berbeda dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45, hal tersebut karena ruang lingkup Dompet Dhuafa Republika sebagai organisasi Pengelola zakat. Akan tetapi secara umum pos-pos yang disajikan telah sesuai. Laporan sumber
dan
penggunaan
dana
Dompet
Dhuafa
Republika
sudah
memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 dengan penjelasan mengenai besar penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak/sedekah, dana pengelola (amil), wakaf dan dana solidaritas kemanusiaan. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas Dompet Dhuafa Republika memiliki tujuan yang sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45.
88
tujuan Dompet Dhuafa Republika pada laporan arus kas yaitu menyediakan dasar bagi para pengguna laporan dalam menilai kemampuan Dompet Dhuafa Republika dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan Dompet Dhuafa Republika untuk menggunakan arus kas. Laporan arus kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Secara khusus pelaporan keuangan arus kas Dompet Dhuafa Republika sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan memperhatikan Exposure draft PSAK No.109 yaitu menyesuaikan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 tentang laporan arus kas. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 tentang laporan arus kas, klasifikasi dari aktivitas pada laporan arus kas yang terdiri dari: a. Aktivitas Operasi, yaitu aktivitas yang menghasilkan sumber dana utama dan aktivitas lain yang menghasilkan selain dari aktivitas pendanaan dari investasi. b. Aktivitas Pendanaan, ialah aktivitas yang mempengaruhi pada jumlah, komposisi modal dan pinjaman perusahaan. c. Aktivitas Investasi merupakan aktivitas pada perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
89
Laporan arus kas Dompet Dhuafa Republika sudah memilki ketiga komponen klasifikasi tersebut. Hal tersebut dapat menyatakan bahwa laporan arus kas sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 tentang laporan arus kas. 4. Catatan atas Laporan Keuangan Komponen catatan atas laporan keuangan yang dibuat oleh Dompet Dhuafa Republika secara umum telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 dan memperhatikan Exposure Draft PSAK No.109 yang dilengkapi dengan menyajikan gambaran umum dari Dompet Dhuafa Republika, selain itu menyajikan dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan, kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pospos laporan keuangan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka penulis menyimpulkan mengenai gambaran tentang jawaban masalah yang diteliti sebagai tujuan penelitian yang terkait dengan skripsi yang diajukan yaitu “ Sistem Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Republika”, kesimpulan tersebut adalah: 1. Pada penyusunan laporan keuangan oleh Dompet Dhuafa Republika sudah memiliki sistem dimana penyusunan tersebut diawali dengan adanya pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana, Adapun alur dalam pelaksanaan laporan keuangan yang dibuat melalui tahapan yang paling awal yaitu dengan bukti setor tunai dan rekening koran, kemudian dikelompokan dahulu dananya,
penjurnalan, kemudian diposting sesuai
jenis dana dan COA (Chart of Account). Setelah diposting kemudian diperiksa dan difaraf oleh bendahara. Kemudian dimasukkan kedalam buku besar (Ledger) dilanjutkan ke sistem akuntansi dimana sistem akuntansi yang digunakan adalah sistem akuntansi dana, akhir dari penyusunan tersebut menghasilkan laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan Dompet Dhuafa Republika selain memiliki prosedur standar tersendiri Dompet Dhuafa juga mengacu pada Pedoman Akuntansi yang dikeluarkan oleh Forum Zakat.
90
91
Sistem laporan keuangan lembaga amil zakat Dompet Dhuafa Republika bertujuan untuk sebagai implementasi dari prinsip dasar yaitu transparan (amanah) dan profesional. Dompet Dhuafa Republika tidak akan mendapatkan kepercayaan dari muzakki atau masyarakat jika tidak membuat laporan keuangan. Dompet Dhuafa (DD) Republika sudah menyajikan laporan keuangannya kepada masyarakat umum secara khusus melalui media-media cetak seperti Newsletter Dompet Dhuafa Masakini, Koran Media Republika dan Website Dompet Dhuafa Republika (www.Dompetdhuafa.or.id) 2. Secara umum pelaporan keuangan telah mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45, tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan menyesuaikan pada Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109. Hal tersebut dibuktikan dengan kesamaan tujuan laporan keuangan, karakteristik organisasi, dan terpenuhinya komponen laporan keuangan yang berupa: a. Laporan posisi keuangan b. Laporan sumnber dan penggunaan dana c. Laporan arus kas d. Catatan atas Laporan keuangan Upaya laporan keuangan Dompet Dhuafa untuk menyesuaikan kepada Exposure Draft PSAK No.109 tentang Akuntansi Zakat memang belum dilakukan. Hal tersebut karena belum adanya penetapan untuk diberlakukan.
92
Namun pelaporan keuangan Dompet Dhuafa sudah terdapat kesamaan pada tujuan dan karakteristiknya.
B. Saran-saran Dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba memberikan saran kepada berbagai pihak yang berkenaan dengan skripsi ini. 1. Dompet Dhuafa Republika harus terus meningkatkan kinerja kerja dengan melakukan pelaporan keuangan yang sesuai dengan pedoman akuntansi yang berlaku. Pedoman akuntansi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan Exposure Draft PSAK No.109 tentang Akuntansi Zakat jika sudah ditetapkan sebagai pedoman standar dalam pelaporan keuangan untuk lembaga amil zakat maka gunakan dan sesuaikan dengan pedoman tersebut. 2. Demi mencapai peningkatan profesional kinerja kerja Dompet Dhuafa Republika yang sesuai dengan prinsip dasarnya maka perlu untuk mempercepat pelaksanaan audit. Hal tersebut diupayakan agar laporan keuangan yang ada dapat dipublikasikan secara umum, sehingga Dompet Dhuafa dapat lebih luas diketahui oleh masyarakat. Dengan demikian tidak hanya lingkup karyawan saja namun masyarakat dapat menjadikan Dompet Dhuafa sebagai pilihan lembaga pengelola zakat untuk menyalurkan dana zakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang M. Pokok-pokok Teori Sistem. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, cet ke-7 Bariadi, Lili. Dkk. Zakat dan Wirausaha. Jakarta: CED, 2005, cet ke 1 Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta: BPFE, 2001, cet pertama ---------- . Audit Sektor Publik, Jakarta: Salemba Empat, 2007 Charles T, Horngren. Dkk. Pengantar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Erlangga, 2000, Edisi keenam jilid 2 Davis, Gordon B. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: PPM, 1999, cet ke 11 Effendi, Onong Uchyana. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT Mandar Maju, 1996 cet ke-4 Gitosudarmo, Indriyo. Sistem perencanaan dan Pengendalian. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, 1998, edisi revisi, cet ke-2 Hafiduddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: PT Gema Insani Press, 2002. Harahap, Sofyan Syafri. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi aksara, 2002, Cet.3 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, Jakarta: IAI, 1998. ---------- . Exposure Draft PSAK No 109 akuntansi zakat dan infak sedekah. Jakarta, Dewan Standar Akuntansi Indonesia 2008 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajawali Pers, 2009. Kumorotomo, Wahyudi dan, Subando Agus. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UGM Press, 2001 Cet. 4 Leod, Raymond MC. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Prehalindo, 1996
Mufraini, Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengkomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan. Jakarta: PT. Kencana, 2006 Muhammad dan Holikul Hadi. Pegadaian Syariah. Jakarta: Salemba Diniyah. 2003 Nainggolan, Pahala. Akuntansi keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 Nisjar, Karhil dan Winardi. Teori Sistem dan Pendekatan Sistem dalam Bidang Manajeme. Bandung: PT Mandar Maju, 1997, cet ke-1 Nordiawan, Deddi, Akuntansi Sektor Publik, Jakarta: Salemba Empat, 2009 Nurmaliza, Devi. “Penyusunan Sistem Akuntansi LAZ DPU. Darut Tauhid (berdasarkan Sistem Akuntansi Rumusan Forum Zakat dan PSAK No 45”, Skripsi S1 Fakultas Manajemen Ekonomi SEBI, Jakarta, 2008, Susanto, Philosof Astrid. Komunikasi Kontemporer. Bandung: Bina Cipta, 1998, cet ke- 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Edisi ke 3 cet ke 4 Tim Penyusun, Pedoman Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat, Jakarta: Forum Zakat, 2005 Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Jakarta, 1999. Widodo, Hertanto. dan Teten Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk Organisasi pengelola Zakat. Ciputat: Penerbit IMZ, 2001
SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh Imas Suliyanah NIM: 106053002003
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperolah gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 12 Mei 2010
Imas Suliyanah
SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh Imas Suliyanah NIM: 106053002003
Pembimbing
Noor Bekti Negoro, SE.STP. M.Si NIP: 196503011.999031.001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H./2010 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul SISTEM LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 03 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada program studi Manajemen Dakwah. Jakarta, 03 Juni 2010 Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Arief Subhan, MA 19660110 199303 1 004
Drs. Cecep Castrawijaya, MA 19670818 199803 1 002
Anggota Penguji I
Penguji II
Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA 19660605 199403 1 005
Drs. Sugiharto, MA 19660806 199603 1 001
Pembimbing
Noor Bekti Negoro SE, STP, M.Si 19650301 199903 1 001
Hasil Wawancara di LAZ Dompet Dhuafa Republika
Nama
: Dian Refiyah
Jabatan
: Staff Accounting
Tanggal Wawancara : 23 Maret 2010
1. Bagaimana menurut Ibu pentingkah laporan keuangan dan urgensi laporan keuangan untuk sebuah lembaga amil zakat khususnya di Dompet Dhuafa? Jawab: Sangat penting, karena laporan keuangan itu kita bisa mengetahui suatu perusahaan atau lembaga kinerjanya seperti apa dan itu menjelaskan tentang kondisi perusahaan tersebut, apakah dia itu baik atau tidak. Pembuatan laporan keuangan Dompet Dhuafa bertujuan untuk sebagai implementasi dari prinsip dasar yaitu transparan (amanah) dan profesional. Dompet Dhuafa Republika tidak akan mendapatkan kepercayaan dari muzakki atau masyarakat jika tidak membuat laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan yang baik dan benar, sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan). 2. Mengacu pada pedoman standar akuntansi apa yang digunakan di DD? Jawab : Untuk pedoman standar akuntansi yang digunakan di DD ini adalah mengacu pada pedoman akuntansi organisasi pengelola zakat (OPZ) yang di keluarkan oleh Forum Zakat dan mengikuti standar operasional prosedur keuangan DD.
3. Sistem Akuntansi apa yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan di LAZ DD? Jawab : Penerapan sistem akuntansi pada DD menggunakan konsep akuntansi dana (fund accounting) dan disajikan dengan modified cash basis. 4. Jenis dana apa saja yang terdapat di DD? Jawab : Jenis dana yang ada di DD terdapat enam jenis yaitu: dana infaq/sedekah, dana pengelola, dana zakat, dana solidaritas kemanusiaan, dana jasa giro dan dana wakaf. 5. Bentuk Laporan keuangan apa saja yang digunakan di DD? Jawab : Ada lima laporan keuangan pokok, yaitu: laporan posisi keuangan, laporan sumber dan penggunaan dana, laporan arus kas, laporan perubahan dana termanfaatkan, serta catatan atas laporan keuangan. Disamping laporan pokok, DD juga menyusun laporan keuangan per jenis dana yang ada enam jenis yaitu: dana infaq/sedekah, dana pengelola, dana zakat, dana solidaritas kemanusiaan, dana jasa giro dan dana wakaf 6. Bagaimana cara mempublikasikan laporan keuangan DD? Jawab : Laporan keuangan DD setelah diaudit dipublikasikan melalui Media Republika, dapat
dilihat
juga
di
website
Dompet
Dhuafa
Republika
(www.dompetdhuafa.or.id) atau Newsletter Donatur Dompet Dhuafa Republika (Masakini)
7. Apakah pelaporan keuangan pada Dompet Dhuafa sudah sesuai dengan PSAK NO. 45 dengan memperhatikan Exposure Draft PSAK No 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah? Jawab : Secara teori pelaporan keuangan, PSAK No. 45 cukup memenuhi kebutuhan dari sistem pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Namun, secara praktek ada beberapa kaidah yang lebih khusus dalam organisasi pengelola zakat. Pelaporan keuangan DD menyajikan laporan keuangan yang rinci dan lebih transparan untuk mengungkap aliran dana zakat. Dalam hal kaidah syariah Islam, serta pengakuan dan pengukuran, PSAK No. 45 belum dapat memenuhi kebutuhan akuntansi DD akan tetapi pelaporan keuangan DD sesuai dengan mengikuti standar laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Forum Zakat.
Nara sumber
Pewawancara
Dian Rifiyah Staff. Accounting
Imas Suliyanah
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Laporan Keuangan Dana Infaq/Sedekah
Lampiran 1.1 YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DANA INFAQ/SEDEKAH LAPORAN POSISI KEUANGAN 29 Sya'ban 1429 Hijriah dan 30 Sya'ban 1428 Hijriah
AKTIVA Kas dan setara kas Barang berharga Piutang Biaya dibayar dimuka dan uang muka kegiatan Dana bergulir Aktiva tetap Jumlah aktiva
1429 H
1428 H
Rp
Rp
2,954,042,585 1,461,000 1,346,774,148 669,417,181 2,503,341,000 869,956,850
878,462,215 1,461,000 1,450,402,738 356,337,625 1,431,607,667 641,748,889
8,344,992,764
4,760,020,134
1,200,000,000 48,416,774 -
40,000
1,248,416,774
40,000
3,619,627,019 3,476,948,971
1,234,095,217 3,525,884,917
7,096,575,990
4,759,980,134
8,344,992,764
4,760,020,134
KEWAJIBAN DAN SALDO DANA KEWAJIBAN Kewajiban kepada pihak ketiga Kewajiban kepada jejaring Kewajiban kepada dana lain Jumlah kewajiban SALDO DANA Dana infaq/sedekah Dana termanfaatkan Jumlah saldo dana Jumlah kewajiban dan saldo dana
-
Lampiran 1.2 YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DANA INFAQ/SEDEKAH LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Untuk periode yang berakhir 29 Sya'ban 1429 Hijriah dan 30 Sya'ban 1428 Hijriah
SUMBER DANA Penerimaan infaq/sedekah Penerimaan dari kerjasama Penerimaan Corporate Social Responsibility Penerimaan bagi hasil Penerimaan dana pembiayaan Penerimaan piutang/hutang Penerimaan lain-lain Jumlah penerimaan dana PENGGUNAAN DANA Sosialisasi Zakat, Infak/Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) Kegiatan sosial Kegiatan ekonomi Kegiatan pendidikan Pembelian aktiva tetap Pemberian piutang/pembayaran hutang Jumlah penggunaan dana Surplus/(defisit) Transfer antar dana Transfer dana dari/(kepada) dana lain SALDO AWAL SALDO AKHIR
1429 H
1428 H
Rp
Rp
8,714,558,350 10,056,980,694 35,001,295 1,348,416,774 3,149,918,392 35,000
7,259,975,734 435,000,000 20,439,597 45,000,000 424,223,475 -
23,304,910,505
8,184,638,806
5,883,154,332 9,871,753,748 1,013,031,666 720,971,513 270,039,627 3,160,427,817
4,634,718,194 1,577,652,876 91,400,000 20,165,000 486,211,934
20,919,378,703
6,810,148,004
2,385,531,802
1,374,490,802
1,234,095,217 3,619,627,019
(309,315,586) 168,920,001 1,234,095,217
Lampiran 1.3 YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DANA INFAQ/SEDEKAH LAPORAN ARUS KAS Untuk periode yang berakhir 29 Sya'ban 1429 Hijriah dan 30 Sya'ban 1428 Hijriah
Arus kas diperoleh dari/ (dipergunakan untuk) aktivitas operasi Penerimaan dana infaq/sedekah Penerimaan dari kerjasama Penerimaan bagi hasil Penerimaan Corporate Social Responsibility Penerimaan lain-lain Penerimaan piutang Hibah: Sosialisasi Zakat, Infak/Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) Kegiatan sosial dana infaq/sedekah Kegiatan ekonomi dana infaq/sedekah Kegiatan pendidikan dana infaq/sedekah Uang muka kegiatan Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
Arus kas dipergunakan untuk aktivitas investasi Pembelian aktiva tetap Penyaluran dana bergulir Arus kas bersih dipergunakan untuk aktivitas investasi
Arus kas diperoleh dari/(dipergunakan untuk) aktivitas pendanaan Penerimaa hutang Alokasi dari/(kepada) dana lain Arus kas bersih diperoleh dari/(dipergunakan untuk) aktivitas pendanaan Kenaikan kas bersih dan setara kas Kas dan setara kas awal periode Kas dan setara kas akhir periode
1429 H
1428 H
Rp
Rp
8,714,558,350 35,001,295 10,056,980,694 35,000 89,490,574
7,258,514,734 435,000,000 20,439,597 (16,988,460)
(5,883,154,332) (9,871,753,748) (13,031,666) (720,971,513) (309,951,431)
(4,634,718,194) (1,577,652,876) (91,400,000) (185,252,000)
2,097,203,223
1,207,942,801
(270,039,627) (1,000,000,000)
(20,165,000) -
(1,270,039,627)
(20,165,000)
1,248,416,774 -
(309,315,586)
1,248,416,774
(309,315,586)
2,075,580,370
878,462,215
878,462,215
-
2,954,042,585
878,462,215
Lampiran 1.4 YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DANA INFAQ/SEDEKAH LAPORAN PERUBAHAN DANA TERMANFAATKAN Untuk periode yang berakhir 29 Sya'ban 1429 Hijriah dan 30 Sya'ban 1428 Hijriah
1429 H
1428 H
Rp
Rp
SALDO AWAL
3,525,884,917
3,415,032,795
PENAMBAHAN Biaya dibayar dimuka Aktiva tetap Hutang piutang Dana bergulir
5,775,000 270,039,627 3,158,467,817 1,071,733,333
20,165,000 599,361,708 -
4,506,015,777
619,526,708
2,646,875 41,831,667 4,510,473,181
2,887,500 36,563,611 469,223,475
4,554,951,723
508,674,586
3,476,948,971
3,525,884,917
Jumlah penambahan PENGURANGAN Biaya dibayar dimuka Aktiva tetap Dana bergulir Hutang piutang Jumlah pengurangan SALDO AKHIR