KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM ACARA KOMEDI OPERA VAN JAVA
Dini Fitriah1, Puspawati2, Elvina A. Saibi3 1
Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta
[email protected] 2
Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta
3
Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta Abstract
Politeness utterances are how the language show the speaker social line and the partner of speaker and they relationship in the social environment. A conversation in imperative polite word is influenced by contexts or indexal information. Indexal information is a speaker, partner of speaker, situation, and social line. In the imperative politeness each of imperative word has a sign of imperative politeness. The function of sign is to know the level of word imperative politeness. This research purpose to describe the form of imperative word in the comedy Opera Van Java. The research problem is how the imperative impolite word in the comedy Opera Van Java. The method for this research is descriptive method. The result of research of the use of imperative impolite sixteen kind of imperative word there are (1) the coman of imperative word, (2) the ask of imperative word, (3) the request of imperative word, (4) the pleasant of imperative word, (5) the push of imperatif word, (6) the seduce of imperative word, (7) the order imperative word, (8) the asking imperative word, (9) the invitation imperative word, (10) the ask permition imperative word, (11) the permition of imperative word, (12) the forbid of imperative word, (13) the hope imperative word, (14) the sweard word of imperative word, (15) the congrate say of imperative word, and (16) the attention of imperative word. Each of the sign by word signal. Keywords : politeness untterances, imperative word, and Opera Van Java bahwa pragmatik sebagai studi bahasa
Pendahuluan Pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji
pemakaian
bahasa
secara
eksternal. Maksudnya, kajian pragmatik lebih memfokuskan semua hal yang berada di luar bahasa atau mengkaji makna yang tersirat di balik sebuah ujaran atau tuturan. Makna dan ujaran tersebut terkait dengan konteks dan situasi tutur. Hal ini diperjelas oleh Levinson (dalam Rahardi, 2005: 48)
mempelajari Analisis pijakannya
bahasa
pragmatik pada
dengan meletakkan
fungsi-fungsi
konteks. dasar bahasa.
Menurut Rahardi (2005:6) tuturan yang dijadikan objek sasaran dalam kajian ini adalah fungsi imperatif.
Tuturan imperatif terbagi dua yaitu
Opera Van Java merupakan tayangan
wujud formal dan wujud pragmatik. Wujud
yang menyajikan seni dan komedi yang
formal
secara
terpadu dalam sebuah kesatuan sehingga
pragmatik
tayangan ini sangat menghibur. Opera Van
imperatif didasarkan pada konteks dan
Java merupakan hasil dari seni popular,
situasi tutur yang melatarbelakanginya. Di
maksudnya tayangan ini merupakan sebuah
dalam tutran pragmatik imperatif tidak
tayangan yang komplit. Para wayang Opera
hanya berbicara konteks dan situasi tutur,
Van Java melakukan interaksi dengan cara
tetapi juga berbicara tentang kesantunan
bertutur.
terhadap tuturan.
merupakan
acara
wayangnya
selalu
adalah
struktural,
adanya
bentuk
sedangkan
wujud
Di dalam tuturan perlu
kesantunan,
kesantunan lancarnya
tuturan
hal
berbahasa komunikasi
ini
karena
akan
menopang
dan
interaksi.
Menurut Richard (dalam Rahardi, 2005:4) kesantunan
adalah
bagaimana
bahasa
menunjukkan jarak sosial di antara penutur dan hubungan mereka di dalam masyarakat. Penutur
dan
komedi, menjaga
Van
Java
tetapi
para
kesantunan
dalam bertutur. Penelitian yang berkaitan dengan tindak tutur atau tuturan pernah dilakukan oleh Yoffi (2013) pada penelitiannya yang berjudul “ Analisis Jenis Tindak Tutur Bahasa Minangkabau di daerah Sangir”. Hasil penelitiannya berupa tindak tutur
imperatif
langsung, tindak tutur tidak langsung, tidak
berbahasa dalam berbicara atau bertutur.
tutur lateral, tindak tutur tidak lateral, tindak
Pada kenyataannya penutur memperhatikan
tutur langsung lateral, tidak tutur tidak
kesantunan
dalam
tetapi
langsung lateral, tindak tutur langsung tidak
adakalanya
mereka
mengabaikan
lateral, dan tindak tutur tidak langsung tidak
kesantunan tersebut. Hal ini terjadi karena
lateral yang ditemukan dalam bahasa Sangir.
jarak sosial antara para penutur dan faktor
Jenis tindak tutur langsung dan tidak
langsung atau tidak langsungnya sebuah
langsung alam bahasa Sangir ada tiga jenis
tuturan. Berkaitan dengan ini penulis tertarik
yaitu kalimat berita (deklaratif), kalimat
melakukan penelitian mengenai kesantunan
tanya (introgatif), dan kalimat perintah
tuturan imperatif dalam acara komedi Opera
(imperatif).
Van Java.
tutur
Opera
perlu
memperhatikan
mitra
Walaupun
kesantunan
bertutur, juga
Sementara itu, penelitian penulis
Sudaryanto (1993:13) metode padan adalah
lakukan yaitu mengkaji bentuk tuturan
metode yang alat penetunya berada di luar,
imperatif dalam acara komedi Opera Van
terlepas, dan tidak menjadi bagian dari
Java. Selain itu, penulis juga melihat unsure
bahasa (langue) yang bersangkutan. Teknik
kesatunan.
yang digunakan untuk menganalisis data
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
masalah yang dikaji
dalam penelitian ini adalah bagaimana
adalah teknik dasar yaitu teknik pilah unsur penentu (PUP), alat penentunya adalah mitra wicara.
bentuk kesantunan tuturan imperatif dalam acara komedi Opera Van Java. Kemudian tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mendeskripsikan bentuk kesantunan tuturan imperatif dalam acara komedi Opera Van Java.
Hasil dan Pembahasan Pada artikel ini, penulis membahas analisis kesantunan tuturan imperatif dalam acara komedi Opera Van Java di Stasiun Televisi Trans 7. Berdasarkan data yang diperoleh dari acara komedi Opera Van Java
Metodologi Penelitian Metode
yang
ditemukan enam belas tuturan imperatif. digunakan
dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif.
Lihat pembahasannya pada bagian berikut. 1. Tuturan Imperatif Perintah Tuturan imperatif perintah yang
Menurut Sudaryanto (1992:62) deskriptif adalah penelitian yang dilakukan sematamata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris
ditemukan dalam acara komedi Opera Van Java ditandai dengan kata sini dan kata tarok. Data berikut ini merupakan tuturan
hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifat seperti potret: paparan seperti apa adanya. Dalam
mengumpulkan
data
imperatif yang mengandung makna perintah. Hal itu terlihat dari tuturan yang dituturkan Parto kepada Markus. Perhatikan data berikut ini: (1)
penelitian, penulis menggunakan metode simak dan teknik catat. Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah metode padan. Menurut
Parto: Hey... sini ! sini ! tarok! Ngapain ini? Markus: Saya pemalang, pak! Parto: Pemulung masa pemalang ! Informasi indeksial: Tuturan ini terjadi antara Parto dan Markus, saat itu Markus berperan sebagai pemulung.
Markus memulung semua barang-barang yang ada dipanggung. (dalam HDM)
tamu yang bisa berinteraksi dengan makhluk halus.
Kata sini pada data (1) dituturkan
Kata coba pada data (2) menyatakan
penutur sebanyak dua kali. Pengulangan
tuturan imperatif suruhan. Pada data (2)
kata
ketegasan.
tersebut penutur menyuruh agar mitra tutur
Kemudian kata tarok dituturkan penutur
mengajak bicara suster ngesot yang tiba-tiba
untuk lebih mempertegas maksud tuturan
muncul di hadapan mereka. Kata coba yang
perintah dan tanggapan dari mitra tutur.
digunakan
sini
memiliki
makna
oleh
penutur
pada
tuturan
kesantunan,
tersebut dilakukan untuk lebih menghormati
tuturan ini termasuk ke dalam skala nomor
mitra tutur dengan cara memberikan waktu
lima yaitu skala jarak sosial. Jarak sosial itu
kepada mitra tutur untuk mau berbincang-
ditandai dengan profesi Markus sebagai
bincang dan merayu suster ngesot agar mau
pemulung
menjadi bintang tamu.
Berdasarkan
dan
skala
Parto
sebagai
dalang.
Berdasarkan hal itu, tuturan yang dituturkan
Berdasarkan skala kesantunan, tuturan
penutur dianggap tidak santun. Hal ini
tersebut termasuk ke dalam skala nomor
disebabkan oleh penutur tidak menyebutkan
lima yaitu jarak sosial. Tingkatan jarak
kata sapaan atau pengganti nama orang
sosial
kepada siapa dia berbicara dan penutur
dibandingkan
menuturkan tuturan tersebut dengan nada
menggunakan kata coba untuk menghormati
tinggi dan terkesan kasar.
Ki Joko Bodo.
2. Tuturan Imperatif Suruhan
3. Tuturan Imperatif Permintaan
Pada acara komedi Opera Van Java ditemukan tuturan imperatif suruhan dengan menggunakan penanda coba. Perhatikan data berikut. (2)
Parto : Coba diajak ngobrol, Ki! Kita mau jadiin dia bintang tamu buat acara kita. Ki Joko Bodo: Baik saya akan ajak bicara! Informasi indeksal: Tuturan ini disampaikan oleh Parto kepada Ki Joko Bodo (paranormal) yang saat itu acaranya bertemakan jumat kliwon, Ki Joko Bodo adalah bintang
Ki
Joko
Bodo
Parto.
lebih
tinggi
Sehingga
Parto
Data berikut memperlihatkan tuturan imperatif permintaan dengan menggunakan penanda tolong. Simak data berikut. (3) Andre: Saya dengar-dengar dokter lagi senang sama suster, ya? Sule: Iya sama suster, cantik banget susternya! Kebetulan saya dari SD belum nikah-nikah sampai sekarang. Tolong, kamu rayuin dia buat saya ya! Informasi Indeksial : Tuturan ini terjadi antara Andre (sopir) dan Sule (dokter) di dalam ruang tunggu di
rumah sakit yang sibuk membicarakan suster cantik di rumah sakit .
Nunung dan meminta maaf kepada Nunung dan Sule langsung mengatakan cintanya kepada Nunung.
Kata tolong yang terdapat pada data (3) menyatakan tuturan imperatif permintaan. Permintaan itu terlihat pada sikap penutur yang ingin menjadikan suster cantik sebagai kekasihnya dan dia meminta agar mitra tutur mau menolong merayukan suster cantik itu untuknya. Skala kesantunan pada data (8) termasuk ke dalam skala nomor lima yaitu jarak sosial. Jarak sosial itu ditandai dengan profesi Sule sebagai dokter dan Andre sebagai sopir. Penutur tetap menggunakan kata tolong untuk menghargai mitra tutur, meskipun mitra tutur seorang sopir. Dengan adanya kata tolong pada tuturan tersebut sebagai
penanda
kesantunan,
tuturan
imperatif ini tergolong tuturan santun. 4.
Tuturan Imperatif Permohonan Penanda mohon yang ditemukan
Pemarkah mohon pada data (4) menyatakan
bahwa
tuturan
tersebut
merupakan tuturan imperatif permohonan. Kata mohon yang dituturkan oleh penutur memiliki
makna
kesungguhannya
atas
permohonan maafnya kepada mitra tutur. Berdasarkan skala kesantunan tuturan ini masuk ke dalam skala nomor satu yaitu skala kerugian dan keuntungan. Maksunya, penutur menuturkan tuturan dengan tuturan yang merendahkan dirinya, ditandai dengan kata mohon maaf. Selain itu, sikap penutur yang bersimpuh juga menandakan bahwa penutur merendahkan dirinya di hadapan mitra tutur. Dengan adanya kata mohon pada tuturan tersebut, tuturan ini merupakan tuturan santun.
pada Opera Van Java menyatakan bahwa
5. Tuturan Imperatif Desakan Data berikut ini menggunakan
tuturan itu merupakan tuturan imperatif
pemarkah ayo sebagai penanda bahwa
yang mengandung makna permohonan. Hal
tuturan tersebut merupakan tuturan imperatif
ini dapat dilihat pada data berikut ini.
desakan.
(4)
Sule: Adikku Maimun, aku mohon maaf karena selama ini aku telah mengolok-olok dirimu, tapi perlu kau tahu kalau aku sangat mencintaimu. Maukah kau menikah denganku? Nunung: Tapi kamu selalu bikin aku sakit hati, hadidi! Informasi Indeksal: Tuturan ini disampaikan oleh Sule kepada Nunung. Sule datang ke rumah
(5)
Andre: Ayo, hantu datang!!! Ayo! Ayo! Sule: Mana gak ada yang datang, pak! Ki Joko Bodo: Sebentar lagi datang!! Informasi Indeksial : Tuturan ini disampaikan oleh Andre dengan intonasi yang tinggi kepada Ki Joko Bodo yang saat itu sedang membaca mantra untuk memanggil hantu. Hal ini mereka lakukan untuk
mengundang hantu dalam acara mereka bukan dunia lain.
Tuturan pada data (6) merupakan tuturan imperatif bujukan. Bentuk bujukan
Tuturan imperatif desakan pada data
yang dituturkan oleh penutur merupakan
(5) ditandai dengan kata ayo yang dituturkan
bujukan tidak langsung. Maksudnya penutur
oleh penutur. Kata ayo pada tuturan ini tidak
secara tidak langsung membujuk mitra tutur
hanya dituturkan sekali, tetapi dituturkan
dengan cara bercerita dan menyebutkan
tiga kali. Pengulangan kata ayo memberi
semua kelebihan-kelebihan yang dimiliki
penekanan berupa desakan. Dengan adanya
pesawatnya.
kata ayo sebagai penanda kesantunan,
menyebutkan
tuturan ini merupakan tuturan santun. Skala
bujukannya. Hal ini dilakukannya agar mitra
kesantunan yang terdapat pada tuturan ini
tutur mau menerima rancangannya.
Selain
itu,
penutur
iming-iming
di
juga dalam
adalah skala nomor empat, yaitu skala
Menurut skala kesantunan, tuturan
keotoritasan, yakni hubungan status sosial
ini termasuk ke dalam skala nomor dua,
penutur sebagai atasan dan mitra tutur
yaitu skala pilihan. Maksudnya, penutur
sebagai bawahan.
menentukan pilihan kata yang banyak dan
6. Tuturan Imperatif Bujukan
leluasa kepada mitra tutur sehingga mitra
Data berikut merupakan bentuk dari
tutur
bebas
dan
leluasa
menentukan
tuturan yang mengandung makna bujukan.
pilihannya. Tuturan yang dituturkan oleh
Bujukan itu dituturkan oleh Andre saat dia
penutur adalah tuturan santun.
mempresentasikan laporannya. Hal ini dapat
7.
kita lihat pada data dibawah ini. (6)
Andre: Kalau bapak naik pesawat yang saya buat, ketika bapak berada diatas bapak lihat semut kecilkecil saking tingginya. Desta: Emang biasanya semut gedegede , Pak? Andre: ini kelebihan pesawat saya! Informasi indeksial : Tuturan ini disampaikan oleh Andre ketika dia sedang mempresentasikan hasil rancangan pesawat yang dibuatnya di hadapan Desta dan kawan-kawan bulenya.
Tuturan Imperatif Imbauan Data berikut merupakan tuturan yang
memiliki makna imbauan dengan penanda kata mohon dan partikel –lah. Perhatikan contoh berikut. (7) Andre: Kita harus menanggulangi banjir dengan cara, Mohon janganlah membuang sampah sembarangan! Sule dan Desta : Iya pak ! Informasi Indeksial : Tuturan ini disampaikan oleh Andre ketika dia memberikan visi dan misinya menjadi calon kepala desa. Dan saat itu di hadiri oleh Sule yang juga sebagai
calon kepala desa dan Desta sebagai anggota masyarakat.
Tuturan ini terjadi antara parto dan dua orang anggota princess yang menemaninya untuk membacakan narasi di panggung.
Kata mohon dan kata janganlah yang ditemukan pada data (7) termasuk ke dalam tuturan imperatif yang mengandung makna imbauan. Dengan adanya kata mohon serta terdapatnya kata jangan yang ditambahkan partikel –lah. Tuturan ini bermakna imbauan yang memiliki kesantunan. Penambahan partikel –lah pada kata jangan bertujuan untuk
memperhalus
tuturan
imperatif
tersebut sehingga tuturan ini termasuk ke dalam tuturan santun. Tuturan ini dituturkan oleh penutur bermaksud untuk menghimbau mitra tutur agar tidak membuang sampah
Tuturan
pada
data
(8)
merupakan tuturan santun. Tuturan ini dianggap santun karena terdapat penanda kata silakan kepada mitra tutur. Penutur mempersilakan kepada mitra tutur untuk memperkenalkan dirinya satu per satu. Berdasarkan skala kesantunan, tuturan ini termasuk dalam skala nomor empat, yaitu skala keotoritasan, yakni hubungan status sosial penutur sebagai pembawa acara dan mitra tutur sebagai bintang tamu. 9. Tuturan Imperatif Ajakan Kata ayo juga digunakan untuk
sembarangan karena akan menyebabkan
menyatakan tuturan imperatif ajakan. Data
banjir. Berdasarkan
skala
kesantunan
tuturan ini termasuk dalam skala nomor tiga, yaitu
persilaan
skala
ketidaklangsungan.
Penutur
berikut memperlihatkan penggunaan kata ayo dalam tuturan imperatif ajakan. (9)
secara tidak langsung bermaksud memberi kesadaran kepada mitra tutur agar menajaga kebersihan
lingkungan.
Tuturan
ini
merupaka tuturan santun.
Sule: Ah, kita mulung capek! Kita coba ngamen ya! Markus: Iya! Ayo, kita coba menghibur, ya! Informasi Indeksial : Tuturan ini terjadi antara Sule dan Markus yang sama-sama pemulung dan mereka bosan jadi pemulung dan ingin jadi pengamen.
8. Tuturan Imperatif Persilaan Data berikut memperlihatkan bentuk
Kata coba dan ayo pada data (9)
penggunaan kata silakan sebagai penanda
merupakan
kesantunan.
bahwa tuturan tersebut merupakan tuturan
(8)
Parto : Silakan diperkenalkan namanya satu-satu! Princess 1: Halo ! Nama aku Ana Princess 2: Halo! Nama aku Danita Informasi Indeksial :
penanda
yang
menyatakan
imperatif ajakan. Kata coba yang dituturkan oleh
penutur
memiliki
makna
ajakan,
maksudnya penutur memberikan solusi dan
mengajak mitra tutur. Ajakan penutur juga
tutur dengan menggunakan kata boleh. Kata
ditanggapi
boleh memiliki makna meminta kesediaan
oleh
mitra
tutur
dengan
menerima ajakan tersebut.
dan izin kepada orang tua penutur. Tuturan
Skala kesantunan yang terdapat pada tuturan ini termasuk dalam skala nomor
imperatif permintaan izin ini merupakan tuturan santun.
empat, yaitu skala keotoritasan. Maksudnya,
Skala kesantunan pada tuturan ini
hubungan status sosial penutur sebagai
adalah skala nomor satu, yaitu skala
kakak
kerugian
dan
Berdasarkan penanda
mitra
tutur
adanya
kata
kesantunan,
sebagai ayo
tuturan
adik.
dan
keuntungan.
merugikan
atau
Maksudnya,
sebagai
penutur
merendahkan
tersebut
dirinya lewat tuturan dan sikapnya untuk
tergolong tuturan santun.
memberikan keyakinan kepada mitra tutur.
10. Tuturan Imperatif Permintaan Izin
11. Tuturan imperatif Mengizinkan
Data berikut merupakan bentuk dari tuturan imperatif
yang
mengadung
makna
Berikut menyatakan
ini
merupakan data
tuturan
imperatif
yang yang
mengandung makna mengizinkan. permintaan izin. (10) Andre: Kamu mau menikah dengan anak saya? Kiki Amalia: Oh papa, izinin aku papa!!! Mama izinin aku!!! Aku cinta sama dia. Markus: Boleh ya papa! Saya dengan kiki. Informasi indeksial : Tuturan ini disampaikan oleh Kiki Amalia dan Markus kepada papa (Andre) dan mama (Nunung) Kiki, ketika Markus datang melamarnya di rumah Kiki.
(11) Sule: Saya datang kemari, saya mau melamar anak bapak, agar saya kawin sama anak bapak! Azis: saya sebagai orang tua merestui calon suami anak saya! Informasi indeksial : Tuturan ini terjadi antara Sule dan Azis, dimana Sule datang ke rumah Azis untuk melamar anaknya yaitu Nunung.
Kata
merestui
yang
dituturkan
penutur pada data (11) merupakan tuturan yang mengandung makna mengizinkan.
Kata izinin dan kata boleh pada data
Penutur mengizinkan mitra tutur yang
(10) merupakan penanda tuturan imperatif
datang melamar anak gadisnya. Mitra tutur
yang mengandung makna permintaan izin.
dengan berani menyampaikan tujuannya
Kata izinin yang dituturkan untuk meminta
datang
izin orang tuanya agar merestui hubungan
melamar
mereka. Kemudian, tuturan permintaan izin
menanggapi permintaan mitra tutur dengan
itu diperkuat dengan tanggapan dari mitra
kata merestui, maksudnya bahwa penutur
menemui anaknya.
penutur
yaitu
Kemudian
untuk penutur
mengizinkan anaknya dilamar oleh mitra
santun. Dikatakan santun karena tuturan
tutur.
penutur tidak kasar atau tidak menyinggung Berdasarkan
skala
kesantunan
perasaan mitra tutur.
tuturan ini termasuk dalam skala nomor
Berdasarkan
skala
kesantunan
empat, yaitu skala keotoritasan. Maksudnya,
nomor tiga yaitu skala ketidaklangsungan.
hubungan penutur sebagai ayah dan mitra
Penutur secara langsung menggunakan kata
tutur sebagai anak. Tuturan ini merupakan
selamat kepada mitra tutur.
tuturan santun.
13. Tuturan Imperatif Harapan Data berikut memperlihatkan tuturan
12. Tuturan Imperatif Larangan Data
tuturan
imperatif yang mengandung makna harapan.
imperatif dengan menggunakan pemarkah
Harapan tersebut diungkapkan dengan kata
jangan sebagai penanda bahwa tuturan
yang memiliki makna harapan
tersebut
berikut
merupakan
merupakan
tuturan
imperatif
larangan. Hal ini terlihat pada data berikut. (12) Andre: Lu juga loh ! hati-hati kalau lagi pas dikuburan! Sule: Emangnya kenapa? Andre: Jangan kencing sembarangan! Sule: Pasti gue dimarahin sama setannya ya? Andre: Bukaan!!! Basah soalnya! Informasi Indeksal : Tuturan ini terjadi antara Andre dan Sule yang saat itu sedang membicarakan tentang hantu-hantu yang ada dikuburan.
Kata
jangan
mengindikasikan
pada
bahwa
data
(12)
tuturan
yang
disampaikan penutur kepada mitra tutur merupakan
tuturan
mengandung
makna
imperatif larangan.
yang Penutur
melarang karena tidak baik buang air kecil di
sembarang
tempat.
Tuturan
yang
dituturkan penutur kepada mitra tutur menurut skala kesantunan adalah tuturan
(13) Andre: Bapak sebetulnya saya mau nanya boleh ya, pak? Saya kan ikut bapak sudah 40 tahun kan, Pak ya! Sule: iya bentar dulu! Umur gue aja baru 30 tahun! Andre:Soalnya saya kepengen. Saya cita-cita pengen 40 tahun kerja sama bapak! Informasi indeksial : Tuturan ini disampaikan oleh Andre seorang Sopir kepada Sule seorang majikan ketika mereka sedang berbincang-bincang.
Tuturan
pada
data
(13)
mengindikasikan bahwa tuturan tersebut merupakan
tuturan
imperatif
harapan.
Harapan itu dituturkan oleh penutur karena penutur berharap bisa bekerja lebih lama dengan majikannya. Penutur menuturkan harapannya itu dengan becandaan yang kemudian ditanggapi mitra tutur dengan serius.
Berdasarkan
skala
kesantunan,
makna umpatan menggunakan penanda
tuturan ini termasuk ke dalam skala nomor
kesantunan secara implisit.
lima, yaitu skala jarak sosial. Tingkatan
15. Tuturan
Imperatif
Pemberian
sosial penutur sebagai pembantu dan mitra
Ucapan Selamat
tutur majikan. Tuturan ini adalah tuturan
Tuturan yang mengandung pemberian
santun.
ucapan selamat juga ditemukan dalam
14. Tuturan Imperatif Umpatan
komedi Opera Van Java dengan penanda
Tuturan imperatif yang mengandung makna umpatan ditemukan pada Komedi Opera Van Java juga ditemukan. (14) Markus: Hidup ini capek dan susah! Bayangkan semua serba susah. Sule: Mau tidur siang gak? Emang susah! Aku kan ngomong begitu sama dirimu, kenapa dirimu tidak ngerti-ngerti. Informasi Indeksal: Tuturan ini terjadi antara Markus dan Sule karena merasa kesal dengan susahnya kehidupan dan kejamnya hidup di ibukota Jakarta.
Tuturan pada data (14) merupakan tuturan umpatan. Umpatan itu dituturkan oleh penutur karena kejenuhan penutur terhadap kehidupannya yang selalu susah dan selalu miskin. Tuturan umpatan penutur ditanggapi dengan bercandaan oleh mitra tutur. Hal ini dilakukan untuk meredam rasa
skala,
tuturan
(15) Andre: Hadidi... ternyata lu memang lebih berhak dengan Maimun daripada gue. Sule:Kamu ingat waktu dulu, kamu suruh saya belajar untuk mendapatkan jenglot dan saya mendapatkan Maimun. Andre: Selamat Hadidi . Informasi indeksal : Tuturan ini disampaikan Andre kepada Sule karena Nunung lebih memilih sule.(dalam HDM)
Kata
selamat
pada
data
(15)
merupakan tuturan imperatif pemberian ucapan selamat. Tuturan ini dituturkan oleh penutur karena penutur merasa telah kalah bertanding dalam bidang apa pun dengan mitra tutur. Oleh karena itu, penutur mengucapkan kata selamat kepada mitra tutur. Ucapan selamat itu ditandai kata selamat . Dengan adanya pemarkah selamat
kesal dan marah yang dialami penutur. Berdasarkan
kesantunan selamat.
ini
termasuk dalam skala nomor empat, yaitu
sebagai penanda kesantunan, tuturan ini tergolong adalah santun.
skala keotoritasan. Hubungan status sosial penutur sebagai adik dan mitra tutur sebagai kakak. Tuturan imperatif yang mengandung
Skala kesantunan pada tuturan ini termasuk ke dalam skala nomor empat yaitu
skala keotoritasan. Maksudnya, hubungan
ditemukan
enam
belas
jenis
tuturan
status sosial penutur dan mitra tutur sebagai
imperatif yang terdapat pada acara komedi
teman sebaya.
Opera Van Jaya, yaitu (1) tuturan imperatif
16. Tuturan Imperatif Anjuran
perintah, (2) tuturan imperatif suruhan, (3)
Tuturan imperatif yang mengandung
tuturan imperatif permintaan, (4) tuturan
makna anjuran yang ditemukan pada komedi
imperatif permohonan, (5) tuturan imperatif
Opera
desakan, (6) tuturan imperatif bujukan, (7)
Van
Java
ditandai
dengan
penggunaan kata sebaiknya.
tuturan imperatif imbauan, (8) tuturan
(16) Azis: Pak Sule! kalau supir berani melawan-lawan majikan ! sebaiknya keluarin aja! Andre: Saya akan pertimbangkan dulu! Informasi indeksal : Tuturan ini disampaikan oleh Azis kepada Andre yang berganti peran menjadi Sule dan Sule menjadi Andre. Tuturan ini terjadi di rumah sakit.
imperatif persilaan,(9) tuturan imperatif
Kata sebaiknya yang dituturkan oleh
ucapan selamat, dan (16) tuturan imperatif
penutur pada data (16) merupakan tuturan imperatif anjuran. Penutur menuturkan kata
ajakan, (10) tuturan imperatif permintaa izin, (11) tuturan imperatif mengizinkan, (12) tuturan imperatif larangan, (13) tuturan imperatif harapan, (14) tuturan imperatif umpatan, (15) tuturan imperatif pemberian
anjuran. Masing-masing
imperatif
kesantunan.
Tuturan
sebaiknya bermaksud untuk anjuran mitra
memiliki
tutur untuk memecat supir yang tidak patuh
imperatif persilaan dan tuturan imperatif
kepada majikan. Tuturan penutur ditanggapi
mengizinkan memiliki penanda kesantunan
oleh mitra tutur dengan mempertimbangkan
yang sama yaitu kata silakan. Walaupun
keputusannya tersebut.
memiliki penanda yang sama,
Dengan tuturan
ini
adanya adalah
kata tuturan
sebaiknya, santun.
penanda
tuturan
maknanya
berbeda. Kata silahkan pada persilaan memiliki
makna
menyuruh,
sedangkan
Berdasarkan skala kesantunan, tuturan ini
silakan pada mengizinkan memiliki makna
termasuk skala nomor empat, yaitu skala
membolehkan.
keotoritasan. Hubungan status sosial penutur
Tuturan imperatif desakan dan tuturan
dan mitra tutur sama-sama sebagai dokter.
imperatif ajakan juga memiliki penanda
Kesimpulan
kesantunan yang sama yaitu kata ayo.
Berdasarkan penelitian yang telah
Adanya penekanan dan pengulangan kata
penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
ayo pada sebuah tuturan serta dilihat dari
konteks
yang
melatarbelakangi
tuturan
tersebut, kata ayo itu akan dipandang sebagai penanda tuturan imperatif desakan. Kata ayo pada tuturan imperatif ajakan hanya memberikan gambaran bahwa penutur mengajak mitra tutur tanpa adanya unsur penekanan. Di
dalam
kesantunan
tuturan
imperatif penanda kesantunan merupakan kata kunci (keyword) yang memberikan penanda terhadap penggolongan dari sebuah tuturan termasuk kedalam tuturan imperatif. Selain itu, skala kesantunan Leech, konteks dan informasi indeksal merupakan hal yang terpenting
dalam
menentukan
tuturan
imperatif tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik umum. Jakarta: Universitas Indonesia. Dwijayanti, Erna. 2013. “Prinsip Kesoopanan pada Acara Komedi Opera Van Java”. Padang: Universitas Bung Hatta. Id. Wikipedia. Org/Wiki/Opera_Van_Java. Leech,
Geoffrey. Pragmatik. Indonesia.
1992. Prinsip-prinsip Jakarta: Universitas
Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Saputri, Yoffi Desi. 2013. “Analisis Tindak Tutur Bahasa Minangkabau Daerah Sangir”. Padang: Universitas Bung Hatta. Sudaryato. 1992. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. _______. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offse Wijana, I Dewa Putu & Muhammad Rohmadi. 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Surakarta: Mata Padi Presindo Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.