PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER, PROMOSI JABATAN, KARAKTERISTIK PEKERJAAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI 1
Purhanis, 2Dr. Sulastri, SE., MM, 2Dr. Alvis Rozani, SE., M.Si email :
[email protected] 1
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Bung Hatta 2 Dosen Pascasarjana Universitas Bung Hatta ABSTRACT
This study aims to identify and analyze the influence of career development , promotion , achievement motivation and job characteristics on employee performance Health Department Kerinci Regiion.
This study used a design hypothesis testing. The population in this study were all employees of the Department of Health Kerinci. The number of respondents numbering as many as 119 people. Data collection techniques used were questionnaire directly closed . Analysis of data to test the hypothesis of this study using multiple regression. The results of this study found that 1) the career development of a positive significant effect on employee performance. 2) Promotions significant positive effect on employee performance. 3) Job characteristics significantly positive effect on employee performance. 4) Achievement motivation on employee performance Kerinci District Health Department. Keywords : Career Development, Job Promotion, Job Characteristics, Achievement Motivation, Employee Performance A. Pendahuluan Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur Aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk dapat melaksanaan tugas dengan baik, maka pembinaan pegawai diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, profesional, tanggung jawab, disiplin, etos kerja serta wibawa sehingga dapat
memberikan pelayanan sesuai ketentuan perkembangan masyarakat. Menurut Rivai dan Sagala (2009:46) menjelaskan bahwa kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja adalah prestasi kerja seseorang, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Maka sangat dibutuhkan adanya pegawai yang memiliki kinerja yang tinggi dalam bekerja dalam pencapaian visi dan misi organisasi. 1
Permasalahan lainnya berkaitan dengan kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci yaitu terdapat beberapa orang pegawai yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang tinggi karena keterbatasan tingkat pengetahuan dan keterampilan kerjanya. Permasalahan lainnya adalah masih ditemukan pegawai yang kurang dapat menyelesaikan pekerjaan dalam jumlah yang banyak sehingga banyak pekerjaan yang tidak selesai sesuai dengan waktunya, hal ini menyebabkan lambatnya tingkat penyelesaian pekerjaan oleh pegawai. Sebahagian besar pegawai belum mampu mengerjakan pekerjaan dalam jumlah yang banyak karena pegawai hanya bisa mengerjakan tugas-tugas reguler yang menjadi kesibukannya sehari-hari sedangkan tugas-tugas ekstra atau tugas mendesak tidak bisa diselesaikannya dengan baik. Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai hanya mampu mengerjakan tugas-tugas dalam jumlah yang terbatas karena masih kurangnya kemampuan pegawai dalam mengerjakan tugas-tugas yang lebih banyak. Selanjutnya permasalahan yang memperlihatkan rendahnya kinerja pegawai adalah pegawai belum efisien dalam melaksanakan tugas karena adanya indikasi bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif lama, menghabiskan banyak sumber daya yang tersedia dan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan standar yang diharapkan dan belum efektif dan belum efisien dalam mengelola sumber daya yang ada. Permasalahan lainnya yang penulis temukan terkait dengan kinerja poegawai yaitu masih ada beberapa orang pegawai yang kurang dapat memahami dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh pimpinan, sebahagian pegawai kurang mempunyai inisiatif dalam bekerja, masihada pegawai yang memiliki tingkat kejujuran yang rendah dalam bekerja, serta masih ditemukan beberapa orang pegawai
yang memiliki tingkat kehati-hatian yang rendah dalam melaksanakan pekerjaan. Permasalahan yang terjadi merupakan indikasi relatif rendahnya kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dalam bekerja. Kinerja pegawai tentunya akan dipoengaruhi oleh banyak faktor. Penulis menduga faktor yang berkemungkinan dapat mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci adalah pengembangan karir, promosi jabatan, karakteristik pekerjaan dan motivasi berprestasi.. Adalah suatu kenyataan yang tidak dapat kita pungkiri bahwa opini masyarakat dewasa ini tentang Pegawai Negeri Sipil selalu bernada miring. Isu tersebut antara lain terkait dengan produktivitas kerja PNS dan etos kerjanya yang dianggap rendah, kurang disiplin, kurang melayani dengan baik, kurang transparan, kurang memberikan nilai tambah, banyak mengeluh, cenderung korup dan lain sebagainya. Faktor pertama yang akan diidentifikasi mempengaruhi kinerja pegawai adalah pengembangan karir. Rivai dan Sagala (2009:266) menjelaskan pengertian pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Tujuan dari seluruh program pengembangan karir adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di perusahaan saat ini dan dimasa mendatang. Semakin baik pengembangan karir pegawai tentunya akan semakin tinggi kinerja peagwai dalam melaksanakan tugas. Temuan penelitian, dkk (2012) membuktikan bahwa pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Faktor berikutnya yang akan diidentifikasi mempengaruhi kinerja adalah promosi jabatan. Nitisemito (2003:84) promosi jabatan adalah proses kegiatan pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang lebih 2
tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Promosi jabatan yang tepat sesuai kebutuhan akan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai. Yanuarmawan (2012) membuktikan bahwa promosi jabatan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai, Faktor lainnya yang akan diidentifikasi mempengaruhi kinerja pegawai adalah karakteristik pekerjaan. Mangkuprawira (2002) menyatakan bahwa, karakteristik pekerjaan adalah identifikasi beragam dimensi pekerjaan yang secara simultan memperbaiki efisiensi organisasi dan peningkatan kinerja. Astuti, dkk (2010) membuktikan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Faktor berikutnya yang diidentifikasikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah motivasi berprestasi. Dalam upaya penyelenggaraan pemerintah yang bersih, efektif dan bertanggung jawab maka diperlukan orang-orang yang memiliki kemauan atau motivasi berprestasi yang kuat sesuai dengan bidang tugasnya. Menurut Robbins dan dan Judge (2008) motivasi berprestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang, yang mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan menggerakkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Motivasi berprestasi merupakan suatu kebutuhan untuk memberikan prestasi yang mengungguli standar. Hasil penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2008) membuktikan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis: 1) Pengaruh pengembangan karier terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. 2) Pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. 3) Pengaruh
karakteristik pekerjaan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. 4) Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci B. Kajian Teoritis Menurut Rivai dan Sagala (2009:46) bahwa kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan peranannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sedangkan menurut Prawirosentono (2008:2) kinerja atau dalam bahasa inggris adalah performance, yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disarikan bahwa kinerja karyawan adalah suatu proses kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang mana hasil kerja tersebut sesuai dengan standar dan kriteria yang ditentukan dan tepat waktu. Maka kinerja merupakan suatu ukuran yang mencakup koefisien atau efisiensi dalam pencapaian tujuan dan efisiensi yang merupakan rasio dari kelauran efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga kinerja dapat dikatakan sebagai prilaku kerja seseorang untuk mencapai tujuannya dan hasil yang dicapai untuk menunjukkan efektivitas dan kinerja karyawan tersebut. Menurut Wirawan (2009:80) indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas adalah sebagai berikut : a) Kuantitas kerja b) Kualitas kerja c) Efisiensi pelaksanaan tugas
3
Riduwan (2007:98) menyatakan bahwa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja yaitu sebagai berikut : 1. Kualitas kerja dilihat dari pemahaman tentang lingkup pekerjaan uraian tanggung jawab serta wewenang yang diemban 2. Kuantitas kerja ditunjukkan melalui hasil dan kecepatan dalam melaksanakan pekerjaan 3. Konsistensi dalam melaksanakan tugas. Konsistensi dilihat dari usaha untuk selalu mengembangkan kemampuan dan aktualisasi diri, memahami dan mengikuti instruksi yang diberikan, mempunyai inisiatif, kejujuran, kecerdasan, dan kehati-hatian 4. Sikap kerja. Sikap kerja ini menunjukkan bagaimana pegawai bersikap dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan sikap yang baik dalam melaksanakan pekerjaan tentunya akan memperoleh hasil pekerjaan yang maksimal. Kinerja sebagai hasil kerja dari seseorang pegawai yang secara keseluruhan akan membentuk kinerja dari suatu organisasi maupun instansi, maka kesadaran diri dari pegawai untuk meningkatkan kinerjanya sangatlah dituntut. Sementara kinerja pegawai itu sendiri juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Kinerja tidak berdiri sendiri tapi sangat dipengaruhi oleh banyak variabel. Untuk itu diperlukan kajian-kajian teoritis untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Kinerja sebagai hasil kerja dari seseorang pegawai yang secara keseluruhan akan membentuk kinerja dari suatu organisasi maupun instansi, maka kesadaran diri dari pegawai untuk meningkatkan kinerjanya sangatlah dituntut. Sementara kinerja pegawai itu sendiri juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri tapi
berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, serta juga dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifatsifat individu. Oleh karena itu, model Partner-lawyer menurut Donelly, Bebson and Ivencevch dalam Rivai dan Mulyadi (2011:92) kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) harapan mengenai imbalan, 2) dorongan, 3) kemampuan, kebutuhan dan sifat, 4) persepsi terhadap tugas, 5) imbalan internal dan eksternal (kompensasi), 6) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Menurut pendapat Anoraga (2009:105) faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah pekerjaan yang menarik, gaji, keamanan dan perlindungan dalam bekerja, penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan, lingkungan atau suasana kerja, promosi dan pengembangan diri pegawai, keterlibatan dalma organisasi, pengertian dan simpati pimpinan, kesetiaan dan disiplin kerja. Menurut Hasibuan (2007:55) faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah motivasi berprestasi, budaya organisasi, kompensasi, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, kedisiplinan, lingkungan kerja dan komitmen organisasi. Menurut Robbins (2006:97) ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi kinerja: 1) Kemampuan fisik, mental, pengetahuan dan keterampilan. 2) Motivasi berprestasi, yaitu kemampuan individu untuk mengeluarkan energi yang diperlukan untuk mencapai tujuan, 3) Kesempatan, atau opportunity yaitu kesempatan bagi individu untuk menunjukkan kinerjanya Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai menurut Mangkunegara (2009:53) adalah tiga faktor, yaitu: 1. Faktor individual yang terdiri dari: a. Kemampuan dan keahlian, adalah tingkat kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pegawai dalam melaksanakan tugas
4
b. Latar belakang, adalah latar belakang pendidikan dari masingmasing pegawai c. Demografi, adalah lingkungan tempat kerja pegawai 2. Faktor psikologis yang terdiri dari: a. Persepsi, adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka b. Attitude. Pengertian atitude dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap tersebut tetapi sikap tersebut disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek itu. Jadi, attitude bisa diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal c. Kepuasan kerja, merupakan perbandingan antara harapan dengan kenyataan yang diterima oleh pegawai. Kepuasan kerja dapat terwujud apabila harapan pegawai dapat menjadi kenyataan. d. Personality, merupakan sesuatu yang sifatnya individual, dalam arti tidak seorang pun mempunyai personality yang sama e. Pembelajaran, adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman f. Motivasi berprestasi, adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya 3. Faktor organisasi yang terdiri dari: a. Sumber daya, adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan b. Kepemimpinan, adalah bentuk kepemimpinan pada suatu organisasi
c. Penghargaan, adalah berupa penghargaan yang diberikan oleh organisasi kepada pegawai d. Struktur, adalah struktur organisasi yang ada pada suatu organisasi e. Job Design, adalah desain pekerjaan yang menjadi tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan tugas. Menurut pendapat Luthans (2006:62) faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah kompensasi, gaji, kepemimpinan, komitmen kerja, lingkungan atau suasana kerja, budaya organisasi, keterlibatan dalam organisasi, dan disiplin kerja. Menurut Dessler (2007:91) faktor yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan, motivasi kera, perilaku kerja, budaya organisasi dan minat pegawai serta penerimaan orang terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Siagian (2009:108) menyatakan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan. Untuk itu, organisasi perlu untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi para karyawannya, sebab faktor tersebut mungkin dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan jalan tidaknya pekerjaan dari visi dan misi yang dijabarkan dalam pencapaian kinerja karyawan dan tujuan organisasi secara keseluruhan C. Metodologi Penelitian ini menggunakan desain pengujian hipotesis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Jumlah responden ini berjumlah sebanyak 119 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket (kuisioner) langsung tertutup. Analisis data 5
untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan regresi berganda. D. Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini digunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil analis regresi berganda ditampilkan pada Tabel 1berikut ini : Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Terikat Komerja pegwai (Y)
Variabel Bebas Konstanta (a) Pengembangan karir (X1) Promosi jabatan (X2) Karakteristik pekerjaan (X3) Motivasi berprestasi (X4) F hitung = 30,751 F Sig. = 0,000 R Square = 0.519
t Koefisien regresi hitung 1,056 -
sig
Ket
-
-
0,180
2,148
0,034
Signifikan
0,215
2,750
0,007
Signifikan
0,125
2,009
0,047
Signifikan
0,208
5,090
0,000
Signifikan
Sumber : Olahan data primer, 2014 Dari hasil pengolahan data untuk analisis regresi berganda dapat tuliskan ke dalam persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b3X3 Y = 1,056 + 0,180 X1 + 0,215 X2 + 0,125 X3 + 0,208 X4
1. Pengujian Hipotesis Pertama Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai koefisien regresi dari variabel pengembangan karir (X1) adalah sebesar 0,180 dengan nilai signifikansi sebesar 0,034. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha ( α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,034 < 0,05). Hal ini berarti pengembangan karir berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis pertama diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
sebesar 0,215 dengan nilai signifikansi sebesar 0,007. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha ( α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,007 < 0,05). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan positif promosi jabatan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis kedua diterima pada tingkat kepercayaan 95%. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel karakteristik pekerjaan (X3) adalah sebesar 0,125 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0047. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha ( α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,047 < 0,05). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan positif karakteristik pekerjaan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima pada tingkat kepercayaan 95%. 4. Pengujian Hipotesis Keempat Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel motivasi berprestasi (X4) adalah 0,208 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan alpha ( α = 0,05) maka terbukti bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan positif motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Dengan demikian hipotesis keempat diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
2. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel promosi jabatan (X2) adalah 6
E. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi empat bagian sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan. 1. Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Dari hasil pengujian hipotesis pertama diketahui bahwa pengembangan karir berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Semakin besar kesempatan pengembangan karir dimiliki oleh pegawai selama bekerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci tentunya akan semakin tinggi tingkat kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan tugas. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci ditentukan oleh pengembangan karir pegawai. Tujuan dari seluruh program pengembangan karir adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan pegawai dengan kesempatan karir yang tersedia di Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Karena itu, usaha pembentukan pengembangan karir yang dirancang secara baik akan dapat membantu pegawai dalam menentukan kebutuhan karir mereka sendiri, dan menyesuaikan antara kebutuhan pegawai dengan tujuan Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Pengembangan karir akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Semakin baik pengembangan karir yang dialami oleh pegawai tentunya akan berdampak positif terhadap peningkatan kinerja pegawai tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa pengembangan karir berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Mawarni, dkk 2012; Herlie, 2010). Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Rivai dan Sagala (2009:266) yang menjelaskan pengertian pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir
yang diinginkan. Tujuan dari seluruh program pengembangan karir adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di perusahaan saat ini dan dimasa mendatang. Semakin baik pengembangan karir pegawai tentunya akan semakin tinggi kinerja peagwai dalam melaksanakan tugas. Temuan penelitian ini didukung oleh hasil analisis deskriptif yang menemukan bahwa kinerja pegawai yang berada pada kategori cukup yang dipengaruhi oleh pengembangan yang juga berada pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa apabila semakin tinggi kesempatan pegawai untuk penmgambangan karirnya tentunya akan mendorong terjadinya peningkatakan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila pengembangan karir ditingkatkan dari cukup menjadi baik atau menjadi sangat baik tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai menjadi tinggi. 2. Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai Hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa promosi jabatan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Apabila pegawai mendapatkan promosi jabatan tentunya akan mendorong terjadinya peningkatkan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci Temuan penelitiann ini membuktikan bahwa kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh promosi jabatan karena promosi mempunyai nilai sendiri karena merupakan bukti pengukuhan terhadap prestasi kerja pegawai. Dengan promosi jabatan bagi pegawai yang mempunyai prestasi yang tinggi akan dapat ditingkatkan jabatannya sesuai dengan kemampuannya. Kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas akan dipengaruhi oleh promosi jabatan secara positif. Apabila pegawai mendapatkan 7
promosi jabatan tentunya akan berdampak positif terhadap peningkatan kinerja pegawai tersebut dalam bekerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika promosi jabatan direalisasikan kepada pegawai yang berprestasi tinggi, maka akan ada pendorong bagi pegawai lainnya untuk mempertinggi kinerjanya dalam melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan kinerj pegawai pegawai diperlukan asanya promosi jabatan yang didasarkan pada penilaian yang objektif dan adil berdasarkan formasi yang tersedia. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa promosi jabatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Nugroho dan Gunarsih, 2006; Yanuarmawan, 2012). Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Nitisemito (2003:84) promosi jabatan adalah proses kegiatan pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Promosi jabatan yang tepat sesuai kebutuhan akan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pegawai. Sedangkan menurut Hasibuan (2002:112-113) mengemukakan bahwa “Syarat-syarat promosi adalah kejujuran, disiplin, kinerja, kerja sama, kecakapan, loyalitas, kepemimpinan, komunikatif dan pendidikan”. Oleh karena itu, pengisian lowongan yang terjadi hanya dapat dilakukan dengan tepat apabila di satu pihak mengetahui bentuk pekerjaan atau jabatan yang lowong. Sementara dari pihak lain, karyawan yang akan dipromosikan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan pihak perusahaan sehingga dapat menjamin bahwa karyawan yang akan dipromosikan tersebut mempunyai kemampuan untuk menempati jabatan yang lebih tinggi dan dapat menjaga kestabilan atau bahkan dapat meningkatkan produktivitas kerja yang lebih baik bagi karyawan maupun perusahaan. Dengan dilaksanakannya promosi jabatan dengan tepat diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai.
Rivai dan Sagala (2009:266) menjelaskan pengertian pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Tujuan dari seluruh program pengembangan karir adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di perusahaan saat ini dan dimasa mendatang. Tujuan dari seluruh program pengembangan Karir adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di perusahaan saat ini dan di masa mendatang. Karena itu, usaha pembentukan pengembangan Karir yang dirancang secara baik akan dapat membantu karyawan dalam menentukan kebutuhan karir mereka sendiri, dan menyesuaikan antara kebutuhan karyawan dengan tujuan perusahaan. Walaupun perencanaan karir penting dalam fase sebuah karir, namun terdapat 3 poin dalam perjalanan Karir yang krusial. Pertama, pada saat karyawan mulai dikontrak. Pengalaman kerja di awal-awal pekerjaan memiliki pengaruh yang penting dalam membentuk karir mereka. Kedua, Midcareer (pertengahan Karir), yaitu kondisi di mana karyawan sudah mulai menghadapi tekanan dan tanggung jawab pekerjaan yang berbeda pada saat yang bersangkutan mulai dikontrak. Namun, pada pertengahan karir ini, karyawan berada pada turning point, yaitu posisi dimana kemandekan karir menjadi perhatian yang serius. Ketiga, masa prapensiun, pekerja menghadapi ketidakpastian akibat kondisi ekonomi, sosial, dan hubungan antarpersonal. Temuan penelitian ini didukung oleh hasil analisis deskriptif yang menemukan bahwa kinerja pegawai yang berada pada kategori cukup yang dipengaruhi oleh promosi jabatan yang juga berada pada kategori cukup juga. Hal ini membuktikan bahwa apabila semakin tinggi kesempatan pegawai untuk mendapatkan promosi 8
jabatan tentunya akan mendorong terjadinya peningkatakan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila promosi jabatan ditingkatkan dari cukup menjadi baik atau menjadi sangat baik tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai menjadi tinggi. 3. Pengaruh Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kinerja Pegawai Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh positifr signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Adanya karakteristik pekerjaan yang jelas tentunya mendorong terjadinya peningkatan kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Penelitian ini membuktikan bahwa kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan secara positif karena dengan karakteristik pekerjaan yang baik tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan tugas. Temuan peneltian ini membuktikan bahwa karakteristik pekerjaan yang dirasakan oleh pegawai akan mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci karena seorang pegawai terlihat pada desain pekerjaan seorang pegawai. Desain pekerjaan menentukan bagaimana pekerjaan dilakukan, oleh karena itu sangat mempengaruhi perasaan pegawai terhadap sebuah pekerjaan, seberapa pengambilan keputusan yang dibuat oleh pegawai kepada pekerjaannya, dan seberapa banyak tugas yang harus dirampung oleh karyawan Karakteristik pekerjaan seorang pegawai terlihat pada desain pekerjaan seorang pegawai. Desain pekerjaan menentukan bagaimana pekerjaan dilakukan, oleh karena itu sangat mempengaruhi perasaan pegawai terhadap sebuah pekerjaan, seberapa pengambilan
keputusan yang dibuat oleh pegawai kepada pekerjaannya, dan seberapa banyak tugas yang harus dirampung oleh karyawan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa promosi jabatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Hari dan Yuke, 2005; Astuti, dkk, 2010) Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Mangkuprawira (2002) menyatakan bahwa, karakteristik pekerjaan adalah identifikasi beragam dimensi pekerjaan yang secara simultan memperbaiki efisiensi organisasi dan peningkatan kinerja. Temuan penelitian ini didukung oleh hasil analisis deskriptif yang menemukan bahwa kinerja pegawai yang berada pada kategori cukup yang dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan yang juga berada pada kategori cukup juga. Hal ini membuktikan bahwa apabila semakin baik karakteristik pekerjaan yang dirasakan oleh pegawai tentunya akan mendorong terjadinya peningkatakan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila karakteristik pekerjaan dapat ditingkatkan dari cukup menjadi baik atau menjadi sangat baik tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai menjadi tinggi. 4. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci Hasil pengujian hipotesis keempat diketahui motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Semakin tinggi motivasi berprestasi pegawai dalam bekerja akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pengaruh yang positif dan signifikan motivasi berprestasi terhadap pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci ini memberi arti bahwa bila tingkat motivasi 9
berprestasi pegawai meningkat maka tingkat terhadap kinerja pegawai juga cenderung meningkat pula, demikian sebaliknya bila motivasi pegawai menurun maka terhadap kinerja pegawai cenderung juga menurun. Temuan penelitian ini membuktikan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai membutuhkan motivasi berprestasi dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya Dengan demikian diketahui bahwa motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan. Untuk itu, organisasi perlu untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi para karyawannya, sebab faktor tersebut mungkin dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan jalan tidaknya pekerjaan dari visi dan misi yang dijabarkan dalam pencapaian kinerja karyawan dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai (Herlie, 2010; Astuti, dkk, 2010; Nursada, dkk, 2008; Wiyono dan Hakim, 2009; Usaman (2009). Temuan penelitian ini didukung oleh pendapat Hasibuan (2003) yang menyatakan bahwa kuat atau lemahnya motivasi berprestasi seseorang ikut
menentukan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai. Orang yang bekerja dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan merasa senang dan mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya. Dia akan lebih berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan semangat yang tinggi, serta selalu berusaha mengembangkan dirinya. Selanjutnya temuan penelitian ini juga konsisten dengan pendapat Robbins (2006) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan atau upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Tugas organisasilah yang seharusnya mampu membangkitkan motivasi yang ada dalam diri para karyawan tersebut. Faktor motivasi berprestasi sangat berhubungan dengan perilaku yang diarahkan pada tujuan, pengembangan SDM bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam melaksanakan dan mencapai sasaran program-program kerja yang telah ditetapkan yang memperlihatkan tingginya rendahnya tingkat kinerja pegawai Siagian (2009) menyatakan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan. Untuk itu, organisasi perlu untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi para karyawannya, sebab faktor tersebut mungkin dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan jalan tidaknya pekerjaan dari visi dan misi yang dijabarkan dalam pencapaian kinerja karyawan dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Temuan penelitian ini didukung oleh hasil analisis deskriptif yang menemukan 10
bahwa kinerja pegawai yang berada pada kategori cukup yang dipengaruhi oleh motivassi berprestasi yang berada pada kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa apabila semakin tinggi motivasi berprestasi yang dimiliki oleh pegawai tentunya akan mendorong terjadinya peningkatakan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Dengan bahasa lain dapat ditegaskan bahwa apabila motivasi berprestasi dapat ditingkatkan tinggi menjadi sangat tinggi tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai menjadi tinggi pula. F. Penutup Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini : 1. Pengembangan karir berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Semakin tinggi tingkat pengembangan karir maka akan semakin tinggi kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. 2. Promosi jabatan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Semakin tinggi tingkat promosi jabatan maka akan semakin rendah kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci 3. Karakteristik pekerjaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Semakin jelas karakteristik pekerjaan maka akan semakin tinggi kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci 4. Motivasi berprestasi berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci. Semakin tinggi motivasi berprestasi pada pegawai dalam bekerja tentunya akan meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci dan pihak terkait. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah: 1. Dalam upaya meningkatkan kinerja kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, direkomendasikan kepada pimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci agar meningkatkan pengembangan karir pegawai dalam bekerja. Upaya yang dapat dilakukan adalah : a. Memprioritas pengembangan karir terhadap pegawai yang telah menamatkan pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki kinerja tinggi dalam melaksanakan tugas b. Memberikan kesempatan secara adil kepada pegawai untuk melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi untuk pengembangan karirnya c. Memberikan kesempatan secara adil kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai d. Memberikan kesempatan secara adil kepada pegawai untuk mempelajari secara detail tugastugas baru yang akan dilaksanakan oleh masing-masing pegawai e. Menyarankan pegawai untuk berkonsultasi dengan rekan kerja yang sudah berpengalaman tentang tugas baru yang akan dikerjakan oleh pegawai 2. Dalam upaya meningkatkan kinerja kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, direkomendasikan kepada pimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci agar meningkatkan memperbaiki promosi jabatan yaitu adanya kesempatan promosi yang sama bagi pegawai yang berprestasi untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu dengan melakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan dalam aspek kepercayaan, keadilan dan 11
ketersediaan formasi. Upaya yang dapat dilakukan adalah : a. Memberikan promosi jabatan kepda pegawai atas dasar kebutuhan instansi b. Memberikan promosi jabatan atas dasar pengelolaan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas c. Memberikan promosi jabatan sesuai formasi yang tersedia pada instansi d. Memberikan promosi jabatan atas dasar Assesment dan evaluasi kinerja pegawai e. Memasikan pelaksanaan promosi jabatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci sesuai dengan ketentuan yang berlaku f. Memberikan promosi jabatan atas dasar jenjang dan jalur karir yang tersedia pada instansi 3. Dalam upaya meningkatkan kinerja kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, direkomendasikan kepada kepala pimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci agar memperbaiki karakteristik pekerjaan pegawai dalam melaksanakan tugas a. Memberikan pekerjaan kepada pegawai yang sudah terbiasa melaksanakan pekerjaan tersebut b. Memberikan pekerjaan kepada pegawai yang dapat menuntut menggunakan keterampilan yang kompleks dalam melaksanakannya c. Memberikan kebebasan kepada pegawai untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik asalkan tidak melanggar peraturan yang berlaku d. Mendorong pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan yang mampu menjelaskan baik-buruk keahlian pegawai 4. Dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, direkomendasikan kepada pegawai untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada pegawai dalam
bekerja, Upaya yang dapat dilakukan adalah: a. Mendorong pegawai untuk dapat bekerja secara maksimal agar menghasilkan prestasi kerja yang maksimal b. Mendorong pegawai untuk dapat memberikan pengaruh kepada pegawai lain dalam bekerja c. Memberikan promosi jabatan kepada pegawai dalam bekerja d. Mendorong pegawai untuk tidak mudah putus asa dalam melakukan pekerjaan e. Mendorong pegawai untuk dapat bekerjasama dengan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan yang sulit Sebagaimana penelitian-penelitian lainnya, penelitian ini tentunya juga tidak terlepas dari berbagai keterbatasan. Adapun beberapa keterbatasan dari penelitian ini dan saran dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh pengembangan karier, promosi jabatan, karakteristik pekerjaan dan motivasi berprestasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambahkan variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, seperti variabel komitmen pegawai, stres kerja, kepuasan kerja, dll 2. Penelitian ini dilakukan terhadap pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, disarankan kepada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian ulang terhadap objek yang berbeda. 3. Model análisis yang digunakan pada penelitian adalah regresi linear berganda, disarankan disarankan untuk menggunakan model yang lain agar dapat mengeneralisir hasil penelitian lebih komprehensif seperti halnya menggunakan analaisis faktor, structur equation model (SEM), dll
12
DAFTAR PUSTAKA Anoraga Panji, 2009, Psikologi Kerja, Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto,Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta Jakarta Astuti, Sih Darmi. Herry Subagyo. Yeri Adriyanto. 2010. Pengaruh Karakteristik Pekerjaan Dan Motivasi Terhadap Komitmen Organisasional Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Kementrian Agama). BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis. Volume 15, Nomor 1, Juni 2010, hlm. 17-28 Brahmasari, Ayu dan Suprayetno, Agus. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 2, September 2008: 124135
Herlie, M. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Berprestasi Dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Vol. 11 No. 2 Hasibuan, Melayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Bumi Aksara Luthans, Fred. (2006). Perlaku organisasi. Edisi 10. Andi, Yogyakarta Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2009. Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan 4, Bandung : Refika Aditama Mangkuprawira, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Manulang, M, 2002, Manajemen Personalia, Balai Pustaka, Jakarta.
Dessler, Gary, 2007, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Jakarta: Erlangga.
Mawarni, Iskandarsyah Madjid, , Fachrurrazi Zamzami. 2012. Pengaruh Iklim Organisasi Dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Sosial Aceh. Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Volume 2, No. 1, November 2012. 1834
Ghozali, Imam, 2011, Analisis Multivariate dengan program SPSS Badan penerbit Universitas Diponegoro Semarang
Susilo, Martoyo. Sumber Daya dicetak dan Yogjakarta
Hari dan Yuke, 2005 Analisis Pengaruh Karekteristik Pekerjaan dan Kepuasan Kerja Terhadap Performansi Kerja Operator Pada bagian Produksi PT Candratex Sejati Bandung.
Nugroho dan Gunarsih. 2006. Rencana karier, Promosi Jabatan dan Pendidikan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan di SMP Pesantren Sabili Muttaqien ( PSM) Taji Magetan
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Cetakan Kedelapan belas. BPFEYogyakarta
Nursada, dkk. 2008. Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kemampuan Kerja, Gaya Kepemimpinan Situasional Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
2000, Manajemen Manusia. (edisi 4), diterbitkan BPFE
13
Nitisemito, Alex S. 2003. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghaha Indonesia Prawirosentono, Suryadi. 2008. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta:BPFE Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Rivai, Veithzal. Mulyadi, Deddy. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Rajagrafindo Persada Stephen P. Robbins, 2006, Perilaku Organisasi, Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia Jakarta Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi ke12, Jakarta: Salemba Empat. Santoso, Singgih, 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik CV Media Komputindo Jakarta Sekaran, Uma, 2006 Research Method for Busines, A Skill Building Approach 4th Edition, Jhon Wiley & Son In New York, USA
Utomo, Hastho Joko Nur dan Sugiarto, Meilan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan pertama, Yogyakarta: Ardana. Wahyudi, Bambang. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Sulita Bandung. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja, Jakarta : Rajagrafindo. Persada, Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumer Daya Manusia : Teori, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta : Salemba Empat Wiyono dan Hakim. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Kemitraan Serta Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia. Vol. IV No. VII Yanuarmawan, Dion. 2012. Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Dikaji Menurut Teori Alderfer (Studi di PT. BPR Gunung Ringgit Malang). Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis. Vol.1 No. 1 Tahun 2012
Siagian, Sondang. P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Simamora, Hendry, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN Jakarta Sigiyono, 2007. Metode Administrasi CV Bandung
Penelitian Alfabeta
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Usaman. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Industri rokok di Jawa Timur 14