Peran Serta Siswa dalam Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Ngringin Depok Sleman Yogyakarta PERAN SERTA SISWA DALAM PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SDN NGRINGIN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Patria Asda
[email protected]
ABSTRACT Every school has an important role to create and improve the health of students through Student Health Units can make an effort to create an environment "Healthy Schools" (Health Promoting School/ HPS). Efforts to develop a healthy school needs to be socialized and well done through the ministry of health (health services) that are stable and adequately supported by other related sectors, such as the participation of communities, businesses, and mass media. The study was descriptif analitics. The samples in this study were students of class V and VI SDN Ngringin by 74 respondents. Research tool used was a questionnaire, and analysed using descriptive analysis techniques. The results showed the level student participation is 97,3%. The result of analisis of the questionarre found the students activities about students participation in development of Student Health Units in SDN Ngringin Keywords: participation, Student Health Units
ABSTRAK Setiap sekolah memiliki peran yang penting untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didik yakni melalui program UKS sekolah dapat melakukan upaya untuk menciptakan lingkungan “Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS). Upaya mengembangkan sekolah sehat perlu disosialisasikan dan dilakukan dengan baik melalui pelayanan kesehatan (yankes) yang didukung secara mantap dan memadai oleh sektor terkait lainnya, seperti partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan media massa. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui peran serta siswa Dalam Pengembangan usaha kesehatan sekolah di SDN Ngringin Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI SDN Ngringin sebanyak 74 responden. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner, teknik analisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan sedangkan peran serta siswa dalam kategori cukup sebesar 97,3%. Dari analisis item pertanyaan ditemukan beberapa kegiatan siswa yang merupakan peran serta dalam pengembangan usaha kesehatan sekolah Kata Kunci: peran serta siswa, usaha Kesehatan sekolah
PENDAHULUAN Unit Kesehatan Sekolah (UKS) adalah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, merupakan perpaduan dua
upaya dasar yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan peserta didik mandiri dalam melaksanakan pola hidup sehat. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/ MENKES/ SK/ IX/ 2008,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT – VOL. 09 NO. 02/ SEPTEMBER / 2016
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang ada di sekolah. Sekolah yang dimaksud meliputi berbagai jenjang dan jenis pendidikan, mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), termasuk jalur pendidikan keagamaan seperti Pondok Pesantren. Dalam pelaksanaannya, UKS berada di bawah naungan empat kementrian, yaitu kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri, dan Kementrian Agama. Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam kesehatan fisik dan jiwa siswa di sekolah, maka sekolah memiliki peran yang penting untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatan siswa. Upaya yang dilakukan antara lain dengan menciptakan lingkungan “Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS) melalui Usaha Kesehatan Sekolah. Konsep inilah yang oleh WHO disebut HPS atau Sekolah Promosi Kesehatan sehingga “a health setting for living, learning and working” dengan tujuan (goal) “Help School Become Health Promoting Schools”. Upaya mengembangkan “Sekolah Sehat” HPS melalui program UKS perlu disosialisasikan dan dilakukan dengan baik melalui pelayanan kesehatan (yankes) yang didukung secara mantap dan memadai oleh sektor terkait lainnya, seperti partisipasi masyarakat, dunia usaha, dan media massa. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran harus menjadi HPS, yaitu
sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya. Upaya ini dilakukan karena sekolah memiliki lingkungan kehidupan yang mencerminkan hidup sehat. Selain itu, mengupayakan pelayanan kesehatan yang optimal, sehingga terjamin berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik dan terciptanya kondisi yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk beperilaku hidup sehat. Semua upaya ini akan tercapai bila sekolah dan lingkungan dibina dan dikembangkan. Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilakukan melalui pemeliharaan sarana fisik dan lingkungan sekolah, melakukan pengadaan sarana sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat, melakukan kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah yang mengandung lingkungan besih dan sehat, dan melakukan penataan halaman, pekarangan, apotik hidup dan pasar sekolah yang aman (Dina, 2009) Peran serta siswa dalam pengembangan UKS sangatlah berpengaruh terhadap berjalannya suatu kegiatan UKS tersebut, dimana peran serta siswa dalam pengembagan UKS yang terdapat pada empat strata, yakni strata minimal, strata standar, strata optimal dan strata paripurna. Peran serta siswa sangatlah berpengaruh terhadap fasilitas dan sarana prasarana UKS itu sendiri. (Depkes RI, 2004) Pelaksanaan UKS meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Dokter kecil memberikan penyuluhan kesehatan terhadap teman-teman yang lain pada kegiatan ekstrakulikuler.
Peran Serta Siswa dalam Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Ngringin Depok Sleman Yogyakarta
b.
Pengawasan kebersihan lingkungan sekolah setiap hari, ada dokter kecil yang bertugas piket setiap hari secara bergilir c. Pengukuran berat badan & tinggi badan dilakukan setiap sebulan sekali, minimal 6 bulan sekali d. Pengobatan ringan terhadap penyakit yang ditemukan di sekolah e. Melaksanakan P3K pada kecelakaan yang terjadi di sekolah f. Observasi harian seperti kebersihan : kuku, jari, rambut dan muka. g. Warung sekolah menyediakan makanan yang sehat dan bergizi, dan disediakan setiap hari. SDN Ngringin adalah Sekolah Dasar yang terletak di Jalan Gorongan 6, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman Yogyakarta. Pada Tahun 2014 SDN Ngeringin memiliki 197 siswa. Adapun siswa kelas 5 berjumlah 40 siswa dan kelas 6 terdiri dari 34 siswa. Gambaran Usaha Kesehatan Sekolah yang ada di SDN Ngringin adalah gedung yang tidak terlalu terawat, kasur, dan peralatan seadanya seperti: timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, stetoskop serta obat-obatan seperlunya seperti: Obat penurun demam, balsem, rivanol dan obat minyak kayu putih. Sebagian siswa mengatakan bahwa UKS itu adalah sebagai tempat istirahat saja, dan ada yang mengatakan, “UKS itu bagi orang yang sakit”. Selain itu mereka juga sering ke UKS untuk sekedar mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan. Usaha Kesehatan sekolah sangat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan oleh siswa. Di SDN Ngringin kesadaran siswa akan kebersihan dan kesehatan masih sangat rendah terbukti
dengan masih adanya sampah yang dibuang sembarangan oleh siswa ketika selesai jajan di kantin sekolah. Di samping itu fasilitas untuk mencuci tangan yang bersih untuk siswa masih belum ada di sekitar kantin sekolah, sehingga kemungkinan besar siswa tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah jajan di kantin, padahal hal ini sangat perlu diperhatikan karena kuman dapat ditularkan melalui tangan yang tidak bersih. Dari paparan tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang peran serta siswa dalam pengembangan Usaha kesehatan sekolah di SDN Ngringin, Depok, Sleman Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas V dan VI yang terdiri dari 40 murid dari kelas V dan 34 murid dari kelas VI SDN Ngringin Depok Sleman Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2014. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu berupa kuesioner yang terdiri dari identitas responden (nama, umur, kelas, jenis kelamin) dan daftar pertanyaan tentang peran serta siswa yang dilengkapi dengan ceklist untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana dalam SDN Ngringin. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh sebagai berikut :
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT – VOL. 09 NO. 02/ SEPTEMBER / 2016 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No 1
2
Karakteristik Umur 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun Jumlah Jenis Kelamin
Frekuensi
Laki-laki Perempuan Jumlah
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden adalah 11 tahun sebanyak 26 orang (35,1%) dan
Persentase (%) 1 26 23 22 2 74
1,4 35,1 31,1 29,7 2,7 100
35 39 74
47,3 52.7 100
terbanyak pada jenis kelamin responden perempuan adalah 39 orang (52,7%).
Tabel 2 Peran serta siswa dalam pengembangan UKS di SDN Ngringin Depok Sleman Kategori Kurang Cukup Baik
Frekuensi 2 72 0
Persentase (%) 2,7 97,3 0,0
Total
74
100,0
Tabel 2 menunjukkan bahwa peran serta siswa masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 97,3%. Bentuk peran serta siswa yang paling sering dilakukan siswa dalam kegiatan pengembangan usaha kesehatan sekolah di SDN Ngringin adalah antara lain: 1. Selesai menggunakan kamar mandi siswa menyiram dengan air yang banyak 2. Membuang sampah pada tempatnya. 3. Rutin menyapu kelas sesuai jadwal piket 4. Mengikuti kerja bakti sekolah 5. Rutin membuka jendela kelas supaya terjadi pertukaran udara
6. Membersihkan luka menggunakan P3K ketika ada kecelakaan di sekolah. Peran serta siswa dalam pengembangan usaha kesehatan sekolah sangatlah berpengaruh terhadap berjalannya suatu kegiatan Usaha kesehatan sekolah tersebut, di mana peran serta siswa dalam pengembangan usaha kesehatan sekolah yang terdapat pada empat strata, yakni strata minimal, strata standar, strata optimal dan strata paripurna. Peran serta siswa sangatlah berpengaruh terhadap fasilitas dan sarana prasarana usaha kesehatan sekolah itu sendiri (Depkes RI, 2008) Berdasarkan hasil penelitian peran serta siswa dalam pengembangan
Peran Serta Siswa dalam Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Ngringin Depok Sleman Yogyakarta
usaha keseatan sekolah di SDN Ngringin sebagian besar termasuk dalam kategori cukup yakni sebanyak 72 orang (97,3%) sedangkan dalam kategori kurang sebanyak 2 orang (2,7%). Hal ini sama dengan penelitian Aziz (2010), yaitu responden penelitiannya (96,61%) telah melaksanakan perilaku hidup sehat, sedangkan sebanyak 2 responden (3,39%) belum melaksanakan perilaku hidup sehat. Sebagai bentuk peran serta siswa dalam usaha kesehatan sekolah siswa sangat berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain: Pekan kebersihan, pekan Gizi, pekan penimbangan berat badan dan tinggi badan di sekolah, pekan kesehatan gigi, pekan kesehatan mata, dan lain-lain. Hal ini sama dengan penelitian Anita (2013) tentang hubungan perilaku dengan hygiene perorangan pada anak sekolah dasar, di mana hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tindakan dengan hygiene perorangan responden. Peran serta siswa dalam mengembangkan usaha kesehatan sekolah (UKS) sangat terkain dengan konsep perilaku (Notoadmojo, 2007). Tindakan anak sekolah dalam perilaku sehat, yakni anak sekolah dipengaruhi oleh pikiran atau kesadaran yang akan muncul dalam setiap proses tindakan anak sekolah. Tindakan nyata yang dilakukan terkait dengan hal ini yaitu tindakan anak sekolah di dalam cara atau perbuatan pola makan, kebersihan lingkungan sekolah. Sesuai dengan penelitian Hatmoko (2010), tentang perilaku sehat anak sekolah di SD negeri 1 Sekaran Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten, di mana hasil penelitian kualitatif menunjukkan dari 6
responden, 5 responden membuang sampah pada tempatnya dan mencuci tangan sebelum dan sesudah memakan makanan, dan 1 responden tidak membuang sampah pada tempatnya serta tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah memakan makanan. Penelitian lain yang terkait yakni penelitian Mulianti (2010), yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku siswa menjaga kebersihan lingkungan di SDN Titeue Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie menunjukkan bahwa bahwa pada variabel hubungan antara sikap dengan perilaku siswa didapat hasil 43 responden yang bersikap positif sebanyak 27 orang (62,8%) berperilaku tidak baik. Dari 29 responden yang bersikap negatif sebanyak 23 orang (79,3%) berperilaku tidak baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan hubungan antara sikap dengan perilaku. Sikap berhubungan dalam menjalankan fungsinya di mana apabila siswa memiliki sikap yang baik maka kebersihan sekolah akan terjaga dan mereka merasa nyaman jika bermain. Sikap siswa tentang usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku siswa untuk hidup bersih dan sehat. Kesadaran merupakan suatu sikap yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang selanjutnya tercapai dengan adanya kerja keras. Seseorang yang mempunyai sikap aktif selalu berusaha untuk hidup dengan lebih baik, akan tetapi seseorang yang sifatnya pasif akan menerima apa adanya dan tidak mempunyai pilihan dan pertimbangan, sikap seperti ini sangat rendah motivasi untuk berkembang dan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT – VOL. 09 NO. 02/ SEPTEMBER / 2016
ingin maju sehubungan dengan perlakuan sikap seseorang. Pengetahuan juga memiliki kontribusi dalam meningkatkan perilaku kebersihan dan hidup sehat. Sarwono (2007) menegaskan bahwa wawasan pengetahuan dan komunikasi untuk pengembangan lingkungan yang bersih dan sehat harus dikembangkan yaitu dengan meningkatkan pengetahuan, mendorong kemauan dan kemampuan bertindak yang ditujukan kepada siswa dan harus disertai dengan pemberian dorongan agar masyarakat sebagai kelompok diberikan kesempatan merumuskan tindakan bersama sesuai dengan kondisinya. Pengetahuan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah adalah tanggung jawab bersama, karena pengetahuan salah satu faktor yang mendorong siswa untuk menuju hidup bersih dan sehat. Semakin tinggi pengetahuan siswa, maka semakin yakin dan memiliki semangat yang tinggi untuk menjaga kebersihan sekolah dan menyadari bahwa dengan lingkungan yang sehat akan tercapainya tingkat kesehatan yang optimal dan dapat meningkatkan prestasi belajar dengan lebih baik. KESIMPULAN 1. Peran serta siswa kelas V dan VI dalam pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Ngringin Depok Sleman sebanyak 97,3% responden termasuk dalam kategori cukup. 2. Peran serta siswa secara garis besar dalam hal ini adalah
a. Selesai menggunakan kamar mandi siswa menyiram dengan air yang banyak b. Membuang sampah pada tempatnya. c. Rutin menyapu kelas sesuai jadwal piket d. Mengikuti kerja bakti sekolah e. Rutin membuka jendela kelas supaya terjadi pertukaran udara f. Membersihkan luka menggunakan P3K ketika ada kecelakaan di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Anita. (2013). Hubungan Perilaku dengan Hygiene Perorangan Pada Anak Sekolah Dasar. Tersedia di: http://www.jurnal.ungor.ac.id. Aziz. (2010). Hubungan Perilaku Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang dengan Status Gizi Anak Seolah Dasar Negeri Bulu Kanti di Ngoresan Surakarta. http://eprints.uns.ac.id Depkes, R. (2004). Kualitas Sumber Daya Manusia Ditentukan Pendidikan dan Kesehatan. Tersedia di: http://bpk.litbang.depkes.go.id/ind ex.php/hsr/article/view/1368/2192 Depkes, R. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Tersedia di: http://www.depkes.go.id Dina. (2009). Usaha Kesehatan Sekolah. (diakses tanggal 10 Februari), Tersedia di http://newdinala.com usaha-kesehatan-sekolah-uks.htm
Peran Serta Siswa dalam Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN Ngringin Depok Sleman Yogyakarta
Hatmoko. (2010). Perilaku Sehat Anak Sekolah Di SD Negeri 1 Sekaran Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Tersedia di: http://eprints.uns.ac.id. Mulianti. (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Siswa Menjaga Kebersihan Lingkungan di Sekolah Dasar Negeri Titeue Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie. (diakses tanggal 21 Juli 2014),. Tersedia di: http://MULIANTI-fkm.pdf. Notoadmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Saryono. (2007). Pelaksanaan Trias Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Menengah. Jurnal. Keperawatan Soedirman