7\ TRANSITO RMASI RUMAII VERNAI(ULAR ACEI-I
Agus Brrdi Purnomo Lemlit Usakti
Moch. Ali Topan Jurusan Arsitektur Usakti
Abstract Aceh was once considered as one of the origin of Melayu.Therfore lhis paper discusses the transfonnation of. Achenese lzouse fi'orn its traditional predecessor to the modern day vernakular
houses. The transforntation is architectural and also indicate the possibilitythat the transformation is also rooted on the existing sosial-dytamics, The result of the discussion indicates that the Achenese hoqses.have changbdfront the initial onpole houses to ltouses that is built directly onthe ground.
Pendahuluan.
t
Pengetahuan mengenai Arsitektur Indonesia sangat terbatas pada dua titi( eksnirn. Pada titik ekstrinl pertama pengetahuarr tersebut terkonsentrasi pada Arsitektur Tradisional yang umun'rnya padat dengan halJral yang bersifat adat nornrative dan bukan vernakular yang nyata terdapat di dalam masyarakat.
Pada ekstrim lainnya pengetaltuan n'lengeuai Arsitektur Indonesia sangat terkonsentrasi pada Arsitektur Modern yang bersifat global. Dengan demikian mahasiswa arsitektur di Indonesia biasanya sangat fasih berbicara tentang berbagai lral yang menyangkut rumah adat daripada rumah vemakular.
Mereka juga sangat fasih bila berbicara tentang aliran Arsitektur Modern lringga Arsitektur Post Modern, tapi tidak banyak tahu tentang arsitektur yarrg nyata.digunakan dan difaharni oleh masyarakat pada unrumnya. Dengan kata lain pengetahuan Arsitektrrr Indonesia sangat bersifat elitis dan akhirnya dapat dikatakan terpisah dari dunia nyata yang mengarrdung keaneka ragaman yang tinggi. Tulisan singkat ini mencoba menrbahas kaitan antara kedua kutub di atas dengan dunia nyata Arsitektur di Indonesia, khususnya yang telah berkembang di Aceh selama ini.
Transformasi Arsitektu ral Seperti layaknya produk kultural, arsitektur juga terus berkembang sesuai dengan perkembangan rnanusia yang menggurrakannya. Hal ini dapat difaharni karena pada dasarnya arsitektur adalah sejenis produk manusia yang ditujukan bagi manusia (Broadbent, 1973). Dengan arsitektur manusia dapat melaksanakan.kegiatannya dengan tanpa diganggu oleh lingkungan dan sebaliknya lingkungan tidak mendapat dampak negatif dari kegiatan manusia (Gambar l).
Gnrnhnr
l.
Manusia, arsitektur dan llngkungah (Braodbent, 1973). ',4 'I I
:
322
Itrternaltonal Schlnar on l,lalay Arcltltccturc as Lingua lrronea Jaknrta, June 22-23 2405
i
Manusia adalah nrahluk yang perruh dinamika, kornpleks dan sering penuh dengan kontradiksi. Oleh karena itu arsitektur yang baik harus dapat mewadalri kompleksitas, kontradiksi atau dengan kata lain dinamika yang ada paoi oiri marrusia'(Ve'niqfi;'ili!i):''icoi,!'eii'iiritan yang menjadf dlosofi dasar Alirarr Arsitektur Paska Moderrr. Berdasaikhir'ntoi;bn'diri Ve'ntuii itu, dalarn tulisan singkat ini akan dibahas perubaltarr atau h'ansformasi yaii$'hihla'frri.oieii luriiahirumah vernakular di Aceh..Yang dirnaksud dengarr rumah vernakular dalam lial-ini.ihlah runrair-rumah yang sepenuhnyd dibangun dan diguriakan oleir penghuninya. Jadi bukrin rumah-runrah yan!'ada dalam dunia n'rasalalu, atau ada di masa depan seperti yang kita bisa lihat drilam Wacana teoritis Arsitektur. Sesuai dengan perkembangan yang dialarni manusia, maka arsitektur juga mengalami perubahan. Manusia adalah rnahluk yang tak bisa melepaskan diri dari sejarah dan warisan budaya. Oleh karena itu perubahan pada diri nranusia tak bisa dilepaskan dari masa lalu. Hal ini rnenyebabkan perubahan pada manusia bisa disebut sebagai sebuah transformasi atau perubahan yang sinambung dari waktu ke waktu. Pada suatu masa Aceh bersama dengan Malaka, Johor, dapat dianggap sebagai suatu wal dari budaya
Melayu yang sangat majemuk itu (Andaya, 2001). Oleh karena ini sebagai usaha untuk menyumbang kepada diserninasi Arsitektur rnelayu sebagai Lingua-Franca, pada tulisan ini akan dibahas sejauh mana transfortnasi yang dialami oleh arsitektur rumah di Aceh yang diawali dari rumah tradional hingga rumah vernakular yang bisa kita lihat pada rnasa sekarang.
Sumber Data Dan Aspek Arsitektural Data yang menjadi dasar bagi tulisan singkat ini berasal da5j kornpilasi foto-foto yang telah dikurnpulkan oleh penulis sepanjang kurun waktu 1975 hingga ?003. Foto-foto itu tidak saja berupa foto yang kotemporer dengan nrasakompilasi, tapijugafoto-foto tua dari berbagaisumber dan koleksi tertentu. Sebagian dari koleksi itu dapat dililrat pada file lampiran. Aspek arsitektural yang diarnati rneliputi hal-hal sebagai berikut:
L Bentuk atap 2, Tinggi kolong di bawah lantai 3. Fulrgsi-fungsi pengembangan selain fungsi r.rtama yang ada pada rumah tradisional. 4. Arah pengenrbangan 5. Perubahan fisik dan sosial fungsi-fungsi utama Transformasi Rum.ah di Acch Dari data yang ada dan berdasarkan aspek-aspek arsitektural di atas dapat dilihat
beberapa tahap perubaltan yang dialami oleh rumah vernakular di Aceh. Tahap tersebut adalah sebagai berikut:
l. 2, 3. 4. 5. 6.
Rumah tradisional murni Rumah tradisionaldengan perubahan fungsi kolong Rumah tradisionaldengan pengcmbangan ke belakang Rumah tradisional dengan pengembangan ke samping Rumah tradisional dengan pengcrnbangan ke belakang dan bawah
Rumah tradisional dengan penurunan tinggi kolong dan perkembangan ke samping, belakang dan bawah.
7. 8.
Rurnah tradisional yang telalr menghilangkan fungsi kolong Rumalr kotenrporer.
Bcrikut ini aknn diterangkan ciri srsitekturnl mnsing-rrrasing perubnhan itu.
I t,t I e
rno
tio
no I Se
tt t i n-u
r
o
n
In
-A
lay
/
rc h I &c lu
re us Li n gu a I : ra
ur.a
Rumah
rradisional
,,
,.,',
.,,*.
,i
Rumatr tardisiqnal .Aceh. te-rdiri-"q1es.!i$q ryatg.Uqm.a., tgItgll''g.tgtlll ;i1t1gn1.og 7eu.n1.teun .t.enpat tar11y laki-laki diterima. Kedua ialah rantbal dimana iuree beradq, pi iua,ng irri teiletak tempat iidur atau daerah palin[ privat dari rumah, Ketiga ialdt seirantoa iikltyuitg.bian;'gap sebagai ruang bagi wanita.
Di tempat inilah wanita diterirna. Keernpat ialah run oh dapi atau dapur yang terletak berdekatan dengan seuramod lik6t atau ruang wanita. Kelima ialah ruang bawah atau kolong yang berfungsi sebagai ruang sosial tempat kegiatan sosial rnasyarakat dilaksanakan. Gambar tipikal runrah tradisional Aceh
2
menrperlihatkarr
Gambar 2. Rumah tradisional Aceh
Rumah Tradisional dengan Perubalran Fungsi Kolong Dalam perkembangan selanjutnya fungsi kolong sebagai ruang sosial mengalami perubahan. Perubaltan tersebut menjadikan ruang kolong tidak tagi berfungsi iebagai ruang sosial tapi berubah mcnjldi ruang servis tempat benda-benda servis seperti kayu bakar dilitakkan (Cambar i;. D.ngun kata lain kolong yang dulunya tempat para wanita berkumpul menjalankan kegiatannya iehari"h'ari secara komunaltclah berubah menjadi gudang tempat menyimpan kayu bakar.
324
lnlcrnatlottol Seninor on A4alay lrchitccturc
aE Littgn Franca Jakarta, Jme 22.23 2005
Tempat penyimpanan kayu Gambnr 3. Kolong rumah tradisional berubah menjadi.tdtnpat menyimpan kayu.
Rumah Tradisional dengan Pengembangan he Belakang Bila kebutuhan ruang meningkat, biasanya rumoh dapu diperpanjang meliputi seluruh panjang rumah, Dengan demikiarr tempat perryimpanan kayu bisa dipindah ke bawah runroh dapu (Gambar 4). Pada tahap ini atap tambahan rumoh dapu dibuat mengikuti kemiringan atap utama. Walau lebih rendah dari lantai seuramoe likol, lantai perluasan rumoh dapu nasih terletak di atas tanah sehingga rnasih n:enyisakan kolong yang dapat digunakan untuk menyimpan kayu atau benda servis lainnya.
Atap tambahan,
terusan darl atap'utama
ru Tempat penylmpanan t
Gnmbs!: 4. Rumalr tradisional dengan pengenrbangnn kc bclakang.
Ittlornotionul Sanlnar on Alalay Archllocluro as Linguu ltrnttctt
Rurrrah Tradisionnl dengan Pcngcnrbangau ke Samping Selarrjutnya bila kebutuhnn ruang meningkat, rumoh dapu ggripg diperJ-qel&Slqryp.iltg seperli pada Gambar 5. Dengan dentikiarr tercipta pintu masuk kedua untuk n3asuk.ke dalarn rumah melalui rumolt dapu, Selain nremperhns rumoh dapu, perlvasan pada thhap.ini juga memperluas ruang servis di bawah rumoh dapu.
Fengembangan ke belakang dan samping
ffi Entrance belakang Gambar 5. Rumah tradisional
Rurnah Tradisional dengin
irng..brngau
dengan pengenrbangan kesamping.
ke Betakang dan Bawah
Sesuai dengan perkembangan gaya hidup dan kondisi sosial, selanjutnya rumah hadisional di Aceh
berkembang
ke bawah. Bia sebelumnya ruang-ruang privat cenderung berada di atas,
pada
perkembangan setanjutnya berkembang ke bawah. Dalam tahap initelah terjadi perubahan fungsi dan pota sosial ruang yang signifikan. Bila pada tahap sebelumnya pemisahan ruang terjadi secara horizontal,'maka pada tahap ini telah terjadi pemisahan fungsi secara vertical. Ruang-ruanEseuramo rinyeun, seuramo llkot, juree dan bahkan runtoh dapu telah berubah menjadi daerah privat. Daerah pubtik berpindalr tempat ke bawah yang merupakan tambahan baru rumah yang tidak terdapat pada tahap sebelunrnya (Gambar 6).
I
t I t
i
,{
l
i
! 'l lnte
326
rnatlonol Seulnar on
llalq,/rchtte clilrc os Lingua
Franca
Jakarla, Jrtne 22'23 2003, .;
I
Dinding bata
Pengembangan ke belakang dan di permukaan tanah Gambnr 6. Rurnah tradisional dengan pengembangan tebilakang dan bawah.
Rurnah Tradisional dengan Pcngembangan kc Belal
gaya hidup yang menuntut penghuni untuk tinggal sedekat rnungkin dengan permukaan tanah. Penghuni yang biasanya sudah relatifjompo tak nrau lagi naik-turun tangga sehingga mereka menrililt untuk mengosongkan rumah tradisionalnya dan tinggal selrari-hari di bagian tamb,ahan rumah dengan lantai berada di permukaan tanah.
Ittllrnatlotnl
Se
ntlnor on l4olalt lrchltcclilrQ os l.irrl4tto l"rurrcct
Kemlrlngan atap tidalr mengltrutlatap utama
dlndlng bata Pengembangan lce belakang dan dlpermulraan tanah Tlngglkolong_
fl??ff'"
darr 2'5 m ke
Gambar 7. Rumah tradisional dengan pengembangan kebelakang dan bawah.
Rumah Tradisional yang Telah l\{enghilangkan Fungsi Kolong Perkembangan selanjutnya walaupun masih dapat terlihat adanya kolong, karena rendahnya kolong, fungsi ruang di bawah kolong telah hilang sama sekali (Garnbar 8). Dalarn hal ini bentuk rumalr vernacular di Aceh sudah lebih mirip dengan rumah tradisional yang berkernbang di Semenanjung Malaysia. Tapi pada tahap ini rurnqh-rumah vernakular dapat juga dikatakan lebih mirip dengan rurnah-runralr yang dibuat pada masa Belanda (Fotd t) daripada rumah tradisional. Sebagai conloh, tenrpat tangga telah berubah menjadi veranda seperti umumnya rumah Belanda yang berkembang pada saat itu. Dengan demikian bentuk{umah vernacular di Aceh sudah lebih cosrnopolitan daripada rumah tradisional yang bias dilihat pada Gambar 2 di atas,
mnffi
Ganbar 8. Rumah tradisional yang telah menghilangkan fungsi kolong,
lntentatlonnl Semlnar on A4alqt rlrchitcctura as Lingua Franca
328
Jokarta,
Jwc
22'23 20()5
Rumah
Kotemporer
y
Rumah-rumah kontemporer terutama yang berkembang setelah lndonesia merdeka sama sekali telah rnenghilangkan kolong. Dengan kata l4in, rumalr-rurnah pada masa sekarang di Aceh telah sepenuhnya dibangun di atas permukaan tanah. Bahan utama rumah juga telah berubah dari kayu ke beton dan bata. Sebagai contoh rumah-rumah yang dibangun di Kopehna Darussalam pada dekade 60-an tidak lagi nrenggunakan kolong dan sepenuhnya berada di atas tanah. Walaupun dernikian atap pelana yang tropis masih dapat diternukdn pada rumah-rurnah tersebut (Gambar 9 dan Foto 2).
Qambr 9. Rumah kotcmporcr.
lnttntationnl Sctnltmr on A'falay tlrcltilcctura as l.lngua l;nttrr:u
Foto2. Rumah yang dibangun pada dekade 60-an.
Selanjutnya dengan kembalinya arsitek-arsitek Aceh lulusan berbagai universitas di pulau Jawa, elemen-elemen arsitektural klimatis seperti atap berubah fungsi rnenjadi elenren estetis belaka (Foto 3).
Foto!, Iiangrf,uil aefeae io-un.
Pcnutup Dari
r
pembahasan
di
atas dapat dilihat bahrva runralt lradisional Aceh lelnlr nrengalatni suatu
trarrslorrnas i ars itektura l. Transforrnasi itu dapat d isimpulkan scbaga i berikut: lnErnatlonal Seninar on l4aloy ilrcltiteclure as Lingtn Franea'.
330
Jakarta. Junc 22-23 2005'
l. 2. 3.
Secara fisil
.,
, ,
.r .,il ..n, iilr,i r Secara sosial, fungsi rurnah tradisional $ggh,tg.lpf b.erubah menjadi ruang privat, sedang ruartg publik telah beralih ke nrang tarnbahan yang berada di permukaarr tanah.
.
I
Perubahan tersebut pada butir darr 2 merirperlihatkan sebuah perubahan arsitektural yang iakibatkan karena perubaharr sosial' mrisyirdkat' Aceh pada uniuninya.
d
Walaupun pada masa sekarang rnasih.dunlt diiif',ut'rumah-rumah tradisional yang masih berfungsi dengarr baik, tapi kecenderungan pembarrg.uriari. rumah lebilr pada arah.pernbangunan rumah-rumah vetuakular seperti yang dapat dililrat di seluruh lndoriesia. Hal, ini mentperliliatkan betapa kuatnya pengaruh p.nOiaitun *iitrlitur yang telah rnbnyeragi,nkan bentui< darr pilihan masyarakat ikan runrah
tinggal. Selama hal itu tidak mbnghilangkan hal-hal posistif yarig dinriliki oleh rumah tardisional (rnisalnya ventilasi alam dan lairr-lain), kita harus terbuka terhadap kecerrderungan itu. Tugas arsitekarsitek setempat ialah urrtul< selalu menggali kebaikan-kebaikan yang ada pada rumah tradisional dan
tidak tenggelarn dengan semangat penyeragaman yang belurn tentu sesuai dengan kebutuharr masyarakat seternpat, khusunya masyarakat Aceh. Semoga.
Acuan Andaya, L, J., The Search for the 'Origins' of Melayu, Journal of southeast Asian Studies, Vol. 32, October, National Univcrsity of Singapore, 2001. Broadbent, Ceoffrcy, Des.lgn in Architecture, Archltecture and the Hunwn Sciences, John Wiley and Sons, London: 1973. Venturi., R., Rauch, dan Broln, Complexity and Contradiction in Architecture, Rizzoly: Nerv York, 1961.
lulertrational Senrinar on l.laluy lrchltee luro qs Lltrgta l:rartca t-1.-,,-
t
1.4a
^^^.