EXPERIMENT ALAT SIMULATOR RADIATOR UNTUK PERHITUNGAN DAYA PENGGERAK POMPA SENTRIFUGAL TERHADAP LAJU ALIRAN FLUIDA Oleh Fajar Fransiskus Simatupang (41309010021) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
[email protected]
ABSTRACT Experiments on Denso radiator simulator tool 16410-Bz010 using a special type of centrifugal pump that the electromagnetic type aims to calculate the driving power generated on centrifugal pump with valve openings comparison of full valve opening, the valve openings ½ and ¼ valve openings.Experimental results indicate changes in temperature 30 0c valve opening, the valve openings for full suction pressure obtained with exhaust pressure that is 2000 kg. f/m2, on a flow rate of 12 litres/minute, then had obtained a pump power 53 W. at the opening of the valve of the suction pressure obtained ½ equal to 400 kg. f/m2, on a flow rate of 6 liters/minute, then had obtained a pump power 16 W. Whereas at the opening of the valve of the suction pressure is obtained same ¼ with pressure waste that is 600 kg. f/m2, at a flow rate of 3 liters/minute, then had obtained a pump power 6 w.
Keywords: electromagnetic Pump, Discharge, pressure, Flow and Power of the pump.
ABSTRAK Eksperimen pada alat simulator radiator Denso 16410-Bz010 menggunakan Pompa Sentrifugal jenis khusus yaitu jenis elektromagnetik bertujuan untuk menghitung daya penggerak yang dihasilkan pada pompa sentrifugal dengan perbandingan bukaan katup dari bukaan katup penuh, bukaan katup ½ dan bukaan katup ¼. Hasil eksperimen menunjukkan perubahan bukaan katup pada suhu 300c, untuk bukaan katup penuh diperoleh tekanan isap sama dengan tekanan buang yaitu 2000 kg.f/m2, pada laju aliran 12 liter/menit, maka didapat daya yang diperoleh pompa sebesar 53 W. Pada bukaan katup ½ diperoleh tekanan isap sama dengan tekanan buang yaitu 400 kg.f/m2, pada laju aliran 6 liter/menit , maka didapat daya yang diperoleh pompa sebesar 16 W. Sedangkan pada bukaan katup ¼ diperoleh tekanan isap sama dengan tekanan buang yaitu 600 kg.f/m2, pada laju aliran 3 liter/menit , maka didapat daya yang diperoleh pompa sebesar 6 W.
Kata kunci : Pompa elektromagnetik, Debit Aliran, Tekanan, dan Daya Pompa.
1 Jurnal Program Studi Teknik Mesin
PENDAHULUAN Dalam pembuatan alat simulator radiator sebagai bentuk eksperimen. Dan team membuat alat simulator radiator agar dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai praktikum dari landasan teori yang sudah dipelajari. Pada bagian pembahasan penulis, akan membahas tentang pompa sentrifugal dari hasil analisis alat simulator. Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi atau dari satu tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan tinggi melalui sistem pemipaan dan berlangsung secara terus-menerus. Pompa beroperasi dengan megadakan perbedaan tekanan antara bagian masuk menjadi energi fluida yang bergerak (sumber tenaga) dan bagian keluar, untuk mengalirkan energi fluida yang akan mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head potensial dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang proses. Impeler dipasang pada poros pompa yang berhubungan dengan motor pengerak, biasanya motor listrik atau motor bakar. Poros pompa akan berputar apabila penggeraknya berputar. Karena poros pompa berputar impeler dengan sudu-sudu impeler berputar, zat cair yang ada di dalamnya akan ikut berputar sehingga tekanan dan kecepatannya naik dan terlempar dari tengah pompa ke saluran yang berbentuk volut atau spiral kemudian ke luar melalui nosel. Klasifikasi atau pengelompokkan pompa dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu menurut jenis, bentuk, dan cara kerja pompa itu sendiri. A. Positive Displacement Pump atau Pompa Perpindahan Positif Jenis Positive Displacement Pump atau Pompa Perpindahan Positif : Pompa Rotary atau Pompa Berputar
Berdasarkan desainnya, pompa rotary dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Screw Pumps atau Pompa Sekrup Gear Pumps atau Pompa Roda Gigi terbagi atas beberapa bagian, yaitu: External Gear Pumps atau Pompa Roda Gigi Luar Internal Gear Pumps atau Pompa Roda Gigi Dalam Lobe Pumps atau Pompa Cuping Vane Pumps atau Pompa Baling-baling Pompa Rotary atau Pompa Berputar Berdasarkan desainnya, pompa rotary dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Pompa Piston Pompa Torak B. Pompa Dinamik Jenis Pompa Dinamik : Pompa Aksial Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal ini mempunyai tujuan untuk mengubah energi dari suatu pemindah utama (motor electric atau turbin) menjadi kecepatan atau energi kinetik dan kemudian menjadi energi tekanan dari suatu fluida yang dipompakan. Perubahan energi terjadi melalui sifat dari kedua bagian utama pompa, impeller dan volute atau diffuser. Impeller adalah bagian yang berotasi (berputar) yang mengubah energi menjadi energi kinetik. Volute dan diffuser adalah bagian yang stationer (tidak bergerak) yang mengubah dari kinetik menjadi tekan.
2 Jurnal Program Studi Teknik Mesin
Pada Re < 2300, aliran bersifat laminer. Pada Re > 4000, aliran bersifat turbulen. Pada Re = 2300 – 4000 terdapat daerah transisi, dimana aliran dapat bersifat laminer atau turbulen tergantung pada kondisi pipa dan aliran. 𝑄 𝑉= 𝐴 Dimana: Gambar 2.7 Pompa Sentrifugal 𝑉 = Kecepatan Aliran (m/s) 𝐴 = Luas Penampang (m2)
Head Pompa
𝜋
𝐴 = 4 . (𝐷)2 D = Diameter Pipa (m) Q = Debit Aliran (𝑚3 ⁄𝑠)
𝑝 𝑣2 𝐻= + +𝑧 𝛾 2g
Dimana : H = Head total pompa (m) 𝑝 = Tekanan (𝑁 ⁄𝑚2 ) 𝛾 = Berat jenis zat cair (𝑁 ⁄𝑚3 )
hf = 𝑓
Dimana: 𝑓 = Koefesien kerugian gesek
𝑣 = Kecepatan (𝑚⁄𝑠)
g = Percepatan gravitasi (9,81 𝑚⁄s 2)
g = Percepatan gravitasi (9,81 𝑚⁄s 2 )
D = Diameter pipa (m)
z = Head Potensial (𝑁 ⁄𝑚3 )
V = Kecepatan aliran (𝑚⁄𝑠) L = Panjang pipa (m)
Head Losses (Kerugian Head)
hf =Koefisen gesekan (m)
Hloss = Hgesekan + Hsambungan
Head kerugian gesek dalam pipa (Hgesekan) 𝑉. 𝑑 𝑅𝑒 = 𝜈 Dimana: Re
= Bilangan Reynolds (tak berdimensi)
V = Kecepatan rata-rata aliran di
L V2 64 L V2 = 𝐷 2g 𝑅𝑒 𝐷 2g
Kekasaran Relatif 𝜀 𝐷 Dimana: 𝜀 = Kekasaran permukaan di dalam pipa (feet) D = Diameter pipa (m)
dalam pipa (𝑚⁄𝑠)
ν = Viskositas kinematik zat cair
Tabel 2.2 Nilai Kekasaran Permukaan Pipa
(𝑚2 ⁄𝑠) D = Diameter dalam pipa (m) 3 Jurnal Program Studi Teknik Mesin
Fitting
Types
K
Standard 0.35 (R/D = 1) 45° Elbow Long Radius 0.2 (R/D = 1.5) Standard 0.75 90° Elbow
(R/D = 1)
Curved
Long Radius 0.45 (R/D = 1.5)
Tee, as
Entering in 1
Gambar 2.23 Diagram Moody Kerugian head pada belokan, sambungan dan katup 𝑣2 ℎ𝑒 = 𝐾 2g Dimana:
Elbow
run
Tee, as
Entering in 1
Elbow
𝐾= Koefisien pada belokan, sambungan
branch
Coupling
0.04
Union
0.04
dan katup 𝑣 = Kecepatan rata-rata di pipa (𝑚⁄𝑠 ) 2
g = Percepatan gravitasi (9,81 𝑚⁄s ) ℎ𝑒 = Kerugian head pada belokan, sambungan dan katup (m)
Tabel 2.3 Harga Koefisien Tahanan Pipa Pada Berbagai Macam Fitting
Fully Open
0.17
3/4 Open
0.9
Gate valve
4 Jurnal Program Studi Teknik Mesin
1/2 Open
𝑝
− ( 𝛾1 +
4.5
𝑣12 2g
ℓ 𝑣2
1/4 Open
+ 𝑧1 ) + 𝑣2
𝑓. 𝑑 . 2g + 𝐾. 2g
24 Dimana: 𝑑𝑄
Globe valve, Fully Open
6
𝑑𝑡 𝑑𝑤 𝑑𝑡
Bevel Seat
1/2 Open
9.5
Disk
7
Flowmeter
1
Water meter
Penerapan Bernoulli untuk persamaan energi terhadap kerugian head Dengan menggunakan rumus penerapan Bernoulli untuk persamaan energi terhadap kerugian head, dapat dinyatakan seperti dibawah ini: 𝑑𝑄 𝑑𝑤 − = ṁ (𝑒2 − 𝑒1 ) + 𝛴∆ℎ𝑓 + 𝛴ℎ𝑚 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Rumus ini dapat dihitung dengan mengeluarkan setiap variabel untuk mencari laju aliran air yang terjadi pada pompa sentrifugal, dikarenakan adanya tekanan dan daya yang dihasilkan, sehingga dapat dijabarkan dari rumus diatas, sebagai berikut : 𝑑𝑄 𝑑𝑤 𝑝2 𝑣22 − = 𝜌. 𝑄 ( + + 𝑧2 ) 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝛾 2g
NPSHr H
Dimana : H = Head aktual per tingkat pompa
= Energi yang dihasilkan (J/s)
= Massa Jenis Fluida (kg/m3) = Debit Aliran (𝑚3 ⁄𝑠 ) = Tekanan Fluida (kg/cm2) = Beda Ketinggian (m) = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2) = Berat air per satuan volume (kN⁄𝑚3 ) v = Kecepatan (m/s) 𝜌 𝑄 𝑝 𝑧 g 𝛾
NPSHa (NPSH yang tersedia) 𝑁𝑃𝑆𝐻𝑎 = (
𝑃𝑎 − 𝑃𝑣 ) ± ℎ𝑠 − ℎ𝑓 𝛾
Dimana: Pa = Tekanan Atmosfer (N/m2) Pv = Tekanan Uap Jenuh (N/m2) hs = Head Isap Statis (m) (+) untuk kondisi pompa di bawah permukaan cairan yang dihisap (-) untuk kondisi pompa di atas permukaan cairan yang dihisap ℎ𝑓 = Tinggi tekan yang hilang akibat gesekan (m)
= NPSHr (NPSH yang diperlukan)
= Temperatur (0c)
= Berat Jenis Fluida (N/m3)
8.8 104
h2
N sq4 / 3
h = Efisiensi Hidrolis Pompa Nsq= Kecepatan Spesifik Kinematis
= Bilangan Kavitasi Thoma 5 Jurnal Program Studi Teknik Mesin
Agar pompa dapat beroperasi dengan aman dan terhindar dari peristiwa kavitasi, maka sebagai syarat utama adalah harga NPSH yang tersedia (NPSHa) harus lebih besar daripada NPSH yang diperlukan (NPSHr).
METODOLOGI PENELITIAN Data-data yang dikumpulkan dari analisa ini dilakukan dengan kondisi pompa dihidupkan. Debit aliran air yang mengalir dari penampung ke heater dapat disesuaikan dengan globe valve dan gate valve. . Dapat dilihat pada gambar 3.4 untuk pengaturan bukaan katup atau disebut juga kran dan data-data tersebut dikumpulkan dengan perbandingan bukaan kran, sebagai berikut: 1. Bukaan Katup Penuh P1 = 0,2 𝐾g. 𝑓 ⁄𝑐𝑚2 , P2 = 0,2 𝐾g. 𝑓 ⁄𝑐𝑚2 , Q = 12 liter/menit. 2. Bukaan Katup ½ P1 = 3 cmHg = 0,04 𝐾g. 𝑓 ⁄𝑐𝑚2 , P2 = 0,04 𝐾g. 𝑓 ⁄𝑐𝑚2 , Q = 6 liter/menit. 3. Bukaan Katup ¼ P1 = 5 cmHg = 0,06 𝐾g. 𝑓 ⁄𝑐𝑚2 , P2 = 5 cmHg = 0,06 𝐾g. 𝑓 ⁄𝑐𝑚2 , Q = 3 liter/menit.
Gambar 3.2 Sketsa Tiga Dimensi Sistem Kerja Simulator Radiator
Gambar 3.1 Skema Sistem Kerja Simulator Radiator
6 Jurnal Program Studi Teknik Mesin
3 𝑃 = 995 𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑥 0,2 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 0,914 𝑚
HASIL DAN PEMBAHASAN Bukaan Katup Penuh 𝑑𝑄 𝑑𝑤 𝑝2 𝑣22 𝑝1 𝑣12 ℓ 𝑣2 − =ṁ ( + + 𝑧2 ) − ( + + 𝑧1 ) + 𝑓. . 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝛾 2g 𝛾 2g 𝑑 2g 𝑣2 + 𝐾. 2g 𝑑𝑄 𝑑𝑤 𝑝2 𝑝1 𝑣22 𝑣12 − = ṁ ( − )+ ( − ) + (𝑧2 − 𝑧1 ) 𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝛾 𝛾 2g 2g ℓ 𝑣2 𝑣2 + 𝑓. . + 𝐾. 𝑑 2g 2g 0−
𝑑𝑤 𝑝2 𝑝1 𝑣22 𝑣12 = ṁ ( − ) + ( − ) + (𝑧2 − 𝑧1 ) 𝑑𝑡 𝛾 𝛾 2g 2g ℓ 𝑣2 𝑣2 + 𝑓. . + 𝐾. 𝑑 2g 2g
ṁ=−
𝑝 𝑝 𝑣22 𝑣21 = ( 2 − 1) + ( − ) + (𝑧2 − 𝑧1) 𝑑𝑡 𝛾 𝛾 2g 2g ℓ 𝑣2 𝑣2 + 𝑓. . + 𝐾. 𝑑 2g 2g 𝑑𝑤
Nilai dari 𝑑𝑡 = Head pompa, jadi dapat dijabarkan: 𝐾g. 𝑓⁄ 𝐾g. 𝑓⁄ 2000 2000 𝑑𝑤 2 𝑚 𝑚2 ) + ṁ=− =( − 𝐾g. 𝑓 𝐾g. 𝑓 𝑑𝑡 ⁄ 2 995,65 ⁄ 2 995,65 𝑚 𝑚 (2,8 𝑚⁄𝑠)2 (2,8 𝑚⁄𝑠)2 ) +(0,65 − 𝑚 2 𝑥 9,81 ⁄ 2 2 𝑥 9,81 𝑚⁄ 2 𝑠 𝑠 (0,714 𝑚⁄ )2 0,4 𝑚 0,027 𝑥 0,019 𝑚 𝑥 2 𝑥 9,81 𝑚𝑠 ⁄𝑠 2
+ 20,79 𝑥
ṁ=
𝑑𝑤 = (0) + (0) + (0,38 𝑚) + 0,014 𝑚 + 0,52 𝑚 𝑑𝑡 = − 0,914 𝑚
Untuk mencari daya penggerak pompa terlebih dahulu satuan diubah menjadi energi, maka didapat daya pompa yang dicari dengan memindahkan variabel 𝑑𝑤 𝑑𝑡 dengan memasukkan nilai ṁ, sehingga didapat persamaan dibawah ini :
𝑃 = 𝜌. 𝑄. g 𝑥
𝑘𝑔. 𝑚2 = 1,784 𝑊. 𝑠 𝑠2 = 1,784 𝑊 𝑥 30 𝑠 = 53,52 𝑊
𝐾g. 𝑓 ⁄ 2 400 𝑚2 𝑚 ṁ=− = ( − )+ 𝐾g. 𝑓 𝐾g. 𝑓 𝑑𝑡 ⁄ 2 995,65 ⁄ 2 995,65 𝑚 𝑚 400
𝑑𝑤
(
𝐾g. 𝑓
⁄
(1,4 𝑚⁄𝑠)2 (1,4 𝑚⁄𝑠)2 − ) + (0,65 𝑚 − 0,27 𝑚) + 2 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 2 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2
0,033 𝑥
(0,357 𝑚⁄𝑠)2 0,4 𝑚 𝑥 0,019 𝑚 2 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2
+28,62 𝑥
ṁ=
𝑑𝑤 𝑑𝑡
(0,357 𝑚⁄𝑠)2 2 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 = (0) + (0) + (0,38 𝑚) + 0,004 𝑚 + 0,171 𝑚 = −0,555 𝑚
𝑚 − 0,27 𝑚) +
(0,714 𝑚⁄𝑠)2 2 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2
𝑑𝑤 𝑃 =ṁ𝑥 𝑑𝑡
𝑃 = 1,784
Bukaan Katup ½ Nilai dari 𝑑𝑤 = Head pompa, jadi dapat 𝑑𝑡 dijabarkan:
𝑑𝑤
(
3 𝑃 = 995 𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑥 0,0002 𝑚 ⁄𝑠 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 0,914 𝑚
Untuk mencari daya penggerak pompa terlebih dahulu satuan diubah menjadi energi, maka didapat daya pompa yang dicari dengan memindahkan variabel 𝑑𝑤 𝑑𝑡 dengan memasukkan nilai ṁ, sehingga didapat persamaan dibawah ini : 𝑃 =ṁ𝑥
𝑑𝑤 𝑑𝑡
𝑃 = 𝜌. 𝑄. g 𝑥
𝑑𝑤 𝑑𝑡
3 𝑃 = 995 𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑥 0,1 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 0,555𝑚 3 𝑃 = 995 𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑥 0,0001 𝑚 ⁄𝑠 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 0,555𝑚
𝑑𝑤 𝑑𝑡
7 Jurnal Program Studi Teknik Mesin
𝑃 = 0,541
𝑘𝑔. 𝑚2 = 0,541 𝑊. 𝑠 𝑠2 = 0,541 𝑊 𝑥 30 𝑠 = 16,23 𝑊
Hasil Perhitungan Tabel 4.1 Hasil Perhitungan No
Katup
Bukaan Katup ¼
𝐾g. 𝑓
Bukaan Penuh
0,0002 m3/s
16.800
0,014 m
53 W
2
Bukaan ½
0,0001 m3/s
8.400
0,004 m
16 W
3
Bukaan ¼
0,00005 m3/s
4.200
0,0012 m
6W
𝐾g. 𝑓
⁄ 2 ⁄ 2 600 600 𝑚 𝑚 = ( − )+ 𝐾g. 𝑓 𝐾g. 𝑓 𝑑𝑡 ⁄ 2 995,65 ⁄ 2 995,65 𝑚 𝑚 2 2 𝑚 𝑚 (1,42 ⁄𝑠) (1,42 ⁄𝑠) ( − ) 𝑚 2 𝑥 9,81 ⁄𝑠 2 2 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 + (0,65 𝑚 − 0,27𝑚) +
ṁ=−
𝑑𝑤
0,04 𝑥
(0,1785 𝑚⁄𝑠)2 0,4 𝑚 𝑥 0,019 𝑚 2 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2
+38,62 𝑥
ṁ=
𝑑𝑤 𝑑𝑡
(0,1785 𝑚⁄𝑠)2 2 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2
Daya Pompa
𝒉𝒇 (m)
Re
1 𝑑𝑤
Nilai dari 𝑑𝑡 = Head pompa, jadi dapat dijabarkan:
Debit Aliran
Hasil Perhitungan 20000 15000 10000 5000 0
= (0) + (0) + (0,38 𝑚)
-5000
0
+ 0,0012 𝑚 + 0,057 𝑚 = −0,438 𝑚
Untuk mencari daya penggerak pompa terlebih dahulu satuan diubah menjadi energi, maka didapat daya pompa yang dicari dengan memindahkan variabel 𝑑𝑤 𝑑𝑡 dengan memasukkan nilai ṁ, sehingga didapat persamaan dibawah ini : 𝑃 =ṁ𝑥
𝑑𝑤 𝑑𝑡
𝑃 = 𝜌. 𝑄. g 𝑥
𝑑𝑤 𝑑𝑡
3 𝑃 = 995 𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑥 0,05 𝑥 10−3 𝑚 ⁄𝑠 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 0,438 𝑚 3 𝑃 = 995 𝑘𝑔⁄𝑚3 𝑥 0,00005 𝑚 ⁄𝑠 𝑥 9,81 𝑚⁄𝑠 2 𝑥 0,438 𝑚
𝑃 = 0,213
𝑘𝑔. 𝑚2 = 0,213 𝑊. 𝑠 𝑠2 = 0,213 𝑊 𝑥 30 𝑠 = 6,4 𝑊
1
2
3
4
5
Bukaan Katup Penuh Bukaan Katup Setengah Bukaan Katup Seperempat
Grafik 4.1 Hasil Perhitungan
Pembahasan Dari perbandingan ketiga uji coba yang dilakukan dari bukaan katup terlihat bahwa besarnya debit aliran mempengaruhi kinerja daya penggerak pompa yang dihasilkan dengan suhu 30o C, berbanding terbalik dengan kecepatan aliran yang terjadi pada saat fluida mengalir lebih kecil, dikarenakan adanya hambatan yang terjadi pada saat katup ditutup setengah dan katup ditutup seperempat. Hasilnya kecepatan aliran pada saat dibuka penuh lebih besar dibanding dengan ditutup setengah dan seperempat yang akan mempengaruhi nilai koefisien gesekan dan nilai koefisien tahanan dari sambungan, maka nilai daya penggerak pompa lebih kecil pada saat katup ditutup 8
Jurnal Program Studi Teknik Mesin
setengah dan seperempat. Debit Aliran mempengaruhi kinerja Daya Penggerak Pompa
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pengujian, maka didapat simpulan untuk daya penggerak pompa yang dihasilkan untuk mengalirkan fluida dalam satu siklus akibat perubahan bukaan katup sebagai berikut : a) Perbandingan Ketiga Uji Coba Bukaan Katup Maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji coba yang dilakukan dan pengambilan data serta perhitungan dengan rumus yang digunakan didapat daya penggerak pompa sentrifugal lebih besar pada saat kinerja pompa awal bekerja karena aliran konstan tanpa adanya hambatan yang terjadi untuk menghisap fluida dari penampung, dibandingkan pada saat katup ditutup ½ dan ditutup ¼. Hasil pada percobaan pertama pada saat bukaan katup penuh menghasilkan daya pompa sebesar 53 W, pada percobaan kedua nilai daya pompa sebesar 16 W pada saat katup ditutup ½ dan pada percobaan ketiga nilai daya pompa sebesar 6 W pada saat katup ¼, perubahan daya akibat adanya perubahan debit aliran disebabkan adanya hambatan yang terjadi pada katup, sehingga kecepatan aliran yang mengalir nilainya kecil, dikarenakan nilai koefisien tahanan pada katup dan sambungan memiliki nilai yang bervariasi, dapat dilihat pada tabel 2.3 pada saat katup terbuka penuh, pada saat katup ditutup ½ dan pada saat katup ditutup ¼, dan mempengaruhi nilai koefisien gesekan yang lebih besar pada saat katup ditutup ½ dan ditutup ¼ dibanding katup terbuka penuh, menghasilkan debit aliran yang bervariasi pada percobaan pertama pada saat katup terbuka penuh menghasilkan debit sebesar 0,2 x 103
m3/s, pada percobaan kedua sebesar 0,1 x 103 m3/s pada saat katup ditutup ½ dan percobaan ketiga sebesar 0,05 x 103 m3/s, sehingga mempengaruhi kecepatan aliran dari hasil percobaan yang dilakukan, dari kecepatan aliran sebesar 0,714 m/s pada saat bukaan penuh percobaan pertama, pada percobaan kedua kecepatan aliran sebesar 0,357 m/s pada saat katup ditutup ½ dan pada percobaan ketiga kecepatan aliran sebesar 0,1785 m/s pada saat katup ditutup ¼. Hasil akhir dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran lebih kecil pada saat katup ditutup ½ dan ¼ dibanding pada saat katup terbuka penuh dan mempengaruhi kinerja daya yang dihasilkan pompa. b) Hasil Temperatur dari Percobaan Pada Suhu 800 dan 900 Bahwa kecepatan aliran udara yang semakin tinggi menjadikan nilai efektifitas radiator semakin meningkat sehingga dengan kata lain kecepatan aliran udara berpengaruh terhadap pendinginan radiator. Hal ini ditandai dengan peningkatan suhu Tc2, peningkatan tersebut menjadikan nilai efektifitas semakin tinggi. Bahwa kecepatan aliran udara yang semakin tinggi menjadikan nilai LMTD semakin menurun. Hal ini ditandai dengan peningkatan suhu Tc2, peningkatan tersebut menjadikan nilai LMTD menurun. Pengambilan data pada suhu 90o C juga terlihat bahwa nilai efektifitas radiator untuk kecepatan aliran udara 5 m/s dengan nilai efektifitas 0,447 merupakan nilai efektifitas tertinggi dibandingkan dengan nilai efektifitas kecepatan aliran udara yang lainnya. Pada kecepatan aliran udara 0 m/s nilai efektifitasnya 0,115, kecepatan aliran udara 2 m/s nilai efektifitasnya 0,237, kecepatan aliran udara 3,5 m/s nilai efektifitasnya 0,354.
9 Jurnal Program Studi Teknik Mesin
Pengambilan data pada suhu 90o C juga terlihat bahwa nilai LMTD untuk kecepatan aliran udara 0 m/s dengan nilai LMTD 55,213 merupakan nilai LMTD tertinggi dibandingkan dengan nilai LMTD kecepatan aliran udara yang lainnya. Pada kecepatan aliran udara 2 m/s nilai LMTDnya 50,622, kecepatan aliran udara 3,5 m/s nilai LMTDnya 45,582, kecepatan aliran udara 5 m/s nilai LMTDnya 40,852. Pengambilan data pengujian dengan penahanan suhu 90o C, terjadi peningkatan nilai efektifitas yang signifikan pada suhu diantara 80o C dan 90o C. Pada nilai LMTD terjadi penurunan nilai LMTD yang cukup signifikan pada suhu diantara 80o C dan 90o C.
Herman Widodo; Schaum. Jakarta: Erlangga. 3. Karassik, I.J. (1976). Pump Handbook. Mc.Graw-Hill Book Company. New York. 4. Khurmi R.S.Gupta dan Gupta J.k, (1982). A text book of machine design. Eurasia publishing house LTD; Rem Nagar. New Delhi. 5. Streeter,Victor L;Wylie,E.Benjamin. Mekanika Fluida; Prijono, Arko.Jakarta. 6. Sularso, Tahara. Pompa dan Kompresor; Pradya Paramitha.
DAFTAR PUSTAKA 1 . Edward, Hick. (1996). Teknologi Pemakaian Pompa. Jakarta: Erlangga.
7 . Tyler, H., G., Edwadrs, T. (1971). Pump
Application
Engneering.
McGraw-Hill: Singapore.
2. Giles, Ranald. (1993). Mekanika Fluida Dan Hidraulika; Soemitro;
10 Jurnal Program Studi Teknik Mesin