Nana Herdiana Abdurrahman .
EFFECT OF EDUCATION FUNDING FOR INFRASTRUCTURE FACILITIES, MANAGEMENT EDUCATION AND LEARNING PROCESS QUALITY OF SERVICE IN PRIMARY EDUCATION DEPARTMENT OF EDUCATION OF CITY TASIKMALAYA by: Nana Herdiana Abdurahman (UIN Bandung)
[email protected] ABSTRACT Product quality education is closely related with the implementation process of learning is influenced by many factors, among others: the curriculum, the staff, the learning process, infrastructure, school management, work environment and industrial cooperation. The low quality of education in the city of Tasikmalaya include: (1) the policy and implementation of national education using educational production function approach or input-output analysis are not consistent; (2) the provision of education conducted in a decentralized apparent; (3) The role of the community, especially parents of students in education was minimal; (4) Lack of participation in education, especially the poor. Budget planning is complicated, less precisely targeted financing, less precisely targeted financing, the lack of empowerment of schools in terms of budget and varied community support. Key words:
PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN UNTUK SARANA PRASARANA, PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP MUTU LAYANAN PENDIDIKAN DASAR PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA TASIKMALAYA Abstrak Mutu produk pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: kurikulum, tenaga kependidikan, proses pembelajaran, sarana-prasarana, manajemen sekolah, lingkungan kerja & kerjasama industri. Masalah rendahnya mutu pendidikan di Kota Tasikmalaya diantaranya: (1) kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input-output analisis yang tidak konsisten; (2) penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara desentralistik semu; (3) peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim; (4) Rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompok miskin. Perencanaan anggaran yang rumit, kurang tepatnya sasaran pembiayaan, kurang tepatnya sasaran pembiayaan, lemahnya pemberdayaan sekolah dalam hal anggaran dan bervariasinya dukungan masyarakat. . Kata kunci: biaya, pendidikan, sarana, prasarana, mutu, layanan, pendidikan, dasar
A. Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju perkembangan ekonomi dan industri. yang mempunyai implikasi penting terhadap dunia pendidikan. Salah satu dampak pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang paling nyata dirasakan yaitu menyangkut lapangan pekerjaan, baik dilihat dari kebutuhan masyarakat maupun kemampuan 164 Manajemen Biaya Pedidikan
dalam menyediakan atau menyiapkan tenaga kerja. Dalam hubungannya dengan masalah menyiapkan tenaga kerja, yang dihadapi di lapangan yaitu rendahnya mutu tenaga kerja, biasanya variabel kondisi fisik, kualitas pendidikan, dan etos kerja sangat dominan dalam menentukan Mutu Layanan Pendidikan tenaga kerja. Rumitnya perencanaan anggaran, kurang tepatnya sasaran pembiayaan,
UPI Kampus Tasikmalaya
lemahnya pemberdayaan sekolah dalam hal anggaran dan bervariasinya dukungan masyarakat terhadap anggaran pendidikan semua ini merupakan problematika pembiayaan pendidikan salah satunya untuk penuntasan Wajar 12 Tahun. Penelitian ini menggunakan metode metode descriptive survey dan explanatory survey. Tipe penyelidikan yang dilakukan adalah causalities karena menerangkan suatu pengaruh dari satu variabe1 terhadap variabel lainnya. Adapun time horizon adalah cross sectional, karena penelitian ini dilakukan pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini, yang menjadi Objek penelitian adalah Pembiayaan Pendidikan. Berdasarkan objek penelitian ini, maka dapat dianalisis sebagai berikut: (1) besar pengaruh pembiayaan pendidikan untuk sarana prasarana terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan dasar; (2) besar pengaruh pembiayaan pendidikan untuk pengelolaan pendidikan terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan daur (3) besar pengaruh pembiayaan pendidikan untuk proses belajar terhadap mutu layanan pendidikan dasar; (4) besar pengaruh pembiayaan pendidikan untuk sarana prasaran, pengelolaan, dan proses belajar mengajar secara bersama-sama terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan dasar. Kerangka pemikiran penelitian ini divisualisasika seperti berikut KONDISI IDEAL
ANALISIS EKSTERNAL Peluang dan Ancaman STUDI TERDAHULU
-
ACUAN Renstra Nilai, Visi, Misi, Teknik
FOKUS PENELITIAN
GAP
-
-
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
KAJIAN TEORI Konsep Manajemen Konsep Pembiayaan Pendidikan Manajemen Pembiayaan Pendidikan Manajemen Sarana Prasarana Manajemen Proses Belajar Mengajar Manajemen Pengelolaan Pendidikan, Manajemen Mutu Layanan Pendidikan
KONDISI AKTUAL
Konsep Manajemen Konsep Pembiayaan Pendidikan Manajemen Pembiayaan Pendidikan Manajemen Sarana Prasarana Manajemen Proses Belajar Mengajar Manajemen Pengelolaan Pendidikan, Manajemen Mutu Layanan Pendidikan
Potensi dan Kekuatan (Potention/ Strenght) Pembiayaan Pendidikan untuk Sarana Prasarana, Pengelolaan Pendidikan, Proses Pembelajaran dan Mutu Layanan Pendidikan Potensi dan kekuatan yang bisa menjadi daya dukung terhadap keputusan dan kebijakan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya tentang pembiayaan pendidikan untuk peningkatan mutu layanan pendidikan dasar sebagai berikut: Diterbitkannya berbagai perundang-undangan, peraturan yang mengatur penyelenggaraan pendidikan. Tingginya minat masyarakat untuk mengikuti proses pendidikan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-nilai hidup. Dorongan pemerintah agar sektor dunia usaha, dunia industri, masyarakat dan orang tua siswa agar berpartisipasi aktif dalam hal penyelenggaraan pendidikan. Setiap tahun anggaran pemerintah Kota Tasikmalaya selalu mengalokasi dana untuk pembiayaan pendidikan dasar. Masalah, Hambatan dan Kelemahan (Weakness) Pembiayaan Pendidikan untuk Sarana Prasarana, Pengelolaan Pendidikan, Proses Pembelajaran dan Mutu Layanan Pendidikan. Beberapa masalah, ham-batan dan kelemahan tentang pembiayaan pen-didikan untuk pening-katan mutu layanan pendidikan dasar di Kota Tasikmalaya sebagai berikut: Anggaran pembiayaan pendidikan yang diajukan dari Dinas Pendidikan ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan DPRD Kota Tasikmalaya MUTU LAYANAN PENDIDIKAN DASAR
EVALUASI
ANALISIS INTERNAL Kekuatan dan Keterarahan
Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016) Gambar 2 Kerangka Pemikiran
UMPAN BALIK
165
Nana Herdiana Abdurrahman .
setelah melalui pembahasan, tidak semua usulan disetujui atau sebagian dilakukan pemangkasan anggaran dengan alasan anggaran keuangan terbatas atau dialokasikan untuk kegiatan pembiayaan di unit kerja yang lain. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dalam mengelola pembiayaan pendidikan dasar. Dukungan partisipasi dari berbagai pihak (dunia usaha, dunia industri, masyarakat umum, dan orang tua siswa) terhadap pembiayaan pendidikan khususnya masih dirasakan lemah. Kecenderungan Langkah Strategis ke Depan untuk Menentukan Keputusan dan Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil analisis dapat ditentukan kecenderungan langkah strategis ke depan untuk menentukan keputusan dan kebijakan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, sebagai berikut: Sesuai UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa kewajiban bagi orang tua untuk memberikan pendidikan dasar bagi anaknya dan pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Dengan adanya kebijakan Negara yang membagi tanggung jawab kepada masyarakat untuk menyelenggarakan dan mendanai pendidikan dasar termasuk wajib belajar 12 tahun yang seharusnya menjadi kewajiban negara sepenuhnya, akan menimbulkan kecenderungan bagi para penyelenggaraan pendidikan untuk melakukan pemungutan biaya pendidikan pada awal tahun kepada orang tua peserta didik yang dipergunakan untuk keperluan pengadaan sarana prasarana, pengelolaan pendidikan dan proses pembelajaran pendidikan dasar. Hal ini 166 Manajemen Biaya Pedidikan
terjadi karena bantuan dana dari pemerintah sering kali terjadi terlambat diterima oleh penyelenggara pendidikan. Pemerintah harus mengalokasikan biaya pendidikan 20% dari keseluruhan Total APBD, di luar gaji pegawai/guru, berdasarkan data dilapangan untuk menentukan biaya pendidikan 20% dari total APBD, Sulit untuk bisa direalisasikan oleh pemerintah daerah tanpa ada bantuan pembiayaan yang sumber dananya dari APBN karena anggaean APBD jumlahnya masih terbatas. Biaya pendidikan dasar yang tinggi, ada kecenderungan akan banyak anak usia sekolah dari keluarga tidak mampu yang tidak dapat mendapatkan layanan pendidikan dasar yang layak. Dengan adanya bantuan biaya pendidikan dari pemerintah pusat, ada kecenderungan biaya pendidikan yang dialokasikan di APBD menjadi berkurang karena dana yang ada dipergunakan untuk bidang kegiatan yang lain. Masih sering diketemukan beberapa kasus penyalahgunaan keuangan dan tidak transparansi keuangan di bidang pendidikan dasar. Langkah konkret ke depan sebagai kunci keberhasilan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya untuk menentukan keputusan dan Kebijakan tentang Pembiayaan Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan Faktor-faktor kunci keberhasilan yang mungkin menjadi alternatif strategi menentukan keputusan dan kebijakan tentang pembiayaan pendidikan untuk peningkatan mutu layanan pendidikan di Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, yaitu: Komitmen pemerintah untuk meningkatkan pelayanan dalam pemenuhan hak dasar pendidikan harus dibuktikan dengan pengalokasian
UPI Kampus Tasikmalaya
anggaran pendidikan minimal 20% dari keseluruhan total APBD. Semua anak didik yang tergolong mampu dan atau dari kelompok kurang mampu diberi kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan dasar yang biayanya dapat dijangkau oleh semua pihak. Mendorong Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat agar bisa mencari dana untuk keperluan peningkatan layanan pendidikan dasar. Meninjau kembali segala jenis perundang-undangan dan peraturan yang isinya tidak berorientasi pada pemenuhan hak rakyat atau pendidikan berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Pemerintah Kota Tasikmalaya agar setiap tahun anggaran mengalokasikan dana untuk peningkatan layanan pendidikan dasar dengan maksimal agar semua anak didik bisa terlayani dengan baik.*** C. Simpulan Pembiayaan pendidikan di Kota Tasikmalaya untuk sarana prasarana memiliki urutan anggaran terbesar tetapi belum memenuhi kebutuhan keharusannya, sehingga berdampak pada kekuranglengkapan sarana prasarana penunjang mutu layanan pendidikan dasar. Akan tetapi berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pembiayaan pendidikan untuk sarana prasarana berpengaruh signifikan terhadap peningkatan mutu layanan pendidikan dasar. Artinya jika pembiayaan untuk sarana prasarana ditingkatkan maka mutu layanan pendidikan dasar akan meningkat pula. Pembiayaan pendidikan di Kota Tasikmalaya untuk pengelolaan pendidikan memiliki urutan anggaran terkecil, sehingga berdampak pada kualitas pengelolaan sekolah yang belum memenuhi harapan. Akan tetapi Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)
berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pembiayaan pendidikan untuk pengelolaan pendidikan berpengaruh signifikan terhadap mutu layanan pendidikan dasar. Artinya jika pembiayaan pendidikan untuk pengelolaan pendidikan ditingkatkan, maka mutu layanan pendidikan dasar akan meningkat pula. Pembiayaan pendidikan di Kota Tasikmalaya untuk proses pembelajaran di dalam kelas tidak dianggarkan melalui anggaran khusus tetapi melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan kreativitas serta swadaya dari guru kelas/bidang studi. Akan tetapi berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pembiayaan pendidikan untuk proses belajar berpengaruh signifikan terhadap mutu layanan pendidikan dasar. Artinya jika pembiayaan pendidikan untuk proses pembelajaran ditingkatkan, maka mutu layanan pendidikan dasar akan meningkat pula. Pembiayaan pendidikan di Kota Tasikmalaya untuk sarana prasarana, pengelolaan pendidikan, dan proses pembelajaran tidak dianggarkan sesuai proporsi kebutuhan dan keinginan (want and need) anggaran. Anggaran APBD dan APBN lebih cenderung menggunakan pendekatan money follow function (Jumlah anggaran ditentukan terlebih dahulu baru diikuti oleh penentuan fungsi pembiayaan). Akan tetapi berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pembiayaan pendidikan untuk sarana prasarana, pengelolaan pendidikan dan proses pembelajaran secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap mutu layanan pendidikan dasar. Artinya jika pembiayaan pendidikan untuk sarana prasarana, pengelolaan pendidikan dan proses pembelajaran mengajar secara bersama-sama ditingkatkan, maka mutu layanan pendidikan dasar akan meningkat pula. 167
Nana Herdiana Abdurrahman .
1. Pembiayaan pendidikan di Kota Tasikmalaya untuk sarana prasarana, pengelolaan pendidikan dan proses pembelajaran untuk peningkatan mutu layanan pendidikan dasar belum sesuai dengan harapan. D. Daftar Rujukan Ansoff, I. and McDonnell, H. (1990), Implanting Strategic Management, Second Edtion, Prentice Hall International (UK) Ltd. Arikunto, S. dan Abdul Jabar, C. S. (2004). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman teoritis praktis bagi praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bafadol, I. (2003). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara. Banghart, F. W dan Trull, A. (1973). Education Planning. New York: The Macmillan Company.; Bappenas (1999). School based management. Jakarta: Bappenas bekerjasama dengan Bank Dunia. Tidak diterbitkan. Barnadib, I. (1996). Dasar-Dasar Kependidikan: Memahami Makna dan Perspektif Beberapa Teori Pendidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Roseman, Glenn and Arvind Phatak, (1989). Strategic Management: Text and Cases, Second Edition., John Wiley & Sons, mc, Printed in Singapore. Bowman, Cliff, (1990). The Essence of Strategic Management, Prentice Hall International, Ltd. (UK).
168 Manajemen Biaya Pedidikan
Chaplin, C. P. (1989). Kamus Lengkap Psikologi: Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers. Certo. C. Samuel & Peter Paul J, Ottermen, Edward, (1995). Strategic Management. Concept and Applications, Chicago, Austin Press. Depdiknas (2003). Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Dewan Pendidikan. Jakarta: Dikdasmen. Dewi, R. dan Rangkuti, I. (2005). Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Bahan Kuliah FIP Universitas Negeri Medan, tidak diterbitkan, Ekosusilo, M. (2003). Hasil Penelitian Kualitafif: Sekolah Unggul Berbasis Nilai. Sukoharjo: Univet Bantara Press. Fajar, A. (2004). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fangerlind, Ingemar dan Saha, Lawrence J. (1983,). Educational and national development-A comparative perspektif. New York: Pergamon Press. Fortunate. Ray T, and D. Geneva Waddell, (1981). Personel Administration in Higher Education, Jossey Bass Publisher, USA. Gaffar, M. F. (2004). Membangun Kembali Pendidikan Nasional dengan Fokus Pembaharuan Manajemen Perguruan Tinggi pada Era Globalisasi, Surabaya, Makalah Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia V 5-9 Oktober
UPI Kampus Tasikmalaya
Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996). Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses. Terjemahan Nunuk Adiarni dan Editor Lyndon S. Jakarta: Binarupa Aksara. Hesselbeni, Francis, Goldsmith Marshall and Beckhard, Richard, etc., (1997). Organization of the Future, San Francisco, Jossy-Bess Publisher. .
Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)
Biodata singkat: Nama : Nana Herdiana Abdurrahman NIP : 19550505 198603 1 025 Pendidikan Terakhir:S3 Manajemen Pendidikan Pekerjaan : Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jabatan : Lektor Kepala Alamat : Saguling Panjang Kel. Cilamajang Kec. Kawalu Kota Tasikmlaya Mata kuliah yang diampu: Manajemen Keuangan, Akuntansi Keuangan, Akuntansi Syariah dan Manajemen Pendidikan Pengalaman Mengajar: 1. Dosen Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dosen Fakultas Syariah IAID Ciamis Dosen STIE Cipasung Singaparna Dosen STAI Tasikmalaya Dosen STAIDA Garut
169