STUDI PERBANDINGAN SISTEM MANAJEMEN KONVENSIONAL DENGAN SISTEM MANAJEMEN ENGINEERING, PROCUREMENT, AND CONSTRUCTION (EPC) TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI 1
Gatot Hardiyanto
2
Ir. Andi Tenrisukki Tenriajeng, MT.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma E-mail :
[email protected] 2
[email protected]
ABSTRAK Keterlambatan pekerjaan dan meningkatnya pembiayaan proyek merupakan salah satu kesalahan dari manajemen yang kurang baik. Pada umumnya, sistem manajemen proyek konstruksi yang sering digunakan adalah sistem manajemen Konvensional, dimana sering terdapat banyak kendala pada saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan karena adanya kegiatan tumpang tindih pada proyek konstruksi yang dapat menyebabkan keterlambatan dan meningkatnya pembiayaan. Selain itu juga ada sistem manajemen Engineering, Procurement, Construction (EPC) yang dapat diaplikasikan pada proyek konstruksi. Untuk membandingkan dari kedua sistem manajemen Konvensional dengan manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dapat dilakukan dengan membandingkan efisiensi terhadap biaya dan waktu pada proyek konstruksi. Dari perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa hasil dan kesimpulan, yaitu jika ditinjau penjadwalan aktivitas proyek dari tahap desain dan engineering, pengadaan barang dan jasa (procurement), dan pelaksanaan (construction) yang dapat disajikan dalam bentuk Gant Chart. Pada penjadwalan aktivitas proyek dengan sistem manajemen Konvensional menghasilkan durasi proyek untuk tahap desain dan engineering selama 135 hari kalender, untuk tahap procurement selama 145 hari kalender, dan pada tahap construction selama 450 hari kalender, sedangkan dengan sistem manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) menghasilkan durasi proyek untk tahap desain dan engineering selama 73 hari kalender, untuk tahap procurement selama 37 hari kalender, dan pada tahap construction selama 418 hari kalender. Jika dilihat pada kalkulasi perhitungan penjadwalan dengan Micosoft Project 2007, durasi yang didapatkan dengan Manajemen Konvensional adalah 735 hari kalender, sedangkan dengan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) adalah 528 hari kalender. Sedangkan jika ditinjau dari Total Anggaran Biaya (RAB) untuk pekerjaan struktur dengan manajemen Konvensional sebesar Rp. 20.802.289.015,68, dan pada manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) sebesar Rp. 20.696.132.086,83. Dengan demikian proyek konstruksi yang menggunakan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dapat mempunyai efisiensi terhadap biaya, yaitu sebesar Rp. 106.156.928,90. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa sistem manajemen yang paling efektif dan efisien yang dapat diaplikasikan pada proyek konstruksi adalah sistem manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC). Kata Kunci : Manajemen Konvensional, Manajemen EPC, penjadwalan proyek, RAB, proyek konstruksi
1
ABSTRACT Delays and increased project finance work is one of the mistakes of poor management. In general, construction project management system that is often used is the conventional management system, there are often many obstacles during the implementation of the work in the site because of the overlapping activities in construction projects can cause delays and increased financing. There was also a Management System of Engineering, Procurement, Construction (EPC) that can be applied to construction projects. To compare the two Systems Conventional Management with Management of Engineering, Procurement, and Construction (EPC) can be done by comparing the efficiency of cost and time on construction projects. From the calculations have been done, it obtained some results and conclusions, if review of the project activity scheduling and engineering design phase, procurement of material and services (procurement), and the implementation (construction) that can be presented in the form of Gant Chart. On scheduling project activities with Conventional Management System produces the duration of the project for design and engineering phase for 135 calendar days, for the procurement phase for 145 calendar days, and at this stage of construction for 450 calendar days, where as the management system of Engineering, Procurement, and Construction (EPC ) yields the duration of the project design and engineering phase remedy during the 73 calendar days, for the procurement phase for 37 calendar days, and at this stage of construction during the 418 calendar days. When viewed in the calculation of scheduling calculation with Microsoft Project 2007, the duration of which is obtained by Conventional Management is 735 calendar days, where as with Management of Engineering, Procurement, and Construction (EPC) is 528 calendar days. Meanwhile, if the review of the Total Budget (RAB) to work with the management structure of Conventional Rp. 20,802,289,015.68, and on the management of Engineering, Procurement, and Construction (EPC) of Rp. 20,696,132,086.83. Thus the construction project that use the Mangement Engineering, Procurement, and Construction (EPC) can have efficiencies of cost, amounting to Rp. 106.156.928,90. So it can be concluded that the most effective management systems and efficient that can be applied to construction project management system is Engineering, Procurement, and Construction (EPC). Keywords: Conventional Management, EPC Management, project scheduling, RAB, construction project 1.
PENDAHULUAN Menurut hasil survei penelitian para pakar konstruksi di Indonesia bahwa sampai saat ini dalam proyek konstruksi sering terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan penjadwalan proyek sebesar empat puluh persen dari seluruh proyek yang ada di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu diantaranya faktor dari manusianya itu sendiri yang kurang baik dalam sistem manajemennya. Dari keterlambatan tersebut maka secara otomatis dapat memungkinkan pembiayaan proyek akan meningkat. Salah satu solusi untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan dan kerugian-kerugian pada suatu proyek, yaitu salah satunya adalah dengan sistem manajemen Engineering, Procurement, Construction (EPC). Sistem manajemen EPC adalah sistem manajemen dimana desain/perencanaan, pengadaan barang/material dan pelaksanaan konstruksi dilaksanakan oleh satu perusahaan. Di Amerika Serikat pada tahun 1967 ada 38 perusahaan yang bergerak di bidang Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dan pembangkit. Perusahaan yang dinamakan perusahaan/kontraktor EPC. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh CH2M HILL yang disampaikan pada World Coal Gasification Conference EPC Company tanggal 12 April 2007, hasil konferensi sistem manajemen EPC yang didirikan dalam satu perusahaan tersebut mulai menjamur di Amerika Serikat pada tahun 1967, yaitu sebanyak 38 perusahaan. Proyek dengan skema EPC mulai 2
banyak dilakukan di Indonesia sejak berdirinya dua perusahaan EPC di Indonesia, yaitu PT. Rekayasa Industri dan PT. Inti Karya Persada Teknik (IKPT) pada tahun 1981. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menghitung dan membandingkan efisiensi dari pemakaian sistem Manajemen Konvensional dengan sistem Manajemen EPC terhadap biaya dan waktu pada proyek konstruksi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut : 1. Menyusun waktu pelaksanaan konstruksi dan anggaran biaya hanya difokuskan pada pekerjaan struktur. 2. Penjadwalan aktivitas proyek akan ditampilkan dalam bentuk Gant Chart dengan bantuan software Microsoft Project. 3. Dalam perhitungan anggaran biaya, daftar harga bahan, tenaga, dan alat disamakan untuk setiap sistem manajemen berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2011. 4. Alat bantu yang digunakan untuk melakukan perhitungan efisiensi biaya dan waktu menggunakan software Microsoft Excel. 2.
METODE PENELITIAN Proses perhitungan perbandingan efisiensi biaya dan waktu dapat digambarkan seperti gambar diagram alur di bawah ini : Mulai
Pengumpulan Data
Data Administrasi Biaya dan Penjadwalan
Data Teknis Proyek
Data Organisasi Proyek
Identifikasi dan Analisis Data
Sistem Manajemen Konvensional
Sistem Manajemen EPC
Analisis Penjadwalan
Analisis Penjadwalan
Efisiensi Biaya dan Waktu
Efisiensi Biaya dan Waktu
Hasil Perhitungan & Perbandingan (Efisiensi Biaya dan Waktu)
Penentuan Efisiensi Biaya dan Waktu yang paling Optimum Selesai
Gambar 1. Diagram Alur Efisiensi Biaya dan Waktu
3
3. 3.1
HASIL & PEMBAHASAN Analisis Penjadwalan Pada tahap analisis penjadwalan dilakukan analisis waktu penjadwalan aktivitas proyek dan penyusunan penjadwalan kegiatan proyek yang ditampilkan dalam bentuk Gant Chart dan diagram jaringan kerja Precedence Diagram Method (PDM) dengan bantuan software Micosoft Project. Analisis waktu penjadwalan aktivitas proyek akan dibagi menjadi 3 (tiga) tahap penilaian, yaitu Tahap Desain dan Engineering, Tahap Pengadaan Barang dan Jasa (Procurement), Tahap Pelaksanaan (Construction) a. Analisis Penjadwalan dengan Manajemen Konvensional Berikut ini adalah analisis waktu penjadwalan aktivitas proyek dengan manajemen konvensional dari 3 (tiga) tahap penilaian : 1. Tahap Desain dan Engineering Pada tahap ini proyek konstruksi yang dilakukan dengan manajemen konvensional dapat diperkirakan dan dihitung dengan melihat siklus proyek konstruksi dengan beberapa kegiatan utamanya pada Gambar 3, bahwa pada tahap desain dan engineering dilaksanakan diluar masa pelaksanaan, yaitu : a. Pada pekerjaan persiapan proyek, pemilik proyek terlebih dahulu memilih konsultan perencana yang bertugas untuk melaksanakan desain dan engineering pra konstruksi maupun perubahan desain pada saat konstruksi biasanya dilakukan penunjukkan langsung atau pelelangan. b. Pada pekerjaan persiapan, yaitu desain dan engineering terdiri dari persiapan dokumen-dokumen kontrak lengkap dengan gambar-gambar kontrak yang dilakukan oleh konsultan perencana paling lambat 90 hari kalender. c. Setelah konsultan dan owner siap dengan dokumen kontraknya, maka akan dilaksanakan acara aanwidzing dalam rangka pembukaan tender untuk kontraktor yang dilakukan selama 1 hari. d. Setelah kontraktor diberikan dokumen tender, selanjutnya kontraktor akan melakukan penawaran terhadap proyek tersebut atas dokumen teder, khususnya bill of quantity proyek yang sudah dianalisis untuk rancangan anggaran biayanya. Dalam hal ini biasanya kontraktor diberi waktu untuk menganalisis dokumen tender selama paling lama 14 hari kalender. e. Setelah ditentukan kontraktor yang menang dalam penawaran tender, konsultan perencana bertugas untuk membuat gambar terlaksana (for construction) dan beberapa kegiatan seperti rapat-rapat koordinasi antara konsultan dan kontraktor dengan owner yang biasanya dilakukan di lapangan secara intensif kurang lebih selama 30 hari kalender. Dari analisa per kegiatan yang dilakukan pada saat tahap desain dan engineering maka dapat diambil jumlah total, yaitu sebagai berikut : Pembuatan dokumen kontrak untuk kontraktor = 90 Hari Kalender Aanwidzing (tender kontraktor) = 1 Hari Analisis penawaran dari kontraktor = 14 Hari Kalender Rapat koordinasi lapangan = 30 Hari Kalender Total = 135 Hari Kalender 2. Tahap Pengadaan Barang dan Jasa (Procurement) Pada tahap procurement disini akan dilakukan perekrutan penyedia jasa pengadaan material dan subkonstruksi oleh kontraktor. Setelah ditentukan para penyedia jasa subkonstruksi, maka akan dilakukan pembelian material dan peralatan serta penyewaan alat-alat berat, yaitu 20 % dari masa pelaksanaan, maka : 20 % x Masa Pelaksanaan = 20 % x 730 Hari Kalender = 145 Hari Kalender 4
3. Tahap Pelaksanaan (Construction) Pada tahap pelaksanaan ini biasanya dilaksanakan dengan waktu 80 % dari masa pelaksanaan, maka : 80 % x Masa Pelaksanaan = 80 % x 730 Hari Kalender = 584 Hari Kalender 1. Pekerjaan Persiapan a. Pemeriksaan dan pengujian bahan (inspeksi spesifikasi mutu) yang akan dipakai pada pelaksanaan proyek, yaitu dilaksanakan sesuai jadwal perencanaan selama 14 hari kalender. b. Pekerjaan pembersihan, pemasangan pagar pengaman dan batas-batas proyek, pembuatan direksi kit, pos satpam, gudang, pengadaan sumber air bersih dan MCK, pengadaan listrik, sampai pendatangan alat berat dan lain-lain dikerjakan selama 30 hari kalender. 2. Pekerjaan Pondasi a. Pada pekerjaan pondasi terdiri dari pekerjaan pondasi bored pile yang dikerjakan selama 28 hari kalender. b. Setelah pondasi bored pile dikerjakan maka sesuai peraturan pembangunan gedung di daerah Jakarta yang mengharuskan adanya loading test yang biasanya dilakukan paling lama selama 35 hari kalender. c. Setelah pekerjaan pondasi bored pile maka selanjutnya dilakukan pekerjaan pondasi poer dan sloof yang dikerjakan selama 49 hari kalender. d. Setelah pekerjaan pondasi selesai, maka kontraktor harus membuatkan gambar soft drawing sebagai gambar aktual pekerjaan pondasi di lapangan yang dikerjakan selama kurang lebih 4 hari kalender. 3. Pekerjaan Lantai Basement a. Pada pekerjaan lantai basement terdiri dari pekerjaan basement, yaitu konstruksi lapisan penghubung dari pondasi dengan lantai basement yang memakan waktu selama 42 hari kalender. b. Setelah pekerjaan basement selesai, maka akan dilaksanakan pekerjaan lantai basement yang dikerjakan selama 35 hari kalender. c. Selanjutnya untuk pekerjaan kolom basement dilakukan selama 42 hari kalender. d. Setelah pekerjaan kolom maka dapat dilanjutkan pekerjaan tangga basement dan balok. Pada pekerjaan tangga basement dikerjakan selama 42 hari kalender. e. Untuk pekerjaan balok dilakukan selama 35 hari kalender. f. Setelah itu untuk pekerjaan dinding basement dapat dikerjakan selama 42 hari kalender. g. Setelah semua pekerjaan lantai basement selesai maka kontraktor harus membuat lagi gambar soft drawing dari pekeraan basement yang biasanya dilakukan selama 4 hari kalender. 4. Pekerjaan Lantai 1 – 14 a. Untuk pekerjaan lantai 1 sampai lantai 13, item dan waktu pekerjaan disamakan karena untuk denah struktur dari lantai 1 sampai lantai 13 adalah sama/tipikal kecuali untuk lantai 14 karena lantai 14 tidak mengerjakan tangga tetapi mengerjakan lantai atap dan pada pekerjaan plat lantai setiap lantainya dikerjakan selama 35 hari kalender. b. Selanjutnya untuk pekerjaan kolom dikerjakan selama 28 hari kalender. c. Untuk pekerjaan balok dikerjakan selama 35 hari kalender. d. Pada pekerjaan tangga dikerjakan selama 21 hari kalender. e. Untuk lantai 14, pekerjaan plat lantai atap dikerjakan selama 36 hari kalender. f. Setelah kolom, balok, dan lantai selesai maka dilanjutkan pada pekerjaan dinding yang dikerjakan paling lama selama 21 hari kalender.
5
g. Untuk pekerjaan soft drawing setiap lantainya biasanya memakan waktu selama 4 hari kalender. 5. Pekerjaan Lantai Atap Pada pekerjaan lantai atap dikerjakan paling lambat selama 35 hari kalender. 6. Pekerjaan Lantai Ramp a. Untuk pekerjaan lantai ramp dapat dikerjakan selama 35 hari kalender. b. Setelah pekerjaan lantai ramp selesai maka kontraktor juga harus membuatkan gambar soft drawing yang dapat dikerjakan selama 4 hari kalender. b. Analisis Penjadwalan dengan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Berikut ini adalah analisis waktu penjadwalan aktivitas proyek dengan manajemen EPC dari 3 (tiga) tahap penilaian : 1. Tahap Desain dan Engineering Pada tahap desain dan engineering yang dilakukan kontraktor EPC dikerjakan dengan waktu 10 % dari waktu pelaksanaan, maka : 10 % x Masa Pelaksanaan = 10 % x 730 Hari Kelender = 73 Hari Kalender 2. Tahap Pengadaan Barang dan Jasa (Procurement) Pada tahap procurement yang dilakukan kontraktor EPC dikerjakan dengan waktu 10 % dari waktu pelaksanaan, maka : 5 % x Masa Pelaksanaan = 5 % x 730 Hari Kelender = 36,5 Hari Kalender = 37 Hari Kalender a. Pada manajemen EPC, tahap pengadaan jasa konstruksi kepada kontraktor EPC yang dilakukan oleh pemilik proyek dan dilakukan dengan penunjukkan langsung atau tender dari beberapa kontraktor yang sudah mendapat undangan acara aanwidzing dan sudah membuat desain perencanaan dan perencanaan biaya terlebih dahulu dari data-data awal perencanaan yang diberikan owner sebelum acara aanwidzing dan akan dipresentasikan pada saat acara aanwidzing. b. Setelah ditetapkan kontraktor EPC yang menang maka selanjutnya untuk pekerjaan persiapan yang dilakukan oleh kontraktor EPC terdiri dari pengajuan permintaan barang ke bidang logistik atau pembelian, membuat surat permintaan keperluan barang yang memuat penjelasan tentang kualitas, kuantitas dan jadwal yang diingini, mencari rekanan atau pabrik yang mampu menyediakan material dan peralatan yang dimaksud, melakukan pemeriksaan dari waktu ke waktu untuk meyakini bahwa peralatan yang dipesan telah dibuat sesuai dengan prosedur dan spesifikasi yang diharapkan. Semua pekerjaan tersebut dapat dilakukan dalam waktu 36 hari kalender. 3. Tahap Pelaksanaan (Construction) 1. Pekerjaan pembersihan, pemasangan pagar pengaman dan batas-batas proyek, pembuatan direksi kit, pos satpam, gudang, pengadaan sumber air bersih dan MCK, pengadaan listrik, sampai pendatangan alat berat dan lain-lain serta pembuatan tempat produksi material yang dikerjakan selama 150 hari kalender. 2. Pekerjaan Pondasi a. Pada pekerjaan pondasi terdiri dari pekerjaan pondasi bored pile yang dikerjakan selama 21 hari kalender. b. Setelah pekerjaan pondasi bored pile maka selanjutnya dilakukan pekerjaan pondasi poer dan sloof yang dikerjakan selama 42 hari kalender.
6
3. Pekerjaan Lantai Basement a. Pada pekerjaan lantai basement terdiri dari pekerjaan basement, yaitu konstruksi lapisan penghubung dari pondasi dengan lantai basement yang memakan waktu selama 35 hari kalender. b. Setelah pekerjaan basement selesai, maka akan dilaksanakan pekerjaan lantai basement yang dikerjakan selama 28 hari kalender. c. Selanjutnya untuk pekerjaan kolom basement dilakukan selama 35 hari kalender. d. Setelah itu untuk pekerjaan dinding basement dapat dikerjakan selama 35 hari kalender. e. Setelah semua pekerjaan lantai basement selesai maka kontraktor harus membuat lagi gambar soft drawing dari pekeraan basement yang biasanya dilakukan selama 2 hari kalender. 4. Pekerjaan Lantai 1 – 14 a. Untuk pekerjaan lantai 1 sampai 13 item dan waktu pekerjaan di samakan dan dirata-ratakan karena untuk denah struktur dari lantai 1 sampai lantai 13 adalah sama/tipikal kecuali untuk lantai 14 karena lantai 14 tidak mengerjakan tangga dan pada pekerjaan lantai setiap lantainya dikerjakan selama 28 hari kalender. b. Selanjutnya untuk pekerjaan kolom dikerjakan selama 21 hari kalender. c. Pada pekerjaan tangga dikerjakan selama 21 hari kalender. d. Untuk pekerjaan soft drawing setiap lantainya biasanya memakan waktu selama 2 hari kalender. 5. Pekerjaan Lantai Ramp a. Untuk pekerjaan lantai ramp dapat dikerjakan selama 28 hari kalender. b. Setelah pekerjaan lantai ramp selesai maka kontraktor juga harus membuatkan gambar soft drawing yang dapat dikerjakan selama 2 hari kalender. 3.2
Analisis Produktivitas Harian Secara umum, produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input. Perhitungan produktivitas harian dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Produktivitas Harian =
Volume Pekerjaan Durasi Pekerjaan
a. Analisis Produktivitas Harian dengan Manajemen Konvensional Berikut adalah contoh perhitungan produktivitas harian dengan manajemen konvesional. 1. Analisis Produktivitas Pekerjaan Pondasi (Pondasi Bored Pile) Volume pekerjaan pondasi bored pile = 756,25 m3 Durasi pekerjaan pondasi bored pile = 28 hari kalender Volume Pekerjaan Produktivitas Harian = Durasi Pekerjaan 756,25 m3 28 hari kalender Produktivitas Harian = 27,01 m3 /hari Produktivitas Harian =
2. Analisis Produktivitas Pekerjaan Pondasi (Pondasi Poer dan sloof) Volume pekerjaan pondasi poer dan sloof = 625,00 m3 Durasi pekerjaan pondasi poer dan sloof = 49 hari kalender
7
Produktivitas Harian =
Volume Pekerjaan Durasi Pekerjaan
625,00 m3 49 hari kalender Produktivitas Harian = 12,76 m3 /hari Produktivitas Harian =
b. Analisis Produktivitas Harian dengan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Berikut adalah contoh perhitungan produktivitas harian dengan manajemen konvesional. 1. Analisis Produktivitas Pekerjaan Pondasi (Pondasi Bored Pile) Volume pekerjaan pondasi bored pile = 756,25 m3 Durasi pekerjaan pondasi bored pile = 21 hari kalender Produktivitas Harian =
Volume Pekerjaan Durasi Pekerjaan
756,25 m 3 21 hari kalender Produktivitas Harian = 36,01 m 3 /hari Produktivitas Harian =
2. Analisis Produktivitas Pekerjaan Pondasi (Pondasi Poer dan sloof) Volume pekerjaan Pondasi Poer dan sloof = 625,00 m3 Durasi pekerjaan lantai kerja = 42 hari kalender Produktivitas Harian =
Volume Pekerjaan Durasi Pekerjaan
625,00 m3 42 hari kalender Produktivitas Harian = 14,88 m 3 /hari Produktivitas Harian =
3.3
Analisis Perhitungan Biaya Dalam analisis perhitungan biaya akan dilakukan dengan perhitungan biaya pekerjaan perhari dan total biaya dengan Manajemen Konvensional dan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC). a. Perhitungan Biaya Pekerjaan Perhari dan Total Biaya dengan Manajemen Konvensional Berikut adalah contoh perhitungan harga pekerjaan perhari dengan manajemen konvensional untuk pekerjaan pondasi bored pile : Biaya Pekerjaan Perhari = Produktifitas Harian x Harga Satuan Pekerjaan Biaya Pekerjaan Perhari = 27,01 m3/hari x Rp. 3.517.830,50 Biaya Pekerjaan Perhari = Rp. 95.012.832,70 Selanjutnya untuk contoh perhitungan total biaya pekerjaan pondasi bored pile dengan manajemen konvensional : Total Biaya Pekerjaan Struktur = Harga Pekerjaan Perhari x Durasi Total Biaya Pekerjaan Struktur = Rp. 95,012,832.70 x 24 hari kalender Total Biaya Pekerjaan Struktur = Rp. 2.660.359.315,63 b. Perhitungan Biaya Pekerjaan Perhari dan Total Biaya dengan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Berikut adalah contoh perhitungan harga pekerjaan perhari dan total biaya untuk pekerjaan pondasi bored pile dengan manajemen EPC : Biaya Pekerjaan Perhari = Produktifitas Harian x Harga Satuan Pekerjaan
8
Biaya Pekerjaan Perhari = 36,01 m3/hari x Rp. 3.517.830,50 Biaya Pekerjaan Perhari = Rp. 126.683.776,93 Selanjutnya untuk contoh perhitungan total biaya pekerjaan pondasi bored pile dengan manajemen konvensional : Total Biaya Pekerjaan Struktur = Harga Pekerjaan Perhari x Durasi Total Biaya Pekerjaan Struktur = Rp. 126.683.776,93 x 24 hari kalender Total Biaya Pekerjaan Struktur = Rp. 2.659.620.571,22 3.4
Hasil Perhitungan dan Perbandingan Penjadwalan Aktivitas Proyek Hasil perhitungan dan perbandingan penjadwalan aktivitas proyek pada Sistem Manajemen Konvensional dan Sistem Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) adalah kalkulasi atau rekapitulasi waktu dari setiap pekerjaan pada masing-masing tahapan penilaian yang terdapat pada Gant Chart dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Hasil Perhitungan dan Perbandingan Penjadwalan Aktivitas Proyek No.
Tahapan Penilaian
1. 2. 3.
Desain dan Engineering Procurement Construction
Durasi (Hari Kalender) Sistem Manajemen Konvensional Sistem Manajemen EPC 135 73 145 37 450 418
Jika dilihat pada kalkulasi perhitungan penjadwalan dengan Micosoft Project 2007, durasi yang didapatkan dengan Manajemen Konvensional adalah 735 hari kalender, sedangkan dengan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) adalah 528 hari kalender. Sehingga dapat dikatakan proyek konstruksi yang menggunakan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) mempunyai efektifitas terhadap waktu, yaitu dengan selisih 207 hari kalender dibandingkan dengan Manajemen Konvensional. 3.5
Hasil Perhitungan dan Perbandingan Total Biaya Proyek Didapat hasil perhitungan total biaya dengan Microsoft Excel, yaitu pada Sistem Manajemen Konvensional untuk pekerjaan struktur adalah sebesar Rp. 20.802.289.015,68, sedangkan pada total biaya proyek pada Sistem Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) untuk pekerjaan struktur adalah sebesar Rp. 20.696.132.086,83. Dengan demikian proyek konstruksi yang menggunakan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dapat mempunyai efisiensi terhadap biaya, yaitu sebesar Rp. 106.156.928,90. 4. 4.1
SIMPULAN & SARAN Kesimpulan Dari perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan dari masing-masing sistem manajemen yang dibandingkan, maka diperoleh beberapa kesimpulan berdasarkan efisiensi biaya dan waktu jika ditinjau dari penjadwalan aktivitas proyek, maka untuk Sistem Manajemen Konvensional menghasilkan durasi untuk tahap desain dan engineering adalah 135 hari kalender, durasi untuk tahap procurement adalah 145 hari kalender, dan durasi untuk tahap construction adalah 450 hari kalender. Sedangkan untuk Sistem Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) menghasilkan durasi untuk tahap desain dan engineering adalah 73 hari kalender, durasi untuk tahap procurement adalah 37 hari kalender, dan durasi untuk tahap construction adalah 418 hari kalender. Jika dilihat pada kalkulasi perhitungan penjadwalan dengan Micosoft Project 2007, durasi yang didapatkan dengan Manajemen Konvensional adalah 735 hari kalender, sedangkan dengan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) adalah 528 hari kalender. Sehingga dapat dikatakan
9
proyek konstruksi yang menggunakan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) mempunyai efektifitas terhadap waktu, yaitu dengan selisih 207 hari kalender dibandingkan dengan Manajemen Konvensional. Jika ditinjau dari total anggaran biaya proyek, maka dapat dihasilkan untuk pekerjaan struktur pada Sistem Manajemen Konvensional, yaitu sebesar Rp. 20.802.289.015,68 dan pada Sistem Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC), yaitu sebesar Rp. 20.696.132.086,83. Dengan demikian proyek konstruksi yang menggunakan Manajemen Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dapat mempunyai efisiensi terhadap biaya, yaitu sebesar Rp. 106.156.928,90. 4.2
Saran Di dalam menghitung dan menganalisis penjadwalan aktivitas proyek sebaiknya dilakukan perhitungan dengan lebih teliti, khusunya pada saat menentukan durasi per item pekerjaan yang harus ditentukan dengan analisa dari data empiris, pengalaman atau data survei. Sehingga didapatkan penjadwalan yang paling efektif dan efisien. Untuk memudahkan pengerjaan pada perhitungan penjadwalan dianjurkan untuk memakai bantuan software Microsoft Project. Sedangkan dalam menghitung anggaran biaya proyek diusahakan menggunakan peraturan atau ketetapan terbaru agar dapat lebih aplikatif terhadap waktu saat dilaksanakannya proyek tersebut sehingga tidak akan atau mengurangi risiko meningkatnya atau kerugian dalam pembiayaan proyek serta dapat dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel agar mempermudah dan mempercepat perhitungan. 5.
DAFTAR PUSTAKA Dipohusodo, Istimawan. Manajemen Proyek & Konstruksi Jilid 1. Yogyakarta : Kanisius. Ervianto, I. Wulfram. 2004. Teori - Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta : Andi. Hartini, Sri. 2006. PPC : Production Planning and Control, Edisi Ketiga. Heizer, Jay dan Bary Render. 2005. Operations Management : Manajemen Operasi, Buku 2, Edisi Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat. Herjanto, E. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi kedua. Jakarta : PT.Grasindo. Makridaks, Wheelwright, and McGee. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan, Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga. Nasution, A.H. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. Jakarta : Gema Widya. Schroeder, Roger G. 1995. Manajemen Operasi : Pengambilan Keputusan dalam Suatu Fungsi Operasi, Jilid Dua, Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga. Soeharto, Imam. 1995. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga. Yunarto, Holy Icun dan Martinus Getty Santika. 2005. Business Concepts Implementation Series in Inventory Management. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
10