ABSORPSI INSULIN DAR! SUPOSITORIA DENGAN BAHAN DASAR SUPPOCIRE AS 2 X DAN SURFAKTAN TWEEN 20 PADA KELINCI
Oleh KARTINI HASBALLAH
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 9 9 0
AB 'OPPSI I IULIN DARI SUP SITORIA DENAN BA1M DASAR SUPPCIRE AS 2 X DAN SURFAITN TWEEN 20 PADA KELINCI
TESIS Sebuah tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Pasca Sarjana Strata-2 dari INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Oleh KARTINI HASBALLAH
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 9 9 0
AB . R PSI INSULIN DART SIPOSITORIA AR SUPPOCIRE AS2X DECA1 BAIIAI'J I DAN SURFAKTAN MIEN 20 PALA KELINCI
Oleh KARTINI HASBALLAH
Menyetujui
AB STRAK
Telah
dilakukan
penelitian absorpsi insulin dari
bentuk sediaan supositoria, menggunakan Suppocire AS2X sebagai
basis
supositoria
yang
mengandung
4
unit
insulin/gram bobot supositoria. Penambahan Tween 20 pada konsentrasi 1, 3 dan 5 %, ternyata meningkatkan absorpsi insulin dari 17,69 uU/ml (tanpa Tween 20) berturut-turut menjadi
46,27 uU/ml, 73,59 uU/ml dan 102,79 u[J/ml pada
kelinci jantan putih galur Vlaams rose dengan bobot badan 2,5 - 3,1 kg. Kadar
serum insulin ditentukan
dengan
metoda
radioimmunoassay (RIA), sedangkan kadar glukosa darah ditentukan dengan metoda Glukosa Enzimatik PAP. Hasil perhitungan ketersediaan hayati absolut terhadap
masing-masing sediaan, menunjukkan bahwa persentase
insulin yaang diabsorpsi dari sediaan supositoria 7,09 % (tanpa lebih
Tween 20), 10,35 %, f8,11 % dan 25,56 % adalah rendah bila dibandingkan dengan pemberian insulin
secara intramuskuler dan subkutan dengan dosis 1 unit yaitu sebesar 93,39 % dan 95,70 %. Efek penurunan kadar glukosa darah maksimum, terjadi pada waktu 45 menit setelah pemberian supositoria insulin yang
mengandung
77,13mg/100
ml,
1
%, 3
%
Tween
20
dan
5
%
yaitu
64,53
mg/100ml dan 58,27 mg/100 ml.
Sedangkan pada injeksi insulin intravena dengn dosis 1 unit, terjadi pada waktu 60 menit yaitu 60,17 mg/100 ml,
injeksi insulin intramuskuler dan subkutan, terjadi pada waktu 120 merit setelah pemberian yaitu 56,70 mg/100 ml dan 58,43 mg/100 ml.
ABSTRACT
Absorption using
of insulin from suppository dosage form AS2X as suppository base containing 4
Suppocire
unit of insulin/g have been investigated. The addition 1, 3
of Tween 20 increased the insulin absorption
and 5
from 17.69 uU/ml (without Tween 20) to 46.27 uU/ml; 73.59
and 102.79 uU/ml in white male rabbits of
uU/ml
Vlaams rose species with a weight of 2.5 - 3.1 kg. serum insulin levels were
The
determined
by
radioimmunoassay method and the serum glucose levels were determined by Glucose Enzymatique PAP. The calculated absolut availability showed that the percentage
of
insulin absorption from the suppository
dosage form was 7.09 % {without Tween 20), 10.35 % (1 %), 18.11 % (3 %) and 25.56 % (5 %), lower than that of the 1 unit
of
insulin
given intramuscularly (93.39 %) and
subcutaneously {95.70 %). The
suppository of 4 unit insulin containing 1, 3
and 5 % Tween 20 showed a maximum effect of a decrease in blood
glucose
64.53mg/100 after
concentration until 77.13 mg/100
ml,
ml and 58.27 mg/100 ml at about 45 minutes
insertion.
concen-tration
Whereas a decrease of blood glucose
waas shown with a result, respectively .
after giving a 1 unit insulin intravenously, the glucose level
was
60.17 mg/100 ml after 60 minutes,
and
after
giving intrmuscularly and subcutaaaneously, the glucose level
became 56.70 mg/100 ml and 58.43 mg/100 ml after
120 minutes.
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis kasikan, Teknologi
Pasca
Sarjana Strata-2 yang tidak dipubli-
terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Bandung,
adalah terbuka untuk umum
dengn
ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang. Referensi kepustakan diperkenankan untuk dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang, dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk meneebitkan
sumbernya. Memperbanyak
atau menerbitkan sebagian atau seluruh
tesis harus seizin Dekan Fakultas Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung. Perpustakaan yang meminjam tesis ini untuk keperluan anggotanya diharapkan mengisi names dan tanda peminjam dan tanggal pinjam.
tangan
KATA PENGANTAR Fuji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis dengan judul
:"Absorpsi Insulin Dari Suppositoria Deegan Saban
Dasar Suppocire AS2X Dan Surfaktan Tween 20 Pada Kelinci". Pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hari menyampaikan rasa terima kasih yang Lulus dan tak terhingga kepada : 1.Bapak DR. Goeswin Agoes dan Bapak DR. Sukmadjaja Asyarie yang
dengan
pengarahan,
ketekunannya telah memberikan bimbingan, nasehat serta dorongan yang sangat besar
artinya selama penelitian dan penulisan tesis ini. 2.Bapak DR. Fauzi Syuib yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan, selama penulis melaksanakan penelitian
ini. 3.Tim
Manajemen Program Doktor (TMPD), Departemen Pendi-
dikan dan Kebudayaan R.I., yang telah memberikan beasiswa, sehingga penulis dapat mengikuti pendidikan Program Pasca Sarjana Strata-2. 4.Pimpinan ITB, khususnya Pimpinan Fakultas Pasca Sarjana ITB,
yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti
pendidikan Program Pasca Sarjana Strata-2. 5.Pimpinan Rasyid
Jurusan Farmasi FMIPA ITB, Prof.DR. Raslim beserta seluruh staf dan karyawan yang telah
menyelenggarakan pendidikan Pasca Sarjana (S 2) Program Studi Farmasi dengan baik. i
Bandung, Pebruari 1990
Penulis ii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR...................................... i DAFTAR ISI.................................... DAFTAR LAMPIR A
N....................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL....................................... vi DAFTAR GAMBAR....................................viii BAB
I
PENDAHULIJAN................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................5 I1.1. Insulin............................... 5 11.1.1. Sifat fisika kimia ............ 7 11.1.2. Identifikasi .................. 9 11.1.3. Biosintesis ................... 9 II.1.4. Penetapan kadar .............. 11 I1.1.5. Farmakologi .................. 17 II.1.6. Farmakokinetik ............... 20 11.2. Ketersediaan Hayati .................. 23 II.3. Suppositoria ......................... 28 BAB III METODOLOGI ................................. 36 111.1. Pengujian Mutu Bahan Baku ........... 36 111.2. Pembuatan Suppositoria Insulin .......... 3 8
113.
111.3. Pengujian Mutu Suppositoria Insulin ....38 111.4. Pembuatan Injekai Insulin .............. 38 111.5. Evaluasi Injeksi Insulin...............39 1II.8. Evaluasi Suppositoria Insulin Secara In Vivo.........................39 BA3
IV
BAHAN, ALAT DAN HEWAN PERCOBAAN ............... 37 IV.1. Bahan ...................................40 IV.2. Alat-alat...............................40 Il/.3. Hewan percobaan .........................41
BAB
V
PERCOBAAN DAN B8SII, PERCOBAAN ................ 42 V.1. Pemeriksaan Mutu Bahan Baku .............. 42 V.2. Pembuatan Suppositoria Insulin ...........43 V.3. Evaluasi Suppositoria Insulin ............ 44 `J.4.I,emboateuu injeksi insulin ................ 47 `J.5.EvaIuasi Injeksi Insulin .................47 V.6. Percobaan Absorpsi In Vivo ............... 47 V.7. Prosedur Radioimmunoaooay ................ 49 V.8. Penetapan Kadar Glukosa Darah ............ 51
BAB
VI
PEMBAHASAN.................................... 52
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN.......................... 55 DAFTAR PUSTAKA ................................ 57
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Hasil Pemeriksaan Bahan Baku ................ 61
2.
Hasil Pemeriksaan Zat Pembawa ...............63
3.
Hasil Pemeriksaan Tween 20 .................. 64
4.
Hasil Pemeriksaan Gliserin .................. 65
5.
Hasil Femeriksaan Fenol ..................... 68
6.
Hasil Pemeriksaan Injeksi Insulin...........69
7.
Hasil Pemeriksaan Supositoria ............... 70
8.
Kadar Pelepasan Insulin Seeara In Vitro
71
9.
Persentase Pelepasan Insulin In Vitro
74
10.
Evaluasi Injeksi Insulin .................... 76
11.
Kadar R Pember
12.
Kadar Injeksi
13.
Kadar Glukosa Darah Ir. Vivo Setelah Pemberian Supositoria ....................... 83
14.
Kadar Giukos Darah In Vivo Setelah Pemberian Injeksi ........................... 85
15.
Ketersediaan Hayati Absolut ................. 89
~~±a Ins , ___ sitoz
n
Vivo Setelah
In vivo Setelah Pemberian
77 79
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel II.1. Jenis-jenis sediaan insulin di perdagangan dan sifat-sifatnya
20
II.2. Dosis yang diberikan untuk mencapai konsentrasi serum
21
II.3. Fraksi yang diabsorpsi dari Insulin Reguler secara subkutan pada subyek normal puasa
22
V.1. Hasil pemeriksaan insulin sapi kristal
61
V.2. Hasil pemeriksaan Suppocire AS2X
63
V.3. Hasil pemeriksaan Tween 20 .................... 64 V.4. Hasil pemeriksaan gliserin
65
V.5. Hasil pemeriksaan fenol ....................... 68 V.6. Hasil pemeriksaan injeksi insulin spesialite
69
V.7. Hasil pemeriksaan mutu suppositoria insulin
70
V.8. Kadar rata-rata insulin dari pelepasan supositoria A,B,C dan D secara in vitro ..
72
V.9. Persentase pelepasan insulin dari supositoria A,B,C dan D secara in vitro
74
V.10.Evaluasi injeksi insulin formulasi uji......... 76 V.11.Kadar rata-rata insulin dalam serum kelinci setelah pemberian suppositoria A,B,C dan D
77
V.12.Kadar rata-rata insulin dalam serum darah kelinci setelah pemberian injeksi insulin i.v, i.m dan s. c.
79
V.13.Kadar glukosa darah rata-rata setelah pemberian supositoria A,B,C dan D pada kelinci
83
vi
DAFTAR GAMBAR uamoar
-
nalaman
II.1. Struktur proinsulin manusia.................. 6 II.2. Kamponen-komponen dan reaksi dalam prosedur RIA
10
II.3. Kurva standar pada reaksi RIA ............... 12 1I.4.
Mekanisme pelepasan obat dari suppositoria
27
II.5.
Aliran darah vena pada rektum manusia ....
29
Hasil pemotretan insulin sapi bentuk kristal dengan perbesaran 1500 kali
62
V.I.
V.2. Gambar alat uji pelepasan insulin dari supositoria secara in _metro
72
V.3. Kurva kadar rataa-rata insulin dari pelepasan supositoria A,B,C dan D secara .. in vitro
73
V.4. Grafik persentase pelepasan insulin dari supositoria A,B,C dan D secarain, vitro ...
75
V.5. Kurva kadar insulin yang diabsorpsi ke dalam darah setelah pemberian supositoria A,B,C dan D
78
V.6. Kurva kadar insulin yang diabsorpsi ke dalam darah setelah pemberian injeksi insulin i.m dengan dosis 1 unit ....
80
V.7. Kurva kadar insulin yang diabsorpsi ke dalam darah setelah pemberian injeksi insulin s.c dengan dosis 1 unit
81
V.8. Kurva kadar insulin yang masuk ke dalam darah setelah pemberian injeksi insulin i.v dengan dosis 1 unit ...
82
V.9. Kurva kadar glukosa rata-rata dalam darah kelinci setelah pemberiaan supositoria A, B,C dan D
84
V.10. Kurva kadar glukosa darah rata-rata setelah pemberian injeksi insulin i.m pada hewan kelinci
viii.
86
V.11. Kurva kadar glukosa darah rata-rata setelah pemberian injeksi insulin s.c pada hewan kelinci
87
V.12. Kurva kadar glukosa darah rata-rata setelah pemberian injeksi insulin i.v pada hewan kelinci
88