1
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya. Tidak hanya sumber daya alam, melainkan sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah faktor penting dalam pembangunan. Hal ini disebabkan dengan sumber daya manusia, negara bisa mengelola sumber daya alamnya. Namun, sumber daya manusia Indonesia belum memadai dengan baik. Arti memadai adalah sumber daya manusia Indonesia belum memiliki kompetensi dan kemampuan yang baik. Sumber daya manusia ini pun terbagi atas tiga kelompok, yaitu kelompok anak, kelompok pemuda, dan kelompok dewasa. Kelompok yang paling penting dari ketiganya adalah kelompok pemuda. Kelompok pemuda akan membimbing kelompok anak dan kelompok pemuda yang akan menjadi penerus dari kelompok dewasa seperti filosofi yang dibawakan oleh Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing MAdyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Ironi yang terjadi di Indonesia adalah kelompok pemuda belum semua memperoleh kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi yaitu penghasilan dan biaya pendidikan. Seharusnya dengan pendidikan, kelompok pemuda membangun karakter dan menjadi generasi penerus yang memiliki kualitas baik dan bisa bersaing secara nasional dan internasional. Salah satu akibat dari keadaan ini adalah kelompok pemuda adalah kelompok dengan jumlah pengangguran terbanyak. Pun mereka memperoleh pekerjaan, pekerjaaan tersebut disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang rata-rata SD dan SMP. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah tenaga kerja hingga Februari 2012 masih didominasi oleh pekerja berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah 55,5 juta orang (49,21 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebesar 20,3 juta (17,99 persen). Pekerja berpendidikan tinggi hanya sekitar 10,3 juta orang mencakup 3,1 juta orang (2,77 persen) berpendidikan diploma dan 7,2 juta orang (6,43 persen) berpendidikan universitas. Untuk penangangguran, Pada Februari 2012, TPT untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Sekolah Menengah Atas sebesar 10,34 persen dan TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,51 persen.1 Salah satu potensi media untuk pembangunan karakter adalah koperasi khususnya Koperasi Unit Desa (“KUD”). Koperasi sesuai dengan semangat perekonomian Bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yaitu perekonomian yang dibangun atas asas kekeluargaan. Koperasi juga merupakan potensi untuk membangun perekonomian bangsa yang secara langsung memberi manfaat pada masyarakat. Namun, pada kenyataannya, koperasi di Indonesia saat ini mengalami kelesuan dan tidak berkembang. Hal ini disebabkan manajemen koperasi yang tidak akuntabel, transparan, dan membuka akses bagi masyarakat untuk mengawasi. Praktek Kolusi, Korupsi, dan Neoptisme (“KKN”) menggerogoti koperasi dan merugikan masyarakat. Mengingat koperasi memiliki potensi besar dan di sisi lain kita memiliki kelompok pemuda yang diberdayakan, maka koperasi dapat menjadi media bagi kelompok pemuda untuk 1
http://www.bps.go.id/brs_file/naker_07mei12.pdf diunduh pada tanggal 18 Juli 2012, pukul 20.05 WIB
2
dapat memperoleh pendidikan secara informal sehingga dapat terbangun karakter dimana karakter dibutuhkan untuk membangun Bangsa Indonesia yang madani. Koperasi dalam tulisan ini dipersempit menjadi KUD. Penulis memilih KUD karena KUD adalah lingkup terkecil yang dapat dijangkau oleh koperasi. Di sisi lain, kedudukan KUD yang berada di desa mempermudah untuk menjaring kelompok pemuda dimana banyak dari mereka yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal. Melalui KUD, diharapkan terbangun suatu media pembangunan karakter bagi kelompok pemuda desa. Tujuan dan Manfaat a. Memberikan inovasi dalam strategi pengelolaan koperasi sehingga koperasi dapat kembali bangkit dan menjadi penggerak roda perekonomian. b. Memberikan upaya untuk melakukan pendidikan karakter bagi kelompok pemuda dengan media tepat yaitu koperasi dan dimulai dengan lingkup terkecil yaitu Koperasi Unit Desa (KUD) B.
GAGASAN
Kondisi kekinian Tidak bisa dipungkiri bahwa kelompok pemuda desa adalah kelompok yang kurang terjamah oleh pendidikan. Hal ini disebabkan oleh pelbagai faktor. Faktor utama adalah paradigma sosial di lingkungan desa yang menitikberatkan agar pemuda mengikuti jejak orang tua dan tidak memberi perhatian pada pendidikan. Alhasil, karakter yang terbentuk adalah karakter kerja dan berorientasi pada konsumsi. Di sisi lain, ada sebagian pemuda desa tidak bekerja, lebih memilih untuk menjadi penjaga siskamling atau kebun yang dimiliki oleh keluarganya. Keadaan ini menyebabkan tidak berkembangnya pemuda desa dan desa yang bersangkutan. Urbanisasi adalah salah satu bukti bahwa banyak desa yang tidak berkembang dan memberi penghidupan. Perihal karakter pemuda desa yang berorientasi pada kerja dan konsumsi, belum cukup untuk mengembangankan potensi pemuda desa untuk membangun karakter yang komprehensif. Arti dari karakter yang komperhensif adalah bagaimana karakter untuk mencari kerja dan konsumsi diiringi dengan keinginan untuk berwirausaha dan melakukan produksi. Kemudian karakter yang komprehensif juga merupakan karakter yang berdikari dan bebas KKN. Di sisi lain, desa memiliki KUD sebagai potensi yaitu tidak hanya potensi pengembangan ekonomi melainkan juga dimanfaatkan sebagai media untuk membantu pemuda desa membangun karakter yang komprehensif. Namun, kondisi kekinian KUD sangat memperihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari KUD yang sarat KKN, tidak tersedianya kebutuhan masyarakat di desa di KUD, dan KUD yang manajemennya kurang baik. Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk membangkitkan kembali KUD, salah satu melalui revitalisasi pendanaan KUD. Namun, revitalisasi ini tak kunjung membawa perubahan. Manajemen yang buruk pun mengurangi tingkat
3
kepercayaan dari masyarakat desa terhadap KUD di desanya. Selain itu, KUD justru memberatkan masyarakat desa terutama dalam menjalankan kegiatan produksi di desanya sehingga KUD pun sepi dari masyarakat desa. Seberapa jauh kondisi kekinian dapat diperbaiki melalui gagasan yang diajukan Inovasi strategi pengelolaan KUD akan memperbaik kondisi kekinian dalam dua hal, yaitu: a. Pembangunan karakter. Pengelolaan yang dilakukan oleh kelompok pemuda desa akan memberi dampak pada pembangunan karakter kelompok pemuda desa. Pengelolaan terdiri atas pelayanan kepada masyarakat, pengelolaan barang yang dibutuhkan hingga sirkulasi uang KUD bersangkutan. KUD akan melatih kelompok pemuda desa untuk memiliki karakter komprehensif yang dicita-citakan yaitu berjiwa wirausaha, produktif, berdikari, dan bebas KKN. b. Membangkitkan KUD. Inovasi strategi akan membuat KUD menjadi hidup kembali baik dari sisi manajemen maupun mengembalikan kepercayaan masyarakat desa serta memberi andil dalam menggerakkan perekonomian desa. 4. Pihak-pihak yang dapat membantu a. Kelompok pemuda desa Generasi muda secara umum adalah generasi yang akan menentukan hajat hidup Bangsa Indonesia di masa kini dan masa mendatang dan yang akan menggantikan generasi tua baik dalam tataran pemerintahan, pendidikan, dan bidang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya. Kedudukan generasi muda yang penting dan strategis mengharuskan generasi muda memiliki karakter kuat yaitu terutama karakter berwirausaha, berintergritas, dan berorganisasi. Kelompok pemuda desa adalah bagian dari generasi muda. Kelompok pemuda desa adalah titik awal untuk membangun karakter bangsa. b. KUD Termaktub dalam konstitusi kita yaitu Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa Perekonomian Disusun Sebagai Usaha Bersama Berdasar Atas Asas Kekeluargaan. Koperasi adalah salah satu bentuk pengejawantahan dari jiwa Bangsa Indonesia yaitu kekeluargaan (menurut Soediman Kartohadiprojo dalam bukunya Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, jika 5 (lima) sila dalam Pancasila dijadikan satu maka yang muncul adalah kekeluargaan). Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi unit terkecil dan letaknya berada di desa. KUD menjadi fokus agar pendidikan karakter dimulai dari lingkup kecil yaitu desa dan mengingat generasi muda desa banyak yang tidak memiliki akses untuk pendidikan dan informasi. KUD adalah media tepat bagi generasi muda desa sebagai bagian dari generasi muda Indonesia. c. Kepala Desa Kepala Desa beserta jajarannya dibutuhkan untuk melakukan pengawasan sehingga akan ada checks and balances sehingga akuntabilitas dan transparansi KUD dapat terjaga.
4
d. Pemerintah Daerah dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Sebagai pemberi dukungan secara materil maupun immateril untuk menghidupkan kembali KUD. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk pengimplementasian Langkah 1 Mendata KUD dan desa tempat KUD tersebut
Mendata jumlah kelompok pemuda yang diklasifikasikan menjadi bekerja dan tidak bekerja
Sosialisasi KUD dan manajemen pengelolaan
Pembukaan KUD secara resmi
Pelatihan khusus manajemen KUD
Proses rekruitmen pemuda dan pengisian posisi di KUD
Langkah 2 KUD secara khusus menangani penyediaan kebutuhan produksi di desa Langkah 3terkait
Mekanisme yang digunakan KUD adalah bagi hasil baik laba maupun rugi
Menyediakan dana khusus untuk pemuda desa yang ingin berwirausaha
Langkah 3 Pengawasan oleh Kepala Desa
C.
Pertanggungjawaban kepada Pemerintah Daerah dan Kementerian
Pertanggungjawaban kepada masyarakat desa (diumumkan di muka umum)
KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan Inovasi strategi pengelolaan koperasi. a. KUD yang dikembangkan adalah KUD dengan jenis koperasi yaitu koperasi produsen. Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya-anggotanya adalah para produsen. Anggota koperasi ini adalah pemilik (owner) dan pengguna pelayanan (user), dimana dalam kedudukannya sebagai produsen, anggota koperasi produsen mengolah bahan baku/input menjadi barang jadi/output, sehingga menghasilkan barang yang dapat diperjualbelikan, memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan kesempatan pasar yang dapat diperjualbelikan, memperoleh sejumlah
5
b.
c. d. e.
2
keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan kesempatan pasar yang ada. Koperasi produsen berperan dalam pengadaan bahan baku, input, atau sarana produksi yang menunjang ekonomi anggota sehingga anggota merasakan manfaat keberadaan koperasi karena mampu meningkatkan produktivitas usaha anggota dan pendapatannya. Koperasi ini menjalankan beberapa fungsi, di antarannya : 1) Pembelian ataupun pengadaan input yang diperlukan anggota 2) Pemasaran hasil produksi (output) yang dihasilkan dari usaha anggota 3) Proses produksi bersama atau pemanfaatan sarana produksi secara bersama 4) Menanggung resiko bersama atau menyediakan kantor pemasaran bersama2 KUD akan bekerjasama dengan universitas yang ada baik negeri maupun swasta dengan bentuk kerjasama sebagai berikut: 1) Focus Group Discussion (FGD). FGD ini bertujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan antara mahasiswa dan kelompok pemuda desa. Kelompok pemuda desa dapat menjelaskan bagaimana kondisi desa, pendidikan yang telah mereka dapatkan, pengalaman dari pengelolaan koperasi sebelumnya, dan apa yang mereka inginkan. Kemudian mahasiswa akan bertindak sebagai pendengar dan pemberi motivasi bagi kelompok pemuda desa. Mahasiswa dipilih karena mahasiswa berada di dalam kelompok umur yang sama dengan kelompok pemuda desa tersebut. 2) Mahasiswa akan membantu dalam pembangunan awal KUD di desa terkait. Selama 2 (dua) minggu, mahasiswa dan kelompok pemuda desa akan bersama-sama mengelola koperasi dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat desa. Keikutsertaan mahasiswa bertujuan untuk membangkitkan antusiasme kelompok pemuda desa dan memberikan contoh mengenai pengelolaan dan manajemen koperasi. 3) Mahasiswa membantu mengawasi jalannya KUD oleh kelompok pemuda desa melalui interaksi melalui jejaring sosial dan alat komunikasi lainnya. KUD akan bekerjasama dengan organisasi kepemudanaan di desa setempat. pengelola koperasi hanya kelompok pemuda yaitu dengan range umur 12-20 tahun. Dana yang diperoleh koperasi berasal dari iuran masyarakat desa dan dana dari pemerintah daerah serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Pengelolaan iuran akan menggunakan mekanisme bagi hasil baik laba dan rugi. Iuran digunakan untuk: 1) modal awal bagi yang akan membangun usaha di desa seperti pertanian, peternakan dan kerajinan tangan dengan untung rugi ditanggung sesuai proporsi yang diperjanjikan. 2) pembiayaan kebutuhan usaha di desa seperti pertanian, peternakan dan kerajinan dengan untung rugi ditanggung sesuai proporsi yang diperjanjikan.
http://www.smecda.com/Files/Dep_SDM/Buku_Saku_Koperasi/2_JENIS_KOPERASI.pdf diunduh pada tanggal 18 uli 2012 pulul 20.34 WIB
6
3) iuran dimanfaatkan untuk usaha sektor riil yaitu pertanian, peternakan dan kerajinan. 4) terdapat dana khusus sebagai modal awal bagi pemuda untuk menjalankan suatu usaha. Dana khusus ini berasal dari iuran pemuda, desa, pemerintah daerah, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah f. Kepala desa memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan dan memberikan pertimbangan. g. Kementerian terkait membantu dalam pendanaan dan pemenuhan kebutuhan logistik KUD Teknik implementasi yang akan dilakukan
Kelompok Pemuda
Sosialisasi
KUD
Masyarakat Desa
a. Kelompok pemuda desa akan diberikan sosialisasi terlebih dahulu. Sosialisasi tentang manajemen KUD. Tidak hanya secara praktis, kelompok pemuda desa juga akan diberikan pemahaman teoritis mengenai koperasi dari sudut pandang hukum dan ekonomi. Pemateri sosialisasi adalah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dan mahasiswa dari universitas negeri maupun swasta yang berkolaborasi bersama. Setelah sosialisasi, akan dilangsung proses rekruitmen untuk mendudukan pemuda-pemuda desa tersebut di KUD sesuai dengan potensi dan bakat masing-masing. Pemuda hasil dari rekruitmen akan kembali diberikan pelatihan khusus yang lebih mendalam dan komprehensif. b. Sosialisasi kepada masyarakat desa. Sosialisasi ini bukan merupakan suatu hal baru, namun sosialisasi harus dilakukan terutama dengan pendekatan langsung kepada masyarakat desa secara langsung. Metode sosialisasi adalah in house living bagi mahasiswa sehingga mahasiswa dapat secara dekat menyosialisasikan kepada masyarakat desa. Selain in house living, metode sosialiasasi yang dilakukan adalah menggunakan kesenian setempat, misal: wayang yang bertema pendidikan, musik, dan tari-tarian. Metode ini bertujuan agar pesan untuk membangun KUD dapat dimengerti oleh masyarakat desa. c. KUD diperbaharui baik infrastruktur dan logistik. KUD dibuat menarik dan sesuai dengan keadaan masyarakat desa. Kesesuaian ini sangat penting agar KUD dapat efektif membantu masyarakat desa dalam faktor produksi. d. Pertangggungjawaban kepada masyarakat desa seluruh rangkaian pembaruan strategi pengelolaan KUD agar masyarakat desa (termasuk kelompok pemuda) mempunyai rasa memiliki terhadap KUD.
7
Prediksi hasil (manfaat dan dampak) a. Kelompok pemuda desa menjadi kelompok yang prorduktif sekaligus memiliki karakter yang komprehensif yaitu wirausaha, produktif, berdikari, dan bebas KKN. b. Desa yang berdikari dan berkembang ekonominya. c. KUD menjadi efektif kembali dengan brand new management. d. Menumbuhkan kepekaan mahasiswa dalam hal pengabdian masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Soewandi, Ima. tanpa tahun. Latar Belakang Sejarah dan Sendi Dasar Koperasi (sebuah out-line). Jakarta: Departemen Perdagangan dan Koperasi. Dubell, Folke. 1985. Pembangunan Koperasi Suatu Metode Perintisan dan Perorganisasian Koperasi Pertanian di Negara Berkembang, terjemahan Slamet Riyadi Bisri, Jatinangor: Ikopin. http://www.bps.go.id/brs_file/naker_07mei12.pdf http://www.smecda.com/Files/Dep_SDM/Buku_Saku_Koperasi/2_JENIS_KOPE RASI.pdf