INFLUENCE OF MOTIVATION AND DISCIPLINE ON THE PRODUCTIVITY OF EMPLOYEES WORKING AT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT Aminulloh, Emmy Indriyani. Undergraduate Program, Faculty of Economics, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keyword : Motivation, Discipline, and Productivity. ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of motivation and discipline of work on the productivity of employees. Motivation and discipline is a factor that drives someone to do a particular activity, and therefore every activity a person does will have a factor which encourages such activity. Therefore, motivation is the driving factor of a person to make a person's needs and desires. The data used were qualitative primary data, obtained through survey by distributing questionnaires to 100 respondents who are permanent employees at PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang Plant. The analysis used to process data such as validity and reliability test, normality test, the classical assumption, correlation, and regression analysis using SPSS software version 17. The conclusion of this study shows that motivation and discipline have an influences on the productivity of employees and have positive relationship for the company, it can be said that the motivation and discipline of work may assist in achieving corporate goals.
A. PENDAHULUAN Manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena manusia bisa mengetahui input-input yang perlu diambil dari lingkungan, cara mendapatkan dan menangkap input-input tersebut menggunakan teknologi, mampu mengolah atau mentransformasikan input-input tersebut menjadi output-output yang memenuhi public. Manusia menjadi penggerak dan penentu jalannya organisasi, maka perhatian dari pimpinan sangat diperlukan. Bagi para pemimpin harus dapat mencari solusi dalam menghadapi berbagai hambatan dan masalah yang pastinya akan muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Ada banyak faktor yang membuat suatu perusahaan dapat terus menjalankan operasinya, yaitu alam, modal, tenaga kerja dan keahlian. Keempat faktor tersebut saling terkait dan tidak berdiri sendiri, melainkan harus saling mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi dari keempat faktor tersebut, faktor tenaga kerja atau manusialah yang terpenting karena manusia merupakan penggerak segala aktivitas yang ada pada perusahaan. Dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam perusahaan karena sumber daya manusia sebagai penggerak segala usaha dan aktivitas yang ada diperusahaan dan juga sebagai penentu jalannya perusahaan. Nampak bahwa sumber daya terpenting suatu perusahaan atau organisasi adalah sumber daya manusia yaitu orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi (Samsudin, 2006 : 21). Tanpa orangorang yang memiliki keahlian atau kompeten maka mustahil bagi organisasi/ perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Motivasi dapat berasal dari dalam maupun luar karyawan. Dorongan yang berasal dari dalam individu, karena memiliki sikap mental yang mengarah terhadap tercapainya kepuasan pribadi atau motivasi dari dalam (motivasi intrinsik) berupa kebutuhan untuk mencapai sukses, hal ini berhubungan dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku untuk mencapai prestasi tertentu.Motivasi dari luar (motivasi ekstrinsik) merupakan suatu dorongan yang berasal dari luar individu yang mendorong perilaku individu kearah pencapaian suatu kebutuhan yang memberikan kepuasan. Misalnya dorongan dari keluarga untuk bekerja lebih giat dan semangat agar kebutuhan keluarga dapat terpenuhi, adanya insentif, bonus, tunjangan tertentu dari perusahaan, adanya kesempatan bagi karyawan untuk berprestasi di tempat kerja, adanya pengakuan dan penghargaan terhadap pekerjaan. Disiplin merupakan salah satu kriteria yang dapat dijadikan sebagai landasan atau dasar bagi kelancaran proses pembentukan, pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia dalam hal ini karyawan. Disiplin sangat diperlukan karena dapat memaksakan individu untuk mematuhi peraturan serta prosedur kerja yang telah ditentukan lebih dulu. Produktivitas (productivity) adalah ukuran atas kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang diselesaikan, dengan mempertimbangkan biaya dari sumber daya yang digunakan (Robert L. Mathis - John H. Jackson, 2006 : 69). Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa produktivitas kerja sangat penting bagi perusahaan maupun bagi karyawannya. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan diatas, maka permasalahan yang diajukan adalah: 1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan?
2. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan? Apakah motivasi dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan? 1.2 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang akan dibahas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Toyota Manufacturing Indonesia Karawang Plant. 2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Toyota Manufacturing Indonesia Karawang Plant. 3. Untuk menganalisis pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Toyota Manufacturing Indonesia Karawang Plant. B. METODOLOGI 1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data primer diperoleh dari karyawan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Data tersebut dikumpulkan dengan teknik kuesioner atau penyebaran angket. 2. Populasi dan Sampel Populasi disini adalah karyawan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Sampel yang digunakan sebanyak 100 orang atau responden. 3. Operasional Variabel Menurut Indriantoro dan Bamabang Soepomo (2002) definisi operasional adalah : “penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur” variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai nilai (indriantoro dan bambang soepomo, 2002) maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel independent atau variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independent (X) adalah motivasi (X1) dan Disiplin (X2).
b. Variabel Terikat/Tidak Bebas (Dependent Variable) Variable dependent atau variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independent. Dalam hal ini variabel dependent (Y) yaitu, produktivitas kerja. 4. Teknik Analisis yang Digunakan Penulis menghitung dengan menggunakan aplikasi software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.0, dalam hal ini teknik pengujian adalah sebagai berikut : a. Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik, maka terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas agar data-data yang diperoleh valid dan reliable. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software Statistical Product and Service Solution (SPSS). Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrument) dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas adalah pengujian untuk mengetahui kemampuan indikator-indikator suatu konstruk (variable laten) untuk mengukur konstruk tersebut secara akurat. Setelah dilakukan uji validitas, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pengujian reliabilitas. Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal-hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator memiliki konsistensi yang tinggi dalam mengukur variabel laten. b. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Penyimpangan asumsi klasik yang di bahas pada skripsi ini adalah multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Uji penyimpangan asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas dan heteroskedastisitas dalam model regresi. 1. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas artinya antarvariabel independent yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebasnya. Adapun metode uji multikolinearitas, yaitu dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model regresi. Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih besar daripada 0,1 atau nilai VIF yang lebih kecil daripada nilai 10 (Hair rt al. 1992). 2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Di dalam pengujian ini dapat melihat pola titik titik regresi, jika pola tertentu seperti titik titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu data mempunyai distribusi normal (Priyatno, 2008:28). Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, dan rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Dalam penelitian ini akan digunakan uji one sample kolmogorov-smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdisitribusi
normal jika signifikan lebih besar dari 5% atau 0,05. c. Analisis Korelasi Analisis korelasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu Pearson correlation. Digunakan untuk mengukur hubungan satu variabel dengan variabel yang lain bila datanya berbentuk kuantitatif dan memiliki skala pengukuran minimal interval. d. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independent (X1, X2,…Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negative dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Visi dan Misi Perusahaan VISI : Menjadi yang terdepan di dalam bidang manufakturing maupun distribusi sebagai upaya kami untuk menjadi perusahaan otomotif berkelas internasional. MISI : - Menjadi pemimpin dalam industri otomotif Indonesia. Selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. - Selalu memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan social. - Meningkatkan kesejahteraan melalui pembinaan kepercayaan dengan karyawan, dealer dan pemasok. - Memelihara kelangsungan lingkungan hidup dan keselamatan kerja. - Menjunjung tinggi kemampuan individu tanpa mengesampingkan kerjasama tim. 2. Gambaran Umum Responden
Dalam penelitian ini, subjek adalah para karyawan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 100 responden yang kemudian kuesioner tersebut di analisis lebih lanjut. a. Jenis kelamin Responden Dapat dilihat bahwa jumlah Laki-laki yang menjadi responden adalah sebanyak 85 dan Perempuan sebanyak 15 Maka jumlah responden di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant lebih banyak responden laki-laki dibanding responden perempuan. b. Usia Responden dapat dilihat bahwa 15 dari responden berusia dari 21-25 tahun, 30 berusia 26 – 30 tahun, selanjutnya usia dari 31-35 tahun sebesar 32, dan yang berusia diatas 36 tahun sebanyak 23 responden. Maka jumlah responden di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant lebih banyak responden yang berusia dari 31-35 tahun. c. Tingkat Pendidikan Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa 17 dari responden berpendidikan SMA/SMK, 48 berpendidikan D3, 31 berpendidikan S1, dan 4 berpendidikan S2. Maka jumlah responden yang berpendidikan di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant lebih banyak responden yang berpendidikan Diploma. 3. Validitas dan Reliabilitas Hasil pengujian validitas terhadap 7 item instrumen variabel produktivitas maka diperoleh semua item yang dinyatakan valid Maka semua item tersebut digunakan untuk instrumen penelitian seperti dalam table berikut. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Terhadap Variabel Produktivitas
Nomor item
r hitung
r tabel
Ketarangan
1
.471
0,361
Valid
2
.863
0,361
Valid
3
.728
0,361
Valid
4
.848
0,361
Valid
5
.679
0,361
Valid
6
.531
0,361
Valid
7
.551
0,361
Valid
Sumber : Hasil SPSS Diolah
Hasil uji validitas terhadap 8 item instrumen variabel Motivasi ternyata diperoleh 8 item yang koefisien korelasinya dinyatakan Valid Maka 8 item tersebut digunakan untuk instrumen penelitian seperti dalam table berikut. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Terhadap Variabel Motivasi Nomor item r hitung r tabel Ketarangan 1
.807
0,361
Valid
2
.653
0,361
Valid
3
.709
0,361
Valid
4
.653
0,361
Valid
5
.728
0,361
Valid
6
.863
0,361
Valid
7
.531
0,361
Valid
8
.709
0,361
Valid
Sumber : Hasil SPSS Diolah
Selanjutnya dari hasil uji validitas terhadap 9 item instrumen variabel Disiplin ternyata diperoleh 9 item yang koefisien korelasinya dinyatakan valid. Maka 9 item tersebut digunakan untuk instrumen penelitian seperti dalam table berikut
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Terhadap Variabel Disiplin Nomor item
r hitung
r tabel
Ketarangan
1
0.590
0,361
Valid
2
0.846
0,361
Valid
3
0.737
0,361
Valid
4
0.645
0,361
Valid
5
0.682
0,361
Valid
7
0.605
0,361
Valid
8
0.546
0,361
Valid
9
0.826
0,361
Valid
dengan jumlah data (n) = 30, didapat sebesar 0,361 (lampiran tabel r). Sehingga dapat diketahui bahwa pada kisaran alpha 0.80 s.d 0.100, dan hasil reliabilitas yang didapat sebesar 0,972 yang berarti nilai alpha sangat reliabel. 4. Uji Normalitas Dapat kita lihat pada kolom kolmogorovSmirnov dan dapat diketahui nilai signifikasi untuk produktivitas kerja sebesar 0.200 > 0,05 untuk motivasi sebesar 0,200 > 0,05 dan untuk disiplin sebesar 0,200 > 0,05 Karena tingkat singnifikasi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data pada variabel berdistribusi normal. 5. Uji Multikolinearitas
Sumber : Hasil SPSS Diolah
Coefficientsa Collinearity Statistics
Reliability Statistics Cronbach's
Part Value
Alpha
1
N of Items
Part Value 2
.918
.934 12b
Total N of
24
.946
Between Forms Spearman-
12
N of Items
Correlation
VIF
a
Items
Tolerance
Equal Length
.972
Brown
Unequal
.972
Coefficient
Length
Guttman Split-
.796
1.256
.796
1.256
a. Dependent Variable: Produktivitas
Dapat dilihat bahwa nilai Tolerance ketiga variabel lebih dari 0,10 dan VIF Kurang dari 10. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel bebas. 6. Uji Heteroskedastisitas
.972
Half Coefficient a. The items are: No.1, No.2, No.3, No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No.10, No.11, No.12. b. The items are: No.13, No.14, No.15, No.16, No.17, No.18, No.19, No.20, No.21, No.22, No.23, No.24.
Berdasarkan pengujian reliabilitas diatas dapat dilihat bahwa nilai Alpha lebih besar dari nilai r kritis product moment pada signifikansi 0,05
Dapat dilihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas. Sebagaimana terlihat, titik-titik itu menyebar diatas dan diawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. 7. Korelasi Antar Variabel Penelitian Korelasi antara Motivasi dengan Disiplin Kerja sebesar 0,878 yang artinya tingkat hubungan Korelasi kuat dan menghasilkan probabilitas atau signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho ditolak atau dengan kata lain ada hubungan (Korelasi) antara dua variabel. Korelasi antara Motivasi dengan Produktifitas Kerja Karyawan sebesar 0,439 yang artinya tingkat hubungan Korelasi kuat dan menghasilkan probabilitas atau signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho ditolak atau dengan kata lain ada hubungan (Korelasi) antara dua variabel. Korelasi antara Disiplin Kerja dengan Produktifitas Kerja Karyawan sebesar 0,554 yang artinya tingkat hubungan Korelasi cukup kuat dan menghasilkan probabilitas atau signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Artinya Ho ditolak atau dengan kata lain ada hubungan (Korelasi) antara dua variabel. 8. Analisi Regresi Berganda nilai koefisien Korelasi (R) antara variabel Motivasi dan Disiplin Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan sebesar 0,603 berarti hubungan antara variabel searah dan cukup kuat. Untuk regresi dengan dua variabel bebas digunakan R Square sebagai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi (R Square) adalah 0,364 artinya 36,4% variabel Produktivitas Kerja Karyawan dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi dan Disiplin Kerja. Sedangkan sisanya 63.6% dijelaskan oleh variabel lain. Dan kesalahan standart dari penafsiran (Std. Error of Estimate) adalah 2,147 (satuan yang digunakan untuk variabel dependent atau dalam hal ini adalah produktivitas kerja karyawan).
9. Analisis Manajerial Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh temuan bahwa secara bersama-sama antara motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant. Akan tetapi secara sendiri-sendiri motivasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, dikarenakan motivasi kerja yang dimiliki oleh karyawan kurang kuat dalam diri setiap karyawan, Hal tersebut disebabkan ada beberapa indikator dari motivasi yang belum sepenuhnya diperhatikan oleh pihak manajemen di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant. Adanya berbagai tingkat kebutuhan dari karyawan yang belum sepenuhnya terpenuhi khususnya pada pemenuhan kebutuhan fisik, keamanan, sosial, dan pengakuan atas status dari karyawan menjadikan motivasi kerja karyawan menjadi tidak optimal. Suatu perusahaan dapat mencapai produktivitas kerja yang baik apabila dilandasi oleh para karyawan yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya. Motivasi kerja disini merupakan daya dorong atau rangsangan yang dapat memberikan kekuatan pada diri karyawan untuk mau bekerja dengan sungguhsungguh. Selain motivasi kerja yang tinggi, produktivitas kerja karyawan juga akan tercapai apabila karyawan tersebut melaksanakan pekerjaannya dengan penuh kedisiplinan. Berdasarkan hasil penelitian ini disiplin kerja merupakan variabel paling dominan atau berpengaruh terhadap produktivitas karyawan di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant dan disiplin kerja karyawan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant Sudah sepenuhnya baik. Hal tersebut dapat diamati dari tiap-tiap indikator disiplin kerja yaitu ketepatan waktu kerja karyawan di PT. Toyota
Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant yang sudah memadai dan karyawan yang bekerja sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan perusahaan dan indikator pemanfaatan bahan-bahan produksi oleh karyawan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant sudah baik karena karyawan yang menggunakan bahan-bahan saat proses produksi yang sesuai dengan ukuran yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan beberapa indikator yang telah menunjang disiplin kerja karyawan diantaranya adalah indikator kepatuhan pada peraturan dari karyawan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant sangat baik, dimana dalam melaksanakan pekerjaan telah sesuai dengan peraturan dan prosedur yang ditetapkan perusahaan, dan kepatuhannya terhadap ketetapan pemakaian seragam yang ditentukan dan indikator ketepatan dalam penggunaan alat produksi oleh karyawan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant sudah sangat baik dimana semua peralatan digunakan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya serta selalu diperiksa sebelum dan sesudah digunakan. Secara bersama-sama motivasi kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant. Selain kedua faktor tersebut masih terdapat berbagai faktor yang juga berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Adanya pengaruh motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan sangatlah beralasan sebab tanpa adanya motivasi yang kuat dalam melaksanakan pekerjaannya maka karyawan tidak mungkin mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai yang ditentukan perusahaan. Selain itu tanpa adanya kedisiplinan dari karyawan, maka akan terjadi banyak pemborosan dalam hal waktu kerja maupun bahan baku yang pada akhirnya
juga berdampak pada produktivitas kerja yang akan dicapai karyawan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wana Nusa dalam Sumarsono (2003: 63-64), bahwa setiap perusahaan berupaya agar karyawan yang terlihat dalam kegiatan organisasi atau perusahaan dapat memberikan prestasi kerja dalam bentuk produktivitas kerja setinggi mungkin. Bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung adalah latar belakang pendidikan, ketrampilan, disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen dan kesempatan berprestasi. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant sebagai perusahaan yang besar maka harus menunjukkan eksistensinya dengan tetap mempertahankan kinerja yang baik selama proses produksinya, sehingga produktivitas kerja akan maksimal. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas ternyata faktor motivasi dan disiplin kerja merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja. Dengan adanya motivasi kerja dan disiplin kerja yang tinggi pada karyawan, menjadikan karyawan mampu bekerja dan bekerja sama yang lebih baik sehingga produktivitas meningkat. Sedangkan apabila motivasi kerja karyawan tinggi tetapi tidak memiliki disiplin kerja yang tinggi maka produktivitas tidak akan tercapai. D. KESIMPULAN & IMPLIKASI Kesimpulan 1. Motivasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan 2. Disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Secara bersama-sama motivasi dan disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas
kerja karyawan, namun secara sendirisendiri motivasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan, sedangkan disiplin kerja memiliki pengaruh paling dominan dibandingkan dengan variabel lainnya terhadap produktivitas kerja karyawan. Implikasi 1. Lebih ditingkatkan lagi pemberian motivasi yang tinggi dari pimpinan kepada karyawannya, sehingga produktivitas kerja karyawan meningkat dan pendapatan perusahaan pun meningkat. 2. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin kerja harus dipertahankan dan ditingkatkan agar produktivitas kerja karyawan semakin baik. E. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Tohardi, Ir. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV. Mandar Maju.
Fathoni, Abdurrahmat, 2006. Metode penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta. Ghozali, Imam. 2001. Strategi Ekonomi dan Terapan. Semarang : BP-UNDIP. Handoko, Hani T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. Umar, Husein. 2004. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Wahyuddin, Pengaruh
Diniah
Damayanti.
Kompensasi,
Pendidikan,
2006. Dan
Senioritas Terhadap Produktivitas Kerja Di Lingkungan
Dinas
Kebersihan
Dan
Pertamanan Kota Surakarta. Jurnal Program Pascasarjana.
Surakarta:
Universitas
Anggraeni, Dewi. 2008. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Hutama Karya Wilayah Semarang. Semarang : UNNES.
Muhammadiyah Surakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Wursanto. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Andi
Winardi. 2002. Motivasi dan Pemotiasian dalam Manajemen. Jakarta : Raja Grafindo Persada.