A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk memajukan daerahnya baik dari segi kualitas lingkungan, ekonomi, maupun sosial-budaya. Namun tidak sedikit pula pembangunan yang dinilai kurang berhasil karena kurangnya dukungan masyarakat atau bahkan ditentang sama sekali. Hal tersebut terjadi karena pada saat perencanaan pembangunan, masyarakat tidak dilibatkan sama sekali. Masyarakat lebih dipandang sebagai suatu obyek pembangunan, bukan sebagai subyek pembangunan. Dewasa ini, masyarakat mulai mengerti arti penting dari sebuah partisipasi dan sudah mulai aktif dalam mengikuti tahapan proses perencanaan, minimal untuk daerahnya sendiri. Saat ini sedang marak program yang berbasis pelibatan masyarakat sebagai tonggak dari pelaksanaan program dan pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau fasilitator pendamping yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Contoh program pembangunan berbasis pengembangan masyarakat adalah adalah Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK). Dalam program ini pembangunan lingkungan diberi penekanan khusus pada perwujudan perubahan perilaku masyarakat, pengembangan masyarakat dalam segala bidang, sehingga penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan sumberdaya manusia segera terwujud. Dalam PLPBK, pembangunan fisik lingkungan merupakan suatu media belajar untuk menyepakati peraturanperaturan yang dibutuhkan dalam menuju masyarakat madani, yang mampu mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjatidiri dan lestari.
Salah satu contoh PLPBK yang dianggap berhasil penerapannya adalah Karangwaru Riverside. Karangwaru dahulu merupakan suatu daeah kumuh dan terkenal angker. Namun saat ini, image tersebut sudah berubah. Dalam perencanaannya, Karangwaru Riverside dibagi menjadi 6 segmen. Dalam program Karangwaru Riverside ini masyarakat turut andil dalam segala proses perencanaannya mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pemasaran, sampai dengan evaluasinya. Saat ini Karangwaru Riverside sudah terdengar namanya sebagai salah satu program dibawah PLPBK yang cukup sukses dan menjadi bahan study banding banyak daerah. Dalam paper ini akan dideskripsikan secara lebih lanjut mengenai pengembangan masyarakat Karangwaru melalui PLPBK-Karangwaru Riverside.
B. Tujuan 1. Mendeskripsikan program PLPBK. 2. Mendeskripsikan penerapan PLPBK dalam program Karangwaru Riverside. 3. Mendeskripsikan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan. 4. Mengevaluasi implementasi pembangunan Karangwaru Riverside.
C. Waktu dan Tempat Survey Pengambilan data dan wawancara dilakukan pada tanggal 27 Mei 2013 di lokasi pembangunan Karangwaru Riverside. Pertamatama dilakukan survey dan pengamatan di lokasi pembangunan, kemudian dilanjutkan dengan wawancara dengan warga sekitar, fasilitator pendamping, dan juga salah satu perwakilan dari kelurahan yang mengerti seluk-beluk program Karangwaru Riverside ini untuk mendapat data primer dan sekunder untuk keperluan penulisan paper ini.
Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
1
PLPBK Karangwaru ini terletak di Kelurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta dan memiliki visi terwujudnya lingkungan permukiman Karangwaru yang nyaman huni. Masyarakat Karangwaru memiliki tekat dan membuat strategi pengembangan yang diwujudkan dalam aksi antara lain membangun sarana dan prasarana lingkungan yang tertata dan mudah diakses, mewujudkan kawasan permukiman yang hijau, asri, dan produktif, menciptakan kesadaran pola hidup sehat, menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib dan sadar hukum, menumbuh kembangkan kehidupan perekonomian masyarakat, melestarikan dan mengembangkan budaya yang telah tumbuh berbasis kearifan lokal, dan meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.
E. Program Gambar 1 Peta Kelurahan Karangwaru Sumber : Komunitas Karangwaru, 2010
D. Profil Komunitas Komunitas Karangwaru ini bermula dari BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) yang ada di Kelurahan Karangwaru. BKM Tridaya Waru Mandiri ini merupakan perwakilan masyarakat, dimana masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya, baik berupa saran maupun kritik, terkait dengan Karangwaru. BKM ini sendiri memiliki beberapa fungsi yaitu, 1. Memberi pelatihan kepada masyarakat yang tergolong kategori miskin seperti pelatihan membuat kerajinan tangan dan makanan. 2. Mengamati dan melihat kondisi lingkungan Karangwaru yang sekiranya perlu dibenahi. 3. Memberi bantuan bagi warga miskin yang mempunyai usaha, dengan memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah(1.5%).
1. Deskripsi Program kegiatan yang dijalankan di Karangwaru ini adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK), yaitu proses membangun dan mengembangkan tatanan sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan yang dilandasi visi yang dibangun secara bersamasama oleh masyarakat. 2. Stakeholders Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan PLPBK ini adalah masyarakat yang didukung oleh BKM, LPMK, dan Kelurahan Karangwaru. Pada tahapan sosialisasi, peran dari tokoh masyarakat juga sangat penting. Selain itu, dalam proses pelaksa-
Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
2
naannya masyarakat juga dibantu oleh tim ahli perencana yang membantu proses pembuatan desain rencana kawasan dan tim ahli pemasaran yang berfungsi untuk membantu mempromosikan program ini dan mencari donator atau sponsor yang berminat. PLPBK ini juga dibantu oleh beberapa fasilitator yang memiliki fungsi mendampingi masyarakat dalam melakukan proses community development maupun pelaksanaan pembangunan. 3. Sumber dana Untuk melaksanakan program ini, PLPBK Karangwaru mendapat bantuan dana dari World Bank yang disalurkan melalui Kementrian PU. Selain itu, juga mendapatkan sponsor dari Kementrian Sosial. Program PLPBK juga didukung oleh swadaya masyarakat yang ditunjukkan dengan adanya donatur dan masyarakat rela memberikan sebagaian lahannya untuk kegiatan PLPBK. Dalam pelaksanaan pembangunannya pun masyarakat melakukan secara mandiri, artinya masyarakat bergotong royong dalam membangun dan memelihara fasilitas yang ada. Saat ini, Karangwaru berhasil mendapatkan kucuran dana dari beberapa pihak yang dimafaatkan untuk penataan lingkungannya, yaitu Rp. 100,000,000 untuk penataan dan pembuatan sarana lingkungan , Rp. 400,000,000 untuk pembuatan IPAL Komunal, Rp. 800,000,000 untuk pembuatan ruang terbuka hijau, dan daa lain yang digunakan untuk pembuatan saluran air hujan, sumur resapan, dan lainnya.
4. Kegiatan Kegiatan PLPBK di Karangwaru ini pertama kali dimulai melalui tingkat BKM, dimana BKM ini mendapatkan modal Rp. 250,000,000 melalui program P2KP (Program Pemberdayaan Kawasan Perkotaan) yang dimanfaatkan untuk biaya operasional sebesar Rp. 10.000.000 dan sisanya digulirkan melalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) untuk dikelola. Salah satu program BKM melalui KSM ini adalah memberikan bantuan pinjaman kepada masyarakat dimana kesadaran untuk mengembalikan pinjaman tinggi, sehingga BKM Karangwaru di tingkat Kota Yogyakarta dinobatkan menjadi BKM terbaik. Pada tingkat provinsi DIY, BKM ini meraih juara 2, kemudian BKM Karawangwaru diusulkan untuk membuat proposal program PLPBK tingkat nasional dan masuk menjadi rangking 5. Dengan prestasi ini, BKM Karangwaru pun mendapatkan dana sebesar Rp. 1,000,000,000. BKM dan tokoh masyarakat Karangwaru sepakat untuk melaksanakan program yang tertera di dalam proposal dan kemudian dilakukan sosialisasi kepada warga melalui Rukun Kampung (setingkat diatas RW). RK ini terdiri dari RK Karangwaru Kidul, Karangwaru Lor, Blunyah Rejo, Petinggen, Bangirejo dimana warga masing-masing RK ini dapat memberikan usulan apa yang diinginkan di wilayahnya masing-masing. Kegiatan ini mendapat antusiasme warga yang cukup tinggi dimana warga menginginkan Karangwaru berubah lebih baik.
Gambar 2 Beberapa poster sosialisasi kepada warga Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
3
Kemudian untuk menindaklanjuti usulan tersebut, dibentuklah tim inti perencanaan partisipatif yang terdiri dari berbagai lembaga yang ada di Karangwaru, seperti RT, RW, dan BKM itu sendiri. Langkah selanjutnya adalah menganalisis potensi yang ada di Karangwaru. Potensi-potensi apa saja yang terdapat di masing-masing RK, yang dominan dan dapat dikembangkan. Contohnya di RK Bangirejo potensial untuk dikembangkan sebagai daerah kuliner karena terdapat banyak warung dan tempat kos. Setelah didata, ternyata masing-masing wilayah memiliki potensi yang berbeda dan ingin wilayahnya dahulu yang dibangun. Untuk mengatasi hal ini, dibuatlah sistem skoring untuk menentukan wilayah mana yang paling mendesak untuk ditata. Skoring ini melihat dari segi lingkungan, jumlah warga miskin, jumlah warga yang memiliki usaha, dan lain-lain. Setelah dilakukan skoring dan dibuat kesepakatan ternyata kawasan yang paling mendesak untuk dibenahi adalah kawasan sungai, karena sungai ini membelah wilayah Karangwaru dan di sepanjang sungai
juga merupakan wilayah paling kumuh dimana terdapat banyak sampah, dan lain-lain. PLPBK Karangwaru juga menetapkan beberapa segmen yang menjadi focus dari program ini, yaitu bantaran Kali Buntung (terdapat 4 segmen), bantaran Kali Code (1 segmen), dan di sebelah timur Borobudur Plaza (1 segmen). Dalam pelaksanaannya, PLPBK Karangwaru ini dibantu oleh tim ahli yang bertugas untuk membantu dalam hal perencanaan. Lokasi di pinggir Kali Buntung ini pun dipilihlah sepanjang bantaran sungai di RW 3 dan 4 (sebanyak 1 segmen) sebagai titik fokus perencanaannya, karena tidak mungkin untuk membenahi sepanjang aliran sungai karena terbatasnya dana dan juga lahan pinggir sungai sebagian merupakan milik pribadi warga. Normalisasi Kali Buntung ini dilakukan dengan pembuatan tanggul di sisi kanan-kiri sungai, pembuatan jalan inspeksi di kedua sisi, dan pembuatan taman di pinggir sungai. Dalam prosesnya, kegiatan ini mengalami beberapa kendala diantaranya pembebasan lahan karena lahan yang saat ini dimanfaatkan untuk Karangwaru Riverside merupakan lahan milik pribadi masyarakat yang awalnya tidak mau memberikan sebagian lahannya untuk kegiatan ini. Tetapi, setelah diadakan pendekatan dan sosialisasi akhirnya warga pun dengan sukarela memberikan sebagian lahannya. Setelah perencanaan normalisasi sungai jadi, PLPBK Karangwaru juga melibatan tim teknis dari pemerintah kota karena pihak Karangwaru tidak ingin jika rencana yang mereka buat bertentangan dengan rencana pemerintah. Pemerintah Kota Yogyakarta sendiri memiliki tanggapan yang positif, walaupun pada awalnya merasa ragu akan berhasil karena penataan seperti ini bukanlah ranah BKM atau Kelurahan. Akhirnya, setelah mendapat dukungan dari pemkot, segmen 1 ini pun berhasil dikerjakan.
Gambar 3 Kondisi bantaran Kali Buntung Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
4
Gambar 4 Ruang terbuka di bantaran sungai Setelah 1 segmen ini berhasil, warga yang tinggal di bantaran sungai yang lain pun tertarik untuk ikut menata sungai dan me-
Selain berfokus pada perencanaan fisik seperti penataan sungai, di Karangwaru ini juga terdapat perencanaan lingkungan dimana salah
nyatakan siap untuk memberikan sebagian lahannya. Untuk mendukung kelanjutan dari segmen yang lain, PLPBK Karangwaru ini juga merekrut beberapa tenaga ahli, terutama di bidang pemasaran yang bertugas untuk memasarkan produk perencanaan Karangwaru ke instansi-instansi maupun perusahaan dan memberikan bantuan dana dalam pelaksanaannya.
satunya diinisasi oleh Karangtaruna Karangwaru yang melakukan kegiatan urban farming. Kegiatan ini meliputi pembuatan vertical garden di bantaran sungai dan tembok pagar warga, pembuatan pupuk kompos, dan pemanfaatan botol sebagai media tanam. Selain mengajak warga Karangwaru, karangtaruna ini juga mengajak warga lain (terutama yang berkunjung ke Karangwaru) untuk turut serta dalam kegiatannya.
Gambar 5 Vertikal Garden di Karangwaru Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
5
Gambar 6 Proses pembuatan pupuk kompos
F. Evaluasi Kondisi Pengembangan masyarakat berupa penataan lingkungan Kelurahan Karangwaru dengan tema Karangwaru Riverside dibagi menjadi 5 segmen. Penataan lingkungan yang sudah rampung berada di segmen 1 yaitu di RT 5 RW 2 dan RT 12 RW 4 Kelurahan Karangwaru. Kelurahan Ka-
Gambar 7 Pemanfaatan botol bekas rangwaru sebelumnya terkenal sebagai daerah yang angker dan kumuh. Sampah banyak mengambang di sungai dan tanaman liar tumbuh tidak terawat, belum ditambah dengan tidak adanya penerangan lampu jalan saat malam hari. Karena itu penataan kawasan untuk menghilangkan kesan kumuh menjadi prioritas penataan kawasan Kelurahan Karangwaru.
Gambar 7 kawasan pinggiran Kali Buntung di Kelurahan Karangwaru sebelum penataan lingkungan Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
6
Gambar 8 Proses perubahan kondisi fisik Karangwaru Riverside segmen 1.
Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
7
Dari segi fisik terlihat perubahan yang terjadi pada Karangwaru Riverside. Pengembangan masyarakat dengan penataan lingkungan di Kelurahan Karangwaru yaitu meliputi pembangunan jalan inpeksi di kedua sisi Kali Buntung, perbaikan tanggul sungai, dan penataan pemukiman warga. Dari segi efektivitas, dilihat dari rencana dan pelaksanaannya terdapat beberapa ketidaksesuaian, yaitu soal lebar jalan inpeksi. Jalan inpeksi tidak bisa dibuat sesuai dengan lebar yang direncanakan karena adanya beberapa warga yang tidak setuju dengan lebar tanah mereka yang harus diberikan. Namun hal ini tidak menghentikan rencana tersebut. Jalan inpeksi tetap dibangun namun dengan lebar jalan yang lebih kecil dari rencana. Adapun masalah lain yang terkait dengan efektifitas pengembangan masyarakat dengan penataan lingkungan ini yaitu kondisi sungai yang mempunyai hulu di daerah Sleman. Warga Karangwaru tidak lagi membuang sampah di sungai demi menjaga kebersihan Kali Buntung, namun kurangnya koordinasi dengan wilayah lain menjadikan Kali Buntung tetap dikotori sampah yang berasal dari hulu sungai. Oleh karena itu diperlukan koordinasi di sepanjang kawasaan pinggir Kali Buntung.
Gambar 10 Stakeholders
Dari segi keberlanjutan, karena berasa dari usaha dan keinginan waraga Kelurahan Karangwaru sendiri maka usaha untuk menjaga keberlanjutan Karangwaru Riverside diatur sendiri oleh warga. Warga Karangwaru tidak lagi membuang sampah ke sungai dan secara rutin mengadakan kerja bakti. Manajemen pun diserahkan kepada warga untuk dapat menyelanggarakan eventevent di Kawasan Karangwaru Riverside. Menjadi salah satu pengembangan masyarakat paling sukses menjadikan Kawasan Karangwaru Riverside sering dikunjungi badan pengembangan masyarakat dari daerah lain. Tidak hanya dari desain masterplan yang ada, badan pengembangan masyarakat lain ingin mencontoh manajemen dari Karangwaru Riverside. Kebanyakan badan pengembangan masyarakat yang berkunjung ingin mengetahui bagaimana Kawasan Karangwaru Riverside dapat dibangun dengan menggunakan dana pembangunan yang sedikit. Karakteristik Karangwaru terkait dengan keberhasilah pengembangan masyarakat yang ingin dicontoh pengambangan masyaakat lain yaitu: 1. Swadaya dan keikhlasan warga Warga aktif terlibat dalam proses pengembangan masayarakat mulai dari diskusi ide, penentuan prioritas, pelaksanaan pembangunan, dan perawatan. Warga juga secara iklhas memberikan tanahnya demi terbangunnya Kawasan Karangwaru Riverside. 2. Adanya saling koordinasi antara badan pengembangan masyarakat dan pengembangan kawasan di Karangwaru Adanya koordinasi ini menjadikan pengembangan masayarakat yang ada tidak tersendat karena adanya saling ‘klaim lahan’ yang biasanya terjadi antar instansi/badan. Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
8
G. Dampak Pelaksanaan pengembangan masyarakat di Karangwaru memberikan banyak dampak positif terutama bagi warga Karangwaru sendiri. Dampak yang terlihat dan dapat dirasakan warga merupakan dampak sosial, lingkungan dan ekonomi. Dampak yang paling mudah dilihat adalah dampak lingkungan dimana kawasan pinggir sungai yang sebelumnya kumuh sekarang tertata rapi dan indah untuk dilihat. Sebelumnya kawasan pinggir sungai tersebut merupakan halaman belakang warga yang terkenal angker karena terdiri dari pohon-pohon yang rimbun terutama pohon bambu. Sekarang setelah dilakukan pembangunan, lingkungan menjadi indah dan nyaman untuk beraktivitas. Dari segi sosial, pelaksanaan pembangunan tersebut merubah pola pikir warga Karangwaru. Dimana pada awalnya rumah mereka membelakangi sungai sekarang menjadi rumah yang menghadap ke sungai. Perubahan pola pikir tersebut menjadi dasar perlakukan masyarakat terhadap sungai. Masyarakat yang tadinya membuang sampah dan limbah rumah tangga di sungai sekarang sudah tidak lagi. Hal tersebut dikarenakan mereka akan merasa malu jika halaman depan rumah mereka kotor. Perubahan tersebut berdampak pula pada kualitas lingkungan di sungai yang semakin meningkat. Di pinggir sungai sekarang juga menjadi salah satu tempat berkumpul dan bersosialisasi masyarakat. Pemuda biasanya melakukan kegiatan memancing di malam minggu. Masyarakat juga sering mengadakan event-event di pinggir sungai tersebut. Adanya kegiatan-kegiatan tersebut tentu akan sering mempertemukan warga sehingga warga menjadi lebih akrab satu sama lain. Peningkatan kualitas lingkungan dan perubahan pola pikir masyarakat tersebut berpengaruh pula pada kegiatan ekonomi di kawasan tersebut. Penyelenggaraan event
menjadi salah satu moment yang tepat untuk meningkatkan kegiatan ekonomi. Banyak pedagang yang datang ke Karangwaru saat ada event tersebut. Sementara untuk warga Karangwaru, keberadaan riverside tersebut membuka peluang usaha baru juga untuk salah satu warga yang kemudian membuka warung kelontong di rumahnya yang terletak di pinggir sungai.
H. Faktor Kesuksesan Kesuksesan program Karangwaru Riverside dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor internal, faktor eksternal, dan peran aktor. Faktor internal merupakan faktor penting dalam program tersebut. Keberhasilan dari program tersebut dikarenakan keinginan dari masyarakat yang ingin daerahnya menjadi lebih baik. Mayoritas warga yang mau bekerjasama dalam pelaksanaan program menjadi faktor kunci suksesnya pelaksanaan program dengan dana minim dan hasil optimal. Pelaksanaan program mendapat dukungan dari masyarakat yang mau menyumbangkan waktu dan tenaganya. Selain itu, adanya beberapa tokoh yang mengerti tentang perencanaan membantu dalam membuat detail rencana sehingga biaya dapat ditekan. Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program tersebut adalah adanya dukungan dari pemerintah. Pemerintah kota, pemerintah provinsi, bahkan pemerintah pusat mendukung pelaksanaan program tersebut. Hal penting yang menjadi dasar suksesnya pelaksanaan program adalah adanya dana yang diberikan dari World Bank lewat Kementerian Pekerjaan Umum. Dengan adanya dana tersebut, pembangunan Karangwaru Riverside dapat berjalan dan mendapat sambutan dari masyarakat. Dalam perencanaan, peran aktor merupakan hal penting. Aktor merupakan pihak yang memiliki kekuatan untuk menggerakkan masyarakat dalam pelaksanaan program. Dalam pelaksanaan program tersebut dibuat tim perPaper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
9
encanaan yang bertugas membuat rencana dan mengawal pelaksanaan implementasi program. Lembaga yang terlibat adalah BKM, Kelurahan, dan LPMK yang bekerjasama secara terintegrasi untuk melaksanakan program. Ketiga badan tersebut bekerja bersama untuk mewujudkan program tanpa ada saling klaim program. Selain badan tesebut, peran tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat menjadi penting. Keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat memiliki peran besar dalam kesuksesan program. Tokoh masyarakat menjadi panutan dari masyarakat di sekitarnya. Keikutsertaan tokoh masyarakat menarik masyarakat lain untuk mengikutinya melaksankan program tersebut. Tokoh masyarakat juga berperan penting mendekati warga yang tidak setuju dengan program tersebut dengan pendekatan personal.
I. Lesson Learned Dalam program Karangwaru Riverside, proses community development merupakan inti dari pelaksanaan. Proses pelaksanaan yang mengikutsertakan masyarakat terutama pihakpihak yang memiliki pengaruh di Kelurahan Karangwaru merupakan inti keberhasilan program. Pembangunan kawasan dengan melibatkan masyarakat juga membuat biaya yang dikeluarkan lebih sedikit karena semua pekerjaan dikerjakan sendiri secara gotong royong oleh masyarakat tanpa menyewa tenaga kerja dari luar. Selain itu, keberhasilan juga didukung adanya tenaga ahli perencanaan dari komunitas Karangwaru dan adanya bantuan dana dari World Bank.
Sumber : http://www.apeksi.or.id/index.php/berita/412karangwaru-contoh-penataan-permukiman https://www.facebook.com/riverside.karangwaru http://karangwaruriverside.blogspot.com/
Paper Pengembangan Masyarakat || Karangwaru Riverside
10
Paper Pengembangan Masyarakat
Karangwaru Riverside
Inong Safitri Rifa Rafika Imania Anggarani Fatmawati Ardina Putri Rahtama Viny Ratna Gumilang
10/296602/TK/36177 10/297879/TK/36422 10/297887/TK/36427 10/301303/TK/36912 10/305259/TK/37433
Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Jurusan Teknik Arsitektur Dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2013