BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian Kondisi ekonomi global pada saat ini menimbulkan persaingan sangat ketat di dunia bisnis. Hal ini menuntut perusahaan harus mampu melakukan pengolahan terhadap kegiatan perusahaannya, baik kegiatan pemasaran, produksi, sumber daya manusia maupun keuangan, agar perusahaan dapat tetap bertahan atau bahkan meningkatkan kegiatan usahannya. Dalam pengolahan dibidang keuangan, salah satu unsur yang perlu mendapat perhatian adalah sejauh mana perusahaan mampu memenuhi kebutuhan
dana
yang
akan
digunakan
untuk
beroperasi
atau
mengembangkan usahanya untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut (Sjafi’i, 2010). Struktur
modal
(Capital
structure)
adalah
proporsi
dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi dana yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010 : 132). Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber intern perusahaan (internal financing) ataupun sumber ekstern perusahaan (ekstern financing). Perusahaan cenderung untuk menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap saja apabila dana yang dibutuhkan kurang mencukupi (Sjafi’i dan Fajar,2010).
1
2
Perusahaan
yang
memenuhi
kebutuhan
dananya
dengan
mengutamakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan atau sumber internal maka perusahaan dapat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Namun bila kebutuhan dana semakin meningkat karena faktor seperti pertumbuhan perusahaan dan dana dari sumber internal sudah digunakan semua maka perusahaan tidak mempunyai pilihan lain selain menggunakan sumber dana yang berasal dari pihak luar perusahaan baik dari hutang (debt financing) atau dapat juga dilakukan mengeluarkan saham baru (external equity financing). Menurut Martono dan Agus (2008), Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Menurut Brigham & Houston (2013 : 188) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu : stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, fleksibilitas perusahaan. Tetapi dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut tidak akan dibahas semua, hanya
3
beberapa faktor saja yang akan dibahas yaitu : assets structure, business risk, stability of sale, dan non debt tax shield. Assets Structure diklasifikasikan menjadi aktiva tidak berwujud, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva lancar (meliputi perlengkapann, persediaan, piutang wesel, piutang dagang, kas ). Kebanyakan dari perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, biasanya mengutamakan pemenuhan kebutuhan untuk modalnya diambil dari modal yang permanent atau modal sendiri. Oleh karena itu assets structure dapat mempengaruhi struktur modal. Menurut Rista dan Bambang (2011), Devi (2013), Seftiane dan Handayani (2011), dan Yolanda (2013), menyatakan bahwa assets structure tidak berpengaruh terhadap struktur modal , sedangkan menurut Sarasati (2013), Utami (2009), Arif (2013), Linda dan Aan (2013), Ririn dan Iin (2011) dan Jemmi (2013), menyatakan bahwa assets structure berpengaruh signifikan terhadap struktur modal dan menurut Nadeem dan Wang (2011) assets structure berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Business
Risk
merupakan
salah
satu
faktor
yang
dapat
mempengaruhi struktu modal. Setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat dari dilakukannya kegaitan operasi perusahaan. Makin besar risiko yang dihadapi perusahaan maka makin rendah rasio hutang yang digunakan perusahaan, karena semakin besar risiko bisnis, penggunaan hutang besar akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang mereka, sehingga business risk yang dihadapi perusahaan akan menentukan
4
kebijakan yang akan diambil perusahaan dalam pendanaan (struktur modal). Seftianne dan Handayani (2011), dan Julianto (2013), Joni dan Lina (2010), dan Zakaria (2013) resiko bisnis secara parsial tidak mempengaruhi struktur modal, sedangkan Linda dan Aan (2013) risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal. Stability Of Sale yaitu jika penjualan relatif stabil perusahaan dapat secara aman menggunakan hutang lebih tinggi dan berani menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan penjualannya yang relatif tidak stabil (Brigham & Houston, 2013 : 188). Oleh karena itu struktur modal perusahaan dapat dipengaruhi oleh stabilitas penjualan. Menurut Widy (2013) dan Abidah (2013) stabilitas penjualan berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan Ririn dan Iin (2011)
stabilitas
penjualan tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan dapat memperoleh keuntungan pajak yang lain yang diperoleh selain karena akibat hutang atau disebut non debt tax shiled. Keuntungan pajak yang akan didapat oleh perusahaan dari aktiva tetap tersebut adalah berupa biaya depresiasi atas aktiva tetap yang dapat dikurangkan sebagai biaya dalam menghitung laba kena pajak. Menurut Yuniati (2011), dan Bonifasius (2010) non deb tax shields berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan Jemmi (2013) non debt tax shield memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal dan menurut Ayunda (2013), Margaretha dan Ramadhan (2010), Murhadi (2011), dan
5
menurut Nadeem dan Wang (2011) menyatakan bahwa non debt tax shield tidak berpengaruh struktur modal. Berdasarkan uraian diatas terdapat in-konsisten hasil research pada penelitian terdahulu. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian kemabali terhadap struktur modal dengan menggunakan variable Asset Structure, Business Risk, Stability of Sale dan Non Debt Tax Shields. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Assets Structure, Business Risk, Stability of Sale & Non Debt Tax Shields Terhadap Capital Structure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013”.
B.
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan judul, maka dapat dirumuskan masalah dengan pertanyaan riset sebagai berikut : 1)
Apakah asset structure berpengaruh terhadap Capital Structure ?
2)
Apakah business risk berpengaruh terhadap Capital Structure?
3)
Apakah stability of sale berpengaruh terhadap Capital Structure?
4)
Apakan non debt tax shields berpengaruh terhadap Capital Structure?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
6
1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang di ajukan dalam penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1)
Menganalisis pengaruh assets structure terhadap Capital Structure.
2)
Menganalisis pengaruh business risk terhadap Capital Structure.
3)
Menganalisis pengaruh stability of sale terhadap Capital Structure.
4)
Menganalisis pengaruh non debt tax shields terhadap Capital Structure
2. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk: 1)
Bagi akademis penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan struktur modal yang optimal.
2)
Bagi manajemen perusahaan dapat dijadikan dalam pengambilan keputusan pendanaan perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya.
3)
Bagi investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang akan ditanamkandananya dengan melihat struktur modal perusahaaan tersebut.