11. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kegemukan Masalah kegemukan bukanlah ha1 yang baru dalam masyarakat kita, malahan 30 tahun yailg lalu kegemukan merupakan kebanggaan dan lambang dari kemahnuran, namun pandangan ini sekarang sudah berubah setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor terjadinya penyakit degeneratif. Obesitas atau kegemukan inempunyai arti yailg sama yaitu bila kelebihan berat badan melebihi 20 % dari berat badan ideal (Hegarti, 1995). Sementara itil Departement Kesehatan (1997) mengukur iildelts lnassa tubuh (IMT) dalam menentukan status gizi orang dewasa, dilnaila iildividu dikatakan gemuk dengan kategori kelebihan berat badan tingkat ringan bila ~ne~npunyai IMT 25,l sampai 30 dan kategori obesitas bila mempunyai IMT > 30. Kegemukan atau obesitas terjadi karena makanan yang diinakan menghasillcan lebih banyak kalori daripada yang digunakan ole11 tubuh, sehingga kelebihan energi ini disimpan pada tubuh dalam bentuk lelnak (Hutapea, 2000). Apabila dala~n konsumsi makanan kita terdapat kelebihan hidrat arang atau lemak Inaka kelebihan itu akan diubah oleh tubuh dalam jaringall adiposa menjadi lernak dan dishpan sebagai cadangall tenaga yang sewaktu-waktu akan dialnbil bila diperlukai~ oleh tubuh. Faktor-faktor yang inenyebabkan terjadinya kegemukan yaitu faktor dari dalam dan luar tubuh. Faktor dari dalam tubuh berlcaitan denga11 kondisi genetik, gangguan inaupun kelainan fungsi tubuh, sedailgkail faktor dari luar tubuh meliputi
ltebiasaali makan, kurang aktifitas, stress dan lain-lain (Poleman, 1991). Adapun faktor lainnya yang berkaitan erat dengan kege~nukandiantaranya adalah usia, faktor perilaku dan lingkungan hidup (sosial ekonomi, budaya, makanan, alkohol) serta faktor lteliainilan pada wanita (Wahlqvist, 1997)
+
Kondisi genetik, gangguan nmupun kelainan fungsi tubuh. Kegelnukan dapat dipicu oleh penyakit tertentu diantaranya penyakit endokrin atau karena gangguan homon, seperti penyakit hQmfu~zg.si ltele~ljar gondol~. dilnana kelenjar gondok kurang aktif mengeluarkan honnonnya, mengakibatkan orang rnenjadi gemuk dan lamban. Ada juga penyakit kelenjar anak ginjal yang disebut penyakit cushing juga dapat mengakibatkan kegemultan. Penyakit laimya adalah kelenjar ludah perut @anbeas) yang menyeluarkall liormon insulin terlalu banyak, sehingga orang tersebut sering mengala~ni kekurangan gula dalaln darahnya.
Pada penderita penyakit gula
(diubete.~
nzellitus) kegemukan sering dijumpai. Dalam ha1 ilii kegemukan dapat merupakan penyebab tetapi juga dapat niengakibatkan akibat penyakit it11 sendiri. Dicrhiter i
s
dapat
menyebabkan
kegemulta~l terutalna
bila
salah
dalam
penanggulangamiya, misalnya kelebihan dosis obat-obat allti diabetes altan mengakibatkan kadar insulin dalani darah meningkat dali illsulin ini rnelnpunyai efek anabolik yaitu suatu efek menambah berat badan (Soeryodibroto &: Tjokrongoro, 1986).
+
I<ebiasaan n~akan Makanan memang diperlukan untuk hidup kita, selain untuk energi juga dibutuhkan untuk mengganti sel-sel kita yang rusak dan pada anak-anak diperlukan untuk pertumbuhan. Tetapi persoalan dcan timbul apabila seseorang malcan melebihi kebutuhail untuk hal-ha1 yang tadi disebut, maka timbul kelebihan energi yang akan disimpan dalam badan dalam bentuk lemab. Semakin banyalc lemalc yang disimpan maka semakin gemuklah orang tersebut (Sujono, 1986).
+
Aktivitas fisik Aktifitas fisik merupakan salah satu bentuk penggunaan energi dalam tubuh, disamping metabolisme basal dan spes~j?cdynamic action dari pada jenisjenis makan. Semakin banyak aktifitas yang dilakukan semakin banyak pula energi yang diperlukan dan sebaliknya apabila aktifitas fisik kurang maka energi didalam tubuh semakin banyak tersimpan, energi tersebut dapat disimpan dalam bentuk lemak dan apabila berlanjut terus maka kegemuksu~pun terjadi (Suyono,1986).
+
Falctor Psykosomatic (Stress) Ada orang bila dalam keadaan stress maunya makan saja, itu ~nerupakan salah satu bentuk upaya pelampiasan. dipellgaruhi
oleh
keadaan
emosi.
Rasa
Rasa lapar dan kenyang adalah kenyang
adalah
emosi
yailg
inenyenangka~lsedangkan lapar ~nerupakanemosi yang tidak menyenanglcan. Bagi orang yang mengalami stress, motif maleail bukan lagi hanya untulc
me~nperolellenergi saja, tetapi juga untuk mendapatkan ltesenangan (Tandac~. 1986). t
Faktor sosial ekonomi. Faktor sosial ekonolni jelas sekali ber11ubunga11 dengan kegemukan. Penelitian di Amerika Serikat nlenunjulcan bahwa pria-pria dari golongan lemah jarang yang gen~uk, sedangltan Soekirman (1991) mengemukaltan terdapat hubungan yang erat antara perturnbuhan ekonolni yang tinggi, perubahan pola konsunlsi dengan meningkatnya penyakit kegenlukan. Maka jelaslah apabila eltonoini lebih tinggi maka peluang untuk kege~nukanpunlebih besar
t
Faktor suku bangsa faktor suku bangsa juga ada kaitannya dengan kegemultan. seperti tanipak pada penelitian-penelitian di AS yang inendapatkan bahwa ltegernultan lebih banyak terdapat pada pria kulit putih daripada kulit hitam. Sebaliknya wanita kulit hitam lebih banyak yang gemuk di banding wanita kulit putih. Penelitian d beberapa negara inenunjukan bahwa persentase orang gemult di Jepang sekitar 2 %, Yunani 1I%, Finlandia 14%, Jugoslavia 19%, italia 28%, Belanda 52% dan
A~nerikaSerikat 36% (Wirakusuah, 2000).
B. Berbagai Upaya Menurunkan Berat Badan 1.
Mengatur makanan sehari-hari Sepei-ti telah dikemukakan tadi bahwa penyebab berat badan adalah masuknya
kalori yang berlebihan dan untuk mengatasinya yaitu dengan mengurangi masuknya kalori sehingga kebutuhan kalori dalam tubuh dapat di ambil dari lemak tubuh. Pengurangan kalori ini dapat dilakukan dengan cara mengatur makana11 sehari-hari yang memenuhi beberapa kriteria : a) Zat gizi hams cukup kecuali karbohidrat dan lemak dikurangi konsumsinya. b) Memenuhi selera dan kebiasaan seseorang c) Tidak terlalu menyebabkan rasa lapar dan tidak terlalu mengenyangkan. d) Sumber ballan makanan mudah didapat e) Bertujuan memperbaiki kesehatan secara keseluruhan. (Purwati, 2000) Pada prinsipnya pengaturan makanan bagi yang mengalami kegemukan adalah mengusahakan agar energi yang masuk berasal dari makanan sehari-hari, kurang dari yang diperlukan oleh tubuh. Dengan llarapkan kekurangan energi ini. akan dipenuhi dari cadangan energi yang disimpan dalam bentuk lemak. Mengatur makanan rendah kalori yang aman dan efektif adalah dengan prinsip rendah kalori seimbang yaitu konsumsi karbohidrat dan lemak di bawah kebutuhan, sedangkan zatzat gizi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu yang bersangkutan.
2. Olah Raga. Mengatur makan (diet) saja dalam upaya menurunkan berat badan tanpa disertai dengan aktifitas fisik (olah raga) sulit untuk lnenu~unkallberat badan, begitu
pula apabila olah raga tidak disertai dengan diet, tidak akan banyak artinya. Ole11 karena itu salah satu upaya yang paling tepat dalam menurunkan berat badan yaitu berdiet dengan benar dan berolah raga secara teratur. Olah raga menlpunyai pengaruh yang berarti bagi usaha penurunan berat badan apabila dikerjakan secara berkesinanbungan dalam janglca waktu tertentu. Selain itu, tergantung dari bagaimana memilih jenis olahraga yang banyak menguras tenaga dan ditentukan juga oleh intensitas latihan (kerasnya olahraga) serta lamanya latiban (Wiraltusumah 2000). Selanjutnya Soedibyo (1993) mengemukakan dengan berolahraga selain dapat menurunkan berat badan juga dapat menguatkan otot dan tulang, menguatkan otot jantung sehingga aliran darah ke seluruh tubuh lebih lancar, inelancarkan kerja organ-organ lainnya sehingga dapat meningkatkan ketahanan dan ltesehatan tubuh. 3. Akupuntur dan pembedahan. Dikalangan masyarakat teknik akupuntur dikenal sebagai upaya pengobatan suatu penyakit dengan mempergunakan jaruln yang ditusukkan ke bagian-bagian tubuh tertentu. Penelitian terbaru bahwa akupuntur pada telinga berhubungan dengan pengendalian berat badan yaitu menekan nafsu makan sehingga aka11 mengurangi lconsumsi makanan, akhirnya masukan kalori ke dalam tubuh pun berkurang. Alcupuiltur hanya dilakukan untuk mempermudah melakukan diet. Bekerjanya akupuntur akan lebih baik bila dikombinasikan dengan diet rendah lelnak dan rendah kalori (Wirakusumah, 2000).
Upaya lain yang dapat ditenlpuh untuk menurunkan berat badan yaitu salah satua alternatif-nya dengan cara pembedahan.
Tindakan ini dilakukan bila usaha-
usaha lain untuk menurunkan berat badan telah dilakukan, tetapi menemui kegagalan atau tidak memberikan hasil yang diinginkan. Pembedahan dapat dilakukan antara lain dengan memotong sebagian usus kecil sehingga penderita dapat melakukan kebiasaan makan yang berlebihan, tapi jumlah yang diabsorbsi tubuh lebih sedikit. Umumnya pasien pembedahan ini akan mengalami penurunan berat badan hingga 35% dan kandungan kolesterol tubuh berkurang hingga 50%. Cara pembedahan lain adalah dengan membuang lemak atau selulit pada bagian tubuh tel-tentu seperti bagian paha dan pelut. Saat ini telah ditemukan suatu metode yang lebih efektif sehingga tidak menimbulkan bekas operasi dan tidak merusak pembuluh darah yaitu dengan penyedotan lemak. Lemak yang disedot tentu saja disertai dengan darah sehingga kondisi pasien harus dalam keadaan sehat. Sebaiknya operasi dilakukan sebelum terjadi penurunan berat badan sehingga kandungan lemak yang disedot pada saat operasi maksinlal (Wirakusumah.
2000). 4.
Obat Tradisional Berbentuk Ramuan Di Indonesia obat tradisional telah digunakan secara luas oleh masyarakat sejak
zalnan dahulu kala.
Sebagian besar masyarakat Indonesia terutama di pedesaan
~uenggunakanramuan sebagai obat penyembuhan dan perawatan kesehatan. Bahanbahan untuk pernbuatan ramuan rnudah di peroleh di berbrgai daerah di Indonesia yang lcaya dengan tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat.
Obat tradisional merupakan ramuan yang berasal dari tumbuhan obat, diperoleh secara sederhana dan digunakan turun-temurun secara tradisi atau empirik. (Sardjono. 1988) Obat yang didefinisikan diatas, oleh masyarakat dikenal sebagai jamu. Jamu adalah obat yang dibuat dari aka-akaran, dam-daunan, dan sebagainya. (Poerwadarminta, 1989). Ada beberapa jenis jarnu, yaitu : 1) jamu cair (segar) adalah ramuan yang pengolahall bahan-bahannya secara mentah dengan cara ditumbuk, di tambah air panas, kemudian disaring. 2). Jamu Godokan (Rebusan) adalah ramuan yang bahanbahannya dikeringkan dahulu kemudian direbus dan disaring. 3). Jamu serbuk adalah ramuan yang pengolahannya dengan bantuan mesin-mesin penghalus dan di kemas sesuai dengan khasiatnya. 4). Jamu kapsul atau pil, pembuatannya harnpir sama dengan ramuan serbuk bedanya ramuan kapsul atau pi1 dikemas berbentuk kapsul atau pil. Dari keempat macam jenis ramuan diatas, ramuan dalam bentuk cair (ramuan segar) adalah jenis ramuan yang paling baik, karena ramuan dalam bentuk cair (segar) inengandung zat-zat yang masih lengkap dan mumi. I
Ramuail peilgobatan adalah ramuan yang kegunaailnya untuk mengobati bagian tubuh yang sakit, misalnya : jamu tolak angin, j a n u sehat wanita, jamu sehat lelaki dan lain-lain.
D. Ramuan Mengkudu, Daun Kemuning dan Rimpang Temu Giring (Jamu Segar Galian Singset) Salah satu jenis jamu yang sedang populer dan banyak digemari masyarakat sekarang ini adalah jamu galian singset. Jalnu galian singset khasiatnya adalah untuk n~enurunkan berat badan. Pemakaian jamu galian singset secara teratur akan meinbantu dan mempercepat proses penurunal berat badan secara alami ltarena ratnuan ini terdiri dari ramuan tumbuh-tumbuhan yang secara turun-temurun telah digunakan dalam menjaga kelangsingan tubuh. Salah satu komposisi ramuan segar galian singset adalah ramuan yang terbuat dari buah mengkudu (Morinda citrifolia) ; daun kemuning (Murrayae pnieulatajack), dan rimpang temu giring (Curcuma 11ejo~emiae val). Jamu segar galian singset tahan satu hari, tetapi bila disimpan dalam lemari es dapat bertahan selana seminggu. Fungsi ralnuail segar galian singset adalah untuk inellurunkan berat badan dengan cara lnengura~lgi lemak dala~n tubuh dan meilgura~lgiilafsu makan. Ramuan segar galial siilgset diminuin setiap pagi hari sebelum makan, karena ramuan segar galian singset iili harus diminum setiap hari. maka sebaiknya ralnuan juga dibuat setiap hari. a. Mengkudu Tailaman inengkudu (Morinda citrifolia) terlnasuk keluarga kopi-kopian (fbnzili rubeucea). Tanainan inengkudu nlerupakall tanamal tropis, dapat tuinbuh di
dataran rendah sanlpai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permultaan laut, yang tinggi maksi~llalnyabisa lllellcapai 4
-
8 meter, batangtlya berkayu bulat. kulit
kasar, percabangan monopodial, pella~llpallg cabang ~ n u d a segi empat, coklat kekuningan. Daun berbentuk tunggal, bulat telur ujung dan pangkal runcing tepi rata dengan panjang 10 - 40 cm, lebar 5 - 17 cm, petulallga~lmenyirip, tanglcai petldek. daun penulnpu bulat telur berulturan '
panjang
1 cm dan berwalna Iiijau
(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Mengkudu disebut juga tu~nbuhane l v r g r e e ~ i . karena terus berdaun hijau sepanjang tahun, begitu juga dengall buahnya yang tidak ~l~engenal musim.
Buah nle~lgkudumenyerupai buah sukun,
II~IIIUII
ime~l~punyai
ulturan yang lebih kecil, per~nukaanbuahnya seperti terbagi kedala~nsel-sel poligonal yang berbintik-bintik dan berkutil (Waha, 2000). Bud1 mengkudu ~nengandungzat kinlia yaitu : rnorinda diol, morindone. nori in din, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan soranyidiol, xeronine dan
proxeronine (DepKes RI, 1989). Hasil penelitia~iHildasari (1998) menu~~~iulcan bahwa buah irli ~nelnilikikadar air 81,92%, kadar abu tidak larut asam 0.07%, lcadar sari larut air 32,23%, d a l lltadar sari larut etanol 20,25%. dari 200 gr buah mengltudu diperoleh fraksi helltsan 11,34 gr (5,67%) fralltsi klorofor~ll2,87 gr (1,44%). fralcsi llletanol 48,66 gr (24,33%), fraksi air 7,58 gr (3,79 %). Penapisan fitokilnia fraltsi kloroforln buall mengkudu mengandu~lgalkaloid dan antraquinon. Dari fraltsi helcsan diperoleh lemak dan triterpe~dsterol.Fraksi etanol memisahkan alkaloid. antraquinon dan tanin. Sedangkzn dari fraksi air diperoleh tanin dan gula. Salah satu zat kimia buah mengkudu adalah asam kapril yang rnembuat rasa asam da11 pahit. A s a ~ nkapril mengurangi le~nakdi dalam tubuh. mengurangi nafsu
terdapat pada makanan dapat digunakan sebagai obat pencahar (Syamsuhidayat dm111 Hutapea, 1991).
b. Daun Kemuning. Tanaman kemuning (Murrayae panieulata Jack) temasuk famili Rutasea. Tanaman ini asli Asia Tenggara tumbuh liar di dataran rendah yang kering sampai ketinggian 300 m di atas permukaan laut, di Indonesia banyak tumbuh di Jawa Tengah dan Jawa Timur.dan pada saat ini sudah banyalc dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tanaman ini berbatang pendek, tumbuh secara soliter (sendirian). Daunnya yang bulat berujung runcing hijau mengkilat, mengandung alkaloid. Daun tananlan kemuning berbau aromatik lemah, rasanya kelat dan pahit. Daunnya inenlpunyai kandungan zat kimia yaitu: glukosa murayin, nlinyak atsiri, zat penyamak, damar, cadinene, methyl anttranilate, geraraniol, osthole, eugenol, citronellol, methyl salicylate, paniculatin coumurrayin (DepKes, 1989). Selanjutnya Panggabean (1995) mengemukakan, salah satu zat kimia pada daun kemuning adalah tanin dan minyak atsiri yang meinbuat rasa kelat dan pahit sehingga kegunanaannya adalah untuk mengurangi lemalc tubuh yang berlebihan dan dapat ~nenguranginafsu malcan Dari tanaman ini yang biasa digunaltan adalah daunnya yang berkhasiat tonis seperti kina yang merangsang tubuh untuk berfungsi lebih giat.
Pada proses
~netabolismedalam tubuh makanan dicerna menjadi tenaga berlangsung lebih lancar, tidalc banyak lagi yang tersisa sebagai timbunan le~nakyang berlebihan sehingga tubuh nlenjadi langsing. Masyarakat nlengenal kernuning selain sebagai tanaman hias juga sebagai rarnuan pelangsing. (Trubus, 1991). .
c. Rimpang Temu Giring
Temu Giring (Cucuma heyneanae Val) merupakan tumbuhan asli Indonesia dan banyak terdapat di pulau Jawa. Tanaman ini merupakan tanan~ansemak berumur tahunan, berbatang semu dan berumbi batang, tingginya lebih kurang 2 m. rimpailgnya berwarna kuning jerulc, rasanya sangat pahit. Rimpangilya terdapat dikiri ltanan uinbi batangnya dan tumbuh meinanjang dari kedua samping unlbi batangnya (Darwis, 1991). .
.
Dari tanaman temu giring bagian yang biasa digunakan adalah rimpang atau urnbi akar. Rimpang temu giring mengandung zat kimia yaitu : minyak atsiri, zat pati. cucurainin, damar, tanin dan gom. (DepKes, 1989). Kadar abu yang ada pada temu giring tidak lebih dari l,j%, kadar sari tidak larut dalam air 16%, kadar sari yang larut dalam etanol6%, bahaorganik asing tidak lebih 2% (Darwis 1991). Zat tanin pada rimpang temu giring dapat berguna sebagai pengerut, peilgecil dan mengurangi zat lemak dalam tubuh. Dengan demikian zat kimia dalam rimpang temu giring dapat mengurangi lemak dalam tubuh yang selanjutnya dapat menuru~~kan berat badan (Panggabean, 1995). Sedangkan Moeryati Soedibyo (1998) mengemukakan bahwa temu giring mempu~lyai banyak khasiat, salah satunya uiltuk kegemukan, terutama apabila clica~npurdengan bahan-bahan lainnya seperti daun lcemuning dan lain-lain.