V. PENMKATAN SlSfEM Pendekatan sistem merupakan metodologi pemecahsn masalah yang diawaii dengan idenMkasi serangkaian kebutuhan dart menghasifkan sistem
operas4 yang d ektif. Pendekatan sistem meliputi analisis kebutuhan, formurn
pertnasalahan, dan identifikasi sistem. Pendekatan sistem dicirikan okh adanya sustu metodologi perencanan atau pengetdaan kegiatan yang krsifat muMisipln, terorganisir, adanya
penggunaan madel matematika, berfikir secara kualitatif, optimasi serta dapat diaplikasikan dengan komputer. Pendekatan sistem menggunakan abstraksi keadaan nyata atau penyederhanaan sistem nyata untuk pengkajian suatu
masalah. Tahapan analisis sistem dapat dilihat pada Gambar 10.
5.1.
Analisis Kebutuhan
Komponen aktor yang terlibat dan kebutuhannya dalam model manajemen risiko untuk pengembangan agroindustri hrkelanjubn adalah :
I.Petani
a) Harga jual komoditas yang layak dan tidsk fluktuatif dan adanya jaminan pemasaran yang saling menguntungkan.
b) TeWianya teknologi budidaya dan sarana produksi yang brjangkau.
c) Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. d) Kemu$ahanmmperdehinformasidanaksespasaryangbbihluas. e) Kemudahan dalam akses dan persyamtan dalam mengajukan kredii dari
lembaga keuangan. 2. Pemsahaan Agroindumi
Perusahaan agroindustri rnemiliki beberapa elemen yang sangat terkaii dengan -el
manajemen risiko yaitu bagian pengadaan k h a n baku, bagian
-
pengolahan, bagian pemasaran dan bagian keuangan.
Setiap bagian ini
memiliki potensi risiko yang hams dikelola secara baik.
Kebutuhan
Analisis K e b u t u h a n
Form ulasi
4
tida k
I
T
Oagram Lingkar
& <
Cukup ?
tid a k
+
I
T
R e k a y a s a a w a l rn o d e 1 I
I
Gambar 10. Tahapan Analisis Sistem 2.1. Bagian pengadaan k h a n baku
a) Tersedianya bahan baku yang kontinu dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan yang dipersyaratkan.
b) Adanya saling pengertian dan kejasama yang harmonis antara petani
dengan penrsahaan agroindustri. c) Adanya kesepakatan hargs bahan baku yang saling mertguniungkan.
2.2. Bagian Pmaes Pengolrhan a) Adanya teknologi pengolahan yang &pat
menghasilkan produk
berkualitas secara efektif dan efisien.
b) Adanya sistem pengendalian proses dan mutu praduk. c) Minimnya kegagalan proses yang menyebabkan tejadinya p d u k c a d . d) Biya proses pengolahan yang layak.
2.3. BagIan Keuangan a) Kemudahan dalam memperdeh kredit. b) Peningkatan kinerja keuangan perusahaan agroindustri.
c) Rendahnya risiko finansial perussham agroindustri.
d) Tejadinya peningkatan keuntungan perusahaan agroinduistri.
e) Lancamya pengemwian kredit perusaham tehadap e lm m akeuangan.
3. Lembaga Keuangan a) Berkembangnya sektor usaha produMi sehingga dapat menyalurkan dam masyarakal untuk kegiatan usaha.
b) Minimnya risiko pengembalian kredit. c) Tejaminnya modaVinvestasi yang dinam. d) Adanya iWim bisnis yang kondusif. 4. Masyarakat Sgkitar
a) Terciptanya lapangan kej a banr .
b) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat wkitar. c) Minimnya risiko limbah agmindustri yang ditimbulkan.
6. Dinas Pertanian
a) Peningkatan pmduksi komoditas pertanian unggulan. b) Penyediaan bahan baku agroindustri yang kontinu.
c) Peningktan mutu komoditas pertanian unggulan. d) Tercapainya &get produksi komoditas perbnian unggulan.
e) Berkembangnya teknologi panen dan pa-
panen yang menguntungkan.
6. Dinas Pertanian dan Perdagangan a) Peningkatan kualitas dan kuantitas praduksi produk agroindustri unggulan.
b) Peningkatan pangsa pasar produk agroindustri unggubn.
c) Peningkatan nilai devisa negam. d) Peningkatan daya saing p d u k agroindustri unggutan. 7. Perned-h
Oaerah
a) Peningkatan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. b) Peningkabn iklim investasi dan penanaman imrestasi di bidang agroindustri di daemh. c) Peningkatan PDRB.
d) Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) melalui retribusi, pajak daerah dan sebagainya.
e) Peningkatan sarana dan parasarana penunjang kegiatan usaha di daerah. f) Peningkatan pelaksanaan pmgram pembangunan daerah dan pemerataan
hasil pembangunan.
8. Pedagang Pemntara a) Keuntungan yang optrmal. b) Kontinuitas suptai bahan baku tejamin.
c) Peningkatan kondisi sarana dan prasarana distribusi.
5.2. Formubsi Permasafahan Pertnasalahan yang dihadapi @sku agroindustti
yang hrkalan dengan
manajemen risiko adalah : 1) Adanya variasi dan keterbatassn jumlah, kualitas dan kontinuitas bahan baku
akibat keteqantungan tehadap pduksi sektor pertanian. Adanya variasi
dan keterbatasan tersebut menyebabkan harga bahan baku krRulctuasi, mutu bahan baku tidak standar dan ketersediaannya tidak kontinu. Banyai
pnrsahaan agroindustri yang berproduksi di bawah kapasitas terpasang atau bahkan terhenti
akibat f a k r bahan baku yang tidak mernenuhi
kebutuhan. yang krdampak terhadap variasi mutu p d u k
2) Adanya variasi proses
agroindustri yang dihasilkan yang berpengaruh terhadap kualitas dan
keamanan produk. 6eragamnya mutu yang dihasilkan berdampak tehadap kineja pemasaran agroindustri. 3) Adanya risiko pemasaran yang disebabkan kurang tepatnya p q m
pemasaran yang dilaksanakan, sehinggs berdampak temadap kine@ keuangan perusahaan agroindustri. 4) Tingginya tingkat risiko finansial yang bersifat spekulatif akibat faktor suku
bunga, tingkat inflasi dan sebagainya. 5) Adanya persoalan sosial kelembagaan antara petani, masyarakat sekitar,
pemerintah daerah dan instansi terkait dengan penrsahaan agdndustri. 6) Belum berkembangnya kesadatan berorganisasi dan berkoperasi di kalangan
petani dalam meningkatkan taraf hidup dan
posisi tawar secara
keiembagaan. 7) Dukungan infrastruktur
kurang memadai bagi pengembangan p d uksi
pertanian dan agroindustri.
8) Tidak proporsionalnya distribusi risiko dan manfaat antara usaha produksi
pertanian dengan usaha agroindustri. Petani menghadapi risiko dan
ketidakpastian usaha yang lebih besar akibat gangguan dam, c u m , hama dan penyakit. Selain itu, margin atau nilai tambah dari usaha produksi pertanian lebih kecil dibandingkan dengan usaha agroindustn. 9) Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha akibat suMnya mendapat
kredi kornersial, karena ussha pertanian dan agroindustri dianggap memifiki risiko yang W i f tinggi. Kondisi ini menyebabkan peran lembaga keuangan belum ornmal menunjang pengembangan agroindustri. 10) Keterbatasan sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan daiam
bidang teknologi dan manajemen usaha agroindustri.
5.3. ldentifikasi Sistem I d e mkasi sistem mewpakan mata rantai hubungan antara pemyataan-
pemyataan kebutuhan komponen aktor dalam sistem dengan permasatahan yang tetah diformulasikan. ldentifikasi sistem dapat digambarkan dalam bentuk
diagram sebab akibat dan diagram input output. Dalam model manajemen risiko untuk pengembangan agroindustri berkelanjutan, diagram sebab akibat menggambarkan interkoneksi antar peubah-peubah @ng
yang ditunrnkan
dari identifikasi kebutuhan dan masalah yang telah diformulasikan pada suatu
sistem tertutup. FaMor penting yang hams diperhatikan dalam identifikasi sislem adalah mengembangkan interpretasi diagram lingkar ke konsep diagram input output sistem. Penetapan model manajemen risiko agroindustFi sebagai suatu sistem
tertutup memberikan fasilitas
adanya mekanisme pengendalian terhadap
timbulnya output sistem yang tidak dikehendaki. , Sehingga bedasarkan konseptualisasi model dan bentuk diagram sebab akibat serta dikafikan dengan
tujuan model, maka identifikasi model divisualis8sikan &lam bentuk diagram input output.
a. Diagmm Llngkar Sebab Aklbat Diagram lingkar sebab akibd pada prinsipnya menggambarkan hubungan anbra komponen di dalam manajemen risiko pengembangan agroindustri mangga behianjutan di Jawa Timur. Hubungan antara kornponen tersebut dapat posrtif atau negstif, dapal berlangsung searah dapat juga bersifat
timbal balik. Diagram lingkar sebab aldbat digunahn sebagai dasar dalam pengembangan model. Adanya manajemen nsiko pengembangan agroindustri di Jawa Timur diharapkan dapat memenuhi kebutuhan k h a n haku dari aspek jurnlah, kualitas,
waktu ketersediaan dan biaya yang layak. Faktor utarna dari pengadaan k h a n baku agroindustri mangga adalah produksi mangga yang sangat dipenganrhi oleh
aspek cuacalmusim, serangan hamdenyakit dan teknobgi budidaya.
Penerapan teknologi budidaya yang baik Wi dapat mengurangi tingkat risiko
pengadaan h h a n baku. Adanya kualitas k h a n baku yang baik dan tersedia dalam jumlah dan waktu ketersediaan yang tepat akan sangat berkontribusi positii tehadap kegiatan proses pengotahan agmindustri.
Manajemen risiko proses pengolahan ditujukan untuk mengendalikan proses pengolahan sehingga kuallas dan keamanan p d u k yang dihasilkan dapat terjamin. Faktor kualitas dan keamanan produk sangat dipengaruhi oleh
teknologi pengolahan, sanitasi, dan kuafiias SDM. Adanya jaminan keamanan dan kuatis produk akan memberikan manfaat yang arkup bmr untuk membrikan kepuasan tehadap pelanggan. Meningkatnya kepuasan pelanggan akan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran.
Manajemen risiko pemasamn ditujukan untuk memenuhi target
pemasamn produk melafui strategi pemasaran terpadu sehingga dapat mempertahankan segemen pasar telah diraih sekaligus mampu menembus segmen pasar baru meialui komitmen utama y&u meningkatkan kepuasan phnggan.
Kepuasan pelanggan akan berdampak -if
terfiadap kinerja
pemasaran sekaligus alran mempenganrhikinerja keuangan perusahaan.
Manajemen
pengendalian
kelembagaan
juga
ditujukan
untuk
meningkatkan hubungan ketgmbagaan dan kernitman antar pihak terkal, meningkatkan kmitrnen perbankan, meningkatkan program pemberdayaan petani. Kegiatan ini diharapkan akan mendomng adanya iklim inve-
yang
baik sehingga akan mendomng program pengemhangan agroindustri. Berdasarkan uraian di atas terdapat hubungan sebab akibat yang relatif kompkks antar elemen yang perlu dikelola secara terencana dan tepat sasaran.
Diagram lingkar sebab akibat dapat dilihat pada Gambar 1I.
b. Diagram lnput Output Diagram input output menggambarkan m a ~ l k a n (input) dan keluamn
(output) dari m d d yang dikembangkan. lnput terdiri dari dua jenis yaitu berasal dari luar sistem atau input lingkungan dan input yang berasal dalam dalam
sistem. Input dari dalam sistem menrpakan peuhh yang diperlukan oleh sistem dahm melalcsanakan fungsinya sesuai dengan kefuaran yaw dikehendaki.
Input sistem terdiri dari input terkendali dan input tidak terkendali. Input
terkendali dapst meliputi asp&
manusia, khan, energi, modal dan informasi.
lnput terkendafi ini dapai bervariasi selarna pengoperasian sistem untuk mencapai kineja &stem atau output yang dikehendaki. input tidak terkendali tidak cukup penting peranannya dalam mengubah kinerja sistern.
+
Gambar 11, Diagram lingkar s e w akibat dalam manajemen risiko untuk pengembangan agroindustri buah-buahan lnput terkendali
dalam model meliputi teknobgi budidaya, tekndogi
pengolahan, sistem pengadaan k h a n baku, program pemasaran, pwram peningkatan kualitas SDM, dan program pemberdayaan petani. Pengendalian
input terlrendali menjadi titik kritis keberhasilan sistem dalam mencapai output yang diinginkan sekaligus untuk mengurangi output yang tidak dikehendaki. lnput
ini menjadi perhatian utama kamns input ini yang dapat dikelola agar keluaran
&sternsesuai dengan yaw diharapkan. Input tidak terkendali dalam sistem mediputi tingkat persaingan industri,
permintaan dan selera konsumen terhadap produk, haw bahan baku, tingkat suku bunga, dan niQi tukar rupiah. lnput tidak terknndali ini juga mernpenganrhi fungsi sistem secara keseluruhan.
Output terdiri dari dua jenis yaitu output dikehendaki dan output tidak dikehendaki. Output yang dikehendaki umumnya dihdkan dad hasil
pemenuhan kebutuhan yang ditentukan secara spesif~kpad8 sa8i dilakukan analisis kebutuhan.
Output yang dikehendaki rneliputi Irontinuitas keutuhan
jurnlah dan kualis bahan baku ternnuhi dengan harga yang layak, produk
yaw dihasilkan tejamin kualitas dan keamanannya, kineja pem8saran dan keuangan penrsahaan baik, pndapa!an petani meningkst, dan k m p a t a n
kerja meningkat. Output yang tidak dikehendaki merupakan hasil sarnping atau dampak
yang ditimbulkan
secara brsamsama dengan wtput yang dikehendaki.
Output Mak dikehmdaki meliputi minat investasi berkurang, jumlah komphiain
meningkat, produk biaya produksi tinggi,
Irerusabn lingkungan meningkat.
Output tidak dikehendaki ini perlu dikendalikan melalui manajemen pengendalin bhadap input yang terkendali sehingga kine* yang diharapkan.
sistem dapat berjalan seperti
Diagram input output rnanajemen risiko
pengembangan agroindustri disajikan p d a Gambar 12.
untuk
Mlkro klimat pengaruh globarliasi
I
INPUT TAK f ERKONTROL
+
Persaingan industri Permintaan dan selera konsumen Harga hahan baku dan harga produk Tingkat suku hnga bank Nllai tukar rupiah
I
o u i YAMGDIKEHENDAK~ Kontinyuitas pengadaanbahanbaku
tarjamin Kualiicts dan kernanan produk hrpenuhi Kinerja pemasaran dan keuangan perusahaan baik Daya sing prnduk meningkat Pendapatan petani meningkat Kesempatan keria meningkat
MANAJEMEN RES1KO UNTUK PENGEMBANGAN AGROlNDUSTRl BERKEUNJUTAN
fNPUT TERKONTROL
+
Teknobgi budiderya f h l o g i proses pengolahan Program pemasaran Sistem pengadaan bahan baku K u a l i SDM Agroindustri Program pembinaan dan kerjasama dengan petani
I
OUTPUT nDAK DIKEHENDAKI Minat investasi agroindustri menurun Komplain kualitas dan keamanan produk meningkat Biaya pduksi meningkat Kenrsakan lingkungan rneningkat Kredit usaha m a M
MANAJEMEN PENGENDALIAN
f
Garnbar 12. Diagram Input Output Manajemen Risiko untuk Pengembangan Agroindustri Berkelanjutan