perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Persiapan penelitian diawali dengan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Tugu. Sekolah ini terletak di Jalan Raya Tugu, Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1981 dan diresmikan berdasarkan SK yang diterbitkan oleh Gubernur Jawa Tengah dengan nomor 421.2/017/29/84 pada tanggal 15 Oktober 1984. Sekolah tersebut mempunyai 16 ruangan. Ruangan-ruangan tersebut terdiri dari 9 ruang kelas untuk kelas 1 hingga kelas 6, ruang guru, ruang kepala sekolah, perpustakaan, ruang multimedia, ruang UKS, ruang alat peraga, dan mushola. Visi SD Negeri 01 Tugu adalah dengan berkarakter dan berbudi pekerti luhur prestasi pun unggul. Visi ini memiliki maksud menciptakan siswa-siswi yang berprestasi unggul, tetapi tidak mengabaikan budi pekerti yang luhur. Untuk mewujudkan visi tersebut, SD Negeri 01 Tugu memiliki beberapa misi antara lain: a.
Menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.
b.
Tertib beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.
c.
Jujur dalam ucapan sesuai dengan kenyataan. commit to user Sopan santun kepada sesama, amar ma’ruf nahi munkar.
d.
79
perpustakaan.uns.ac.id
80 digilib.uns.ac.id
e.
Membangun karakter melalui pembiasaan.
f.
Tiada hari tanpa membaca.
g.
Tertib dalam segala urusan, bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.
h.
Disiplin waktu, tugas, dan dapat dipercaya. Selain itu SD Negeri 01 Tugu juga memiliki tujuan sekolah, yaitu:
a.
Meningkatkan prestasi belajar siswa.
b.
Membentuk siswa yang beriman dan taqwa yang tinggi.
c.
Membentuk sikap dan perilaku siswa yang disiplin, santun, dan berkarakter kuat.
d.
Meraih kejuaraan berbagai lomba, baik akademik maupun non-akademik.
e.
Mau melestarikan budaya daerah dan pandai berbahasa Inggris.
f.
Memiliki jiwa cinta tanah air dan bangsa.
g.
Dapat menghindarkan diri dari tindak KKN. SD Negeri 01 Tugu termasuk salah satu sekolah dasar berstandar
nasional dan menjadi salah satu sekolah acuan di daerahnya dari empat sekolah acuan di Kabupaten Karanganyar. Oleh karena itu, sekolah tersebut termasuk sekolah favorit sehingga banyak orang tua yang ingin memasukkan putra putri mereka ke SD Negeri 01 Tugu. Untuk menunjang hal tersebut, SD Negeri 01 Tugu memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan tari, melukis, drumband, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), dan pramuka. Terkadang ada jam tambahan untuk persiapan lomba karena sekolah tersebut sering mengikuti lomba-lomba, bahkan sampai lomba tingkat provinsi. Selain commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
itu, juga ada kegiatan les akademik yang dilakukan dua kali dalam seminggu dan tidak hanya dilakukan untuk kelas VI. Jumlah siswa di SD Negeri 01 Tugu tahun ajaran 2013-2014 ada 245 siswa dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6. Rincian Jumlah Siswa SD Negeri 01 Tugu Kelas
Jumlah
IA IB II A II B III IV A IV B V VI
20 21 23 24 44 21 23 30 39
TOTAL
245
Guru yang ada di sekolah ini berjumlah 12 orang dengan rincian 1 orang kepala sekolah, 9 guru kelas, 1 guru olahraga, dan 1 guru bahasa Inggris. Guru yang mengajar tersebut berasal dari latar belakang pendidikan S1. Selain itu, juga ada seorang petugas perpustakaan dan penjaga sekolah.
2. Persiapan Administrasi Proses penelitian diawali dengan persiapan administrasi yang meliputi segala urusan perijinan yang diajukan pada pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian. Perijinan dilakukan dengan memberikan surat permohonan ijin kepada pihak SD Negeri 01 Tugu Jumantono Karanganyar. Surat ijin yang pertama kali diberikan adalah surat ijin survei pra-penelitian dengan nomor surat 4351/UN27.06.6.2/PN/2014 tertanggal 01 April 2014. commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan survei pra-penelitian dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru dan kepala sekolah di SD Negeri 01 Tugu Jumantono Karanganyar. Selain itu, peneliti juga memberikan kuesioner dalam kegiatan survei pra-penelitian tersebut. Permohonan ijin selanjutnya adalah peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta
dengan
nomor
6901/UN27.06.6.2/PN/2014 yang ditujukan kepada kepala SD Negeri 01 Tugu untuk mendapatkan persetujuan mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Setelah mendapatkan ijin dari pihak sekolah, peneliti menentukan jadwal penelitian, baik pretest, perlakuan, serta posttest yang disesuaikan dengan jadwal akademik di sekolah tersebut.
3. Persiapan Alat Ukur Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan interpersonal yang disusun berdasarkan aspek kecerdasan interpersonal yang dikemukakan oleh Anderson (dalam Safaria, 2005). Aspek-aspek tersebut terdiri atas sensitivitas sosial (social sensitivity), wawasan sosial (social insight), komunikasi sosial (social communications) kemudian dibagi menjadi 38 aitem pernyataan, terdiri atas 19 aitem favourable dan 19 aitem unfavourable. Selain itu, pada pretest dan posttest juga diberikan 8 aitem pengecoh yang terdiri dari 5 aitem favourable dan 3 aitem unfavourable. Skala ini memiliki empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai commit to user (STS). Distribusi skala sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut.
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 7. Distribusi Skala Kecerdasan Interpersonal Sebelum Uji Coba No 1
2
3
Aspek
Indikator
Sensitivitas Empati sosial Sikap prososial (Social sensitivity) Wawasan sosial Kesadaran diri (Social insight) Kemampuan memahami situasi sosial dan etika sosial Keterampilan memecahkan masalah Komunikasi Komunikasi efektif sosial Mendengarkan (Social efektif comunnication) Aitem pengecoh Jumlah
Aitem
Jumlah
F 7,25,37 8,31
UF 16,28,35 17,21
6 4
1,19,38 2,13,32
9,29,45 22,40,46
6 6
3,20
10,34
4
14,26,39 15,27,44
4,11,23 5,33,41
6 6
6, 12, 24, 18, 36, 30, 42 43
8
24
22
46
4. Persiapan Eksperimen Eksperimen dalam penelitian ini menggunakan permainan tradisional gobag sodor sebagai perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Permainan gobag sodor dipandu oleh seorang fasilitator. Sebelumnya, peneliti melakukan briefing dengan fasilitator dan co-fasilitator mengenai peraturan permainan tradisional gobag sodor dan peralatan yang diperlukan sebelum perlakuan. Hal ini bertujuan untuk memberikan penjelasan permainan dan berbagai pendukung permainan baik pada fasilitator maupun co-fasilitator. Selain itu, peneliti juga menjelaskan commit tokepada user observer mengenai hal-hal yang
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harus diamati dan dicatat selama proses permainan. Selanjutnya peneliti mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam permainan tradisional gobag sodor. Alat-alat tersebut antara lain : a.
Kapur Kapur berfungsi untuk membuat arena lapangan permainan gobag sodor.
b.
Lembar persetujuan subjek penelitian Lembar persetujuan subjek dibuat untuk meminta kesediaan subjek dalam mengikuti penelitian.
c.
Kertas dan spidol Kertas dan spidol digunakan untuk menulis poin yang diperoleh masingmasing kelompok.
d.
Nametag subjek Pada setiap pertemuan, subjek menggunakan nametag yang telah disediakan peneliti. Penggunaan nametag untuk mempermudah fasilitator, cofasilitator, dan observer dalam mengenali subjek yang mengikuti penelitian.
e.
Stopwatch Stopwatch digunakan sebagai penanda lamanya permainan.
f.
Peluit Peluit digunakan sebagai penanda permainan dimulai dan permainan selesai.
g.
Alat tulis Alat tulis digunakan subjek dalam mengisi lembar evaluasi proses pada hari terakhir penelitian.
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Pelaksanaan Uji Coba Uji coba alat ukur dilakukan dengan uji coba skala kecerdasan interpersonal kepada siswa-siswi kelas IV dan V di SD Negeri 01 Tugu. Hal ini sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Pengujian dilakukan dengan uji coba terpakai kepada subjek penelitian. Uji coba skala kecerdasan interpersonal dilakukan pada tanggal 2 Juni 2014 bertempat di ruang kelas SD Negeri 01 Tugu. Uji coba ini dimulai pukul 09.00 WIB dan dilakukan selama 30-45 menit untuk masing-masing kelas. Prosedur
pelaksanaan
uji
coba
adalah
sebelumnya
peneliti
memberikan informasi kepada pihak sekolah bahwa peneliti akan melakukan uji coba skala sekaligus screening untuk penelitian dan meminta jadwal pelaksanaan kepada pihak sekolah. Selanjutnya, peneliti menginformasikan kepada seluruh siswa masing-masing kelas mengenai maksud dan tujuan tes tersebut. Kemudian siswa diminta mengisi skala sesuai petunjuk pengisian yang telah dijelaskan oleh peneliti. Hasil skala kecerdasan interpersonal yang telah dijawab selanjutnya dilakukan penskoran dan analisis terhadap pengujian validitas dan reliabilitas. Selanjutnya peneliti mengkategorikan skor menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi berdasarkan rumus deviasi standar (Azwar, 2009): a.
Rendah
: X < (µ – 1,0 σ)
b.
Sedang
: (µ – 1,0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ)
c.
Tinggi
: X ≥ (µ + 1,0 σ)
Perhitungan kategori skor skala kecerdasan interpersonal dan distribusi hasil commit to user uji coba selengkapnya dapat dilihat pada lampiran E.
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum pengujian validitas dan reliabilitas, terlebih dahulu dilakukan penskoran skala kecerdasan interpersonal dengan penyusunan alternatif jawaban model skala Likert dengan empat pilihan jawaban. Hasil dari penskoran tersebut diperoleh skor total untuk setiap subjek kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas skala, untuk mempermudah perhitungan peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0. a.
Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan skala psikologi sehingga menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2010). Uji validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi yang meliputi validitas muka (face validity) dan validitas logik (logical validity). Uji validitas isi melalui review professional judgment oleh dosen pembimbing sebagai pihak yang berkompeten, sehingga penampilan tes meyakinkan dan memenuhi kesan mampu mengungkapkan atribut yang akan diukur. Hasil uji validitas isi yaitu aitem-aitem dalam skala kecerdasan interpersonal disusun agar lebih spesifik sesuai dengan aspek yang akan diukur. Selain itu, pernyataan dalam aitem disesuaikan subjek penelitian agar lebih mudah dipahami.
b.
Uji Reliabilitas Sebelum dilakukan uji reliabilitas terhadap skala kecerdasan interpersonal, diuji daya beda aitem terlebih dahulu menggunakan teknik Korelasi Bivariate Pearson dengan bantuan program SPSS for MS commit to user Windows version 17.0. Uji daya beda aitem akan menentukan aitem yang
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gugur dan valid. Jumlah aitem yang diuji daya beda aitem berjumlah 38 aitem. Hasil uji tersebut memiliki indeks korelasi berkisar (-0,011) sampai dengan 0,707. Aitem yang valid memiliki tanda (*) yang berarti korelasi signifikan pada level 0,05 dan tanda (**) yang berarti korelasi signifikan pada level 0,01. Setelah diuji daya beda diperoleh hasil aitem valid berjumlah 30 aitem dengan menggunakan signifikansi one-tailed. Setelah skala kecerdasan interpersonal diuji daya beda kemudian dilakukan uji reliabilitas pada aitem yang valid. Pengujian reliabilitas diperlukan untuk mengetahui konsistensi atau keterpercayaan skala psikologi, sehingga didapat skala psikologi yang konsisten dari waktu ke waktu (Azwar, 2010). Uji reliabilitas menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS for MS Windows version 17.0. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Cronbach's Alpha N of Items .835 30 Penghitungan reliabilitas skala kecerdasan interpersonal diperoleh koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0,835. Perhitungan dan perincian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran F. Metode pengambilan keputusan pada uji reliabilitas biasanya menggunakan batasan 0,6. Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2010) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Sehingga dapat dinyatakan bahwa skala kecerdasan interpersonal tersebut reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Penyusunan Alat Ukur Penyusunan alat ukur dilakukan dengan menyusun ulang aitem-aitem yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, terdapat delapan aitem dari skala kecerdasan interpersonal yang digugurkan, yaitu item nomor 6, 9, 12, 31, 34, 35, 36, dan 37. Distribusi ulang skala yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Distribusi Skala Kecerdasan Interpersonal Untuk Penelitian No
Aspek
1
Sensitivitas sosial (Social sensitiity)
2
3
Aitem
Indikator Empati
F 7, 25 (14),37
Sikap prososial
Wawasan Kesadaran diri sosial (Social insight) Kemampuan memahami situasi sosial dan etika sosial Keterampilan memecahkan masalah Komunikasi Komunikasi sosial efektif (Social Mendengarkan comunnication) efektif Aitem pengecoh
8 (19), 31 (27) 1 (26), 19 (32), 38 (3)
UF 16 (4),28 (23),35 (34) 17 (5), 21 (37) 9 (10), 29 (17), 45
Jumlah 4
4 5 5
2 (2), 13 (13), 32 (38) 3 (8), 20 (25)
22(22),40, 46 (29) 3 10, 34 (16)
4 (9), 11 (28), 23 (35) 15 (7), 27 5 (15), 33 (31), 44 (21), 41 6, 12 (11), 18 (18), 24 (12), 30 (24), 36 (30), 42 (33), 43 (36) 14,26 (1), 39 (20)
Jumlah
5
4
8 38
Catatan: Nomor yang berada dalam tanda kurung merupakan susunan baru setelah uji coba.
commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Pengkategorian Tingkat Kecerdasan Interpersonal Pengkategorian tingkat kecerdasan interpersonal pada penelitian ini dilakukan berdasarkan jumlah aitem skala yang telah dinyatakan valid, yaitu pada
awalnya
berjumlah
sebanyak
38
aitem
menjadi
30
aitem.
Pengkategorian skor dibagi menjadi tiga kategori (Azwar, 2009), yaitu: X < (µ-1,0σ)
: tingkat kecerdasan interpersonal rendah
(µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ)
: tingkat kecerdasan interpersonal sedang
(µ+1,0σ) ≤ X
: tingkat kecerdasan interpersonal tinggi
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus kategori tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Skor 1-59
: tingkat kecerdasan interpersonal rendah
Skor 60-89
: tingkat kecerdasan interpersonal sedang
Skor 90 ke atas
: tingkat kecerdasan interpersonal tinggi
Penghitungan kategori tingkat kecerdasan interpersonal secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran E.
B. Pelaksanaan Penelitian 1. Pelaksanaan Pengambilan Data Pretest Pretest dilakukan pada tanggal 2 Juni 2014 pada siswa kelas IV dan V. Pengambilan data pretest tersebut dilakukan di masing-masing ruang kelas IV dan V SD Negeri 01 Tugu dimulai pukul 09.00 WIB dan dilakukan selama 30-45 menit untuk masing-masing kelas. Data pretest yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari uji coba skala kecerdasan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
90 digilib.uns.ac.id
interpersonal dengan menghilangkan skor aitem yang gugur karena pengujian daya beda dan reliabilitas. Distribusi skor pretest dari skala kecerdasan interpersonal dengan 30 item yang valid dapat dilihat pada lampiran E.
2. Penentuan Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV dan V di SD Negeri 01 Tugu yang berjumlah 20 orang. Jumlah siswa kelas IV dan V secara keseluruhan berjumlah 74 siswa. Tetapi, siswa yang masuk pada saat diadakan pretest dan mengisi skala kecerdasan interpersonal adalah 71 siswa. Subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan peneliti berjumlah 45 orang, yaitu siswa yang memiliki skor kecerdasan interpersonal sedang. Karena jumlah tersebut terlalu banyak apabila dijadikan subjek penelitian, maka peneliti mengambil 20 subjek yang memiliki skor kecerdasan interpersonal terendah diantara siswa dengan kecerdasan interpersonal sedang. Selanjutnya peneliti membagi subjek menjadi dua kelompok yaitu 10 orang untuk kelompok eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol. Namun dalam pelaksanaan penelitian, satu orang dalam kelompok eksperimen tidak dapat mengikuti pertemuan kedua, sedangkan satu orang dalam kelompok kontrol tidak mengikuti posttest, maka kedua siswa tersebut tidak dimasukkan dalam subjek penelitian. Sehingga didapatkan 18 orang subjek penelitian, dengan pengelompokan 9 orang kelompok eksperimen dan 9 kelompok kontrol. Pengelompokan subjek dilakukan menggunakan teknik non-random. commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 10. Subjek Penelitian No
Nama
Usia
Jenis Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
NF AK AP AI DSA DR S T AM TA A Ac AA TS AE AR MRB W
13 10 11 10 10 11 11 11 10 11 10 10 10 10 10 11 13 12
P P L P P P L P P P L L L P P P L P
Skor Kecerdasan Interpersonal 80 83 77 80 79 73 81 78 77 77 77 70 68 78 80 80 78 82
Kategori
Kelompok
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
3. Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan berupa permainan tradisional gobag sodor. Permainan tradisional gobag sodor dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Pelaksanaan permainan dalam setiap petemuan memerlukan waktu antara 30-60 menit. Fasilitator dalam pelaksanaan permainan tradisional gobag sodor adalah alumni mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dan co-fasilitator adalah mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Penjelasan mengenai pelaksanaan ekperimen pada tiap pertemuan sebagai berikut : commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Permainan tradisional gobag sodor pertemuan pertama Permainan
tradisional
gobag
sodor
pertemuan
pertama
dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2014 di lapangan yang jaraknya tidak jauh dari SD Negeri 01 Tugu. Pertemuan dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB setelah seluruh subjek eksperimen berkumpul dan mempersiapkan diri. Siswa yang mengikuti perlakuan (treatment) ini hanya siswa yang termasuk dalam kelompok eksperimen. Peneliti dibantu oleh fasilitator membuat arena lapangan permainan tradisional gobag sodor dengan menggunakan kapur. Denah arena bermain, sebagai berikut : 1
2
3
4 F
D
B A
E
C
G H I J
Gambar 4. Arena Permainan Gobag Sodor Keterangan gambar: Pihak kalah masing, masing menempati posisi 1-4. A, B, C, D, dan E adalah kelompok jaga. A berperan sebagai sodor. F, G, H, I, dan J adalah kelompok main yang harus melewati petak-petak dalam arena permainan. Pelaksanaan permainan tradisional gobag sodor diawali dengan penjelasan mengenai peraturan gobag sodor dan dilanjutkan commit permainan to user
perpustakaan.uns.ac.id
93 digilib.uns.ac.id
dengan membagi kelompok eksperimen ke dalam dua kelompok kecil masing-masing berjumlah lima orang anak dengan cara suit. Setelah kelompok terbentuk, fasilitator dan co-fasilitator mengarahkan siswa untuk ke arena permainan gobag sodor dan menjelaskan arti dari arena kotak-kotak tersebut. Permainan dilakukan selama 30 menit kemudian setelah permainan selesai dilanjutkan debriefing selama 15-20 menit. b.
Permainan tradisional gobag sodor pertemuan kedua Pertemuan kedua permainan tradisional gobag sodor dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2014 di lapangan Tugu. Pertemuan hari kedua berjalan selama 60 menit dimulai pukul 08.30 WIB dikarenakan para siswa melaksanakan upacara terlebih dahulu. Rincian pada pertemuan ini yaitu 15 menit untuk pembagian kelompok, 30 menit untuk bermain, dan 15 menit untuk debriefing. Pembagian kelompok kembali dilakukan agar siswa dalam kelompok eksperimen dapat lebih memahami siswa lain. Selain itu, anak juga dapat belajar berinteraksi dan bekerjasama dengan anak lain yang pernah menjadi lawannya. Pertemuan kedua, fasilitator dan co-fasilitator mengamati jalannya permainan dan perubahan yang terjadi pada anak selama permainan berlangsung.
c.
Permainan tradisional gobag sodor pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 18 Juni 2014 di lapangan Tugu. Pada hari ketiga ini permainan dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 09.00. Sebelum memulai permainan, dilakukan ice to user breaking terlebih dahulucommit agar anak tidak bosan dan lebih bersemangat
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam bermain. Permainan dilakukan dengan kelompok yang berbeda. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara suit
seperti hari
sebelumnya, tetapi dengan anak yang berbeda, sehingga anak memiliki kelompok yang berbeda dengan kelompok pada hari pertama dan hari kedua. Permainan tradisional gobag sodor dilakukan selama 30 menit dan dilanjutkan dengan debriefing. d.
Permainan tradisional gobag sodor pertemuan keempat Permainan
tradisional
gobag
sodor
pertemuan
keempat
dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2014 di tempat yang sama dengan hari sebelumnya, yaitu di lapangan Tugu. Pada hari keempat permainan dilaksanakan selama 30 menit dan dimulai lebih awal yaitu pukul 07.30 WIB. Sehingga, setelah permainan yang dilanjutkan debriefing telah selesai memungkinkan untuk dilakukan posttest pada hari yang sama.
4. Pelaksanaan Pengambilan Data Posttest Pengambilan data posttest dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2014. Prosedur pelaksanaan posttest dilakukan dengan mengumpulkan siswa di masing-masing kelas IV dan V. Sebelumnya, peneliti memberikan ice breaking agar siswa tidak merasa canggung terhadap peneliti. Kemudian peneliti memberi penjelasan mengenai beberapa teman yang diminta untuk ke lapangan. Selain itu, peneliti memberi penjelasan mengenai manfaat yang diperoleh melalui permainan tradisional. Selanjutnya subjek diminta mengisi skala untuk posttest setelah peneliti menjelaskan petunjuk pengisiannya. commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hasil Penelitian 1. Analisis Data Kuantitatif a.
Hasil pretest dan posttest Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor kecerdasan interpersonal subjek berdasarkan skala kecerdasan interpersonal yang diukur sebelum dan setelah perlakuan. Deskripsi hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11. Data Pretest dan Posttest KE dan KK Pengukuran Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Pretest
Tingkat Kecerdasan Interpersonal
Posttest
Tingkat Kecerdasan Interpersonal
NF AK AP AI
80 83 77 80
Sedang Sedang Sedang Sedang
91 86 74 90
Tinggi Sedang Sedang Tinggi
DSA DR S T
79 73 81 78
Sedang Sedang Sedang Sedang
95 74 82 82
Tinggi Sedang Sedang Sedang
AM Mean TA A
77 78,67 77 77
Sedang
Tinggi
Sedang Sedang
91 85 84 81
Sedang Sedang
Ac AA TS AE
70 68 78 80
Sedang Sedang Sedang Sedang
61 63 76 88
Sedang Sedang Sedang Sedang
AR MRB W Mean
80 78 82 76,67
Sedang Sedang Sedang
82 83 82 77,78
Sedang Sedang Sedang
Subjek
Perbedaan skor subjek antara sebelum perlakuan permainan commit to user dengan sesudah perlakuan dapat dilihat pada gambar berikut:
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
86 84 82 80 78 76 74 72
KE KK
Pretest
Posttest
Gambar 5. Rata-rata Skor Kecerdasan Interpersonal KE dan KK Grafik tersebut menunjukkan pada kelompok eksperimen terjadi kenaikan skor kecerdasan interpersonal dibandingkan kelompok kontrol pada pengukuran setelah pemberian perlakuan (posttest). Selanjutnya dari hasil pretest dan posttest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dicari gain score kemudian dilakukan uji hipotesis dengan bantuan komputer program SPSS for MS Windows version 17. Tabel 12. Gain Score Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok
Subjek
NF AK AP AI Eksperimen DSA DR S T AM TA A Ac AA Kontrol TS AE AR MRB commit to user W
Gain Score 11 3 -3 10 16 1 1 4 14 7 4 -9 -5 -2 8 2 5 0
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui apakah uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. 1) Uji normalitas Menurut
Priyatno
(2008),
uji
normalitas
digunakan
untuk
mengetahui apakah sebaran nilai dari variabel tergantung mengikuti distribusi kurva normal atau tidak. Uji normalitas dengan menggunakan program komputer SPSS for MS Windows version 17.0 dengan teknik Kolmogorov-Smirnov. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05). Data yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kontrol baik pretest maupun posttest dalam penelitian ini normal hal ini dapat ditunjukkan dengan tabel berikut: Tabel 13. Hasil Uji Normalitas KEpre KEpost KKpre KKpost N
9
9
9
9
Mean
78.67
85.00
76.67
77.78
Std. Deviation
2.872
7.566
4.664
9.484
Kolmogorov-Smirnov Z
.509
.570
.919
.899
Asymp. Sig. (2-tailed)
.958
.901
.367
.394
Normal Parametersa,,b
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai Kolmogorov-Smirnov Z pretest kelompok eksperimen sebesar 0,958 dan posttest 0,901, sedangkan pretest kelompok kontrol sebesar 0,367 dan posttest 0,394. Nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh tabel, pada kelompok eksperimen commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
maupun kontrol lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada pretest dan posttest berdistribusi normal. 2) Uji homogenitas Menurut Priyatno (2008) uji homogenitas atau uji kesamaan ragam digunakan untuk mengetahui homogen tidaknya suatu data atau ada tidaknya perbedaan varian pada kedua kelompok sampel (dalam penelitian ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) sebagai prasyarat dalam analisis independent sample t-test. Uji homogenitas menggunakan SPSS versi 17.0 dengan teknik uji t (Levene’s Test). Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05). Dari uji homogenitas yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0 didapatkan nilai Levene’s Test sebagai berikut:
Gain
Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas Levene's Test for Equality of Variances F Sig. Equal variances .768 .394 assumed
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa signifikansi yang diperoleh adalah 0,394. Berdasarkan nilai F yang ditunjukkan oleh tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai F lebih dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa varian data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diasumsikan sama (equal variances assumed), dengan demikian uji independent sample t-test dapat dilakukan. commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 17.0 dengan teknik uji beda t pada dua sampel bebas (independent sample ttest) dan dua sampel berkorelasi (paired samples t-test). Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05). Uji beda t pada dua sampel bebas (independent sample t-test) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan uji beda t pada dua sampel yang berkorelasi (paired samples t-test) dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada kedua sampel berkorelasi, yaitu pretest dan posttest pada KE. 1) Independent sampel t-test Uji beda t yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0 didapatkan data sebagai berikut: Tabel 15. Deskripsi Kelompok Kelompok Gain
N
Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
KE
9
6.33
6.595
2.198
KK
9
1.11
5.667
1.889
Dari data pada tabel dapat diketahui bahwa nilai rata-rata gain score KE 6,33, sedangkan nilai rata-rata gain score KK 1,11. Kemudian diperoleh data dari uji t (independent sampel t-test) sebagai berikut: Tabel 16. Hasil Uji Analisis Independent Sample t-Test t-test for Equality of Means Gain
t
df
Sig. (2-tailed)
Equal variances assumed
1.802
16
.090
Equal variances not assumed
1.802
15.645
.091
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa varian data pada kedua kelompok adalah sama, maka uji t menggunakan equal variance assumed sehingga diperoleh nilai t hitung sebesar 1,802 sedangkan nilai t tabel dengan one-tailed adalah 1,746. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Nilai probabilitas (p) yang diperoleh dengan one-tailed adalah 0,045. Berdasarkan pada nilai probabilitas, p lebih kecil dari b= 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor kecerdasan
interpersonal antara kelompok eksperimen dan kontrol setelah pemberian permainan tradisional gobag sodor. 2) Paired Sample t-Test Selanjutnya untuk melihat apakah peningkatan kecerdasan interpersonal
secara
signifikan
pada
kelompok
eksperiman,
dilakukan analisis dengan paired sample t-test. Uji ini digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara two correlated samples (Priyatno, 2008). Hasil pengujian pretest dan posttest pada kelompok eksperimen, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 17. Hasil Uji Paired sample t-Test t df Sig. (2-tailed) Pair 1 Pretest - Posttest -2.881 8 .020 Hasil uji statistik diperoleh nilai t hitung sebesar -2,881 dan probabilitas (p) signifikansi one-tailed 0,01 dengan t tabel -1,860. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa -t hitung lebih kecil dari -t tabel dan probabilitas (p) lebih kecil dari b = 0,05, maka dapat commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara skor kecerdasan interpersonal sebelum perlakuan dan setelah perlakuan pada kelompok eksperimen. Hal ini berarti permainan tradisional gobag sodor efektif dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal pada siswa SD Negeri 01 Tugu Jumantono Karanganyar. d. Evaluasi Proses Kriteria penilaian dalam evaluasi proses meliputi delapan jenis penilaian. Masing-masing mempunyai kategori penilaian yang berbeda-beda. Dalam pelakasanaannya, evaluasi proses diawasi dan dibimbing oleh peneliti sehingga semua peserta menangkap maksud dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam lembar evaluasi proses tersebut. Hasil analisis evaluasi proses pelatihan dapat dilihat secara lengkap pada tabel berikut: Tabel 18. Hasil Analisis Evaluasi Proses Pelatihan No 1 2
3 4 5 6
Aspek yang Dievaluasi
Pernyataan Memuaskan Cukup Kurang
Permainan yang dilakukan (menarik atau 56% tidak menarik) Suasana selama permainan dilakukan 89% (kondusif atau tidak kondusif) Sikap fasilitator terhadap 56% peserta Interaksi fasilitator 33% terhadap peserta Cara penyampaian materi 44% oleh fasilitator Manfaat yang diperoleh dari permainan gobag 67% commit to user sodor
Kurang Sekali
44%
11% 44% 67% 33% 22%
11%
11% 11%
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel tersebut menunjukkan bahwa seluruh subjek menyatakan permainan yang dilakukan cukup menarik, hampir semua subjek puas terhadap suasana selama permainan. Selain itu, sikap fasilitator terhadap perserta juga memuaskan, demikian juga dengan interaksi terhadap peserta sebagian besar subjek merasa cukup puas. Cara penyajian materi oleh fasilitator mudah dipahami dan menarik walau ada satu subjek yang merasa penyampaian materi kurang dan satu subjek yang merasa kurang sekali. Meskipun demikian, subjek mengakui bahwa permainan gobag sodor yang dimainkan memiliki banyak manfaat, hanya satu subjek yang tidak merasa demikian. Subjek mengaku bahwa banyak manfaat yang dapat diambil dari permainan tradisional gobag sodor, diantaranya melalui permainan gobag sodor subjek dapat belajar bekerja sama dengan teman, belajar menerima kekalahan, melatih untuk berpikir cepat dalam mengatur strategi serta melatih diri agar dapat berlari kencang. Selain itu, subjek memberikan komentar, kritik dan saran selama mengikuti pelatihan sebagai berikut : 1) Sebagian besar peserta merasa senang dengan permainan yang dilakukan, sehingga ingin permainan seperti ini diadakan kembali karena bisa menambah keakraban dengan teman. 2) Waktu yang digunakan lebih lama. 3) Seluruh peserta puas dengan permainan yang dilakukan, tetapi ada peserta yang menyarankan untuk membuat arena permainan yang lebih besar.commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Analisis Data Deskriptif Selain analisis kuantitatif berdasarkan hasil uji statistik, peneliti juga melakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran proses perubahan yang dialami peserta selama dan setelah mengikuti permainan gobag sodor. Analisis deskriptif dilakukan pada kelompok eksperimen berdasarkan skor kecerdasan interpersonal pretest dan posttest, hasil observasi, proses debriefing dan hasil evaluasi peserta. Berikut ini grafik perubahan hasil pretest dan hasil posttest pada subjek kelompok eksperimen :
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pretest Posttest
Gambar 6. Skor Kecerdasan Interpersonal pada Seluruh Subjek KE Sebelum dan Sesudah Permainan Tradisional Gobag Sodor
Perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan permainan diobservasi dan dicatat oleh peneliti dan co-fasilitator. Berikut ini analisis kualitatif masingmasing subjek peserta permainan tradisional gobag sodor: commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Analisis Kualitatif Subjek 1 (NF) 95
91
90 85
80
Skor Kecerdasan Interpersonal
80 75 70 Pretest
Posttest
Gambar 7. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 1 Subjek 1 mengalami peningkatan dalam skor kecerdasan interpersonal. Hal ini dapat digambarkan dalam perubahan subjek 1 dari pertemuan pertama hingga terakhir. Pertemuan pertama, subjek 1 enggan untuk berinteraksi dengan peneliti. Meskipun bermain dalam kelompok, tetapi subjek cenderung pendiam dan menurut apabila diminta untuk menjaga garis yang mana saja. Bahkan ketika debriefing dan diminta untuk sharing pendapat, subjek lebih banyak diam dan tidak menjawab. Pertemuan kedua, hampir sama dengan pertemuan pertama, subjek cenderung mengikuti apa yang diminta oleh teman satu kelompoknya. Subjek 1 sering mengobrol hanya dengan temannya, subjek 2. Pada saat debriefing juga subjek 1 memilih untuk diam. Pada pertemuan ketiga, subjek 1 mulai terbuka dengan peneliti. Hal ini ditunjukkan ketika bermain subjek sudah mau mengungkapkan pendapatnya serta memberikan ide kepada teman untuk menyusun strategi dan berani mengecoh lawan. Selain itu, pada saat debriefing subjek sudah mulai mau berbicara mengenai pendapatnya. commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pertemuan keempat, subjek 1 masih sering terlihat terdiam saat berjaga, sehingga lawan bisa melompatinya. Subjek sangat menurut terhadap perintah temannya. Meskipun demikian, keaktifan subjek disini mulai terlihat. Subjek berani mengungkapkan pendapat, ikut dalam menyusun strategi agar kelompoknya menang dan mengingatkan temannya untuk waspada agar lawan tidak dapat menerobos. Permainan ini melibatkan banyak teman sehingga subjek merasa senang, terlebih ketika kelompoknya menang dalam permainan. Selain itu, meskipun ada kesulitan ketika ada lawan yang sedang menjaga petak-petak yang harus dilewati, subjek mengaku melalui permainan ini dapat berlatih untuk berlari dengan cepat. Uraian di atas menggambarkan adanya perubahan kecerdasan interpersonal pada subjek 1. Peningkatan skor kecerdasan interpersonal Subjek 1 dapat dilihat pada gambar 7, yaitu skor pretest subjek 1 adalah 80 dan skor posttest subjek 1 adalah 91. b.
Analisis Kualitatif Subjek 2 (AK) 87
86
86 85 84
Skor Kecerdasan Interpersonal
83
83 82 81 Pretest
Posttest
Gambar 8. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 2 commit to user
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Subjek 2 mengalami peningkatan kecerdasan interpersonal. Keadaan ini terlihat dari skor kecerdasan interpersonal pada pretest yaitu 83 dan pada saat posttest 86. Pertemuan pertama, subjek 2 terlihat aktif mengikuti permainan dari awal sampai akhir. Bahkan, beberapa kali subjek terlihat berteriak untuk menyemangati teman satu kelompoknya. Tetapi, pada saat debriefing, subjek terlihat masih malu-malu dan cenderung diam, subjek hanya tersenyum dalam menjawab pertanyaan dari fasilitator. Pertemuan kedua, subjek 2 ikut berperan aktif dalam kelompok. Subjek bersemangat untuk mendukung teman satu kelompoknya agar temannya mau masuk ke dalam kotak. Demikian pula saat debriefing, meskipun malu-malu tetapi subjek mulai mau berbicara ketika ditanya. Pertemuan ketiga, selain aktif dalam kelompok, subjek juga mulai mau
mengungkapkan
pendapat
untuk
menyusun
strategi
agar
kelompoknya menang. Ketika debriefing subjek menunjukkan antusias dalam menjawab pertanyaan dari fasilitator. Pertemuan keempat, subjek 2 terlihat semakin aktif dan tidak malu-malu lagi. Subjek bermain dengan semangat, bahkan subjek ikut menyusun strategi dan meminta temannya untuk menggeser posisi jaga, sehingga saat menjadi tim penjaga dapat merasakan menjadi penjaga garis di masing-masing kotak. Subjek juga berusaha mengecoh lawan agar dapat masuk ke dalam kotak. Subjek menyadari bahwa kerja sama dan saling membantu teman merupakan hal penting dalam permainan ini. commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Analisis Kualitatif Subjek 3 (AP) 78 77 76 75 74 73 72
77
74
Pretest
Skor Kecerdasan Interpersonal
Posttest
Gambar 9. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 3 Berdasarkan gambar di atas, subjek mengalami penurunan skor kecerdasan interpersonal sebanyak 3 poin, dari 77 menjadi 74 pada saat posttest. Hal tersebut dimungkinkan karena sikap subjek 3 kurang memiliki minat dalam melaksanakan perlakuan yang diberikan. Dari pertemuan pertama hingga ketiga, peneliti memerlukan waktu lebih untuk membujuk subjek agar mau ikut ke lapangan untuk bermain. Hal ini dikarenakan pada saat akan diberikan perlakuan dan diminta untuk ke lapangan, subjek sedang asyik bermain stick es krim bersama temannya. Setelah dibujuk dan diberi pengertian akhirnya subjek mau mengikuti perlakuan hingga selesai. Tetapi ketika sudah di lapangan dan permainan berlangsung, subjek termasuk anak yang cukup aktif dalam kelompok. Pada pertemuan pertama, ketika bermain subjek sering berteriak menyemangati teman kelompoknya. Tetapi ketika subjek sudah gugur, subjek terlihat lebih banyak berlari kesana kemari dan bermain sendiri sehingga tidak memperhatikan temannya yang masih bermain. Pada pertemuan kedua, subjek ikut berperan aktif ketika bermain. user perasaannya selama permainan. Subjek mengungkapkancommit pikiranto dan
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Subjek mengarahkan teman untuk menempati posisi tertentu agar tidak dapat tersentuh oleh lawan. Subjek juga menyemangati teman satu kelompoknya yang belum memasuki kotak. Meskipun demikian, subjek melakukan beberapa kecurangan seperti mengganggu tim lawan yang sedang berjaga agar temannya bisa lolos padahal ia sudah gugur. Selain itu, subjek juga berusaha merangkak untuk mengenai anggota tubuh tim lawan, dalam hal ini tidak diperbolehkan dalam peraturan permainan. Pertemuan ketiga, subjek sering mengungkapkan pendapatnya dalam suatu kelompok. Tetapi dalam mengungkapkan pendapatnya tersebut, subjek berbicara dengan disertai emosi. Seperti ketika mengungkapkan kekesalannya dengan tim jaga, atau mengarahkan teman untuk menempati posisi tertentu tetapi dengan nada tinggi. Setelah subjek gugur, subjek kembali bermain sendiri dengan bermain benang kemudian berbicara sendiri mengomentari benang yang ia mainkan. Pertemuan keempat merupakan hari terakhir perlakuan, sehingga subjek tidak perlu dibujuk lagi dan terlihat bersemangat ke lapangan. Subjek bergerak lincah dan berusaha untuk mengenai tim lawan. Subjek masih sering berteriak dan berlari mengitari lapangan ketika dikenai oleh lawan. Subjek mengaku dapat melewati rintangan atau petak-petak salah satunya dengan mendorong lawan. Ketika proses debriefing subjek merasa senang karena semakin lama subjek dapat gugur paling akhir, padahal pada awal-awal pertemuan subjek cenderung mudah dikalahkan oleh tim lawan.
commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.
Analisis Kualitatif Subjek 4 (AI) 95
90
90 85
Skor Kecerdasan Interpersonal
80
80 75 Pretest
Posttest
Gambar 10. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 4 Pertemuan pertama, subjek 4 masih cenderung diam dan malumalu. Subjek cenderung menuruti perintah teman satu kelompoknya. Bahkan pada saat debriefing cenderung diam apabila diberikan pertanyaan oleh fasilitator. Pertemuan kedua, subjek mulai aktif dalam kelompok. Subjek sering mengekspresikan perasaannya melalui kata-kata dan ekspresi selama permainan berlangsung. Demikian pula pada saat debriefing, meskipun malu-malu tetapi subjek mulai mau berbicara ketika ditanya. Pertemuan ketiga, selain aktif dalam kelompok, subjek juga mulai mau
mengungkapkan
kelompoknya
menang.
pendapat
untuk
menyusun
Subjek
ekspresif
dalam
strategi
agar
mengungkapkan
pendapatnya. Selain itu, subjek 4 juga mengambil inisiatif untuk menempati posisi tertentu. Ketika debriefing subjek tidak lagi malu-malu dan menunjukkan antusias dalam menjawab pertanyaan dari fasilitator. Pertemuan keempat, subjek terlihat semakin aktif dalam berbicara mengungkapkan ide dancommit perasaannya. to userSubjek bermain dengan semangat
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
serta ikut menyusun strategi dengan mengarahkan teman untuk menempati posisi yang ia tunjuk agar tidak tersentuh oleh lawan. Pada saat debriefing pada pertemuan terakhir subjek mengungkapkan kegembiraannya dapat bermain bersama teman-teman. Perubahan perilaku tersebut mendukung data pada gambar 10 yang menunjukkan peningkatan skor kecerdasan interpersonal subjek 4. Skor pretest subjek adalah 80 dan skor posttest adalah 90, sehingga skor tersebut meningkat sebesar 10 poin. Perubahan perilaku subjek 4 mendukung perubahan skor kecerdasan interpersonal yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa permainan gobag sodor memberikan pengaruh yang besar pada kecerdasan interpersonal subjek 4. e.
Analisis Kualitatif Subjek 5 (DSA) 100
79
95
80 60
Skor Kecerdasan Interpersonal
40 20 0 Pretest
Posttest
Gambar 11. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 5 Berdasarkan gambar di atas, subjek mengalami peningkatan skor kecerdasan interpersonal yang cukup signifikan, dari skor 79 menjadi 95. Dari awal diberikan permainan tradisional gobag sodor memang subjek 5 bersikap ramah dan banyak senyum, bahkan tidak canggung kepada fasilitator dan co-fasilitator meskipun baru pertama kali kenal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
111 digilib.uns.ac.id
Pada pertemuan pertama, subjek 5 aktif mengikuti permainan dan sering menyemangati teman dalam satu kelompok agar berani memasuki kotak tanpa tersentuh oleh tim jaga. Subjek juga berusaha menggoda tim lawan untuk mengecoh agar temannya bisa memasuki kotak berikutnya. Pertemuan kedua, subjek selalu menyemangati temannya yang berada di dalam kotak agar terhindar dari sentuhan lawan. Selain itu, subjek juga ikut mengungkapkan pendapatnya dalam menyusun strategi dalam permainan. Ketika proses debriefing subjek tidak malu dan terlihat antusias ketika diberi pertanyaan oleh fasilitator. Pertemuan ketiga, subjek berperan aktif dalam kelompoknya. Subjek berani mengungkapkan pikiran dan perasaannya selama permainan serta menggoda tim jaga agar teman satu timnya dapat masuk ke dalam kotak. Selain itu, subjek berusaha memberi petunjuk kepada teman dalam satu kelompok untuk menempati posisi tertentu agar lolos dari penjagaan lawan. Tetapi subjek melakukan hal tersebut dengan emosi atau nada tinggi. Pada pertemuan keempat, subjek tetap aktif dan menyemangati teman satu kelompoknya. Tetapi, beberapa kali subjek terlihat curang dengan berada di lapangan dan mengecoh tim jaga padahal subjek sudah gugur. Pada saat debriefing subjek mengaku merasa senang mengikuti permainan gobag sodor karena mendapatkan banyak manfaat. Permainan ini membuat subjek merasa senang, semakin bersemangat dan merasa semakin lama semakin mudah bermain gobag sodor. commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f.
Analisis Kualitatif Subjek 6 (DR) 74,5
74
74 73,5
Skor Kecerdasan Interpersonal
73
73 72,5 Pretest
Posttest
Gambar 12. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 6 Gambar di atas menunjukkan adanya perubahan kecerdasan interpersonal pada subjek 6. Meskipun hanya sedikit, namun skor kecerdasan interpersonal subjek 6 mengalami peningkatan, yaitu dari skor pretest subjek 6 adalah 73 dan skor posttest subjek 6 adalah 74. Pertemuan pertama, subjek 6 cenderung diam dan enggan untuk berinteraksi dengan peneliti. Hanya ketika ditanya subjek baru mau berbicara. Meskipun ikut berperan aktif dalam kelompok, tetapi subjek hanya menuruti perintah teman seperti ketika diminta untuk menjaga garis yang ditentukan oleh temannya. Bahkan ketika debriefing dan diminta untuk sharing pendapat, subjek lebih banyak diam dan tidak menjawab pertanyaan dari fasilitator. Pertemuan kedua, subjek mengikuti permainan dengan aktif tetapi cenderung mengikuti apa yang diminta oleh teman satu kelompoknya tanpa mengeluarkan pendapat. Subjek memberi dukungan pada teman pada saat bermain, tetapi ketika ia sudah gugur subjek diam saja tanpa menyemangati temannya yang masih bermain. Pada saat debriefing subjek 6 juga diam ketika ditanya.commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada pertemuan ketiga, subjek 6 mulai mau mengungkapkan pendapatnya kepada teman satu kelompoknya. Subjek juga sesekali ikut memberikan semangat kepada temannya dengan tersenyum. Pertemuan keempat, keaktifan subjek mulai terlihat. Subjek sempat mengingatkan teman agar lebih waspada. Subjek tersenyum saat berjaga kemudian ada tim lawan yang mengecohnya dan berusaha untuk melewatinya. Ketika debriefing subjek mulai berani mengungkapkan pendapatnya dan mengaku senang bisa bermain gobag sodor. g.
Analisis Kualitatif Subjek 7 (S) 82,5
82
82 81,5
Skor Kecerdasan Interpersonal
81
81 80,5 Pretest
Posttest
Gambar 13. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 7 Subjek 7 memiliki perbedaan skor kecerdasan interpersonal yang meningkat dari skor pretest 81 menjadi skor posttest 82 seperti yang tampak pada gambar 13. Perbedaan kecerdasan interpersonal pada subjek 7 juga ditunjukkan dari hasil observasi yang dilakukan co-fasilitator. Pada pertemuan pertama subjek sudah terlihat aktif saat bermain. Subjek berteriak menyemangati teman agar tidak tersentuh oleh lawan. Subjek 7 termasuk anak yang cerewet menurut teman satu kelompoknya. Selama permainan berlangsung subjek beberapa kali berkata kasar commit to user bahkan sempat mendorong teman ketika subjek kalah.
perpustakaan.uns.ac.id
114 digilib.uns.ac.id
Pada pertemuan kedua, subjek aktif dan gesit dalam permainan. Subjek menjadi orang yang menentukan dan mengatur strategi utama dalam kelompoknya. Ketika permainan berlangsung, subjek semangat untuk memberi dukungan kepada temannya agar lolos dari penjagaan dan memberikan applause untuk teman yang berhasil lolos. Tetapi ketika subjek gugur dan tersentuh lawan maka ia ingin menendang lawan, walaupun lawannya itu perempuan. Beberapa kali subjek mengejek tim lawan dengan memanggil nama panggilan yang bukan nama aslinya. Subjek juga sering berdebat dengan teman lain dan beberapa kali memotong pembicaraan teman yang tidak sependapat dengannya. Ketika proses debriefing subjek berani berpendapat tanpa terlihat canggung. Pertemuan ketiga, di antara subjek laki-laki, subjek 7 yang paling aktif dalam bermain. Meskipun laki-laki dan teman satu kelompoknya perempuan semua, subjek terlihat aktif bahkan menjadi pengatur strategi dalam kelompok. Ketika permainan berlangsung, subjek memberi saran dan arahan gerak pada teman agar lolos dari tim jaga. Subjek termasuk pandai membaca celah sehingga dapat mengalihkan perhatian tim jaga. Tetapi meskipun sudah diingatkan, subjek beberapa kali mengejek tim lawan dengan memanggil nama panggilan yang bukan nama aslinya untuk mengecoh tim jaga. Selain itu, subjek juga bertindak curang seperti mendorong teman satu kelompok agar lolos padahal subjek sudah gugur dan mengganggu tim lawan. Ketika debriefing subjek mengungkapkan bahwa strategi untuk menang adalah dengan menggoda tim lawan. commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pertemuan keempat, subjek bergerak dengan lincah dan gesit sepanjang permainan. Subjek juga pandai mengecoh lawan dan berperan aktif sehingga sering menyumbang poin untuk kelompoknya. Subjek ikut menyusun strategi dengan membagi posisi jaga bagi anggota kelompok, memberi saran agar kelompoknya memperkuat pertahanan serta menukar posisi teman sesama penjagaan agar lawan tidak dapat lolos. Fasilitator beberapa kali mengingatkan subjek, tetapi subjek masih berkata kasar dan mendorong teman. Namun, saat debriefing subjek mengungkapkan bahwa permainan yang dimainkan tersebut seru, dan bisa lebih mendekatkan diri dengan teman-temannya. Melalui permainan gobag sodor pula subjek merasa senang dan dapat melatih untuk berpikir cepat. h.
Analisis Kualitatif Subjek 8 (T) 83 82 81 80 79 78 77 76
82
Skor Kecerdasan Interpersonal
78
Pretest
Posttest
Gambar 14. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 8 Subjek 8 mengalami peningkatan kecerdasan interpersonal. Keadaan ini terlihat dari skor kecerdasan interpersonal pada pretest yaitu 78 dan pada saat posttest 82. commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pertemuan pertama, subjek 8 terlihat aktif mengikuti permainan gobag sodor dari awal hingga akhir. Bahkan, beberapa kali subjek terlihat berteriak untuk menyemangati teman satu kelompoknya. Ketika menjadi tim jaga, subjek fokus untuk menjaga agar lawan tidak lolos meskipun telah digoda. Namun, pada pertemuan pertama ini subjek terlihat masih malu-malu ketika menjawab pertanyaan dari fasilitator debriefing. Pertemuan kelompoknya.
kedua,
Tetapi
subjek
subjek
8
jarang
ikut
berperan
aktif
mengungkapkan
ide
dalam atau
pendapatnya. Subjek hanya mengikuti kemauan teman satu kelompoknya dan fokus pada apa yang subjek kerjakan. Subjek sesekali tersenyum apabila digoda oleh tim lawan. Demikian pula pada saat debriefing, meskipun malu-malu subjek mau sharing tetapi dengan jawaban singkat. Pertemuan ketiga, hampir sama seperti pada pertemuan kedua, subjek masih sering terlihat diam dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya sendiri. Tetapi ketika debriefing subjek sudah menunjukkan antusias dalam menjawab pertanyaan dari fasilitator. Pertemuan keempat, subjek 8 terlihat lebih aktif meskipun sesekali lengah saat berjaga. Subjek jarang memberikan dukungan kepada teman sekelompoknya, bahkan subjek 8 yang justru sering disemangati oleh teman sekelompoknya agar dapat lolos dari penjagaan lawan. Namun, pada saat debriefing subjek mengaku senang dengan permainan yang dilakukan karena dapat membuat hubungan dengan teman lebih akrab.
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i.
Analisis Kualitatif Subjek 9 (AM) 95
91
90 85 80
Skor Kecerdasan Interpersonal
77
75 70 Pretest
Posttest
Gambar 15. Skor Kecerdasan Interpersonal Subjek 9 Pertemuan pertama, subjek 9 masih cenderung diam dan malumalu. Subjek cenderung menuruti perintah dari teman satu kelompok dan hanya fokus dengan tugasnya. Meskipun memiliki postur tubuh yang lebih besar dari teman-temannya tetapi subjek termasuk lincah dan sering lolos dari penjagaan, sehingga sering menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Subjek sering menyemangati teman satu kelompok agar lolos dari penjagaan sehingga nantinya subjek dapat menyusul temannya tersebut. Meskipun demikian, pada saat debriefing subjek cenderung diam dan hanya tersenyum ketika diberikan pertanyaan oleh fasilitator. Pertemuan kedua, subjek lebih aktif dalam kelompok. Subjek sering memberikan dukungan kepada temannya agar dapat memasuki kotak. Subjek sering lolos dalam penjagaan sehingga masih sering menyumbang poin. Selain itu, subjek mulai berani mengungkapkan pendapat dengan memberikan saran dan arahan gerak bagi teman agar lolos dari penjagaan lawan. Subjek juga dapat menjadi penengah ketika ada temannya yang berdebat. Namun, pada saat debriefing, subjek masih commit to user terlihat malu-malu dan belum berani mengungkapkan pendapatnya.
perpustakaan.uns.ac.id
118 digilib.uns.ac.id
Pertemuan ketiga, selain semakin aktif dalam kelompok, subjek juga pandai membaca celah untuk mengecoh lawan. Selain itu, subjek memberi saran pada temannya untuk berjaga di posisi yang tepat agar bisa menghalau tim lawan. Subjek 9 juga berusaha melerai teman dan mengingatkan teman agar tidak berdebat lagi. Ketika debriefing subjek tidak lagi malu-malu dan bersedia menjawab pertanyaan fasilitator. Pertemuan keempat, subjek terlihat semakin aktif dalam berbicara mengungkapkan ide dan perasaannya. Subjek 9 sudah mampu berbaur dengan teman yang lain. Meskipun beberapa kali diejek oleh subjek 7, subjek 9 tetap tenang dan tidak mudah terpancing emosi. Subjek bermain dengan semangat dan pandai menyusun strategi yaitu dengan memberi kode kepada teman satu kelompok agar dapat lolos dari penjagaan. Pada saat debriefing pertemuan terakhir subjek mengaku senang dapat bermain bersama teman, terlebih karena dapat menjadi bagian dalam kemenangan kelompoknya. Selain itu, subjek mengaku permainan yang dimainkan seru dan subjek juga dapat belajar bekerja sama dengan teman. Perubahan perilaku tersebut mendukung data pada gambar 15 yang menunjukkan peningkatan skor kecerdasan interpersonal subjek 9, yaitu skor pretest 77 menjadi skor posttest 91 sehingga skor tersebut meningkat sebesar 14 poin. Perubahan perilaku subjek 9 mendukung perubahan skor kecerdasan interpersonal yang cukup tinggi. Sehingga, menunjukkan bahwa permainan tradisional gobag sodor memberikan pengaruh yang besar pada kecerdasan interpersonal subjek 9. commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Pembahasan Kecerdasan yang dimiliki masing-masing individu berbeda. Kecerdasan yang ada pada setiap individu merupakan suatu hal yang dapat berkembang dan meningkat apabila senantiasa diasah. Menurut Cattel (dalam Azwar, 2008) kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan yang bersifat crystallized. Inteligensi crystallized dipandang sebagai endapan pengalaman yang terjadi ketika inteligensi fluid bercampur dengan inteligensi budaya. Inteligensi crystallized akan meningkat kadarnya dalam diri seseorang seiring bertambahnya pengetahuan, pengalaman dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh individu. Demikian pula, Alder (2001) mengemukakan bahwa kemampuankemampuan sosial dapat dipelajari. Sifat-sifat sosial interpersonal adalah kebiasaan-kebiasaan yang tidak tetap, sehingga kebiasaan tersebut dapat diubah dengan usaha-usaha yang dilakukan secara sadar. Dengan kata lain, seorang anak yang kecerdasan interpersonalnya rendah dapat dibantu dan dilatih sehingga dapat meningkat. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal adalah dengan menggunakan metode bermain seperti yang telah dilakukan oleh peneliti. Data screening yang diperoleh menginformasikan bahwa tingkat kecerdasan interpersonal subjek di awal penelitian berada pada kategori sedang dan tinggi. Subjek yang berada pada kategori sedang dengan jumlah 20 anak dengan skor terendah dipilih sebagai subjek penelitian yang bertujuan untuk membatasi jumlah subjek penelitian. Subjek yang telah dipilih dikelompokkan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik non-random. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
120 digilib.uns.ac.id
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, serta menguji perbedaan tingkat kecerdasan interpersonal sebelum dan setelah diberi perlakuan berupa permainan gobag sodor pada kelompok eksperimen. Hasil uji gain score antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan uji independent sample t-test pada tabel 16 menunjukkan adanya perbedaan skor kecerdasan interpersonal antara KE dan KK. Sedangkan perbedaan kecerdasan interpersonal sebelum dan setelah perlakuan pada KE diuji dengan paired sample t-test dapat dilihat pada tabel 17 yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara skor kecerdasan interpersonal sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (posttest) pada kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil uji hipotesis menyatakan bahwa permainan tradisional gobag sodor efektif untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal pada siswa SD Negeri 01 Tugu Jumantono Karanganyar. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis dengan menggunakan teknik uji independent sample t-test yang menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,802 sedangkan nilai t tabel dengan one-tailed adalah 1,746. Nilai t hitung > t tabel dengan p=0,045 (p<0,05). Hasil tersebut berarti, terdapat perbedaan skor kecerdasan interpersonal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pemberian permainan gobag sodor. Hal ini sesuai dengan penelitian Wahyuni (2009) yang membuktikan bahwa permainan gobag sodor efektif untuk meningkatkan penyesuaian sosial anak usia sekolah dasar. Aktivitas bermain mempunyai sumbangan yang positif terhadap penyesuaian sosial maupun penyesuaian diri anak, perkembangan emosi, kepribadian maupun perkembangan kognisinya. Melalui kegiatan bermain anak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
121 digilib.uns.ac.id
mendapatkan pengalaman dengan teman. Pengalaman yang diperoleh dapat membantu anak dalam melakukan penyesuaian sosial dengan teman sebaya. Selama berinteraksi dengan teman tersebut, kemampuan anak dalam berkomunikasi menjadi penting untuk dikembangkan. Komunikasi merupakan pertukaran pemikiran dan ide. Individu yang dapat berkomunikasi secara efektif memungkinkan individu tersebut dapat memberitahu orang lain mengenai apa yang diinginkan atau dibutuhkan. Individu dapat membangun hubungan yang bernilai dengan menanggapi dan berhubungan timbal balik, memahami kebutuhan terdalam, menghormati batasan-batasan dalam hubungan, mengendalikan luapan emosi, memfasilitasi pemecahan masalah, serta melihat sisi positif dalam setiap peristiwa (Yeung, 2009). Subjek dalam kelompok eksperiman menunjukkan adanya perubahan skor kecerdasan interpersonal. Subjek yang pada awal pertemuan masih malu-malu dan cenderung diam ketika diberikan pertanyaan oleh fasilitator, pada akhir pertemuan dapat berkomunikasi dengan baik, namun tidak semua subjek menunjukkan perubahan sikap yang sangat drastis. Hanya satu subjek yang mengalami penurunan skor kecerdasan interpersonal. Hal ini dimungkinkan dipengaruhi oleh faktor internal dalam diri individu, dalam hal ini termasuk minat terhadap perlakuan yang diberikan. Permainan tradisional gobag sodor dilakukan secara berkelompok memungkinkan terbentuknya dinamika sosial pada subjek. Permainan tradisional tersebut melibatkan pemain yang relatif banyak. Selain mendahulukan faktor kesenangan bersama, permainan ini juga mempunyai maksud lebih pada commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendalaman kemampuan interaksi antarpemain atau potensi interpersonal (Khasanah dkk, 2009). Hal ini sesuai dengan salah satu aspek dalam permainan tradisional gobag sodor yang diungkapkan oleh Fitriyah (2010) yaitu menuntut terjadinya komunikasi dan kerja sama yang mendukung terjadinya interaksi sosial. Dilihat dari pertemuan pertama hingga keempat, subjek yang awalnya malu-malu dan sungkan terhadap fasilitator dan co-fasilitator semakin lama semakin akrab. Bahkan hubungan antarteman diantara mereka juga terjalin lebih akrab. Subjek belajar berkomunikasi dan bekerja sama satu dengan lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa salah satu nilai positif dari permainan tradisional gobag sodor yaitu untuk meningkatkan kerja sama dengan teman (Achroni, 2012). Bermain merupakan sarana yang dapat digunakan anak untuk belajar. Karena bermain merupakan dunia anak, maka anak akan menjadi nyaman. Kemudian anak akan melakukannya berulang-ulang sehingga hal ini akan menguatkan aspek yang ingin dikembangkan (Suminar, 2012). Pada proses debriefing maupun evaluasi, semua subjek mengaku senang dapat memainkan permainan gobag sodor dan semakin lama subjek menjadi lebih gesit untuk menghindari tim lawan. Demikian juga dari hari ke hari subjek terlihat dapat menyesuaikan diri dengan kelompok masing-masing meskipun pada awalnya dari kelas yang berbeda dan tidak kenal secara dekat tetapi melalui permainan ini dapat mempererat hubungan antarsubjek. Sehingga, melalui bermain gobag sodor tersebut subjek dapat mengasah kemampuan sosialnya dalam memahami teman, berkomunikasi dengan teman maupun mengungkapkan perasaannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
123 digilib.uns.ac.id
Hal ini didukung oleh penelitian Siagawati, dkk (2007) bahwa permainan gobag sodor memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya, seperti aspek jasmani, aspek psikologis, dan aspek sosial. Transfer nilai tersebut dapat terjadi melalui berbagai cara. Melalui permainan tradisional gobag sodor yang dilakukan dalam penelitian ini transfer nilai dapat terjadi melalui penghayatan langsung oleh subjek kelompok eksperimen dari pengalamannya bermain dan pembiasaan aturan dalam permainan tradisional gobag sodor. Pelaksanaan permainan tradisional gobag sodor tergolong lancar karena didukung oleh beberapa pihak, fasilitator dan co-fasilitator, serta modul yang disusun oleh peneliti untuk mempermudah fasilitator dan co-fasilitator dalam merancang setiap pertemuan. Permainan gobag sodor memiliki peraturan yang mudah dimengerti sehingga permainan ini mudah untuk dilakukan. Peralatan untuk bermain gobag sodor juga mudah ditemukan sehingga tergolong permainan yang mudah dimainkan tanpa memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan. Selain itu, kelebihan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk melestarikan permainan-permainan tradisional, khususnya permainan tradisional gobag sodor yang sudah mulai jarang dimainkan oleh anak. Kendala yang ditemui dalam penelitian adalah penentuan jadwal pemberian perlakuan karena harus menyesuaikan dengan jadwal akademik dari sekolah. Karena terpatok oleh jadwal akademik pula peneliti tidak dapat melakukan wawancara sebagai evaluasi, sehingga tidak dilakukannya pemantauan setelah perlakuan berakhir tersebut merupakan keterbatasan dari penelitian ini. commit to user