/
MASALAH BANGUNAN PENYELIDIKAN · Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya & REGIONAL CENTRE FOR RESEARCH., ON HUMAN SETTLEMENTS .fl..~ United N . a t i o n s . ' ~~x ~ DIREKTORAT
conomic and
Social
Commission
For Asia and
The Pasific ( ESCAP )
RCRHS WORKING PAPER
~
alan Tamansari 84 (Tromol pos 15)-Bandung, Indonesia-Phone: 81082-81083-Cable: REHOCE Telex number: 28327 DBA BD lA •
.r .
No. I84/I00/7IOBa
('
•
/
GEDUNG BERTINGKAT TINGGI PRINSIP-PRINSIP DASARNYA
~JRSUS
SINGKAT TEKNOLOGI GEMPA
BAB V
'
iTAKAAN TBANG l ek erjaa n umum
G, OKTOBER 1980. I,
0
27
}
BAB
V
.;;;G.:E;:;.DUN=G;;..._;B;;.:E:.:RI'=I;.;,;N;.;:;G.;.;K_A.:.T_T;;.;I:;:N.;.;G;;.;:G::..::I;:_~-=-P=RINS IP- PRINS IP
5.1.
DASARNYA
Perbedaan antara bangunan bertingkat tinggi dan bangunan bertingkat satu
* Bangunan bertingkat tinggi
j :tuh lebih berat dari pada bangunan
bertingkat satu, berarti bah1va t:ntuk bangunan bertingkat tinggi gaya inersia (lihat pasal 2.1.) al
* Hakin tinggi bangunan, peristiwa "guling 11 (overturning) akibat gempa, akan semakin besar.
Efek guling ini disebabkan oleh letak titik
pusat gravitasi dan titik pusat inersia (geser) gedung.
Umumnya titik
pusat gravi tasi terletak pada -~ tinggi bangunan, dan titik pusat geser 2/3 dari tinggi bangunan, sehingga semahin tinggi suatu bangunan herga momen guling pada dasar bangunan semakin besar, yang besarnya kurang lebih sama dengan bradrat dari tinggi bangunan tersebut.
* Amplikasi dinamis yang timbul akibat adanya efek getaran bangunan.
Sebagai contoh ( gambar 5.2.) suatu sifat goncangan gElmpa yang
harmonis ( hal yang jarang terjadi ) •·Jaktu getar gelombang harmoni sama dengan
Tg.
+iap-tiap bangunan bertingkat tinggi mempunyai suatu harga wak:
tu getar tertentu dan tergantung pada 1). banyaknya tingkat bangunan atau jumlah tinggi bangunan
2). type struktur tertentu ( lihat pasal 3.2. ). Rumus untuk menentukan
~,raktu
getar
Untuk struktur rangka kosong 3
T = 0,085 H4
untuk bahan baja struktur
3
T = 0,06 H4
- untuk bahan beton bertulang
• Untuk type-type struktur lain :
di mana
H = jumlah tinggi struhtur dalam meter. D' = jumlah panjang struhtur yang sedang dipertimbangkan
dasar
dalam arah gempa
dalam meter ).
N. I. :
...N_.K...._=_(_._-'_._·.~
I
'-<--·-~-1_2_j
- 2 -
Ambil T = h.s.rga wahtu getar gedrmg.
Apabila wal
Tg, akan timbul resonansi di m~ma amphitude getaran sangat besar tsrhadap bangunan. Umurrmya sifat goncangan gempa sembar<>ng, Sc~hingga pc.rameter vmktu getar bangunan adale.h penting sekali. Gambar :.;.2 .b, menjelaskan hubungan antara '1-ra:ktu getar goncang<m t:mah dan t·Jal
li. Dan pernah kita lihat dalam Gambar 3.h.(b), harga beban/muatan kerja akibat gempa merupakan fungsi daripada waktu getar bangunan. 5.2. Sendi plastis dan filsafat
'Capaci~esign'
Pasal 2.3. dan filsafat dasar Applied Technology Council, Amerika Serikat, menyatakan bahtJa kekuatan gempa yang dialami ol,ah sebuah bangunan dapat melampaui kekuatan elstis bangunan tersebut. Dan juga, tiap-tiap detail strulri beton bertulang, kurang mampu memikul tekan dan geser sehingga bahan bersifat agak getas. Tetapi, lentur dapat tidak getas apaContoh
bila ada tulangan kedua yang disebut tulangan batas ( tulangen confine ment ) yang dapat menahan 'peletus n' beton. Tulangan batas selain dapat menghindarkan tekuk pada tulangan tEkan, juga harus dapat mennhan di mana timbul momen lentur.
Kita
J-
arus menjamin
b<'h~ra
geser
kegegalan lentur
terjadi lebih dahulu daripada kegagalan geser. Gambar 5.3. menjelashan h2l-hal tadi secara herturut-turut. Gambar 5.3.(a) melukiskan proses pembebanan suatu 'free body' pacta rangka kosong beton bertulang. Akibat bebRn gempa pada suatu saat, pada tiaptiap tumpuan balok akan -~,-,,rjadi gaya geser P dan momen lentur ~~
yang
menimbulkan adanya retak-retak pada beton seperti terlihat pacta gambar 5.3.(a). Berhubung beban gempa bekerja bolak-balik, maka keadaan retak timbul kebalikan dari gambar 5.3.(a) tersebut. Dalam Gambar 5.3.(b), kite mem-plot kenaikan harga momen lentur maupun harga gaya geser pada tumpuan balok. i1da dua kemungkinan yang masing-masing dilukiskan dalam Gambar 5.3.(b) (i) dan (ii). Pada Gambar 5.3.(b) (i) terlihat bahwa kekuatan momen lentur lebih besar daripada kekuatan geser balok ; dengan kate lain, kegagalan geser akan terjadi
- 3 lebih dahulu daripada kegagalan lentur. Dalam hal gambar
(i)
ini, terjadi
Sebaliknya, dal'lm Garrbar (ii), terdapat tulaLgan 'con -
kegagalan gstas.
finement 1 dan tulangan geser yang 1ebih banyah ; karen!'.l i tu, kegagalan f ~jadi
geser tidak dapat terjadi sebelum
kegagalan lentur.
Dalam
hal
ini tumpuan balok tidak pat2h ; ber
1
kenyal 1
(
'ductile' ).
Marilah ki ta lebih membahas keada<'n momen lentur balok pacta tum puan.
Untuk mencap2i keadaan kenyal keku2tan gesar bnlok harus melebihi
gaya geser yang terjadi .pacta saat morr.en lentur maksimum.
Homen lentur ter-
sebut pasti lebih besar daripada momen lentur yang teoritis ( yaitu yang sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia ) , akibatnya actanya faktor-faktor keamanan dalam peraturan tersebut. Perlu ditegashan bah'!-72 cara kekuate.n batas (
1
ul timate strength 1
)
he.rus digunakan dalam perencanaan
bangunan tahan gempa (lihat Bab 12, PBI ) • : Ini disebabk:m Per hi tung an cara-n
tidak berlaku untuk keadaan
1
non-linier 1 ctalam penampang
be ton
bertulang ( Bab II. PBI ) ; sehingga momen plastis tidak ctapat langsung diperoleh dari perhitungan momen elastis.
Sebaliknya, momen sendi (li-
hat Gambar 5.3.(c) dianggap sama dengan 1,2 x momen batas. Dan juga~ aki-: bat peristiwa 'strain-hardening 1
'kekerasan regangan 1 ) , harga
(
momen
plastis maksimum yang ter j adi dianggap leb ih besar lagi yai tu sama dengan
1 ,2 x momen sendi tersebut. Oler. karen!'l i tu, momen plastis yang ma}<;simum diambil sama dengan
1,44
x momen betas.
Harga momen betas itu mempengaruhi jumlah tulangan yang acta, dan selanjutnya dapat menghitung berapa kekuat:,· g'3ser yang perlu !
Qambar 5.3. (d)
memperlihatkan penentuan harga gre.dien grafik/busur momen lentur yang maksimum, yang merupakan jumle.h daripada 2 komponen, y2jtu - gradien momen akib2t terber,tuknya kedua sendi plastis, yaitu
1,2
( Mbatas + Nbatas )
2
X --~~-=L----~~~-
oersih - setengah dari herga beban gravitasi yang dipikul sebuah bRloK tertentu .1. X Q 2
u
Dalam pamba.hasan tercakup, contoh pertama mengene>.i filsaf'at pacity design 1 •
1
ca-
Tujuan utama filsa.fat ini adalah un tul<. menjamin bah,,a
sifat kegagalan bangunan selalu kenyal. Tadi, kita sudah membahas cara untuk menjamin bahwa sifat kegagalan belok tidak getas.
- 4Suatu contoh lagi mangenai
1
capncity design' yaitu menentukan harga beban
normal yang maksimum de.lam sebuah kolom untuk menjamin bahv;Ja tiap-tiap kolom tidak akan mengalami kegagalPn tekan/tskuk. Soperti dilukiskan di atas, beban normel yc:ng tarjadi sama dengan
1/2Q
u
plus jumlah
gaya
geser akibat pasangan sendi plastis ; komponen-komponen ini harus digabungkan dari semua balok dalam kedua arab yang memotong kolom tersebut dan yang di atas lokasi pcmampang/bidang mondatar kolom tertentu. Beban normal kolom adalah ju.111lah momGn yang diterima lwlom dari semua tumpuan balok yang memotong kolom tersebut pada suatu tingkat tertentu dan didistribusikan padc> kedua ujung kolom (gambar 5.3. (e)).
Kekuatan
Kekuatan geser pada tiap-tiap kolom harus melebihi momen gradein : 1 .2
2
M X
+M
bc?tas ba ta~ Hbersih
Mengen2i filsafat 'capacity design' tujuannya selain untuk mencapai sifat kegagalan bangunan selalu kenyal, juga dapat menentukan beban normal maksimum pada kolom agar kolom tidak mengalami bahaya tekan/tekuk. Gambar 5 .4. (a) meluk.iskan dua pola sendi plastis yang ekstrim dap yang mungkin dapat terjadi dalam type struktur rangka-kosong.
Khususnya
untuk bangunan bertingkat tinggi, pola sendi plastis balok lebih aman (Gambar(ii)) karena, dalam hal ini, gerakan elasto-plastis dibagi antara lebih banyak sendi plastis. Untuk menjamin kejadian pola (ii), harus dijamin bahwa masing-masing ujung kolom lebih kuat daripada tumpuan-tumpuan balok yang memotong kolom terse:J· t, seperti dilukiskan dalam Ga.mbar 5.4. ini. Dalam Gambar 5.4. (b) (i) dapat dilihat gaya-gaye. dalam ( internal forces ) yang terjadi pada lokasi pertemuan/potongan balok dengen kolom. Henurut filsafat 'capacity design', lokasi ini harus lebih kuat daripada mnsing-masing ujung balok-kolom yang memotongnya ; terutama, harus mencegah terjadinya kegagalan geser.
Henurut Gamber 5.4. (b), timbul dua komponen
gaya geser : Komponen horisontal harus dapat dipikul pasangan tulangan beugel mendatar, sedangkan beberapa tulangan tengah (
1
intermediate bnrs f
diperlukan dalam kolom; hCJl-hal ini diperjelas dalam Gambar 5.4.(b) (ii), Tulangan horisontal ini s~ing dilupakan dalam perencanann gedung-gedung di Indonesia., mungkin penempatan tulangen ini agak suli t ; namun, tulangan horisontal ini sangat panting dalam pertemuan/potongan balok-kolom.
)
55.2.1.
Qedu~g_rangka
beton diisi tembok beta
BEmtuk stru1tur ini umum dibangun di wilayah Indonesia.
Dalam
gambar 3.2., l:
Pada prin -
sipnya, f1mgsi panil dalaJr. suatu gedung bertingkat adalah sama. pi, menurut intuisi, sistem ini tida~ kenyal ( 1 ductile 1 )
•
Teta-
wngan kata
lain, meskipun banyak panil tembok pada suatu lantai runtuh akibat face load atau shear load yang besar, gedung tersebut harus masih dapat menahan goncangan gempa.
Oleh karena itu, harus dijamin bahwa sendi plas-
tis dapat terjadi pada ujung-ujung rangkanya, dalam tiap-tiap kolom atau dalam tumpuan-tumpuan balok, perlu tulangan 'confinement'
pada
lokasi tersebut.
5.3.
Ketentuan beban kerja Dala~
1
pasal 3.2., sudah dijelaskan bagaimana menentukan harga
V1 atau beban geser yang terjadi akibat gempa bumi pada dasar gedung.
Pada umumnya,
~ita
menganggap baht-; a gedung bertingkat adalah
masa sistem' ( 1 sistem massa-terpusat
1 );
1
lumped
artinya, jumlah masa gedung di-
bagi menjadi komponen Nassa yang dipusatkan pacta masing-masing lantai. Menurut intuisi, harga perpindahan masing-masing lAntai nBik secara linier dari tingkat tanah sampai lol:
Fi
F.
=
~J.
= harga
l.
l.
1tJ. h.
l. l.
2.W.h.
l. l.
5.1 .)
(Lihat Gambar di mana
=vX
beban kerja pada lantai/tingkat i berat lantai i (diukur dari tengah tinggi lantai
(i-1) sampai tengah tinggi lantai (i) ). Kemudian, kita menentukan gaya geser tiap-tiap kolom atau din ding agar supaya dapat menentukan kekuatan elemen vertikal dan juga balok-baloknya akibat be ban gempa.
Hal ini akan dibahas dalam pasal 5. 6.
Bagaimana ki tCJ. dapat men.:mtul(an harga kel akuan elemen-elem en vertikal ini ? Se benarnye., jc=n.raban tergantung pad a typa s tru}; t ur tertentu. Bile. bentuk struktur adalah rangke hosong, hita d2pPt menggunakrm carCJ Muto ; dalam hal dindingnya dindin"' ;eser beton bertulang, hcrga kekakuan dinding-dind ing geser berfungs: linier dengan luas penampang dinBila bentuk struktUl rangka diisi tembok, Mrga keka kuan relatip tergantung p2.da tinggi dan p<>njang panil tembok yang fungsinya tidak linier, seperti dilukiskan dalam Gambar t).).
ding tersebut.
5.4.
Pengaruh torsi akibat gempa bum.!,
Yang terpenting adalah la}"out elemen vertikal dalam sebuah gedung bertingkat. Gambar t).6.(a) melukiskan bagaimana peristiwa torsi dapat terjadi akibat dilanda gempa bumi bilamana layout elemen verti kal dalam suatu tingkat/lan tai tidak simetris. Titih M adalah ti tik pusat massa ; bias?nya pusot massa ini tidak begitu dipengaruhi massamassa elemen vertikal, karena i tu lokasinya diperl.draka n dekat tengah pelat lantai. Sebaliknya, lol,asi pusat keka}.uan sangat terg<mtung pada ukuran dan lokasi elemen-elem en vertikal. terhadap sumbu
Lo:kasi ini dnpat ditentukan
y
atau sumbu y d8ngan rumus yang berikut
X
=
k . • y.
k. .x. ~y
~
L.k.
~y
dan
y =
~
~X
Lk.~X
Jarak antara pusat mossa c·on pusat kekalman dalam masing-masi ng arah bernama 'eksontrisit as stPtis'. Titi¥ pusat massa adalah titik pusat restll tc:n be ban kerja ( mass a Y percep::1tan ) sedengkan titik pusa t kekakuan adalah titik resultan gaya reaksi ; oleh karena itu, eksentrisitas statis tadi adalah harga lengan momen dalam masing-mQsi ng ~rah mendc.tar. Eias<>nya, harga lengan tersebut di-amplifik 2si agar supaya termasuk pengaruh amplifilkibc: t komponen torsi dalam goncengan tanah atau elemen-elem en dalam gedung yang pengaruhnya diabaikan, mis2lnya partisi dinding yang kaku sekali sedangkan biasanya dianggap sebagai elemen non-struktu r. Oleh k2rena itu, dalam Peraturan Muatan Gempa y2ng akan datang, dua harga eksantrisit as harus dipekai dalam analisa gedung, yang berikut
1 dinamis 1
yang ekstrim
' - 7 -
\,_
=
1 , 5 e 8 + 0, 05 b
e
di mana
s
0,05 b
harga eksentrisitau statis labar gedung dalarn arah tegak lurus arah goncangan kom-
b
ponen gempa tertentu. (Gambar ).6. (b) menjalasken hal ini ) • Oleh karena itu, jumlah beban kerje dalam masing-masing arah mendatar terdiri dari dua kombinasi, yang berikut pada lokasi pusat kekakuan masing-masing l<mta:L
B
2
=
bl + b.ed2
Jadi, setiap koinbinasi terdiri dari pasangan beban plus pasangan momen kerjc. Kedua kombinasi tarsebut harus dipakai dalam analisa statis, dan masing-masing hasilnya dibandingkan satu terhedap yang lain untuk tiap - · tiap elemen struktur ; gaya elemen yang terbesar harus dapat ditahan elemen itu. DRlam h2l gedung bertingk8t rendah, ki ta boleh mengabaikan anD lisa torsi tersabut. 1-':enurut Fanual Per<:! turan IJiuatan Gempa yang baru, harga e cukup kacil dalam kadua arah mendatar, Analisa torsi cukup sulit.
s
cara perencanaannya persis sesuai 5.5. Efek
1
~~ngan
manual itu.
Soft Storey'
Pengaruh .torsi terj&di terutama akibat layout/elemen vertikal dalam suatu tingkat lantai tertentu yang tidak simetris. Tetapi, layout elemen vertikal antara tingkat lnntai yang s2tu terhadap tingkat lainnya penting juga, antc:>ra lain, ngar supaya mencegah terjadinya peristiwa yang namanya 'soft storey effect'. Qambar 5.7.(i) melukiskan hal ini. Dala.m contoh ini, lantai di bavJah gedung tidak acta dinding, sedangkan pcda tingkat lantai diatasnya acta cukup banyak panil dinding. Bilamana gedung ini dilanda gempa bumi, dapat terj&di keadaan le.bile, sepc::rti dilukiskan dalam Gambar 5.7.(ii) dan dapat menimbulkan keruntuhan gedung ini. Peristiwa ini bernama 'soft storey effect' karena jumlah kekakuan pad2 lantai bawah jauh lebih rendah dari pacta harga kekakuan le>ntai atas.
- 8 -
').4.
Kesimpule.n yang d<1p2t dite.rik de>ri pasCJl
dr>n
sebagai beriku t -
l~yout el,~men
vertikhl J 1ng l<e>ku sehr:!rusnyn. sesimetris mung-
kin - tiap-tiap el•::m.:;n vertikal >ang :Kaku seharusnyl?. diteruskan dari tingkat l2ntr.j_ yang paling tinggi untuk Glemen tersr3but sampei tingkat bP.Hah ( tingkat pondc.si ) gedung.
5.6.
Kekakuan pelat lantai dan
~n~lisa
gedung
Dalam pasal 3.2. sudah dijelcskan bvhwa
tiap-ti~p
bergantung harus kaku sekali. Tet9pi, selain untuk
pelat lantai
menghindark~n
terja-
dinya distorsi pada lantai tidal< kaku, ternya ta analisn c::tau pembngian beban kerja tidak berla.ku ku sekali. Gambe>r
S.B.
bilam~n<>..
masing-masing pelat lantc:i tidak ka-
melut.iskan hal ini ; sesuai dengan Peraturan Mu-
atan Gempa, ki ta membua t Dna lisa gedung dalem arah menda tar x dan y berturut-turut. (Analisa ini mengebaikan pangaruh torsi, dan hanya memasukkan efek pasangan beban
kerj~>
), lihat pasal
sa untuk menentukan gayn-gaya geser
dal~m
s.L.. ) cara
yang bia-
elemen-elemen vertikal adnlah
dengan menggunakan rumus seperti yang berikut N
f .. 1J
4J Fi
K •. X
.2:.J.._
. J
= gaya
di mana
£ K. J
geser yang diterima elemen vertikal
j
pada
tingket i
J:=N _.,F.
jumlah beban kerjR dari tingkat 1 sampai tingkat
i*'1 1
at.9p. K. . 1J
):
·- K j ij
=
harga kekakuan elemen
j
pada tingkat i
= jumlah harg<=t kekakuan elemen vertikal pada tingkat i.
Dalam Gamb<Jr
5.8.
dapat 1itP lihat, ada asumsi yang tersembunyi
dalam rumus tadi, yaitu harga kekal
- 9 -
5.7.
Sistem Pondasi D
3.4.
diur~ik2n
gedung bila dilanda gempo bumi.
tujurn utams sistam pondasi sebuah
S, loin dari prinsip-prinsip dasar ini,
ada dua h<"l sis tom pondasi yang lrip2de kekuRtan :ne.ksimum p"".da kolom dasar. Syarat ini l:.ntuk menjamin supay?. kerus?J.an sel2lu terjedi pada bagian struktur y<mg kelihatan dan d<1pat diperbaiki deng<m mudah.
Karena itu, sistem pondasi h<:J.rus sesuai dengan filsa-
fat capnci ty design • • Elemen-olemen vertikal harus mempunyai ike>tan ycng baik dengan pasangan balok pengikat ( 'tie-be<Jms 1 ) , untuk mencegah perpind<Jhan satu elemen vertikal terhedap yang lain (lihat pas.?l 3~4. tujuan kedua ).
Menurut Peratur<'n Mue.ten Gempe. yang baru, harga kekuatan balok-balok tersebut tidak boleh lebih kecil dari pada 11)
% dari harga beban normal yang maksimwn dalam kedua. ko-
lom yang diikat suatu balok. Gambar
5.8.
5.9.
menjelaskan kedua hal ini.
Elemen Non-struktur
De1-vas2 ini, hBrga awal elemen-olemen 1non-struktur 1 delam sebuah gedung bertingkat cullup besar dib;::,dingknn dengen jurnlah bieyP gedung tersebut, be>hkan dapet mencapai kir·::.-kirB 70 % dari jumlnh bieya keselu·ruhansartinya. biCJya be.gj_on struhtur (dinding, kolom, atap dC'n l.<>in-lain) hanya 30% de>ri biaya gedung. Oleh karjna itu, supayc: eLonomis, kita perlu melindungi komponen-kompon en non-struktur terhadap gempa bumi. Daftar yang berikut memberikan beberepa contoh komponen 1nonstruhtur1 Komponen Arsitek
Panil-panil pracetak Plaform
bergCJntung ('suspended ceiling')
Partisi dinding Rak buku Jendele dan lain-lain.
:,_ 10- \. '-
Alat Jasa Gedung
Penerangen Penyaluran air/air kotor
A.c. PerlLt _•ikan
(biC~.sa
dan
d~rura t)
Peny::chran Gas. Dalam
Per~turan
Huetan Gc:rnp:J. ynng baru, ada cara untuk menentu-
kan harga beban mendatn.r yang hc..rus de.pat ditahan masing-masin6 elemen non-s trill; tur.
Harga t<Jrsabut dipengaru.hi lohasi alemen
non-stru~,
tur
tortentu, dCJ.n juga type strul\.tur gedung. fungsi elemen non-struktur itu 'val< tu geter elemen non-strul
bobor~pa
detail hubungan sebagai con-
Harus diakui bahwa hubungan-hubunge.n seperti dilukiskan dalam gam -
bar tersebut sering sama sekali dilupakan. 5.9. Pemisahan gedung Ha.rus dijamin bahwa getaran/gerakan gedung tidak dipengaruhi /dicegah akibat adanya elemen-elemen 1on-struktur, supAyc: gedung dapat ber laku sesuai dangan asumsi perhitun~ n/analisa.
Sebagai contoh, marilah
ki ta lihat keadaan yang diluhiskan dalam Gambar 5.11 • (a).
Gedung ini se-
sungguhnya simetris, sea.nde"inya panil dinding tide.k ada .-ll€tidak simetrisan, dapat menimbulkan pengaruh torsi yang besar sekali. Tetapi,
tidak
mustahil penil tersebut sama sekali diabaike.n, sehingga besar kemunghinan gedung akan runtuh sama sekalj.• Dalam contoh sederhana ini, walaupun kite mengakui adanya eksen trisitas statis yang berharga. besar, tetapi dalam hal ini, labih mudah dan lebih baik kalau kita dapat mengabaikan maselah torsi. dapat dicapaj sendiri. ,
Tujuan tadi
kalau kita memisahhan panil dinding tersebut dari struktur
Gnmbar 5.11 • (b) menerangkan hal ini.
Keliha tan, harga
pr~misahan,
harus melebihi harga perpindahan gedung yang maksimum terjadi
dalam keadaan elasto-plastis (lihat pasal
5.2.).
Peraturan Muatan Gempa
yang baru menjelaskan bagaimana ldta memperhi tungkan harga ini.
Gambar
5.11.(c) memberi detail-detail hubungan yang dapat menjamin bahwa panil
- 11 -
dinding ini masih kuat terh"dap fe ce 1oad, te t[-lpi tidak memperbesar kekakuan gedung dalam areh gempa
y~ng
sc:j .3jar bidDngnya.
5.10. Kesimpulan Pad<J Beb ini, dapat dHerik kesimpulan bah"J.Tcl perancanaen gedung bertingkat cukup sulit, terutc>ma !:!kit.let pengaruh filsaft.
Sebenarnya, hnsil-hasil akibat analis:' untuk pembob<man gempa
bumi hanya digunakan untul<. mementul<.en banyalmya tulangan utamc::. elemen-elemen balok rangka kosong.
dalem lain
Harga-harga ke.kuetan elemen
dihitung atas dasar cap:'l city design. Dan juga,harus diakui bahwa uraian tadi egak singknt, dan mAsih timbul beberapP masalah yang belum dibahes yaitu mengenai perencanaan gedung bertingkat terhadap beben gempa bumi, nntara lain type struktur dinding geser, struktur rangba beja dRn lain sebag£.inya. tapi, diharapkan bahwa keterangan yang tadi cukup jelas untuk type struktur yang paling
urn~~
dibnngun diwilayah Indonesia.
0 ooooooo00 0 00ooooooo
Te-
type -
ieronqko( /
·•
~
L_.
re,;e;mhonoor; momer;. _,
-:c~ I
.
riedLti2q .i!erlt~/C?I.~ _f!;j/;z;)ff_Jl~de/rl!!_letj_q
tfql1Jf?qr __ .J1.1
I
·J:.
~
9
I
. '
v
ll" twoktu/
,
I
..
I·
I
K
c...o'--' /,0 'I
!.
h
(i) fe9oy.:;tbn 9e;er /yarz 9efqf) ferjodt sebe/urn momen ,e/eh clopof dicop:;1. Oleh koreno ifu, e/eroen strukit•r 101 lldoj do,;x;/ /e(eh
(,i) ~,j;n,; elemen sfruklur kuof 5f:ka!J ferhodap 90yo geJer 0/eh IY~reno ;fu_ keodoon leleh dapol dtcopo~- den90'! kfo Ioiii e/emeJ7 rfru):lur ;{]_.: .J.;er-kenya/
_-: :- _-------- -~-r--
-~-----~:r ~-
i
I
:
!Tif11Qtr 1~{~t f!Jiele'
!17/e.leh =-t.f•fllbqfq
I
1
f'lbo-ku /
"
I --~-------~t--~r-------------------~f~B~m=a*J I
1
9·
-----+-
radton
t) _&teatCJa_(l____O._q_ry_q _(J}q_f7if!7_!JC!!_3~! _ _ (!?ql<s;mum
~ I
.O,ogram vnfuk res&llaf7 momen
--
+
k'ompen It f7t er oktbaf 9empq
rr;
11-
, t
-' 'nah
:. lei" l7J-. ' ·
boo?,.~
-+,---·- --..-- --..
~ -~=j -+
--+---j -~1
l
I
_L
-r--- _ I
-..;..
I
___,,.__
-- - -_
_....,
I
I
__L
(;} teodaa n lo.S;/e
(/, ) 1./eadoo n
6a1~
(al/!ldo p_do JtYd~pb.d_i,s___yqOJ- e~/rim
- ·r; · •:
•·
~- ·- ·· · ·- -~--·
- ··
. •.__....., ,.., ..,.• ~__...
I , :-u --~ ' . . '
I
I
. •I ,
II
Ii
I : !
I \
'
I
i • . \ L_ _____ _j
JOrof 6eo;h C/Ofl9 bersedic; urrfqf
meoer/mq beu:;e/.
6-B r7'~11
~~
'~I
r--1
IMJ R-R
~
(b)Gqyq d~9dklYj(!}f'~n c/obm_fJO _m_p_Clrz -
~
----·-· -
-
·--- -.. ---
Gombar J,f
- --- -- --·----·-··----- · ·- ---------- ·--------·-·· ···-
Kef
I
-~
. ~
= (tfhlj
,//, +
Kom;;oneo
t
dimo,.,a ()( -= ko.?s/-al):
har9q f.s·b 1 . = f
met7dafar
"'- E,/t
4
Jodi, _f__ =
menim6ul!ion rola.si
.
r.· !
+K iL
lm
I
b·h-/
9edu"J
,f
\~
I'
:I II
l
!
d·
T
(fa +h'l
rr
layot.~f ~Iemen ve.rfikal 'f9 ·-kJk .simmelriJ
11
l~
•
..1,
lJ
{TJ
/·
..
I
L
I<"
89em[Xi
II
i
• .J
).J
•
__:.J
Pusal /(e~akuon/~~ofos;"
1'7-= Pu.rof mossq ·
I
-->-'
!"<-
......
•
..
•
'r
.• ....J
-.
,....
ecily "'
GetnfX1 dalam aroh .x:
Be6on forst , t'.-c. · e
B~ . ~z;
a ()
Gempo
..,
~.
By
•
'Cf '
cfqfarn
~l:x. = /,Sepr.. +QOSbl(
esx. - q as 6~
aroh !F
8e6ao forsi ""'~ · ~lx C) dan
8.J . ed2x.
tJ.
'-r
(6) /l:r6tiYfl$!-Qfl_JTXlSil1,9_l eiseolrt;gfos dtilam!) (iqm/Jq_e__ 5, ~
(ti)
Efel /.5oft _Slored!-' Gombar 57
----------·-- --~------------'----
r- -; ll' \~)
. I
~22222 z1zz:z_zzz~' ~) '1)
: lrsi /
l
6)
X -----r; I !
----L..
ly
(':1- r)
/2:>(
l(
.. "
: K.'j
.. .
.. kl'1
,
.
.
.'·/ ?._'j
. .-
-..
: kJy
,
'
" /(
'Y
T·
I· .
.
.j JJ____ ,: -
Jy
,
*_'!
.:..
~
~'.Iy
.~
..
. .
, k,'J
·~! K~'J
, K.~ . : K~y
• II
"'
'!}
~·/ 1y
•
. .
~
I'
.
.
~
~
8_y
~
~)'
..
.
"'kiOJ
" /(")
.
.. "
,
,.
.
,.
"' "
j...
fOJ
I!J
f'l_y
_f!lQ(/e{'-_y_ofu; flaa/,so 5fruf/qr_ Gombar 58 -----------,___ _
..•
!(,,
Keku ofon l-ank lxJioJ. pt=>ng 1kc,! '!9 mt/nun; _c{IO% "' f - ma11o yan9 ( !o ~~ l(!; lebtF /;esor
' I ' ,
I :
']' . I
'
(/! /~'uk
Pial
(u)
· ......
/xi;'f
J)e fa ;/IJq/JUOflflO e/efller;
_ (iclrribar S,/t)
'0n9
a;r
f-------- - - ----.---------.
r
II
-~
...
I I
I
••
•
I
• i
I
I
'·
•
~
~----
····-···-·
----~J ~
•
a +~ .' '.
(h)
R--R
'+ +-Ll r;----
-f.emboJ bafa l
~
---].·- --l---r'J/ t. -
--
L-
---
J.
_____.L_ fo
'/.
rongR O i\"et: .~ny-- _ _, /
!. .
-I
-~
Ll
~
'
j
I
~;
r·Ll •
.•
I
I
_____ ...!.J
OCI!t''J
_(Q_o[q6 _. fe.mq!!_qo__{/et/le.l? /tildt_o/ 6o--m/Jar 5 II -------------------~----
•
(c)
~ULU\. t•EUI,tSl'.\K\AN I
rUSLlTBANG ru