,/-arc),<ar7e
UPr'
PERSPEKTIFAIR DAN SUMBER DAYA AIR DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN NASIONAL YANG BERKEI.ANJUTAN MEMASUKI ABAD KE 21
Oleh:
yoy6(
Koensatwanto Inpasihardjo Biro Pengairan dan Irigasi, Bappenas
Disampaikandalam: Workshop Forum Komunikasi PengelolaanSumber Daya Air "PengelolaanSumber Daya Air Terpadu dengan PendekatanEkosistem"
I.
PENDAHULUAN
Tenfunya kita semua yang hadir di sini menyadari bahwa masalah air di hrdonesia sudah semakin memprihatinkan. Semakin seringnya masalah air dengan berbagai aspeknya muncul di media massa menunjukkan bahwa kita harus memberi perhatian yang lebih besar lagi. Lebih jauh lagi, keprihatinan pada masalah air ini bukan hanya di negara kita saja, tetapi sudah menjadi masalah internasional dan merupakan pokok bahasan dalam beberapa pertemuan internasional, seperti: Konferensi Mar del Plata (1970), Konferensi Dublin (1990), serta KTT Bumi di Rio (1992). Bahkaru Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun 1993 melalui kepufusan nomor 43 telah menetapkan tanggal 22Maret sebagai World Day for Water atau Hari Air Sedunia, yarrg juga kita peringati setiap tahun. Walaupun keberadaan air merupakan safu siklus yang berulang, kita menyadari bahwa air merupakan sumber alam yang tidak tak terbatas. Di dunia ini terdapat sekitar 1.400juta kilometer kubik air, baik yang terdapat di bumi, mauPun berbagai bentuknya dalam siklus hidrologi. Namun sebagian besar dari air tersebut (97,5%) merupakan air laut, dan hanya 2,5% yang
7f:t
berupa air tawar. Dari jumlah air tawar tersebut, sebagian besar (79%) merupakan es di kufub, dan sisanya berupa air tanah (20%) dan air permukaan (1%). Dengan gambaran tersebut, terlihat bahwa hanya sekitar 1,% dan seluruh jumlah air tawar yang dapat dengan mudah diperoleh bagi keperluan manusia. Distribusi dari air permukaan tersebut, sebagian besar terdapat di danau-danau (52%),kelembaban tanah (38%), kelembaban udara (8%),berbagaiorganisme(1%),dan sungai (1%). Dari jumlah air tawar yang tersedia, sekitar 65-73% dimanfaatkan bagi keperluan pertanian, sedang sisanya:dipakai unfuk memenuhi kebufuhan permukiman dan industri yang terus mengalami peningkatan. Masalah lain yang berkaitan denganpenyediaanair adalah tidak meratanya disfribusi air. Sebagaicontoh, indeks ketersediaanair per jumlah penduduk di Swedia adalah 10.000meter kubik air untuk tiap penduduk, di bndia 2.850 meter kubik, sedang di Saudi Arabia hanya sebesar250 meter kubik per detik. Di Indonesia sendiri, berdasarkan perhifungan pada tahun 1990, nilai tersebut adalah 18.200meter kubik dengan variasi dari 2.000 meter kubik di Jawa sampai dengansebesar540.000meter kubik di hian Jaya. II.
PERMASALAI{AN DAN TANTANGAN
Mendesaknyapenangananmasalah air di Indonesia sudah tercermin sejak awal Repelita VI, yaifu dengan ditanganinya pengairan sebagai sektor tersendiri. Rendahnya cakupan air bersih unfuk masyarakat, masih belum tertanganinya penggndalian banjir, serta semakin besarnya funfutan i'kebufuhan'"air,'ba8t...qekt9{,.!_r_rdustri d,a4 parir'visata .merupakan bebe{apq .-tiir, "i*u* :,;i*iill:.peridt; tersendiri,:.bi pihak, ,kita ,ij, F;gairan ditangani dapat melihat dan merasakan terjadinya penurunan kualitas lingkungan sumber daya air akibat perusakan kawasan lindung serta berbagai jenis pencemaranbaik yang berasal dari limbah industri maupun limbah rumah tangga. Selanjubrya apabila kita membuka kembali kesepakatan yang dihasilkan dalam KTT Bumi tahun 1992,khususnya yang menyangkut sumber daya air, kita melihat terdapat 2 sasaranprioritas dalam memasuki abad ke 2L, yaitu: (i) menjamin semuaindividu unfuk memperoleh air bersih dan sanitasi; serta (ii) menyediakan pangan bagi seluruh umat manusia dalam jumlah yang mencukupi. Walaupun tampaknya kedua sasarantersebut sangat ambisius, namun justru harus kita jadikan pemacu dalam kegiatan pengembangandan pengelolaansumber daya air. Sekarangbagaimanakeadaan sumber daya air di Indonesia sendiri dalam memasuki abad ke 21. Walaupun kita telah berhasil menurunkan tingkat perfumbuhan penduduk, namun peningkatan absolut jumlah penduduk -atau masih sangat besar. Pada akhir Repelita vI tahun 1998, jumlah penduduk diperkirakan akan sebesar 2a4,4 juta orang dan akan menjadi sekitar 258,2jutaorang pada akhir Pembangunan]angka PanjangKedua (PJP
II), atau tahun 2019. sementara ifu, cakupan air bersih yang pada akhir Repelita V baru sekitar 58% akan ditingkatkan menjadi 72% pada akhir Repelita VI dan sekitar 95% pada akhir PIP tr. Selanjutnya, itu pertumbuhan sektor industri termasuk induski pariwisata yang pada akhir Repelita V baru sekitar 50 m3/det diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 110 m3/det pada akhir RepelitavI dan menjadi sekitar 190 m3/det pada akhir plp tr. Dengan jumlah penduduk sekitar 210juta pada tahun 2000atau awal abad ke 2L, diperkirakan akan diperlukan beras sekitar M,6 |uLtaton atau padi sebesar 53,2 juta ton. Selanjuturya berdasarkan sfudi yang pernah dilakukan, diproyeksikan kebutuhan padi pada akhir PIP tr adalah sebesar66,2 juta ton. Besarnya kebufuhan tersebut akan memerlukan tambahan lahan pertanian baru yang cukup besar yaifu sekitar 1,L juta hektare. selanjutnya, untuk mendukung produksi pada lahan baru tersebut akan diperlukan tambahan penyediaanair untuk irigasi sekitar 1.100m3/ deL Pada tahun 2000,sekitar 41,,5%penduduk, atau sebesar87,2juta orang, akan bertempat tinggal di daerah perkotaan. Hal ini tenfunya kecuali akan memerlukan penyediaan air dalam jumlah besar, juga akan menimbulkan masalah Penangananlimbah di perkotaan melalui penyediaan prasarana sanitasi. Untuk memenuhi kebufuhan air bagi permukiman, baik di perkotaan mauPun di perdesaargpada akhir Repelita VI akan diperlukan tambahan penyediaan air baku sebesar 105 m3/det yang terus mlningkat menjadi sekitar550m3/det pada akhir PIP tr. masyarakdt,sesu3id.engal,, ,,,r,pt,llilpi4tr.:.19g..#.'.gr9._S:!gkag_ry.q;',akSyitas .;. peniqgkat4n pgeKp4Qmian.meniinbirlkin'dimpak pada peningkatanlimbah;'; rumah tangga. Sementara itu, semakin meningkatnya r"ktor industri juga memberikan andil yang tidak kecil dalam pencemaran badan-badan air. Belum tertangani.yu *"tulah pencemaran air secara funtas terlihat dari kondisi sungai-sungai yang mengalir di perkotaan dan daerah industri. Dapat kita bayangkan bahwa apabila hal tersebut terus berlangsung, maka dalam memasuki abad ke 21 akan semakin banyak sungai yang kehilangan fungsinya sebagai pemasok air. Keadaan tersebut, khususnya di Jawa, sangatlah mengkhawatirkan mengingat pada saat inipun ketersediaan air sudah sangat terbatas. Dari gambaran yang saya berikan tersebut, sangat jelas bahwa masalah air akan merupakan salah satu masalah yang sangat mendesak unfuk memperoleh peningkatan penanganannya dalam memasuki abad ke 21, mendatang.
m.
ISSUE SUMBER DAYA AIR DI MASA MENDATANG
Dalam penyusunanstrategi pengembangansumber daya air, landasan yang dipergunakan adalahamanatdari UUD 1945,yaifu bahwa 'bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan unfuk sebesar-besar kemakmuran rakyat'. Selanjubrya, sebagaimana telah ditetapkan dalam Repelita V{, sasaran pengembangan sumber daya air dalam PIP tr adalah terwujudnya penyediaan air yang cukup dan merata bagi kelangsungan kehidupan manusia dan keberlanjutan pembangunan di seluruh wilayah Lrdonesia, yarrg tercermin oleh tersedianya air baku yang cukup bagi setiap penduduk dan kualitas yang aman bagi kesehatan masyarakal Sasaran selanjubrya adalah terwujudnya sistem alokasi air secara efisien dan efektif serta adil, baik antarsektor, di dalam tiap-tiap sektor maupun antarwilayah sehingga akan meningkatkan produktivitas pemanfaatan sumber daya air. Sasaran lainnya adalah terpeliharanya kelestarian sumber air dan meningkabrya kualitas lingkungan hidup. Berdasarkan sasaran jangka panjang tersebut dan melihat kecenderungan dari permasalahan sumber daya air sebagaimana telah diuraikaru dalam memasuki abad ke 21 kita akan menghadapi beberapa issue sebagai berikut L. Penyediaan air bagi seluruh kehidupan dan penghidupan masyarakat Tersedianya air yang merupakan kebufuhan hakiki seluruh rakyat dalam jumlah yang mencukupi dan kualitas yang memadai akan menjadi issue utama dalam wakfu-waktu mendatang. Di samping itu, air juga difunfut tidak hanya untuk kehidupan tetapi juga untuk menunjang penghidupan masyarakat dalam benfuk penyediaan air bagi sektor-sektor pertanian, industri, pariwisata, dan sektor lain yang memerlukan. Semakin tingginya
,.' -.fu3tuta1-',.11rgy3rata!serta sqBqkin-me-ningkabryq,',kebutuhan air,untuk ,rreklor-i;-kdi::,Uint'laka' lmemerlukan:,'Ipeng.rri;^* I alokasi :ggna ;i'r,-" menghindarkan timbulnya konfl ik kepentingan antarpengguna air. Selanjutrya, struktur geografi Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau akan memerlukan penyesuaian pendekatan dalam memenuhi kebufuhan tersebuf sesuai dengan kondisinya masing-masing. Kenyataan sulitnya memenuhi kebufuhan air bagi masyarakat yang tinggal di pulaupulau kecil dan terpencil secara murah dan mudah, akan menjadi tantangandalam penyediaanair secaraadil dan merata. 2 Kelestarian sumber daya air sebagai salah safu sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia, pengelolaan sumber daya air yang menjamin kelestariannya akan menjadi issue yang menonjol. oleh karenanya diperlukan suafu sistem pengelolaan sumber daya air sedemikian rupa sehingga tanpa mengganggusiklus alamiahnya.Upaya tersebuttidak hanya dalam bentuk pengendalian atas bahan-bahanpencemar yang memasuki badan-badan air, tetapi juga dalam benfuk pengendalian pemanfaatannya. untuk itu akan diperlukan upaya-upaya perlindungan, pengawetan, serta
rehabilitasisistemsumber daya air, baik melalui upaya.strukfural maupun non-shukfural. 3. Pengembangan dan pengelolaan sumber daya air
o
Masalah pengembangandan pengelolaansumber daya air akan menjadi issue dalam,kaitan dengan semakin terbatasnya ketersediaan air serta semakin besarnya funfutan pemenuhan kebufuhan air. oleh karenanya sistem pengembangan dan pengelolaan akan difunfut unfuk lebih efisien dalam memanfaatkanair tanpa mengganggu kelestariannya. Issue ini akan terkait dengan peningkatan berbagai perangkat seperti sumber daya manusia, teknologi, serta instifusi. Di samping ifu, pendekatan dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya air harus terkait pula dengan aspek-aspek pengembangan regional, sektor-sektor lain, serta berbagai institusi yang terkait Dalam menghadapi issue-issue tersebut, kebijaksanaan pengembangan sumber daya air akan didasarkanpada beberapaprinsip sebagaiberikuh 1. Adanya suafu kebijaksanaannasional di bidang sumber daya air yang disusun secara menyelurutr, terpadu, dan lestari unfuk menunjang pencapaianpembangunannasional. 2. Perencanaan,pengembangan, dan pengelblaan sumber daya air sejauh memungkinkan akan ,didesentralisasikan ke daerah dengan '.-mfm.qe,$gbingkan"betashnw_ilayahsgngai. i
.-
,,..r :.:t
. .i.._,.-_a-.-
3. Pelayanan penyediaan air unfuk suafu keperluan akan dilimpahkan ke unit atau badan usaha yang mandiri, baik berbentuk BUMN/BUMD, usaha' swasta, atau koperasi, dengan kewenangan memungut biaya pelayanan atasjasa pelayanan yang diberikan. Selain ketiga prinsip tersebut, akan {iperlukan sebagai berikut
beberapa upaya penunjang
1. Unfuk menjamin kelestarian sumber daya air, akan diterapkan kebijaksanaan pengenaan insentif/disinsentif untuk meningkitkan efisiensi penggunaan air serta mencegah pencemaran air, yang dilaksanakan bersama-sama dengan kegiatan p.t.rut gun masyarakat kegiatan konservasi, serta perlindungan atas kualitas lingkungan sumber daya air. 2. Kegiatan pengembangan sumber daya air sejauh mungkin akan selalu dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak serta masyarakat yang akan terkait sejak tahap perencanaan, sehingga dapat diperoleh suafu rencana pengembangan yang dapat diterima masyarakat
3. Guna menjamin keberhasilan pengembangan sumber daya air, sumber daya manusia di semua tingkatan akan terus ditingkatkan sehingga dapat segera tanggap atas kebutuhan air baik di tingkat nasional maupun di masing-masing wilayah sungai.
IV.
STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR MEMASUKI ABAD KI.21.
Dari permasalahan, tantangary serta issue yang dihadapi dalam memasuki abad ke 2L, strategi dan pola pengembangan sumber daya air secara umum akan diarahkan pada n sumber dava air d n kebiiaksanaan yang terPusat secara nasional namun dalam pelaksanaannya dilakukan secara desentralisasi. Penjabaran dari strategi tersebut adalah sebagai berikut 1. Penyusunan kebijaksanaan pengembangan sumber daya air secara nasional beserta agenda aksinya.
2. Penanganan pada wilayah sungai prioritas Berdasarkan ketersediaaru kebufuhan, serta kondisi lingkungannya, dapat ditenfukan wilayah-wilayah sungai yang perlu segera ditangani pengelolaan sumber airnya. Upaya ini sudah dimulai sejak awal Repelita VI melalui pembenfukan unit pengelola air beserta kelengkapan softwme maupun hmdwme, khususnya pada wilayah sungai yang terletak di Jawa, seperti: Cisadane-Ciliwung, Cimanuk-Cisanggarung, Jrafunseluna, dan Brantas. 3. Peningkatan kewenangan unit pelayanan jasa air baku Unfuk melaksanakan penyediaan air bagi berbagai keperluan seperti air irigasi, air baku perkotaan, dan air induski, akan dikembangkan unit-unit pelayanan jasa air baku yang diberi kewenangan secara otonom, baik dalam kegiatannya maupun dari segi keuangannya. unit pelayanan tersebut dapat berupa BUMN/BUMD, usaha swasta, atau koperasi. Pengkajian atas bentuk institusi tersebut sudah dirintis sejak awal Repelita
w yang lalu diharapkan benfuk serta pola institusi tersebut dapat difinalkan sebelum Repelita Vtr. 4- Pengenaan insentif, regulasi, dan kepedulian kelestarian air
masyarakat akan
Sistem insentif/disinsentif akan dikembangkan unfuk meningkatkan efisiensi pemakaian air serta mencegah meningkatnya pencemaran air. upaya tersebut akan difunjang dengan penetapan regulasi serta peningkatan kepedulian masyarakat akan kelestarian air melalui berbagai kampanye dan penerangan melalui media massa. Kegiatan kampanye unfuk meningkatkan kepedulian masyarakat sebagaimana sudah dirintis sejak dicanangkannya Gerakan Hemat Air oleh Kepala Negara pada tahun 1994yang lalu akan ditingkatkan dan diperluas jangkauannya.
,l
5. Peningkatan informasi sumber daya air serta peningkatan dengan organisasi non-pemerintah (LSM)
kerja sama
Informasi sumber daya air akan terus dikembangkan guna menunjang berbagai kebijaksanaan dan sbategi pengembangan sumber daya air. Selanjutnya, akan dilaksanakan pula pola pendekatan partisipatif kepada masyarakat dan organisasi non-pemerintah (ISM), antara lain dalam benfuk pertukaran informasi sebelum pengambilan suafu kebijaksanaan.
5. Peningoir"t
",libe1
dayaman::ti
: :..1,,. :- - -_:l--_._..:-._.1__ =. : -: _ i_-:_ :_
' Peningkatan,sumbei daya manusia'akan terus dilanjutkan guna menjamin keberhasilan fuiuan pengembangan sumber daya air, dan antara lain akan dilaksanakan melal"i U".Uugai iegiatan monitoring,'evaluasi, penelitiarg dan pengkajian.
V:
PENUTUP
Demikianlah beberapa hal yang dapat saya sampaikan sebagai salah safu sumbangan pemikiran dalam rangka memasuki abad te jr yang akan datang. Disadari bahwa pemikiran yang disampaikan tersebut maiih bersifat global dan memerlukan penjabaran lebih lanjuL untuk itu, dalam kesempatan ini saya ingin mengajak semua peserta unfuk dapat ikut berpartisipasi dalam forum-forum diskusi yang akan segera dilaksanakan di Bappenas. Tidak berlebihan kiranya bahwa kita semua^yang hadir di sini telah memPunyai persepsi yang sama tentang kondisisumber daya air kita, serta memPunyai keprihatinan yang sama tentang kelestariannya. Oteh karenanya, dengan persamaan persepsi tersebuf saya yakin masalah sumber daya air akan dapat kita atasi, dan Insya Allah kita dapat memasuki abad ke 21 dengan kondisi sumber daya air yang lebih baik.
Daftar Pustaka:
o
1..Asian Development Bank (ADB), Towards Effective Water Policy in the Asian and Paeific Region, 1996, Proceeding of the Regional Consultation Workshop, 10-1.4May 7996. 2. Direktorat ]enderal Pengairan, Dep. FU, The Study for Formulation of Irrigation Development Program in the Republic of Lrdonesia, 7993, ExecutiveSummary J . Food and Agriculture Organization of the United Nations, Food for All, 1996,Publicationfor World Food Summit A a. The World Bank, Indonesia: Environment and Developmenf 1.994, ExecutiveSummary. 5 . water sector Technical Cooperation Fund Proiect (WSTCF), Integrated Development and Managementof Water Resourcesfor SustainableUse in brdonesia,1993,Froceedingof the Internationalseminar, october 1992.