Jurrnal Pendidikaan Sains e-Penssa. Volume 022 Nomor 01 Tahun 2014, 688-77. ISSN: 2252-7710
I IMPLEMEN NTASI MOD DEL PEMBE ELAJARAN N 7E DALAM M IPA TERP PADU TE EMA ENER RGI BIOMAS SSA TERHA ADAP KETE ERAMPILA AN PROSES SAINS DAN HASIIL BELAJAR R SISWA KE ELAS VIII S SMP Nurha aningtyas Agu ustin1), Waho ono Widodo2)), dan Ahma ad Qosyim3) 1)
Mahasiswa M S1 Program P Studi Pendidikan Saains FMIPA UNESA. U E-maill: nurhaning@y ymail.com 2) 2 Dosen Prog gram Studi Pen ndidikan Sains FMIPA UNES SA. E-mail:
[email protected] 3) Dosen Pro ogram Studi Peendidikan Sain ns FMIPA UNE ESA.
A Abstrak Penelitiaan ini bertujuan n untuk mendeskkripsikan keterllaksanaan pembbelajaran, peninngkatan keteram mpilan proses sains, hasil h belajar siiswa, dan resp pon siswa denggan menggunaakan model peembelajaran 7E E dalam IPA Terpaduu tema Energi Biomassa di kelas k VIII SM MP. Penelitian ini i merupakan penelitian Tru ue Experimen Design.. Populasi peneelitian ini adalaah seluruh sisw wa kelas VIII SMP S Negeri 2 K Krian Sidoarjoo tahun ajaran 2013/20 014 yang terdiiri dari 8 kelaas. Sampel yanng digunakan dalam penelitiian ini adalah kelas VIII-E sebagaii kelas eksperiimen dan kelas VIII-F sebaggai kelas konttrol. Data padaa penelitian inni adalah data berupa hasil h pre test dan post test keterampilan pproses sains dan n hasil belajar, data observasi keterampilan proses sains dan angkket respon sisw wa. Sampel berdistribusi b no ormal dan hoomogen. Hasil perhitungan mpilan proses sains siswa yyang diajarkan dengan modeel pembelajaraan 7E terjadi menunjukkan keteram peningkkatan tinggi yang y signifikaan sebesar 0,773 tetapi belu um tercapai kketuntasan seccara klasikal. Sedangkkan hasil belajjar terjadi peniingkatan 0,74 dan sudah terccapai dengan ppresentase ketu untasan 97%. Pengujiian hipotesis teerhadap hasil beelajar siswa denngan uji-t satu pihak dan duaa pihak diperoleeh thitung > ttabel. Model pembelajaran 7E mendapat respon yang ppositif dari sisswa. Hal ini m menunjukkan bahwa b model m IPA Terpaduu tema Energi B Biomassa dapat meningkatkan keterampilan prrose sains dan pembelaajaran 7E dalam hasil bellajar siswa. Kata ku unci: Learningg Cycle 7E, IPA A terpadu, keteerampilan prosees sains, hasil bbelajar, Energi Biomassa.
Abstract This reesearch intent to describe peerformed learnning, skill steep-up processes science, studdents learned result, and a student ressponse by use of o learning moodel 7E in intreegated sciencees theme Biom massa's energy class VIII V SMP. Thiis research con nstitute True Experiment E Design. This obsservational poppulation is all class VIII V SMPN 2 Krian K Sidoarjo school years 22013 / 2014 onnes consisting of 8 classes. Sample S that is utilizedd in this researcch is class VIIII-E as class of experiment annd class VIII-F as class of conntrol. Data on observaational it is datta as yielding as pre-test andd post-test sk kill processes sscience and stu udying result, skill ob bservation datta processes science and student s responnse questionnnaire. Sample gets normal distribu ution and homoogeneous. Ressult arithmeticiing to point ou ut science proccess skill chasttened student with leearning model 7E tall incrreasing happenning signifikann's one as bigg as 0,73 but was reached klasikall's ala thoroug ghness. Mean nwhile studyinng result happpens step-up 00,74 and weree reached by presentaase thoroughneess 97 %. Hyppthosts Testinggs to usufruct student s studyinng by tests t onne parties and two parrty be gotten thitung> t tabel. It I points out tthat learning model m 7E inn integrated sciences theme Biomasssa's energy can c increase prose's p skill science and stud dent studying result. Learninng model 7E getting positive responnse of student. Keyword: Learning 7E, 7 Integrated Sciences, skilll processes sciience, learned result, r Biomassa's energy.
PENDAHUL P LUAN Menurut M UU Nomor N 20 Taahun 2003 Passal 1 Ayat (199), kurikulum k merupakan m seperangkat rencana daan pengaturan p meengenai tujuan, isi dan bahan n pelajaran sertta cara c yang digunakan sebagaai penyelenggaaraan kegiataan pembelajaran p untuk men ncapai tujuan pembelajaraan tertentu. t Kurikulum m Tingkat Satu uan Pendidikann (KTSP) 20066 mengharuskan m n Ilmu Pengetaahuan Alam (IIPA) diajarkann 68
secara terrpadu dan utuuh. Hal senadaa juga di ungkkapkan oleh Baadan Standar Nasional Peendidikan (BSNP). Pembelajjaran terpadu dalam d IPA dappat dikemas dengan d tema atau u topik tentangg suatu wacanna yang dibahaas dari berbagai sudut pandanng atau disiplinn ilmu yang m mudah dipahamii dan dikenal peserta didik. Padaa faktanya, maasih banyak sekolah yang bbelum mengajarrkan pembelajaaran IPA Terp padu. Menurutt hasil observasii di SMP Negeeri 2 Krian Sidooarjo, pembelaajaran
Implemen ntasi Model Pem mbelajaran 7E Dalam IPA Teerpadu Tema E Energi Biomasssa
IPA I di sekolah h tersebut belu um diajarkan secara s terpaduu. Salah satu pennyebabnya, gu uru IPA di seekolah tersebuut memiliki m keterrampilan pada bidang b IPA seccara terpisah. Ilmu Penggetahuan Alam m (IPA) berkaitaan dengan caraa mencari m tahu tentang t alam secara s sistemattis, penguasaann kumpulan k pen ngetahuan yangg berupa fakta--fakta, konsep-konsep, k prinsip p-prinsip dan juga j merupakaan suatu prosess penemuan p sehhingga sangaat penting unntuk dipelajarri (Depdiknas, ( 2006:5). Pada kenyataannya, k masih banyakk siswa yang meenganggap IPA A sebagai mata pelajaran yangg sulit. Hal ini dibuktikan dengan hasill belajar yangg diperoleh d sisw wa masih bannyak yang belum mencapaai Kriteria K Ketu untasan Miniimal (KKM) yang telahh ditetapkan d di sekolah. s Selain itu u juga dapat diketahui d melallui penyebarann angket a pra-peenelitian dengan mengambiil sampel 1000 siswa yang teerdiri dari kelaas VII, VIII dan d IX kepadaa siswa di SMP P Negeri 2 Krrian Sidoarjo, diperoleh dataa bahwa b siswa menganggap IPA adalah pelajaran p yangg sulit (81%). Alasannya karena k mata pelajaran p IPA A dianggap d mem miliki banyak hafalan h (18%), serta memilikki banyak b hitungaan (44%), dan cara meneranggkan guru yangg kurang k menariik (38% ). Dari uraiaan tersebut daapat disimpulkkan bahwa haal penting p dalam suatu pembelaajaran terutamaa pembelajarann IPA I adalah proses p pembelaajaran. Dalam m pembelajarann IPA I proses lebbih diutamakan n dari pada hassil, hal ini akann menunjukkan m bahwa prosses akan meenjadi ukurann terhadap t keb berhasilan dalam d pencaapaian tujuann pembelajaran p karena dengaan keterampilaan prose sainss siswa mampu mengkontruk ksi pengetahuaannya sehinggaa lebih l dapat memahami apa yang dipelajari d dann merupakan m m modal utama yang menunj njang terhadapp penguasaan p konsep k IPA. Melalui pembbelajaran IPA A Terpadu T peserrta didik diharaapkan akan lebbih termotivasi dalam d belajar karena k merekaa merasa bahwaa pembelajarann itu i bermakna baginya bila mereka m berhassil menerapkann apa a yang telaah dipelajari. Pembelajaran IPA Terpaduu dapat d memperm mudah dan meemotivasi peseerta didik untukk mengenal, m m menerima, m menyerap, dann memaham mi keterkaitan k ataau hubungan antara konsepp pengetahuann yang y telah diipadukan dalaam suatu tem ma (Depdiknass, 2006: 2 9). m teema, perlu memperhatikan m n Dalam menentukan beberapa b hal, yaitu: relevannsi tema dengan kompetensi dasar d yang dip padukan, tema yang dipilih merupakan m isuisu i yang aktuual, menarik, dan d kontekstuaal (Depdiknass, 2006: 2 19). Peneliti memilih m temaa Energi Biom massa dengann memadukan m b beberapa Stanndar Kompeteensi (SK) dann Kompetensi K D Dasar (KD). Tema T tersebut dipilih karenaa merupakan m isu u aktual yang g sedang dialam mi oleh negaraa
dan duniaa sebagai alternnatif penggantti kelangkaan energi e di dunia untuk u masa meendatang. Dalaam pembelajann IPA banyak menemui berrbagai kendala seperti s siswa kkurang termottivasi untuk beelajar. Sehinggaa siswa cepat m merasa jenuh daan bosan, kuranngnya kesempattan siswa untuuk terlibat akttif dan membaangun pengetahuuannya yangg menyebabkaan proses bbelajar mengajarr mengajar cennderung pasiff dan membosankan yang padda akhirnya akan a mempenggaruhi hasil bbelajar siswa. Ting gkat keberhasillan belajar meengajar dipenggaruhi beberapa faktor salah saatunya adalah model m pembelajaran yang diggunakan olehh guru dalam m kegiatan bbelajar mengajarr. Model pem mbelajaran merrupakan salahh satu komponeen yang pennting dan sangat s menenntukan keberhasiilan proses beelajar mengajaar. Pemilihan model m pembelajaran sangatlahh penting gun na mencapai tujuan t pembelajaran. Pembellajaran yang dapat melattihkan keteramppilan proses sains pem mbelajaran dengan d pendekatan konstruktivis. Melaalui pembelajaaran konstruktiivisme siswa belajar b secara akktif dan dapat mengaitkan informasi i yangg baru dengan skema yangg telah dim miliki sebelum mnya. melalui pembelajaaran kontrukktivis, Diharapkkan pengetahuuan yang diimiliki siswa sangat berm makna, relevan dan membeerikan kesemp patan bagi siswa bagaiman na cara siswa bbertindak serta berfikir. Salahh satu model pembelajaran konstruktivis yang membuatt siswa secara aktif membangun m ssendiri pengetahuuan dan terpuusat pada siswaa (student-centered) adalah model m Learningg Cycle. Moddel Learning Cycle adalah model m pembelaajaran konstruk ktivis (Carin, 1993: 87), yaitu u siswa belajarr secara aktif, informasi i yangg baru dikaitkann dengan skemaa yang telah dimiliki siswa. Berddasarkan uraiann diatas tujuan dalam penelitiian ini adalah mendeskripsika m an keterlaksan naan pembelaajaran, mendeskrripsikan keteerampilan prooses sains siswa, s ketuntasaanhasil belajar siswa, dan reespon siswa terrhadap kegiatan belajar menggajar dengan menerapkan model m pembelajaran 7E dalaam IPA Terrpadu tema Energi E Biomassaa di SMP Negeeri 2 Krian Sidooarjo. DE METOD Penelitian n ini merupaakan penelitiann True Experriment Design dengan d rancanggan Control Group G Pre Testt Post Test Desiign. Penelitian dilakukan di SMPN S 2 Kriann pada tanggal 4 November-144 November 2013. 2 Populasii yang digunakaan adalah seluruuh siswa kelass VIII SMP Neegeri 2 Krian Siddoarjo dengann jumlah 288 siswa. Subjekk yang digunakaan dalam penellitian adalah kelas k VIII-E seebagai kelas ekssperimen dan kkelas VIII-F seebagai kelas kontrol k dengan juumlah siswa m masing-masing kelas k 36 siswa.
Jurrnal Pendidikaan Sains e-Penssa. Volume 022 Nomor 01 Tahun 2014, 688-77. ISSN: 2252-7710
Data padaa penelitian inii adalah data berupa b hasil pree test t dan post teest keterampilann proses sains dan d hasil belajarr, data d observasi keterampilan proses sains, leembar penilaiann afektif a dan psikkomotor siswa, serta s angket resp pon siswa. Teknik annalisis data yan ng digunakan adalah analisiss deskriptif d beru upa uji Gain Score S dan anallisis inferensiaal berupa b uji norrmalitas, hom mogenitas untukk hasil pre-test dan d uji-t dua pihak p serta uji--t satu pihak untuk u hasil post test. t
Tabel 4.2 2 Rata-Ratta Pengamatann Keterampilann Proses Sains Kelas K Eksperimeen dan Kelas Kontrol K Keterampilan Proses Sains Keelas
Analisis A keterrlaksanaan pem mbelajaran Keterlaksanaan K n pembelajaran n diamati oleh dua pengamatt, satu pengamatt dari guru bidaang studi IPA di SMP Negerri 2 Krian Sidoarjo dan satuu pengamat dari mahasiswaa sains. Perhittungan skor rata-rata keterlaksanaann pembelajaran p d kriteria dap dan pat dilihat padaa Tabel 4.1. Tabeel 4.1 Skor Ratta-Rata Keterlaaksanaan Pemb belajaran
3 4
Aspek yang y diamati Persiapaan Fase dalam modeel pembelaajaran Learninng Cycle 7E E Pengelollaan waktu Suasana kelas Ratta-rata
Penilaian 4 3,5
Kategori Sangat baik Sangat baik
3,7 3,3 3,6
Sangat baik Baik Sangat baik
Men ngkomunikasikan n
Keelas Ekspeerimen
552
64
Kelas Kontrol K
550
52
Seelain pengamaatan keteramppilan proses sains siswa, un ntuk mengukurr keterampilan n proses sains siswa menggunnakan penilaiann tes keteram mpilan proses sains, keteramppilan proses yaang diukur an ntara lain meeliputi keteramppilan mempreediksi, meruumuskan maasalah, membuatt hipotesis, menganalisa,, mengidentiifikasi variabel dan menyim mpulkan. Hasil tes keteram mpilan proses siiswa kelas ekssperimen (VIIII-E) disajikann pada Tabel 4.33. Tabel 4.3 Nilai Keterampilan K P Proses Sains Kelas K Eksperim men
HASIL H DAN PEMBAHAS SAN
No 1 2
Menggamati
No 1 2 3
Kategorri Tinggi Sedang Rendah
Jumlah Siswa 21 14 -
Beerdasarkan Tabel 4.3 diperoleh hasil perhitunggan menggunaakan Gain Scoore untuk tiap siswa dengan kategori k yang dikemukakan oleh Hake (19999:1) diperoleh h dari 35 jumlaah siswa kelas eksperimen e (V VIII-E) didapatkaan 21 siswa memperoleh nilai perhituungan 0,70
Berdasarkkan Tabel 4.1 dikettahui bahwaa keterlaksanaan k n pembelajaaran yang dilakukan olehh peneliti p padaa kelas eksperimen (VIII-E) dengann model pem menggunakan m mbelajaran 7E E dalam IPA A Terpadu T tem ma Energi Biomassa B dappat dikatakann terlaksana t sem mua. Adapun skor rata-rataa yang palingg rendah r adalah pada tahap suaasana kelas dann skor rata-rataa yang y paling tiinggi adalah pada p tahap perrsiapan. Secaraa keseluruhan, k skor s keterlaksaanaan sebesar 3,60 termasukk dalam d kategorri sangat baikk dengan tingkat reliabilitass 0,86. 0 Analisis A Keterrampilan Prosses Sains Instrumen I k keterampilan p proses sains siswa berupaa lembar l non tess dan tes. Lem mbar non tes berupa b lembarr pengamatan p k keterampilan p proses sains dan d lembar tess berupa b penilaian keterampilaan proses sainss. Pada lembarr pengamatan p keterampilan k proses sains, keterampilann proses p yang diukur d meliputti keterampilaan mengamatti dan d keterampillan mengkomuunikasikan. Hasil pengamatann keterampilan k p proses sains dissajikan pada Taabel 4.2.
70
Implemen ntasi Model Pem mbelajaran 7E Dalam IPA Teerpadu Tema E Energi Biomasssa
Tabeel 4.4 Peningkkatan Keteramp pilan Proses Saains Kelas Ekspeerimen Keterampilann proses sains
Nilai kelas Ek ksperimen Pre-test Post-test
Gaain Sco ore
Kriteria
K1 K2 K3 K4 K5
18 13 11 5 9
74 71 86 96 71
0,669 0,667 0,884 0,995 0,668
Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang
K6
17
70
0,664
Sedang
*Keterangann : K1 = Memprrediksi K2 = Merum muskan Masalah h K3 = Merum muskan Hipotessis K4 = Mengid dentifikasi Varriabel K5 = Mengaanalisa K6 = Menyim mpulkan
Peningkatan K Keterampilan Prooses Sains
60,00% 40,00%
*Keteran ngan : K1 = Mem mprediksi K2 = Merrumuskan Massalah K3 = Merrumuskan Hipootesis
KELAS EKSPERIMEN
20,00%
5 peningkatann keterampilann Berdasarkkan Tabel 4.5 proses p sains pada p kelas konntrol dengan menggunakann analisis a Gain Score yang teelah dikemukakkan oleh Hakee (1991: ( 1). Secara umum pad da kelas kontrool peningkatann keterampilan k p proses sains seebesar 0,36 deengan kategorri sedang. Untukk ketuntasan individu i sebannyak 35 siswaa tidak t tuntas. Siswa tidak k tuntas karenna nilai yangg diperoleh d dibaawah KKM (K Kriteria Ketunttasan Minimal)) yang y telah ditentukan seko olah, yakni ≥775. Sedangkann untuk u ketuntassan klasikal ketterampilan pro oses sains siswaa kelas k eksperim men (VIII-E)) belum terrcapai dengann persentase p 0%. Untuk penningkatan keteerampilan prosees sains terkait dengan d indikattor keterampilaan proses sainss yang terdapaat pada p soal yangg telah di ujikan n disajikan padda tabel 4.6. Tabeel 4.6 Peningkatan Keterampilan Proses Sains Kelas K Kontrol Nilai kelas Koontrol Pre-test Poost-test 19 29 13 46 14 41 4 55 9 46 15 48
Berddasarkan Tabbel 4.6 peninggkatan paling tinggi yaitu keterampilan menggidentifikasi vaariabel sebesarr 0,53 dan keteraampilan proses sains palling rendah aadalah keterampilaan mempreddiksi sebesaar 0,11. Addapun perbedaan peningkatan keterampilan proses sains antara kelas ekspeerimen dan keelas kontrol disajikan pada G Grafik 4.1.
80,00%
Sedangkan n nilai keteram mpilan proses saains pada kelass kontrol k disajik kan pada tabel 4.5 4 Tabeel 4.5 Niai Keteerampilan Prosses Sains Kelass Kontrol No K Kategori Jumlah Siiswa 1 Tingggi 2 Sedaang 22 3 Rendah 13
Keterampilan K proses sains K1 K2 K3 K4 K5 K6
K4 = Mengidentiffikasi Variabel K5 = Menganalisaa K6 = Menyimpulkkan
Gainnscorre 0,111 0,388 0,311 0,533 0,411 0,399
Kriteria Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
0,00% TINGGI SEDANG RENDAH
KELAS KONTROL
Grafiik 4.1 Peningkaatan Keterampilan Proses Saiins Beerdasarkan Graafik 4.1 peninggkatan keteram mpilan proses saains siswa kelaas eksperimen lebih baik darii pada kelas koontrol. Adapuun rata-rata peningkatan p hasil keteramppilan proses ssains siswa tiap aspek disajikan dalam Grrafik 4.2. Peningkatan K Keterampilan Prroses Sains
1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
Kelas Eksperi men
K1 K2 K3 K4 K5 K66
Grafiik 4.2 Peningkaatan Keterampilan Proses Saiins T Tiap Aspek Berddasarkan Grafiik 4.2 peninggkatan keteram mpilan proses saains tiap aspek pada kelas ekksperimen lebihh baik dari padaa kelas kontrol. Selannjutnya berddasarkan hassil pre-test yang diperoleh h, maka dapaat dilakukan uji normalitass dan homogennitas. Data yaang diperoleh dan sampel yang digunakaan berdistribusii normal dan keelas yang diguunakan homogenn. Selannjutnya karenaa sampel berdiistribusi normaal dan homogenn maka dilakuukan analisis data d berupa uji-t dua pihak diggunakan untuk mengetahui appakah ada perbbedaan nilai rataa-rata yang dipperoleh siswa antara a kelas kontrol k dan kelass eksperimen. dan uji-t satuu pihak. Perhituungan
Jurrnal Pendidikaan Sains e-Penssa. Volume 022 Nomor 01 Tahun 2014, 688-77. ISSN: 2252-7710
dengan kategori k tinggii. Untuk ketunntasan menyaatakan bahwa seebanyak 1 sisswa tidak tunttas secara inddividu, sedangkaan 34 siswa yang lainnyaa dinyatakan sudah tuntas. Siswa S dinyatakkan tidak tuntas secara inddividu karena niilai yang mereeka peroleh maasih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan M Minimal) yang ditentukan sekkolah, s yakni ≥ 75. Sedangkann untuk ketuntasan belajar secara klasikal sudah s tercapai, karena 97 % siswa sudah tuntas secara in ndividu. Peninggkatan pada tiiap sub materii yang telah dipaahami oleh sisw wa disajikan paada Tabel 4.100. T Tabel 4.10 Peningk katan Hasil Beelajar Kognitif Tiap Sub Mateeri Subb Peniilaian Gain G Kriterria Pre-test Post-test Mateeri S Score Tinggii M1 1 99 0 0,98 34 Sedangg M2 2 70 0 0,69 4 M3 3 32 93 0 0,90 Tinggii M4 4 54 91 0 0,80 Tinggii *Keteran ngan : M1 = Pemanfaatan P b bahan organikk sebagai pennghasil energi bioomassa M2 = Maanfaat energi biiomassa M3= Proses pemerolehaan energi padaa tumbuhan hijaau M4 = Peerubahan bentuuk energi.
uji-t u dua pihaak dapat dillihat pada Laampiran. Hasil perhitungan p diisajikan pada Tabel T 4.7. Tabeel 4.7 H Hasil Analisis Uji U t Dua Pihakk Kelas thitung ttabel Eksperim men (VIII-E) 10,999 2,00 Kontrol (VIII-F) ( Berdasarkkan Tabel 4.7, diketahui d bahw wa thitung > t tabell, disimpulkan d b bahwa ada pengaruh p pen nerapan model pembelajaran p 7E terhadap keterampilan n proses sainss siswa. Sedanggkan analisis perhitungan uji-t u satu pihakk ditunjukkan d pada p lampirann dan hasil perhitungann disajikan d pada Tabel 4.8. T Tabel 4. 8 Hasil Anallisis Uji t Satu Pihak K Kelas thitung ttabel Eksperimenn (VIII-E) 10,99 1,67 Kontrol (V VIII-F) Berdasarkkan Tabel 4.8, 4 thitung > t tabel, dapaat disimpulkan d b bahwa rata- rata r nilai deng gan penerapann model m pembelajaran 7E haasil keterampiilan prosesnyaa lebih l baik. Analisis A Hasill Belajar Siswa Hasil H belajar yang y diteliti meliputi m hasil belajar b kogntiff, afektif a dan psikomotor. Untuk penillaian kognitiff menggunakan m tes kognitif yaang berupa pree-test dan post-test. t Sedangkaan untuk penillaian afektif dan d psikomotorr menggunakan m lembar observvasi yang beruppa tes kinerja.
Berddasarkan Tabell 4.10 peninggkatan hasil bbelajar paling tiinggi dalam sub materi pemanfaatan p bbahan organik sebagai s penghaasil energi bioomassa sebesarr 0,98 dan peninngkatan palingg rendah pada sub materi manfaat Sedangkan untuk energi biomassa b sebesar 0,69. perhitunggan pada kelass kontrol dapatt dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hassil Analis Gainn Score Kelas Kontrol K VIII-F F
Hasil H Belajar Kognitif Hasil H belajar siswa dari ranahh kognitif terddiri dari 25 soaal pilihan p ganda yang terbagi dalam 4 kajiian sub materri meliputi m pemaanfaatan bahan n organik sebagai penghasil energi e biomaassa, manfaat energi biom massa, prosess pemerolehan p energi e pada tum mbuhan hijau dan perubahann bentuk b energi. Hasil tes kogn nitif siswa kellas eksperimenn (VIII-E) ( disajikkan pada Tabeel 4.9. Tabeel 4.9 Hasil Anallis Gain Score Kelas Eksperim men VIII-E No Kategori Jumlah Siswa 1 Tin nggi 2 26 2 Seddang 9 3 Renndah -
No 1 2 3
Kategorri Tinggi Sedang Rendah
Ju umlah Siswa 7 24 4
Berddasarkan Tabell 4.11 diperoleeh hasil perhituungan menggunnakan analisis Gain Scor unntuk tiap sisw wa dan kategori yang y dikemukkakan oleh Haake (1991:1). Secara S umum peningkatan p haasi belajar ko ognitif siswa kelas Kontrol sebesar 0,59 dengan kategori sedang. U Untuk ketuntasaan menyatakann bahwa sebannyak 17 siswa tidak tuntas seccara individu, sedangkan 18 siswa yang laainnya dinyatakaan sudah tuntaas. Siswa dinyyatakan tidak tuntas secara inndividu karena nilai yang meereka peroleh masih di bawah h KKM yang ditentukan seekolah, yakni ≥ 75. Sedangkaan untuk kettuntasan belajjar secara kllasikal belum terrcapai, karena hanya 51,14 % siswa sudah tuntas secara individu dan kurrang dari 85% %. Peningkatann pada tiap sub materi m yang teelah dipahami oleh o siswa disaajikan pada Tab bel 4.12.
Berdasarkkan Tabel 4.9 diperoleh hassil perhitungann menggunakan m Gain Score untuk u tiap sisw wa dan kategorri yang y dikemukaakan oleh Hakke (1991: 1). Dari D 35 jumlahh siswa kelas eksperimen e (V VIII-E) didapattkan 26 siswaa diperoleh d haasil perhitunggan 0,70
Implemen ntasi Model Pem mbelajaran 7E Dalam IPA Teerpadu Tema E Energi Biomasssa
Tabeel 4.12 Peningkatan n Hasil Belajarr Kognitif Tiapp Sub Materi Pennilaian Pre- Posttest test 31 85 0 46 25 80 47 76
Sub Matteri M1 M2 M3 M4
Gain n Scoree
Kriteria
0,788 0,466 0,73 0,544
Tinggi Sedang Tinggi Sedang
*Keterangann : M1 = Pemaanfaatan bahann organik sebagai penghasil energi biomaassa M2 = Manfaaat energi biom massa M3 = Proses pemerolehan energi e pada tum mbuhan hijau M5 = Perubaahan bentuk ennergi. Berdasarkkan Tabel 4.12 peningkatan n hasil belajarr paling p tinggi dalam sub materi pemannfaatan bahann organik o sebagaai penghasil energi e biomasssa sebesar 0,788 dan d peningkatan paling rend dah pada sub materi m manfaaat energi e biomaassa sebesar 0,46. Selannjutnya untukk perbedaan p penningkatan hasiil belajar sisw wa antara kelass eksperimen e daan kelas kontrrol dapat dilihaat pada Grafikk 4.3. 4 80%
Grafik Penin ngkatan Hasil Beelajar
60% Kelas K E Eksperimen k kelas K Kontrol
40% 20% 0% T Tinggi
Sedang Rendah
Graffik 4.3 Pening gkatan Hasil Beelajar Berdasarkkan grafik 4.3 3 Peningkatann hasil belajarr siswa kelas Eksperimen E (V VIII-E) lebih baik b dari padaa kelas k Kontrol (VIII-F). Seelanjutnya berd dasarkan hasil pre-test p yangg diperoleh, maka m dapat dilakukan uji normalitas n dan n homogenitas. Hasil perhiitungan bahwaa sampel yang digunakan berdistribusi normal dann homogen. h mpel berdistribuusi normal dann Selanjutnyya karena sam homogen h makka dilakukan analisis a data beerupa uji-t duaa pihak p digunakaan untuk menggetahui apakah ada perbedaann nilai n rata-rata yang diperoleeh siswa antaraa kelas kontrol dan d kelas ekksperimen. daan uji-t satu pihak. Hasil perhitungan p diisajikan pada Tabel T 4.14. Tabeel 4.14 H Hasil Analisis Uji U t Dua Pihakk Kelas thitung ttabel Eksperimenn (VIII-E) 4 4,27 2,00 Kontrol (V VIII-F) Berdasarkkan Tabel 4.144 diketahui bahwa thitung > t , disimpulkkan bahwa adaa pengaruh pen nerapan model tabel t pembelajaran p 7E terhadap haasil belajar sisw wa. Sedangkann perhitungan p ujji-t satu pihak dapat dilihat pada p Lampirann.
Hasil perhitungan uj uji t satu pihak k ditunjukkann pada Tabel 4.1 15. Tabel 4. 15 Hasil Anaalisis Uji t Satuu Pihak Kelaas thitung ttaabel Ekspeerimen (VIII-E E) 4,27 1,67 Kontrrol (VIII-F) Berddasarkan tabel 4.15, thitungg > t tabel, dapat disimpulk kan bahwa raata- rata nilai dengan peneerapan model peembelajaran 7E E hasil belajarnnya lebih baik. Hasil Bellajar Afektif Penilaiann afektif dilakuukan oleh dua orang o pengamaat saat proses pembelajaran p berlangsung yang mencakkup 5 instrumen n. Hasil penngamatan yanng dilakukan pada lampiran 12 diperolehh kemampuan afektif siswa kelas eksperim men dan kelas kkontrol seperti Tabel 4.16. Tabel 4.16 mpuan afektif siswa s Kemam kelas ekspperimen dan Kontrol K Kemampuaan Afektif
No
Nilaai Rata-Rata Eksperiimen
Kotroll
1 2 3 4 5
A1 86 83 A2 85 82 A3 84 83 A4 81 81 A5 83 82 RATA-RATA R 83 82 *Keteerangan : A1 = Ketepatan wakktu bekerja n percobaan A2 = Partisipasi dalam diskusi dan A3 = Menyampaikaan informasi A4 = Mengajukan ppertanyaan A5 = Memberikan ppendapat Berddasarkan Tabeel 4.16 agar lebih jelas maka kemampuuan afektif sisw wa disajikan dalam d Grafik 4..4 86 8 84 8 82 8 80 8 78 7 76 7
Kemamp puan Afektif Siiswa
A1 A2 A A3 A4 A5
Kemampuan K A Afektif K Kelas E Eksperimen
Grafik 4.4 Keemampuan Afeektif Siswa Berddasarkan Grafiik 4.4 kemam mpuan afektif kelas Eksperim men lebih baik ddari pada kelass Kontrol. Hasil Bellajar Psikomootor Penilaiann psikomotor oleh dua oran ng pengamat saat proses pembelajaran p mencakup 4 instrumen. Hasil pengamattan pada sisw wa kelas Ek ksperimendan kelas Kontrol disajikan d dalam m Tabel 4.17.
Jurrnal Pendidikaan Sains e-Penssa. Volume 022 Nomor 01 Tahun 2014, 688-77. ISSN: 2252-7710
Berddasarkan Grafikk 4.6 Respon siswa s paling positif p pada pernnyataan bahwaa melalui moddel pembelajaran 7E dalam tem ma Energi Biom massa dapat memperluas m waw wasan ilmu penngetahuan yaang sebelumnnya belum mereka m ketahui. Sedangkan respon paling seedikit mereka dapat menjelaskkan konsep-koonsep materi dalam d tema Energi E Biomassaa dari kegiattan demonstraasi yang m mereka lakukan di d kelas.
Tabeel 4.17 Kemampu uan Psikomotorr Siswa Kelas Eksperimen E Nilai Rata a-Rata
Keemampuan P Psikomotor
No 1 2 3 4
Eksperimen
Kontrol
82 75
79 75
75 80
75 76
78
76
P1 P2 P3 P4 RATA--RATA
*Keterangaan : P1 = Men nyiapkan alat dan d bahan P2 = Merangkai alat dann bahan P3 = Mennggunakan alatt dan bahan P4= Mem mbersihkan dann menata mejaa kerja besertaa alat dan bahan
Pembaha asan Berdasarkkan analisis daata hasil peneliitian yang dilakkukan menunjuk kkan keterlakksanaan pem mbelajaran dengan d menggunnakan model pembelajaran p 7 dapat terlaaksana 7E semua dengan baik dengan skor rata-rata 3,6 dan tingkat reeliabilitas 0,86.. Prosees pembelajarran yang dillakukan oleh guru peneliti yang y paling tinnggi adalah asp pek persiapan. Guru peneliti memiliki persiapan dan perancangan pembelajaran sangat baik b terutama dalam menyiapkan perangkaat pembelajaraan dan meedia pembelaajaran. Perancanngan pembelajaaran yang baiik merupakan salah satu kom mpetensi yang harus dimilikii oleh seorangg guru karena daapat berpengarruh terhadap proses p pembelaajaran. Hal ini sesuai dengaan pendapat Mulyasa M (20007:75), bahwa guru harus memiliki kemampuan k d dalam pegelolaaan pembelajaraan peserta didikk yang salah saatunya adalah peerancangan pem mbelajaran. Padaa pembelajaaran di kelas Eksperimen guru peneliti melatihkan keeterampilan prroses sains kepada k d fase dengan meenggunakan model m siswa disetiap pembelajaran 7E. Karena proses pembelajaran akan berdampaak pada keterrampilan prosses sains dan hasil belajar. Hal H ini sesuai dengan pendaapat Mulyasa ((2009: 5) bahw wa guru meemegang perran utama dalam d pembang gunan pendidikkan agar terciptanya proses dan hasil peendidikan yaang berkualiitas dan peenentu keberhasiilan peserta diddik. Prosees pembelajaraan di kelas Ekksperimen dann kelas Kontrol diawali dengaan pemberian motivasi. Karena K motivasi merupakan ssalah satu koomponen terpeenting p (Slavin, 20009 : 105). Skor dalam pembelajaran pengamattan pemberiann motivasi pada p guru peeneliti sangat baaik. Siswa yanng termotivasi untuk mempeelajari proses kognitiif yang lebih tinggi sesuatu menggunakan m mempelaj ajarinya dann menyerap lebih banyak mempelaj ajari, menyerapp dan menginngat (Slavin, 2009: 106). Sehhingga keteram mpilan proses sins s dan hasil bbelajar akan menngalami peninggkatan. Sedaangkan skor paling renddah terdapat pada keterlaksanaan suasna kelas yang baik. b Sulitnyaa guru dalam mengkondisikan m n kelas. Hal ini selaras dengan d kelemahaan penggunaaan model pembelajaran 7E. Efektifitaas pembelajaraan rendah renddah jika guru kurang k
Berdasarkkan Tabel 4.117 agar lebiih jelas makaa kemampuan k p psikomotor anntara kelas ek ksperimen dann kelas k kontrol disajikan d dalam m Grafik 4.5.
Kemam mpuan Psikoomotor Siswaa 85 80 75 70 P1 P
P2
P3
P4
Kemaampuan Psiko omotor Kelass Ekspeerimen Kemaampuan Psiko omotor Kelass Kontrol
Grafik 4.5 Penilaiann Psikomotor Siswa S Berdasarkkan grafik 4.5 penilaian psikkomotor untukk kelas k Eksperim men maupun kelas Kontrool pada aspekk merangkai m alaat dan bahan serta s menggunnakan alat dann bahan b masih saangat rendah. Analisis A Angk ket Respon Sisswa Analisis A respoon siswa padaa kelas ekspeerimen dengann model m pembelajaran 7E dalaam IPA Terpaddu tema Energi Biomassa B dikaategorikan sanngat baik yangg digambarkann dalam d Grafik 4.6. 4 Gra afik Respon siswa a terhadap Penerrapan Mod del Pembelajaran 7E dalam tema Energi E Biomassa di kelas VIII-E
Jumlah Kriteria
150 100 SS 50 S 0
Grafiik 4.6 Respon n Siswa Kelas VIII-E V
74
Implemen ntasi Model Pem mbelajaran 7E Dalam IPA Teerpadu Tema E Energi Biomasssa
menguasai m materi m dan lanngkah-langkah pembelajarann (Deny, ( 2009 :225). Selanjutnyya dari analisiis keterampilaan proses sainss siswa antara kelas ekspeerimen dan kelas kontrol mengalami m pen ningkatan. Perrhitungan analiisis Gain Scoree menunjukkan m peningkatan 0,73 0 dan secarra umum rata-rata r peningkaatan keteram mpilan proses sains kelass eksperimen e t tinggi. Sedanngkan pada kelas kontrol meningkat m seebesar 0,36 dan d secara um mum rata-rataa mengalami m p peningkatan k keterampilan proses sainss sedang.Pada kedua kelas peningkatan keterampilann signifikan proses p sains pada aspekk paling mengidentifika m asi variabell. Identifikaasi variabel merupakan m keeterampilan proses p sains dengan ranahh analisis a sehinggga kemampuaan mengidentiifikasi variabel masih m dapat dilatihkan denngan mudah. Tetapi padaa dasarnya d keduua kelas telaah mengalamii peningkatann. Peningkatan P dapat disebabbkan karena kedua kelass menggunakan m kegiatan percobaan dalam d prosess dan media pembantu yang pembelajaran p g berupa LKS S (Lembar ( Keerja Siswa).. Sehingga kemampuann keterampilan k p proses sains kedua k kelas daapat meningkaat dengan d kriterria belum mencapai m ketuuntasan secaraa klasikal. k Hal ini i telah menuunjukkan bahw wa keterampilann proses p sains tiddak dapat dilattihkan dalam beberapa b waktuu saja. Tetapi haarus dilatihkann dalam prosess pembelajarann setiap waktu. Selain itu juga j kurang aktifnya a siswaa dalam d melakuukan diskusi kelompok k yangg terlihat padaa skor rata-rata keterlaksanaann pembelajaraan rendah padaa tahap t explorassi dan explainn sehingga beerdampak padaa keterampilan k proses sains siswa. Siswaa juga belum m terlatih t untuk melakukan m penngamatan. Hall ini dibuktikann nilai n pengam matan kelas Eksperimen E m maupun kelass Kontrol K rendah h. Peningkattan secara sig gnifikan dapatt terlihat padaa kelas k eksperiimen, hal in ni dikarenakan n pada kelass eksperimen e m menerapkan moodel pembelajaaran 7E yangg dapat d melatihk kan keterampilan proses saiins pada siswaa secara spesifikk dalam tahap pan-tahapan teertentu dengann berpendekatan b n kontruktiviss. Melalui pembelajarann konstruktivism k me siswa belaajar secara akktif dan dapaat mengaitkan m innformasi yangg baru dengann skema yangg telah t dimilikki sebelumny ya. Melalui pembelajarann kontruktivis, k pengetahuan p y yang dimiliki siswa sangaat bermakna, b rellevan dan meemberikan kessempatan bagi siswa bagaim mana cara sisw wa bertindak serta berfikirr (Slavin, ( 2009: 6). Hal ini mendukung m pernnyataan bahwaa siklus belajarr atau a Learningg Cycle meru upakan modell pembelajarann yang y berorienttasi pada moddel pembelajaraan kontruktiviss (Carin, ( 1993: 87). 8 Hal ini selaras s dengan n penelitian yang y dilakukann oleh o Lisna (2013) ( menyaatakan bahwa keterampilann
proses sains s siswa mengalami peningkatan p setelah diajarkann dengan model m pembelajaran 7E. Dapat model pembeelajaran 7E dapat disimpulk kan bahwa m meningkaatkan keteramppilan proses saains siswa yangg telah diuji mennggunakan uji tt. Selaiin keterampillan proses saains, analisis hasil belajar siiswa antara keelas eksperimeen dan kelas kontrol k mengalam mi peningkatann. Perhitungan analisis Gain Score menunjuk kkan peningkaatan 0,74 dan secara umum ratarata peniingkatan hasil belajar kelass eksperimen tinggi dengan ketuntasan k klassikal sudah terrcapai yaitu seebesar 97%. Seddangkan pada kelas kontroll meningkat seebesar 0,59 padda peningkatann sedang dan ketuntasan kllasikal belum tercapai. Tetapi pada dasarnyya kedua kelass telah mengalam mi peningkatann. Penin ngkatan dapatt disebabkan karena k kedua kelas menggunnakan pembelaajaran IPA Terpadu T pada tema Energi Biomassa. D Dimana denggan mengguunakan pembelajaran IPA Terppadu siswa akaan termotivasi untuk belajar sehingga s meniingkatkan hassil belajar. Hal ini mendukuung pernyataann bahwa peserrta didik akan lebih termotivaasi dalam bellajar bila merreka merasa bbahwa pembelajaran itu berm makana baginyya, dan bila mereka m berhasil menerapkan apa yang telah dipeelajari. Pembelajjaran IPA Teerpadu dapat mempermudahh dan memotivaasi peserta diidik untuk meengenal, meneerima, menyerapp, dan memahhami keterkaiitan atau hubuungan antara koonsep pengetahhuan yang telaah dipadukan dalam d suatu tem ma (Puskur, 20007 :7). Hal ini selaras ddengan penelitiian yang dilakkukan oleh Adittya Racman (22012) bahwa prestasi p belajarr dan hasil beelajar siswa mengalami peningkatan p setelah diajarkann dengan model m pembelajaran 7E. Dapat disimpulk kan bahwa m model pembeelajaran 7E dapat meningkaatkan hasil belajar b siswa yang telah diuji menggunnakan uji t. Penillaian afektif dan psikom motor siswa kelas eksperim men maupun kkelas kontrol dalam pelakssanaan pembelajaran termasukk dalam kriteeria baik. Sebbagian besar siswa aktif dalam melaakukan percoobaan, mendeng garkan dan mem mperhatikan penjelasan p dari guru. Skor rataa-rata aspek afe fektif siswa darri kelas ekspeerimen yaitu 84 dan kelas koontrol sebesar 82 . Skor ratta-rata 7 dan aspek psiikomotor dari kelas eksperrimen yaitu 78 kelas konntrol 76 Secaraa keseluruhan, skor rata-rata aspek afektif dan d psikomotoor siswa padaa kelas ekspeerimen dankelas kontrol termassuk dalam kritteria baik. Keaaktifan siswa akkan dapat merangsang tercapaianya t t tujuan pembelajaran. Tetapi terdapat bebberapa siswa yang bersifat pasif sehingga berpengarruh terhadap nilai keteramppilan proses dan hasil belajar. Hall ini dikarenakkan siswa bellum terbiasa dan d terlatih dengan d kondisi diskusi kelom mpok dan praktikum p sehhingga
Jurrnal Pendidikaan Sains e-Penssa. Volume 022 Nomor 01 Tahun 2014, 688-77. ISSN: 2252-7710
dengan kegiatan pem mbelajaran meenggunakan m model pembelajan 7E dalam pembelajaran n IPA Terpaduu tema Energi Biomassa. Sehinngga terdapat beberapa b siswaa yang cenderun ng pasif dalam m kegiatan diskkusi dan percoobaan, 3) Keteraampilan proses sains tidak dap pat dilatihkan dalam beberapa waktu saja, teetapi harus dilaatihkan dalam proses p pembelajaran setiap waktu. 4)Untuk peneelitian selanjutnyya, diharapkann menerapkan model m pembelajaran 7E pada tema t lain, kareena model pem mbelajaran 7E dapat melatihkaan keterampilaan proses sains pada siswa.
suasana diskussi membutuhkaan waktu lama. Hal ini sesuaai dengan d pernyaataan Denny (22009: 24) bahhwa kelemahann model m pembelaajaran 7E Efekktifitas guru reendah jika guruu kurang k mennguasai mateeri dan laangkah-langkahh pembelajaran. p Secara um mum kriteria peersentase angkeet respon siswaa pada p kelas ek ksperimen adallah sangat baikk sebesar 82% % bahwa b siswa memperoleh m peengetahuan baaru yang belum m mereka m ketahhui sebelumnyya. Hal ini sesuai s dengann pemilihan p tem ma dalam peembelajaran IPA I Terpaduu. Dalam D menenttukan tema, peerlu memperhaatikan beberapaa hal, h yaitu: releevansi tema deengan kompeteensi dasar yangg dipadukan, d tem ma yang dipilih merupakann isu-isu yangg aktual, a menarik k, dan konteksstual (Depdiknaas, 2006: 19). Berdasarkkan hasil anaalisis angket respon dapaat diketahui d bahhwa penerapann model pem mbelajaran 7E E mendapat m resppon yang posiitif dari siswa.. Karena siswaa sangat berperan aktif daalam proses pembelajarann sehingga pem mbelajaran padda akhirnya menyenangkan m n. Hal H ini sesu uai dengan pernyataan p baahwa model pembelajaran p 7E merupaakan model pembelajarann konstruktivis k yang berpusaat pada sisw wa (Eisenkraftt, 2003:57). 2
DAFTAR R PUSTAKA Aditya, R. R 2012. Impplementasi M Model Pembelaajaran Lean ning Cycle 7E E Sebagai Uppaya Meningkkatkan Prestasi Belajar Siswa. Skrripsi Sarjana UNY Jogy yakarta: tidak diterbitkan. d Carin, A. A 1993. Teachhing Science Though Discoovery. Seveenth Edition. New York: M Memillan Pubblising Com mpany. Departem men Pendidikkan Nasional. 2006. Pannduan Penggembangan Peembelajaran IP PA Terpadu. Jaakarta: Puskkur, Balitbang Depdiknas. D Deny. 20 009. Penerapaan Model Pem mbelajaran Leaarning Cyclle 7E Untuk Meningkattkan Keteram mpilan Berfi fikir Kristis Dan Pen nguasaan Konsep K SMA A”.Skripsi Sarjaana pada FPM MIPA UPI Banndung: tidakk diterbitkan.
PENUTUP P Simpulan Berdasarkan B hasil penelitiian yang tellah dilakukann diperoleh d simpulan s sebaagai berikut: 1) Kegiatann pembelajaran p dengan mengg gunakan model pembelajarann 7E dalam IPA Terpadu temaa Energi Biomassa terlaksanaa sangat baik deengan rata-rataa skor 3,6. 2)) Pembelajarann dengan d mengg gunakan modell pembelajarann 7E dalam IPA A Terpadu T temaa Energi Biomassa dapat meningkatkann proses sain keterampilan k ns sebesar 0,73 dengann peningkatan p tinggi. 3) Keggiatan pembellajaran dengann menggunakan m model pem mbelajaran 7E E dalam IPA A Terpadu T tema Energi Biomassa dapat meniingkatkan hasil belajar b siswa sebesar s 0,74 deengan peningkatan tinggi dann ketuntasan k haasil belajar siiswa sebesar 97 % secaraa klasikal k dapaat tercapai. 4) Pembelaj ajaran dengann model pem menggunakan m mbelajaran 7E E dalam IPA A Terpadu T temaa Energi Biomaassa mendapatt respon positiff dari d siswa sebeesar 82% dengan kategori san ngat baik.
Eisenkrafft, A. 2003. Exp xpanding the 5E E model.A prop oposed 7E model m emphasiizes “transfer of learning” 56-59. 5 [onliine]. Tesedia:hhttp://its-aboutt-timr.com/htm mls/ap/ eisennkraft.pdf. [ Diiakses 10 Februuari 2013]. Fogarty, R. 1991. How ToIntegrateThheCurricula. Illlionis , IRI//Skylight Publlishing, Inc Hake . Analyzing Change/Gain Scores. [Onnline]. Terseedia :
).. Ibrahim, M. 2010.. Dasar-Dasaar Proses Belajar Meng gajar. Surabayya : Unipress. Institut Pertanian P Bogoor. BAB III. EN NERGI BIOMA MASSA. [onliine]. Tersedia : http://webb.ipb.ac.id/~teppfteta/ elearrning/media/Ennergi%20dan% %20Listrik%20Perta nian//MATERI%200WEB%20ELP P/Bab%20III% %20BI OMA ASSA/indexBIIOMASSA.htm m. [Diakses 10 April 2013 3].
Saran Berdasarkan B hasil h penelitian n yang telah diilakukan, makaa peneliti p membberikan beberrapa saran agar a penelitiann berikutnya b beerjalan lanccar dan lebih h baik yaituu: 1)Pengelolaan waktu pembelajaran yang dilakukan d haruss maksimal, m kaarena masih banyak b siswa yang kurangg memahami m tenntang percobaaan yang akan dilakukan d dann peneliti p haruus menjelaskaan satu perssatu sehinggaa membutuhkan m waktu yang lebih l lama, 2)B Belum terbiasaa
Lisna, H. H 2013. Menningkatkan Keterampilan K P Proses Sainss Siswa Padaa Mata Pelaja aran IPA Materi M Gayaa Melalui P Penerapan Mo odel Pembelaajaran 7E. Learrning Cycle Skrippsi Sarjana UP PI Bandung: tiidak diterbitkann. Mulyasa,, E. 2009. Staandar Kompetensi dan Sertiifikasi Guruu. Bandung: PT T Remaja Rosd dakarya. Nana, S. 2010. Metode Penelitian Penndidikan. Banddung : PT Remaja R Rosdakkarya. 76
Implemen ntasi Model Pem mbelajaran 7E Dalam IPA Teerpadu Tema Energi Biomasssa
Nur, N M. 20008. Pengajarann Berpusat Paada Siswa dann Pendekataan Kontrukttivis dalam Pengajarann. Surabaya: Unipress. Riduwan. R 20110. Skala Penngukuran Varriabel-Variabel Penelitiann. Bandung: Allfa Beta. Slavin, R. 2009. 2 Psikolog gi Pendidikan n. Jakarta: PT T. Indeks. Sudjana. 2005. Metoda Statisstika. Bandungg: Tarsito. Trianto. T 2007 7. Model Pem mbelejaran Teerpadu Dalam m Teori Dann Praktek. Jakaarta: Prestasi Puustaka.