7 Kesalahan yang Perlu Dihindari Startup Saat Ingin Diliput Media
Ekosistem startup di Indonesia menjadi “rumah” bagi lebih dari dua ribu startup. Dengan jumlah tersebut, tentu bukan suatu hal yang mudah untuk bersaing dalam pasar di Indonesia yang jumlah masyarakatnya mencapai lebih dari dua juta jiwa. Salah satu cara yang dilakukan startup mendapatkan exposure adalah dengan mendekati media. menghubungi jurnalis untuk memperkenalkan startup harapan agar dapat diliput, misalnya. Atau mengirimkan pers ke berbagai media.
untuk Mereka dengan siaran
Akan tetapi, ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan startup saat mendekati media. Menurut tim editorial Tech in Asia, kesalahan-kesalahan berikut ini perlu dihindari startup:
Tidak memahami media yang dituju Ketika kamu ingin mengirimkan siaran pers atau permohonan liputan, lakukan riset terhadap media-media yang kamu incar. Seperti apa profil pembaca media yang kamu tuju? Konten apa yang sering dimuat dalam media tersebut? Bagaimana dengan demografi pembacanya? Apakah kamu ingin menyasar target lokal atau langsung merambah internasional? Hal ini penting supaya informasi yang ingin kamu sampaikan bisa lebih tepat sasaran. Jika informasi tidak sesuai dengan pembaca media, kecil kemungkinan jurnalis akan menulis tentang startup kamu. Misalnya, kalau kamu ingin menjangkau pasar business-tobusiness (B2B), utamakanlah media yang tulisannya banyak dibaca oleh kalangan menengah atau pengusaha.
Tidak membuat siaran pers yang jelas Siaran pers adalah sebuah tulisan ataupun rekaman yang ditujukan langsung pada media dengan tujuan untuk mengumumkan sesuatu yang memiliki nilai berita agar terpublikasi di media massa. Yang jadi masalah, seringkali ditemukan siaran pers yang terlalu bertele-tele dana tidak banyak informasi penting mengenai produk atau startup yang tertera di sana. Usahakan untuk membuat informasi sejelas mungkin tentang startup kamu dengan singkat, padat, dan jelas. Buat struktur yang jelas, masukkan poin-poin penting tentang keunggulan produk atau sesuatu yang membuat startup kamu menarik untuk diliput.
Mengusung produk yang belum siap Jurnalis perlu sesuatu yang nyata untuk diberitakan kepada
para pembaca. Dengan harapan, informasi tersebut bermanfaat kepada pembaca dan dapat membantu mereka.
dapat
Kalau produk yang kamu informasikan ternyata belum siap digunakan, lebih baik simpan dulu. Selain menggantungkan harapan pengguna, kamu juga memberi celah bagi kompetitor atau calon kompetitor untuk mencari kelemahan produk kamu.
Memberikan data palsu Big no! Tidak sedikit startup yang membesar-besarkan jumlah unduhan, pengguna aktif, transaksi, dan lain sebagainya. Tapi ketika dikorek lebih dalam, ternyata angka-angka tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Jurnalis dituntut untuk jujur dan netral dalam memberikan informasi. Informasi yang akurat dari startup akan membantu membangun kredibilitas startup, juga menghargai para jurnalis saat menulis tentang startup kamu. Sebagai startup yang baru saja berkembang, kami paham apabila angka yang kamu miliki mungkin tidak terlalu “wah”. Cobalah untuk menjual hal lain yang menarik. Misalnya, model bisnis kamu yang masih jarang, keunikan yang dimiliki startup kamu dibandingkan kompetitor, dan lain sebagainya.
Sulit dihubungi untuk klarifikasi Terkadang, saat jurnalis tertarik dengan informasi yang didapat dari siaran pers, mereka akan menghubungi nomor kontak perwakilan startup yang tertera di email atau siaran pers. Bisa co-founder, founder, atau public relation dari startup tersebut. Hal ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut seputar produk atau startup yang dapat diangkat menjadi
cerita menarik dalam tulisan jurnalis. Sebaiknya, berikan respons atas pertanyaan tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama. Para jurnalis tidak hanya menulis satu startup saja. Dari pada menunggu respons dari satu sumber berita, bisa jadi mereka memilih untuk menulis sesuatu yang lain lalu cerita startup kamu tertunda lebih lama.
Tidak menyertakan materi pendukung berita Selain
siaran
media,
hal
lain
yang
perlu
dicantumkan
oleh startup adalah materi pendukung lainnya seperti tautan ke web startup, video tentang produk atau startup, screenshot, foto kantor, dan lain sebagainya. Bisa juga tautan ke demo produk bila ada. Materi tersebut tentunya akan membuat jurnalis memiliki gambaran lebih jelas tentang produk kamu. Ini juga dapat mendukung tulisan jurnalis, karena pembaca bisa ikut melihat sekilas tentang produk atau startup kamu. Paling tidak, sertakan tautan ke web kamu. Sehingga jurnalis dapat mempelajari produkmu lebih dalam lagi dan informasi yang disajikan ke pembaca pun bisa lebih jelas.
Mengabaikan etika mengirim email Setiap harinya Tech in Asia menerima begitu banyak siaran pers dan permohonan liputan. Belum lagi yang diterima oleh masingmasing penulis di Tech in Asia. Tapi, dari sekian banyak email, banyak yang tidak bisa kami respons. Biasanya karena informasi seputar startup tidak lengkap atau isi siaran pers masih kurang menarik untuk dibahas. Atau yang beberapa kali terjadi, kami menerima email yang
isinya membingungkan dan etika mengirim email yang baik.
tidak
menggunakan
Di antaranya, mengirimkan email yang hanya berisi subyek “Permohonan Liputan” dan hanya berisi tautan ke web startup. Paling tidak, berikan sedikit latar belakang atau informasi tentang produk atau startup yang ingin diliput.