56 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
STRATEGI KETELADANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENUMBUHKAN INOVASI PEMBELAJARAN DI SD NEGERI 33 CAKRANEGARA Oleh I Made Ariawan Kepala SDN 33 Cakranegara Abstrak:Diagnosa kesulitan mengembangkan mutu dan prestasi SD Negeri 33 Cakranegara terletak pada lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran. Treatmen yang ditawarkan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah keteladanan kepala sekolah untuk menumbuhkan motivasi guru dalam berinovasi pembelajaran. Alasannya mengacu pada teori kepemimpinan transformator, karater bangsa “ing ngarso sung tulodo,”dan tokoh-tokoh lain yang mengemukakan keteladanan kepala sekolah sangat efektif dalam menumbuhkan inovasi pembelajaran. Metode penulisan berpedoman pendekatan deskriptif yang divariasikan dengan metode penulisan narasi, tabel dan bagan agar mudah dipahami. Untuk membuktikan dampak strategi keteladanan, penulis membuat 17 karya tulis inovatif sejak tahun 2006 sampai sekarang dengan tahapan yang terencana sehingga dapat dikatakan sebagai suatu keberhasilan kepala sekolah. Keberhasilan itu terbukti dari peningkatan hasil belajar dan peningkatan jumlah siswa di SDN 33 Cakranegara. Atas dasar kesimpulan itulah maka disarankan agar guru rajin berinovasi, kepala sekolah lain dapat menerapkan keteladanan dan pengawas disarankan untuk membina lebih lanjut berdasarkan temuan yang ada pada guru dan penulis sebagai kepala sekolah. Kata-kata kunci : strategi keteladanan dan inovasi pembelajaran PENDAHULUAN Kesan pertama penulis bertugas di SDN 33 Cakranegara pada tahun 2005 adalah “prihatin dan tertantang.” “Prihatin” karena sekolah berada di tengah kampung tetapi tidak diminati oleh masyarakat sekitar, jumlah siswa sedikit, prestasi belajar rendah, guru mengajar konvensional dan banyak kesan yang kurang bagus. “Tertantang” karena SDN 33 Cakranegara di kelilingi oleh sekolah maju (SDN 2 Cakra, SDK Antonius, SDK Tunas Daud) yang seharusnya dapat terimbas popularitasnya. Berdasarkan pengamatan, faktor yang melatarbelakangi kondisi sekolah dilihat dua faktor yakni: (1) faktor intern misalnya kekurangan sarana prasarana, program pembelajaran yang statis, kinerja guru yang belum optimal; dan (2) faktor ekstern sekolah misalnya kurang dukungan stakeholder (pemangku kepentingan). Mencermati kondisi sekolah tersebut maka diagnosa kesulitan terletak pada prilaku guru yang belum tumbuh kesadaran untuk melakukan inovasi dan berkreativitas menciptakan hal yang baru. Semua komponen seperti sarana prasarana dan kurikulum akan menjadi “ hidup “ apabila dilaksanakan oleh guru (Anonim, 2008). Kekurangan alat/media pembelajaran dapat diatasi dengan membuat modifikasi media. Program pembelajaran dapat ditingkatkan dengan melakukan reformasi. Begitu pula rendahnya prestasi belajar dapat diatasi dengan kesadaran meningkatkan kinerja guru melalui tindakan inovasi pembelajaran. Dengan demikian
maka diperlukan strategi untuk menumbuhkan inovasi pembelajaran bagi guru. Jika SD Negeri 33 Cakranegara ingin berhasil mengatasi kesulitan, maka tak ada resep lain kecuali kepala sekolah mengelola perubahan iklim organisasi. Hal ini dipertegas oleh pendapat Arsyad (2009) yang mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai tokoh kunci (the key person) keberhasilan suatu sekolah. Berkaitan dengan itu, penulis tertarik dengan teori kepemimpinan transformator yang meletakkan keteladanan pada peringkat pertama diantara sejumlah karakteristik yang harus dimiliki oleh sang pemimpin. Kouzes dan Posner (dalam Anonim, 2009) menganjurkan lima praktik keteladanan yang dikenal dengan istilah Model the Way yakni harus menjadi contoh yang baik dan mewujudkan apa yang dikatakan. Dengan keteladanan menjadikan kepala sekolah sebagai sosok yang digugu dan ditiru, sesuai dengan karakter bangsa “ing ngarso sung tulodo,” melakukan perubahan secara cepat dan efektif sekaligus mengatasi permasalahan sekolah. a. Deskripsi Strategi Pemecahan Masalah 1. Bahwa esensi keteladanan kepala sekolah adalah “katakan dan lakukan,” artinya kepala sekolah mempraktikkan apa yang dikatakan, melaksanakan komitmen, dan menjadi contoh dalam pekerjaan inovatif. 2. Strategi keteladanan kepala sekolah sebagai pemecahan masalah dengan menerapkan contoh disiplin (waktu, aturan, sikap, beribadah),
_____________________________________ Volume 6, No. 2, Maret 2012
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 57 …………………………………………………………………………………………………………
3.
memberi contoh modifikasi alat pelajaran, memperagakan inovasi proses pembelajaran, bekerja keras dan kreativitas menciptakan hal baru demi kemajuan pendidikan. Inti strategi pemecahan masalah yakni “bersiap, proaktif, dan reflektif.” Artinya lakukan perencanaan, bertindak proaktif memberi teladan inovatif dan dengarkan masukan sebagai perbaikan tindakan berikut.
b.
Tahapan Operasional Pelaksanaan Sebagai tindak lanjut penerapan strategi pemecahan masalah maka ditetapkan tahapan operasionalnya yaitu: 1. Tahap kesadaran (awareness) yaitu keteladanan untuk menyadarkan guru tentang perlunya inovasi pembelajaran. 2. Tahap perhatian (interest) keteladanan menjadi perhatian guru berinovasi. 3. Tahap kepercayaan (trust) keteladanan menunbuhkan kepercayaan guru. 4. Tahap penilaian (evaluation) memberi kesempatan menilai dan membuktikan. 5. Tahap percobaan(trial) keteladanan yang mendorong untuk mencoba inovasi 6. Tahap penerimaan (adoption) keteladanan yang berdampak pada penerimaan guru dalam berinovasi (perubahan). Siklus tahapan operasional pelaksanaan strategi pemecahan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1: Siklus operasional strategi keteladanan LANDASAN TEORI a.
Strategi Keteladanan Istilah strategi dalam kaitannya dengan pendidikan, adalah segala daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadi proses pembelajaran efektif dan efesien (Ahmadi, 2005). Menurut Asmani (2009) keteladanan adalah sesuatu yang dipraktikkan, diamalkan, diperjuangkan, diwujudkan dan dibuktikan. Kouzes dan Posner (dalam Anonim, 2009), berpandangan bahwa pemimpin menjadi contoh yang baik dan mewujudkan apa yang dikatakan. Dengan demikian strategi keteladanan
adalah segala upaya untuk memberi contoh agar orang lain bersedia melakukan tindakan yang diharapkan. b.
Keteladanan Kepala Sekolah. Untuk menjadi teladan bagi guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak indikator tingkah laku yang harus ditunjukkan melalui sikap dan perkataan kepala sekolah. Beberapa contoh ketaladanan kepala sekolah yaitu: 1. Menurut Barizi (2009), keteladanan kepala sekolah antara lain: datang paling awal, pulang paling akhir, terdepan menjalankan tugas, mau mengalah dalam mengambil hak, mau repot, susah payah dan rela berkorban 2. Implementasi Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 antara lain: menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah; menciptakan dan mengelola inovasi yang berguna serta menunjukkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi tantangan; menegakkan disiplin waktu, disiplin aturan, disiplin sikap dan disiplin beribadah; melaksanakan tupoksi sebagai kepala sekolah dengan kejujuran, inspiratif, ketulusan, komitmen, konsisten, keterbukaan dan integritas; mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dan tantangan.
c.
Strategi Keteladanan Kepala Sekolah Berdasarkan uraian diatas, maka strategi keteladanan kepala sekolah dalam karya tulis ini berarti tindakan yang menyangkut pembinaan mental, moral, fisik dan artsitik. Semua tindakan tersebut diupayakan agar guru terpengaruh untuk meneladani prilaku kepala sekolah. Tindakan strategi keteladanan yang efektif menurut Anonim (2009) yaitu: (1) memahami dengan jelas prinsipprinsip yang memandu perilakunya, (2) menemukan pendirian dan menyuarakan dengan jelas, (3) memiliki keyakinan yang harus diperjuangkan dengan memberi contoh dan (4) menyelaraskan tindakannya dengan nilai-nilai bersama. d.
Inovasi Pembelajaran Inovasi dapat diartikan sebagai pembaruan yaitu sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu direkayasa sedemikian rupa sehingga karakteristiknya menjadi berbeda dari sebelumnya (Wijaya, 2007). Selanjutnya Santoso S. Hamidjojo (dalam Wahyudin dkk, 2002) melengkapi pengertian inovasi yakni sesuatu yang baru, kualitatif berbeda dari sebelumnya, sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan. Pembaruan dan perubahan pendidikan khusus di sekolah disebut inovasi pembelajaran Faktor yang mendorong terjadinya inovasi pembelajaran karena adanya permasalahan atau kelemahan yang ada pada dalam sistem pendidikan
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 6, No. 2 Maret 2012
58 Media Bina Ilmiah itu sendiri dan faktor luar yakni tekanan eksplosi penduduk, aspirasi masyarakat, memajuan Iptek, terbatasnya sumber alam dan keadaan lingkungan yang terus berubah (Wahyudin, dkk. 2002). Untuk mengimbangi perubahan dunia tersebut maka ruang lingkup inovasi pembelajaran meliputi aspek-aspek yang terdapat sistem pendidikan yang perlu diperbaharui misalnya program pembelajaran, media pembelajaran, metode penyajian, stretegi proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. e.
Menumbuhkan Inovasi Pembelajaran. Wahyudin dkk (2002) menyebutkan 3 (tiga) indikator inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru yakni : (1) bersikap terbuka dan peka terhadap perubahan dan pembaharuan yang terjadi, (2) berperan sebagai agen pembaharuan yaitu sebagai pemberi informasi, mempercepat dan komunikator perubahan, dan (3) berperan sebagai adopter (penerima) inovasi pembelajaran yakni sebagai penerima contoh (teladan) inovasi pembelajaran. Sehubungan dengan itu, tugas kepala sekolah dalam inovasi pembelajaran menurut Wijaya (2007), adalah: (1) membangun keinginan untuk berubah, (2) menjelaskan beberapa hal yang harus berubah, (3) menelaah masalah mereka (guru), (4) merencanakan tindakan inovasi, (5) melakukan perubahan, (6) memantapkan penerimaan dan (7) penilaian akhir. Dengan demikian peran kepala sekolah (penulis) adalah menumbuhkan inovasi pembelajaran sedangkan peran guru setelah melihat contoh: melakukan penilaian, mencoba inovasi, mengadopsi, menyadari pentingnya inovasi, meningkatkan perhatian dan kepercayaan guru meneruskan inovasi pembelajaran. f.
Hubungan strategi keteladanan dengan inovasi pembelajaran Mencermati uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa strategi keteladanan kepala sekolah adalah upaya, kiat atau siasat kepala sekolah untuk mempengaruhi guru dalam mengatasi berbagai kesulitannya. Hal ini sesuai dengan esensi dari prilaku teladan pemimpin sekolah yang dikemukakan oleh Asmani (2009). Begitu juga ditegaskan oleh Indrafachrudin (2006) bahwa pemimpin harus memulai dari diri sendiri, senantiasa bertanggung jawab membimbing guru dalam pekerjaannya. Pekerjaan guru yang paling urgen di SD Negeri 33 Cakranegara adalah melakukan inovasi pembelajaran. Keteladanan akan membantu kepala sekolah untuk melaksanakan fungsi sebagai inovator pendidikan karena esensi inovasi pembelajaran terletak pada keyakinan, sikap dan komitmen untuk berubah kearah yang lebih baik. Dengan demikian
ISSN No. 1978-3787 strategi keteladanan mempunyai hubungan yang erat dengan inovasi pembelajaran. METODOLOGI a.
Metode Penulisan Karya tulis ini bukan hasil penelitian, melainkan paparan pengalaman konkrit dalam mencapai suatu keberhasilan. Oleh karena itu, metode penulisan disajikan secara deskriptif dengan berbagai variasi seperti narasi, tabel dan bagan agar mudah dimengerti. Sasaran penulisan adalah kegiatan strategi keteladanan kepala sekolah terhadap semua guru yang bertugas di SD Negeri 33 Cakranegara yaitu sebanyak 10 orang guru. Waktu pelaksanaan strategi keteladanan yakni selama bertugas sebagai kepala sekolah sejak Juni 2005 sampai dengan Juni 2011. Faktor yang dipaparkan adalah keberhasilan tindakan keteladanan meliputi: (1) strategi dan upaya agen perubahan dalam memberi contoh inovasi, (2) tindakan orientasi dalam memberi inovasi, (3) kecocokan inovasi dengan keperluan guru, (4) empati dari agen perubahan terhadap keperluan inovasi dan (5) hasil perubahan sebagai dampak adanya keteladanan kepala sekolah dalam berinovasi. b.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui cara mendapatkan informasi strategi keteladanan kepala sekolah sehingga dapat menumbuhkan prilaku inovasi pembelajaran bagi guru di SD Negeri 33 Cakranegara, antara lain: 1. Dokumenter yakni cara mengumpulkan bukti tindakan yang didokumentasi kepala sekolah berupa dukumen tertulis, gambar dan bendabenda hasil inovasi. 2. Observasi yakni pengamatan langsung maupun tidak langsung tentang strategi membangun keteladanan khusus untuk menumbuhkan inovasi pembelajaran. 3. Networking and Colaboration yakni menunjuk pada hakikat kegiatan keteladanan yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui jejaring (networking) dan berkolaborasi antar stakeholder pendidikan dalam rangka meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi pendidikan di sekolah. Negosiasi dilakukan oleh kepala sekolah terhadap stakeholder pendidikan dengan fokus pada substansi apa yang dapat dan perlu dikembangkan atau ditingkatkan serta bagaimana cara meningkatkannya melalui inovasi. Contoh Networking and Colaboration di SDN 33 Cakranegara antara lain: parkir saran, supervisi, pemantauan, evaluasi diri, pengawasan yang menyenangkan, rapat guru,
_____________________________________ Volume 6, No. 2, Maret 2012
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 59 ………………………………………………………………………………………………………… pertemuan KKG-Gugus Sekolah, dan pembuatan Penelitian Tindakan Kelas/Sekolah (PTK/PTS). PEMBAHASAN a.
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Menurut Wahyudin dkk (2002), faktor kepemimpinan yang kharismatis mampu menghimpun pengikut yang banyak secara bersamasama melakukan perubahan sosial. Berkaitan dengan faktor tersebut, KH Dewantoro juga memberi pemikiran tentang cara memimpin sekolah yakni ing ngarso sung tulodo. Begitu pula Kouzes dan Posner (dalam Anonim, 2009) meletakkan keteladanan sebagai praktik utama kepemimpinan yang berhasil. Alasan perlunya inovasi pembelajaran di SD Negeri 33 Cakranegara karena ditemukan berbagai kelemahan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berkaitan dengan kondisi tersebut maka Sergiovani (dalam Arsyad, 2010) berpendapat bahwa tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik. Tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang tidak mampu membuat guru berhasil mendidik. Atas dasar pendapat tokoh tersebut di atas, maka penulis menetapkan strategi keteladanan kepala sekolah untuk memecahkan masalah kebutuhan berinovasi di SD Negeri 33 Cakranegara. Hasil yang Dicapai Berikut ini disajikan pembahasan tindakan keteladanan dan ringkasan hasil atau dampak yang dicapai selama penulis bertugas di SDN 33 Cakranegara. 1. Permasalahan tahun 2006 : guru kesulitan mendesain proses pembelajaran Matematika dan belum terbiasa menggunakan alat peraga di kelas. a) Strategi tindakan keteladanan: Kepala Sekolah membuat desain pembelajaran dan penggunaan alat peraga Matematika (kotak skala nilai tempat). Dalam proses semua guru mengamati tindakan contoh inovatif kepala sekolah, mendiskusikan dan menganalisis hasil belajar siswa. b) Hasil atau dampak dari strategi : guru mulai menyadari dan mengetahui adanya gagasan perlunya inovasi. Semua guru memperhatikan dengan seksama inovasi tersebut. Hal ini sesuai dengan indikator inovasi Wahyudin (2002) yaitu bersikap terbuka dan peka terhadap perubahan dan pembaharuan. 2. Permasalahan tahun 2007 : banyak siswa yang belum bisa membaca, menulis dan berhitung, guru belum mencoba metode baru dan belum
3.
b.
4.
5.
mengetahui strategi pembelajaran yang multifungsi. a) Strategi tindakan keteladanan dengan membuat Penelitian Tindakan Kelas tentang upaya mengintegrasikan pada pelajaran yang dipavoritkan siswa. Kepala sekolah mencontohkan inovasi pembelajaran Three In One. b) Hasil atau dampak dari strategi: guru menilai gagasan inovasi kepala sekolah dengan membandingkan sebelum dan kenyataan sekarang. Secara langsung maupun tidak langsung guru berusaha mencoba di kelas masing-masing. Permasalahan tahun 2008 : guru belum memahami konsep dan pelaksanaan remedial teaching, belum mengetahui manfaat bermain untuk belajar, hasil belajar Matematika kelas 6 rendah padahal siswa memiliki potensi. a) Strategi tindakan keteladanan: bekerjasama dengan dosen UNRAM menerapkan permainan dalam pembelajaran, mengoptimalisasi pembelajaran remedial dengan menggunakan alat peraga ciptaan kepala sekolah. b) Hasil atau dampak dari strategi: guru mulai percaya bahwa inovasi sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan guru, setelah itu guru mencoba di kelas yang diamati guru lain dan dosen UNRAM. Gurupun berkolaborasi menerapkan strategi Getuk Tular berbasis Among sehingga terbukti nilai UASBN tertinggi di Kecamatan dan peringkat ke 3 di Kota Mataram. Permasalahan tahun 2009 : siswa belum kreatif padahal ada sumber belajar yang dapat digunakan, guru belum memaksimalkan kemampaun berinovasi, siswa di kelas 4 mengalami kesulitan untuk memahami konsep operasi hitung bilangan bulat, dan seluruh siswa belum mengenal pangan lokal sehat bergizi seimbang. a) Strategi tindakan keteladanan : membuat inovasi melalui 4 karya tulis. b) Hasil atau dampak dari strategi: guru menerima inovasi dan mengadopsi keteladanan kepala sekolah. Alat peraga dari barang bekas dimanfaatkan untuk bermain sekaligus belajar, siswa senang dan hasil belajarpun meningkat (nilai UASBN) yaitu mencapai peringkat I di Kota Mataram. Permasalahan tahun 2010 : guru kesulitan memanfaatkan sebagai sumber belajar ketahanan pangan, guru belum memanfaatkan jurnal sebagai media kreativitas inovasi, guru belum menggunakan menggunakan metode inovatif dalam proses pembelajaran yang
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 6, No. 2 Maret 2012
60 Media Bina Ilmiah
6.
ISSN No. 1978-3787
menyenangkan di kelas, pola asuh siswa yang bertentangan dengan budaya Hindu, dan siswa yang tidak tuntas dimarginalkan akibat tindakan remedial guru yang kurang tepat. a) Strategi tindakan keteladanan : kepala sekolah membuat 5 karya tulis sebagai panduan menerapkan keteladanan inovasi pembelajaran (lihat lampiran 3) b) Hasil atau dampak dari strategi: sekolah memiliki panduan contoh inovasi pembelajaran yang praktis, guru termotivasi untuk lebih kreatif. Sekolah berhasil menjadi piloting penerapan integrasi pangan di Provinsi NTB. Permasalahan tahun 2011 : guru belum terarah menyiapkan akreditasi sekolah. a) Strategi tindakan keteladanan: membuat strategi manajemen pengawasan yang menyenangkan untuk meningkatkan kinerja guru menyiapkan akreditasi. b) Hasil atau dampak dari strategi: guru tertuntun secara sistematis, efektif dan praktis meningkatkan kinerja guru.
Dari pembahasan tersebut penulis telah membuat 18 dokumen karya tulis tindakan keteladanan inovasi sebagai tindakan pemecahan masalah di sekolah. Hasil yang paling menonjol setelah memberikan keteladanan sebagai berikut. Tabel 1. Prestasi hasil UASBN/UN Tahun Pelajaran
2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011
Mata Pelajaran BI
MTK
IPA
6,72 8,28 8,00 8,94
7,29 8,48 8,91 8,98
7,26 7,25 8,37 8,92
Ratarata
7,09 8,41 8,43 8,95
Peringkat Keca matan Ke 6 Ke 1 Ke 1 Ke 5
Kota Mataram Ke 21 Ke 3 Ke 1 Ke 8
Disamping hasil prestasi belajar, SDN 33 Cakranegara juga meraih peringkat Akreditasi Sekolah pada tahun 2011 dengan nilai 94 (peringkat A+). Penilaian dilakukan oleh pihak eksternal yakti BASDA (Badan Akreditasi Sekolah Daerah) NTB. Bukan itu saja, SDN 33 Cakranegara ditunjuk sebagai sekolah piloting Pendidikan Ketahanan Pangan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi NTB karena keberhasilan membuat karya tulis tentang desain pembelajaran inovatif. Kepala SDN 33 Cakranegara mendapat penghargaan sebagai Kepala Sekolah berprestasi di Kota Mataram dan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. c. 1.
Kendala-kendala yang dihadapi Sebagian besar guru di SD Negeri 33 Cakranegara berusia lebih dari 50 tahun sehingga sulit melakukan inovasi. Mereka beranggapan inovasi merepotkan dan
2. 3.
d. 1.
2.
mengganggu rutinitas yang mengganggu kenyamanan. Guru kurang kreatif, bekerja setengah hati dan malas mencoba hal yang baru. Sebagian besar orang tua siswa berpendidikan rendah dan mengalami kesulitan ekonomi sehingga sulit memberi dukungan siswa berprestasi. Faktor-faktor Pendukung Tidak ada guru yang ekstrim menolak kebijakan kepala sekolah. Namun demikian penulis menyiapkan jejaring untuk menampung keluhan guru. Siswa umumnya normal (tidak berkelainan), berada dalam wilayah perkotaan, mengenal berbagai kemajuan teknologi walaupun tidak mahir.
e.
Alternatif Pengembangan Tindakan strategi keteladanan sangat tepat dikembangkan dan diperluas sehingga mencapai kesimpulan yang dapat digeneralisasi. Keteladanan terbukti menyentuh psikhogis guru untuk selalu eksis meningkatkan hasil excellent dan kepuasan semua pihak. Tantangannya adalah mampukah kita berpikir imajinatif, menemukan solusi baru, sabar tetapi tetap bekerja keras.
PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, bahwa strategi keteladanan sangat diperlukan, begitu pula inovasi pembelajaran sangat relevan dengan kebutuhan masa kini SD Negeri 33 Cakranegara. Jadi keteladan kepala sekolah link and match dengan inovasi pembelajaran. Ditinjau dari hasil yang dicapai menunjukkan indikator peningkatan prestasi belajar, meningkatnya jumlah peserta didik, perubahan pola pembelajaran, proses pembelajaran sangat kondusif, menyenangkan dan terjalin hubungan yang harmonis antara guru dan kepala sekolah. Bukti pernyataan tersebut pada dokumen karya tulis, hasil pengamatan dan kajian teori yang melandasinya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa “ strategi keteladanan kepala sekolah dapat menumbuhkan inovasi pembelajaran di SD Negeri 33 Cakranegara”. b. 1.
Saran Untuk guru disarankan agar terus berinovasi, karena dunia dewasa ini sedang bergerak ke arah yang tak terduga dengan perubahan yang begitu cepat. Manusia memberikan sumbangan yang kuat dan paling besar pada perubahan tersebut.
_____________________________________ Volume 6, No. 2, Maret 2012
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 61 ………………………………………………………………………………………………………… 2.
3.
Untuk komunitas Kepala Sekolah disarankan agar: a) memanfaatkan karya tulis sebagai bahan mengembangkan kompetensi kepala sekolah terutama kompetensi kepribadian, manajerial dan kewirausahaan. b) Gagasan karya tulis dapat dijadikan motivasi dan sumber pengetahuan, yakni dalam rangka mencapai kelayakan kinerja kepala sekolah sebagai manajer, inovator dan motivator layanan yang memenuhi harapan atau keinginan masyarakat. c) Dijadikan bahan studi pengembangan lebih lanjut. Temuan dijadikan sebagai tindakan sekolah melakukan perbaikan, peningkatan kualitas atau pengembangan profesional pendidik dan tenaga kependidikan pada umumnya. Untuk Pengawas dan Dinas Pendidikan disarankan agar: a) Memanfaatkan gagasan karya tulis ini sebagai dasar pembinaan lebih lanjut khusus terhadap kelemahan/kekurangan Kepala SD Negeri 33 Cakranegara. b) Dijadikan pedoman peningkatan mutu pendidikan di lingkup sekolah binaan pengawas.
Pendidik dan Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Anonim, 2009. Demensi Kometensi Kepribadian, Bahan Belajar Mandiri KKKS. Jakarta: Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Ahmadi A.,Prasetya J. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Arsyad,M. 2009. Kepala Sekolah sebagai Tokoh Kunci Keberhasilan Sekolah. Tersedia pada www.inimaumere.com. Diakses pada tanggal 23 Maret 2009. Asmani, J.M. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Jogyakarta: Diva Press. Barizi, A. 2009. Menjadi Guru Unggul. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media Indrafachrudin. S. 2007. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor: Ghalia Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin, Supriadi dan Abdulhak,I. 2002. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Anonim, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta: Depdiknas
Wijaya, M. 2007. Inovasi Dalam Pendidikan. Bandung:PPPPTK IPA Bandung
Anonim, 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktorat Jendral Peningkatan Mutu
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 6, No. 2 Maret 2012