5 Kesalahan
Fatal
Mempelajari Bahasa
Asing
www.arasmediabooks.weebly.com
5 Kesalahan Fatal Belajar Bahasa Asing
Siapapun Anda, tua muda, miskin kaya, dan buta huruf sekalipun bisa belajar bahasa asing apapun dengan mudah. Sayangnya, banyak orang yang terjebak dengan metode-metode yang salah dan terbukti tidak effektif. Caranya sangatlah sederhana. Ikuti cara bayi untuk pertama kali belajar sebuah bahasa. Ya, tirulah para bayi. Mereka adalah role model kita dalam belajar bahasa. Inilah cara yang Anda dan kita semua pernah lewati. Semua cara yang tidak digunakan bayi PASTI tidak akan effektif. Berikut ini adalah 5 cara belajar bahasa yang tidak pernah digunakan para bayi-bayi.
Kesalahan#1 - Ingin Langsung Aktif Fasih Berbicara Bayi menghabiskan waktu ratusan jam untuk mendengar, mendengar, dan mendengar orang di sekitarnya.
www.arasmediabooks.weebly.com
Menyimak adalah satu-satunya yang ia lakukan setiap hari agar bisa berbicara satu patah kata untuk pertama kalinya. Jika ada orang yang menjamin Anda bisa lancar satu bahasa tertentu dari nol dalam waktu hanya satu minggu. BOHONG BESAR Mungkin Anda hanya bisa mengatakan "How are you?" "My name is..." I love you" dan ...ungkapan-ungkapan yang sangat sederhana lainnya.
Kesalahan#2 - Belajar Grammar Di Awal Ini kesalahan fatal yang lazim dilakukan. Semua bayi terlahir buta huruf. Tidak ada satupun bayi di dunia ini yang belajar bahasa ibu mereka melalui pelajaran grammar. Aturan grammar yang banyak bisa membuat orang menjadi takut dan tidak percaya diri dalam mengekspresikan ide-ide mereka. Jika kemampuan bahasa adalah sesuatu yang bisa dipelajari hanya melalui aturan grammar, ...tentunya semua orang yang buta huruf tidak ada yang mampu berbicara satu bahasa apapun.
Kesalahan#3 - Tidak Sabar Kembali ke bayi-bayi. Berapa usia rata-rata para bayi bisa mengatakan sebuah kata untuk pertama kalinya? 1.5 tahun. Berapa usia mereka ketika mulai lancar berbicara satu kalimat lengkap? 3 tahun. Menurut beberapa studi, minimal 600 jam adalah waktu ideal yang dibutuhkan untuk mencapai level mahir dalam satu bahasa. Coba cek brosur-brosur kursus, hitung jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai level advance. Angkanya tidak jauh dari 600 jam (tergantung bahasa yang telah Anda kuasai sebelumnya).
www.arasmediabooks.weebly.com
Kesalahan#4 - Menggunakan Software Mahal Software dan buku-buku grammar dibuat untuk memfasilitasi proses pembelajaran bahasa. Anda mungkin bisa sukses dan berhasil. Tapi cara ini tidaklah effektif. Ingat lagi ketika kita dulu belajar bertutur bahasa Indonesia untuk pertama kalinya. Apakah ada yang menggunakan software? Tidak ada bukan. Artinya cara ini bukan proses yang alami dan natural untuk membuat Anda fasih bahasa baru. Selain itu, harganya pun sangat mahal. Dan Anda juga dituntut aktif untuk mengerjakan latihan-latihan di komputer. Menurut pengalaman yang telah saya rasakan sendiri. CARA INI SANGAT MEMBOSANKAN Ingat, bayi belajar dengan cara yang pasif. Menyimak, mendengarkan, dan melihat.
Kesalahan#5 - Belajar Hanya Menggunakan Satu Indera Jika Anda mengandalkan buku semata untuk belajar, Anda hanya melatih indera penglihatan Anda. Inilah alasan mengapa banyak orang-orang mengalami kesulitan dalam tes-tes listening. Karena sejak awal, indera pendengaran mereka tidak pernah dilatih. Jika Anda hanya mengandalkan rekaman audio atau pelajaan-pelajaran via radio, Anda hanya melatih indera pendengaran. Inilah alasan mengapa banyak orang-orang kerap salah menuliskan huruf dan kata dan kalimat dengan benar. Karena sejak awal, indera penglihatan mereka tidak pernah dilatih. Anda bisa lebih cepat fasih jika Anda menceburkan diri ke dalam lingkungan native speaker.
www.arasmediabooks.weebly.com
Anda bisa melihat bibir para native speaker ketika mereka berucap. Gerakan mulut mereka tidak bisa dilihat jika mendengarkan rekaman radio semata. Oleh karena itu, belajar bahasa sebaiknya dilakukan bersama native speaker. Peran native speaker ini sangat penting. Bagi bayi, orang tua mereka adalah native speaker bagi si bayi. Jika orang Indonesia belajar bahasa Inggris dengan orang India, kemungkinan besar ia akan terpengaruh dengan aksen India dari gurunya. Begitupun jika gurunya adalah orang China, Amerika, British, atau Afrika.
Lalu Bagaimana? Tidak ada cara lain selain mengikuti cara bayi; 1. Pasif, mendengarkan sebanyak mungkin 2. Menggunakan dua indera sekaligus, penglihatan dan pendengaran 3. Langsung menceburkan diri bersama native speaker Itulah mengapa banyak program-program homestay ke luar negeri menjamur. Tapi cara ini sangatlah mahal, bisa puluhan juta untuk belajar bahasa dalam waktu yang sangat-sangat singkat, hanya satu bulan. Ingat lagi bayi, berapa usia pertama mereka ketika mulai bisa kata-kata? Perlu waktu bertahun-tahun bukan? Jadi, waktu satu bulan tidak akan pernah cukup.
Solusinya? Belajarlah melalui video. Inilah cara yang paling mendekati cara bayi menguasai sebuah bahasa baru. Pasif (melihat dan mendengar), tidak pusing grammar, belajar langsung dari native speaker. Dan MURAH MERIAH. Bahkan banyak video-video pelajaran bahasa gratis di youtube.
www.arasmediabooks.weebly.com
Bukan berarti belajar grammar dan menggunakan software tidak effektif! Bukan berarti belajar bersama non native tidak boleh! Bukan berarti belajar bahasa dengan metode menterjemahkan tidak bagus! Semua ini hanya sebagai pelengkap. Video tetap menjadi cara yang super effektif dan paling murah. Inilah cara yang paling jitu untuk mendapatkan ekspos bahasa tersebut kedalam alam bawah sadar Anda. Ingat juga tentang aturan 600 jam. Catat berapa jam jumlah video yang telah Anda tonton! Tentunya video dengan bahasa yang sedang Anda pelajari. Karena jika Anda tidak mencatatnya, Anda mungkin akan cepat menyerah di saat sebenarnya Anda baru menginvestasikan waktu 10 jam. Sebuah angka yang masih sangat jauh dari milestone 600 jam. Download video, tonton, dan biarkan semua yang Anda dengar dan saksikan terekam dalam ingatan jangka panjang Anda. Saya telah mencobanya dengan bahasa Inggris, Jerman, dan Arab. Selamat mencoba...dan Selamat menjadi bayi kembali.
Salam
Aras MEDIA