Analisa Benda Pejal Elastik
111
5. Analisa Benda Pejal Elastik 2‐Dimensi
5.1 Dasar Kontinuum Mekanik Benda Pejal (Solid) Pada bab ini kita akan mempelajari penerapan Metode Elemen Hingga untuk analisa tegangan dan regangan benda pejal yang terbebani. Jika benda padat terbebani maka setiap bagian dari benda itu akan mengalami tegangan dan regangan (pergeseran). Gambar 5.1 menggambarkan situasi suatu benda padat yang terbebani.
Gambar 5.1 Benda padat yang terbebani.
Analisa Benda Pejal Elastik
112
Tegangan pada setiap bagian dari benda ini dapat dianalisa dengan menggunakan elemen tegangan (stress element) seperti digambarkan oleh Gambar 5.2.
Gambar 5.2 Elemen tegangan. Agar elemen berada dalam kondisi equilibrium maka xy = yx , xz =
zx dan yz = zy. Dengan menggunakan notasi vektor elemental tegangan dapat dituliskan T = {xx yy zz yz xz xy}
(5.1)
Dengan analisa yang sama elemental regangan dapat dituliskan dengan menggunakan notasi vektor. T = {xx yy zz yz xz xy} (5.2) Apabila tegangan hanya menyebabkan pergeseran yang kecil dan saat beban ditiadakan benda kembali ke bentuk asal seperti sebelum terbebani, benda dikatakan masih berada dalam sifat elastik. Pada regime elastik hubungan antara tegangan, dan regangan, mengikuti hukum Hooke.
Analisa Benda Pejal Elastik
xx c11 yy zz yz xz xy
c12
c13
c14
c15
c 22
c 23
c 24
c 25
c 33
c 34 c 44
c 35 c 45
sym.
c 55
113
c16 xx
c 26 yy
c 36 zz c 46 yz
(5.3)
c 56 xz c 66 xy
atau dalam bentuk matrik {} = [C] {} (5.4) Pada persamaan (5.4) [C] adalah matrik konstitutif bahan (material constitutive law). Elemen dari matrik konstitutif ini ditentukan dari eksperimen. Untuk benda isotropik, Young’s modulus, E dan Poissons ratio, merata pada semua arah. Untuk materi ini hubungan antara tegangan dan regangan diberikan oleh Hukum Hooke.
xx
xx E
yy
zz
yz
xz
xy
yy
zz E E
xx yy E
xx
yz G
xz G
xy G
E
ν
E
ν zz E
yy zz E
(5.5)
E
(5.6)
(5.7)
(5.8)
(5.9)
(5.10)
Dimana G adalah modulus geser isotropik (isotropic shear modulus) yang diberikan oleh
G
Analisa Benda Pejal Elastik
E 2(1 )
114
(5.11)
Persamaan‐persamaan (5.5) – (5.10) memberikan matrik konstitutif [C], ν ν 0 0 0 1 ν ν ν 1 ν 0 0 0 ν ν 1 ν 0 0 0 E [C] (5.12) 0 0 0.5 ν 0 0 (1 ν)(1 2 ν) 0 0 0 0 0 0.5 ν 0 0 0 0 0 0.5 ν 0 Dengan MEH, solusi yang dihitung adalah pergeseran node. Jadi setiap node terdiri 3 dof, ux, uy dan uz. Hubungan antara regangan, dan derivatif pergeseran adalah u (x Δx, y, x) u x (x, y, z) u x xx lim x Δx x Δx0
u y (x, y Δy, z) u y (x, y, z) u y Δy y Δy0
(5.14)
u z (x, y, z Δz) u z (x, y, z) u z Δz z Δz0
(5.15)
yy lim
(5.13)
zz lim
Regangan geser (shear strain) didefinisikan sebagai perubahan sudut suatu elemen sebagai akibat dari beban. Gambar 5.3 memberikan illustrasi sudut‐sudut ini.
Analisa Benda Pejal Elastik
115
Gambar 5.3 Perubahan sudut suatu elemen yang terbebani. Regangan geser, xy diberikan oleh
xy 1 2
u y (x Δx, y, x) u y (x, y, z) u x (x, y Δy, x) u x (x, y, z) lim Δy Δx Δy0 Δx0
lim
u x u y y x
(5.16) Dengan cara yang sama regangan geser yang lain dapat diturunkan sebagai berikut. u y u yz z (5.17) y z
xz
u z u x z x
(5.18)
Hubungan antara regangan dan derivatif pergeseran (5.13) – (5.18) dapat dituliskan dengan menggunakan notasi matrik berikut.
Analisa Benda Pejal Elastik
u x x u y x u z x u u y z y z u z u x x z u y ux x y
116
(5.19)
5.2 Analisa Tegangan Bidang (Plane Stress Analysis) Untuk benda pejal yang mempunyai ketebalan yang kecil dibandingkan dengan ukuran penampang dan beban hanya berada pada bidang penampang, maka tegangan pada arah tegak lurus dari penampang adalah nol. Untuk bidang xy, zz = yz = xz = 0. Dengan asumsi yz = xz = 0, persamaan Hooke untuk problem tegangan bidang (plane stress) diberikan oleh, 1 0 xx xx E 1 0 (5.20) yy yy 1 2 0 0 1 xy 2 xy Untuk analisa tegangan bidang, matrik konstitutifnya adalah 1 ν 0 E C ν 1 0 (5.21) 1 ν 1 ν2 0 0 2
Analisa Benda Pejal Elastik
117
5.3 Analisa Regangan Bidang (Plane Strain Analysis) Untuk benda pejal yang mempunyai ketebalan yang besar dibandingkan dengan ukuran penampang dan beban hanya berada pada bidang penampang, maka regangan pada arah tegak lurus dari penampang adalah nol. Jika bidang penampang adalah bidang xy, zz =
yz = xz = 0. Hukum Hooke untuk problem regangan bidang diberikan oleh 1 ‐ ν ν 0 ε σxx xx E 0 ε (5.22) σyy (1 2ν)(1 ν) ν 1 ‐ ν yy 2 1 ν 0 0 σxy 2 εxy Untuk analisa regangan bidang, matrik konstitutifnya adalah 1 ‐ ν ν 0 C (1 2νE)(1 ν) ν 1 ‐ ν 0 (5.23) 2 ν 1 0 0 2 5.4 Formulasi MEH: Elemen Segitiga Linear Ada dua teknik yang umum digunakan untuk menurunkan formulasi MEH problem elastik: 1) minimum potensial energi (Bab 2 dan Bab 3), dan 2) Metode Galerkin. Pada bab ini kita akan menggunakan pendekatan minimum potensial energi. Pertama‐tama strain diekspresikan dengan pergeseran pada node. Untuk elemen segitiga linear pergeseran pada elemen diberikan oleh persamaan (4.36) u(e) x S1 u x1 S 2 u x2 S 3 u x3
(5.24)
u(e) y S1 u y1 S 2 u y2 S 3 u y3
(5.25)
Dengan menggunakan (5.24) dan (5.25) regangan dihitung
Analisa Benda Pejal Elastik
118
u x x xx u y yy y xy u u x y y x S 1 x 0 S 1 y
0 S1 y S1 x
S 2 x 0 S 2 y
0 S 2 y S 2 x
S 3 x 0 S 3 y
u x1 0 u y1 S 3 u x2 y u y2 S 3 u x3 x u y3
(5.26)
Dengan menggunakan S1, S2 dan S3 yang telah diberikan oleh (4.37) – (4.39) pada (5.26) kita peroleh xx 1 1 0 yy 2A xy 1
0
2
1 0 1 2
0
3
2 0 2 3
u x1 u y1 0 u x2 3 u y2 3 u x3 u y3
(5.27)
Atau secara singkat dapat dituliskan dengan menggunakan notasi matrik {ε} = [B] {U} (5.28) Matrik [B] dikenal sebagai matrik regangan (strain matrix). Disini jelas bahwa dengan menggunakan elemen linear segitiga, hanya ada satu nilai regangan pada elemen, oleh karenanya elemen ini dikenal dengan elemen regangan konstan (constant strain element). Untuk menghitung energi potensial, diperlukan energi regangan yang tersimpan pada benda (lihat persamaan 3.1). Dengan menggunakan (3.1) energi regangan yang tersimpan pada benda adalah
Λ
(e)
v
Analisa Benda Pejal Elastik
119
1 T σ ε dv 2
1 T v [C] [ε] [ε]dv 2 1 v [ε] T[C] T [ε]dv 2 1 v [ε] T[C] [ε]dv 2
(5.29)
Perhatikan bahwa [C] [ε] T = [ε] T[C] T dan [C] T [C] . Selanjutnya dengan mensubstitusikan (5.28) ke (5.29) diperoleh 1 Λ(e) v [U] T [B] T [C] [B] [U] dv (5.30) 2 Kerja pada badan ini dihitung dengan mengalikan gaya pada node dengan pergeseran node (lihat Gambar 5.4). W ( e) u x1 Fx1 u y1 Fy1 u x2 Fx2 u y2 Fy2 u x3 Fx3 u y3 Fy3 (5.31) T [U] [F]
Gambar 5.4 Gaya dan pergeseran pada node elemen segitiga.
Analisa Benda Pejal Elastik
Energi potensial total elemen diberikan oleh Π( e ) Λ ( e ) W ( e ) 1 v [U] T [B] T [C] [B] [U] dv [U] T [F] 2 (e )
Dengan meminimumkan Π linear berikut. Π T U V[B] [C][B][U] [F] 0
120
(5.32)
akan diperoleh sistim persamaan
(5.33)
atau [K] [U] = [F] (5.34) dimana [K] adalah matrik kekakuan. ‐‐‐‐‐ CONTOH 5.1 ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ Suatu plat yang tersangga dan terbebani pada salah satu ujung mengalami pergeseran. Jika pergeseran maksimum dari plat tidak boleh melebihi 10 m, hitung: (a) Pergeseran maksimum plat, (b) apakah ada kemungkinan plat untuk berubah bentuk secara permanen (plastic deformation), dan (c) perkiraan perubahan ketebalan plat pada saat terbebani.
Analisa Benda Pejal Elastik
121
Karena ketebalan plat lebih kecil dari seperlima dimensi penampang problem ini dapat disederhanakan sebagai problem tegangan bidang. Pada contoh ini kita hanya menggunakan satu elemen. Untuk menghitung matrik kekakuan [K], pertama‐tama kita hitung matrik konstitutif dengan menggunakan (5.21). 1 75.000 0,33 C (1) 2 1 0,33 0
0,33 1 0
0 0,33 0 1 0 688,7e3 0,33 1 0 1 0,33 1 0,33 0 0 2 2
Dengan area, A = 200 mm2 dan isi, V = 600 mm3 selanjutnya elemen‐ elemen matrik [B] dihitung dengan menggunakan koordinat node 1(0,0), 2(20,0) dan 3(0,20), β1 y 2 y 3 0 20 20 δ1 x 3 x 2 0 20 20 β2 y 3 y1 20 0 20 δ2 x1 x 3 0 0 0 β3 y 1 y 2 0 0 0 δ3 x 2 x1 20 0 20 Matrik [B] menurut (5.27), 20 0 20 B(1) 0,0025 0 20
0
0
0
0
20
20
0
0
20
0
20 20
0
Setelah [B] dan [C] diperoleh, [K] dapat dihitung
Analisa Benda Pejal Elastik
122
K(1) 600 [B]T [C] [B] 1,3791 0,687 1,0331 6 1e 0,3461 0,3461 0,3409
0,6870 1,3791
1,0331 0,3461 0,3461 0,3409 0,3409 0,3461 0,3461 1,0331
0,3409
1,0331
0
0
0,3461 0,3461
0 0
0,3461 0,3461
0,3461 0,3461
1,0331
0,3409
0
0
0,3409 0 0 1,0331
Dan sistim persamaan yang diperoleh adalah
1,3791 0,687 1,0331 1e6 0,3461 0,3461 0,3409
0,6870 1,3791 0,3409 0,3461 0,3461 1,0331
1,0331 0,3461 0,3461 0,3409 0,3409 0,3461 0,3461 1,0331 1,0331 0 0 0,3409 0 0,3461 0,3461 0 0 0,3461 0,3461 0 0,3409 0 0 1,0331
u x1 Fx1 u F y1 y1 u F x2 x2 u F y2 y2 u F x3 x3 u y3 Fy3
Karena ux1 = uy1 = ux2 = uy2 = 0 dan Fx2 = 150 N dan Fy2 = 200 N, lajur satu, dua, lima dan enam dapat dieliminasikan dari sistim. 0 u x2 150 1,0331 1e 6 0,3461 u y2 200 0 a) Pergeseran maksimum plat Solusi dari sistim persamaan ini memberikan pergeseran titik beban (node 2). u x2 ‐ 4 1,4519 mm u 1e 5,7787 y2 Dengan menggunakan jawaban ini, gaya‐gaya reaksi pada node 1 dan 3 dapat diperoleh dengan mensubstitusikan nilai ux2 dan uy2 ke sistim persamaan di atas. Gaya‐gaya reaksi ini adalah
Analisa Benda Pejal Elastik
123
Fx1 ‐ 350 N Fx3 200
Verifikasikan hasil ini dengan menggunakan analisa statik. b) Kemungkinan berubah bentuk secara permanen Untuk mengetahui apakah beban yang ada akan membuat plat berubah bentuk secara permanen, kita perlu mengetahui tegangan pada elemen. Dengan mensubstitusikan (5.21) dan (5.28) ke (5.20) kita bisa peroleh 5 xx yy [C] [B] [U] 1,65 MPa 6,67 xy
Dari tegangan ini bida peroleh tegangan von Mises (von Mises stress), ’ berdasarkan tegangan elemen yang telah dihitung diatas. 2 2 2 xx yy xx yy 3 xy
5 2 1,652 5 (1,65) 3 (6,67)2 12,37 MPa
Jika tegangan yield (yield stress) aluminium berkisar antara 15 – 20 MPa, karena nilai von Misses stress ini lebih kecil dari yield stress aluminium menurut teori, plat tidak akan berubah bentuk secara permanen. Namun dalam praktek kemungkinan plat berubah bentuk cukup besar dikarenakan adanya defek pada bahan atau variasi dari beban. (c) Perkiraan perubahan ketebalan plat Besarnya penipisan dari plat dapat diaproksimasikan dengan menggunakan persamaan (5.7).
zz
xx E
ν
yy zz E
E
Analisa Benda Pejal Elastik
124
zz 0,33
5 1,65 0 0,33 29,26e ‐ 6 75,000 75,000 75,000
Jadi perubahan tipis plat adalah Δz 29,26e6 x 3 = 87,87e6 mm ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
5.5 Formulasi MEH: Elemen Linear Segiempat Untuk elemen segiempat linear, pergeseran pada elemen diberikan oleh persamaan (4.21). Dan pergeseran x dan y diberikan oleh u(xe) S1 u x1 S 2 u x2 S 3 u x3 S 4 u x4
(5.35)
u(ye) S1 u y1 S 2 u y2 S 3 u y3 S 4 u y4
(5.36)
Dengan menggunakan (5.35) dan (5.36) regangan dapat dihitung sebagai berikut u x x xx u y yy y xy u u y x y x
S 1 x 0 S 1 y
0 S1 y S1 x
S 2 x 0 S 2 y
0 S 2 y S 2 x
S 3 x 0 S 3 y
0
S 4 x
S 3 0 y S 3 S 4 x y
u x1 u y1 (5.37) 0 u x2 S 4 u y2 y u x3 S 4 u y3 x u x4 u y4
Analisa Benda Pejal Elastik
125
Bentuk umum dari fungsi bobot S1, S2, S3 dan S4 diberikan pada koordinat natural (). Untuk fungsi‐fungsi bobot ini derivative parsialnya diperoleh dengan menggunakan aturan rantai. Si Si ξ Si η ξ η Si x ξ x η x x x ξ S (5.38) i Si ξ Si η ξ η Si y ξ y η y y y η Dengan menggunakan (5.38) untuk derivative parsial pada (5.37) vektor regangan dapat dituliskan. [ε] = [A] [D] [U] (5.39) dimana, ξ η 0 x x 0 ξ η A 0 0 y y (5.40) ξ η ξ η y y x x Dan
S1 ξ S1 D η 0 0
S
0
0
2
0
ξ S
0 S
2
η 1
0
1
0
ξ S η
S
S
3
0
3
0
ξ S η 2
0
2
0
ξ S η
S
S
4
ξ S
4
η 3
0
3
0
ξ S η
0 0 S 4 ξ S 4 η
(5.41)
Elemen‐elemen [D] dapat diperoleh dari penurunan fungsi‐fungsi bobot (4.29) – (4.32).
Analisa Benda Pejal Elastik
126
0 (1 η) 0 (1 η) 0 (1 η) 0 (1 η) (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 1 D 4 0 (1 η) 0 (1 η) 0 (1 η) 0 (1 η) (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 (5.42) Untuk mendapatkan elemen‐elemen dari matrik [A] diperlukan matrik transformasi yang dikenal sebagai matrik Jacobian [J]. Si Si x Si y x y S ξ x ξ y ξ ξ ξ i x (5.43) S S y i Si x Si y x i η x η y η η η y [J] Dengan membandingkan (5.38) dengan (5.43) kita bisa dapatkan S i S i ξ η S i x x x ξ 1 ξ S (5.44) [ J] S i ξ η S i i y y y η η Matrik [J] dapat dihitung
j
J j11
21
S1 j ξ 12 j S1 22 η
S
2
S
3
ξ S
ξ S
η
η
2
3
S x1 4 ξ x 2 S x 4 3 η x 4
y 1 y 2 y 3 y 4
(5.45)
dan
ξ J 1 ξx y
η x 1 j22 ‐ j12 η | J | ‐ j 21 j11 y
(5.46)
Analisa Benda Pejal Elastik
127
Selanjutnya matrik [A] dapat dihitung dari ξ η 0 x x 0 j j 0 0 22 12 A 0 0 yξ yη | 1J | 0 j 0 j (5.47) 21 11 j j j j ξ η ξ η 11 22 12 21 y y x x Setelah [A] diperoleh kita dapat hitung energi regangan elemen berikut. ( e) 1 Λ v [ε] T[C] [ε]dv 2 1 (5.48) t A ([A ][D][U])T [C][A ][D][U] dA 2 1 11 t [U]T [D]T [A ]T [C] [A ] [D] [U] | J | dξ dη 2 ‐1‐1 Kerja pada elemen W ( e ) u x1 Fx1 u y1 Fy1 u x2 Fx2 u y2 Fy2 u x3 Fx3 u y3 Fy3 u x4 Fx4 u y4 Fy4 [U]T [F]
(5.49)
dan energi potensial total Π( e ) Λ( e ) W( e ) (5.50) 1 11 t [U]T [D]T [A]T [C] [A] [D] [U] | J | dξ dη [U] T [F] 2 ‐1‐1 Dengan meminimumkan energi potensial total kita peroleh sistim persamaan linear berikut. Π 1 1 T T (5.51) U t ‐1‐1[D] [A ] [C] [A ] [D] [U]| J | dξ dη [F] 0 atau
Analisa Benda Pejal Elastik
[K] [U] = [F]
128
(5.52)
Dimana [K] adalah matrik kekakuan dimana dalam hal ini merupakan integral yang umumnya dihitung secara numerik dengan menggunakan empat titik Gauss (Gambar 4.24). ‐‐‐‐‐ CONTOH 5.2 ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ Pada contoh ini kita ulangi contoh 5.1 tetapi dengan plat segiempat.
Karena ketebalan plat lebih kecil dari seperlima dimensi penampang problem ini dapat disederhanakan sebagai problem tegangan bidang. Pada contoh ini kita hanya gunakan satu elemen. Untuk menghitung matrik kekakuan [K], pertama‐tama kita hitung matrik konstitutifnya dengan menggunakan (5.21).
C(1)
1 75.000 0,33 1 0,332 0
0,33 1 0
0 0,33 0 1 0 688,7e3 0,33 1 0 1 0,33 1 0,33 0 0 2 2
Guna menghitung integral (5.51), kita gunakan integrasi numerik dengan menggunakan 4 titik Gauss (Gambar 4.24). Untuk setiap titik ini kita hitung matrik [D] dan [A].
Analisa Benda Pejal Elastik
129
Titik Gauss 1: = ‐0,57735 , = ‐0,57735 0 (1 η) 0 (1 η) 0 0 (1 η) (1 η) 0 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 1 (1 ξ) D1 4 0 (1 η) 0 (1 η) 0 (1 η) 0 (1 η) (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 577) 0 (1 0, 577) 0 (1 0, 577) 0 577) 0 (1 ‐ 0, (1 0, 577) 0 577) 0 (1 ‐ 0, 577) 0 (1 0, 577) 0 (1 ‐ 0, 1 (1 0, 0 577) 0 (1 0, 577) 0 (1 ‐ 0, 577) 0 577) (1 0, (1 ‐ 0, 4 0 577) 0 577) 0 (1 ‐ 0, 577) 0 (1 0, 577) (1 0, (1 ‐ 0, 0 0 0 0,106 0 0,394 0,106 0,394 0,394 0 0,106 0 0 0 0,106 0,394 0 0,394 0 0 0 0,106 0,394 0,106 0,394 0 0,106 0 0 0,106 0,394 0
0 0 j j (1 η) (1 η) (1 η) (1 η) 30 0 J1 j11 j12 14 21 22 (1 ξ) (1 ξ) (1 ξ) (1 ξ) 30 20 0 20 0 0 0,394 0,394 0,106 0,106 30 0 0,394 0,106 0,106 0,394 30 20 0 20 15 0 0 10 Determinan |J|1 = 150 j j12 22 1 0 A1 |J| 0 1 j11 j21
0 j21 j22
0
10 1 j11 0 150 j12 0
0
0
0
0
0
15
15 10
0
Analisa Benda Pejal Elastik
130
[K]1 t [D]1T [A ]1T [C] [A ]1 [D]1 | J |1 2,611 2,089 0,968 1,230 0,699 1,272 0,943 4,591 2,611 6 ,767 0,943 0,701 0,699 1,813 0,968 5,655 2,089 0,943 2,759 0,699 0,559 0,253 1,230 1,390 0,968 0,701 0,699 1,299 1,813 0,259 0,188 1,408 1e 4 1,230 0,699 0,559 0,259 0,330 0,188 0,341 0,253 0,259 1,515 0,486 0,699 1,813 0,253 0,188 0,188 1,272 0,968 1,230 1,408 0,341 0,259 2,161 0,699 1,810 0,253 1,515 0,699 5,953 0,943 5,655 1,390
Dengan cara yang sama matrik [K]2, [K]3 dan [K]4 dihitung. Matrik (1)
[K] adalah jumlah semua [K] pada titik Gauss. 1,259 1,049 0,010 1,476 1,259 0,427 0,010 2,952 1,259 4,351 0,010 1,330 1,259 2,176 0,010 3,506 1,049 0,010 2,952 1,259 0,427 0,010 1,476 1,259 0,009 1,330 1,259 4,351 0,010 3,506 1,259 2,176 [K ](1) 1e 5 1,476 1,259 0,427 0,010 2,952 1,259 1,049 0,010 4,351 0,010 1,330 1,259 2,176 0,010 3,506 1,259 0,427 0,010 1,476 1,259 1,049 0,010 2,952 1,259 0,010 3,506 1,259 2,176 0,010 1,330 1,259 4,351
a) Pergeseran maksimum plat Karena ux1 = uy1 = ux4 = uy4 = 0 dan Fx2 = 150 N dan Fy3 = 200 N, lajur satu, dua, tujuh dan delapan dapat dieliminasikan dari sistim. 2,952 1,259 0,427 0,010 u x2 150 4,351 0,010 3,506 u y2 0 5 1,259 1e 0,427 0,010 2,952 1,259 u x3 0 4,351 u y3 200 0,010 3,506 1,259 Solusi dari sistim persamaan ini memberikan pergeseran titik‐titik beban (node 2 dan 3). u x2 1,8 u y2 3,4 3 mm u 1e 1,3 x3 u 3,6 y3
Analisa Benda Pejal Elastik
131
Pergeseran maksimum terjadi pada node 2. Dengan menggunakan hasil ini, gaya‐gaya reaksi pada node 1 dan 3 dapat dihitung dengan mensubstitusikan nilai ux2 ,uy2 , ux3 dan uy3 ke sistim persamaan [K][U]=[F]. Gaya‐gaya reaksi yang diperoleh adalah Fx1 ‐ 60 N Fx4 45 Sebagai latihan verifikasikan hasil ini dengan menggunakan analisa statik. b) Kemungkinan berubah bentuk secara permanen Berbeda dengan elemen segitiga dimana regangan konstan pada seluruh bagian elemen, pada elemen segiempat regangan berbeda‐ beda. Untuk menjawab pertanyaan apakah plat akan berubah bentuk secara permanen, kita perlu menentukan lokasi kritis, kemudian tegangan pada lokasi tersebut dihitung. Ada dua lokasi kritis yaitu pada node 1 dan node 4. Pada contoh ini kita akan lihat node 1 saja. Node 1: = ‐1 , = ‐1 (1 η) 0 (1 η) 0 (1 η) 0 0 (1 η) (1 ξ) (1 ξ) 0 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 1 D 4 0 (1 η) (1 η) 0 (1 η) 0 (1 η) 0 (1 ξ) (1 ξ) 0 0 (1 ξ) 0 (1 ξ) 0 2 0 2 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 2 0 4 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2
j
J j11
21
Analisa Benda Pejal Elastik
j 1 (1 η) 12 j 4 (1 ξ) 22
0 1 2 2 0 0 30 4 2 0 0 2 30 0
132
0 0 (1 η) (1 η) (1 η) 30 0 (1 ξ) (1 ξ) (1 ξ) 30 20 0 20 0 0 20 20
15 0 0 10 Determinan |J| = 150 j 0 j12 22 1 0 A |J| 0 j21 j11 j22 j21
0
10 1 j11 0 150 j12 0
u x1 0 u y1 0 u x2 1,8 3,4 u y2 3 U u 1e mm ‐ 1,3 x3 u 3,6 y3 u 0 x4 0 u y4
Tegangan pada node 1 adalah 41,32 xx yy [C] [A][D] [U] 13,64 MPa 26,15 xy
0
0
0
0
0
15
15 10
0
Analisa Benda Pejal Elastik
133
Tegangan von Mises, ’ berdasarkan stress yang telah dihitung diatas adalah 2 2 2 xx yy xx yy 3 xy
41,322 13,64 2 41,32 (13,64) 3 (26,15)2 58,15 MPa
Karena nilai von Misses stress ini lebih besar dari yield stress aluminium dengan beban yang ada, menurut teori plat akan berubah bentuk secara permanen. ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
5.6 Beban Merata (Distributed Load) Untuk beban merata, beban ini perlu diubah menjadi beban yang terpusat pada node. Guna menjelaskan proses penurunannya kita gunakan contoh beban merata pada sisi 2‐3 (Gambar 5.4). Disini kita ekspresikan beban ini menjadi sejajar sumbu x, px dan sumbu y, py. Kerja yang dilakukan oleh gaya ini pada elemen diberikan oleh W ( e ) A u p dA A (u x p x u y p y ) dA p x A (u x u y ) dA p y
A [u x1 u y1 u x2 u y2 u x3
A [U]T ST p dA
S1 0 S u y3 ] 2 0 S 3 0
0
S1
0 p x dA S 2 p y 0
S 3
(5.53)
Derivatif dari [W] terhadap pergeseran [U] diberikan oleh
Analisa Benda Pejal Elastik
W (e) T U t l 2‐ 3 [S] p dA Setelah integrasi diterapkan kita peroleh 0 0 W ( e ) l 2‐3 p x [F] t 2 p y U px p y
134
(5.54)
(5.55)
Gambar 5.4 Gaya dan pergeseran pada node‐node elemen segitiga. ‐‐‐‐‐ CONTOH 5.3 ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ Suatu plat yang tersangga dan terbebani oleh beban merata pada salah satu sisi. Hitung: (a) Pergeseran maksimum plat, dan (b) apakah ada kemungkinan plat untuk berubah bentuk secara permanen (deformasi plastik).
Analisa Benda Pejal Elastik
135
Beban ini kita pecah menjadi beban sejajar sumbu‐x dan sumbu‐y.
Dari contoh 5.1 telah kita peroleh
K(1) 600 [B]T [C] [B] 1,379 0,687 1,033 1e6 0,346 0,346 0,341
0,687 1,033 0,346 0,346 0,341 1,379 0,341 0,346 0,346 1,033 0 0 0,341 0,341 1,033 0 0,346 0,346 0 0,346 0 0,346 0,346 0 0,346 0 0 1,033 1,033 0,341
Dari persamaan (5.55), beban tambahan pada node dari beban merata ini adalah [F]tambahan
Analisa Benda Pejal Elastik
136
[F]tambahan
0 0 0 0 0 0 l p x 28,284 35,36 1500 t 2‐ 3 3 2 p y 2 35,36 1500 35,36 1500 px 35,36 1500 p y
Sistim persamaan yang diperoleh adalah
1,3791 0,687 6 1,0331 1e 0,3461 0,3461 0,3409
Fx1 R x1 F R y1 y1 F 1500 x2 F 1500 y2 F R 1500 x3 x3 x3 1,0331 u F R 1500 y3 y3 y3
u 1,0331 0,3461 0,3461 0,3409 x1 u 0,3409 0,3461 0,3461 1,0331 y1 u 0,3409 1,0331 0 0 0,3409 x2 0,3461 0 0,3461 0,3461 0 u y2 u 0,3461 0 0,3461 0,3461 0 0,6870 1,3791
1,0331
0,3409
0
0
Karena ux1 = uy1 = ux3 = uy3 = 0 dan Fx2 = 1500 N dan Fy2 = 1500 N, lajur satu, dua, lima dan enam dapat dieliminasikan dari sistim. 0 u x2 1500 1,033 1e6 0,346 u y2 1500 0 a) Pergeseran maksimum plat Solusi dari sistim persamaan ini memberikan pergeseran titik beban (node 2). u x2 ‐ 4 15 u 1e mm y2 43 b) Kemungkinan berubah bentuk secara permanen Tegangan pada elemen dihitung
Analisa Benda Pejal Elastik
137
15,65 xx yy [C] [B] [U] 17,05 MPa 49,60 xy Dari stress ini kita hitung dulu von Misses stress, ’ berdasarkan tegangan yang telah dihitung diatas.
2 2 xx
yy
xx yy
3 2
xy
15,652 17,05 2 15,65(17,05) 3 (49,60)2 87,46 MPa
Karena yield stress aluminium berkisar antara 15 – 20 MPa, dan nilai tegangan von Mises yang lebih besar dari yield stress aluminium, menurut teori plat akan berubah bentuk secara permanen. ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
5.7 Benda Pejal Aksissimmetris Untuk benda pejal yang secara geometris dan beban simmetris terhadap sumbu rotasi (Gambar 5.5) problem dapat disederhanakan dengan menggunakan elemen 2‐dimensi aksissimmetris. Elemen tegangan pejal aksissimmetris diillustrasikan pada gambar 5.6. Elemen ini hanya mempunyai empat stress nil‐nol, rr , , zz , dan rz. Tegangan r = r= z z= 0.
Analisa Benda Pejal Elastik
138
Gambar 5.5 Solid revolusi dengan beban simmetris terhadap sumbu z.
Gambar 5.6 Stress pada elemen axissimmetris. Hukum Hooke untuk elemen ini adalah ν ν 0 1 ν rr rr ν 1 ν ν 0 E zz zz (5.56) ν 1 ν 0 (1 )(1 2ν) ν 1 0 0 ν 0 rz 2 rz
Analisa Benda Pejal Elastik
139
Matrik konstitutif [C] elemen ini adalah ν ν 0 1 ν ν 0 1 ν ν E C (1 )(1 2ν) ν (5.57) 0 ν 1 ν 1 0 0 ν 0 2 Dengan cara yang sama (5.13 ‐ 5.16) hubungan antara regangan dan pergeseran diberikan oleh u (5.58) rr r r u (5.59) zz z z u (5.60) r r u u (5.61) rz r z r z Untuk elemen segitiga linear pergeseran elemen diberikan oleh persamaan (4.36) u(e) S1 u S 2 u S 3 u r
r1
r2
r3
(5.62)
u
(e) S1 u S 2 u S 3 u z z1 z2 z3
(5.63)
Dengan menggunakan (5.58) – (5.63) vektor regangan dapat diperoleh
Analisa Benda Pejal Elastik
140
u r r rr u z zz z u r r rz u u r z r z (5.64) S S S 1 3 2 0 u r1 0 0 r r r u S S S z1 3 1 2 0 0 0 u z z z r2 u S S S 3 1 2 0 0 0 z2 r r r u r3 S S S S S S 1 3 3 u 1 2 2 z3 r z r z r z Fungsi bentuk S1, S2 dan S3 telah diberikan oleh (4.37) – (4.39) sehingga
1
rr 0 zz 1 2A 2AS1 r rz 1
0
1
0
1
2 0 2A S
2
0 2A S
2
0
r
2
Dimana [B] diberikan 0 1 2 0 0 1 1 [B] 2 AS 2 AS 2A 1 2 0 r r 1 2 1
3
0
2
3
0
2
0 2 AS
0
2
3
r
3
3
r
3
Energi regangan elemen aksissimmetris
u r1 0 u uz1 3 r2 (5.65) 0 u z2 3 ur3 u z3
0 3 0 3
(5.66)
Analisa Benda Pejal Elastik
141
1 T T v [U] [B] [C] [B] [U] dv 2 2π T T [U] [B] [C] [B] [U] r dA 2 A
Λ( e )
(5.67)
r pada persamaan (5.67) diberikan oleh r dari centroid, yang untuk elemen segitiga linear adalah r r r r 1 2 3 (5.68) 3 Pada lajur ke tiga dari matrik [B] terdapat term Si/r, untuk memudahkan integrasi matrik ini, fungsi bentuk dan r dari centroid digunakan. Pada centroid elemen segitiga linear, S1 = S2 = S3 = 1/3 dan r diberikan oleh (5.68) (e)
Dengan menggabungkan (5.67) dengan kerja W , energi potensial, Π (e ) diperoleh. Selanjutnya dengan meminimumkan Π
(e )
dapat
diperoleh sistim persamaan linear berikut. Π T (5.69) U 2πr A [B] [C][B][U] [F] 0 Dimana [K] 2πr A [B]T [C][B][U] (5.70) ‐‐‐‐‐ CONTOH 5.4 ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ Contoh ini diadopsi dari referensi (Chandrupatla, 2001). Sebuah silinder dengan diameter dalam 200 mm dan diameter luar 240 mm berisi cairan dengan tekanan sebesar 3 Mpa. Dengan menggunakan dua elemen segitiga, hitung: (a) perubahan diameter dalam, dan (b) tegangan pada dinding silinder.
Analisa Benda Pejal Elastik
142
Pertama‐tama kita menggunakan (5.57).
[C](1)
hitung
matrik
1 0,3 0,3 200.000 ( 2) [C] (1 0,33)(1 ‐ 0,6) 0,3 0 1 0,3 0,3 0,3 1 0,3 5 3,846e 0,3 0,3 0 0
konstitutifnya
0,3 0,3 1 0,3 0,3 0,3 1 0,3 0 0,3 0,3 1 0,3 0
0 1 0,3 2 0 0 0
1 0,3 2
dengan
0 0 0
Tekanan pada sisi diameter dalam diterapkan dalam bentuk beban terpusat pada node 1 dan 4 sebesar 3
Fr1 = Fr4 = 2 rin le p = 9,425e N
Analisa Benda Pejal Elastik
143
Elemen 1 Luas elemen ini adalah A = 50 mm2. Selanjutnya elemen‐elemen matrik [B] (5.66) dapat diperoleh dengan menggunakan koordinat node 1 (100,0), node 2 (110,0) dan node 3 (110,10). 1 = ‐10 1 = 0
2 = 10
2 = ‐10
3 = 0
3 = 10
Dengan menggunakan (5.68) r r r 320 r 1 2 3 3 3 Matrik [B] menurut (5.66), 10 0 0 0 10 0 0 0 10 0 10 1 0 B(1) 100 100 100 100 0 0 0 320 320 320 10 10 10 10 0 0 Setelah [B] dan [C], [K] dapat dihitung ur1 uz1 ur2 uz2 ur3 uz3
K(1)
0 0,9013 0,3746 ‐ 0,0112 0,3746 u r1 0,8789 0,2578 0,2578 0,2578 0,2578 0 u z1 1,1850 ‐ 0,6565 ‐ 0,2448 0,3987 u r2 1e 8 1,160 0,2457 ‐ 0,9022 u z2 simmetri 0,2587 0,0121 u z3 0,9022 u r3
Elemen 2 Luas elemen ini adalah A = 50 mm2. Selanjutnya elemen‐elemen matrik [B] diperoleh dengan menggunakan koordinat node 1 (100,0), node 3 (110,10) dan node 4 (100,10).
Analisa Benda Pejal Elastik
1 = 0
1 = ‐10
2 = 10
2 = 0
3 = ‐10
144
3 = 10
Dengan menggunakan (5.68), r r r 310 r 1 3 4 3 3 Matrik [B] menurut (5.66), 0 10 0 10 0 0 0 10 0 0 0 10 1 (2) B 100 100 100 100 0 0 0 310 310 310 10 0 0 10 10 10 Setelah [B] dan [C], [K] dapat dihitung ur1 uz1 ur3 uz3 ur4 uz4
K( 2)
0,013 ‐ 0,2447 ‐ 0,2609 0,2618 u r1 0,2506 ‐ 0,0121 0,874 ‐ 0,3867 0 0,3625 ‐ 0,874 u z1 0,8991 0 ‐ 0,8731 0,3867 u r3 1e 8 0,2497 0,2497 ‐ 0,2497 u z3 simmetri 1,1005 ‐ 0,6122 u z4 1,1237 u r4
(1)
(2)
Dengan menggabungkan [K] dan [K] sistim global diperoleh. Dikarena uz1 = uz2 = ur2 = uz3 =ur3 = uz4 = 0, lajur dua, tiga, empat, lima, enam dan delapan dapat dieliminasikan dari sistim. Dan sistim yang kita perlu pecahkan adalah 1,1295 0,2609 u r1 3 9,425 1e 8 u 1e 0,2609 1,1005 r4 9,425 Dari sistim ini hasil yang diperoleh adalah
Analisa Benda Pejal Elastik
145
u r1 ‐ 3 0,1092 u 1e mm r4 0,1,115 ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ 5.8 Efek dari Panas Kita tahu bahwa perubahan suhu menyebabkan pemuaian atau penyusutan benda pejal. Hal ini menyebabkan adanya tambahan regangan yang umumnya dianggap sebagai regangan mula‐mula (initial strain), o dan berakibat adanya tambahan regangan pada
hubungan antara tegangan dan regangan.
xx
xx E
yy ν
ν
yy E
xx yy E
zz ν
ν
xx E
ν
E
E
ν
yy E
zz
ΔT
zz E
zz E
(5.71)
ΔT
(5.72)
ΔT
(5.73)
Dengan tambahan regangan ini, hubungan antara tegangan dan regangan menjadi 1 ν 0 xx xx o E ν 1 0 (5.74) yy yy o 1 ν 2 0 0 1 ν 0 xy 2 xy dimana, ΔT [ o ] ΔT (5.75) 0 untuk problem tegangan bidang, dan untuk problem regangan bidang
Analisa Benda Pejal Elastik
146
]
]
(1 ) α ΔT [ o ] (1 ) α ΔT (5.76) 0 Formulasi energi regangan menjadi t Λ ( e ) A [ ‐ o ] T[C] [ ‐ o ]dA 2 t A [ T [C] [ ‐ 2[ ]T [C][ o ] [ o ] T [C] [ o ]dA 2 t t A [ T [C] [ dA t A [ ]T [C][ o ]dA A [ o ] T [C] [ o ]dA 2 2 (5.77) Integral pertama pada (5.77) sama dengan (5.30), sedangkan (5.78) t A [ε]T [C][εo ]dA t A [U ] T [B] T [C] [εo ] dA dan energi potensial total elemen Π( e ) Λ ( e ) W ( e ) t [U] T [B] T [C] [B] [U ] dA t [U] T [B] T [C] [εo ] dA (5.79) A 2 A t [εo ] T [C] [εo ]dA [U ] T [F] A 2 Dengan meminimumkan energi potensial total dapat didapat sistim persamaan linear berikut. Π T T (5.80) U V [B] [C][B][U] V [B] [C][εo ] [F] 0 atau ]
]
[K] [U] = [F] + V [B] [C] [] T
(5.81)
Analisa Benda Pejal Elastik
147
Jika dibandingkan dengan (5.34), pengaruh perubahan suhu menyebabkan tambahan term di vektor sisi kanan. ‐‐‐‐‐ CONTOH 5.5 ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ Kita pecahkan contoh 5.1 kembali tetapi sekarang dengan perubahan o
suhu sebesar 100 C.
Karena ketebalan plat lebih dari seperlima dimensi penampang problem ini dapat disederhanakan sebagai problem tegangan bidang. Regangan karena perubahan suhu untuk plane stress diberikan oleh (5.75). α ΔT 100 6 [εo ] α ΔT 23e 100 0 0 Matrik‐matrik [C], [B] dan kekakuan [K] telah dihitung pada contoh 5.1. 1 0,33 0 0 C(1) 688,7e3 0,33 1 1 0,33 0 0 2 20 0 0 0 20 0 B(1) 0,0025 0 20 0 0 0 20 20 20 0 20 20 0
Analisa Benda Pejal Elastik
148
K(1) 600 [B]T [C] [B] 1,3791 0,687 1,0331 1e 6 0,3461 0,3461 0,3409
0,6870 1,0331 0,3461 0,3461 0,3409 1,3791 0,3409 0,3461 0,3461 1,0331 0,3409 1,0331 0 0 0,3409 0,3461 0 0,3461 0,3461 0 0,3461 0 0,3461 0,3461 0 1,0331 0,3409 0 0 1,0331
Sisi kanan ada tambahan term, 63202 63202 63202 V [B]T [C][εo ] 0 0 63202 Sistim persamaan yang diperoleh adalah 1,3791 0,687 1,0331 1e 6 0,3461 0,3461 0,3409
0,6870 1,0331 0,3461 0,3461 0,3409 u x1 Fx1 R x1 63202 1,3791 0,3409 0,3461 0,3461 1,0331 u y1 Fy1 R y1 63202 0 0 0,3409 u x2 Fx2 150 63202 0,3409 1,0331 Fy2 200 0 0,3461 0,3461 0 u y2 0,3461 Fx3 0 0,3461 0,3461 0 u x3 0,3461 0 0 1,0331 u y3 Fy3 R y3 63202 1,0331 0,3409
Karena ux1 = uy1 = ux2 = uy2 = 0 dan Fx2 = 150 N dan Fy2 = 200 N, lajur satu, dua, lima dan enam dapat dieliminasikan dari sistim. 0 u x2 150 63202 1,0331 1e 6 0,3461 u y2 200 0
Analisa Benda Pejal Elastik
149
Pergeseran maksimum plat Solusi dari sistim persamaan ini memberikan pergeseran dari titik loading (node 2). u x2 0,06132 u mm y2 0,00058
Dari hasil ini, gaya‐gaya reaksi pada node 1 dan 3 dapat diperoleh dengan mensubstitusikan nilai ux2 dan uy2 ke sistim persamaan di atas. ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ Untuk elemen aksissimmetris, ΔT ΔT [ o ] (5.82) ΔT 0
]
]
Formulasi energi regangannya 1 Λ ( e ) [ε ‐ εo ] T[C] [ε ‐ εo ]dV 2 V 2 [ε T [C] [ε ‐ 2[ε]T [C][εo ] [εo ] T [C] [εo ]r dA A 2 2 4 2 [U T [B T [C][B [U r dA [U T [B T[C][εo ] r dA [εo ] T [C] [εo ] r dA A A A 2 2 2 (5.83) Dengan meminimumkan total energi potential ini untuk elemen segitiga linear diperoleh sistim persamaan linear berikut. Π T T U 2 π r A[B] [C][B][U] 4π r A [B] [C][εo ] [F] 0 (5.84) dimana [K] 2 π r A[B]T [C][B] (5.85) ]
]
] ]
]
]
Analisa Benda Pejal Elastik
Dan vektor sebelah kanan menjadi [RHS] [F] 4 π r A[B]T [C][ o ]
150
(5.86)
5.9 Soal‐soal Latihan 1. Turunkan matrik konstitutif [C] persamaan (5.12) dari persamaan‐ persamaan (5.5) – (5.11). ν ν 0 0 0 1 ν ν 1 ν ν 0 0 0 ν ν 1 ν 0 0 0 E [C] 0 0 0.5 ν 0 0 (1 ν)(1 2) 0 0 0 0 0 0.5 ν 0 0 0 0 0 0.5 ν 0 2. Turunkan matrik konstitutif (5.21) untuk kondisi plane stress. 1 ν 0 E C ν 1 0 1 ν 1 ν2 0 0 2 3. Turunkan matrik konstitutif (5.23) untuk kondisi plane strain. 1 ‐ ν ν 0 E C (1 2ν)(1 ν 1‐ ν 0 ν) 1 2ν 0 0 2 4. Energi potensial total elemen diberikan oleh (e)
Π
Λ( e ) W( e )
1 T T T v [U] [B] [C] [B] [U] dv [U] [F] 2
(5.32)
Dengan meminimumkan energi potensial total, turunkan sistim persamaan linear yang diberikan oleh persamaan (5.33). Π T (5.33) U V [B] [C][B][U] [F] 0
Analisa Benda Pejal Elastik
151
5. Buktikan integral area pada persamaan (5.48) 11
A ( ) dA ( ) | J | dξ dη ‐1‐1
6. Buktikan 0 0 W ( e ) l 2‐3 px [F] t 2 p y U px p y
(5.55)
7. Turunkan regangan mula‐mula untuk kondisi regangan bidang. (1 ) α ΔT [ o ] (1 ) α ΔT (5.76) 0 8. Suatu plat yang tersangga dan terbebani pada salah satu ujung mengalami pergeseran. Hitung: (a) pergeseran maksimum plat, (b) apakah ada kemungkinan plat untuk berubah bentuk secara permanen (deformasi plastik). Catatan soal ini hampir sama dengan contoh 5.1 tetapi disini berat dari plat tidak diabaikan.
Analisa Benda Pejal Elastik
152
9. Sebuah disk dengan tebal 10mm terbebani secara radial sebesar 2 kN. Dengan menggunakan MEH dengan 6 elemen segiempat linear hitung: (a) pergeseran maksimum plat, dan (b) apakah ada kemungkinan plat untuk berubah bentuk secara permanen.
10. Seandainya disk pada soal 9 dipanaskan dahulu sampai suhu o
150 C, ulangi perhitungan di atas dan bandingkan kedua hasil yang diperoleh. 11. Sebuah pipa dengan diameter dalam 100 mm, diameter luar 110 mm dan panjang 10 m. Dengan menggunakan asumsi regangan bidang hitung perubahan diameter dalam pipa.
Analisa Benda Pejal Elastik
153
12. Pecahkan problem pada contoh 5.4 dengan menggunakan satu elemen segiempat linear.