KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bontang tahun 2014 dapat dibuat dan dijadikan acuan dalam pengukuran kinerja Pengadilan Agama Bontang. Sebagaimana diketahui, Pengadilan Agama Bontang berorientasi pada satu tujuan, yakni sebagai suatu lembaga yang memberikan pelayanan peradilan pada masyarakat yang membutuhkannya dengan proses cepat, sederhana dan biaya ringan. Untuk mengukur kinerja tersebut diperlukan suatu media penilaian yang dapat dijadikan acuan program kegiatan di masa mendatang yang dituangkan dalam Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bontang tahun 2014 dengan tujuan agar dapat melaksanakan administrasi yang baik sesuai peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan guna mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas dan prima bagi para pencari keadilan. Penyusunan Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bontang tahun 2014 adalah sangat penting untuk dijadikan sebagai starting point dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Pengadilan Agama Bontang yang pada akhir tahun digunakan sebagai landing point untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dan kegagalan dari program atau tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat pula digunakan sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan di tahun- tahun berikutnya. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bontang kami ucapkan terima kasih, semoga usaha kita sekalian dirido’i oleh Allah SWT dan Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bontang tahun 2014 ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Kebijakan Umum ............................................................................
1
B. Visi dan misi ...................................................................................
3
C. Rencana Strategis ..........................................................................
4
BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI ................................... 10 A. Penyusunan Alur Tupoksi ............................................................ 10 B. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) ....................... 13 BAB III KEADAAN PERKARA ................................................................... 16 PENGOLAHAN PERKARA ....................................................................... 16 1. Penerimaan Perkara .................................................................. 16 2. Perkara yang diputus 2014 menurut jenisnya ............................ 17 3. Perkara-perkara yang dimohonkan Banding tahun 2014 ........... 19 4. Perkara-perkara yang dimohonkan Kasasi tahun 2014 ............. 19 5. Perkara-perkara yang dimohonkan Peninjauan Kembali tahun 2014 ................................................................................. 19 6. Perkara-perkara yang dimintakan Sita Jaminan dan Eksekusi tahun 2014 ................................................................................. 20 7. Perkara Perceraian yang diajukan PNS ..................................... 20 8. Penyelesaian Perkara Prodeo .................................................... 21 9. Penyelesaian Mediasi ................................................................ 21 10. Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian .................................... 21 11. Penataan Arsip Berkas Perkara ................................................. 22 12. Rekapitulasi Perkara yang diputus Pada Pengadian Agama Bontang ...................................................................................... 22 13. Keuangan Perkara ..................................................................... 23 14. Keuangan Biaya Proses ............................................................. 24 BAB IV PENGAWASAN INTERNAL ......................................................... 25 BAB V PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN ............................................. 29 A. Sumber Daya Manusia ................................................................. 29 1. Data Pelatihan Pejabat Teknis Yudicsial 2014 ........................... 29 2. Data Pelatihan Pejabat Non Teknis 2014 ................................... 30 3. Data Program Pendidikan Program S1 ...................................... 30
4. Data Peserta Ujian Dinas Tingkat II & Penyesuaian Ijazah S1… 30 B. Sumber Daya Manusia Teknis Yudicial .......................................... 31 1. Hakim ......................................................................................... 31 2. Panitera dan Jurusita/Jurusita Pengganti ................................... 31 C. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudicial .................................. 32 1. Data Pejabat Struktural .............................................................. 32 2. Data Pegawai/Karyawan ............................................................ 33 D. Promosi dan Mutasi ........................................................................ 34 E. Pengelolaan Sarana dan Prasarana .............................................. 35 1. Sarana dan Prasarana Gedung ................................................. 35 a. Pengadaan ............................................................................. 36 b. Pemeliharaan ......................................................................... 36 2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung ................................... 36 a. Pengadaan ............................................................................. 37 b. Pemeliharaan ......................................................................... 37 c. Penghapusan ......................................................................... 38 F. Pengelolaan Keuangan ................................................................. 38 1. Belanja Pegawai ......................................................................... 38 2. Belanja Barang ............................................................................ 39 G. Pengelolaan Administrasi ............................................................... 39 1. Administrasi Peradilan ................................................................ 40 2. Administrasi Umum .................................................................... 40 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .......................................... 42 A. Kesimpulan .................................................................................... 42 B. Rekomendasi ................................................................................. 42
BAB I PENDAHULUAN Penyusunan laporan tahunan adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran, baik kegiatan yang berupa tugas-tugas fungsional, struktural, pembangunan dan lain-lain. Kesemuanya harus terangkum dalam laporan tahunan, selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran, juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkahlangkah pada tahun berikutnya. Selain itu laporan tahunan yang disusun secara hirarki merupakan bahan untuk menyusun berbagai kebijakan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan. A. Kebijakan Umum Peradilan Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh Mahkamah Konstitusi”. Dengan amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting, sehingga lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung. Berdasarkan Pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasan Kehakiman disebutkan bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing-masing lingkungan peradilan diatur dalam UndangUndang sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masing-masing”.
Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap. Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagai penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Pengadilan Agama bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orangorang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syari’ah sebagaimana diatur dalam pasal 49 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Untuk
melaksanakan
tugas
pokok
tersebut,
Pengadilan
Agama
mempunyai fungsi sebagai berikut : 3. Memberikan pelayanan teknis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyelesaian perkara dan eksekusi. 4. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya. 5. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur dilingkungan Pengadilan Agama (umum, kepegawaian dan keuangan). 6. Memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam pada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama. 7. Memberikan
pelayanan
penyelesaian
permohonan
pertolongan
pembagian harta peninggalan di luar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana diatur dalam pasal 107 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
8. Waarmerking akta keahliwarisan di bawah tangan untuk pengambilan deposito/tabungan, pensiunan dan sebagainya. 9. Melaksanakan tugas penyelesaian sengketa Ekonomi Syari’ah sesuai dengan pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 yang telah diperbaharui yang kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009. 10. Melaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan hukum, memberikan/melaksanakan hisab rukyat dalam penentuan awal pada tahun hijriyah. Dengan perubahan perundang-undangan tersebut, maka Badan Peradilan Agama kewenangannya bertambah, baik dalam pengelolaan manajemen peradilan, administrasi peradilan maupun bidang teknis yustisial.
B. Visi dan Misi Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka yang dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Atas dasar ketentuan tersebut, Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung sebagai pelaku Kekuasan Kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Pengadilan Agama Bontang adalah bagian dari lingkungan Peradilan Agama sekaligus sebagai kawal depan Mahkamah Agung mempunyai tugas pokok sebagaimana yang diatur dalam undang-undang dan peraturan lainnya. Untuk melaksanakan dan menjabarkan tugas pokok diperlukan rencana strategik berupa visi dan misi Pengadilan Agama Bontang yang pada pokoknya bertujuan untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita atau tujuan hukum (rechtside) yang ingin diwujudkan. Visi berkaitan dengan pandangan ke depan yang menyangkut kemana Pengadilan Agama Bontang akan dibawa dan diarahkan dapat berkarya secara konsisten, tetap eksis, antisipatif, inovatif, dan needed (dibutuhkan) oleh masyarakat. Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan untuk mewujudkan visi Pengadilan Agama Bontang yang telah ditetapkan.
Visi dan misi Pengadilan Agama Bontang telah disusun melalui proses yang partisipatif, komprehensif dan visioner dengan mempertimbangkan data statistik pengadilan agama dan kondisi eksternal yang ada. Berpijak dari hal tersebut di atas, Visi Pengadilan Agama Bontang adalah “Terwujudnya putusan yang adil dan berwibawa sehingga kehidupan masyarakat menjadi tenang, tertib dan damai di bawah lindungan Allah SWT“. Misi Pengadilan Agama Bontang yaitu “Menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan oleh umat Islam Indonesia, di bidang Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Shadaqah dan Ekonomi Syari’ah secara cepat sederhana dan biaya ringan”. C. Rencana Strategis Penyusunan rencana dan program pada hakekatnya adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu. Sasaran/tujuan mengandung pengertian bahwa perencanaan berkaitan erat dengan perumusan kebijakan. Sehubungan dengan itu perencanaan pada garis besarnya terdiri atas beberapa tahapan yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh setiap lembaga/unit organisasi/instansi hingga di daerah. Tahap persiapan rencana sebagai berikut : 1. Tahap persiapan rencana yaitu mengidentifikasikan, menganalisa dan merumuskan
masalah,
merumuskan
alternatif
kebijaksanaan
dan
menetapkan kebijaksanaan. 2. Tahap penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran yaitu mengkoordinasikan penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran, memantapkan penjabaran sasaran dan anggaran, menetapkan sasaran dan anggaran, menjabarkan satuan ke dalam rancangan satuan, menetapkan rancangan kegiatan, sasaran dan anggaran. Adapun dasar penyusunan strategi tersebut dapat diimplementasikan melalui 4 strategi yaitu : 1. Strategi Stabilitas a. Strategi stabilitas bertujuan untuk menunjukan dan mempertegas arah bahwa kegiatan Pengadilan Agama Bontang, serta menghindar dari segala yang menjadi penghambat di masa lalu.
b. Meningkatkan
bahwa
segala
daya
dan
dana,
diarahkan
pada
peningkatan efesiensi agar terwujud kondisi Pengadilan Agama Bontang pada posisi yang stabil dan berjalan sebagaimana yang diharapkan. 2. Strategi efesiensi Strategi ini berorientasi kepada prioritas dengan memilah kebutuhan yang paling mendesak dan mendasar yang harus didahulukan serta pengurangan skala operasional Pengadilan Agama Bontang yang tidak mungkin lagi dipertahankan keberadaannya. 3. Strategi Pelayanan Publik Pembinaan pelayanan informasi dari Mahkamah Agung terhadap badan peradilan di bawahnya termasuk Peradilan Agama, merupakan salah satu indikator pembaharuan peradilan ke arah terwujudnya peradilan modern. Kebijakan pembinaan dalam bidang ini, merupakan keharusan sebagai implimentasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Surat Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor 144/KMA/SK/VIII/2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan serta Surat Keputusan Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial Nomor 01/WKMA-NY/SK/I/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Informasi pada Mahkamah Agung RI, serta Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 144/KMA/SK/I/2011, tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan. Substansi kebijakan pada Surat Keputusan Mahkamah Agung RI tersebut, telah mengatur secara jelas informasi peradilan apa yang boleh dan yang harus tetap dirahasiakan, pelaksanaan pelayanan informasi, pengumuman informasi, tata cara pelayanan informasi, tata cara penanganan keberatan terhadap pelayanan informasi, dan tata cara pelaporan.
4. Strategi kombinasi Strategi ini merupakan perpaduan dari keempat kombinasi di atas. Dengan tetap memprioritaskan program mana yang harus didahulukan karena adanya
keterbatasan
dana
dan
sarana
tetap
memegang
prinsip
proposionalitas. Kemudian rencana strategis Pengadilan Agama Bontang ini didorong oleh visi yang jelas dan serangkaian tujuan, prinsip dan target startegis, langkah yang harus diambil dalam menghadapi tantangan dan
hambatan
dengan
penuh
keteguhan
dan
usaha
yang
terus
menerus/berkesinambungan dan strategi yang efektif. Rencana strategis ini dengan program yang terkait, memberi inisiatif awal dengan berbagai tantangan dan masalah yang akan diatasi. Tantangan utama meliputi : 1. Memelihara
kepercayaan
masyarakat
Bontang
terhadap
sistem
peradilan khususnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Peradilan Agama. a. Kepercayaan dan keyakinan dalam sistem peradilan di Indonesia pada umumnya telah terkikis oleh kelambanan dalam penyelesaian perkara, persepsi tentang korupsi, kolusi dan nepotisme, dan akses terbatasnya pada pelayanan peradilan, solusi efektif untuk masalah tersebut
adalah
membuat
pola
dasar
dimana
kepercayaan
masyarakat terhadap sistem peradilan bisa kembali pulih. b. Rencana strategis akan memberi prioritas pada sistem dan prosedur peradilan, perbaikan institusi serta sumber daya manusia atau operasional manajemen yang langsung mempengaruhi efesiensi pemberian pelayanan informasi publik pada peradilan, pada kejujuran dan ketidakberpihakan dari putusan
pengadilan. Transparan dan
integritas dari proses peradilan dan perlindungan kerahasiaan jika diperlukan. c. Lebih jauh program ini akan menyatukan dan mengkoordinasikan berbagai unsur program melalui
pendekatan holistic sehingga
perwujudan dari visi dan misi dapat dicapai dengan target secara maksimal. 2. Rencana strategis akan memerlukan sumber daya tetapi dapat dicapai dalam konteks keterbatasan kemampuan sumber daya yang tersedia. Pengadilan
Agama
Bontang
berusaha
untuk
memperioritaskan
pembangunan sistem peradilan dalam anggaran yang tersedia, di samping itu Pengadilan Agama Bontang akan memobilisasi dan menggunakan secara efisien semua sumber daya internal dan ekternal dalam operasional rutin guna mencapai misi, tujuan dan target yang telah ditetapkan.
Dari rencana strategis di atas, kunci keberhasilan pembangunan yang dirumuskan melalui rencana Strategis Pengadilan Agama Bontang kedepan dapat dirumuskan dalam 4 aspek yaitu : 1.
Ketenagakerjaan mencakup : a. Penambahan jumlah tenaga teknis dan tenaga administrasi b. Peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan. c. Penataan kembali sistem pembinaan karir pegawai menurut alur karir yang ada. d. Penggunaan
teknologi
informasi
dalam
sistem
pelaporan
dan
administrasi. 2.
Sarana mencakup : a. Pemanfaatan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan yang nyata. b. Pemanfaatan
perpustakaan
melalui
koleksi
buku,
sarana
dan
prasarana, berikut sistem pelayananya melalui sistem aplikasi. c. Pemanfaatan anggaran melalui DIPA sesuai
dengan
rencana
kebutuhan Pengadilan Agama Bontang. 3. Ketatalaksanaan mencakup : a. Melaksanakan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku secara optimal. b. Melaksanakan program Pengadilan Agama Bontang yang telah disusun dengan
tetap
berdasarkan
kepada
ketentuan
Undang-Undang,
peraturan pemerintah, SEMA, juklak dan juknis yang ada. 4. Hukum materil mencakup : a. Penelaahan dan inventarisasi materi hukum. b. Memasyarakatkan hukum yang berlaku melalui sosialisasi dan dialog terhadap masyarakat umum khususnya para pencari keadilan. Adapun yang menjadi dasar hukum penyusunan Rencana Stratejik adalah : 1.
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : KMA/096/SK/X/2006 tentang Tanggung Jawab Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dalam Melaksanakan Tugas Pengawasan.
2. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman. 3.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung.
4.
Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
5.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
6.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun Maksud penyusunan Rencana Strategik Pengadilan Agama
Bontang adalah : 1.
Memberikan gambaran yang jelas, terurai dan terukur tentang rencana kinerja
Pengadilan
Agama
Bontang
yang
diwujudkan
melalui
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) peradilan sebagai lembaga pelayanan hukum. 2.
Memberikan
acuan
atau
landasan
pertanggungjawaban
kepada
masyarakat (stakeholder) pencari keadilan dalam hal kontribusi Pengadilan Agama Bontang. 3.
Menjadi bahan evaluasi bagi lingkungan internal dan eksternal mengenai sejauh mana Pengadilan Agama Bontang menempatkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity) serta berusaha meminimalisasi segala kelemahan (weaknesses) dan hambatan (threatment) dalam pelaksanaan tupoksi.
4.
Sebagai
acuan
dalam
pelaksanaan
pertanggungjawaban
pimpinan
Pengadilan Agama Bontang dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi peradilan berdasarkan visi dan misi Pengadilan Agama Bontang. Sedangkan tujuan penyusunan rencana strategik Pengadilan Agama adalah sebagai berikut: 1.
Tersusun dokumen perencanaan taktis strategik Pengadilan Agama Bontang yang berfokus pada skala prioritas strategik.
2.
Tersusun dokumen perencanaan yang akan dijadikan acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan kinerja tahunan Pengadilan Agama Bontang serta dasar penilaian akuntabilitas kinerja penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi peradilan.
3.
Terwujudnya keterpaduan dan sinergi kebijakan dan program Pengadilan Agama Bontang.
BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI KETUA Drs. H. ARIFIN, S.H.,M.H. WAKIL KETUA HAKIM RUKAYAH, S.Ag FAKHRUZZAINI, S.HI.,M.HI ANTON. TAUFIQ. H, S.HI NURQALBI, S.HI
PANITERA/SEKRETARIS Drs. SUDARNO, S.H, M.H.
PANMUD GUGATAN
WAKIL PANITERA
WAKIL SEKRETARIS
IMAN SAHLANI, S.Ag.
PENTAEDI SURJONO, S.H
PANMUD PERMOHONAN
.
PANMUD HUKUM
KAUR KEPEGAWAIAN
KAUR KEUANGAN
KAUR UMUM
HIJERAH, S.H.,S.HI.
ABD. RASYID, S.
RUSIADI, S.E.
DIANA R., S.Kom.,M.Eng.
PANITERA PENGGANTI
JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI
HAERUL ASLAM, S.H.
NASARUDIN
SITI RAHMAH, S.H.
AWALUDDIN NUR, S.HI HASAN BASRI, S.HI
A. Penyusunan Alur Tupoksi Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan agama yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 kemudian diperbaharui dengan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 Pengadilan Agama yang merupakan Pengadilan tingkat Pertama mempunyai susunan Organisasi Pengadilan Agama yang terdiri dari : 1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. Hakim 4. Panitera/Sekretaris 5. Wakil Panitera 6. Wakil Sekretaris 7. Panitera Muda Gugatan 8. Panitera Muda Permohonan 9. Panitera Muda Hukum 10. Kepala Urusan Umum 11. Kepala Urusan Kepegawaian 12. Kepala Urusan Keuangan 13. Panitera Pengganti 14. Jurusita/Jurusita Pengganti yang mempunyai tugas pokok dan fungsi antara lain :
1. Ketua bertugas pokok dan fungsinya adalah pemimpin pelaksanaan tugas Pengadilan Agama Bontang dalam mengawasi, mengevaluasi, dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan tugas menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 2. Wakil Ketua bertugas pokok dan fungsinya adalah mewakili Ketua Pengadilan
Agama
melaksanakan
tugas
Bontang
dalam
pokok dan
hal
merencanakan
fungsi sebagai
Wakil
dan Ketua
Pengadilan Agama Bontang serta mengkoordinir dan melaporkan Pengawasan tugas kepada Ketua Pengadilan Agama Bontang. 3. Hakim bertugas pokok dan fungsinya adalah menerima dan meneliti berkas perkara serta bertanggung jawab atas perkara yang diterima yang
menjadi
wewenangnya
baik
dalam
proses
maupun
peneyelesaiannya sampai dengan minutasi. Berkoordinasi dengan Ketua Pengadilan Agama menyusun program kerja jangka panjang dan jangka pendek. Serta melaksanakan Pengawasan bidang Bidalmin atas perintah Ketua. 4. Panitera/Sekretaris
bertugas
pokok
dan
fungsinya
adalah
berkoordinasi dengan Ketua Pengadilan Agama dalam merencanakan dan melaksanakan pelayanan teknis di bidang Administarsi Perkara, Administarsi Umum dan administrasi lainya yang berkaitan dengan menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam menggerakkan dan mengarahkan
pelaksanaan
tugas
kegiatan
Kepaniteraan
dan
Kesekretariatan dalam menyusun program kerja jangka panjang dan jangka pendek. 5. Wakil Panitera bertugas pokok dan fungsinya adalah membantu Panitera
dalam
melaksanakan
tugas-tugas
Kepaniteraan
dan
bertanggung jawab dalam mengawasi tugas meja I, meja II, meja III. Mengevaluasi dan melaporkan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bertanggung jawab kepada panitera. 6. Wakil Sekretaris bertugas pokok dan fungsinya adalah mewakili Sekretaris dalam melaksanakan tugas dalam memimpin pelaksanaan di Kesekretariatan bertanggung jawab sebagai pejabat pembuat komitmen/penanggung jawab kegiatan yang menggerakkan dan
menyiapkan konsep serta memecahkan masalah yang muncul di bidang Kesekretariatan serta bertanggung jawab kepada Sekretaris. 7. Panitera Muda Gugatan bertugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan mengkoordinir/menggerakan seluruh aktivitas pada bagian gugatan serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam pelaksanaan mengevaluasi dan membuat laporan/bertanggung jawab kepada Wakil Panitera. 8. Panitera Muda Permohonan bertugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan mengkoordinir/menggerakan seluruh aktivitas pada bagian permohonan serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam pelaksanaan mengevaluasi dan membuat laporan/bertanggung jawab kepada Wakil Panitera. 9. Panitera Muda Hukum bertugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan mengkoordinir/menggerakan seluruh aktivitas pada bagian hukum serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam pelaksanaan mengevaluasi dan membuat laporan/bertanggung jawab kepada Wakil Panitera. 10. Kepala Urusan Umum bertugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan mengkoordinir dan menggerakan seluruh aktivitas pada bagian umum (rumah kebijakan
dalam
tangga) serta menyiapkan konsep rumusan
pelaksanaan
mengevaluasi
dan
membuat
laporan/bertanggung jawab kepada Wakil Sekretaris. 11. Kepala Urusan Kepegawaian bertugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan mengkoordinir/menggerakan seluruh aktivitas pada bagian kepegawaian serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam pelaksanaan mengevaluasi dan membuat laporan/bertanggung jawab kepada Wakil Sekretaris. 12. Kepala Urusan Keuangan bertugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan mengkoordinir/menggerakan seluruh aktivitas pada bagian keuangan serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam pelaksanaan mengevaluasi dan membuat laporan/bertanggung jawab kepada Wakil Sekretaris. 13. Panitera
Pengganti
bertugas
pokok
dan
fungsinya
adalah
mendampingi dan membantu Majelis Hakim, membuat berita acara,
membuat instrumen sidang,
menyerahkan berkas perkara yang telah
selesai kepada Panitera Muda hukum/meja III melalui Wakil Panitera serta bertanggung jawab kepada Panitera/Sekretaris. 14. Jurusita dan Jurusita Pengganti bertugas pokok dan fungsinya adalah melaksanakan tugas kejurusitaan dan bertanggung jawab kepada Wakil Panitera. B. Penyusunan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada hakekatnya adalah suatu proses mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu. Sasaran/tujuan tertentu mengandung pengertian bahwa perencanaan berkaitan erat dengan perumusan kebijaksanaan. SOP merupakan acuan kerja yang dapat dijadikan pedoman standar dalam bekerja, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, efektif dan efisien. Dalam SOP tertuang apa saja yang harus dilakukan/tata cara yang sudah dibakukan dan yang harus dilalui, siapa yang bertanggung jawab dalam suatu pekerjaan dan lain-lain. Sehingga ketika ada kesalahan sistem yang keluar dari jalannya akan diidentifikasi. Selain itu juga SOP dapat juga dijadikan salah satu alat untuk menilai kinerja organisasi atau pegawai/karyawan, tujuannya adalah supaya pegawai/karyawan selalu bisa menjaga konsistensi dan tingkat kinerja. Selain itu juga dengan adanya SOP, pegawai/karyawan akan tahu jelas peran dan tanggung jawabnya, karena dalam SOP sudah menerangkan dengan jelas akan tugas masing-masing. Dengan dibuatnya SOP yang baku, maka tugas/pekerjaan pegawai/karyawan akan lebih lancar, karena masing-masing sudah ada pedomannya, selain itu juga ketika ada kasus penyelewengan/penyalahgunaan wewenang, SOP ini bisa dijadikan sebagai dasar hukum yang kuat. Dengan penyusunan SOP yang baik, diharapkan lebih mempertajam arah dan langkah dalam mencapai cita-cita pembaruan badan peradilan secara utuh sebagaimana program Mahkamah Agung RI melalui Program Cetak Biru (Blue Print) Tahun 2010-2015. Pengadilan Agama telah melengkapi penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk semua jenis pekerjaan/pelayanan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengadilan Agama Bontang meliputi bidang yudisial dan non yudisial, secara garis besar SOP dalam bidang yudisial terdiri dari: 1. Penerimaan perkara
2. Pendaftaran perkara prodeo (Cuma-cuma) 3. Pencatatan/register perkara masuk, PMH dan PHS 4. Pemanggilan para pihak berperkara, saksi-saksi ahli 5. Penyelesaian perkara oleh majelis hakim 6. Tata persidangan 7. Pengembalian sisa panjar biaya perkara 8. Pengembalian salinan putusan/penetapan dan akta cerai 9. Penyampaian salinan putusan 10. Publikasi putusan 11. Permohonan banding 12. Permohonan kasasi 13. Permohonan peninjauan kembali (PK) Adapun standar operasional (SOP) bidang non yudisial, meliputi: 1. Adminstrasi umum a. Pengelolaan surat masuk b. Pengelolaan surat keluar c. Pengelolaan/penataan arsip d. Penatausahaan BMN aset tetap e. Penatausahaan BM aset jalan f. Administrasi perencanaan dan pelaksanaan anggaran g. h. i. j.
Perawatan/pemeliharaan sarana dan prasarana Kebersihan dan keindahan Keamanan Protokoler dan humas
k. l. m. n.
Protokoler pengambilan sumpah Protokoler sidang Prokoler penjemputan dan penerimaan tamu Protokoler upacara pisah sambut
o. p. q. r.
Humas Pelayanan publik Pelayanan informasi Tekhnologi informasi
2. Adminstrasi kepegawaian a. Daftar hadir b. Penilaian DP3 c. Usul kenaikan pangkat dan pensiun d. Kenaikan gaji berkala e. Karpeg, Karis, Karsu, Taspen, Askes
f. Cuti g. Administrasi 3. Bagian keuangan a. Gaji induk, Gaji susulan, kekurangan gaji pegawai b. Uang makan, Uang lembur pegawai c. Gaji ke 13 (tiga belas) pegawai d. Remunerisasi dan pertanggungjawaban e. Penyajian uang persediaan f. Tambahan Uang Persediaan (TUP) g. Penyajian Ganti Uang Persediaan (GUP) h. Penyajian SPM langsung (LS) dan kelengkapannya i. j.
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pelaporan bulanan SAKPA
k. Pelaporan keuangan l. Penatausahaan dan pengawasan anggaran.
BAB III KEADAAN PERKARA PENGOLAHAN PERKARA 1. Penerimaan perkara Keadaan perkara, baik sisa tahun lalu, maupun perkara yang diterima dan diputus pada tahun 2014 di Pengadilan Agama Bontang adalah sebagai berikut: Sisa perkara tahun 2013
= 105 perkara
Terdiri dari atas Gugatan
= 100 perkara
Permohonan
=
5 perkara
Penerimaan perkara tahun 2014
= 773 perkara
Terdiri dari atas Gugatan
= 512 perkara
Permohonan
= 261 perkara
Jumlah dari sisa 2013 + diterima 2014
= 878 perkara
Perkara yang diputus tahun 2014
= 797 perkara
Terdiri dari atas Gugatan
= 419 perkara
Permohonan
= 378 perkara
Sisa perkara belum diputus tahun 2014
=
81 perkara
Terdiri dari atas Gugatan
=
76 perkara
=
5 perkara
Permohonan
Adapun rincian penerimaan perkara menurut jenisnya adalah sebagai berikut : 1.
Izin Poligami
=
2
Perkara
2.
Pencegahan Perkawinan
=
----
Perkara
3.
Penolakan Perkawinan oleh PPN
=
----
Perkara
4.
Pembatalan Perkawinan
=
----
Perkara
5.
Kelalaian Atas Kewajiban
=
----
Perkara
6.
Cerai Talak
=
160
Perkara
7.
Cerai Gugat
=
339
Perkara
8.
Harta Bersama
=
6
Perkara
9.
Pemeliharaan Anak
=
4
Perkara
10. Nafkah Anak untuk ibu
=
----
Perkara
11. Hak-hak bekas istri
=
----
Perkara
12. Pengesahan Anak
=
1
Perkara
13. Pencabutan Kekuasaan Orang tua
=
----
Perkara
14. Perwalian
=
----
Perkara
15. Pencabutan Kekuasaan Wali
=
----
Perkara
16. Penunjukkan orang lain sebagai wali
=
----
Perkara
17. Ganti Rugi terhadap wali
=
----
Perkara
18. Asal-usul anak
=
6
Perkara
19. Penetapan kawin campuran
=
----
Perkara
20. Isbat Nikah
=
192
Perkara
21. Izin Kawin
=
----
Perkara
22. Dispensasi Kawin
=
20
Perkara
23. Wali Adlol
=
----
Perkara
24. Ekonomi Syar’iyah
=
----
Perkara
25. Kewarisan
=
1
Perkara
26. Wasiat
=
----
Perkara
27. Hibah
=
----
Perkara
28. Wakaf
=
----
Perkara
29. Zakat / Infaq / Sodaqoh
=
----
Perkara
30. P3HP / Penetapan Ahli Waris
=
7
Perkara
31. Lain-lain
=
35
Perkara
=
773
Perkara
Jumlah
2. Perkara yang diputus tahun 2014, menurut jenisnya :
1.
Izin Poligami
=
2
Perkara
2.
Pencegahan Perkawinan
=
----
Perkara
3.
Penolakan Perkawinan oleh PPN
=
----
Perkara
4.
Pembatalan Perkawinan
=
----
Perkara
5.
Kelalaian Atas Kewajiban
=
----
Perkara
6.
Cerai Talak
=
132
Perkara
7.
Cerai Gugat
=
274
Perkara
8.
Harta Bersama
=
7
Perkara
9.
Pemeliharaan Anak
=
----
Perkara
10. Nafkah Anak untuk ibu
=
----
Perkara
11. Hak-hak bekas istri
=
----
Perkara
12. Pengesahan/Pengangkatan Anak
=
4
Perkara
13. Pencabutan Kekuasaan Orang tua
=
----
Perkara
14. Perwalian
=
----
Perkara
15. Pencabutan Kekuasaan Wali
=
----
Perkara
16. Penunjukkan orang lain sebagai wali
=
----
Perkara
17. Ganti Rugi terhadap wali
=
----
Perkara
18. Asal-usul anak
=
5
Perkara
19. Penetapan kawin campuran
=
----
Perkara
20. Isbat Nikah
=
146
Perkara
21. Izin Kawin
=
----
Perkara
22. Dispensasi Kawin
=
19
Perkara
23. Wali Adlol
=
----
Perkara
24. Ekonomi Syar’iyah
=
----
Perkara
25. Kewarisan
=
----
Perkara
26. Wasiat
=
----
Perkara
27. Hibah
=
----
Perkara
28. Wakaf
=
----
Perkara
30. Zakat / Infaq / Sodaqoh
=
----
Perkara
31. P3HP / Penetapan Ahli Waris
=
5
Perkara
32. Lain – lain
=
34
Perkara
33. Ditolak
=
35
Perkara
34. Tidak diterima
=
7
Perkara
35. Gugur
=
41
Perkara
36. Dicoret dari Register & Cabut
=
86
Perkara
=
797
Perkara
Jumlah
3. Perkara-perkara yang dimohonkan Banding tahun 2014, adalah sebagai berikut :
1.
Sisa tahun 2013
=
----
Perkara
2.
Diterima tahun 2014
=
4
Perkara
3.
Perkara Banding yang belum di kirim ke PTA
=
----
Perkara
4.
Perkara banding yang diputus
=
4
Perkara
5.
Sisa Perkara (belum diputus)
=
----
Perkara
4. Perkara yang dimohonkan kasasi tahun 2014, adalah sebagai berikut: 1.
Sisa tahun 2013
=
2
Perkara
2.
Diterima tahun 2014
=
2
Perkara
3.
Perkara Kasasi yang belum di kirim ke MA
=
---
Perkara
4.
Perkara Kasasi yang diputus
=
---
Perkara
5.
Sisa Perkara (belum diputus)
=
4
Perkara
5. Perkara-perkara yang dimohonkan Peninjauan Kembali tahun 2014, adalah sebagai berikut : 1.
Sisa tahun 2013
=
----
Perkara
2.
Diterima tahun 2014
=
----
Perkara
3.
Perkara PK yang belum di kirim ke MA
=
----
Perkara
4.
Perkara PK yang diputus
=
----
Perkara
5.
Sisa Perkara (belum diputus)
=
----
Perkara
6. Perkara-perkara yang dimintakan Sita Jaminan dan Eksekusi tahun 2014, adalah sebagai berikut : No.
Uraian
Sita Jaminan
Eksekusi
1.
Sisa tahun 2013
---- Perkara
---- Perkara
2.
Diterima tahun 2014
---- Perkara
---- Perkara
3.
Sudah dilaksanakan
---- Perkara
---- Perkara
4.
Belum/sisa (bergantung)
---- Perkara
---- Perkara
7. Perkara Perceraian yang diajukan PNS Bagi Pegawai Negeri Sipil yang hendak melakukan perceraian dan Izin poligami harus melalui prosedur khusus sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990, yaitu memperolah izin / surat keterangan untuk melakukan perceraian / berpoligami dari Pejabat yang berwenang. Pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1.
Jumlah perkara PP 10/1983
=
8
Perkara
2.
Ada persetujuan pejabat yang berwenang
=
8
Perkara
3.
Tidak ada persetujuan / ijin
=
---
Perkara
Posisi Perkara perceraian yang dilakukan PNS :
1.
Dalam proses
=
0
Perkara
2.
Telah diputus
=
8
Perkara
Dikabulkan
=
8
Perkara
Dicabut
=
---
Perkara
Ditolak
=
---
Perkara
Gugur
=
---
Perkara
Dengan rincian :
8. Penyelesaian Perkara Prodeo No
Satker
Jumla Perkara
Pagu
Realisasi
Sisa
1.
PA Bontang
4 perkara
Rp. 1.500.000
Rp 1.500.000
Rp. 0
9. Penyelesaian Mediasi Perkara yang melalui mediasi di Pengadilan Agama Bontang adalah sebanyak = 104 perkara dengan rincian sebagai berikut : Perkara yang berhasil dimediasi
:
Perkara yang tidak berhasil dimediasi
: 102 Perkara
Jumlah
: 104 Perkara
10. Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian
Poligami tidak sehat
=
-
Krisis Akhlak
=
5 pkr
Cemburu
=
16 pkr
Kawin Paksa
=
Ekonomi
=
30 pkr
Tidak ada tanggung jawab
=
50 pkr
Kawin dibawah umur
=
1 pkr
Kekejaman jasmani
=
10 pkr
Kekejaman Mental
=
-
pkr
Dihukum
=
-
pkr
Cacat Biologis
=
-
pkr
-
pkr
pkr
2 Perkara
Politis
=
Gangguan Pihak Ketiga
=
Tidak ada keharmonisan
= 200 pkr
Lain-lain
=
-
pkr
60 pkr
-
pkr
11. Penataan Arsip Berkas Perkara Pengadilan Agama Bontang pada tahun 2014 telah memutus sebanyak 797 perkara dan telah diminutasi yang kemudian diarsipkan pada box penyimpanan.
12. Rekapitulasi Perkara diputus Pada Pengadilan Agama Bontang Perkara Perdata Sisa No
Satker
Tahun Masuk Putus
Sisa
Lalu (1) 1.
(2) Pengadilan Agama Bontang
Jumlah Hakim
Ket
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
105
773
797
81
5
---
13. Keuangan Perkara
No
Bulan
Penerimaan Bulan Lalu
Penerimaan Bulan Ini
Jumlah
Biaya Perkara
Pengem balian Kepada Para Pihak
HHK
Sisa
1
Januari
Rp 42.699.500
Rp 37.290.000
Rp 79.989.500
Rp 24.380.000
Rp 5.245.000
Rp 2.540.000
Rp 47.824.500
2
Februari
Rp 47.824.500
Rp 30.475.000
Rp 78.299.500
Rp 20.767.000
Rp 7.461.000
Rp 2.095.000
Rp 47.976.500
3
Maret
Rp 47.976.500
Rp 26.448.000
Rp 74.424.500
Rp 18.556.000
Rp 4.880.000
Rp 1.750.000
Rp 49.238.500
4
April
Rp 49.238.500
Rp 33.610.000
Rp 82.848.500
Rp 26.441.000
Rp 7.290.000
Rp 2.245.000
Rp 46.872.500
5
Mei
Rp 46.872.500
Rp 36.267.000
Rp 83.139.500
Rp 20.576.000
Rp 3.980.000
Rp 2.100.000
Rp 56.483.500
6
Juni
Rp 56.483.500
Rp 45.381.000
Rp 101.864.500
Rp 40.366.000
Rp 7.965.000
Rp 4.635.000
Rp 48.898.500
7
Juli
Rp 48.898.500
Rp 20.544.000
Rp 69.442.500
Rp 17.970.000
Rp 5.920.000
Rp 1.575.000
Rp 43.977.500
8
Agustus
Rp 43.977.500
Rp 22.412.000
Rp 66.389.500
Rp 17.752.000
Rp 4.935.000
Rp 1.465.000
Rp 42.237.500
9
September
Rp 42.237.500
Rp 45.821.000
Rp 88.058.500
Rp 28.281.000
Rp 7.366.000
Rp 2.540.000
Rp 49.871.500
10
Oktober
Rp 49.871.500
Rp 32.664.000
Rp 82.535.500
Rp 26.058.000
Rp 5.930.000
Rp 2.035.000
Rp 48.512.500
11
Nopember
Rp 48.512.500
Rp 23.149.000
Rp 71.661.500
Rp 17.819.000
Rp 4.690.000
Rp 1.560.000
Rp 47.592.500
12
Desember
Rp 47.592.500
Rp 42.242.000
Rp 89.834.500
Rp 31.886.000
Rp16.295.000
Rp 3.015.000
Rp 38.638.500
14. Keuangan Biaya Proses No.
Bulan
Sisa Bulan Lalu
Penerim aan Bulan ini
Jumlah
Pengeluaran Bulan ini
Sisa
1.
Januari
Rp
7.032.800
Rp
3.650.000
Rp
10.682.200
Rp
3.043.000
Rp
7.639.800
2.
Februari
Rp
7.639.800
Rp
3.750.000
Rp
11.389.000
Rp
3.193.200
Rp
8.196.600
3.
Maret
Rp
8.196.000
Rp
3.750.000
Rp
11.946.600
Rp
5.867.200
Rp
6.079.400
4.
April
Rp
6.079.400
Rp
4.675.000
Rp
10.754.400
Rp
7.885.000
Rp
2.869.400
5.
Mei
Rp
2.869.400
Rp
4.800.000
Rp
7.669.400
Rp
3.654.500
Rp
4.014.900
6.
Juni
Rp
4.014.900
Rp
9.825.000
Rp
13.839.900
Rp
1.600.000
Rp
12.239.900
7.
Juli
Rp
12.239.900
Rp
3.000.000
Rp
15.239.900
Rp
9.699.950
Rp
5.540.900
8.
Agustus
Rp
5.540.900
Rp
3.150.000
Rp
8.690.900
Rp
4.106.900
Rp
4.584.000
9.
September
Rp
4.584.000
Rp
5.400.000
Rp
9.984.000
Rp
8.465.000
Rp
1.519.000
10.
Oktober
Rp
1.519.000
Rp
4.425.000
Rp
5.944.500
Rp
2.128.000
Rp
3.816.000
11.
Nopember
Rp
3.816.000
Rp
3.225.000
Rp
7.041.000
Rp
1.447.000
Rp
5.594.000
12.
Desember
Rp
5.594.000
Rp
6.150.000
Rp
11.744.000
Rp
3.300.000
Rp
8.444.000
BAB IV PENGAWASAN INTERNAL Pengawasan internal adalah pengawasan dari dalam lingkungan peradilan sendiri yang mencakup 2 (dua) jenis pengawasan yaitu : 1. Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus, dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif dan represif, agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang khusus ditunjuk untuk melaksanakan tugas tersebut dalam satuan kerja tersendiri yang diperuntukkan untuk itu. Dilingkungan lembaga peradilan, pengawasan fungsional ini dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Pengawasan dilaksanakan dengan maksud untuk : 1. Memperoleh
informasi
apakah
penyelenggaraan
teknis
peradilan,
pengelolaan administrsai peradilan, dan pelaksanaan tugas peradilan telah dilaksanakan
umum
sesuai dengan rencana dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 2. Memperoleh umpan balik bagi kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan tugas-tugas peradilan. 3. Mencegah terjadinya penyimpangan, mal-administrasi, dan ketidakefisienan penyelenggaraan peradilan. 4. Menilai kinerja. Adapun tujuan pengawasan dilaksanakan untuk dapat mengetahui kenyataan yang ada sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pimpinan
Mahkamah Agung, dan atau pimpinan pengadilan unutk menentukan kebijakan dan tindakan yang diperlukan menyangkut pelaksanaan tugas pengadilan, tingkah laku aparat pengadilan, dan kinerja pelayanan publik pengadilan. Dalam rangka peningkatan pelaksanaan pengawasan Pengadilan Agama Bontang, ada tiga point penting yang harus diperhatikan yaitu : 1. Pengawasan
rutin/regular
dengan
melakukan
pemeriksaan
secara
komprehensif terhadap seluruh aspek penyelenggaraan peradilan yang meliputi : a. Pelaksanaan tugas pokok dilingkungan kepaniteraan yang mencakup; administrasi persidangan dan administrasi perkara. b. Pelaksanaan tugas pokok dilingkungan kesekretariatan yang mencakup; administrasi kepegawaian, keuangan (current audit), inventaris, dan administrasi umum lainnya. c. Evaluasi atas penyelenggaraan manajemen peradilan, kepemimpinan, kinerja lembaga peradilan, dan kualitas pelayanan publik. 2. Pengawasan keuangan dilaksanakan meliputi : a. Current
audit
yaitu
pemeriksaan
atas
pengelolaan
APBN
dan
dana/bantuan pihak ketiga yang sedang berjalan yan merupakan bagian dari pengawasan regular/rutin. b. Post audit yaitu pemeriksaan dan review atas laporan realisasi APBN dan neraca. 3. Penanganan pengaduan adalah merupakan bagian dari pengawasan, yaitu pengawasan terhadap : a. Tingkah laku aparat lembaga peradilan. b. Manajemen dan kepemimpinan lembaga peradilan, c. Kinerja lembaga peradilan. d. Kualitas pelayanan publik lembaga peradilan. Berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Nomor : KMA/096/SK/X/2006 tanggal 19 Oktober 2006 tentang Tanggung Jawab Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Dalam Melaksanakan Tugas Pengawasan, maka dinyatakan bahwa Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dapat menjalankan pengawasan terhadap jalannya peradilan, tingkah laku Hakim dan Pegawai pengadilan.
Pada dasarnya,
pengawasan internal dilakukan oleh atasan langsung
terhadap bawahannya secara preventif dan represif, agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisian sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap Pengadilan Agama di lingkungan Pengadilan Agama Bontang, maka Ketua Pengadilan Agama Bontang telah menunjuk Hakim Pengawas Bidang sesuai dengan Surat Keputusan
Ketua
Pengadilan
Agama
Bontang,
Nomor
:
W17-
A8/954/PS.01/XII/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Penunjukan Hakim Pengawas Bidang. Pencapaian tujuan pengawasan tidaklah sepenuhnya diindikasikan dengan adanya data dan angka secara kuantitatif saja, karena pembenahan dunia peradilan di Indonesia merupakan suatu proses di mana berbagai aspek harus berperan secara komprehensif ke arah terwujudnya budaya kerja dan etos kerja yang diharapkan dapat menunjang suatu bentuk peradilan yang dikehendaki, sehinga aspek pembinaan yang bersifat kualitatif yang lebih menekankan kepada segi kontrol pengendalian menjadi satu bagian yang tidak terlepas dari aspek pengawasan. Sebagai realisasi dari Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Nomor : KMA/096/SK/X/2006 tanggal 19 Oktober 2006, maka Pengadilan Agama Bontang telah melakukan berbagai upaya, antara lain : 1. Mengadakan Sosialisasi Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Nomor : KMA/096/SK/X/2006 tanggal 19 Oktober 2006 tentang Tanggung Jawab Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dalam Melaksanakan Tugas Pengawasan kepada seluruh aparat Pengadilan Agama Bontang. 2. Mengadakan Sosialisasi Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Nomor : KMA/104A/SK/XII/2006 tanggal 22 Desember 2006 tentang Pedoman Perilaku Hakim. 3. Hakim Pengawas Bidang yang ditunjuk telah melakukan pengawasan terhadap bidang-bidang tugas Pengadilan Agama Bontang, yang kemudian hasil pengawasan ditindaklanjuti oleh Panitera/Sekretaris dan Jajarannya.
4. Mengadakan rapat berkala setiap 1 (satu) bulan sekali. 5. Memberi sanksi jika terdapat staf/pegawai yang melanggar disiplin. 6. Dalam rangka tertib administrasi keuangan perkara dan persiapan akan dilaksanakannya pemeriksaan keuangan oleh BPK, maka Hakim Pengawas Bidang dan Koordinator Pengawas telah melakukan pemantauan dan pemeriksaan keuangan perkara Pengadilan Agama Bontang.
BAB V PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN A. Sumber Daya Manusia Dalam rangka usaha untuk meningkatkan mutu keterampilan, kinerja dan profesionalisme tenaga teknis peradilan dibutuhkan sumber daya yang berkualitas. Oleh karena itu Pengadilan Agama Bontang telah mengikutkan pelatihan bagi para pejabat teknis maupun pejabat struktural. Adapun bentuk pembinaan yang dilakukan adalah dengan cara mengadakan sosialisasi mengenai pedoman dan petunjuk teknis yang menyangkut dengan bidang tugas pokok Peradilan Agama. Untuk peningkatan wawasan keilmuan dalam rangka menunjang tugas-tugas pokok pada satuan kerja masing-masing aparat peradilan telah diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi mulai S.1 dan S.2, sedangkan pembinaan karier dilaksanakan sesuai dengan senioritas kepangkatan dan kemampuan setiap aparatur. Rincian kegiatan pembinaan tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut : Pembinaan SDM terhadap tenaga teknis yustisial yang terdiri Hakim dan Panitera serta Jurusita dengan mengikuti pendalaman materi hukum formil dan materiil serta pemahaman terhadap hukum ekonomi syari’ah. Sedangkan bagi pejabat/pegawai non teknis diberikan pelatihan dan bimbingan teknis admnistrasi sesuai bidang
tugas
pokok masing-masing. Adapun data
pembinaan tersebut sebagai berikut : 1. Data Pelatihan Pejabat Teknis Yudisial 2014 No
Jenis pelatihan
Jumlah Peserta
Tempat
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Bimtek Penanganan dan Penyelesaian Perkara.
5 orang
Hotel Mesra Samarinda
2.
Orientasi Hisab dan Rukyat
2 orang
Hotel Grand Tiga Mustika Balikpapan
3.
Pelatihan Hakim Mediator
1 orang
Balitbang Diklat Kumdil Mega Mendung
4.
Pelatihan Tingkat II Ekonomi Syari’ah
1 orang
Balitbang Diklat Kumdil Mega Mendung
2. Data Pelatihan Pejabat Non Teknis 2014
No
Jenis Pelatihan
Jumlah Peserta
Tempat
(1)
(2)
(3)
(4)
3 orang
PTA. Samarinda
2 orang
PT. Samarinda
1 orang
Hotel Sintuk Bontang
1 orang
KPPN Samarinda
1. 2. 3.
4.
3.
Pendampingan dan Review atas Laporan Keuangan Pembinaan Penghapusan BMN Sosialisasi PMK dan Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan BMN Workshop Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual
Data Peserta Pendidikan Program S1 Pendidikan No
Nama/NIP
(1)
(2) Nurhasanah, Amd NIP.198504272009122005
1.
4.
Program Studi/ Magister/ Konsentrasi
Nama Perguruan Tinggi
Unit Kerja
Ket
(3)
(4)
(5)
(6)
UNTRU
PA.Bontang
Ilmu Hukum
Lulus
Data Peserta Ujian Dinas Tingkat II dan Penyesuaian Ijazah S1 Pangkat/ No
Nama
Gol Ruang
Penyesuaian Dari
Menjadi
Tanggal Ujian
Tempat
Penyesuaian
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1.
-
-
-
-
-
-
Pada saat ini kekuatan personil pegawai Pengadilan Agama Bontang berjumlah 21 orang yang terdiri dari Hakim berjumlah 5 orang, Pejabat Fungsional 4 orang, Pejabat Stuktural 5 orang, Jurusita 1 orang, Jurusita Pengganti 2 orang, Staf 4 orang, tenaga honorer DIPA 2014 4 orang. Kekuatan personil ini sangat berperan dalam berjalannya roda peradilan khususnya di Pengadilan Agama Bontang. Adapun personil pegawai di Pengadilan Agama Bontang dikelola dan diklasifikasi sebagai berikut: B. Sumber Daya Manusia Teknis Yudicial 1. Hakim
Hakim Pada Pengadilan Agama Bontang saat ini berjumlah 5 orang, sebagaimana tabel di bawah ini : Pangkat No (1) 1.
2.
(2) Drs. H. Arifin,S.H., M.H. NIP.196410041993031002 Rukayah, S.Ag NIP.197208141999032010
3.
Fakhruzzaini, S.HI.,M.HI. NIP.198309272009121002
4.
Anton Taufiq Hadiyanto, S.HI NIP.198010242009121002
5.
Jabatan
Gol
TMT
Jabatan
TMT
Pen Didikan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
IV/b
01-04-13
Ketua
20-11-14
S2
III/d
01-04-11
Hakim
29-05-09
S1
III/b
01-04-12
Hakim
28-10-13
S2
III/a 01-12-09
Hakim
28-10-13
S1
III/b
Hakim
01-07-10
S1
Nama/NIP
Nurqalbi,S.HI NIP.198004032007041001
01-04-11
2. Panitera dan Jurusita/Jurusita Pengganti Pangkat No (1) 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Jabatan
Pen
Nama/NIP (2) Drs.Sudarno, S.H.,M.H. NIP.196106081993031001 Iman Sahlani,S.Ag NIP.197201211999031004 Hijerah, S.H.,SH.I NIP196605141992031004 Siti Rahmah, SH. NIP.197706182001122001 Haerul Aslam,S.H. NIP. 197303182002121001 Nasarudin
TMT
Jabatan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
III/d
01-04-05
Pansek
03-09-13
S2
III/d
01-04-11
Wapan
21-06-10
S1
III/c
01-04-12
Panmud Hukum
01-10-14
S1
III/d
01-04-15
24-04-14
S1
III/c
01-04-11
Panitera Pengganti
01-10-14
S1
III/c
01-04-11
Jurusita
02-05-11
SLTA
Panitera Pengganti
TMT
Didikan
Gol.
NIP.197706182001122001 Awaluddin Nur, S.HI.
7.
NIP.198411192011011012 Hasan Basri, S.HI.
8.
NIP.198608192011011014
III/a
01-09-12
III/a
01-09-12
Jurusita Pengganti Jurusita Pengganti
10-01-14
S1
24-04-14
S1
C. Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudicial 1. Data Pejabat Struktural Pangkat No
Jabatan
Pen
Nama/NIP
(1)
(2)
Gol.
TMT
Jabatan
TMT
Didikan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
III/c
01-04-11
Wasek
29-11-13
S1
III/b
01-10-11
Kaur Keuangan
02-03-11
S1
III/b
01-04-10
Kaur Umum
31-05-13
S2
III/a
01-04-10
Kaur Kepegawaian
02-03-11
SLTA
Pentaedi Surjono, S.H. 1.
2.
3.
NIP.197108132003121001
Rusiadi,SE NIP.197606222003122003 Diana Rulianti, S.Kom., M.Eng. NIP.198103042006042004
4.
Abd. Rasyid.S NIP.196212311984031019
2. Data Pegawai/Karyawan Pangkat No
(1)
Nama/NIP
(2)
Gol.
TMT
(3)
(4)
Staf Unit
Pendidikan
(5)
(6)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Drs. H. Arifin,S.H., M.H. NIP.196410041993031002 Rukayah, S.Ag NIP.197208141999032010 Fakhruzzaini, S.HI.,M.HI. NIP.198309272009121002 Anton Taufiq Hadiyanto, S.HI NIP.198010242009121002 Nurqalbi,S.HI NIP.198004032007041001 Drs.Sudarno, S.H.,M.H. NIP.196106081993031001 Iman Sahlani,S.Ag NIP.197201211999031004 Hijerah, S.H.,SH.I NIP196605141992031004 Siti Rahmah, SH. NIP.197706182001122001 Haerul Aslam,S.H. NIP. 197303182002121001 Nasarudin NIP.197706182001122001 Awaluddin Nur, S.HI. NIP.198411192011011012 Hasan Basri, S.HI. NIP.198608192011011014 Pentaedi Surjono, S.H. NIP.197108132003121001 Rusiadi,SE NIP.197606222003122003 Diana Rulianti, S.Kom., M.Eng. NIP.198103042006042004 Abd. Rasyid.S NIP.196212311984031019
IV/b
01-04-13
Ketua
S2
III/d
01-04-11
Hakim
S1
III/b
01-04-12
Hakim
S2
Hakim
S1
III/a
01-12-09
III/b
01-04-11
Hakim
S1
III/d
01-04-05
Pansek
S2
III/d
01-04-11
Wapan
S1
III/c
01-04-12
Panmud Gugatan
S1
III/d
01-04-15
III/c
01-04-11 Panitera Pengganti
III/c
01-04-11
III/a
01-01-11
III/a
01-01-11
III/c
01-04-11
Wasek
S1
III/b
01-10-11
Kaur Keuangan
S1
III/b
01-04-10
Kaur Umum
S1
III/a
01-04-10
Kaur Kepegawaian
SLTA
Panitera Pengganti
Jurusita Jurusita Pengganti Jurusita Pengganti
S1
S1
SLTA
S1
S1
18.
Fathul Majid, S.HI. NIP.19810807 201212 1 002
III/a
01-12-12
Staf Panmud Permohonan
S1
19.
Norhasanah, S.H. NIP.198504272009122005
II/d
01-04-14
Staf/ Bendahara
S1
20.
Ahmad Supiansyah, S.HI. NIP.19851026 201212 1 002
III/a
01-12-12
Staf/Kasir
S1
21.
Amelia Fitry, A.Md. NIP.198108012009122005
II/d
01-01-12
Staf Kaur Umum
D3
D.
Promosi dan Mutasi Data Promosi dan Mutasi Pejabat Teknis Yudicial
No
Nama
Jabatan Lama
Jabatan Baru
Ket
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Staf
NIP.198612202009042006
Staf/Bendahara PA.Bontang
PTA.Samarinda
2.
DRS. SAIFUDIN, M.HI. NIP.196002081993031001
Wakil Ketua PA.Bontang
Ketua PA. Tarakan
3.
NURUL LAILY, S.Ag NIP.197710092008052001
Hakim PA.Bontang
4.
WILDA RAHMANA, S.HI NIP.197911112007042001
5.
ROFIK SAMSUL HIDAYAT, S.H. NIP.198004032007041001
4.
NASARUDIN NIP.197303182002121001
5.
M. ARSYAD, S.H. NIP.198010012003121006
6.
Drs. RUSTAM EFFENDI, S.HI. NIP.196605141992031004
1.
7.
8.
AUFA FITRIA, S.H.
MUHAMMAD RIZAL, S.H. NIP198407192007041004 NURQALBI,.S.HI NIP.198507022011012015
Hakim PA.Karang Asem
Hakim
Hakim
PA Bontang
PA Batu Licin
Hakim
Hakim
PA Bontang
PA Batu Licin
Jurusita
Jurusita
PA. Sangatta
PA. Bontang
Jurusita
Jurusita
PA. Bontang
PA. Balikpapan
Panmud Gugatan
PP
PA. Bontang
PA. Batu Licin
Panmud Permohonan PA. Bontang
PP
Cakim PA Makassar
PA. Samarinda Hakim PA Bontang
03-01-14
22-01-14
23-01-14
29-01-14
29-01-14
25-04-14
29-04-14
01-07-14
27-06-14
01-10-14
9.
HIJERAH,.SH,.S.HI NIP.198005302003122001
Panmud Hukum PA Nunukan
Panmud Hukum PA Bontang
01-10-14
10.
HAERUL.ASLAM,.SH NIP.197503252002121006
Panmud Hukum PA Tanjung Selor
PP PA Bontang
01-10-14
11.
AMELIA.FITRY,.A.Md NIP.198108012011012006
Staf PA Tangerang
Staf PA Bontang
29-10-14
12.
Drs. H.M. TARMIDZIE, NIP.195602031985031007
M.HI
Ketua PA Bontang
Hakim PA Tanjung
01-11-14
13.
ABD. JAMIL SALAM, NIP.197812222007011008
S.HI.
Hakim PA Bontang
Hakim PA Sinjai
18-11-14
14.
Drs. H. ARIFIN, S.H., NIP.196410041993031002
M.H.
Ketua PA Bengkayang
Ketua PA Bontang
20-11-14
15.
ANNYS.AHMADI,.S.HI,.M.H. NIP.198212182007041001
Hakim PA Bontang
Hakim PA Bawean
29-11-14
E. Pengelolaan Sarana dan Prasarana 1.
No
1.
Sarana dan Prasarana Gedung Tanah/ Gedung
Tanah
Jlh
1
2.
Tanah
1
3.
Bangunan Gedung
1
4.
Bangunan Gedung
5.
Bangunan Gedung
Alamat
Jl.Awang long
Jl.Awang
Luas/ M2
2.822
Nilai/ Gedung
1.008.700
Jumlah Fasilitas Lainnya Ket. Telp.
-
Listrik
-
PDAM
-
Pinjam pakai Pemkot Bontang Pinjam pakai Pemkot Bontang
354
2.200.000
-
-
-
Jl.Awang long
154 M2
293.450.000
ada
4.400
Ada
1
Jl.Awang long
200 M2
381.840.000
ada
4.400
Ada
1
Jl.Awang long
ada
10.600
Ada
long
1.000 5.260.904.700 M2
a. Pengadaan Pada tahun 2014 tidak ada pengadaan/belanja modal untuk sarana dan prasarana gedung.
b. Pemeliharaan Untuk tahun 2014 Pengadilan Agama Bontang mengadakan pemeliharaan Gedung Kantor berupa : -
Pembuatan pintu kaca pembatas lorong dalam Gedung
-
Pembuatan tutup(Besi) selokan Kantor
-
dan lain-lain
2. Sarana dan Prasarana Fasilitas Gedung No
1.
2.
Kendaraan
Roda 4
Roda 4
Jum lah
Jenis kendaraan
1
Kijang Innova
1
Kijang SPR.LSX
Tahun
2005
Harga
157.000.003
Perolehan
Ket
20-01-06
Bantuan MA. KT. 4 DB
2002
-
2005
Pinjam Pakai Pemkot Bontang KT 2015 D
3.
Roda 2
1
Yamaha Vega.R
2004
11.500.000
01-01-05
KT 5072 D
4.
Roda 2
1
Suzuki
2005
11.500.000
01-01-05
KT 3032 D
5.
Roda 2
1
Suzuki
2005
11.200.000
29-03-05
KT 3021 D
6.
Roda 2
1
Yamaha RXK
2005
19.000.000
02-01-06
KT 5250 D
7.
Roda 2
1
Honda NF
2008
13.990.000
17-04-08
KT 2182 D.
8.
Roda 2
1
Honda NF
2008
13.990.000
17-04-08
KT 2183 D
9.
Roda 2
1
Honda NF
2008
13.990.000
17-04-08
KT 2184 D
No
Jenis barang
Jumlah
Keterangan
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Laptop
7
Baik
2.
Personal Computer (PC)
8
Baik
3.
Printer
7
Baik
a. Pengadaan Untuk tahun 2014 tidak ada pengadaan barang/jasa pada Pengadilan Agama Bontang b. Pemeliharaan Untuk tahun 2014 Pengadilan Agama Bontang telah mengadakan pemeliharaan barang inventarsi berupa : - Pemeliharaan Komputer/PC - Pemeliharaan Laptop - Pemeliharaan Printer - Pemeliharaan AC Split - Pemeliharaan Kendaraan Roda empat - Pemeliharaan Kendaraan Roda dua dan - Pemeliharaan Barang Inventaris lainnya. c. Penghapusan Pada tahun 2014 tidak ada penghapusan. F. Pengelolaan Keuangan 1. Belanja Pegawai No
Kode
Uraian
Pagu
Realisasi Belanja
Sisa Anggaran
1 1
2 005.01.01
3 Program Dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung RI
4
5
6
1066
Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi Pembayaran Gaji
1066.994.
001 A 511111
Dan Tunjangan Pembayaran Gaji Dan Tunjangan Belanja Gaji Pokok PNS
Rp. 777.815.000
Rp. 783.152.880
Rp. (5.337.880)
511119
Belanja Pembulatan Gaji PNS
Rp.
15.000
Rp.
14.305
Rp.
695
511121
Belanja Tunj. Suami/Istri PNS
Rp.
66.515.000
Rp.
67.219.764
Rp.
(704.764)
511122
Belanja Tunj. Anak PNS
Rp.
16.506.000
Rp.
16.341.147
Rp.
164.853
511123
Belanja Tunj. Struktural PNS
Rp.
20.540.000
Rp.
20.540.000
Rp.
0
511124
Belanja Tunj. Fungsional PNS
Rp. 968.980.000
Rp. 968.980.000
Rp. (7.870.000)
511125
Belanja Tunj. PPh PNS
Rp. 145.004.000
Rp. 143.491.797
Rp.
1.512.203
511126
Belanja Tunj. Beras PNS
Rp.
Rp.
Rp.
(137.060)
511129
Belanja Uang Makan PNS
Rp. 103.012.000
Rp. 103.012.000
Rp. (20.949.000)
511151
Belanja Tunj. Umum PNS
Rp.
Rp.
Rp.
511157
Belanja Tunj. Kemahalan Hakim
Rp. 109.350.000
Rp. 112.050.000
Rp. (2.700.000)
512211
Belanja Uang Lembur
Rp.
Rp.
Rp.
Jumlah Kelompok Belanja 51
Rp. 2.274.140.000
Rp. 2.289.021.953
Rp. (35.830.953)
51.330.000
9.185.000
5.888.000
51.467.060
8.995.000
5.888.000
190.000
0
2. Belanja Barang No
Kode
Uraian
Pagu
Realisasi Belanja
Sisa Anggaran
1 1
2 1066.994. 001 002
3 Pembayaran Gaji dan Tunjangan Penyelanggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
4
5
6
521111
Belanja Keperluan Perkantoran Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat Belanja Honor Operasional Perkantoran Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Rp. 101.924.000
Rp.
94.572.500
Rp.
7.351.500
Rp.
3.000.000
Rp.
1.744.787
Rp.
1.255.213
Rp.
37.800.000
Rp.
37.800.000
Rp.
0
Rp.
12.900.000
Rp.
12.900.000
Rp.
0
Belanja Langganan Listrik
Rp.
36.000.000
Rp.
33.000.000
Rp.
3.000.000
521114 521115
521219 522111
522112
Belanja Langganan Telepon
Rp.
9.600.000
Rp.
4.628.149
Rp.
4.971.851
522113
Belanja Langganan Air
Rp.
2.400.000
Rp.
830.500
Rp.
1.569.500
523111
Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Belanja Perjalanan Biasa
Rp.
18.632.000
Rp.
18.632.000
Rp.
0
Rp.
41.424.000
Rp.
36.049.130
Rp.
5.374.870
Rp.
67.800.000
Rp.
67.800.000
Rp.
275.200
Jumlah Kelompok Belanja 52
Rp. 331.480.000
523121 524111
Rp. 307.681.866
Rp. 23.798.134
G. Pengelolaan Administrasi Berdasarkan surat Mahkamah Agung RI Nomor 1 tahun 1994 yang menjelaskan bahwa pengelolaan administrasi pengadilan harus dibedakan menurut jenisnya, yang
terdiri dari administrasi umum yang
dikelola oleh kesekretariatan dan administrasi keperkaraan yang dikelola bagian perkara.
1. Administrasi Peradilan a.
Meningkatkan penerapan
penyusunan
perencanaan
kegiatan
fungsi manajemen melalui program
melalui
jangka pendek,
menengah dan jangka panjang tahun 2014. b.
Meningkatkan pengawasan program kerja yang kongkrit dengan melibatkan hakim, pejabat kepaniteraan dan kesekretariatan dan merealisasikan melalui job diskription tahun 2014.
c.
Meningkatkan dan memperketat pengawasan dan pengendalian dengan membentuk tim pengawas bidang serta menyusun jadwal kegiatan.
d.
Meningkatkan pelaksanaan
pelaksanaan
evaluasi
dan
penilaian
terhadap
kegiatan oleh setiap unit kerja dan individu serta
menetapkan standar penilaian dan memberi penghargaan berupa piagam,dan
atau
meningkatkan kinerja.
bentuk
lain
sebagai
motivasi
untuk
e.
Meningkatkan pelaksanaan
penataan kegiatan
dan
pendokumentasian
hasil
dan melaporkan kepada atasan dengan
tepat dan benar. 2. Administrasi Umum Yang dimaksud dengan administrasi umum adalah sistem administrasi yang berlaku di pengadilan yang tidak termasuk kedalam administrasi keperkaraan. Administrasi umum di dalam dunia peradilan dikelola oleh bidang kesekretariatan yang meliputi umum, kepegawaian dan keuangan. Pelaksanaan tugas secara umum dibidang kesekertariatan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Desember 2014 telah dipenuhi sebagaimana yang diharapkan baik dibidang umum, keuangan dan bidang kepegawaian, bahkan kesejahteraan pegawai dan kekurangannya telah diupayakan semaksimal mungkin terutama menyelesaikan hak-hak pegawai seperti kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala. Kemudian pelaksanaan seluruh surat-surat yang masuk dan keluar diterapkan dengan sistem arsip dinamis dalam rangka meningkatkan tertib administrasi tata persuratan sesuai Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 143/KMA/SK/VIII/2007. Sedangkan surat-surat berhubungan dengan kepaniteraan didistribusikan dan dikelola oleh Panitera Muda Hukum. Dengan dibedakanya penangan surat masuk dan keluar pada sekretariat dan kepanitraan, makan mempercepat proses penanganan suatu masalah. Pada tahun 2014 surat masuk berjumlah 935 buah dan surat keluar berjumlah 1050 buah dengan rincian sebagai berikut :
No
Jenis surat
Masuk
Keluar
1.
OT (Organisasi)
40
10
2.
HM (Humas)
90
24
3.
KP (Kepegawaian)
84
234
4.
KU (Keuangan)
67
120
5.
KS (Kesekretariatan)
2
2
6.
PL (Perlengkapan)
22
88
PW (Perkawinan) 7.
HK (Hukum)
613
568
8.
PP (Pendidikan dan Pelatihan)
12
1
9.
PB (Penelitian dan Pengembangan)
1
0
10. PS (Pengawasan)
4
3
935
1050
Jumlah
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
KESIMPULAN. 1.
Pengadilan Agama Bontang telah melakukan kegiatan secara maksimal, meskipun masih terdapat hambatan-hambatan, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2.
Peningkatan sumber daya manusia teknis yudisial maupun non teknis yudisial, Pengadilan Agama Bontang telah mengikut sertakan staf, pejabat struktural maupun fungsional dalam mengikuti kegiatan pelatihan baik yang diselenggarakan oleh Mahkamah Agung maupun Ditjen Badilag.
3.
Pengelolaan sarana dan prasarana Pengadilan Agama Bontang telah melakukan pembenahan prasarana yang ada.
dan
mengoptimalisasikan
sarana dan
4.
Pengelolaan administrasi peradilan maupun administrasi umum telah mengacu pada aturan yang telah ditentukan seperti pola bindalmin dalam
pengelolaan
administrasi
perkara
dan
pola
penataan
administrasi surat dinamis dan penataan pola administrasi umum. B.
REKOMENDASI 1.
Perlu diperbanyak lagi diklat pelatihan di bidang yudisial maupun non yudisial untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam upaya menunjang pelaksanaan tugas-tugas kedinasan.
2.
Diperlukan penambahan dana yang memadai khususnya belanja modal untuk menunjang sarana dan prasarana gedung kantor Pengadilan Agama, termasuk prasarana pendukungnya seperti penyediaan fasilitas Informasi Teknologi (IT) dalam upaya peningkatan pelayanan kepada para pencari keadilan.
3.
Diharapkan untuk tahun yang akan datang Pengadilan Agama Bontang mendapat tambahan pegawai : a. Untuk mengisi jabatan Panitera Muda Permohonan dan Panitera Muda Gugatan. b. Staf pelaksana. Demikian Laporan Tahunan Pengadilan Agama Bontang tahun 2014
ini disusun untuk menjadi bahan informasi dan rujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, kami
menyadari bahwa laporan ini banyak
kekurangan baik materi yang disajikan maupun sistematika penyajiannya. Oleh karenanya kami mengharap saran dan tanggapan dari semua pihak agar pelaksanaan kegiatan tugas dimasa mendatang makin tertib, baik, benar dan cepat.
`