34 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
TEKNIK PENANGANAN BARANG BERBAHAYA ( DANGEROUS GOODS) DI PESAWAT UDARA
Oleh: Sri Susanty Dosen PNS dpk pada AKPAR Mataram
Abstrak Berkembangnya industri penerbangan berimplikasi terhadap meningkatnya industri pengangkutan barang melalui udara termasuk pengangkutan barang berbahaya (dangerous goods). Barang berbahaya adalah bahan atau zat yang berpotensi secara nyata membahayakan kesehatan, keselamatan atau harta milik saat diangkut dengan pesawat udara maupun dalam penyimpanannya. Barang berbahaya sangat peka terhadap suhu udara, tekanan dan getaran yang dapat mengganggu serta membahayakan keselamatan penerbangan serta dapat merusakkan peralatan pengangkutan. Oleh karena itu perlu penanganan khusus dalam pengangkutan agar senyawa ataupun kandungan dari barang/bahan tersebut tidak membahayakan penerbangan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka pemerintah membuat aturan aturan baku yang mengatur bagaimana cara pengangkutan dan perlakuan terhadap barang berbahaya tersebut. Namun sangat disayangkan informasi tentang kattagori barang berbahaya dan bagaimana cara penanganannya masih minim. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang karakterisitik barang berbahaya yang diangkut melalui udara dan bagaimana cara penanganannya agar barang tersebut bisa diangkut dan bisa selamat sampai tujuan. Kata Kunci: Barang Berbahaya, Penanganan, Pesawat Udara
PENDAHULUAN Kemajuan teknologi transportasi dewasa ini sangat mempengaruhi pola pergerakan manusia dan barang. Moda transportasi udara bukan lagi barang mewah seiring dengan maraknya penerbangan bertarif murah yang menjangkau setiap lapisan masyarakat. didukung oleh kecanggihan teknologi, kenyamanan, dan kecepatan dalam proses pemindahan manusia dan barang menjadikan dunia penerbangan primadona alat transportasi. Tingginya animo masyarakat untuk menggunakan jasa angkutan udara perlu diimbangi dengan memperhatikan factor keamanan untuk keselamatan penumpang dan barang bawaan. Hal yang menggembirakan bahwa hampir semua penumpang dan barang bisa diangkut melalui udara walaupun masing-masing memiliki cara penanganan yang berbeda. Setiap pengangkutan dengan pesawat udara harus mengikuti aturan keamanan yang berlaku secara nasional dan internasional termasuk pengangkutan barang berbahaya (dangerous goods). Bahkan barang berbahaya diangkut secara rutin oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia. Tiap Negara harus memiliki prosedur penanganan dan peraturan yang jelas untuk menjamin barang-barang berbahaya sudah ditangani secara benar. Sesuai dengan ketentuan Konvensi Chicago bahwa setiap negara harus memasukkan _______________________________________________ Volume 7, No. 1, Januari 2013
aturan pengangkutan barang berbahaya ke dalam Hukum Nasional mereka. Sistem yang berlaku secara internasional ini berfungsi sebagai alat kontrol pemerintah terhadap pengangkutan barang berbahaya melalui udara juga sebagai standar baku dalam keselamatan penerbangan. Pemerintah Indonesia mengatur tentang Penerbangan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009. UndangUndang tersebut mengisyaratkan bahwa pengangkutan barang berbahaya wajib memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan Menurut International Civil Aviation Organization (Asosiasi Penerbangan Internasional) Annex 18 tentang The Safe Transport of Dangerous Goods by Air, “dangerous goods are articles or subtances which are capable of posing a significant risk to health, safety or to property when transported by air”. Barang berbahaya adalah bahan atau zat yang berpotensi secara nyata membahayakan kesehatan, keselamatan atau harta milik saat diangkut dengan pesawat udara maupun dalam penyimpanannya. Barang berbahaya sangat peka terhadap suhu udara, tekanan dan getaran yang dapat menggangu serta membahayakan keselamatan penerbangan serta dapat merusakkan peralatan pengangkutan. Oleh karena itu, dalam mengangkut
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 barang berbahaya harus sesuai dengan petunjuk teknis sebagaimana tertera pada Annex 18. Instruksi Teknis berisi seperangkat persyaratan atas pengangkutan barang berbahaya antara lain memuat informasi tentang klasifikasi barang berbahaya dan daftar barang-barang yang termasuk dalam kategori berbahaya. Daftar ini memuat tentang barang-barang yang: a) dilarang dalam keadaan apapun, b) dilarang pada pesawat penumpang dan pesawat kargo dalam keadaan normal, tetapi dapat dilakukan dalam keadaan luar biasa dan tunduk pada pembebasan oleh negara terkait; c) dilarang pada pesawat penumpang namun diizinkan pada pesawat kargo dalam keadaan normal, dan d) diizinkan pada pesawat penumpang dan pesawat kargo dalam keadaan normal. Petunjuk Teknis juga memberikan gambaran tentang pengemasan barang berbahaya dan pembatasan berat barang sesuai dengan tingkat bahaya dan jenis pesawat (pesawat penumpang atau kargo) yang akan digunakan. Umumnya tidak ada batasan jumlah paket per pesawat. Instruksi Teknis juga memberikan metode kemasan yang akan digunakan dan diizinkan juga spesifikasi kemasan yang harus diikuti secara ketat. Ada juga persyaratan untuk tanda dan label untuk paket serta dokumentasi pengiriman. Setiap paket barang berbahaya harus diperiksa secara eksternal oleh operator sebelum diangkut untuk memastikan bahwa semua barang sudah memenuhi persyaratan.. Pilot yang bertugas harus diberitahu tentang barang berbahaya yang dimuat dalam pesawat dan lokasi penempatannya dengan asumsi seandainya dalam keadaan darurat tidak harus melibatkan barang berbahaya. Jika situasi memungkinkan, pilot harus menginformasikan pada unit lalu lintas udara tentang apa yang ada di pesawat untuk membantu layanan darurat agar cepat direspon oleh petugas mereka. Jika terjadi kecelakaan pilot harus sesegera mungkin menginformasikan pada negara dimana kecelakaan itu terjadi dan barang apa yang mereka angkut. Mengingat besarnya resiko, pilot mempunyai wewenang untuk menolak atau mengangkut barang berbahaya tersebut. Oleh karena itu untuk menjamin I. keselamatan dan pengamanan serta lancarnya pengangkutan barang berbahaya diperlukan penanganan yang sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab Secara umum bahwa barang berbahaya dapat diangkut melalui pesawat udara, namun harus memenuhi persyaratan dalam hal pengemasan, pemberian label, serta penyimpanan dan pemuatannya. Apabila petugas yang menangani barang berbahaya menyimpang dari peraturan, maka dimungkinkan adanya bahaya yang akan mencelakakan manusia,
Media Bina Ilmiah 35 merugikan perusahaan atau merusak fasilitas lain. Kesalahan penanganan juga dapat menyebabkan kecelakaan pesawat terbang, diantara terjadi korosi terhadap struktur pesawat terbang apabila adanya bahan kimia yang tumpah atau bocor. Jika penanganan yang digunakan tidak sesuai dengan regulasi – regulasi tersebut maka akan mengalami banyak masalah saat mendarat di bandara tujuan. Oleh karena itu keberadaan barang tersebut harus diwaspadai secara cermat. Masyarakat umum masih banyak yang mengenal secara pasti barang berbahaya sehingga secara sengaja maupun tidak sengaja membawa barang tersebut saat melakukan penerbangan. sebagai contoh misalnya korek api gas yang termasuk dalam barang berbahaya kelas 2 (flammable gas), minuman beralkohol, kutek, dan minyak wangi yang masuk kategori kelas 3 (flammamble liquid). Parfum selain masuk dalam flammable liquid apabila berbentuk aerosol dia juga termasuk kategori flammamble gas. Kamper yang dijadikan sebagai pengharum lemari pakaian juga termasuk dalam barang berbahaya kelas 4 atau flammable solid. Batere lthium dalam jam, HP, laptop, kamera atau barang elektronik lainnya termasuk barang berbahaya kelas 9 atau miscellaneous. Baterai biasa yang mengandung alkali bahkan masuk kategori barang berbahaya kelas 8 atau corrosive. Barang-barang tersebut akan membahayakan penerbangan apabila membawa dalam jumlah banyak dan tidak diperlakukan dengan tepat. Petugas di bandara seharusnya lebih tegas terhadap penumpang, dan memberitahukan tentang kategori barang berbahaya tersebut, berapa jumlah yg diperbolehkan dibawa, dan bagaimana cara penangannya, agar dapat meminimalisir tingkat kecelakaan transportasi. Berdasarkan latar belakang tersebut dan mengingat betapa penting serta beresikonya penganggutan barang berbahaya melalui udara maka tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang karakterisitik barang berbahaya yang diangkut melalui udara dan bagaimana cara penanganannya agar barang tersebut bisa diangkut dan bisa selamat sampai tujuan. Pembahasan KLASIFIKASI DAN DIVISI BARANG BERBAHAYA BAGI PENERBANGAN Berdasarkan IATA (Internastional Air Transport Association) barang atau bahan berbahaya dapat diklasifikasikan menjadi 9 kelas dan divisi dan masing-masing diberi kode tertentu sebagai berikut: a. Kelas 1 : Bahan Peledak (Explosives), Yaitu bahan atau zat yang dapat meledak apabila terkena
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 1, Januari 2013
36 Media Bina Ilmiah api atau panas. Bahan peledak ini terdiri dari 6 divisi yaitu : 1. Barang berbahaya yang mempunyai bahaya ledakan tinggi/mass explosion hazard (REX). 2. Barang berbahaya yang mempunyai bahaya proyeksi tinggi (suara keras)/mass projection hazard (REX). 3. Barang berbahaya yang mempunyai bahaya hembusan (ledakan) kecil/monitor blast hazard (RCX dan RGX). 4. Barang berbahaya yang tidak menimbulkan bahaya berarti/no significant hazard (REX). Khususnya untuk divisi 4 terdiri dari 6 group yaitu dengan kode IMP (Interline Message Procedures) adalah RXB, RXC, RXD, RXE, RXG dan RXS. 5. Barang berbahaya yang mempunyai bahaya ledakan tinggi/mass explosion hazard (REX) 6. Barang berbahaya yang mempunyai bahaya yang tidak mengakibatkan bahaya ledakan dasyat/no mass explosion hazard (REX). Contoh : Petasan, Kembang Api, Peluru Catatan : Peluru dapat dibawa penumpang dengan ukuran 9 mm/0,45” maksimum 12 pes/org sebagai cargo b. Kelas 2 : Bahan Gas (Gases), yaitu bahan gas yang dapat mengeluarkan asap dan dapat menyala oleh bunga api atau api. Gas ini terdiri dari 3 Divisi yaitu : 1. Flamable Gas yaitu gas yang mudah terbakar (RFG) 2. Non Flamabe Gas (RNG), Non Toxic Gas (RCL), gas-gas ini mempunyai reaksi keras terhadap 02. Contoh : Karbon Dioksida, Fire Extinguisher 3. Toxic Gas atau Gas Beracun (RPG), contoh : Aerosol. c. Kelas 3 : Cairan yang mudah terbakar (Flamable Liquids / RFL), yaitu cairan dengan titik nyala di bawah 60,5°. dibawah suhu tersebut cairan dapat mengeluarkan asap yang mudah terbakar. Kelas 3 ini tidak mempunyai divisi. Contoh : Cat, Alkohol. d. Kelas 4 : Bahan padat yang mudah terbakar (Falamable Solids), yaitu cairan padat yang dapat menimbulkan api melalui gesekan. Kelas ini mempunyai 3 (tiga) divisi yaitu : 1. Flamabel solid/zat padat yang mudah terbakar. Contoh : Korek api 2. Spontaneous Combustible, yaitu zat yang kalau beraksi dengan udara dapat terbakar dengan sendirinya (RSC). Contoh Phospor 3. Dangerous when wet (bahaya apabila basah). Zat ini akan mudah terbakar atau mengeluarkan _______________________________________________ Volume 7, No. 1, Januari 2013
ISSN No. 1978-3787 gas apabila bercampur dengan air (RFW). Contoh : Kalsium Karbid. e. Kelas 5 : Oxidizing Substances and Organic Peroxide, yaitu Zat yang beroksidasi dan zat organik terpencar. Kelas ini terdiri dari 2 divisi, yaitu : 1. Oxidizing Substances (ROX), yaitu zat-zat yang mudah menghasilkan 02, zat ini membantu timbulnya pembakaran atau api dengan mudah. Contoh : Kalsium Klorat. 2. Organic Peroxides (ROP), yaitu zat padat atau cair yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan api apabila terjadi gesekan atau pengisapan uap lembab atau reaksi kimia. f. Kelas 6 : Toxic (Poisonous) Substances, yaitu yaitu bahan atau zat racun dan infections substances atau zat menular. Kelas ini terjadi dari 2 divisi yaitu: 1. Toxic (Poison) substances (RPB), yaitu zat yang menyebabkan kematian apabila dihirup atau ditelan atau disentuh dengan kulit bias luka atau membahayakan kesehatan. Contoh : Pestisida 2. Infections substances (RIS), yaitu zat yang mengundang micro organisme hidup termasuk bakteri, virus, jamur dan lain-lain yang menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan. Contoh : Hepatitis, Rabies, HIV g. Kelas 7 : Bahan Radioaktif, yaitu bahan yang mengeluarkan sinar radiasi yang berbahaya bagi manusia, binatang dan barang. Sinar tersebut tak dapat dilihat dan hanya dapat dikontrol dengan alat yang Geiger. Bahan ini terdiri dari tiga kategori. Masing-masing memiliki tingkat radiasi yang berbeda-beda, sebagai berikut : 1. Kategori I Radioaktif (RRW). Zat ini memiliki tingkat radiasi rendah dan yang kurang dapat diukur, sehingga tidak memiliki nomor indeks transport (transport index atau T.I). Bahan ini diberi label putih dengan 1 (satu) Garis merah : Contoh : Kobalt 60 2. Kategori II Bahan atau zat yang memiliki tingkat radiasi lebih tinggi dari kategori 1 dengan nomor indeks transport tidak lebih dari 1. zat ini diberi label berwarna kuning pada kemasan dengan 2 (dua) garis merah. 3. Kategori III . Zat ini memiliki tingkat radiasi lebih tinggi dari pada kategori II dan memiliki indeks transport 1,0 dan tidak melebihi 10 per kemasan. Zat ini diberi label kuning dengan 3 (tiga) garis merah. h. Kelas 8 : Corrosive Materials (RCM)/Bahan bersifat menimbulkan Karat. Bahan ini bentuknya cair atau padat yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit jika disentuh. Kalau berasap http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 sangat berbahaya jika dihirup dan dapat menyebabkan iritasi pada mata, dapat merusak logam (struktur ur pesawat) atau merusak barang atau kargo. Kelas ini tidak mempunyai divisi. Contoh : Mercury i. Kelas 9 : Miscellaneous Dangerous Goods (barang berbahay lain). Barang atau benda-benda lainnya yang dianggap dapat membahayakan namun tidak termasuk dalam 8 (delapan) kelas tersebut di atas. Kemungkinan dapat menimbulkan bahaya terhadap manusia (petugas), pesawat apabila tidak ditangani dengan baik. Barang berbahaya lain lain-lain ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu: 1. Kelas 9 (RMD) : Miscellaneous Dangerous Goods/BB Lain. Seperti : Engine Internal Combustion 2. Kelas 9 (RSB) : Polymeric beads 3. Kelas 9 (ICE) : Karbon Dioksida atau Dry Ice 4. Kelas 9 (MAG) : Bahan yang mengandung magnet, bila pada jarak 4,6 M dapat menimbulkan efek > 0,418 A/M ata atau pada kompas jarum tertarik s.d 2°. Untuk lebih jelasnya, kelas dan divisi dari barang berbahaya tersebut sebagaimana terlihat pada Gambar berikut.
Media Bina Ilmiah 37 PENGEMASAN BARANG BERBAHAYA Sebagaimana ditulis oleh Pudjiastuti yang dikutip dari www.bbkk-litbang.go.id bahwa kemasan barang berbahaya yaitu kemasan k yang digunakan untuk mengemas produk-produk produk Kimia berbahaya seperti cairan-cairan cairan yang mudah terbakar, produk-produk produk beracun, korosif, dan lainlain. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pengangkutan barang berbahaya harus memenuhi persyaratan internasional. Indonesia salah regulasi nasional untuk pengangkutan barang berbahaya telah tela dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan berupa Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/275/XII/1998 tentang Pengangkutan Bahan dan/atau Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara. Seandainya pengemasan barang berbahaya tidak sesuai dengan regulasi r maka akan terjadi permasalahan serius saat pengangkutan dan saat mendarat di bandara tujuan. Misalnya di bandara tujuan barang berbahaya tersebut harus dilakukan pengemasan ulang atau dikirim kembali ke negara asal. Hal ini berarti pengirim/eksportir pengirim/ekspor harus mengeluarkan biaya tambahan yang sangat besar. a.
Pengkodean Kemasan Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh PBB bahwa aturan pengkodean untuk kemasan luar (outer outer packaging) packaging berbeda dengan pengkodean pada kemasan dalam (inner packaging). 1. Kemasan Luar/ Tunggal Untuk kemasan jenis ini menggunakan kode 2 (dua) karakter, yaitu :
2.
3.
Gambar 1. Label Barang Berbahaya ((Dangerous Goods)
• angka numerik yang menunjukkan jenis kemasan seperti drum, jerigen, dan lain-lain lain • diikuti huruf latin kapital yang menunjukkan bahan dari kemasan seperti baja (steel), ( kayu, dan lain-lain lain • diikuti dengan (bila mungkin) dengan angka numerik yang menunjukkan kategori dari isi kemasan. Kemasan Komposit Kemasan jenis ini diberi kode dengan 2 huruf Latin kapital secara berurutan. Huruf pertama menunjukkan bahan yang yan digunakan pada lapisan dalam, sedangkan berikutnya menunjukkan bahan dari kemasan luar. Kemasan Kombinasi Pada kemasan kombinasi, hanya ada satu kode yang digunakan yaitu sesuai kode pada kemasan luar yang digunakan. Angka numerik yang digunakan untuk beberapa jenis kemasan adalah sebagai berikut: 1 drum 2 reserved
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 1, Januari 2013
38 Media Bina Ilmiah
4.
b.
3 jerigen 4 kotak (box) 5 kantong (bag) 6 kemasan komposit Adapun huruf kapital yang digunakan untuk menunjukkan bahan kemasan yang digunakan adalah : A baja (steel) ( termasuk semua jenis pelapisan) B aluminium C kayu D kayu lapis (plywood) F reconsituted wood G fibreboard H plastik L tekstil M kertas, multiwall N logam (selain baja atau aluminium) P gelas, porcelain Kemasan Dalam Pengkodean yang digunakan pada kemasan dalam adalah dengan 3 (tiga) atau empat huruf yaitu: • dengan huruf Latin besar ”IP” yang menunjukkan ”Inner Packaging” • diikuti dengan huruf yang menunjukkan jenis kemasan dalam • jika mungkin, diikuti dengan huruf Latin kapital yang menunjukkan kategori dari isi. Spesifikasi Kemasan
1). Spesifikasi untuk kemasan luar, tunggal dan komposit 1. Drum Baja (Steel Drums) 1A1 non removable head drum baja 1A2 removable head drum baja Spesifikasi dari drum baja antara lain adalah sebagai berikut : • bodi dan tutup harus dibuat dari lembaran baja dengan ketebalan yang sesuai dengan kapasitas dari drum dan kegunaannya • sambungan bodi harus dilas pada drum untuk isi drum berupa cairan lebih dari 40L dan harus dilas secara mekanik bila isi berupa padatan. • Bahan yang digunkan tidak boleh compatible dengan isi yang ditransportasikan • Kapasitas maksimum dari drum 450L • Maksimum berat bersih adalah 400 kg • dan lain-lain 2. Drum Aluminium (Aluminium Drums) 1B1 Non removable head drum aluminium _______________________________________________ Volume 7, No. 1, Januari 2013
ISSN No. 1978-3787 1B2 removable head drum aluminium Spesifikasi drum aluminium antara lain adalah sebagai berikut: • terbuat dari minimal 99% aluminium asli dengan tipe dan ketebalan yang sesuai dengan kapasitas dari drum dan isinya • semua sambungan harus dilas • tutup untuk removable head harus didesain secara aman dan terjaga dari kebocoran selama transportasi • kapasitas maksimum 450 L • berat bersih maksimum 400 kg • dan lain-lain 3. Drum Kayu Lapis (Plywood Drums) 1D plywood drums Spesifikasi drum aluminium antara lain adalah sebagai berikut: • kayu yang digunakan harus kering, terkondisi dengan baik dan bebas dari cacat yang mengganggu • untuk bodi minimal menggunakan 2 lapis kayu,, sedangksan untuk tutup minimal 3 lapis dan antar lapisan direkatkan menggunakan lem/perekat. • bodi dan tutup drum didesain sesempurna mungkin sesuai dengan kapasitas dari drum dan isinya • kapasitas maksimal adalah 250 L • berat bersih maksimal adalah 400 kg • dan lain-lain 4. Drum Fiber (Fibre Drums) 1G Drum fiber Spesifikasi drum antara lain adalah sebagai berikut: • Bodi dari drum harus terdiri dari beberapa lapis atau kraft paper atau fibreboard (tanpa gelombang), direkakan atau dilaminasi dan dapat ditambahkan satu atau lebih lapisan pelindung seperti bitumen, lapisan lilin, metal foil, plastik, dan lain-lain • Tutup harus terbuat dari natural wood, fibreboard, metal, plywood, plastik atau bahan lain yang sesuai serta dapat ditambahkan satu atau lebih lapisan pelindung seperti bitumen, lapisan lilin, metal foil, plastik, dan lain-lain • Kapasitas maksimal adalah 450 L • Berat bersih maksimal 400 kg • dan lain-lain 5. Jerigen Baja atau Aluminium (Steel or Aluminium Jerricans) 3A1 jerigen baja non removable head 3A2 jerigen baja removable head
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 3A3
6.
7.
8.
9.
jeriegn aluminium non removable head 3A4 jerigen aluminium removable head Spesifikasi jerigen baja atau aluminium antara lain adalah sebagai berikut : • Bodi dan tutup haus terbuat dari lembarn baja atau aluminium 99%. • Kapasitas maksimal 60 L • Berat maksimal 120 kg • dan lain-lain Drum dan JerigenPlastik 1H1 drum plastik non removable head 1H2 drum plastik removable head 3H1 jerigen plastik non removable head 3H2 jerigen plastik removable head Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • Kemasan harus terbuat dari bahan plastik sesuai dengan kapasitas dan isinya • Mempunyai perlindungan terhadap ultra violet dan radiasi • Ketebalan di setiap titik harus sesuai dengan kapasitas jerigen dan isinya • Kapasitas maksimal untuk 1H1 dan 1H2 adalah 450L sedangkan 3H1 dan 3H2 adalah 60L • Berat maksimal untuk 1H1 dan 1H2 adalah 400 kg sedangkan 3H1 dan 3H2 adalah 120 kg • dan lain-lain Drum Metal (selain Aluminium dan baja) 1N1 drum non removable head 1N2 drum removable head Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • Bodi dan tutup harus terbuat dari metal selain aluminium dan baja, yang sesuai dengan kapasitas dan isinya • Kapasitas maksimal adalah 450 L • Berat maksimal adalah 400 kg • dan lain-lain Kotak Baja atau Aluminium 4A kotak baja 4B kotak aluminium Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • kekuatan dan konstruksinya kotak harus sesuai dengan kapasitas dan isinya • berat maksimal 400 kg • dan lain-lain Kotak kayu 4C1 kotak kayu biasa (ordinary boxes) 4C2 sift proof walled boxes of naturalwood
Media Bina Ilmiah 39 Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • Kayu yang digunakan harus kering, terkondisi dengan baik serta bebas dari cacat yang berpengaruh terhadap mutu kotak • Kapasitas maksimal 400 kg • dan lain-lain 10.Kotak kayu lapis 4D kotak kayu lapis Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • kayu lapis yang digunakan minimal 3 lapis • berat maksimal 400 kg 11.Kotak Karton Gelombang (Fibreboard Boxes) 4G fibreboard boxes Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • terbuat dari karton gelombang muka ganda (single atau double wall) yang kuat dan berkualitas sesuai dengan kapasitas dan isinya • mempunyai daya serap air 30 menit minimal 155 g/m2 • fluting dari karton menggunakan perekat • Berat maksimal 400 kg • dan lain-lain 12.Kotak Plastik (Plastic Boxes) 4H1 expended plastic boxes 4H2 solid plastic boxes Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • terbuat dari bahan plastik dengan kekuatan yang cukup sesuai kapasitas dan isinya • maksimal berat bersih dari 4H1 adalah 60 kg sedangkan 4H2 adalah 400 kg • dan lain-lain 13.Kantong Tekstil (Textile Bag) 5L1 sift proof textile bags 5L3 water resistant textile bags 14.Woven Plastic Bags 5H1 tanpa inner atau coating 5H2 sift proof woven plastic bags 5H3 water resistant woven plastic bags Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • kantong harus terbuat dari strechet tapes atau monofilament dari bahan plastik • untuk sift proof bags, 5H2, dapat dibuat sift proof dengan cara meggabungkan lembaran plastik atau kertas pada lapisan dalam dari kantong atau menggunakan
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 1, Januari 2013
40 Media Bina Ilmiah satu atau lebih kertas atau plastik secara terpisah sebagai kemasan dalam • untuk 5H3 harus dibuat tahan air (waterproof) • berat bersih maksimal adalah 50 kg • dan lain-lain 15.Kantong Plastik 5H4 kantong plastik Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • terbuat dari bahan plastik dengan kekuatan dan konstruksi yang sesuai dengan kapasitas dan isinya • berat bersih maksimal 50 kg 16.Kemasan Komposit (bahan plastik) 6HA1 drum plastik dengan lapis luar baja 6HA2 krat atau kotak plastik dengan lapis luar baja 6HB1 drum plastik dengan lapis luar aluminium 6HB2 krat atau kotak plastik dengan lapis luar aluminium 6HC kotak plastik dengan lapis luar kayu 6HD1 drum plastik dengan lapis luar kayu lapis 6HD2 kotak plastik dengan lapis luar kayu lapis 6HG1 drum plastik dengan lapis luar fiber 6HG2 kotak plastik dengan lapis luar karton gelombang 6HH1 drum plastik dengan lapis luar plastik 6HH2 kotak plastik dengan lapis luar plastik solid Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • kapasitas maksimal 6HA1,6HB1, 6HD1, 6HG1, 6HH1:250 L 6HA2,6HB2,6HC,6HD2,6HG2,6HH2 : 60 L • berat bersih maksimal : 6HA1, 6HB1, 6HD1,6HG1,6HH1:400 kg 6HA2, 6HB2, 6HC, 6HD2, 6HG2, 6HH2: 75 kg • dan lain-lain 17.Kantong kertas (paper bags) 5M1 multi-wall 5M2 multi wall, water resistant paper bag I kertas Spesifikasi dari kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut: • Harus terbuat dari kertas kraft atau sejenis minimal 3 lapis dengan kekuatan _______________________________________________ Volume 7, No. 1, Januari 2013
ISSN No. 1978-3787 dan konstraksi sesuai dengan kapasitas dan isinya • Untuk menghindari masuknya uap air, kantong dengan 4 lapis atau lebih dengan satu atau lebih lapisan dari bahan tahan air • Berat bersih maksimal 50 kg 2). Spesifikas Kemasan Dalam (Innner Packaging) Kemasan dalam diidentifikasi dengan huruf ”IP” yang diikuti dengan angka, atau dalam beberapa kasus diikuti dengan huruf lain. 1. IP1 Gelas atau Wax Spesifikasi dari kemasan jenis ini anatar lain adalah sebagai berikut : • Kemasan harus dibuat dengan konstruksi yang baik • Kemasan dan tutup hemasHarus terbuat dari bahan dengan kualitas yang baik dan tidak boleh terjadi reaksi antara kemasan dengan produk yang dikemas • Tutup harus bisa menutup dengan rapat untuk menghindari kebocoran • Jumlah dan bantalannya harus sesuai dengan kemasan luar yang digunakan • Dan lain-lain 2. IP2 Plastik Spesifikasi untuk kemasan jenis ini antara lain adalah sebagai berikut : • Kemasan harus dibuat dengan konstruksi yang baik • Kemasan dan tutup harus terbuat dari bahan Poli etilen (PE) atau bahan lain dengan kualitas yang baik dan tahan terhadap produk yang dikemas • Tutup harus bisa menutup dengan rapat untuk menghindari kebocoran • dan lain-lain 3. IP3 dan IP3A Metal Can, Tin atau Tube 3.1. IP3 Metal Selain Aluminium Spesifikasi dari kemasan jenis ini anatar lain adalah sebagai berikut : • Kemasan harus dibuat dengan konstruksi yang baik, dan bodi harus terbuat dari metal lain selain aluminium • Tutup bisa terbuat dari aluminium atau logam lain • Kemasan dan tutup harus terbuat dari bahan dengan kualitas yang baik dan tidak boleh terjadi reaksi antara kemasan dengan produk yang dikemas • Tutup harus bisa menutup dengan rapat untuk menghindari kebocoran • dan lain-lain 3. IP3A Aluminium http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
4.
5.
6.
7.
8.
• Kemasan harus dibuat dengan konstruksi yang baik, dan bodi harus terbuat dari aluminium • Tutup harus terbuat dari bahan selain aluminium • Aluminium dan bahan lain yang digunakan harus berkualitas dan tidak boleh terjadi reaksi antara kemasan dengan produk yang dikemas • dan lain-lain IP4 -- Multiwall Paper Bag Spesifikasi dari kemasan jenis ini adalah kantong sack dari kertas kraft atau sejenisnya yang minimal harus menngunakan 2 lapis kertas Kantong Plastik Spesifikasi dari kemasan jenis ini adalah : • sambungan dan tutup dari kantong harus tidak bocor • tebal minimal dari kantong plastik adalah 0,1 mm IP6 – Kaleng atau Kotak Fiber Spesifikasi dari kemasan jenis ini adalah : • terbuat dari bahan yang berkualitas • Logam atas, bawa dan sambungan harus mempunyai ketebalan yang memadai IP7 dan IP7A Aerosol (berlaku di Amerika Utara) Spesifikasi dari kemasan jenis ini adalah sebagai berikut : • IP7 --- harus terbuat dari plat baja atau bukan besi yang merata kualitasnya tebal minimal 0,18 mm • IP7A --- harus terbuat dari plat baja atau bukan besi yang merata kualitasnya tebal minimal 0,20 mm • dapat menggunakan sambungan dengan las atau solder atau tanpa sambungan • Penekanan desain pada ujung • Kapasitas maksimal 820 mL • Diameter dalam maksimal 76 mm IP7B Aerosol (berlaku di Eropa) Spesifikasi dari kemasan jenis ini adalah : • harus terbuat dari plat baja atau bukan besi yang merata kualitasnya • tanpa atau dengan sambungan • kapasitas maksimal 1 L • diameter dalam maksimal 76 mm • aerosol termasuk katup harus tertutup saat kondisi transportasi normal
c.
Pengujian untuk Kemasan Dangerous Goods Tujuan dari pengujian adalah untuk menjamin bahwa tidak ada isi/produk yang hilang selama transportasi pada kondisi normal. Jumlah/parameter
Media Bina Ilmiah 41 uji pada kemasan ditentukan oleh isi/produk, grup kemasan, density dan tekanan uap (untuk cairan). 1.
2.
3.
4.
Uji Jatuh (drop test) Uji ini dilakukan untuk setiap jenis dan setiap pembuatan dan dilakukan untuk kemasankemasan : drum plastik, jerigen plastik, kotak plastik selain dari Expandable Polystyrene, kemasan komposit dan kemasan kombinasi dengan kemasan dalam berupa plastik selain kantong plastik dengan tinggi jatuhan 1,8 m untuk kemasan grup I; 1,2 m untuk kemasan grup II dan 0,8 m untuk kemasan grup III. Khusus untuk produk cair dengan density lebih besar dari 1,2 maka tinggi jatuhan adalah 1,5 m kali relative density untuk grup I; 1,0 m kali relative density untuk grupII dan 0,67 kali relative density untuk grup Uji Kebocoran (leakproofness test) Uji ini harus dilakukan unytuk semua jenis kemasan yang berisi cairan namun tidak diperlukan untuk kemasan dalam dari kemasan kombinasi Uji Tekanan Dalam (hydraulic test) Uji tekanan dalam atau hydraulic test harus dilakukan untuk semua jenis kemasan yang terbuat dari metal, plastik dan kemasan komposit yang berisi cairan, namun tidak diperlukan unuk kemasan dalam dari kemasan kombinasi Uji Tumpukan (Stacking Test) Uji ini harus dilakukan untuk semua jenis kemasan kecuali kantong.
d.
Klasifikasi Kemasan untuk Dangerous Goods Kemasan diklasifikasikan menjadi 3 grum berdasarkan tingkat bahayanya yaitu • kemasan grup I untuk tingkat bahaya tinggi • kemasan grup II dengan tingat bahaya sedang • kemasan grup III untuk tingkat bahaya rendah.
e.
Pengkodean dan Pelabelan Marking untuk kemasan barang berbahaya harus terdiri dari : 1. Simbol United Nation : Simbol ini hanya digunakan untuk kemasan yang telah lolos persyaratan yang ditetapkan . 2. Huruf X, Y, Z yang menunjukkan grup kemasan - X untuk kemasan grup I - Y untuk kemasan grup II - Z untuk kemasan grup III 3. diikuti dengan :
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 1, Januari 2013
42 Media Bina Ilmiah
4.
5. 6.
• angka relative density untuk kemasan tunggal berisi cairan kecuali untuk relative density kurang dari 1,2 • angka maksimal berat bersih, untuk kemasan berisi padatan atau kemasan dalam d. diikuti dengan : • tekanan hidraulik, untuk kemasan tunggal yang mengandung cairan, dalam kPa • huruf ”S” untuk kemasan yang berisi padatan diikuti dengn 2 digit terakhir dari tahun pembuatan kemasan. Tipe kemasan seperti : 1H1, 1H2, 3H1 dan 3H2 dapat mencantumkan bulan pembuatan pada tempat yang berbeda diikuti dengan kode negara diikuti dengan nama pembuat kemasan atau identifikasi lain yang ditentukan secara nasional.
Contoh : 4 4G/Y25/S/06 R RI/ADYZ-070122 4 G Y 25 S 06 RI ABC 07 0131
: box : fiberboard : packing group II and III : 25kg maximum : solids or inner packaging : manufactured in 2006 : Republik Indonesia : manufacturer of metal container : year of certification : certificate number
PENUTUP Pengangkutan barang khusus dan berbahaya wajib memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan. Meningkatnya kebutuhan akan pengangkutan barang berbahaya melalui udara semakin tinggi menuntut pemerintah untuk terus melakukan pemantauan yang ketat untuk menjamin keselamatan penumpang dan barang. Standarisasi dalam pengemasan, pengangkutan serta penyimpanan harus terus dipantau. Mekanisme pengawasan bisa dilakukan melalui penerapan peraturan penerbangan sipil dan penegakan hukum secara konsisten. Sumber daya manusia professional yang menangani barang berbahaya juga harus diperhatikan. Para petugas di lapangan harus terus diberikan pelatihan agar mereka mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengidentifikasi dan mengemas barang berbahaya sesuai standar. Informasi tentang klasifikasi barang _______________________________________________ Volume 7, No. 1, Januari 2013
ISSN No. 1978-3787 berbahaya yang bisa dibawa oleh penumpang harus disosialisasikan mulai sejak penumpang membeli tiket hingga penumpang naik pesawat. Medianya bisa melalui pamflet atau media elektronik di area bandara. Untuk pengamanan di bandara dalam mengantisipasi keamanan dan keselamatan penumpang, sarana dan prasarana seperti kamera CCTV harus sesuai standard dan ditempatkan di posisi strategis. Fasilitas X-Ray dan Body Scanner yang tersedia harus aktif dan mampu menangkap objek yang detail. DAFTAR PUSTAKA Arhur Papua. Klasifikasi Barang Berbahaya Bagi Penerbangan.Papuaonfire.blogspot.com Wiwik Pudjiastuti. Packaging For dangerous goods. www.bbkk-litbang.go.id Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/275/XII/1998 tentang Pengangkutan Bahan dan/atau Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan ICAO Annex 18 The Safe Transport of Dangerous Goods by Air, Document 9284-AN/905 Technical Instruction The Safe Transport of Dangerous Goods by Air Document 9284: Technical Instruction Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan Keputusan Menteri Perhubungan No.14 Tahun 1989 tentang Penertiban Penumpang, Barang dan Kargo yang Diangkut Pesawat Udara Sipil Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/275/XII/1998 tentang Pengangkutan bahan dan atau barang berbahaya dengan pesawat udara Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/293/XI/1999 tentang Sertifikat Kecakapan Petugas Penanganan Pengangkutan bahan dan atau barang berbahaya dengan pesawat udara Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/43/III/2007 tentang Penanganan cairan, aerosol, dan gel (liquid, aerosol, and gel) yang dibawa penumpang ke dalam kabin pesawat udara pada penerbangan internasional
http://www.lpsdimataram.com