Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
3
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
2
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
4
DAFTAR ISI Bab I . PENDAHULUAN A. B. C. D.
Latar Belakang Definisi/Pengertian Tujuan Dasar Hukum
Bab II. PENYUSUNAN DASHBOARD KLINIK A. B. 1. 2. 3.
Perencanaan dan Persiapan Langkah-langkah Penyusunan Dashboard Klinik Terbentuk Tim/Pokja Dashboard Maternal – Perinatal Menentukan Parameter Menetapkan nilai batas/standar dari masing-masing parameter
Bab III. DASHBOARD KLINIK SEBAGAI INSTRUMEN MANAJEMEN A. B. C. D.
Panel berwarna kuning atau merah, apa yang harus dilakukan? Hubungan antar Parameter Kegunaan Dashboard Klinik Hubungan dengan Tata Kelola Institusi
Bab IV. PENUTUP Lampiran 1. Maternity Dashboard : Clinical Performance and Governance Score Card Lampiran 2. Contoh Dashboard Maternal RSUD XXX Lampiran 3. Contoh Dashboard Neonatal RSUD XXX Lampiran 4. Contoh Dashboard Maternal Neonatal Puskesmas XXX
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
i
ii
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan social ekonomi masyarakat. Dengan perkembangan yang ada saat ini rumah sakit harus tetap mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu yang juga terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya. Untuk mencapai pelayanan berkualitas maka dibutuhkan suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan organisasi dengan tujuan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh organisasi, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan. Hal yang sama berlaku pula untuk pelayanan klinik dalam bentuk Clinical Governance. Sebagai sebuah institusi yang sangat kompleks maka proses pemantauan dan evaluasi di rumah sakit dapat menjadi sangat kompleks juga. Kompleksitas tersebut bukan berarti harus menjadikan kegiatan pemantauan dan evaluasi sulit dikerjakan. Hal ini penting oleh karena tanpa melakukan pemantauan dan evaluasi tidak mungkin sebuah organisasi dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanannya dari waktu ke waktu. Dashboard klinik (dashboard klinik) adalah sebuah bentuk sederhana dari kegiatan pemantauan dan evaluasi yang dapat
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
1
dengan mudah diimplementasikan. Pedoman ini disusun untuk memberikan petunjuk-petunjuk praktis tentang penggunaan ―Dashboard klinik‖, yaitu sebuah alat bantu untuk merencanakan dan meningkatkan kualitas pelayanan di klinik. Merupakan sebuah panel yang berisi evaluasi kinerja klinik dan balance scored card untuk memantau implementasi prinsipprinsip dari Clinical Governance di lapangan.
B. Definisi / Peertian 1. Clinical Governance: adalah sebuah kerangka tata kelola, yang menyatukan manajerial, organisasi dan pendekatan klinis, untuk mecapai pelayanan klinis yang berkualitas sesuai dengan standar. 2. Dashboard Klinik : adalah sebuah alat yang digunakan untuk memantau berjalannya prinsip-prinsip clinical governance di lapangan. 3. Pemantauan dan evaluasi : adalah serangkaian kegiatan yang terstruktur dan sistematis dengan mengikuti tata kelola sesuai dengan standar yang disepakati untuk membantu organisasi mengkaji kembali tujuan dan hasil yang dicapai, mendapatkan gambaran sebelum dan sesudah sebuah keputusan dibuat, dan untuk mendapatkan refleksi serta membantu mengidentifikasi perubahan di masa depan. Lebih jauh lagi kegiatan pemantauan dan evaluasi digunakan untuk menentukan langkah bagi pengembangan organisasi lebih lanjut dalam menjalankan visi dan misinya.
C. Tujuan 1. Tujuan Umum : Tujuan Pedoman Operasional untuk memberikan panduan teknis bagi fasilitas kesehatan untuk mempermudah fasilitas kesehatan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan kliniknya. Tujuan umum pemantauan dan evaluasi menggunakan dashboard klinik adalah untuk memberikan informasi kepada fasilitas kesehatan yang berkaitan dengan segala upaya bagi mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan, terutama pelayanan emergensi maternal dan neonatal, sebagai implementasi dari tata keola klinik yang baik.
2
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
2. Tujuan Khusus : 1. Menerapkan sebuah instrumen pemantauan kinerja yang sederhana dan mudah dilaksanakan sebagai bentuk implementasi dari tata kelola klinik yang baik. 2. Melakukan pemantauan langsung pelaksanaan pelayanan kesehatan di lapangan, meliputi pencatatan aktivitas klinik, kecukupan ketenagaan, pencapaian indikator-indikator klinik dan hal-hal berkaitan dengan keluhan/komplain dari pasien/ keluarga pasien. 3. Menyiapkan sebuah instrumen sederhana yang dapat dengan segera memberikan informasi bagi faskes untuk dapat segera ditindak lanjuti apabila ditemukan penyimpangan dari standar yang akan dicapai.
D. Dasar Hukum 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
UU no 36 tentang Kesehatan tahun 2009 UU no 44 tentang Rumah Sakit pasal 39 tahun 2009 UU Rumah Sakit UU Praktek Kedokteran UU Praktek Bidan UU Pelayanan Prima PP terkait Kesehatan Ibu dan Bayi PERDA PERDA Terkait Kesehatan Ibu dan Bayi Dll
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
3
4
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
Bab II
Penyusunan Dashboard Klinik
A. Perencanaan dan Persiapan Perencanaan adalah bagian terpenting bagi keberhasilan sebuah intervensi. Dalam kerangka organisasi belajar maka setiap individu harus menjadi bagian dari intervensi sejak awal intervensi bahkan pada tahap perencanaan. Dengan demikian akan tercapai kesamaan visi yang akan mengokohkan segala usaha untuk mencapai tujuan. Perlu dibentuk sebuah Tim/Pokja yang bertanggung jawab terhadap berfungsinya dashboard sebagai alat pantau di lapangan. Selain itu Tim/Pokja juga berkewajiban meyakinkan bahwa data-data dan anlisis dari dashboard diketahui oleh semua pihak terkait serta dimanfaatkan untuk mendorong perubahan. Selain itu sebagai bentuk dari komitmen Direksi akan kualitas pelayanan yang baik, maka Tim/Pokja ini harus dikuatkan dengan SK Direktur Rumah Sakit. Apabila di dalam struktur manajemen Rumah Sakit terdapat suatu organ yang berfungsi menjaga mutu, misalnya Komite Mutu Rumah Sakit, maka Tim/Pokja Dashboard Maternal-Perinatal dapat menjadi sub-organ di dalam komite tersebut. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi adanya struktur organik lain yang memiliki fungsi yang sama. Dengan demikian budaya mutu di bidang maternal-perinatal menjdai satu bagian utuh dengan budaya mutu di Rumah Sakit. Setelah Tim/Pokja terbentuk maka Ketua Tim/Pokja bersama anggotanya mulai menyusun langkah-langkah untuk memulai dan Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
5
melaksanakan Dashboard Klinik. Langkah-langkah tersebut hendaknya dibuat cukup detil dengan penanggung jawab serta waktu penyelesaian yang baik. Bahan-bahan referensi yang diperlukan juga mulai dikumpulkan baik dari standar-standar yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan maupun dari organisasi Profesi. Setelah tersusun perencanaan bagi langkah-langkah tersebut, maka Tim/Pokja memberikan laporan kemajuan kepada Direktur. Dilanjutkan dengan sosialisasi kepada semua unsur dari bagian Maternal-Perinatal dan Pelayanan Medik Rumah Sakit.
B. Langkah-langkah Penyusunan Dashboard Klinik 1. Terbentuk Tim/Pokja Dashboard Maternal – Perinatal Dalam perjalanannya banyak dibentuk kelompok-kelompok kerja di dalam rumah sakit yang memusatkan perhatiannya pada pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, kelompok kerja tersebut antara lain disebut dengan Tim Peristi, Tim Ponek dll. Kelompok-kelompok kerja tersebut dapat menjalankan kegiatan pemantauan dan evaluasinya dengan menggunakan dashboard klinik. Apabila kelompok kerja serupa belum ada di fasilitas kesehatan maka setidaknya kelompok kerja penyusunan dan evaluasi dashboard klinik setidaknya memiliki organisasi sebagai berikut: a. Susunan Tim/Pokja. • Ketua : Ka SMF Obgyn/Anak. • Anggota : semua anggota SMF yang bersangkutan. • Kepala Ruangan Kamar Bersalin. • Kepala Ruangan Bagian Perinatologi. • Kepala ruangan perawatan kebidanan. (dapat disesuaikan). • Dokter ruangan yang bersangkutan (dapat disesuaikan). b. Membuat Rencana Kerja Tim/POKJA. • Penyusunan parameter dan standar. • Menentukan kekerapan evaluasi dan analisis data. • Diseminasi kepada seluruh staf Maternal-Perinatal. • Menyampaikan laporan kepada Organ/Struktur terkait (Komite Mutu/ Pelayanan Medis/Komite Medik). c. Dituangkan dalam SK Direktur/Kepala Fasilitas kesehatan.
6
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
2.
Menentukan Parameter
Mengingat tujuan utama dari dashboard klinik adalah untuk memonitor berbagai aspek dari Clinical Governance secara berkelanjutan sehingga perbaikan dapat segera dilakukan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan parameter. Terdapat 4 kelompok kategori parameter sebagai berikut: • Aktivitas klinik. • Kecukupan tenaga kerja /workforce. • Indikator klinik. • Insidens risiko/komplain. Aktivitas Klinik : Pada unit dengan kapasitas/risiko tinggi yang dipimpin oleh dokter spesialis parameter ini dapat berupa : • jumlah seluruh persalinan. • tingkat SC. • tingkat persalinan pervaginam dg alat. • jumlah tindakan ginekologi. • dll. Pada unit yang kapasitas/risikonya lebih rendah yang dipimpin oleh bidan parameternya dapat berupa : • jumlah persalinan. • jumlah ibu yang datang dalam keadaan inpartu. • tingkat penggunaan tempat tidur tambahan (karena tempat penuh). • dll. Workforce/tenaga kerja: Termasuk dalam parameter ini antara lain : • tingkat absen staf, • tingkat penggunaan tenaga ekstra/lembur • perputaran tenaga akibat pelatihan • rasio jumlah bidan dg jumlah persalinan • rasio bidan senior dg seluruh jumlah bidan • rasio CT dengan mahasiswa praktik • jumlah jam konsultan berada di kamar bersalin • dll. Outcome klinik/indicator : Indikator spesifik yang akan dapat memberikan gambaran kondisi pengelolaan kualitas pelayanan sehingga dapat segera dikenali kebutuhan-kebutuhan tentang sumber daya, ketrampilan dan peninjauan kembali pedoman-pedoman; seperti kejadian eklampsia, kejadian HPP (perdarahan lebih dari 2500), transfusi darah >2 unit, rujukan ke ICU, kejadian Erb’s palsy, gagal Vakum, Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
7
ruptur tingkat 3 dan 4, dan lain-lain. Bagi neonatal dapat berupa jumlah kejadian bayi lahir mati (BB>=2000gram), Asfiksia berat, Sindrom Aspirasi Mekoneum, kejadian Hipoksik-Iskemik Ensefalopati dan kejadian rujukan ke unit intensif yang tidak diduga yang sangat mungkin dapat dihindarkan dengan pelayanan intra partum yang lebih baik. Insiden Risiko : Umpan balik/feed back dari pasien di beberapa wilayah pelayanan maternal neonatal (poliklinik ANC, Kamar bersalin, ruang perawatan dan keluarga pasien) dapat dimonitor sehingga sungguh-sungguh menjadi pelayanan yang “patient-centered care”. Informasi ini dapat dikumpulkan dari manajemen risiko. Selanjutnya parameter-parameter tersebut harus didefinisikan dengan jelas. Hal ini diperlukan untuk menghindari interpretasi yang berbeda sehingga akan mengganggu dalam melakukan analisis. Definisi operasional tersebut selanjutnya didokumentasikan dengan baik. 2. Menetapkan nilai batas/standar dari masing-masing parameter a. Menentukan nilai batas masing-masing parameter Ada beberapa cara untuk menentukan nilai batas/ambang parameter, seperti misalnya mengikuti standar nasional untuk suatu angka kejadian komplikasi, laporan tahunan rumah sakit dll. Batas yang ingin dicapai/standar yang disepakati akan ditandai dengan warna hijau dalam dashboard. Sementara warna merah mewakili suatu kondisi yang menyimpang dari standar atau suatu kondisi yang tidak boleh terjadi. Di antara kedua nilai tersebut adalah suatu kondisi yang sebaiknya tidak terjadi dan harus segera dicegah agar nilai tidak bergeser menjadi merah. Bagi parameter aktifitas, maka standar yang dipakai adalah berapa kemampuan ruangan/unit untuk menjalankan aktifitas tersebut. Misalnya aktifitas Jumlah Persalinan di sebuah kamar bersalin. Dapat dilakukan perhitungan sebagaimana dalam tabel 1. Tabel 1. Perhitungan kebutuhan TT di perkirakan dari jumlah persalinan Persalinan Per Tahun Persalinan per minggu 5.200 100 2.100 50 Jika melebihi 10% -- kuning Jika melebihi 20% -- merah
8
Persalinan per hari 14-15 7-8
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
Satu tempat tidur bersalin 1.5 ibu 1.5 ibu
Kebutuhan TT 8-10 4-5
Untuk mudahnya apabila fasilitas kesehatan memiliki nilai BOR dan BTO dalam batas normal, jumlah persalinan dapat dihitung berdasarkan jumlah persalinan tahun sebelumnya. Angka tersebut dapat diproyeksikan kepada jumlah persalinan bulanan pada tahun berjalan. Menetapkan nilai standar untuk tingkat persalinan menggunakan alat dapat diperkirakan dengan menggunakan angka insiden persalinan menggunakan alat. Insidens persalinan menggunakan alat di Indonesia tidak ada data yang menunjang, dan dari beberapa referensi yang ada angkanya sangat bervariasi. Akan tetapi WHO mengatakan bahwa makin rendah angka persalinan menggunakan alat maka angka seksio sesaria akan makin tinggi. Tim akan membuat kesepakatan untuk ini. Demikian pula halnya dengan tingkat persalinan dengan seksio sesaria. Beberapa angka insiden sebagai referensi dapat dilihat di tabel 2. Tabel 2. Referensi angka insiden beberapa tindakan obstetri
Tindakan Ekstraksi Vakum
Ekstraksi Forsep
Seksio sesarea
insiden Negara 4.5% USA 7.0% Australia Selatan 2-6% 18 negara (PAHO/ WHO) 0.8% USA 4.0% Australia Selatan 6.8% Indonesia 25% 22%
Indonesia UK
30.3%
USA
25.9%
China
Referensi http://www.uptodate.com/contents/operative-vaginal-delivery http://www.health.sa.gov.au/PPG/Default.aspx?PageContentMode=1&tabid=209 http://apps.who.int/rhl/pregnancy_childbirth/childbirth/2nd_ stage/cd000224_althabe_com/en http://www.uptodate.com/contents/operative-vaginal-delivery http://www.health.sa.gov.au/PPG/Default.aspx?PageContentMode=1&tabid=209 http://www.measuredhs.com/pubs/pdf/FR218/FR218%5BApril09-2009%5D.pdf POGI
http://data.euro.who.int/hfadb) http://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr/nvsr57/nvsr57_12.pdf) Ronsmans C, Holtz S, Stanton C. Socioeconomic diff erentials in caesarean rates in developing countries: a retrospective analysis. The Lancet, Volume 368, Issue 9546, Pages 1516 - 15236
Indonesia melalui Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) menyatakan bahwa tingkat seksio sesarea yang dapat diterima adalah 25-30%. Sementara itu data dari Badan Pusat Statistik—BPS dan Macro International 2008 serta Indonesia Demographic and Health Survey 20071 tingkat seksio sesarea di Indonesia pada 2007 adalah 6,8%. Berdasar referensi pada tabel di bawah kita dapat melihat standar yang diterima untuk beberapa tindakan obstetri. Jika angkanya melebihi insiden yang lazim maka harus dilakukan audit untuk mengevaluasi apakah peningkatan tingkat insiden ini memang harus terjadi karena sesuai dengan indikasi yang diakui atau oleh sebab lain yang dapat merugikan pasien khususnya dan kebijakan 1. http://www.measuredhs.com/pubs/pdf/FR218/FR218%5BApril-09-2009%5D.pdf Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
9
pelayanan kesehatan pada umumnya. Menentukan standard workforce untuk ruang kebidanan perlu mempertimbangkan beberapa hal. Sebagai bahan pertimbangan harus diketahui terlebih dahulu apakah beban kerja di kamar bersalin berhubungan dengan jumlah kunjungan ante natal di poliklinik. Banyak Rumah Sakit di Indonesia yang lebih banyak menerima kasus rujukan daripada kasus pasien booked. Hal lain yang menjadi bahan pertimbangan adalah deskripsi pekerjaan petugas kesehatan di kamar bersalin, misalnya apakah bidan juga harus melakukan observasi untuk pasien yang tidak bersalin. Tentu saja hal yang lebih menentukan adalah jumlah tempat tidur di fasilitas. Dalam tabel 3. terdapat beberapa kategori ibu melahirkan di kamar bersalin. Tiap kategori membutuhkan pengawasan yang berbeda, terlihat dari pembobotan dalam masing-masing kategori. Hal ini dapat pula menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan rasio bidan – klien. Informasi tentang kategori ini dapat dipelajari dari register persalinan di fasilitas kesehatan sehingga didapatkan gambaran kompleksitas kasus yang ditangani sehingga work load-nya juga lebih tinggi. Tabel 3 Kategori ibu melahirkan di Kamar Bersalin
KATEGORI 1
KRITERIA Kondisi ibu yang melahirkan normal, dengan kehamilan aterm, proses melahirkan 8 jam atau kurang dengan perineum utuh, bayi sehat dan bugar dengan berat lahir lebih dari 2500gr
BOBOT 6
2
Kondisi normal dengan robekan perineum (+2) atau lama persalinan lebih dari 8 jam (+2) atau mendapat infus (+2) Kondisi dengan risiko sedang seperti dengan induksi persalinan menggunaka oksitosin, persalinan dengan alat atau memerlukan pengawasan janin kontinyu Kondisi yang lebih kompleks seperti persalinan dengan seksio sesarea elektif, persalinan prematur, apgar skor rendah dan BBLR Kondisi yang membutuhkan perawatan lebih intensif seperti seksio sesarea cito, penyakit penyerta seperti diabetes, kehamilan ganda, kematian janin atau perlunya perawatan instensif.
7-9
3
4 5
Sumber: http://www.birthrateplus.co.uk/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=1
Secara ideal, sebagaimana dalam gambar 1, rasio untuk pelayanan kebidanan adalah 1 bidan untuk 1 ibu melahirkan. Standar rasio ini harus disesuaikan dengan jumlah tempat tidur atau tingkat pelayanan kebidanan (kategori – tabel 3). Pada prinsipnya, makin tinggi case load sebuah fasilitas harus diikuti dengan peningkatan jumlah petugas. Tingginya case load yang tidak dibarengi dengan peningkatan jumlah petugas tentu akan menempatkan petugas dalam potensi risiko terkait keselamatan pasien. Parameter Indikator Klinik Beberapa indikator klinik maternal yang dapat 10
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
10-13
14-18 19
Gambar 1. Standar Ketenagaan Bidan untuk Fasilitas Kesehatan
Semua ibu melahirkan, di mana dan bagaimanapun melakukan persalinan memerlukan setidaknya pelayananan dari satu bidan Tenaga bidan harus diatur untuk menunjang pelayanan 24 jam selama 7 hari Kamar bersalin dan/atau pelayanan kebidanan di Rumah Sakit tingkat sekunder dan tersier harus menyediakan pelayanan 24 jam selama 7 hari. Bidan yang mengkoordinir pelayanan ini harus mencukupi dan diakui leadershipnya Fasilitas pelayanan bersallin harus memiliki petugas dengan ketrampilan yang mumpuni dalam pelayanan kebidanan Bidan tidak ditugaskan untuk pekerjaanpekerjaan administratif. Semua unit kebidanan seharusnya mencukupkan petugas penunjang untuk dapat mendukung kerja bidan Caseload bidan menggambarkan lingkungannya - urban (1 bidan:45-50 ibu) dan rural (1:35-40) Unit kebidanan memiliki mekanisme untuk mendukung bidan dalam menguatkan kemampuan peningkatan kualitas dan leadership Profesionalitas bidan diakui secara resmi di Dinas Kesehatan
dimonitor antara lain kejadian eklampsia, kejadian HPP (perdarahan lebih dari 2500), transfusi darah >2 unit, rujukan ke ICU, kejadian Erb’s palsy, gagal Vakum, ruptur tingkat 3 dan 4, dan lain-lain. Indikator klinik bagi neonatal dapat berupa jumlah kejadian bayi lahir mati (BB>=2000gram), Asfiksia berat, Sindrom Aspirasi Mekoneum, kejadian Hipoksik-Iskemik Ensefalopati dan kejadian rujukan ke unit intensif.
Dalam menentukan standar capaian bagi tiap-tiap indikator klinik maka perlu diketahui terlebih dahulu evidence base untuk tiap-tiap kejadian. Sebagai contoh untuk menentukan target untuk kejadian perdarahan post partum (HPP = Hemoragi Post Partum) yang masih dapat diterima. Banyak evidence menyebutkan bahwa kejadian HPP sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh banyak faktor yang seringkali menimbulkan bias saat menentukan tingkat insidensi. Sumber: Midwifery Staffing Standards for Maternity Facilities, Meskipun demikian, karena HPP Midwifery Employee Representation & Advisory Service hingga saat ini masih menjadi salah satu dari 3 besar pembunuh maternal utama, maka ini dapat menjadi pertimbangan untuk dengan ketat menentukan standar evidence dalam menetapkan target capaian. Dari berbagai referensi dapat disimpulkan bahwa insiden HPP bervariasi hingga 1-10,5%. 2 WHO dalam rekomendasinya untuk pencegahan dan penatalaksanaan HPP mengatakan insiden HPP di dunia berkisar pada angka 6% di populasi. 3 Maka berdasar data tersebut, kejadian HPP di asilitas kesehatan sangat mungkin lebih besar dari pada di populasi, dapat ditetapkan insiden HPP di fasilitas sekitar 10% maka perkiraan kejadian HPP adalah seperti pada tabel 4. Tabel 4. Perkiraan kejadian HPP berdasar insiden HPP 10%
Persalinan /tahun 1.000
Insiden HPP 10% 100
Kejadian HPP /bulan 8
Kejadian HPP /mgg 2
2.000 4.000
200 400
16 33
4 8
Contoh lain adalah target yang diperbolehkan untuk kejadian eklampsia. Ada referensi yang menyebutkan kejadian eklampsia 2. The Internet Journal of Gynecology and Obstetrics ISSN: 1528-8439 3. http://apps.who.int/rhl/archives/guideline_pphprevention_fawoleb/en/index.html Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
11
hingga 6-157 kasus per 10,000 persalinan 4 , sementara referensi lain menyebutkan kejadiannya 5-8% dari pasien-pasien dengan pre eklampsia.5 Berdasar data tersebut maka fasilitas dapat menyepakati angka yang masih dianggap wajar bagi terjadinya eklampsia di suatu faslitas kesehatan. Indikator lainnya dapat pula disebutkan seperti kejadian HELLP syndrome yang dalam rekomendasinya WHO menyebutkan insidennya 10-20% dari pasien-pasien dengan pre eklampsia berat. Bentuk indikator klinik lain yang dapat dicantumkan adalah waktu tanggap untuk melakuka seksio sesarea. Referensi menyebutkan bahwa waktu tanggap untuk melakukan seksiosesarea adalah 30 menit 6 dan referensi juga menyebutkan bahwa waktu ini tidak berbeda bermakna untuk daerah rural maupun urban. Kejadian lain yang dapat menjadi indikator klinik adalah sindroma aspirasi mekoneum. Evidence menyebutkan variasi insiden yang cukup besar untuk kejadian sindroma aspirasi mekoneum, terutama berkaitan dengan usia gestasi, dimana kejadian sindroma aspirasi mekoneum meningkat secara bermakna untuk usia gestasi lebih dari 37 minggu. Meskipun demikian insiden sindroma aspirasi mekoneum dapat dikatakan 8-25% pada 34 minggu atau lebih, dan rata-rata 10% dari bayi yang dilahirkan dengan mekoneum dalam air ketuban akan mengalami sindroma aspirasi mekoneum. 7 Referensi lain menyebutkan insiden sindroma aspirasi mekoneum 7,93% di populasi dengan 0,067% dalam keadaan berat.8 Selain dari pada beberapa indikator klinik di atas, kualitas pelayanan dapat dikalkulasi dengan menghitung case fatality rate. Indikator ini dihitung sebagai berikut:
Jumlah kematian ibu karena komplikasi obstetri pertahun di RS yang didukung EMAS x 100 Total jumlah ibu yang mengalami komplikasi obstetri pertahun di RS yang didukung EMAS
Meskipun indikator ini dikategorikan sebagai indikator kasar dari kualitas pelayanan maternal, akan tetapi dapat digunakan untuk memantau tren kejadian obstetrik yang fatal di fasilitas maupun di wilayah. Membuat difinisi operasional bagi setiap parameter Setelah parameter ditentukan, tidak kalah penting adalah pemahaman yang sama dari semua tenaga kesehatan yang terlibat tentang definisi dari berbagai 4. http://www.uptodate.com/contents/eclampsia 5. http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/9789241548335_eng.pdf 6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2464913/ 7. http://emedicine.medscape.com/article/974110-overview#a0199 8. International Journal of Pediatrics Volume 2012 (2012), Article ID 321545, 7 pages doi:10.1155/2012/321545
12
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
parameter tersebut. Untuk itu sangat penting bagi fasilitas kesehatan untuk membuat definisi operasional bagi setiap parameter (lihat lampiran). Definisi operasional yang disepakati ini juga akan mempermudah fasilitas kesehatan untuk menentukan dari mana data diambil. Menentukan warna bagi parmeter Keunikan dashboard klinik adalah menjadi instrumen yang mudah dimonitor. Kemudahan tersebut adalah dengan digunakannya warna hijau – kuning – merah untuk menandai parameterparameter tersebut. Warna Hijau diberikan apabila parameter yang disepakati dicapai sesuai dengan standar yang ditentukan. Apabila standar tidak tercapai dengan selisih 10% maka disepakati diberi warna kuning. Sementara itu jika terdapat selisih 20% maka disepakati diberikan warna merah. Pada beberapa indikator apabila disepakati untuk pencapaian 100%, misalnya untuk memonitor angka kematian, pencapaian untuk pencegahan infeksi, pelaksanaan manajemen aktif kala 3, dll. Siapa yang mengumpulkan data? Orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan data hendaknya memiliki perspektif klinis dan risiko klinis, sehingga dapat merupakan seorang bidan kepala atau manajer risiko yang dapat bekerja sama dengan konsulen ruangan. Bagaimana mengumpulkan dan mengolah data? Pada dasarnya diperlukan data-data yang berkelanjutan baik dari segi pengumpulannya maupun dari analisis. Hal ini dapat dikerjakan baik secara manual maupun elektronik. Salah satu sistem yang cukup mudah digunakan adalah menggunakan Microsoft Excel®. Di tiap unit data akan dikumpulkan oleh seseorang (kepala unit) dan data yang masuk harus di konfirmasi dengan sumber primernya, misalnya register kamar operasi, register kamar bersalin dll. Informasi tentang keluhan pelanggan bisa didapatkan dari humas atau bagian/unit yang mengurusi hal ini. Apabila dirasa perlu untuk mempermudah pengumpulan data, dapat dibuat daftar tilik serta register bantu yang merupakan langkah awal pengumpulan data.
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
13
14
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
Bab III Dashboard Klinik Sebagai Instrumen Manajemen
f A. Panel berwarna kuning atau merah, apa yang harus dilakukan? Secara umum, jika suatu parameter menunjukkan warna kuning atau merah maka harus segera dilakukan analisis dan diambil tindakan untuk mengembalikannya kepada warna hijau. Lakukan pengamatan yang teliti apakah terjadi risiko langsung terhadap pasien pada kondisi tersebut. Munculnya warna kuning yang berulang-ulang menunjukkan bahwa harus dilakukan analisis yang lebih jauh dan dalam. Manfaat panel ini tidak akan didapatkan jika terjadi pembiaran terhadap jatuhnya parameter kepada warna kuning atau merah secara berulang-ulang. Parameter yang menunjukkan warna merah membutuhkan analisis yang dalam dan segera, mengingat hal ini jika di analisis dengan baik biasanya akan mengidentifikasi kekurangan di tempat lain. Misalnya; terjadinya "gagal Vakum" hingga di angka merah, barangkalijika diidentifikasi akar permasalahannya dapat berupa perlunya training atau pengawasan di lapangan dengan lebih baik, atau memang perlunya perbaikan peralatan yang berkaitan dengan persalinan dengan vakum. Dampak langsung kepada pasien juga akan menjadi besar jika hal ini tidak segera dikenali.
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
15
B. Hubungan antar parameter Banyak kondisi di mana parameter-parameter menunjukkan keterkaitan. Dalam melakukan analisis dashboard maka saat mengkaji sebuah parameter yang berada di warna kuning atau merah, sangat penting untuk juga mengkaji parameter lain yang barangkali menjadi sebab atau bahkan akibat dari kuning/ merahnya parameter yang bersangkutan. Demikian juga saat melakukan evaluasi dari parameter-parameter yang digunakan, utamakan parameter yang menyediakan jawaban apabila parameter yang lain. Sebagai contoh, salah satu indikator outcome klinik, misalnya kejadian Hipoksik-iskemik Ensefalopati (HIE) di ruang Perinatal menunjukkan warna kuning yang berarti terjadi peningkatan komplikasi pada bayi baru lahir yaitu HIE yang sangat berkaitan erat dengan kejadian persalinan lama/partus macet. Maka dalam melakukan analisis harus pula diperhatikan apakah parameter ―partus macet‖ juga mengalami perubahan ke arah warna kuning atau bahkan merah. Apabila ternyata terdapat perubahan warna yang sinkron, maka harus dilakukan investigasi lebih jauh seperti misalnya apakah peningkatan kasus-kasus partus macet adalah merupakan kasus pasien-pasien booked ataukah pasien-pasien rujukan. Investigasi dapat dikembangkan sesuai dengan temuan yang ada di masing-masing fasilitas kesehatan. C. Kegunaan Dashboard Klinik Dashboard memang merupakan sebuah ―potret‖ sesaat, maka gambaran yang didapat, baik hijau maupun kuning/merah, harus dengan sangat jeli dan berhati- hati ditelusuri validitasnya. Data awal dashboard ini diharapkan selanjutnya akan mendorong fasilitas kesehatan untuk dapat melakukan audit medik yang bersesuaian dengan kebutuhan fasilitas kesehatan. Bahkan dengan investigasi dan analisis yang mendalam data dari dashboard dapat pula menjadi input bagi Dinas Kesehatan terutama terkait kasus-kasus rujukan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dashboard klinik harus dianalisis oleh seluruh tim maternal-perinatal. Panel ini harus selalu disampaikan dalam pertemuan-pertemuan berkaitan dengan Pelayanan Medik, Manajemen Risiko, pelayanan di unitunit, bahkan dalam pertemuan dalam Komite Medik, atau dengan kata lain harus selalu disampaikan baik kepada jajaran struktural maupun jajaran fungsional di fasilitas kesehatan. Ketika parameter menunjukkan warna kuning atau merah, maka
16
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
informasi ini harus segera disampaikan kepada pemangku kepentingan; misalnya jika terjadi kekurangan tenaga maka kepala perawatan harus diberi tahu sehingga bisa mencarikan solusi untuk permasalahan ini bersama-sama dengan staf/unit terkait lain, dan bahkan hingga ke tingkat penentu kebijakan. Jika terdapat peningkatan keluhan dari pelanggan yang kemungkinan berhubungan dengan kurangnya sumber daya, maka direktur pelayanan medis yang harus dihubungi untuk bersama-sama mencari akar permasalahan dan menemukan solusi. D. Hubungan dengan Tata Kelola Perusahaan Dashboard klinik ini penting sekali untuk disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fasilitas kesehatan dipengaruhi oleh beban kerja faskes, besarnya unit kerja, kebutuhan tenaga, tuntutan konsumen dan berbagai indikator klinik. Harus dibuat laporan tiap triwulan kepada direktur pelayanan medis dan pihak manajemen sehingga dapat terlihat apakah solusi yang diberikan sudah sesuai dengan kebijakan faskes secara umum. Pelaporan ini harus secara rutin dikerjakan sehingga merupakan bagian yang berkelanjutan dari tata kelola klinis di faskes.
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
17
18
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
Bab IV Penutup
Sangat direkomendasikan semua unit Kebidanan menggunakan Dashboard Klinik untuk memonitor aktifitas, isu-isu workforce, dan indikator outcome klinik. Dashboard klinik dapat berfungsi
sebagai alat yang sangat kuat dan mudah dilihat, untuk menilai dan meningkatkan standar pelayanan di unit kebidanan, disamping juga memungkinkan tim untuk memberikan respon secara sesuai dan tepat waktu. Pendekatan ini juga diyakini dapat membangun etos peningkatan kualitas yang menyeluruh.
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
19
"E IC u IC
() ·"'= v Q. VI
11'1
OJ.2
l I
0'1
iLcc OJ
v
>
IC
l'? OJ c 0
"'0
c-o C
IC
0! ..
J C.r:
E OJ '
0
0 c
't
IC
OJ .. y
o...
IC
- c
{; 61·1
l!
::0
u..
0 '1
c
t:: _..., IC .r: ((]
Cl
11
8
IC
•
•f
]1
I
l iiI I
V
....;oc j
_ 1:
E
d/
IC
·-
a.
- OJ
22 20
II!
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
Lampiran 2. Contoh Dashboard Maternal RSUD XXX No
URAIAN
Penjelasan
Acuan Standar
Pengumpulan data
Sumber Data
1
Jumlah Persalinan Normal
adalah semua persalinan pervaginam tanpa menggunakan alat
standar dihitung dari rerata persalinan perbulan dari tahun lalu, dihitung proyeksi untuk tahun berikut
harian-mingguan-bulanan
register persalinan
2
Jumlah Persalinan Tindakan
adalah semua persalinan pervaginan selain dari persalinan normal termasuk persalinan sungsang
dicatat jumlah persalinan dengan alat termasuk persalinan sungsang, standar dihitung sekitar 5-10% dari seluruh persalinan di fasilitas
mingguanbulanan
register persalinan
3
Jumlah SC cito
adalah persalinan yg awalnya direncanakan pervag- dicatat SC yang bukan terencana, standar dihitung inam kemudian karena suatu indikasi harus diakhiri sekitar 10-15% dari seluruh persalinan di fasilitas dg SC setelah dikurangi angka SC berencana
mingguanbulanan
register persalinan
4
rasio bidan:pasien
adalah rasio antara bidan yang bertugas dalam 1 shift dibandingkan dengan jumlah pasien yang harus di observasi di ruang yang bersangkutan
dihitung dengan rumus pembobotan, standar ideal 1 ibu:1 bidan
harianmingguanbulanan
absensi harian, jumlah persalinan
5
jam konsulen/SpOG hadir di KB
adalah waktu/lamanya dokter spOG hadir di Kamar Bersalin
dicatat kehadiran dr spesialis di KB, standar ideal : ronde pagi/sore 2jam dan diantaranya 2 jam=4jam
harianmingguanbulanan
catatan ronde, buku bantu lain
jam dokter jaga hadir di KB
adalah waktu/lamanya dokter jaga hadir di Kamar Bersalin
dicatat kehadiran dokter jaga di kamar bersalin, standar ideal 8 jam setiap shift
harianmingguanbulanan
catatan ronde, buku bantu lain
7
jumlah petugas absen
adalah banyaknya petugas yang absen pada suatu shift
dicatat petugas yang absen tiap shift, dibuat rerata harian.
harian-mingguan-bulanan
absensi
8
Bayi lahir dengan asfiksia berat *)
adalah persentase bayi yang lahir dengan Apgar skor 5 menit pertama adalah<6 diantara dengan seluruh bayi yg lahir di fasilitas
standar yang diharapkan 5% dari seluruh persalinan
mingguanbulanan
register persalinan
9
Bayi lahir yang memerlukan VTP *)
adalah % bayi yang membutuhkan Ventilasi Tekanan Positif segera setelah lahir di antara seluruh bayi yang lahir di RS
standar yang diharapkan 5% dari seluruh bayi yang dilahirkan di RS
mingguan-bulanan
register persalinan
Ibu yang mengalami HPP dan mendapatkan KBE/KBI dan Oksitosin
adalah % ibu yang mengalami HPP (perdarahan post partum >500cc) dan mendapatkan KBE/KBI dan oksitosin di antara semua ibu yang mengalami HPP
standar 100%
harian-mingguan-bulanan
register persalinan
Kejadian HPP dengan syok
adalah ibu yang mengalami HPP disertai dengan nadi yang cepat dan halus/syok
dicatat jumlahnya. Dapat dihitung % insiden pada akhir bulan.
mingguan-bulanan
register persalinan, register near miss
JANUARI
10
11
Workforce Klinis Indikator
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
6
Aktivitas
1
2
3
4
Catatan/ RTL&Progres bulan ini 5
21
22 Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
12
Eklampsia
adalah ibu yang mengalami kejang karena eklampsia
dicatat jumlahnya. Dapat dihitung % insiden pada akhir bulan.
mingguan-bulanan
register persalinan, register near miss
13
kematian janin intra partum (still birth)
adalah kematian janin yan terjadi selama proses persalinan
dicatat jumlahnya. Dapat dihitung % insiden pada akhir bulan.
mingguan-bulanan
register persalinan
14
kematian ibu
adalah kematian ibu yang terjadi di fasilitas kesehatan
mingguan-bulanan
register persalinan, register kematian
15
Pemberian MgSO4 pada PEB
adalah persentase pasien PEB/Eklampsi yg mendapatkan MgSO4 diantara semua kasus PEB/ Eklampsi yg dirawat
standar 90%
mingguan-bulanan
register persalinan
16
Pemberian MgSO4 pra rujukan
adalah persentase pasien yang dirujuk dg PEB/ Eklampsi dan telah mendapatkan minimal dosis awal MgSO4 diantara semua kasus PEB/Eklamspsi yang dirujuk ke RS
standar 90%
mingguan-bulanan
register persalinan
17
pemberian steroid pada ancaman/persalinan prematur
adalah persentase dari ibu dengan ancaman/persalinan prematur <35minggu yang mendapatkan setidaknya 1 dosis kortikosteroid diantara seluruh kasus dg ancaman/ persalinan prematur
standar 80-100%
mingguan-bulanan
register persalinan
18
Penggunaan partograf
adalah persentase dari ibu dengan rencana awal partus pervaginam yang dipantau menggunakan partograf diantara seluruh ibu dengan rencana awal partus pervaginam
standar 100%
harian-mingguan-bulanan
register persalinan
19
Inisiasi Menyusui Dini
adalah persentase dari bayi yang lahir dg BBL>1500gr dalam keadaan bugar yg dilakukan inisiasi menyusui dini dalam 60 menit pertama setelah lahir diantara semua bayi yang lahir dg BBL>1500gr dalam keadaan bugar bayi bugar adalah bayi lahir dg frekw jantung >100, tonus otot baik, pernafasan teratur IMD dilakukan dengan meletakkan bayi secara skin to skin contact di dada ibu selama minimal 1 jam dalam 3 jam pertama kehidupannya
IMD standar 100%
harian-mingguan-bulanan
partograf register persalinan
20
respons time rujukan emergensi maternal dengan komplikasi termasuk HPP, PEB/Eklampsia, Gawat Janin, Partus Macet/Partus Tak Maju
adalah waktu yg dibutuhkan sejak tiba di RS hingga dilakukan tindakan awal. Dihitung % respons time <=10mt di antara semua rujukan emergensi maternal dg komplikasi
standar 100%
harian-mingguan-bulanan
21
audit kematian
adalah % kasus kematian ibu yang dilakukan audit internal di RS di antara semua kasus kematian ibu yang terjadi di RS
semua kematian ibu dilakukan audit 100%
bulanan
catatan audit di SMF/ Komite Medik
Lampiran 3. Contoh Dashboard Perinatal RSUD XXX No
URAIAN
Penjelasan
Acuan Standar
Pengumpulan data
Sumber Data
1
Jumlah Neonatus di R Perina
adalah jumlah seluruh neonatus yang dirawat di R Perina tanpa membedakan asal neonatus
standar dihitung dari rerata neonatus dirawat perbulan dari tahun lalu, dihitung proyeksi untuk tahun berikut
harian-mingguan-bulanan
register perinatal
2
Jumlah neonatus rujukan
adalah jumlah neonatus sakit yang dirawat di ruang transit
standar dapat dikalkulasi dengan melihat data tahun lalu, dihitung proyeksi untuk tahun berikut. Jika insiden neonatus sakit dari persalinan yg terjadi di RS adalah 10%, maka seharusnya % neontaus rujukan dapat mencapai sekitar 80%
mingguan-bulanan
register perinatal
3
Jumlah Neonatus di NICU (digunakan jika RS memiliki NICU)
adalah jumlah neonatus yang dirawat di NICU
standar dihitung dari rerata neonatus dirawat di NICU perbulan dari tahun lalu, dihitung proyeksi untuk tahun berikut
harian-mingguan-bulanan
register NICU
4
rasio prwt: jumlah bayi di R Peri
adalah rasio antara bidan yang bertugas dalam 1 shift dibandingkan dengan jumlah pasien yang harus di observasi di ruang yang bersangkutan
dihitung dengan rumus pembobotan, standar ideal 2-3 bayi:1 perawat
mingguan-bulanan
absensi harian
5
rasio prwt: jumlah bayi di NICU
adalah rasio antara bidan yang bertugas dalam 1 shift dibandingkan dengan jumlah pasien yang harus di observasi di ruang NICU
dihitung dengan rumus pembobotan, standar ideal 1-2 bayi:1 perawat
mingguan-bulanan
absensi harian
jam kehadiran konsulen di NICU/Perina
adalah waktu/lamanya dokter Anak hadir di NICU/Perina selama 24/7
dicatat kehadiran dr spesialis di Perina/ NICU, standar ideal : ronde pagi/sore 2jam dan diantaranya 2 jam=4jam
harian-mingguan-bulanan
catatan ronde/ buku bantu lain
7
jam kehadiran dokter jaga di NICU/Perina
adalah waktu/lamanya dokter jaga hadir di NICU/Perina
dicatat kehadiran dokter jaga di Perina/ NICU, standar ideal 8 jam setiap shift
harian-mingguan-bulanan
catatan ronde/ buku bantu lain
8
jumlah petugas paramedis absen di Ruang NICU/Perina
adalah banyaknya petugas yang absen pada suatu shift
dicatat petugas yang absen tiap shift, dibuat rerata harian
harian-mingguan-bulanan
absensi harian
9
Selisih BBL dengan BB saat pulang <10%
adalah bayi baru lahir di RS yang selisih BBL dg BB saat pulang <10%.
standar 100% selisih BBL dg BB pulang <10%
harian-mingguan-bulanan
register perinatal
Kenaikan Berat badan neonatus rawat inap rata-rata>10/g/ kg/d *)
adalah bayi baru lahir di RS dengan kenaikan BB>10/g/kg/d
standar 100% selilish BBL dg BB>10/g/ kg/d
harian/mingguan/bulanan
Rekam medis/ monitor pemberian cairan & BB
JANUARI
23
10
Klinis Indikator
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
6
Workforce
Aktivitas
1
2
3
4
Catatan/ RTL&Progres bulan ini 5
24 Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
11
kematian pada
12
neonatus masuk
13
neonatus atau tersangka
14
neonatus sepsis antibiotika
15
BBLR
16
respons (UGD
17
audit
bayi waktu
di dg
adaldagh da>l2 a4 m admisi
Bke Bm L>a= ti2a0 n00gr jawm aktu
neonatum s encatat lebih dar=0dari
dg
jumlah BBL>=2-000gkrahsaurisanny-aminggu24 jam an-bulanandari
saja
register wnaaktttaul/register kematian perinatal-neonatus
psetarin
dg
adsaelaphsis RsSepsis
jusmeltaehlah
neonatus mencatat yang dar=0
jumlah dirawat-
kahsaurisanny-d am en inggagnuan-bulanan
saja
register perinatal
stan
yg
addailrauhjuk diadgia ng onsiossis
jum dleanhgan mam suaksuk
neonatus mencatat yg sepdsailsa/m dar=0 keadaan
jumladhirujuk sepsis
kahsaurisannay-a umingguan-bulanan
sdagja
register perinatal
stan
sepsis
dengan adalah tersangka % yang tem rseanndgakpaatkan sepsis pra-rujukanpra rujukan dirujuk ke dg
time neonatus)
kematian
PM adKalah dirawat tinyu yang
% dan diantara dirawat
adaru lajh ukan hingga respons neonatus tindakan penilaian dibutuhkan
wakntueonatus dilakukan time
adalah BBL>2000gr RS dg
%
neonatus dan di RS
standayrang 100% di.rujuk hdareinagn-am n inggumendapat antibiotika an-bulanan neonatus antara semua sepsis dg tersangka
BBLR kemud- ian semua
stadngdar
yang
yg
standabrutuhkan 100% sejak hartiiabna-minggutindakan awal. Dihitung an-bulanan% <=10mt di antara semua
awal kondisi
yang
BB8L01% 800-2500gr bulanan dilakukan PMK kon bayi BBLR1800-2500gr
termasuk neonatus, kasus
di antara BBL>2000gr
menghangatkan, terapi
O2
yang
register perinatal
register perinatal register
di
registReSr natal rujukan bantu
PMK -
-
peri lain
buku
bila
100k% ematian neonatus buladngan dilakukan audit internal semua kasus kematian yang terjadi di RS
di
neonatus
catatan audit SMF Medik
di -
Komite
Lampiran 4. Contoh Dashboard MTERNAL PERINATAL Puskesmas XXX No
URAIAN
Penjelasan
Acuan Standar
Pengumpulan data
Sumber Data
1
Jumlah Persalinan
adalah jumlah persalinan yang terjadi di Puskesmas
standar dihitung dari rerata persalinan perbulan dari tahun lalu, dihitung proyeksi untuk tahun berikut
harian/mingguan-bulanan
register Puskesmas
2
Jumlah Persalinan dengan VE
adalah jumlah persalinan dg VE yang terjadi di Puskesmas
standar dihitung dari rerata persalinan dg VE perbulan dari tahun lalu, dihitung proyeksi untuk tahun berikut
harian/mingguan-bulanan
register Puskesmas
3
Jumlah Neonatus Rawat Gabung
adalah jumlah neonatus yang dilakukan rawat gabung
standar: risiko komplikasi pada persalinan normal terjadi pada 15% kasus, maka standarnya 85% dari neonatus yg dilahirkan dilakukan rawat gabung
harian/mingguan-bulanan
register Puskesmas/ buku bantu RG
4
Rasio bidan:persalinan
adalah rasio antara bidan yang bertugas dalam 1 shift dibandingkan dengan jumlah pasien yang harus di observasi di ruang bersa- lin
standar ideal adalah 1 bidan : 1 ibu
harian - mingguan
absensi harian dan jumlah pasien harian
Jam kehadiran Dokter di Kaber
adalah waktu/lamanya dokter hadir di Kamar Bersalin
standar yang diharapkan dokter Puskesmas stand by 24 jam, akan tetapi kehadiran di kamar bersalin setidaknya 4 jam di tiap shift
harian - mingguan
buku bantu absen dokter atau catatan pengamatan lain
6
Jumlah rujukan ibu dengan KPD>6jam
adalah persentase kasus KPD>6jam yg dirujuk dibanding semua kasus ibu dg KPD>6jam yang diterima Puskesmas
diharapkan 50% kasus dapat ditangani di Puskesmas
mingguan-bulanan
register puskesmas
7
Jumlah rujukan ibu dengan ancaman/persalinan prematur
adalah persentase kasus ancaman/persalinan prematur yang dirujuk dibanding semua kasus ibu dg ancaman/persalinan prematur yang diterima Puskesmas
diharapkan 50% kasus dapat ditangani di Puskesmas
mingguan-bulanan
register puskesmas
pemberian kortikosteroid antenatal pada prematur
adalah persentase ibu dengan ancaman/persalinan prematur yang mendapatkan setidaknya 1 dosis kortikosteroid dibanding semua ibu dengan ancaman/persalinan prematur
standar 100%
mingguan-bulanan
register puskesmas
pemberian antibiotika pada KPD≥18jam
adalah persentase ibu dengan KPD≥18jam yang mendapatkan setidaknya 1 dosis Antibiotika spektrum luas dibanding semua ibu dengan KPD≥18jam
standar 95% (adanya kemungkinan penundaan pemberian AB karena risiko alergi)
mingguan-bulanan
register puskesmas
JANUARI
8
25
9
Workforce Klinis Indikator
Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
5
Aktivitas
1
2
3
4
Catatan/ RTL&Progres bulan ini 5
26 Petunjuk Teknis Penggunaan Dashboard
10
Jumlah rujukan ibu dengan Eklampsia
adalah jumlah ibu yang dirujuk karena Eklampsia
semua kasus Eklampsi seharusnya ditangani di RS
mingguan-bulanan
register puskesmas
11
pemberian MgSO4 pada ibu dg PEB/E
adalah persentase ibu dengan PEB/E yang mendapatkan setidaknya 1 dosis Mg SO4 dibanding semua ibu dengan PEB/E
standar100%
mingguan-bulanan
register puskesmas
12
Pemberian antibiotika parenteral pra-rujukan pada ibu dg tersangka sepsis/infeksi berat
adalah % ibu yg akan dirujuk dg tersangka sepsis/infeksi berat yang mendapat antibiotika parenteral sesuai standar diantara semua ibu dengan tersangka sepsis/infeksi berat yang akan dirujuk.
standar 100%
mingguan-bulanan
register puskesmas
13
pemberian antibiotika pra-rujukan pada neonatus dengan tersangka sepsis
adalah % neonatus yg akan dirujuk dg tersangka sepsis/infeksi berat yang mendapat antibiotika parenteral sesuai standar diantara semua neonatus dengan tersangka sepsis/ infeksi berat yang akan dirujuk.
standar 100%
mingguan-bulanan
register puskesmas
14
neonatus yang mendapatkan VTP segera setelah lahir
adalah % neonatus yang membutuhkan VTP segera setelah lahir diantara seluruh neonatus yang dilahirkan di fasilitas/Puskesmas
standar 5%
mingguan-bulanan
register puskesmas/ buku bantu lain
15
respons time rujukan emergensi maternal dengan komplikasi termasuk HPP, PEB/Eklampsia, Gawat Janin, Partus Macet/Partus Tak Maju (disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas)
adalah waktu yg dibutuhkan sejak tiba di Puskesmas hingga dilakukan tindakan awal/ stabilisasi. Dihitung % respons time <=10mt di antara semua rujukan emergensi maternal dg komplikasi
standar 100%
harian-mingguan-bulanan
register puskesmas/ buku bantu lain
16
respons time rujukan neonatus (UGD neonatus)
adalah waktu yg dibutuhkan sejak tiba di RS hingga dilakukan tindakan awal. Dihitung % respons time <=10mt di antara semua rujukan neonatus tindakan awal termasuk menghangatkan, penilaian kondisi neonatus, terapi O2 bila dibutuhkan
standar 100%
harian-mingguan-bulanan
register puskesmas/ buku bantu lain
17
audit kematian
adalah % kasus kematian di fasilitas yang dilakukan audit diantara semua kasus kematian di fasilitas
standar 100%
bulanan
catatan audit/lokmin
18
audit near miss
adalah % kasus near miss di fasilitas yang dilakukan audit diantara semua kasus near miss di fasilitas
standar 100%
bulanan
catatan audit/lokmin
19
Respon SIJARIEMAS <10 menit
% of referrals that are responded to within 10 minutes
bulanan
catatan SIJARIEMAS