19
3 METODOLOGI 3.1 Lama waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2010 di PPI Muara Angke, Jakarta.
3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini, yakni hasil tangkapan dan data sekunder hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke, sedangkan alat penelitian yang digunakan meliputi, kuesioner dan stop watch.
3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif yaitu metode yang digunakan untuk membandingkan parameter-parameter efisiensi pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan di PPI Muara Angke, Jakarta. Adapun hal yang akan dibandingkan antara lain hasil hasil pengukuran pada saat penelitian dengan pra penelitian sebelumnya. Parameter-parameter yang dibandingkan meliputi proses, aktivitas, serta lama waktu yang dibutuhkan dalam pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa selama penelitian berlangsung tidak terjadi hujan. Oleh karena itulah faktor hujan dikeluarkan dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendaratan dan pendistribusain hasil tangkapan di PPI Muara Angke. Penelitian yang dilakukan hanya dibatasi pada alat tangkap boukeami yang mendaratkan hasil tangkapannya di TPI Muara Angke ; karena alat tangkap boukeami merupakan alat tangkap yang paling banyak beroperasi di PPI Muara Angke, yaitu sebesar 40,7% dari jumlah seluruhnya alat tangkap yang terdapat di PPI Muara Angke. Untuk mendapatkan kondisi aktual pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke dilakukan pengamatan dan wawancara. Pengamatan dan wawancara digunakan untuk mengetahui informasi
20
mengenai proses dan aktivitas yang terkait dengan pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan, serta fasilitas yang digunakan. 1) Pengamatan : (1) Aktivitas pendaratan hasil tangkapan mulai dari pengangkutan keranjang ke TPI sampai pendistribusian hasil tangkapan meliputi cara, tahapan, pelaku dan alat/fasilitas yang digunakan. (2) Cara penanganan mutu hasil tangkapan yang dilakukan, besaran volume produksi dan nilai produksi hasil tangkapan didaratkan/didistribusikan. Dilakukan juga uji organoleptik untuk mengetahui mutu hasil tangkapan yang terdapat di PPI Muara Angke. Pengambilan contoh hasil tangkapan untuk penilaian organoleptik hasil tangkapan yang didaratkan dilakukan terhadap hasil tangkapan dari empat alat tangkap boukeami yang beroperasi di PPI Muara Angke. Sampel uji organoleptik yang dilakukan terhadap ke empat alat tangkap boukeami berupa ikan yang baru didaratkan. Pengamatan organoleptik dilakukan pada saat keranjang berisi ikan berada di tempat pedagang pengumpul dan atau pada saat ikan dijual di pasar grosir Muara Angke. 2) Wawancara : Wawancara
dilakukan
terhadap
pelaku
pendaratan
dan
pelaku
pendistribusian. Untuk pelaku pendaratan (nahkoda dan ABK) (masing-masing 3 orang), buruh angkut (10 orang), pengelola PPI (1 orang), sedangkan untuk pelaku pendistribusian (pedagang pengumpul) (5 orang). Pemilihan sampel dalam menentukan responden menggunakan metode purposive. (1) Pra penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif, yaitu metode yang membandingkan parameter-parameter efisiensi pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan di PPI Muara Angke. Adapun hal yang akan dibandingkan antara lain hasil pengukuran pada saat penelitian dengan pra penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, dilakukan pra penelitian sebelum dilakukannya penelitian. Pra penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan lama waktu dan berat optimum (terpendek kapal) yang masih mampu diangkut oleh buruh angkut di PPI Muara Angke.
Waktu dan berat optimum tersebut yang akan dibandingkan
21
dengan waktu dan berat rata rata pada saat penelitian agar diketahui efisiensi atau tidaknya pendaratan hasil tangkapan di PPI Muara Angke. •
Mengukur lama waktu tercepat (waktu optimum) Perlakuan diberikan kepada 5 orang yang relatif homogen secara purposive
dengan diberi perlakuan lama waktu yang berbeda dalam mengangkut ikan dari palka ke dek kapal, menurunkan hasil tangkapan dari dek kapal ke dermaga pendaratan, menimbang di dermaga pendaratan dan mengangkut hasil tangkapan dari dermaga pendaratan ke TPI / tempat penimbangan pada jarak tertentu yang sama (yang telah ditetapkan sebelumnya) dan berat ikan yang sama (yang ditetapkan sebelumnya) (Tabel 3) dengan kondisi basket tidak terjatuh dan ikan tidak menjadi rusak. Tabel 3 Rancangan pengukuran lama waktu tercepat pengangkutan hasil tangkapan di PPI Muara Angke, 2010 Sampel kelompok buruh ke1 2 3 4 5
Lama waktu angkut (detik)
Kapasitas keranjang
Ulangan (kali) 3 3 3 3 3
Sumber : (Krisdiyanto, 2007)
•
Mengukur berat beban hasil tangkapan yang dapat didorong Sebanyak 5 kelompok sampel tenaga kerja/buruh pengangkut (ABK) yang
diambil secara purposive dengan kondisi tubuh relatif homogen (tinggi, bentuk/postur dan kesehatan). Kelompok sampel buruh ini terdiri dari 5 orang dikelompokkan berdasarkan tugasnya, yaitu : ¾ Buruh ke-1
: Menaikkan balok ikan beku dari palka ke dek kapal (buruh biru) ;
¾ Buruh ke-2 & ke-3 : Memasukkan hasil tangkapan dari palka ke dalam keranjang/tris (buruh biru) ; ¾ Buruh 2,3 & 3,4
: Menurunkan hasil tangkapan dalam keranjang dari dek kapal ke dermaga pendaratan (buruh biru) ;
22
¾ Buruh ke-3 & ke-4 : Melakukan
penimbangan
hasil
tangkapan
dalam
keranjang di dermaga pendaratan (buruh biru dan pegawai PPI) ; ¾ Buruh ke-5
: Mengangkut hasil tangkapan dalam keranjang dari dermaga pendaratan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) (buruh kuning).
Kelompok buruh angkut tersebut diberi perlakuan masing-masing untuk membongkar hasil tangkapan dari palka ke dek kapal, menurunkan hasil tangkapan dari dek kapal ke dermaga pendaratan, melakukan penimbangan di dermaga pendaratan dan mengangkut hasil tangkapan dengan menggunakan lori ke TPI. Tabel 4 Rancangan pengukuran berat beban hasil tangkapan yang diangkut oleh buruh di PPI Muara Angke, 2010 Sampel kelompok buruh ke1 2 3 4 5
Beban ikan (kg)
Kapasitas keranjang
Ulangan (kali) 3 3 3 3 3
Sumber : (Krisdiyanto, 2007)
Kelompok sampel buruh tersebut mengangkut 2 basket ikan dengan berat basket yang semakin meningkat (40 kg, 60 kg, 80 kg, 100 kg dan 120 kg) dengan lama waktu tertentu yang sama dan telah ditetapkan sebelumnya pada jarak tertentu yang sama, dari palka ke dek kapal, dek kapal ke dermaga pendaratan, penimbangan di dermaga pendaratan, dan pengangkutan hasil tangkapan ke TPI dengan menggunakan lori, tetapi tanpa membuat basket terjatuh dan atau ikan menjadi rusak (Tabel 4). (2) Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan efisiensi pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan di PPI Muara Angke berupa pengamatan, pencatatan dan pengukuran parameter efisiensi pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan, meliputi proses dan lama waktu pendaratan dan pendistribusian
23
hasil tangkapan dari sejumlah sampel 3 kapal yang didaratkan yang diambil secara purposive. 1) Pengamatan yang dilakukan (1) Untuk mendapatkan efisiensi pendaratan hasil tangkapan : • Tahapan-tahapan pendaratan hasil tangkapan ; • Cara pendaratan hasil tangkapan : • Volume pendaratan yang dibongkar/diturunkan/diangkut setiap pelaku ; • Alat yang digunakan dalam proses pendaratan hasil tangkapan, dari palka ke dek kapal, dari dek kapal ke dermaga pendaratan dan dari dermaga pendaratan ke TPI ; • Cara penanganan hasil tangkapan pada proses pendaratan; termasuk didalamnya bahan dan alat yang digunakan dalam proses penanganan; selama pembongkaran di kapal, selama di dermaga pendaratan bongkar, selama di TPI, sebelum didistribusikan dan selama di transportasikan. (2) Untuk mendapatkan efisiensi pendistribusian hasil tangkapan : •
Tahapan-tahapan pendistribusian hasil tangkapan ;
• Cara pendistribusian TPI/tempat pedagang pembeli di PPI ke daerahdaerah konsumen ; •
Pelaku pendistribusian hasil tangkapan : jumlah (orang) yang terlibat, tugas bagi pelaku, volume yang diangkut setiap pelaku pendistribusian ;
•
Alat yang digunakan dalam pendistribusian hasil tangkapan ;
•
Cara penanganan hasil tangkapan pada proses pendistribusian; sebelum didistribusikan dan selama di transportasikan.
2) Pencatatan yang dilakukan Untuk mendapatkan biaya pendistribusian hasil tangkapan di PPI Muara Angke, dilakukan pengambilan/pencatatan data yang didapat dari wawancara dengan pedagang pengumpul. Adapun data yang diperlukan dalam perhitungan biaya pendistribusian hasil tangkapan di PPI Muara Angke, yaitu : • Jumlah atau banyaknya hasil tangkapan yang didistribusikan dalam satu bulan pendistribusian ; • Biaya yang dikeluarkan untuk sewa gerobak angkut dalam satu bulan pendistribusian ;
24
• Biaya yang dikeluarkan untuk sewa fiber dalam satu bulan pendistribusian; • Biaya yang dikeluarkan untuk sewa bak sebagai wadah hasil tangkapan di pasar grosir Muara Angke dalam satu bulan pendistribusian : • Biaya upah pedagang dalam beberapa kali penditribusian atau pengiriman hasil tangkapan ; • Biaya untuk membayar upah pekerja dalam satu kali pendistribusian atau pengiriman hasil tangkapan ; • Jumlah atau banyaknya pekerja dalam pendistribusian hasil tangkapan; • Biaya
yang
dikeluarkan
dalam
penggunaan
es
selama
proses
pendistribusian atau pengiriman hasil tangkapan ; 3) Pengukuran yang dilakukan Pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui berat rata-rata dan lama waktu tempuh rata-rata pengangkutan hasil tangkapan oleh buruh angkut di PPI Muara Angke. Dalam pengukuran tersebut diperlukan 20 orang buruh angkut sebagai sampel untuk mengetahui berat rata-rata dan lama waktu tempuh rata-rata pengangkutan hasil tangkapan oleh buruh angkut di PPI Muara Angke (Tabel 5). Tabel 5
Pengukuran berat rata-rata dan lama waktu tempuh rata-rata pengangkutan hasil tangkapan oleh buruh angkut di PPI Muara Angke, 2010
Orang keBerat (kg) Lama waktu tempuh (detik)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Orang keBerat (kg) Lama waktu tempuh (detik)
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Pengukuran dilakukan dengan mencatat lama waktu mulai dan berakhir (dalam satuan detik). Pengukuran dimulai ketika buruh angkut mulai mengangkut hasil tangkapan dari palka kapal dan pengukuran berakhir ketika hasil tangkapan telah sampai di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Pengukuran dilakukan di 4 (empat) titik pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan ;
25
(1) Hasil tangkapan dari palka ke dek kapal ; (2) Hasil tangkapan diturunkan dari dek kapal ke dermaga pendaratan bongkar ; (3) Hasil tangkapan ditimbang ; (4) Hasil tangkapan diangkat dari dermaga pendaratan bongkar ke TPI / tempat penimbangan.
3.4 Data yang dikumpulkan 3.4.1 Data utama 1) Data primer meliputi : (1) Lama waktu kapal tiba di PPI Muara Angke ; (2) Lama waktu mulai hasil tangkapan dibongkar ; (3) Proses pembongkaran hasil tangkapan ; (4) Lama waktu pengangkutan hasil tangkapan dari dek kapal ke dermaga pendaratan ; (5) Fasilitas yang digunakan untuk pendaratan hasil tangkapan ; (6) Data biaya pendistribusian hasil tangkapan. Biaya tersebut, meliputi ; biaya sewa mobil pengangkut hasil tangkapan, biaya upah pedagang dan pekerja, biaya es untuk mengawetkan hasil tangkapan, biaya bahan bakar, dan lainnya. (2) Data sekunder meliputi : (1) Komposisi dan jumlah alat penangkapan ikan ; (2) Komposisi hasil tangkapan ; (3) Sarana penunjang PPI Muara Angke. (4) Gambar proses pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan. 2) Data tambahan (1) Data primer meliputi : • Peta derah penelitian. (2) Data sekunder meliputi : •
Letak geografis dan luas wilayah ;
•
Jumlah nelayan dan pendidikan ;
•
Mata pencaharian selain sebagai nelayan ;
•
Sarana penunjang perikanan.
26
3.5 Analisis Data 3.5.1 Kondisi aktual pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan Analisis data dilakukan secara deskriptif, tabulatif dan perhitungan statistik untuk mengetahui kondisi aktual pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke, Jakarta. 3.5.2 Efisiensi pendaratan dan pendistribusian hasil tangkapan Dalam pendistribusian hasil tangkapan ini, hanya untuk mengetahui efisiensi teknis pendaratan hasil tangkapan yang dilihat dari berat beban hasil tangkapan yang dapat diangkut dan lama waktu tercepat yang dapat ditempuh oleh buruh angkut. Efesiensi teknis pendaratan hasil tangkapan didefinisikan sebagai kesesuaian proses dan komponen proses pendaratan hasil tangkapan melebihi seharusnya.
yang
Untuk mendapatkan efisiensi teknis pendaratan hasil
tangkapan di PPI Muara Angke dilakukan perbandingan antara efisiensi yang didapat dari perhitungan dengan data-data literatur yang ada. Untuk itu dilakukan pra penelitian untuk penentuan indikator parameter banding efisiensi teknis pendaratan hasil tangkapan.
1) Efisiensi pendaratan hasil tangkapan (1) Pra penelitian Analisis yang digunakan pada tahap pra penelitian adalah analisis regresi linear. Data yang ditabulasikan di Tabel 3 dan Tabel 4 dihitung rata-rata waktu tempuhnya dan rata-rata berat angkutnya. Selanjutnya rata-rata waktu tempuh dan rata-rata berat angkut yang didapat dirata-ratakan lagi menurut ulangan sehingga didapat berat variabel x sebagai waktu tempuh dan berat angkut sebagai variabel y. Nilai x (waktu tempuh) dan y (berat angkut) ini selanjutnya diregresi untuk mendapatkan persamaan umum kuadratik y = ax2 + bx + c. bila persamaan kuadratik tersebut diturunkan (turunan pertama), maka akan didapat nilai x (waktu tempuh), sedangkan nilai y adalah 0. Nilai x merupakan nilai waktu optimum yang mampu diangkut oleh buruh angkut di PPI Muara Angke. Pemplotan titik pada kurva didapatkan dengan cara memasukkan nilai x (waktu tempuh) ke dalam persamaan untuk melihat kecendrungan bentuk dari titik kurva.
27
Nilai R2 didapatkan dari persamaan kuadratik tersebut diatas yang merupakan besarnya nilai determinasi antara x dan y, kemudian dari akar R2 didapatkan r yang merupakan nilai korelasi antara x dan y. Bila nilai r ini lebih besar dari 0,7 (r>0,7), maka hubungan korelasinya adalah sangat erat artinya berat yang diangkut buruh angkut dapat menjelaskan waktu tempuh yang dicapai dan antara keduannya terdapat hubungan.
Bila nilai 0,4 < r ≤ 0,7 maka
hubungannya adalah erat, sedangkan bila nilai r ≤ 0,4 maka hubungannya adalah tidak erat (Krisdiyanto, 2007). Analisis yang sama digunakan seperti analisis diatas, yaitu dilakukan perhitungan berat angkut optimum hasil tangkapan setelah dilakukan pembalikan nilai variabel y adalah waktu pengangkutan ikan dan variabel x adalah berat hasil tangkapan yang diangkut. Hasil akhirnya didapat berat angkut optimum yang dapat diangkut oleh buruh angkut. (2) Penelitian Analisis yang digunakan pada tahap penelitian ini adalah dengan pengukuran waktu rata-rata yang diangkut oleh 20 orang sampel buruh angkut. Rata-rata hasil pengukuran waktu dibandingkan dengan waktu optimum yang diperoleh dari hasil pra penelitian untuk menentukan apakah waktu hasil tangkapan yang diangkut oleh buruh angkut di PPI Muara Angke efisien atau tidak. Dari pengukuran penelitian dapat diketahui lama waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk pendaratan tanpa menyebabkan basket / ikan terjatuh dan ikan rusak mutunya (dinotasikan P).
Nilai ini akan diperbandingkan dengan pra
penelitian yang sudah ada mengenai lama waktu optimum rata-rata (terpendek) yang dibutuhkan oleh nelayan untuk proses pendaratan hasil tangkapan (dinotasikan Q) (Krisdiyanto, 2007) :
Dengan kriteria : P
Efisien, artinya buruh angkut mampu mengangkut keranjang hasil tangkapan dengan lama waktu tempuh yang lebih cepat daripada lama waktu tempuh optimum.
28
P>Q :
Tidak efisien, artinya buruh angkut tidak mampu untuk mengangkut keranjang hasil tangkapan dengan lama waktu tempuh yang lebih cepat daripada lama waktu optimum.
Cara yang sama dilakukan seperti analisis diatas, yaitu dilakukan pengukuran berat rata-rata hasil tangkapan oleh 20 orang. Rata-rata pengukuran berat dibandingkan dengan berat optimum yang diperoleh dari hasil pra penelitian untuk menentukan apakah berat hasil tangkapan yang diangkut oleh buruh angkut efisien ata u tidak. Dari pengukuran penelitian diketahui nilai rata-rata berat yang biasa diangkut oleh kelompok buruh pada jarak tertentu tersebut tanpa menyebabkan basket terjatuh atau ikan menjadi rusak (dinotasikan M). Nilai ini akan diperbandingkan dengan pra penelitian yang sudah dilakukan mengenai berat optimum rata-rata hasil tangkapan yang masih dapat diangkut oleh buruh angkut (dinotasikan N) (Kridiyanto, 2007) :
Dengan kriteria : M > N : Efisien, buruh angkut mampu mengangkut keranjang hasil tangkapan dengan berat hasil tangkapan yang lebih besar daripada berat optimum hasil tangkapan. M < N : Tidak efisien, buruh angkut tidak mampu mengangkut keranjang hasil tangkapan dengan berat hasil tangkapan yang lebih besar daripada berat optimum hasil tangkapan. Untuk mengetahui mutu ikan yang ada di TPI/tempat penimbangan, dapat dilihat secara organoleptik (sifat-sifat fisiknya). Pengujian organoleptik dapat dilihat melalui kriteria-kriteria (Tabel 6). Secara umum penilaian angka organoleptik pada (Tabel 6) secara kualitatif adalah: 1–3:
ikan dalam kondisi sangat busuk
4–5:
ikan dalam kondisi busuk
6–7:
ikan dalam kondisi agak baik
8
:
ikan dalam kondisi baik
9
:
ikan dalam kondisi sangat baik (prima)
29
Tabel 6 Daftar uji organoleptik Spesifikasi 1. MATA - Cerah, bola mata menonjol, kornea jernih - Cerah bola mata rata, kornea jernih - Agak cerah, bola mata rata, pupil agak keabu-abuan, kornea agak jernih - Bola mata agak cekung, pupil berubah keabu-abuan, kornea agak keruh - Bola mata agak cekung, pupil keabu-abuan, kornea agak keruh - Bola mata cekung, pupil mulai berubah menjadi putih susu, kornea keruh - Bola mata cekung, pupil putih susu, kornea jernih - Bola mata tenggelam, ditutupi lendir kuning yang tebal 2. INSANG - Warna merah cemerlang, tanpa lendir dan bekteri - Warna merah kurang cemerlang, tanpa lender - Warna merah agak kusam, tanpa lender - Merah agak kusam, tanpa lender - Mulai ada kolaborasi merah muda, merah coklat, sedikit lendir - Mulai ada diskolaborasi, sedikit lender - Perubahan warna merah coklat, lendir tebal - Warna merah coklat atau kelabu, lendir tebal - Warna putih kelabu, lendir tebal sekali 3. KONSITENSI - Padat,elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek daging dari tulang belakang - Agak padat, elastis bila ditekan dengan jari, sulit menyobek jari dari tulang belakang, kadang-kadang agak lunak sesuai dengan jenisnya - Agak lunak, elastis bila ditekan dengan jari, agak mudah menyobek daging dari tulang belakang - Agak lunak, kurang elastis bila ditekan dengan jari, agak mudah menyobek daging dari tulang belakang - Lunak , bekas jari terlihat bila ditekan tetapi cepat hilang, mudah menyobek daging dari tulang belakang - Lunak, bekas jari terlihat lama bila ditekan dan mudah menyobek daging dari tulang belakang - Lunak, bekas jari terlihat lama bila ditekan, mudah sekali menyobek daging dari tulang belakang - Sangat lunak, bekas jari tidak mau hilang bila ditekan, mudah sekali menyobek daging dari tulang belakang Sumber : Deptan (1984) diperbaharui BSN (2006).
Nilai 9 8 7 6 5 4 3 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 8 7 6 5 4 3 2 1
2) Efisiensi pendistribusian hasil tangkapan Dalam pendistribusian hasil tangkapan ini hanya untuk mengetahui efisiensi ekonomis.
Efisiensi ekonomis pendistribusian digunakan untuk menghitung
perbandingan antara total biaya pendistribusian dan total penerimaan dari hasil penjualan hasil tangkapan oleh pedagang pengumpul (palele).
30
Efisiensi
ekonomis
pendistribusian
ini
dapat
dirumuskan
dengan,
perhitungan (Krisdiyanto, 2007) :
Biaya total pendistribusian terdiri adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk pendistribusian hasil tangkapan oleh pedagang pengumpul di PPI Muara Angke dari TPI ke pasar grosir Muara Angke dalam satu bulan yaitu pada lama waktu penelitian, antara lain ; biaya sewa gerobak pengangkut hasil tangkapan, biaya upah pedagang dan pekerja, biaya es untuk mengawetkan hasil tangkapan dan biaya lainnya, sedangkan nilai total penjualan hasil tangkapan adalah nilai rata-rata penjualan ikan yang dijual oleh pedagang pengumpul ke pembeli dalam satu bulan yaitu pada lama waktu penelitian.