3. DISTRIBUSI IKAN DI LAUT CINA SELATAN Pendahuluan Keberadaan sumberdaya ikan, baik ikan pelagis maupun demersal dapat diduga dengan menggunakan metode hidroakustik (Mitson 1983). Beberapa keuntungan metode akustik adalah tidak tergantung pada statistik hasil tangkapan, tidak memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan nilai hasil pengamatan, dan biaya yang relatif lebih murah untuk penelitian suatu wilayah laut yang luas dibandingkan dengan metode pendugaan lainnya serta kemampuan dalam menduga populasi absolut/sebenarnya (Thorne 1979). Lebih lanjut dikatakan bahwa metoda akustik disamping mempunyai kelebihan di atas, juga mempunyai keterbatasan antara lain, ketidakmampuan dalam membedakan jenis ikan yang terdeteksi, sedikit atau bahkan tidak ada target yang teramati di dekat permukaan dan di dasar perairan, serta metodanya relatif sangat kompleks. Meskipun biaya operasinya rendah, metoda akustik memerlukan investasi alat yang sangat mahal. Secara umum metode hidroakustik digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai objek bawah air dengan memanfaatkan gelombang suara. Gelombang suara (gema/echo) yang ditimbulkan/dihasilkan dari perangkat pemancar (transmitter) dipancarkan secara vertikal ke dalam kolom air, dan jika mengenai target (ikan atau dasar perairan) akan dipantulkan kembali. Echo pantulan ini akan diterima oleh unit penerima (receiver amplifier) yang selanjutnya akan dicatat dan disimpan dalam unit pencatat (recoder unit). Data ini yang kemudian dianalisis sesuai tujuan yang diinginkan. Penggunaan berbagai jenis instrumentasi akustik seperti side-scan sonar, split beam sonar, multi-beam sonar, dan doppler current profile sounders sangat berpotensi untuk digunakan dalam permasalahan monitoring ikan laut dalam. Bagaimanapun, semua teknologi akustik ini umumnya sama dan masing-masing ada kerugiannya. Satu hal yang diperlukan dari teknologi akustik ini yaitu untuk keperluaan detail data acoustic backscattering dari jenis yang ditargetkan. Bidang aplikasi dari metoda akustik yaitu untuk menduga kelimpahan binatang (ikan) dengan memerlukan informasi pada ukuran akustiknya, target strength atau backscattering cross section dari individu suatu organisma (MacLennan 1990).
55
Prinsip dasar metode hidroakustik dan ilustrasi deteksi obyek dalam air dan dasar perairan dengan menggunakan instrumen akustik (echosounder) yang dipasang pada lunas kapal seperti terlihat pada Gambar 27 dan 28. Transducer
b
a c
d
Along ship
Athwart ship
Φ θ
a+b c+d Perbedaan fase - θ
a+b c+d Perbedaan fase - Φ
Gambar 27. Prinsip kerja Echosounder split beam (MacLennan dan Simmonds 1992).
Gambar 28. Ilustrasi deteksi objek dalam air dan dasar perairan (SIMRAD).
56
Target strength (TS) ikan sangat bervariasi karena tergantung dari jenis ikan, ukuran, bentuk tubuh, tingkah laku, gelembung renang, acoustic impendance, panjang gelombang suara yang digunakan pada pengukuran, beam pattern, kecepatan renang ikan dan multiple scattering/shadowing effect (MacLennan and Simmonds 1992). Energi suara yang dipantulkan melalui gelembung renang bergantung pada orientasi dan luasannya, panjang gelombang relatif, permukaan gelembung renang dan disebut acoustic cross-section. Besarnya nilai acoustic cross-section sangat tergantung pada ukuran dan permukaan gelembung renang dimana posisi tubuh ikan terhadap pancaran energi suara (kemiringan ikan, tegak lorus pada punggung dan melingkar atau rool). Percobaan dengan kurungan ikan menunjukkan bahwa perubahan harian TS berhubungan erat dengan sudut kemiringan tubuh ikan, dimana tingkahlaku seperti jarak terdekat diantara sesamanya tidaklah penting (MacLennan 1990). Bagaimanapun, perubahan TS dengan cepat lebih dipengaruhi oleh sudut kemiringan dibandingkan dengan bentuk geometrinya (Nakken dan Olsen 1977). Nakken dan Olsen (1977) menemukan TS yang lebih besar pada ikan saithe ketika kemiringan ikan 4o-11o (contohnya kepala ke bawah). Ada juga pengamatan fotografi terhadap sudut kemiringan dari ikan komersil secara in situ dan di kurungan, sebagai bagian yang diukur TS-nya. Keduanya membuktikan bahwa sudut kemiringan (tilt angle) yang menyebar di semua kondisi dan cenderung terhadap rata-rata tilt angle pada malam hari (ikan cenderung kepala ke atas). Kemungkinan dihasilkan dari ikan yang bergerak turun dan kurang aktif pada malam hari dan juga bentuk kepala ke atas untuk tujuan bergerak naik dan mengatur kedalaman ketika bergerak (Ona 1990; Huse dan Ona 1996). Pendugaan dengan metoda akustik biasanya untuk ikan yang terdistribusi pada beberapa meter dibawah permukaan hingga dekat dasar. (Freon dan Misund 1998; Ona dan Mitson 1996). Transduser dari echosounder biasanya ditarik pada kedalaman 1-2 m atau menempel pada lambung kapal dengan kedalaman 2-6 m. Karena pertimbangan teknis, (zona dimana tidak terjangkau oleh transduser/ transducer dead zone) maka jarak 0,2-2 m dari transduser diabaikan dalam analisa. Sama halnya juga dengan dead zone dasar, sebab resolusi beam akustik dekat dasar tergantung panjang pulsa, lebar beam dan kedalaman dasar (Ona dan Mitson
57
1996). Ikan-ikan clupeid diketahui melakukan migrasi vertikal: bergerak berpencar ke permukaan pada sore hari, dan bergerak ke dasar perairan pada pagi hari membentuk kelompok. Tingkahlaku demikian memungkinkan ikan berada di dead zone dan tidak bisa diduga untuk menghitung kelimpahannya. (Blaxter dan Hunter 1982). Dalam kaitannya dengan permasalahan dead zone di atas, maka metode hidroakustik sulit diterapkan diperairan dangkal (Axenrot 2002 diacu dalam Didrikas 2003). Pendugaan ikan dengan hidroakustik di laut sering dilakukan 24 jam, sehingga biaya untuk kapal penelitian mungkin tinggi atau waktu pelayaran yang tersedia dibatasi. Di danau, survei akustik sering dilakukan pada malam. Hal ini disebabkan karena di danau tingkahlaku ikan yang berubah-ubah pada siang dan malam telah diketahui. Kebanyak ikan pelagis berkelompok selama siang hari, dimana densitas ikan tinggi yang mungkin hasil dari bayangan akustik (shadowing) dan menghasilkan perhitungan biomasa ikan yang diragukan. Selain itu tingginya densitas karena echo dari berbagai ikan yang mungkin tumpangtindih (overlay) dan tidak menentu diinterpretasi sebagai echo dari ikan tunggal. Dalam penelitian dimana pendugaan TS in situ digunakan untuk menduga kelimpahan dan distribusi ukuran mengakibatkan kelimpahan terlalu rendah dan rata-rata ukuran terlalu tinggi (Didrikas dan Hansson 2003). Dalam mekanisme kerja survei akustik untuk menentukan kelimpahan sumberdaya ikan, penentuan nilai target strength merupakan suatu hal yang sangat penting. Menurut MacLennan dan Simmonds (1992) mengatakan bahwa target strength merupakan backscattering cross section dari target yang mengembalikan sinyal, sedangkan menurut Burczynski (1979), target strength mempunyai hubungan erat dengan backscattering cross section. Kedua pernyataan ini dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut: TS = 10 Log (σ/4π) --------------- (MacLennan dan Simmonds 1992) TS = 10 log σbs
--------------- (Burczynski 1979).
Nilai target strength ini sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh beberapa hal seperti tingkah laku ikan (misalnya sudut orientasi) atau kondisi fisik yang tidak dapat diduga secara pasti. Oleh sebab itu nilai target strength tidak merupakan suatu nilai yang konstan, sehingga nilai ini harus senantiasa di
58
tentukan untuk setiap pelaksanaan survei akustik. Naken dan Olsen (1977) mengungkapkan bahwa nilai target strength sangat ditentukan oleh orientasi ikan terutama kemiringan badan antara garis hubung kepada dan ekor. Secara garis besar, penggunaan hidroakustik dalam kelautan dan perikanan (Clay dan Medwin 1977; Urick 1983; MacLennan dan Simmonds 1992) antara lain untuk tujuan: •
penelitian kelautan dan perikanan (pendugaan spesies ikan; ukuran individu ikan; dan kelimpahan/stok sumberdaya hayati laut)
•
budidaya perairan (pendugaan/penentuan jumlah ekor atau biomass)
•
penelitian tingkah laku ikan (pergerakkan/migrasi ikan; orientasi (tilt angle); reaksi menghindar (avoidance) terhadap kapal dan alat tangkap; dan respons terhadap rangsangan/stimuli)
•
studi selektifitas alat tangkap (bukaan mulut dan kedalaman trawl; selektifitas penangkapan, dan sebagainya) Disamping itu pula peranan hidroakustik dalam berbagai bidang lainnya
seperti untuk mengetahui echo location; mengetahui sifat-sifat akustik air laut dan objek bawah air; penentuan kedalam perairan untuk tujuan pelayaran; penentuan jenis dan komposisi dasar laut; proses sedimentasi; kontur dasar; dan untuk pertahanan keamanan seperti pendekteksian kapal selam; penentuan lokasi (tempat berlabuh) atau pemasangan bangunan laut atau pemasangan buoy-system. Penelitian ini ditujukan untuk melihat distribusi, jumlah dan kelimpahan ikan tunggal dengan menggunakan metode hidroakustik berdasarkan nilai target strength ikan tunggal yang diperoleh selama penelitian di LCSI.
59
Bahan dan Metode Data yang digunakan adalah data akustik yang diperoleh dari hasil akuisisi yang dilakukan dengan menggunakan perangkat Scientific Echosounder FURUNO Model seri FQ-80 dengan sistem transducer split beam di Laut Cina Selatan perairan Indonesia pada Lokasi A (bulan Juni 2005) dan Lokasi B (bulan Juli 2006). Transducer terpasang (Hull Mounted System) di kapal dengan frekuensi rendah (38 KHz) dan frekuensi tinggi (120 Khz). Pengaturan parameter untuk FQ-80 seperti pada tabel berikut. Tabel 4. Parameter Scientific Echosounder Furuno FQ-80 Parameter Range (m) Sound Speed (m/s) Source Level (dB) Pulse Length (ms) Beam Width (dB) Absorption Coefficient (dB) ME Amplifier Gain (dB)
Frekuensi 38 KHz 0 – 100 1500 229.0 0.236 -22.9 10.0 -190.0 146.7
120 KHz 0 – 100 1500 229.0 0.142 -23.3 44 -190.0 146.7
Proses pengambilan dan pencatatan data hidroakustik dilakukan secara simultan sepanjang lintasan survei berbentuk transek paralel sistematis sepanjang cruise track kapal (Gambar 29). Perekaman data dari kedua transduser yaitu transduser berfrekwensi rendah (38 kHz) dan frekwensi tinggi (120 kHz).
Gambar 29. Lintasan survei akustik.
60
Integrasi echo dilakukan terhadap data hasil rekaman transduser berfrekwensi rendah (38 kHz). Data yang diperoleh terdiri dari echogram yang menggambarkan target, kedalaman perairan, posisi geografis, kecepatan kapal dan data integrasi Sv yang disimpan dalam hard disk FQ-80 analyzer yang dihubungkan melalui sistem LAN antara transmitter FQ-80 dengan prosesor. Data akustik yang dianalisis menyangkut nilai target strength (TS) in situ dari target (ikan) yang terekam selama pelayaran. Integrasi echo dilakukan untuk tiap lapisan integrasi dari permukaan hingga dekat dasar perairan untuk memperoleh nilai target strength, koefisien back scattering (Sv), koefisien area backscattering (Sa), dan SA atau Nautical Area Scattering Coeficient (NASC). Integrasi dilakukan untuk tiap lapisan integrasi dengan selang kedalaman 10 m dari permukaan untuk ikan pelagis, sedangkan untuk ikan demersal, integrasi echo dilakukan pada lapisan integrasi 5 m dari dasar perairan (Gambar 30). Data hasil rekaman FQ-80 merupakan data volume backscattering strength (Sv) dari target. Integrasi echo dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) SonarData EchoView 4.0.82.7509. Untuk memperoleh nilai TS, maka dilakukan konversi terhadap nilai Sv dengan menggunakan formula: ⎛ cτψ ⎞ TS = S v + 20 log r + 10 log⎜ ⎟ + C ........................................................(3.1) ⎝ 2 ⎠ Dimana Sv = Volume backscattering strength (dB re 1m ) -1
r = Jarak (m) c = kecepatan suara (m/det)
τ = Panjang pulsa yang dipancarkan (det) ψ = sudut beam (dB re 1 Steradian) C = Koefisien kalibrasi Konversi Sv ke TS dilakukan secara electronics gating (hardware) dengan prosedur seperti terlihat pada Lampiran 1. Nilai TS yang dihasilkan ini merupakan nilai TS untuk ikan tunggal (Single target). Selanjutnya nilai TS ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik untuk analisis lebih lanjut. Sedangkan untuk melihat distribusi dan kelimpahannya di lokasi penelitian, maka nilai tiap parameter ditumpangtidih (overlay) dengan peta dasar lokasi penelitian dengan menggunakan perangkat lunak SURFER for Windows versi 8.0. dan ArcView versi 3.3.
61
Integrasi Ikan Demersal
Jarak 5 m dari batas integrasi dasar
Kedalaman
Dasar Batas integrasi
Bottom line
(a)
Surface line
Target Strength
Integrasi Ikan Pelagis
Posisi
(b) Gambar 30. Integrasi echo data akustik LCSI. (a). Echogram Sv (b). Echogram TS
62
Hasil dan Pembahasan Distribusi Target strength ikan tunggal berdasarkan lapisan integrasi echo. Distribusi jumlah ikan tunggal dengan nilai target strengthnya serta kepadatan ikan dianalisis dari data survei hidroakustik tahun 2005 yang terekam pada lintasan survei (cruise track) sepanjang 932,5 nm. Lintasan akustik ini terbagi atas 7 leg atau transek dengan panjang masing-masing leg 40-220 nm. Analisis dilakukan dengan menggunakan Jumlah Satuan Jarak Pengamatan (ESDU-Elementary Sampling Distance Unit) sebesar 5 nm, sehingga jumlah ESDU pada lintasan ini sebanyak 187 ESDU. Distribusi target strength (TS) ikan tunggal dari hasil analisis echo berdasarkan selang TS, dijumpai ikan tunggal dengan jumlah terbanyak pada selang nilai TS -48 dB hingga -60 dB yaitu ± 97 % dari total jumlah ikan tunggal yang diperoleh selama penelitian bulan Juni 2005. Jumlah ikan tunggal pada selang nilai target strength -60 dB hingga -57 dB atau pada rata-rata selang TS 58.5 dB sebesar 42 % (893 791 ikan). Jumlah terbanyak berikutnya ditemukan pada rata-rata nilai TS -55.5 dB yaitu 29,6 % (631 083 ikan). Dua selang nilai TS lainnya yang ditemukan ikan tunggal dengan jumlah >100 000 ikan, adalah pada selang TS -54 dB hingga -51 dB dan TS -51 dB hingga -48 dB dengan jumlah masing-masing sebesar 18,3 % (391 061 ikan) dan 7,6 % (163 054 ikan). Tabel 5 dan Gambar 32 menunjukkan bahwa ikan tunggal dengan nilai TS yang besar dijumpai dengan jumlah yang lebih sedikit dan umumnya ditemukan pada lapisan kedalaman integrasi yang lebih dalam. Ikan dengan nilai TS -48 dB hingga -39 dB ditemukan dengan jumlah 1 500 - 50 000 ikan dan jumlah terbanyak (44 680 ikan) pada TS -48 dB hingga -45 dB. Sedangkan total jumlah ikan tunggal yang ditemukan dengan nilai TS ikan lebih kecil dari -39 dB hanya sekitar 500 ikan. Dari total jumlah ikan tunggal yang ditemukan pada penelitian bulan Juni 2005, hanya ditemukan 6 ikan dengan nilai TS -27 dB hingga -24 dB. Hasil analisis distribusi target strength ikan tunggal berdasarkan lapisan integrasi echo (Tabel 5) menunjukkan bahwa ikan tunggal dengan jumlah > 200 000 ikan ditemukan pada lapisan kedalaman 20-60 m, dengan jumlah ikan terbanyak pada lapisan integrasi 30-40 m yaitu 550 798 ikan (25,80 %). Pada lapisan kedalaman ini, sebanyak 96,08 % dari jumlah ikan tersebut merupakan
Selang TS (dB) -60~-57 -57~-54 -54~-51 -51~-48 -48~-45 -45~-42 -42~-39 -39~-36 -36~-33 -33~-30 -30~-27 -27~-24 Total
0-10 493 160 96 40 10 10 1 1 0 0 0 0 811
10-20 54 602 9 404 1 022 235 124 77 47 30 13 7 1 0 65 562
Lapisan kedalaman integrasi echo 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70 70-80 237 082 262 085 158 384 52 540 9 757 1 805 91 002 183 386 154 989 63 478 14 285 2 572 20 995 83 718 109 079 62 101 19 463 3 811 2 449 18 928 40 072 34 254 15 359 4 139 264 2 344 7 769 9 201 5 415 2 104 54 263 854 1 131 730 346 19 54 58 79 42 18 13 17 8 10 4 1 4 2 1 2 0 4 1 1 2 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 351 884 550 798 471 217 222 798 65 055 14 800 80-90 339 636 889 779 288 39 2 0 0 0 0 0 2 972
Dasar 116 704 111 171 89 887 46 799 17 161 5 354 1 364 290 36 10 6 6 388 788 893 791 631 083 391 061 163 054 44 680 8 858 1 684 374 62 22 10 6 2 134 685
Total
0-10 10-20 99 72 10 8 0 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 109 84
20-30 6 610 366 20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6 997
30-40 52 739 6 888 475 23 5 1 0 0 0 0 0 0 60 131
40-50 207 608 57 538 12 217 1 848 142 4 0 1 1 0 0 0 279 359
Lapisan kedalaman integrasi echo 50-60 60-70 70-80 80-90 90-100 100-110 110-120 120-130 330 926 317 288 186 371 75 190 20 882 4 578 671 43 130 685 175 082 129 877 53 491 18 536 2 712 234 12 37 641 59 510 60 864 27 431 12 454 1 294 65 7 8 096 9 813 15 375 7 523 4 090 292 10 0 1 168 987 2 095 1 228 683 51 4 2 88 59 131 139 42 5 3 0 11 2 6 5 0 2 1 0 1 0 2 0 1 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 508 616 562 742 394 722 165 009 56 692 8 934 988 64
Dasar 179 775 133 171 80 209 28 803 6 146 845 119 28 14 14 7 23 429 154
Tabel 6. Jumlah ikan tunggal berdasarkan selang target strength pada lapisan kedalaman integrasi echo (Juni 2006 )
-60~-57 -57~-54 -54~-51 -51~-48 -48~-45 -45~-42 -42~-39 -39~-36 -36~-33 -33~-30 -30~-27 -27~-24 Total
Selang TS (dB)
Tabel 5. Jumlah ikan tunggal berdasarkan selang target strength pada lapisan kedalaman integrasi echo di Lokasi A (Juni 2005 )
1 382 852 708 610 292 190 75 874 12 512 1317 146 33 19 16 8 24 2 473 601
Total
63
64 45
Jumlah ikan (%)
40
N=2 134 685
35 30 25 20 15 10 5 0 -58.5 -55.5 -52.5 -49.5 -46.5 -43.5 -40.5 -37.5 -34.5 -31.5 -28.5 -25.5
Rata-rata Target strength (dB)
Gambar 31. Jumlah ikan tunggal (%) berdasarkan nilai target strength (dB) di Lokasi A (Juni 2005). ikan dengan nilai target strength yang berkisar dari -60 dB hingga -51 dB dan sebesar kurang dari 4,0 % atau sebanyak 21 609 ikan ditemukan dengan TS -51 dB hingga -30 dB. Ikan dengan jumlah terbanyak kedua ditemukan pada lapisan kedalaman 40-50 m yaitu 471 217 ikan (22,07 %). Ikan dengan TS -60 dB hingga -51 dB ditemukan sebanyak 89,65 % dan ikan dengan TS >-51 dB pada lapisan ini dijumpai dengan persentasi yang lebih tinggi dari lapisan integrasi 30-40 m yaitu sebesar 10,35 % atau sebanyak 48 765 ikan, serta sebanyak satu ikan ditemukan pada selang TS -30 dB hingga -27 dB. Ikan tunggal yang dijumpai pada lapisan integrasi 20-30 m dan 50-60 m masing-masing sebesar 351 884 ikan (16,48 %) dan 222 798 ikan (10,44 %). Lapisan kedalaman integrasi berikutnya dengan jumlah ikan terbanyak yaitu lapisan integrasi 20-30 m (16,48 %) dan 50-60 m (10,44 %). Lapisan kedalaman 20-30 masih didominasi oleh ikan-ikan dengan TS -60 dB hingga -57 dB, sedangkan pada lapisan integrasi 50-60 m, ikan tunggal dengan TS -57 dB hingga -51 dB ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan selang TS -60 dB hingga -57 dB. Lima lapisan integrasi lainnya yaitu lapisan kedalaman 0-10 m, 10-20 m, 60-70 m, 70-80 m dan 80-90 m ditemukan ikan tunggal dengan jumlah lebih sedikit yaitu < 66 000 ikan atau < 3 % dari total jumlah ikan. Dari kelima lapisan integrasi ini, ikan tunggal dengan TS lebih besar yaitu -30 dB hingga -27 dB ditemukan pada kedalaman 10-20 m sedangkan empat lapisan kedalaman lainnya ditemukan ikan tunggal dengan kisaran TS terbesar adalah -39 dB hingga -36 dB pada lapisan integrasi 70-80 m sebanyak 4 ikan.
65
Jumlah ikan tunggal dengan TS lebih besar ditemukan dengan presentasi yang lebih tinggi pada perairan yang lebih dalam. Hal ini seperti terlihat pada lapisan kedalaman integrasi 50-60 m hingga 80-90 m, dimana walaupun rata-rata jumlah ikan tunggal yang ditemukan lebih kecil dari lapisan integrasi di kedalaman yang lebih rendah, namun pada lapisan integrasi ini ikan tunggal dengan TS -60 dB -57 dB ditemukan dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan ikan tunggal selang TS yang lebih besar. 300
N=2 134 685
Jumlah ikan (x10³)
250
L-1 L-2 L-3
200
L-4 L-5
150
L-6 L-7
100
L-8 L-9
50
L Dasar
0 -58.5 -55.5 -52.5 -49.5 -46.5 -43.5 -40.5 -37.5 -34.5 -31.5 -28.5 -25.5
Target strength (dB)
Gambar 32. Jumlah ikan berdasarkan nilai target strength pada tiap lapisan integrasi echo di Lokasi A (Juni 2005). Ikan tunggal dengan nilai TS yang besar juga tidak ditemukan di semua lapisan kedalaman integrasi. Misalnya pada kisaran nilai TS -30 dB hingga -27 dB, ikan tunggal yang ditemukan hanya pada lapisan kedalaman integrasi 10-20 m, 20-30 m, 40-50 m dan 50-60 m sebanyak 1 individu, sedangkan pada selang kisaran nilai TS -27 dB hingga -24 dB, ikan tunggal hanya ditemukan pada lapisan kedalaman integrasi dasar perairan sebanyak 6 ikan. Pada lapisan kedalaman integrasi dasar perairan, ditemukan ikan tunggal untuk keseluruhan kisaran nilai TS yang ada. Walaupun pada kisaran nilai TS yang besar ditemukan dengan jumlah yang sedikit, namun secara keseluruhan lebih banyak dibandingkan dengan lapisan kedalaman integrasi lainnya. Jumlah ikan tunggal pada lapisan kedalaman integrasi ini hanya sebesar 18,21 % atau sebanyak 388 788 ikan dari total jumlah ikan tunggal yang ditemukan. Total jumlah ikan tunggal yang ditemukan pada lapisan kedalaman integrasi ini lebih sedikit
66
dibandingkan dengan lapisan kedalaman integrasi 30-40 m dan 50-60 m, namun dari nilai target strengthnya, ikan tunggal yang ditemukan pada lapisan integrasi ini mempunyai target strength yang lebih besar yaitu -48 dB hingga -24 dB sebanyak 24 227 ikan, sedangkan pada lapisan kedalaman integrasi 30-40 m hanya sebanyak 10 425 ikan dan kedalaman 50-60 m sebanyak 8 693 ikan. Ikan tunggal dengan jumlah yang paling sedikit untuk kisaran nilai target strength ini, ditemukan pada lapisan kedalaman integrasi 0-10 m sebanyak 22 ikan. Distribusi target strength ikan tunggal di Lokasi B tidak berbeda jauh dengan yang ditemukan di Lokasi A, namun jumlah lapisan kedalaman integrasi echonya hingga lapisan kedalaman 120-130 m. Hal ini disebabkan karena perairannya lebih dalam, seperti terlihat pada peta batimetri (Gambar 7). Hasil analisis distribusi jumlah ikan berdasarkan target strength di Lokasi B (Tabel 6) menunjukkan bahwa sebagian besar ikan tunggal yang diperoleh saat penelitian berada pada nilai TS kecil yaitu pada selang TS -60 dB hingga -51 dB yaitu sekitar 96,36 % dari total jumlah ikan yang diperoleh atau sebesar 2 383 652 ikan. Jumlah ikan tunggal dengan nilai rata-rata TS -58.5 dB ditemukan sebanyak 1 382 852 ikan (55,90 %), selanjutnya pada selang TS -57 dB hingga -54 dB sebanyak 708 610 ikan (28,65 %) dan pada selang TS -54 dB hingga -51 dB dengan jumlah ikan 292 190 ikan (11,81 %). Ikan dengan nilai target strength > -51 dB ditemukan dengan jumlah < 5 % atau sekitar 89 949 ikan, dan selang nilai TS ikan dar -30 dB hingga -27 dB dijumpai dengan jumlah yang paling sedikit yaitu 8 ikan. Persentasi jumlah ikan yang diperoleh pada tiap selang TS seperti terlihat pada Gambar 33. 60
N=2 473 601
Jumlah ikan (%)
50 40 30 20 10 0 -58.5 -55.5 -52.5 -49.5 -46.5 -43.5 -40.5 -37.5 -34.5 -31.5 -28.5 -25.5
Rata-rata Target Strength (dB)
Gambar 33. Jumlah ikan tunggal (%) berdasarkan nilai target strength (dB) di Lokasi B (Juli 2006).
67
Berdasarkan lapisan kedalaman integrasi echo yaitu 13 lapisan kedalaman dan integrasi dasar, terlihat bahwa ikan tunggal dengan jumlah > 500 000 ikan ditemukan pada lapisan kedalaman 60-70 m dan 50-60 m. Pada lapisan integrasi kedalaman 60-70 m ikan tunggal yang ditemukan sebanyak 562 742 dengan 56,38 % dari jumlah tersebut (317 288 ikan) merupakan ikan dengan nilai TS -60 dB hingga 57 dB, yang termasuk dalam nilai TS -57 dB hingga -54 dB adalah 175 082 ikan (31,11 %) dan merupakan jumlah ikan terbanyak untuk lapisan ini dibandingkan dengan lapisan integrasi lainnya. Pada TS -54 dB hingga -51 dB, ikan tunggal ditemukan sebanyak 59 510 ikan (10,58 %). Ikan tunggal dengan TS >-51 dB di lapisan integrasi ini hanya ditemukan sebesar <2,00 % atau sebanyak 10 862 ikan dan nilai TS terbesar yang ditemukan pada selang TS -36 dB hingga -33 dB sebanyak 1 ikan. Pada lapisan integrasi kedalaman 50-60 m, ikan tunggal yang ditemukan sebanyak 508 616 ikan dan 65,06 % dari jumlah tersebut merupakan ikan dengan nilai TS -60 dB hingga -57 dB. Jumlah ini merupakan jumlah terbesar yang ditemukan dibandingkan dengan lapisan integrasi lainnya pada selang TS yang sama. Sedangkan ikan dengan TS terbesar pada lapisan integrasi ini adalah pada nilai TS -39 dB hingga -36 dB hanya sebanyak 1 ikan. 350
L-1
N=2 473 601
300
L-2
Jumlah ikan (x10³)
L-3 L-4
250
L-5 200
L-6 L-7
150
L-8 L-9
100
L-10 L11
50
L-12 L-13
0 -58.5 -55.5 -52.5 -49.5 -46.5 -43.5 -40.5 -37.5 -34.5 -31.5 -28.5 -25.5
L-Dsr
Target Strength (dB)
Gambar 34. Jumlah ikan berdasarkan nilai target strength pada tiap lapisan integrasi echo di Lokasi B (Juli 2006).
68
Jumlah ikan tunggal 100 000 - 500 000 ikan ditemukan pada empat lapisan integrasi yaitu lapisan dasar dasar sebanyak 429 154 ikan (17,35 %), lapisan kedalaman 70-80 m sebanyak 394 722 ikan (15,96 %), lapisan kedalaman 40-50 m sebanyak 279 359 ikan (11,29 %) dan lapisan kedalaman 80-90 m sebanyak 165 009 ikan (6,67 %). Ikan dengan target strength -60 dB hingga -57 dB di keempat lapisan intergrasi ini, ditemukan terbanyak pada lapisan kedalaman 40-50 m sebanyak 207 608 ikan, diikuti lapisan kedalaman 70-80 m sebanyak 186 371 ikan, lapisan dasar sebanyak 179 775 ikan dan lapisan kedalaman 80-90 m sebanyak 75 190 ikan. Ikan dengan TS terbesar sebanyak 1 ikan, masing-masing ditemukan pada selang TS -30 dB hingga -27 dB di lapisan kedalaman 80-90 m, pada selang TS -33 dB hingga -30 dB di lapisan kedalaman 70-80 m dan pada selang TS -36 dB hingga -33 dB di lapisan kedalaman 40-50 m. Pada lapisan integrasi dasar, ikan dengan nilai TS terbesar ditemukan pada selang TS -27 dB hingga -24 dB sebanyak 23 ikan. Lapisan integrasi ini merupakan satu-satunya lapisan dimana ditemukan ikan untuk keseluruhan selang nilai target strength, dan di lapisan ini juga dijumpai ikan dengan target strength dari -54 dB hingga -24 dB terbanyak dibandingkan dengan lapisan integrasi lainnya. Ikan dengan jumlah <100 000 ikan, ditemukan pada 8 lapisan integrasi lainnya. Jumlah terbanyak 60 131 ikan (2,43 %) ditemukan di lapisan kedalaman 30-40 m dengan TS dari -60 dB hingga -42 dB dan jumlah ikan yang paling sedikit yaitu 64 ikan (0,003 %) ditemukan di lapisan kedalaman 120-130 m dengan nilai TS dari -60 dB hingga -45 dB. Distribusi Target Strength ikan tunggal berdasarkan leg akustik. Hasil analisis distribusi target strength ikan tunggal pada ketujuh leg akustik seperti terlihat pada Tabel 7, menunjukkan bahwa ikan dengan nilai target strength kecil mendominasi ketujuh leg tersebut dan lebih banyak pada nilai TS rata-rata -58,5 dB. Pada leg 3-4, leg 6-7 dan leg 8-9 dijumpai ikan tunggal yang terdistribusi pada keseluruhan nilai rata-rata TS. Jumlah ikan tunggal yang ditemukan pada ketiga leg ini hingga selang nilai TS -45 dB hingga -42 dB sebanyak >1 000 ikan. Pada selang nilai TS yang lebih besar, jumlah ikan yang dijumpai <1 000 ikan dan hanya 15 ikan dengan nilai TS rata-rata -31,5 dB, 10
69
ikan dengan nilai TS rata-rata -28,5 dB dan 6 ikan dengan nilai TS rata-rata -25,5 dB untuk ketiga leg tersebut. Sementara untuk 4 leg lainnya, ikan tunggal dengan target strength tertinggi ditemukan pada rata-rata TS -31,5 dB sebanyak 6 ikan di leg 1-2 dan satu ikan ditemukan pada leg 7-8. Pada leg 2-3 ditemukan ikan dengan nilai TS -51 dB hingga -48 dB sebanyak 12 ikan dan hanya satu ikan dengan nilai rata-rata TS 37,5 dB. Pada leg 4-6, nilai rata-rata TS ikan tunggal yang dijumpai mencapai 40,5 dB dan pada leg 7-8 ikan tunggal yang ditemukan mencapai nilai rata-rata TS -31,5 dB, masing-masing sebanyak 1 ikan. N=2 134 685 300
Jumlah ikan (10³)
250
200
150
100
8-9 7-8 6-7 4-5 k sti 3-4 ku 2-3 a 1-2 eg
50
0 -58.5
-55.5
-52.5
-49.5
-46.5
-43.5
-40.5
-37.5
-34.5
-31.5
-28.5
-25.5
L
Target strength
Gambar 35. Jumlah ikan tunggal berdasarkan TS di tiap leg pada Lokasi A. Distribusi ikan berdasarkan target strength di tiap leg pada Lokasi B (Tabel 8), memperlihatkan bahwa dominasi nilai TS ikan tunggal dijumpai dengan rata-rata nilai TS -58.5 dB sebanyak 1 382 852 ikan. Dari jumlah ini, jumlah terbanyak ditemukan pada leg 5-6 sebanyak 272 629 ikan (19,72 %) diikuti oleh leg 3-4 dan leg 10-15, masing-masing sebanyak 198 192 ikan (14,33 %) dan 160,494 ikan (11,61 %), sedangkan jumlah yang paling sedikit dijumpai pada leg 14-15 sebanyak 23,311 ikan (1,69 %). Sementara untuk ikan tunggal dengan nilai TS yang paling sedikit dijumpai pada nilai rata-rata -28,5 dB sebanyak 8 ikan.
-55.5 92 299 1 773 56 590 62 228 203 979 62 087 152 127 631 083
-58.5 152 660 6 584 96 318 101 292 260 863 85 519 190 555 893 791
-49.5
-46.5
48 712 18 619 6 337 257 12 0 31 466 12 034 2 594 26 197 5 125 389 133 911 50 817 10 478 41 284 21 751 7 282 109 234 54 696 17 600 391 061 163 054 44 680
-52.5 2 253 0 252 17 1 396 1 090 3 850 8 858
-43.5 689 0 13 1 229 60 692 1 684
-40.5 168 1 7 0 80 5 113 374
-37.5 22 0 3 0 27 2 8 62
-34.5
Rata-rata nilai target strength untuk tiap selang kisaran (dB)
6 0 2 0 11 1 2 22
-31.5 0 0 2 0 3 0 5 10
-28.5 0 0 4 0 1 0 1 6
-25.5 321 765 8 627 199 285 195 249 661 795 219 081 528 883 2 134 685
Total
1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8-9 10-11 11-12 10-15 12-13 13-14 14-15 Total
LEG
Pjg. LEG (nm) 120 30 130 35 155 30 60 30 25 35 134 50 125 40 999
24 6 26 7 31 6 12 6 5 7 27 10 25 8 200
Jlh. ESDU
122 705 44 765 198 192 54 025 272 629 52 672 119 326 43 988 46 370 54 324 160 494 70 930 119 121 23 311 1 382 852
-58.5 37 710 15 309 97 691 28 241 153 262 32 345 64 690 26 705 31 305 28 704 84 196 37 279 59 041 12 132 708 610
-55.5 7 487 3 940 35 541 11 190 62 110 21 661 22 653 12 481 14 236 12 052 40 509 16 211 24 766 7 353 292 190
-52.5 668 563 7 822 2 430 14 456 9 583 3 583 3 025 3 369 2 318 12 867 4 182 7 563 3 445 75 874
-49.5 48 34 1 273 323 1 888 2 041 276 320 373 186 2 242 491 1 958 1 059 12 512
-46.5 11 4 159 19 143 196 13 17 19 12 181 23 289 231 1 317
-43.5 5 1 24 4 17 10 2 3 1 0 20 3 26 30 146
-40.5
1 0 5 2 5 1 2 0 0 1 5 3 4 4 33
-37.5
1 0 0 2 3 1 0 0 0 0 7 0 5 0 19
-34.5
Rata-rata nilai Target Strength untuk tiap selang kisaran (dB) 3 0 0 1 3 0 0 0 0 0 8 0 1 0 16
-31.5
1 2 0 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 1 8
-28.5
8 0 0 0 3 1 6 1 0 1 4 0 0 0 24
-25.5
168 648 64 618 340 707 96 237 504 520 118 511 210 551 86 540 95 673 97 598 300 536 129 122 212 774 47 566 2 473 601
Total
Tabel 8. Jumlah ikan tunggal berdasarkan nilai target strength di tiap leg akustik pada Lokasi B (Juli 2006).
LEG
Pjg. Jlh. LEG ESDU (nm) 1-2 220 44 2-3 40 8 3-4 150 30 4-6 85 17 6-7 210 42 7-8 85 17 8-9 142.5 29 Total 932.5 187
Tabel 7. Jumlah ikan tunggal berdasarkan nilai target strength di tiap leg akustik pada Lokasi A (Juni 2005).
70
71
Dari keseluruhan leg (14 leg), 3 leg diantaranya yaitu leg 1-2, leg 5-6 dan leg 10-15 dijumpai ikan tunggal dengan nilai TS pada keseluruhan selang TS yang ada. Ikan tunggal dengan nilai rata-rata TS -58.5 dB hingga -43.5 dB dijumpai terbanyak di leg 5-6, diikuti leg 10-15 dan leg 1-2. Pada nilai rata-rata TS yang lebih besar yaitu di atas -43.5 dB, ikan tunggal lebih terbanyak dijumpai pada leg 10-15 dibandingkan leg 1-2 dan leg 5-6. N=2 473 601 300
Jumlah ikan (10³)
250
200
150 13-14 10-15
100
10-11 7-8
50
5-6 3-4 1-2
0
k st i ku a g Le
-58.5 -55.5 -52.5 -49.5 -46.5 -43.5 -40.5 -37.5 -34.5 -31.5 -28.5 -25.5
Target strength
Gambar 36. Jumlah ikan tunggal berdasarkan TS di tiap leg pada Lokasi B. Distribusi ikan tunggal berdasarkan nilai TS dengan ukuran rata-rata nilai TS -37,5 dB hingga -25.5 dB yang setara dengan ikan tunggal yang panjangnya sekitar 27-110 cm lebih banyak ditemukan pada leg-leg yang berada pada perairan yang lebih dangkal seperti pada leg 1-2, leg 5-6 dan leg 10-15, dibandingkan dengan leg 13-14 dan leg 14-15. Leg yang berada pada perairan yang lebih dalam seperti leg 13-14 yang kedalaman perairannya mencapai 130 m, ditemukan ikan tunggal dengan rata-rata nilai -40.5 dB sebanyak 30 ikan. Jumlah ini merupakan jumlah terbesar dibandingkan ke-13 leg lainnya. Namun untuk ikan tunggal dengan nilai TS yang lebih besar, hanya ditemukan sebanyak 1 ikan pada nilai TS rata-rata -28.5 dB. Ikan tunggal dengan ukuran nilai rata-rata TS terbesar -25.5 dB ditemukan sebanyak 24 ikan yang dijumpai pada 7 leg. Jumlah terbanyak sebesar 8 ikan ditemukan pada leg 1-2, diikuti leg 7-8 sebanyak 6 ikan, leg 10-15 dan leg 5-6 masing-masing 4 dan 3 ikan. Tiga leg lainnya yang merupakan leg antara yaitu leg 6-7, leg 8-9 dan leg 11-12 ditemukan masing-masing sebanyak 1 ikan.
72
Distribusi jumlah dan kepadatan ikan. Hasil analisis jumlah dan kepadatan ikan tunggal dari data penelitian bulan Juni 2005 di perairan LCS untuk masing-masing lapisan kedalaman integrasi atau layer, menunjukkan bahwa jumlah ikan tunggal terbesar diperoleh pada lapisan kedalaman integrasi 30-40 m sebanyak 550 798 ikan atau 25,80 % dari total jumlah ikan yang diperoleh, dengan kepadatan 2,0013 ikan m-³. Jumlah ikan sebesar 22,07 % atau 471 217 ikan diperoleh pada lapisan kedalaman 40-50 m dengan kepadatan 1,7400 ikan m-³, diikuti oleh lapisan kedalaman integrasi dasar 18,21 % atau 388 788 ikan dengan kepadatan 1,4456 ikan m-³, dan lapisan kedalaman integrasi 20-30 m sebesar 16,48 % atau 351 884 ikan dengan kepadatan 1,2686 ikan m-³. Enam lapisan kedalaman integrasi lainnya ditemukan jumlah ikan tunggal dengan kepadatan <1,00 ikan m-³, dan pada lapisan kedalaman integrasi 0-10 m ditemukan jumlah ikan terkecil sebanyak 811 ikan (0,04 %) dengan kepadatan sebesar 0,0056 ikan m-³. Jumlah ikan tiap lapisan kedalaman integrasi ditampilkan pada Tabel 9 dan Gambar 37a. Tabel 9. Jumlah ikan tunggal berdasarkan lapisan kedalaman integrasi echo di tiap leg akustik pada Lokasi A (Juni 2005). Pjg Jlh. LEG LEG ESDU (nm) 0-10 10-20 1-2 220 44 74 15 624
Lapisan kedalaman integrasi echo 20-30 30-40 40-50 82 142 95 148 33 335
2-3
40
8
250
3 596
3-4
150
30
36
4-6
85
17
88
6-7
210
42
7-8
85
17
60
1 555
8-9
142.5
29
106
8 371
73 646 122 501 133 263
638
0
Total 932.5
187
811 65 562 351 884 550 798 471 217 222 798 65 055 14 800
2 972
Dasar 86 858
321 765
0
0
0
0
0
0
2 581
8 627
5 633
34 806 49 679
37 924
18 379
2 522
62
0
50 244
199 285
6 720
39 470 62 947
41 535
3 889
0
0
0
40 600
195 249
99 886 178 786 179 150
64 725 14 455
3 424
70
97 039
661 795
19 734 41 737
34 300 28 184 10 676
2 902
33 923
219 081
77 543
528 883
197 24 063
2 200
Total
50-60 60-70 70-80 80-90 8 277 307 0 0
46 010
93 228 19 587
388 788 2 134 685
Jumlah ikan yang diperoleh tiap leg merupakan jumlah ikan hasil integrasi echo pada lapisan 0-10 m hingga 80-90 m yang merepresentasikan jumlah ikan pelagis, sedangkan lapisan integrasi dasar untuk ikan demersal. Total jumlah ikan yang diperoleh selama penelitian bulan Juni 2005 sebanyak 2 134 685 ikan, yang terdiri dari 1 745 897 (82 %) ikan pelagis dan 388 788 (18 %) ikan demersal (Gambar 37b). Leg dengan jumlah ikan terbanyak ditemukan pada leg 6-7 sebesar 661 795 ikan yang terdiri dari 564 754 (85,34 %) ikan pelagis dan 97 039 (14,66 %) ikan demersal. Jumlah ikan yang ditemukan pada leg ini merupakan
73
jumlah ikan terbanyak dari ke-7 leg, baik secara total maupun untuk ikan pelagis dan demersal. Jumlah ikan yang paling sedikit, baik secara total maupun untuk ikan pelagis dan demersal dijumpai pada leg 2-3 sebanyak 8 627 ikan, dengan jumlah ikan pelagis 6 046 ikan (70 %) dan ikan demersal 2 581 ikan (30 %). 30
N=2 134 685
(a)
Jumlah Ikan (%)
25 20 15 10 5 0 L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
L8
L9
L Dasar
Lapisan Integrasi Echo 700
N=2 134 685
Pelagis
(b)
Jumlah ikan (10³)
600
Demersal T otal
500 400 300 200 100 0 1-2
2-3
3-4
4-5
6-7
7-8
8-9
Leg Akustik
Gambar 37. Distribusi jumlah ikan tunggal berdasarkan: (a) lapisan integrasi echo dan (b) leg akustik di Lokasi A (Juni 2005). Kepadatan ikan di LCSI secara keseluruhan pada Lokasi A (Juni 2005) sebesar 7,9613 ikan m-³ (Tabel 10). Kepadatan ikan di tiap leg menunjukkan bahwa dari 4 leg paralel (leg 1-2, leg 3-4, leg 6-7 dan leg 8-9), pada leg 8-9 ditemukan jumlah ikan 528 883 ikan dengan kepadatan 2,0041 ikan m-³, sedangkan leg 6-7 yang merupakan leg dengan jumlah ikan terbanyak yang ditemukan, memiliki kepadatan sebesar 1,7019 ikan m-³. Dua leg lainnya yaitu leg 1-2 dan leg 3-4 memiliki kepadatan ikan sebesar 0,7896 ikan m-³ dan 0,7176 ikan m-³ dari jumlah ikan sebesar 321 765 ikan dan 199 285 ikan. Pada leg lainnya
74
yaitu leg antara, jumlah ikan terbanyak ditemukan pada leg 7-8 sebesar 219 081 ikan dengan kepadatan 1,3917 ikan m-³, kemudian leg 4-6 sebesar 195 249 ikan dengan kepadatan 1,2403 ikan m-³dan pada leg 2-3 ditemukan jumlah ikan tunggal yang paling sedikit yaitu 8 627 ikan dengan kepadatan 0,1165 ikan m-³. Besarnya jumlah ikan tunggal yang ditemukan pada suatu leg tidak menunjukkan bahwa kepadatan ikan pada leg tersebut tinggi, karena tergantung pada panjang leg tersebut. Hal ini seperti terlihat pada leg 6-7 dimana ditemukan jumlah ikan tunggal terbanyak dari leg lainnya, namun karena legnya lebih panjang maka kepadatan ikan pada leg ini lebih kecil dibandingkan dengan leg 8-9 yang panjang legnya hanya 142,5 nm. Tabel 10. Kepadatan ikan tunggal (ikan m-³) pada setiap leg akustik berdasarkan lapisan kedalaman integrasi echo LEG 1-2 2-3 3-4 4-6 6-7 7-8 8-9 Total
Pjg. Jlh. LEG ESDU 0-10 220 44 0.0002 40 8 0.0034 150 30 0.0001 85 17 0.0006 210 42 0.0005 85 17 0.0004 142.5 29 0.0004 932,5 187 0.0056
10-20 0.0383 0.0485 0.0203 0.0427 0.0619 0.0099 0.0317 0.2533
Lapisan kedalaman integrasi echo 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70 70-80 0.2016 0.2334 0.0818 0.0203 0.0008 0 0.0297 0 0 0 0 0 0.1253 0.1791 0.1365 0.0662 0.0091 0.0002 0.2507 0.3999 0.2638 0.0247 0 0 0.2568 0.4597 0.4606 0.1664 0.0372 0.0088 0.1254 0.2651 0.2923 0.2179 0.1790 0.0678 0.2791 0.4642 0.5050 0.3533 0.0742 0.0024 1.2686 2.0013 1.7400 0.8487 0.3003 0.0793
80-90 0 0 0 0 0.0002 0.0184 0 0.0186
Dasar 0.2132 0.0348 0.1809 0.2579 0.2495 0.2155 0.2938 1.4456
Total 0.7896 0.1165 0.7176 1.2403 1.7016 1.3917 2.0041 7.9613
Berdasarkan hasil analisis pada lintasan akustik yang terdiri dari 187 ESDU, diperoleh jumlah ikan rata-rata 11 416 ikan dengan kepadatan 1,3397 ikan m-³. Rata-rata jumlah ikan pelagis sebesar 9 336 ikan dengan kepadatan 1,3397 ikan m-³, sedangkan ikan demersal sebesar 2 079 dengan kepadatan 0,4170 ikan m-³. Secara keseluruhan di Lokasi A, ditemukan kepadatan ikan 0,0064 - 3,7456 ikan m-³ dan hanya ditemukan satu ESDU dengan kepadatan ikan yang sangat tinggi yaitu ESDU 135 yang terletak pada posisi 108,3484° BT dan 1,8619°LU, dengan jumlah ikan tunggal yang diperoleh sebanyak 101 528 ikan dan kepadatannya 10,9642 ikan m-³. Kepadatan ikan pelagis dan demersal tertinggi juga ditemukan pada ESDU ini yaitu 8,5683 ikan m-³ untuk ikan pelagis dan 2,3959 ikan m-³ untuk ikan demersal. ESDU dengan jumlah dan kepadatan ikan terkecil ditemukan pada ESDU 142 yang terletak pada posisi 108,7452°BT dan 1,9123°LU yaitu dengan jumlah ikan 59 ikan dan kepadatannya 0,0064 ikan m-³.
75
Kepadatan ikan pelagis pada ESDU ini sebesar 0,0041 ikan m-³ dan ikan demersal sebesar 0,0023 ikan m-³ (Lampiran 2). Secara keseluruhan untuk 187 ESDU, hanya satu ESDU yang dijumpai ikan dengan kepadatan 10,96 ikan m-³ yaitu pada ESDU 135. 16 ESDU diantaranya ditemukan ikan tunggal dengan kepadatan 2,5-5,0 ikan m-³, 22 ESDU dengan kepadatan 2,0-2,5 ikan m-³; 20 ESDU dengan kepadatan 1,5-2,0 ikan m-³; 46 ESDU dengan kepadatan 1,0-1,5 ikan m-³; 29 ESDU dengan kepadatan 0,5-1,0 ikan m-³; dan 53 ESDU lainnya dijumpai ikan dengan kepadatan 0,0-1,0 ikan m-³ (Gambar 38a). Untuk ikan pelagis ditemukan 1 ESDU dengan kepadatan 8,57 ikan m-³; 61 ESDU ditemukan dengan kepadatan 0,0-0,5 ikan m-³; dan 125 ESDU lainnya tersebar dengan kepadatan ikan antara 0,5 ikan m-³ hingga 5,0 ikan m-³ (Gambar 38b). Hanya 1 ESDU dari 187 ESDU yang ditemukan ikan demersal dengan kepadatan 2,0-2,5 ikan m-³, sedangkan 186 ESDU lainnya mempunyai kepadatan 0,0-0,5 ikan m-³ (Gambar 38c). Dari hasil analisis jumlah dan kepadatan ikan di tujuh leg akustik untuk lapisan kedalaman terjangkau, terlihat bahwa leg dengan perairan yang lebih dalam yaitu pada leg 6-7 dan leg 7-8. Integrasi echo pada kedua leg ini mencapai kedalaman 80-90 m. Pada leg 6-7 ditemukan jumlah ikan tunggal sebanyak 70 ikan dengan kepadatan 0,0002 ikan m-³ dan pada leg 7-8 sebanyak 2 902 ikan dengan kepadatan 0,0184 ikan m-³. Leg 3-4 dan leg 8-9 merupakan leg dengan kedalaman integrasi echo mencapai kedalaman 70-80 m. Jumlah dan kepadatan ikan di kedalaman ini untuk kedua leg tersebut masing-masing sebesar 62 ikan (0,0002 ikan m-³) dan 638 ikan (0,0024 ikan m-³). Pada leg 1-2, kedalaman lapisan integrasi echo mencapai kedalaman 60-70 m dan jumlah ikan yang ditemukan sebanyak 307 ikan dengan kepadatan 0,0008 ikan m-³, sedangkan kedalaman lapisan integrasi echo hingga kedalaman 50-60 m ditemukan pada leg 4-6 dan jumlah ikan yang ditemuikan sebanyak 3 889 ikan dengan kepadatan sebesar 0,0247 ikan m-³. Leg 2-3 merupakan leg dengan kedalaman lapisan integrasi echo hanya mencapai kedalaman 20-30 m, dan jumlah ikan tunggal yang ditemukan pada leg ini sebesar 2 200 ikan dengan kepadatan 0,0297 ikan m-³. Sebagai gambaran distribusi kepadatan ikan tiap leg, maka dibuat penampang melintang distribusi kepadatan ikan untuk leg paralel seperti terlihat pada Gambar 39.
LU
76
Jumlah Total (ikan/m³)
3.0°
Kep. Anambas
0.0 to 0.5
P. Subi
0.5 to 1.0 1.0 to 1.5 1.5 to 2.0
2.0°
2.0 to 2.5 2.5 to 5.0 5.0 to 11.0
1.0°
(a)
Skala 1 : 50
Kep. Tambelan
P. Bintan
0
25
50 75 Mil laut
100
Lokasi Survei
0.0°
5
0
P. Lingga
106°
107°
108°
109°
BT
-10
LU
105°
-5
Peta Indeks 100
110
120
Ikan Pelagis (ikan/m³)
3.0°
Kep. Anambas
0.0 to 0.5
P. Subi
0.5 to 1.0 1.0 to 1.5 1.5 to 2.0
2.0°
2.5 to 5.0 5.0 to 10.0
1.0°
(b)
2.0 to 2.5
Skala 1 : 50
Kep. Tambelan
P. Bintan
0
25
50 75 Mil laut
100
Lokasi Survei
0.0°
5
0
P. Lingga
106°
107°
108°
109°
BT
Peta Indeks 100
110
120
LU
105°
-5
-10
3.0°
Kep. Anambas
Ikan Demersal (ikan/m³) 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
2.0° 1.0°
(c)
P. Subi
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Skala 1 : 50
Kep. Tambelan
P. Bintan
to to to to to
0
25
50 75 Mil laut
100
Lokasi Survei
0.0°
5
0
P. Lingga
105°
-5
106°
107°
108°
109°
BT
-10
Peta Indeks 100
110
120
Gambar 38. Distribusi kepadatan ikan (ikan m-³) berdasarkan ESDU di Lokasi A (Juni 2005); (a) Total jumlah ikan, (b) Ikan Pelagis, dan (c) Ikan Demersal
77
(a)
ESDU 0
4
8
12
16
20
24
28
32
36
40
44
3°
-40
2°
-60
1°
Kedalaman (m)
-20
Kepadatan (Ikan/m³) 0°
-80
105 °
-100
0
106 °
107 °
108 °
20
0.0
109 °
40
60
80
100
0.5
120
1.0
1.5
140
2.0
160
2.5 180
3.0
3.5
200
220
Jarak (nm)
(b)
ESDU 0
58
64
70
76
82
-40
3°
-60
2°
Kedalaman (m)
-20
Kepadatan (Ikan/m³)
0°
1°
-80
0.0 105 °
-100
106 °
0
107 °
108 °
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
109 °
20
40
60
80
100
120
140
Jarak (nm)
ESDU 0
(c)
105
111
117
123
129
135
141
-40
3°
-60
2°
Kedalaman (m)
-20
1°
Kepadatan (Ikan/m³)
0°
-80
105 °
-100 0
106 °
107 °
108 °
0.0
109 °
20
40
60
80
0.5
100
120
1.0
1.5
2.0
140
160
2.5 180
3.0
3.5 200
Jarak (nm)
ESDU 0
162
166
170
174
178
182
187
(d) -40
3°
-60
2°
Kedalaman (m)
-20
1°
Kepadatan (Ikan/m³)
0°
-80
-100
105 °
0
106 °
107 °
20
108 °
0.0
109 °
40
0.5
60
1.0
1.5
80
2.0
100
2.5
3.0
120
3.5
140
Jarak (nm)
Gambar 39. Distribusi kepadatan ikan (ikan m-³) pada: (a) leg 1-2, (b) leg 3-4, (c) leg 6-7 dan leg 8-9 di Lokasi A (Juni 2005).
78
Integrasi echo terhadap data akustik hasil penelitian di Lokasi B (Juli 2006) dilakukan untuk ke-13 lapisan kedalaman integrasi dan lapisan integrasi dekat dasar. Hasilnya ditemukan total jumlah ikan tunggal sebanyak 2 473 601 ikan, yang terdiri dari ikan pelagis sebanyak 2 044 447 ikan (83 %) dan ikan demersal sebanyak 429 154 ikan (17 %). Ikan tunggal terbanyak dari keseluruhan lapisan integrasi echo untuk ikan pelagis ditemukan pada lapisan kedalaman integrasi 60-70 m sebesar 562 742 ikan, diikuti lapisan kedalaman integrasi 50-60 m sebanyak 508 616 ikan. Jumlah ikan tunggal paling sedikit yaitu 64 ikan dijumpai pada lapisan kedalaman integrasi 120-130 m dan hanya ditemukan pada leg 10-15. Secara keseluruhan dari 13 lapisan kedalaman intergasi, terlihat bahwa ikan tunggal (ikan pelagis) lebih banyak mendominasi kolom perairan pada kedalaman 40-100 m (Tabel 11 dan Gambar 40a). Distribusi jumlah ikan tunggal tiap leg akustik, menunjukkan bahwa pada leg 5-6 dijumpai ikan tunggal dengan jumlah yang terbanyak yaitu 504 520 ikan (20,40 %), yang terdiri dari ikan pelagis sebanyak 428 575 ikan (85 %) dan ikan demersal 75 945 ikan (15 %). Dua leg yang memiliki jumlah ikan > 300 000 adalah leg 3-4 dan leg 10-15 masing-masing sebanyak 340 707 ikan (13,77 %) dan 300 536 ikan (12,15 %). Pada kedua leg ini jumlah ikan demersal yang ditemukan dari jumlah ikan tunggal tiap leg ini masing-masing sebanyak 70 318 ikan (20,64 %) dan 42 082 ikan (14 %). Ikan tunggal yang paling sedikit dijumpai adalah pada leg 2-3 yaitu 64 618 ikan (2,61 %) yang terdiri dari ikan pelagis sebanyak 51 364 ikan (79,49 %) dan ikan demersal 13 254 ikan (20,51 %). Distribusi jumlah ikan, baik ikan pelagis dan demersal yang ditemukan di Lokasi B seperti terlihat pada Gambar 40b. Hasil analisis distribusi jumlah dan kepadatan ikan tunggal terhadap 200 ESDU, diperoleh jumlah ikan rata-rata 12 368 ikan per ESDU dengan kepadatan rata-rata 1,4606 ikan m-³. Jumlah ikan tunggal yang diperoleh untuk masingmasing ESDU berkisar 470-27 311 ikan dengan kepadatan berkisar dari 0,05 ikan m-³ hingga 2,95 ikan m-³. Jumlah dan kepadatan ikan tertinggi ditemukan di ESDU 48 yaitu pada posisi sekitar 107,9030° BT dan 2,9239° LU, sedangkan untuk jumlah dan kepadatan terendah ditemukan di ESDU 125 pada posisi sekitar 108,0074° BT dan 4,4992° LU.
Pjg LEG 120 30 130 35 155 30 60 30 25 35 134 50 125 40 999
Jlh. ESDU 24 6 26 7 31 6 12 6 5 7 27 10 25 8 200
0-10 27 1 0 0 0 1 11 0 0 1 18 3 43 4 109
10-20 27 15 6 0 2 1 1 1 0 0 25 0 6 0 84
20-30 2 583 1 811 940 4 344 110 132 3 22 28 889 35 69 27 6 997
30-40 40-50 21 886 44 027 8 951 15 343 7 770 51 002 333 9 774 5 196 68 797 1 798 12 790 2 834 26 321 114 2 806 43 34 1 350 5 064 6 433 24 405 630 3 229 2 300 13 055 493 2 712 60 131 279 359
Lapisan kedalaman integrasi echo 50-60 60-70 70-80 80-90 43 626 14 132 5381 2 367 23 058 2 185 0 0 95 251 78 295 32 879 4 144 19 100 34 476 16 016 268 116 458 133 526 72 796 24 952 16 133 36 410 25 694 0 49 122 62 352 42 536 1 756 23 061 24 125 11 373 2 214 136 5 227 30 227 27 606 9 210 28 628 23 882 15 404 53 347 50 025 56 545 45 956 17 161 44 279 37 824 2 639 35 779 43 801 32 925 27 756 7 174 5 281 6 644 9 947 508 616 562 742 394 722 165 009
Total 90-100 100-110 110-120 120-130 Dasar 3 0 0 0 34 589 168 648 0 0 0 0 13 254 64 618 102 0 0 0 70 318 340 707 0 0 0 0 16 266 96 237 5 572 810 122 0 75 945 504 520 0 0 0 0 25 574 118 511 0 0 0 0 25 486 210 551 0 0 0 0 22 843 86 540 15 382 1189 0 0 15 807 95 673 1 686 0 0 0 12 345 97 598 20 411 336 0 64 42 082 300 536 0 0 0 0 23 322 129 122 12 801 6599 866 0 36 774 212 774 735 0 0 0 14 549 47 566 56 692 8 934 988 64 429 154 2 473 601
1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8-9 10-11 11-12 10-15 12-13 13-14 14-15 Total
LEG
Pjg. LEG 120 30 130 35 155 30 60 30 25 35 134 50 125 40 999
Jlh. ESDU 24 6 26 7 31 6 12 6 5 7 27 10 25 8 200
0-10 0.00012 0.00002 0 0 0 0.00002 0.00010 0 0 0.00002 0.00007 0.00003 0.00019 0.00005 0.00006
10-20 0.00012 0.00027 0.00002 0 0.00001 0.00002 0.00001 0.00002 0 0 0.00010 0 0.00003 0 0.00005
20-30 0.01162 0.03260 0.00390 0.00006 0.00120 0.00198 0.00119 0.00005 0.00045 0.00043 0.00358 0.00039 0.00030 0.00036 0.00378
30-40 0.09848 0.16111 0.03227 0.00514 0.01810 0.03236 0.02550 0.00205 0.01244 0.02083 0.02592 0.00105 0.00994 0.00665 0.03250
40-50 0.19811 0.27615 0.21184 0.15079 0.23966 0.23020 0.23687 0.05050 0.04659 0.07812 0.09834 0.01194 0.05639 0.03661 0.15099
Lapisan Kedalaman Integrasi Echo 50-60 60-70 70-80 80-90 0.19630 0.06359 0.02421 0.01065 0.41501 0.03933 0 0 0.39563 0.32520 0.13656 0.01721 0.29466 0.53187 0.24708 0.00413 0.40569 0.46515 0.25359 0.08691 0.29037 0.65533 0.46246 0.00005 0.44206 0.56112 0.38279 0.01580 0.41506 0.43422 0.20470 0.03985 0.19836 0.53838 0.18540 0 0.14209 0.44165 0.36844 0.23764 0.21496 0.20158 0.22785 0.18518 0.08761 0.26543 0.64219 0.32662 0.15455 0.18921 0.14222 0.11990 0.09684 0.07129 0.08969 0.13427 0.27491 0.30416 0.21335 0.08919
90-100 0.00001 0 0.00042 0 0.01941 0 0 0 0 0.02601 0.08225 0.16611 0.05530 0.00992 0.03064
100-110 0 0 0.00000 0.00000 0.00282 0 0 0 0 0 0.00135 0.01284 0.02851 0 0.00483
110-120 120-130 Dasar 0 0 0.1556 0 0 0.2386 0 0 0.2921 0 0 0.2509 0.00042 0 0.2646 0 0 0.4603 0 0 0.2294 0 0 0.4111 0 0 0.3357 0 0 0.1905 0 0 0.1696 0 0 0.2547 0.00374 0.00028 0.1589 0 0 0.1964 0.00053 0.00003 0.2320
0.7589 1.1630 1.4151 1.4847 1.7575 2.1331 1.8948 1.5576 1.3173 1.5057 1.2108 1.7690 0.9194 0.6421 1.3370
Total
Tabel 12. Kepadatan ikan tunggal (ikan/m³) berdasarkan lapisan kedalaman integrasi echo di tiap leg akustik pada Lokasi B (Juli 2006).
1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8-9 10-11 11-12 10-15 12-13 13-14 14-15 Total
LEG
Tabel 11. Jumlah ikan tunggal berdasarkan lapisan kedalaman integrasi echo di tiap leg akustik pada Lokasi B (Juli 2006).
79
80
N=2 473 601
600
(a)
Jumlah ikan (10³)
500
400
300
200
100
0 L1
L2
L3
L4
L5
L6
L7
L8
L9
L10
L11
L12
L13 LDasar
Lapisan Integrasi Echo
(b)
500
Pelagis
N=2 473 601
Jumlah Ikan (10³)
Demersal 400
Total
300 200 100 0 1-2
2-3
3-4
4-5
5-6
6-7
7-8
8-9
11-12 10-11 10-15 12-13 13-14 14-15
Leg Akustik
Gambar 40. Distribusi jumlah ikan tunggal berdasarkan: (a) lapisan integrasi echo dan (b) leg akustik di Lokasi B (Juli 2006). Jumlah rata-rata ikan pelagis sebesar 10 222 ikan dengan kepadatan 1,2789 ikan m-³, sedangkan ikan demersal sebesar 2 146 ikan dengan kepadatan 0,4567 ikan m-³ (Lampiran 3). Kepadatan ikan dari 200 ESDU, diperoleh 65 ESDU (32,5 %) dengan kepadatan sebesar 0,0-1,0 ikan m-³, 99 ESDU (49,5 %) dengan kepadatan 1,0-2,0 ikan m-³ dan 26 ESDU (12,9 %) dengan jumlah kepadatan 2,0-2,5 ikan m-³ serta 10 ESDU sisanya memiliki kepadatan 2,5-5.0 ikan m-³. Kepadatan ikan pelagis di tiap ESDU, dijumpai dengan kepadatan 0,01,0 ikan m-³ sebanyak 95 ESDU (47,5 %), kepadatan 1,0-2,0 ikan m-³ ditemukan pada 92 ESDU (46 %) dan 13 ESDU lainnya memiliki kepadatan 2,0-3,0 ikan m-³. Sedangkan ikan demersal untuk 200 ESDU yang ada, hanya ditemukan kepadatan < 1 ikan m-³. Kepadatan tertinggi pada ESDU 97 sebanyak 0,83 ikan m-³ dan 199 ESDU lainnya dengan kepadatan 0,0-0,35 ikan m-³ (Gambar 41).
LU
81
5.0°
Jumlah Total (ikan/m³) 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
4.0°
(a)
0.0 to 0.5 to to to to to
1.0 1.5 2.0 2.5 5.0
Skala 1 : 50 0
25
50
75
100
3.0°
Mil laut Lokasi Survei 5
0
-10
106.5°
107.5°
108.5°
Peta Indeks 100
BT
110
120
LU
2.0°
-5
5.0°
Ikan Pelagis (Ikan/m³)
1.0 1.5 2.0 2.5
4.0°
(b)
0.0 to 0.5 0.5 to 1.0 to to to to
1.5 2.0 2.5 3.0
Skala 1 : 50 0
25
50
75
100
3.0°
Mil laut Lokasi Survei 5
0
-10
106.5°
107.5°
108.5°
Peta Indeks 100
BT
110
120
5.0°
LU
2.0°
-5
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
to to to to to
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
4.0°
(c)
Ikan Demersal (Ikan/m³)
Skala 1 : 50 0
25
50
75
100
3.0°
Mil laut Lokasi Survei 5
0
2.0°
-5
-10
106.5°
107.5°
108.5°
BT
Peta Indeks 100
110
120
Gambar 42. Distribusi kepadatan ikan (ikan m-³) berdasarkan ESDU di Lokasi B (Juli 2006). Total Jumlah Ikan, (b) Ikan Pelagis, dan (c) Ikan Demersal.
82
Hasil analisis distribusi dan kepadatan ikan di tiap leg akustik, ditemukan 3 leg dengan jumlah ikan > 300 000 ikan. Ketiga leg tersebut adalah leg 5-6 dengan kepadatan 2,27 ikan m-³, diikuti leg 3-4 dengan kepadatannya 1,53 ikan m-³, dan leg 10-15 dengan kepadatannya sebesar 1,35 ikan m-³. Ikan tunggal dengan jumlah 100 000-300 000 ikan ditemukan pada 5 leg. Jumlah terbanyak pada leg 13-14 sebesar 212 774 ikan (8,60 %) dengan kepadatan 0,98 ikan m-³ dan leg 6-7 dengan jumlah ikan yang paling sedikit di antara 5 leg tersebut yaitu 118 511 (4,79 %) dengan kepadatan 0,53 ikan m-³. Sedangkan ikan dengan jumlah <100 000 ikan ditemukan pada 6 leg lainnya, dengan jumlah ikan terbanyak pada leg 11-12 sebesar 97 598 ikan (3,95 %) dengan kepadatan 0,44 ikan m-³ dan yang paling sedikit yaitu 47 566 ikan (1,92 %) dengan kepadatan 0,21 ikan m-³ pada leg 14-15. Distribusi jumlah dan kepadatan ikan tiap leg terlihat pada Tabel 11 dan Tabel 12. Jumlah dan kepadatan ikan tunggal yang ditemukan di setiap leg akustik berbeda, sesuai dengan kedalaman lapisan integrasi echo yang terjangkauan. Leg dengan kedalaman lapisan integrasi terdalam ditemui pada leg 10-15 yaitu hingga lapisan kedalaman 120-130 m. Jumlah ikan tunggal yang diperoleh pada leg ini sebanyak 64 ikan dan kepadatannya sebesar 0,0003 ikan m-³. Leg 4-5 dan leg 1314 memiliki jangkauan kedalaman lapisan integrasi mencapai 110-120 m, dan jumlah ikan tunggalnya masing-masing sebanyak 112 ikan dan 866 ikan dengan kepadatannya sebesar 0,0004 ikan m-³ dan 0,0037 ikan m-³. Leg 12-13 memiliki lapisan kedalaman integrasi hingga 100-110 m dan jumlah ikan tunggal yang ditemukan pada kedalaman ini 1 189 ikan dengan kepadatan 0,0260 ikan m-³. Leg dengan jangkauan lapisan kedalaman integrasi hingga 90-100 m adalah leg 1-2, leg 3-4, leg 11-2 dan leg 14-15. Jumlah dan kepadatan ikan tunggal dari keempat leg ini adalah leg 1-2 sebanyak 3 ikan (0,00001 ikan m-³), leg 3-4 sebanyak 102 ikan (0,0004 ikan m-³), leg 11-12 sebanyak 1 686 ikan (0,0260 ikan m-³) dan leg 14-15 sebanyak 56 692 ikan (0,0099 ikan m-³). Leg 7-8 dan leg 8-9 memiliki kedalaman lapisan integrasi echo hingga kedalaman 80-90 m dengan jumlah ikan masing-masing 1 795 ikan (0,0158 ikan m-³) dan 2 214 ikan (0,0398 ikan m-³). Sedangkan leg dengan jangkauan hingga kedalaman 70-80 m adalah leg 6-7 dengan jumlah ikan 25 694 ikan (0,4620 ikan m-³) dan leg 2-3 yang hanya memiliki lapisan integrasi hingga kedalaman 60-70 m
83
dengan jumlah ikannya sebanyak 2 185 ikan dan kepadatannya sebesar 0,0393 ikan m-³. Distribusi kepadatan ikan tunggal berdasarkan ESDU pada lima leg paralel seperti terlihat pada Gambar 42. ESDU 0
4
8
12
16
20
24
ESDU 0
-20
-40
-40
Kedalaman (m)
-20
-60
50
55
b)
4°
4°
-100
-120 106 °
0
45
-80
107 °
108 °
20
109 °
0.0
0.1
0.2
40
0.3
0.4
0.5
60
0.6
0.7
80
Kepadatan Ikan (Ikan/m³)
3°
Kepadatan Ikan (Ikan/m³)
3°
-100
40
5°
-80
35
-60
5°
Kedalaman (m)
a)
0.8
0.9
-120
1.0
100
106 °
120
107 °
108 °
0
0.0
109 °
20
40
0.1
0.2
0.3
60
0.4 80
0.5
0.6
0.7 100
0.8
0.9
1.0 120
Jarak (nm)
Jarak (nm)
ESDU 0
68
73
78
83
88
93
c)
-20
-60
-80 5°
Kedalaman (m)
-40
4°
-100
3°
Kepadatan Ikan (Ikan/m³) -120 106 °
107 °
108 °
0
0.0
109 °
20
40
60
0.1
0.2
0.3
80
0.4
0.5
100
0.6
0.7
0.8
120
0.9
1.0
140
Jarak (nm) ESDU 0
120
125
131 149
155 194
200
d)
-20
-60
-80
4°
5°
Kedalaman (m)
-40
Kepadatan Ikan (Ikan/m³)
3°
-100
-120 106 °
0
107 °
20
108 °
0.0
109 °
40
0.1
0.2
0.3
60
0.4
0.5
80
0.6
0.7
0.8
100
0.9
1.0
120
Jarak (nm) ESDU 0
165
170
175
180
185
e)
-20
-60
-80
Kepadatan Ikan (Ikan/m³)
3°
-100
4°
5°
Kedalaman (m)
-40
-120 106 °
0
107 °
108 °
20
0.0
109 °
40
0.1
0.2
0.3
60
0.4
0.5 80
0.6
0.7 100
0.8
0.9
1.0 120
Jarak (nm)
Gambar 42. Distribusi kepadatan ikan (ikan m-³) pada: (a) leg 1-2, (b) leg 3-4, (c) leg 6-7, (d) leg10-15 dan (e) leg13-14 di Lokasi B ( Juli 2006).
84
Kesimpulan 1. Distribusi spatial ikan tunggal pada lokasi penelitian bulan Juni 2005 (Lokasi A), baik secara total maupun untuk jenis ikan pelagis terlihat terbagi atas dua bagian. Di bagian utara dengan jumlah dan kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian selatan perairan. Sementara untuk ikan demersal, penyebarannya merata dengan kepadatan yang jarang (rata-rata 0,2 ikan m-³). Berdasarkan kedalaman, terlihat distribusi ikan tunggal mengelompok pada kedalaman 30-50 m. Jumlah ikan tunggal yang ditemukan pada lapisan kedalaman ini lebih banyak dengan kepadatan cukup tinggi dibandingkan dengan lapisan kedalaman lainnya. 2. Secara keseluruhan di lokasi penelitian bulan Juli 2006 (Lokasi B), ditemukan distribusi spatial ikan yang merata, walaupun ada di ESDU tertentu dijumpai ikan dalam jumlah yang banyak dan dengan kepadatan yang tinggi. Ikan pelagis ditemukan dengan kepadatan tertinggi sebesar 2,51 ikan m-³ di ESDU 108; ikan demersal dengan kepadatan 0,83 ikan m-³ di ESDU 98 dan untuk keseluruhan ikan tunggal, ditemukan kepadatan tertinggi 2,95 ikan m-³ pada ESDU 48. Berdasarkan kedalaman, ditemukan ikan tunggal terdistribusi mengelompok dengan jumlah dan kepadatan yang tinggi pada lapisan kedalaman 50-70 m.