2
3
4
5
6
7
8
JAWABAN SOAL 1:
a. Pajak final adalah pajak yang terutang dan dibayarkan seketika saat penghasilan diperoleh atau diterima, serta pemotongan dilakukan oleh pemberi penghasilan, atau pihak lain yang ditentukan. Contoh pengenaan pajak penghasilan final (Pasal 4 ayat 2 UU PPh) a. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi b. Penghasilan berupa hadiah undian c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan e. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Pertimbangan dalam penerapannya yaitu: a. perlu adanya dorongan dalam rangka perkembangan investasi dan tabungan masyarakat; b. kesederhanaan dalam pemungutan pajak; c. berkurangnya beban administrasi baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak; d. pemerataan dalam pengenaan pajaknya; dan e. memerhatikan perkembangan ekonomi dan moneter, Atas penghasilan-penghasilan tersebut perlu diberikan perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajaknya. Perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajak atas jenis penghasilan tersebut termasuk sifat, besarnya, dan tata cara pelaksanaan pembayaran, pemotongan, atau pemungutan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Implikasi pajak penghasilan final dalam perhitungan PPh tahunan adalah ketika dilakukan penghitungan pajak terutang di akhir tahun, penghasilan yang dikenakan pajak final bukan sebagai penambah penghasilan dan pajak final tidak dapat menjadi kredit pajak. Hal ini dikarenakan pajak penghasilan final telah selesai saat terjadinya pembayaran.
b. Keterkaitan pajak dengan akuntansi adalah pajak merupakan unsur yang tidak dapat terpisahkan dari Laporan Keuangan. Dalam laporan keuangan terdapat beberapa unsur pajak di dalamnya yaitu:
9
Laporan Posisi Keuangan, yaitu pajak dibayar dimuka, asset pajak tangguhan, utang pajak penghasilan, hutang pajak tangguhan, dan hutang pajak lainnya Laporan Laba Rugi, yaitu beban pajak penghasilan, beban pajak kini, dan beban pajak tangguhan. Laporan Arus Kas, yaitu pembayaran pajak penghasilan badan dan penerimaan restitusi pajak
Adapula PSAK 46 yang mengatur secara jelas hubungan antara akuntansi dan pajak, dengan tujuan mengatur perlakukan akuntansi untuk pajak penghasilan. Ditambah lagi, perhitungan perpajakan yang terdpaat pada laporan keuangan nantinya akan diperiksa oleh auditor untuk menilai apakah wajib pajak telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
JAWABAN SOAL 2: 1. Hitunglah PPh pasal 21 yang harus dipotong perusahaan pada masa Agustus 2014! a. Bintang Penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji adalah: *Asumsi presentase premi dan iuran bersumber dari gaji pokok Gaji sebulan Tunjangan transport Tunjangan kesehatan Premi jaminan kecelakaan kerja (2% x 8 juta)
8,000,000 1,500,000 1,000,000 160,000
Premi jaminan kematian (3% x 8 juta) Penghasilan Bruto Pengurangan: Biaya jabatan 5% X 10,900,000= 545,000 Maksimun diperkenankan Iuran jaminan hari tua (2% x 8 juta) Total pengurangan
240,000 10,900,000
500,000 160,000 660,000
Penghasilan neto atas gaji sebulan Penghasilan neto setahun (April-Desember)* 9 X 10,520,000 PTKP (K/3) untuk WP pribadi tambahan karena kawin
10,240,000 92,160,000
36,000,000 3,000,000
10
tambahan 3 orang tangguan Total PTKP Penghasilan Kena Pajak PPh Pasa 21 atas gaji setahun: 5% X 46,680,000 PPh Pasa 21 terutang sebulan 2,334,000 : 9
9,000,000 48,000,000 44,160,000 2,208,000 245,333.33
*Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri dimulai setelah permulaan tahun pajak, dan mulai bekerja pada tahun berjalan (Penghasilan disetahunkan berdasarkan jumlah bulan diterimanya penghasilan) Penghitungan PPh 21 atas Gaji dan Bonus Gaji sebulan Tunjangan transport Tunjangan kesehatan Premi jaminan kecelakaan kerja (2% x 8 juta)
8,000,000 1,500,000 1,000,000 160,000
Premi jaminan kematian (3% x 8 juta) Penghasilan bruto tanpa bonus (bulanan) Penghasilan bruto tanpa bonus (setahun) 9 X 10,900,000 Bonus Penghasilan Bruto Pengurangan Biaya jabatan (5% X 128,100,000= 6,405,000) Maksimun diperkenankan (9x500,000) Iuran jaminan hari tua (2% x 8 juta)x9 Total pengurangan Penghasilan neto gaji setahun dan bonus PTKP (K/3) untuk WP pribadi tambahan karena kawin tambahan 3 orang tanggungan Penghasilan Kena Pajak PPh Pasa 21 atas gaji setahun dan bonus: 5% X 50,000,000 15% X 24,160,000 Total PPh 21 terutang setahun atas gaji dan bonus PPh 21 terutang sebulan atas gaji dan bonus
240,000 10,900,000 98,100,000 30,000,000 128,100,000
4,500,000 1,440,000 5,940,000 122,160,000 36,000,000 3,000,000 9,000,000 48,000,000 74,160,000 3,708,000 3,624,000 7,332,000
11
7,536,000 : 9
814,667
Dikurangi PPh 21 terutang sebulan atas gaji PPh 21 atas bonus
245,333 569,333
Maka PPh 21 Bintang atas masa Agustus = PPh pasal 21 atas gaji + PPh 21 atas bonus = 245,333 + 569,333 = 814,667 b. Juned PPh pasal 21 yang harus dipotong perusahaan terhadap Juned adalah nihil (Rp 0). Hal ini disebabkan karena Juned merupakan Pegawai tidak tetap atau Tenaga kerja lepas yang menerima upah harian, dimana penghasilan hariannya kurang dari Rp 300,000,(hanya Rp 125,000,-) dan jumlah kumulatifnya yang kurang dari Rp 3,000,000,(hanya 125,000,000 X 20 = 2,500,000). c. Mustafa Atas penghasilan berupa uang pesangon yang dibayarkan sekaligus tersebut dikenai pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final. PPh 21 terutang: (berdasarkan PP No 68 Tahun 2009) 0% x 50,00,000 15% x 25,000,000
0 3,750,000 3,750,000 PPh 21 yang dipotong atas penghasilan yang diterima Mustafa adalah Rp 3,750,000 d. Fitria *Asumsi Fitria tidak hanya menerima penghasilan dari Perusahaan XA (Pasal 9 dan 13, PER 32/PJ/2015), sehingga dasar pengenaan pajak tidak dikurangi PTKP
Bulan
Dasar Penghasilan Pemotongan PPh Bruto Pasal 21
Dasar Pemotongan PPh pasal 21 kumulatif
Tarif pasal 17 ayat (1) huruf PPh pasal 21 (a) UU PPh terhutang
(1)
(2)
(4)
(5)
Februari 10,000,000
(3)= 50%x(2)
(6)= (3)x(5)
5,000,000
5,000,000
5%
250,000
12,500,000
17,500,000
5%
625,000
Agustus 45,000,000 22,500,000 40,000,000 5% PPh 21 yang dipotong atas penghasilan yang diterima Fitira adalah Rp 1,125,000
1,125,000
Juni
25,000,000
12
e. Evariana Atas penghasilan yang diterima Evariana, dipotong PPh Pasal 21 Bagi Orang Pribadi Dalam Negeri Bukan Pegawai, atas Imbalan yang Bersifat Tidak Berkesinambungan, karena menerima hanya satu kali dalam satu tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Besar PPh Pasal 21 terutang bulan Agustus: Dasar Pengenaan Pajak :
50% x penghasilan bruto 50% x 15,000,000 = 7,500,000
PPh Pasal 21 yang terutang (tarif pasal 17): 5% x 7,500,000 = 375,000 PPh 21 yang dipotong atas penghasilan yang diterima Evariana adalah Rp 375,000
2. Buatlah Jurnal yang dibuat oleh perusahaan pada saat membayar gaji Bintang dan honor Evariana! a. Bintang Beban Gaji Beban Tunjangan Beban JKK Beban JKM Beban JHT Beban Bonus
8,000,000 2,500,000 160,000 240,000 400,000 30,000,000 Utang JKK Utang JKM Utang JHT Utang PPh 21 Kas
200,000 320,000 560,000 814,667 39,405,333
b. Evariana Beban gaji Hutang PPh 21 Cash
15,000,000 375,000 14,625,000
13
JAWABAN SOAL 3: a. Tentukan jenis PPh, jumlah pajak terutang, dan pihak pemungut/pemotong Tanggal 1 Maret 3 Maret
9 Maret 13 Maret 15 Maret 16 Maret 17 Maret 25 Maret 28 Maret 31 Maret
Jenis PPh
Jumlah Pajak Terutang
PPh pasal 22 PPh final PPh pasal 23 PPh pasal 26 PPh final PPh pasal 22 PPh pasal 23 PPh 23 PPh final 4(2) PPh pasal 26 PPh final 4(2) PPh final 4(2) PPh pasal 24
41,112,500 11,000,000 4,000,000 1,000,000 1,500,000 3,750,000 400,000 10,000,000 8,000,000 2,000,000 2,000,000 250,000
Pemotong/Pemungut Mount Fuji Ltd
PT Avia Makara
Bendaharawan Pemda Depok PT Avia Makara PT Maskapai Printing PT Avia Makara PT Avia Makara PT Avia Makara Bank Angkasa Shichibukai Co.
DETAILS: 1 Maret
3 Maret
Cost (100x100,000x110) Insurance (5%x1.1 M)
1,100,000,000 55,000,000
Freight (10%x1.1 M) CIF Bea masuk (20%xCIF)
110,000,000 1,265,000,000 253,000,000
Bea masuk tambahan (10%xCIF) Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPh 22 terutang 2.5% x 1,644,500,000
126,500,000 1,644,500,000 41,112,500
Nama pemegang saham Tn R Zoro PT Gapura prima Mount Fuji Ny. N. Robin PPh terutang
PPh terutang PPh final PPh pasal 23 PPh pasal 26 PPh final
Jumlah penyertaan Dividen 55% 110,000,000 30% 60,000,000 10% 20,000,000 5% 10,000,000
Tarif pajak terhutang 10% 11,000,000 0% 20% 4,000,000 10% 1,000,000 16,000,000
14
PPh Terutang Tarif DPP PPh terutang 9 Maret PPh pasal 22 1.50% 100,000,000 1,500,000 13 Maret PPh pasal 23 15% 25,000,000 3,750,000 15 Maret PPh pasal 23 2% 20,000,000 400,000 16 Maret PPh final 4(2) 10% 100,000,000 10,000,000 17 Maret PPh pasal 26 20% 40,000,000 8,000,000 25 Maret PPh final 4(2)* 4% 50,000,000 2,000,000 28 Maret PPh final 4(2) 20% 10,000,000 2,000,000 *peraturan baru jasa konstruksi tidak lagi di PPh23 tapi final 4(2) 31 Maret
PPh pasal 24 Penghasilan DN
500,000,000
Penghasilan LN (20% x 5juta) Total Penghasilan
1,000,000 501,000,000
PPh terutang badan (25%x501juta) Nilai maksimum kredit pajak (1,000,000/501,000,000)x 125,250,000 PPh dipotong di Jepang (40%x1,000,000) Nilai kredit pajak (pph 24) Pajak Terutang (125.25juta-250,000)
125,250,000 250,000 400,000 250,000 125,000,000
b. Jurnal untuk transaksi tanggal 1 Maret dan 16 Maret 1 Maret
16 Maret
Mesin fotokopi Pajak dibayar dimuka Kas Sewa dibayar dimuka Utang PPh final Kas
1,644,500,000 41,112,500 1,685,612,500 100,000,000 10,000,000 90,000,000
c. PPh pasal 24 yang bisa dikreditkan atas penghasilam pada tanggal 31 Maret 2015 31 Maret
PPh pasal 24 Penghasilan DN
500,000,000
Penghasilan LN (20% x 5juta) Total Penghasilan
1,000,000 501,000,000
15
PPh terutang badan (25%x6 juta) Nilai maksimum kredit pajak (1,000,000/6,000,000)x 1,500,000 PPh telah dipotong di Jepang (40%x1,000,000) Nilai PPh 24 yang dikreditkan
125,250,000 250,000 400,000 250,000
JAWABAN SOAL 4: a. Hitunglah PPh tahun 2014 dan 2015 Pranata beserta kekurangan PPh pasal 29 yang harus dilunasi oleh Pranata PPh tahun 2014 Penghasilan Bruto Pranata Penghasilan Neto Pratama**
4,000,000,000 2,200,000,000
Norma 55% Hadiah Kejuaraan Olimpiade Nanda Total Penghasilan Neto PTKP untuk WP pribadi status kawin 1 tanggungan
20,000,000 2,220,000,000 36,000,000 3,000,000 3,000,000
Total PTKP PKP Penghitungan PPh terutang 5%x50,000,000 15%x200,000,000 25%x250,000,000 30%x1,678,000000 PPh terutang 2014 Kredit Pajak PPh 21 (dipotong klien) PPh 21 (dipotong atas hadiah nanda) Jumlah kredit pajak Angsuran PPh 25 tahun 2014 Pajak kurang bayar 2014 - PPh 29
42,000,000 2,178,000,000 2,500,000 30,000,000 62,500,000 503,400,000 598,400,000
50,000,000 1,000,000 51,000,000 120,000,000 427,400,000
*Gaji Astusi tidak digabungkan dalam penghitungan PPh Pranata, karena berdasarkan pasal 8 ayat 1 UU PPh, Penghasilan atau kerugian bagi wanita yang telah kawin tidak dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya, jika
16
penghasilan tersebut semata – mata berasal dari satu pemberi kerja dan telah dipotong PPh Pasal 21. ** Penghitungan dengan norma maka telah diperoleh penghasilan neto (55% x penghasilan bruto) tanpa harus dikurangkan dengan beban-beban dan tidak dilakukan koreksi fiskal atas penghasilan pranata
PPh tahun 2015
Laba komersil usaha Pranata sebelum pajak Koreksi Fiskal Biaya pengobatan Sumbangan pembangunan masjid
3,000,000,000 300,000,000 150,000,000
Pendapatan dividen Laba fiskal usaha Pranata sebelum pajak
(500,000,000)
Penghasilan Bruto Astuti*
1,200,000,000
2,950,000,000
Penghasilan Neto Astuti (norma 60%) TOTAL PENGHASILAN NETO PTKP untuk WP pribadi penghasilan istri yang digabung status kawin 1 tanggungan
720,000,000 3,670,000,000
36,000,000 36,000,000 3,000,000 3,000,000
total PTKP PKP Penghitungan PPh terutang 5%x50,000,000 15%x200,000,000 25%x250,000,000 30%x3,102,000,000 PPh terutang 2015 Kredit Pajak PPh 21 (dipotong klien pranata) PPh 21 (dipotong klien astuti) total kredit pajak Angsuran PPh 25 tahun 2015 Pajak kurang bayar 2015 - PPh 29
78,000,000 3,592,000,000 2,500,000 30,000,000 62,500,000 930,600,000 1,025,600,000
80,000,000 25,000,000 105,000,000 180,000,000 737,600,000
17
**Penghasilan Astuti digabung dengan penghasilan Pranata karena penghasilan yang diterima Astuti merupakan penghasilan dari kantor hukum yang dibukanya sendiri, sehingga penghasilannya diperoleh dari setiap kliennya (bukan hanya dari 1 pemberi kerja) dan dipotong oleh masing-masing klien. * Penghitungan dengan norma maka telah diperoleh penghasilan neto (60% x penghasilan bruto) tanpa harus dikurangkan dengan beban-beban dan tidak dilakukan koreksi fiskal atas penghasilan Astuti
b. Hitunglah PPh pasal 25 untuk tahun 2016 Laba fiskal usaha Pranata sebelum pajak
2,950,000,000
Penghasilan neto Astuti (norma 60%) Total penghasilan berkesinambungan
720,000,000 3,670,000,000
PTKP PKP
(78,000,000) 3,592,000,000
Pajak terutang 2016 5%x50,000,000 15%x200,000,000 25%x250,000,000 30%x3,092,000,000 PPh OP terutang 2016 Kredit Pajak PPh 21 (dipotong klien pranata)
2,500,000 30,000,000 62,500,000 927,600,000 1,022,600,000
80,000,000
PPh 21 (dipotong klien astuti) total kredit pajak atas penghasilan berkesinambungan
25,000,000 105,000,000
Pajak terutang 2016 Angsuran PPh 25 tahun 2016 per bulan
917,600,000 76,466,667
18