2 www.bipnewsroom.info
komunika Edisi 5/Tahun V/Maret 2009
Membangkitkan Kreativitas Bangsa Saat ini, semua negara berusaha mengembangkan ekonomi berbasis industri kreatif. Salah satu alasannya, di banyak negara, industri yang menempatkan kreativitas sebagai basis produksi barang dan jasa ini terbukti mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Fakta menunjukkan, di pasar internasional sebanyak 50 persen dari belanja masyarakat di negara maju adalah produk industri kreatif. Sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman sosio-kultural, Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan industri kreatif. Kuncinya tinggal bagaimana caranya agar kekayaan tradisi dan budaya yang beraneka ragam itu bisa dipoles dan selanjutnya dimanfaatkan secara maksimal untuk menggerakkan lokomotif industri nasional. Sudah diketahui bahwa industri kreatif sangat tergantung kepada kemampuan bangsa mengoptimalkan pengetahuan untuk menciptakan kreasi dan karya-karya baru yang bernilai ekonomi tinggi. Wajar jika industri kreatif paralel dengan apa yang disebut dengan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledgedriven economic). Dalam konteks ini, peranan sumberdaya manusia andal yang mampu mengintensifkan imajinasi dan kreativitas pada kegiatan ekonomi dan bisnis menjadi sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, pendidikan pada akhirnya akan menjadi tulang penyangga kemapanan industri kreatif di berbagai bidang. Setidaknya ada 14 sektor industri kreatif yang dianggap bisa menjadi bagian dari ekonomi kreatif, yakni periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, film/video dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni, pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, serta riset dan pengembangan. Kontribusi 14 sektor ini dalam perkembangan ekonomi nasional mencapai lebih dari 6 persen, dengan total nilai lebih dari Rp100 triliun. Selain itu, sektorsektor ini juga menyerap lebih dari enam persen dari seluruh jumlah tenaga kerja nasional, dan lebih dari 10 persen total ekspor. Persentase paling besar adalah dari sektor fashion, disusul kerajinan, desain dan periklanan. Empat sektor inilah yang menyumbang terbesar ekonomi kreatif Indonesia. Secara umum, Indonesia sejatinya tidak kekurangan modal kreativitas, hanya kekurangan kemampuan untuk mengintegrasikannya. Untuk itu
untuk diinformasikan kepada masyarakat, sebagai motivasi mereka untuk tetap berusaha dan terus berinovasi.
Ucapan Terima Kasih Berkenaan dengan penyampaian Tabloid komunika Edisi 02 Tahun V Februari 2009 dengan ini diucapkan terima kasih dan apresiasi atas tabloid tersebut. Semoga hubungan baik yang telah terjalin antara Departeman Keuangan dan Depatemen Komunikasi dan Informatika dapat terus ditingkatkan. Kepala Biro Humas Departemen Keuangan Harry Z. Soeratin
Bantuan Penyebaran Informasi
desain: ahas/m foto: bf-m, imagebank
Terimakasih atas dana bantuan dari Departemen Komunikasi sehingga kami dapat melakukan penyebaran informasi melalui dialog interaktif dan Forum tatap muka dengan tema "Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah/Koperasi (UKM) Kota Bengkulu". Kami merasa kegiatan sosialisasi tersebut penting
IVANSORI, S,IP Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Bengkulu
Bantuan Dana UKM Sebagai salah satu pengusaha kecil-kecilan di daerah, saya kesulitan mendapatkan dana pinjaman dari perbankan. Sejauh saya tahu, pemerintah sedang menggalakkan pengembangan ekonomi sektor mikro untuk menopang perekonomian paska krisis dunia kemarin. Sedangkan dari pihak perbankan mengatakan bahwa mereka mempunyai dana tetapi tidak bisa disalurkan. Seakan-akan terjadi ketidak sepakatan bersama, satu pihak mengatakan hal yang berlainan. Yang saya rasakan adalah lebih mudah meminjam pinjaman melalui rentener, tetapi kami kesulitan mengembalikan bunga yang cukup tinggi buat kami. Usman, Pengrajin Kain, Sulawesi Selatan
Indonesia selama ini adalah kurang mampu menjaga langkah-langkah yang dibutuhkan adalah mengenali pencapaian “political will” dalam realisasi yang nyata apa yang telah dimiliki, seperti potensi sumber daya dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Di samping alam dan sumber daya manusia, kemudian menyusun itu, kemampuan untuk berkoordinasi dengan seluruh langkah-langkah konstruktif secara sistematik untuk pemangku kepentingan juga lemah. Padahal ekonomi mewujudkan industri kreatif. kreatif harus dikembangkan secara lintas sektoral Yang harus dilakukan pertama kali adalah dengan membangun kerjasama dengan seluruh menyusun cetak biru ekonomi kreatif Indonesia yang pihak terkait. melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Setelah Kita tidak bisa mengandalkan satu sektor ekonomi itu mengajukan usulan kebijakan ekonomi kreatif unggulan untuk menarik sektor lainnya, melainkan yang komprehensif dengan menggiatkan inisiatif membutuhkan keterpaduan integratif seluruh sektor kalangan swasta maupun pemerintah untuk menindustri yang ada untuk ciptakan tempat-tempat bersama-sama bergerak pengembangan talenta Kaidah spesialisasi yang memacu kreativitas, industri kreatif didaerahdipegang teguh dalam proses meskipun dengan caranya daerah, misalnya dengan produksi sering menjadi masing-masing, dan menciptakan produk dan kendala serius saat sektors e l a n j u t nya m e l o m p a t jasa kreatif berbasis budaya, sektor industri yang berbeda menuju jenjang ekonomi pariwisata, kerajinan, gaya diseyogyakan untuk bersatu kreatif. Kemampuan seluruh hidup, dan sebagainya. sektor untuk bermain Tak kalah penting adalah p e ra n b e r b e d a d a l a m menciptakan pasar berbasis satu keterpaduan sangat menentukan akselerasi budaya di dalam negeri, karena selama ini kita selalu pencapaian ekonomi kreatif. menjadi target pasar dari negara lain. Perlu disadari bahwa egosektoral dalam bidang Adapun tantangan terbesar industri kreatif industri masih sangat tinggi. Kaidah spesialisasi di Indonesia adalah pada lemahnya sumber yang dipegang teguh dalam proses produksi sering daya manusia yang tersedia. Oleh karena itu, menjadi kendala serius saat sektor-sektor industri ke depan perlu dilakukan spesialisasi di bidangyang berbeda diseyogyakan untuk bersatu. Padahal bidang pendidikan industri kreatif, termasuk mesejatinya, industri kreatif memerlukan koordinasi ngembangkan kurikulum berbasis kompetensi kreatif. antar-sektor yang memungkinkan seluruh industri Karena pendidikan menjadi kunci pokok industri yang berbasis kreativitas menjalankan peran kreatif, maka perlu menumbuhkan semangat inovasi sesuai porsi masing-masing dalam kerangka sistem dan kreativitas dalam dunia pendidikan agar generasi perekonomian kreatif nasional terpadu. Tanpa adanya muda mampu melahirkan gagasan baru berdasarkan keterpaduan ini, mustahil industri kreatif akan tumbuh apa yang sudah dimiliki sejak dulu. Di sisi lain, menjadi tulang punggung ekonomi nasional. transfer teknologi yang konsisten terhadap industri Egosektoral dalam sektor industri akan membuat kreatif berwawasan budaya juga harus dilakukan industri kreatif tumbuh selayaknya industri biasa, setiap saat. namun tak akan berkembang menjadi ekonomi kreatif. Setelah berjalan, pemerintah harus terus berupaya Kita belajar dari banyak negara, bahwa kegagalan meningkatkan pendapatan devisa berbasis kreativitas utama mewujudkan ekonomi kreatif bukan karena atas sektor-sektor tersebut di atas. Caranya tentu miskinnya sumberdaya yang tersedia, melainkan saja melalui promosi potensi alam, warisan budaya karena tidak adanya “political will” untuk menyatukan (herritage) dan budaya, serta melalui sosialisasi, diseminasi dan promosi secara sistematis tentang industri-industri yang ada secara integratif. kekuatan Indonesia dibidang industri kreatif agar Jika itu yang terjadi, maka nasib ekonomi kreatif diperhitungkan di peta kompetensi dunia. akan sama saja dengan model ekonomi-ekonomi Kemampuan mengintegrasikan langkah-langkah yang lain, yang hanya bagus di konsep namun yang disebutkan di atas akan menjadi batu uji tidak memberikan dampak nyata pada peningkatan tercapai-tidaknya cita-cita untuk membangun kemakmuran rakyat karena tidak diterapkan secara industri kreatif di Indonesia. Kelemahan bangsa konsekuen. (g)
NPWP Ganda Ditjen Pajak belum lama ini sedang gencar untuk program NPWP. Kebetulan dari kantor dikoordinasikan untuk pembuatan NPWP bersama. Lama tidak ada kepastian pembuatan NPWP dari kantor dan kebetulan masa sunset policy sudah hampir habis saya putuskan membuat NPWP sendiri. Mudah sekali ternyata untuk pembuatannya. Tidak sampai seminggu NPWP yang saya buatpun jadi. Tapi alangkah kagetnya ternyata selang 3 hari, NPWP dari kantor pun jadi. Singkat kata saya mempunyai 2 NPWP. Yang disayangkan pertama, mengapa pembuatannya tidak online, data yang sama mempunyai 2 NPWP. Kedua, untuk pembatalan salah satu NPWP lebih sulit daripada pembuatannya. Membatalkan NPWP yang saya buat sendiri, pihak pelayanan pajak mengatakan membutuhkan waktu 1-2 bulan untuk bisa dikatakan batal, dengan alasan berkas pendaftaran online sehingga membutuhkan waktu untuk mencari data tersebut. Disarankan untuk membatalkan NPWP yang dibuat
dari kantor, pembatalannya bisa ditunggu 2 jam, tapi dari pihak kantor tidak bisa membatalkannya. Rani, Jakarta
Produk Bermelamin Baru-baru ini Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberitakan tentang 10 produk pangan kemasan yang mengandung melamin. Terkait dengan pemberitaan tersebut (Badan Pengawas Obat dan Makanan) BPOM telah melakukan sampling dan pengujian atas 10 produk tersebut dengan menggunakan alat LC MS/MS. Hasil temuannya adalah produk Kino Bear Coklat Crispy, isi 3 x 3,5 g, F&N Susu Kental manis, isi 390 g, Dutchmill Yoghurt Drink Natural, isi 180 ml, Pura Low Fat UHT Milk Beverage, isi 1 liter dan Crown Lonx Biskuit Rasa Coklat, berat 150 gram, TIDAK TERDETEKSI adanya melamin, dan ke-5 produk tersebut terdaftar di BPOM. Sedangkan 5 produk lainnya Yake Assorted Candies (permen coklat yang berbentuk panjang maupun yang lonjong) dengan berat 500g, keduanya adalah illegal/tidak terdaftar di BPOM dan
pada makanan tersebut di temukan melamin dengan kadar 5,86 ppm. Kemudian Kembang gula Tirol Choco Mix, isi 10pcs, produk tersebut memiliki nomor registrasi namun fiktif. Sedangakan pada Nestle Bear Brand Strerilize Low fat Milk, isi 140 ml dan Fan Fun Sweetheart Biskuit juga tidak terdaftar/illegal. BPOM mengakui adanya perbedaan hasil uji dengan YLKI, karena perbedaan alat uji yang digunakan. BPOM menggunakan alat uji LC MS/MS sementara YLKI mengunakan (HP) LC-UV. Untuk produk yang tidak terdaftar BPOM akan terus melakukan pengamanan di peredaran untuk dimusnahkan. Kepada masyarakat dihimbau untuk tidak mengkonsumsi produk yang tidak terdaftar dan senantiasa memberikan informasi bila menemukan produk tidak terdaftar kepada BOPM melalui unit layanan pengaduan konsumen (ULPK) dengan nomor telepon (021) 4263333, (021) 321 99 000 atau email ulpk@ pomgo.id. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Dr. Husnian Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, SpFK.
Diterbitkan oleh DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Pengarah: Prof. Dr. Moh Nuh, DEA (Menteri Komunikasi dan Informatika). Penanggung jawab: Dr. Suprawoto, SH. M.Si. (Kepala Badan Informasi Publik) Pemimpin Redaksi: Drs. Bambang Wiswalujo, M.P.A.(Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum). Wakil Pemimpin Redaksi: Drs. Supomo, M.M. (Sekretaris Badan Informasi Publik); Drs. Ismail Cawidu, M.Si. (Kepala Pusat Informasi Politik Hukum dan Keamanan); Drs. Isa Anshary, M.Sc. (Kepala Pusat Informasi Perekonomian); Dr. Gati Gayatri, MA. (Kepala Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat). Sekretaris Redaksi: Mardianto Soemaryo. Redaktur Pelaksana: M. Taufiq Hidayat. Redaksi: Drs. Lukman Hakim; Drs. Selamatta Sembiring, M.Si.; Drs. M. Abduh Sandiah; Dra. Asnah Sinaga. Reporter: Suminto Yuliarso; Lida Noor Meitania, SH, MH; Fouri Gesang Sholeh, S.Sos; Karina Liestya, S.Sos; Elpira Indasari N, S.Kom; Koresponden Daerah: Nursodik Gunarjo (Jawa Tengah), Supardi Ibrahim (Palu), Yaan Yoku (Jayapura). Fotografer: Leonard Rompas. Desain: D. Ananta Hari Soedibyo. Pracetak: Farida Dewi Maharani, Amd.Graf, S.E. Alamat Redaksi: Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Telp/Faks. (021) 3521538, 3840841 e-mail:
[email protected] atau
[email protected]. Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutip dan disebarluaskan, sepanjang menyebutkan sumber aslinya.
Jaminan Hak Karya Kreatif
TANYA JAWAB
Pengrajin perak dari Bali, Ketut Deni Aryasa tak menyangka dituduh melanggar hak cipta milik sebuah perusahaan raksasa asing. Dalam milis Sekarjagad dinyatakan bahwa Deni seolah mengalami nasib yang sama seperti Desak Suarti yang telah menjual karyanya kepada seorang konsumen di luar negeri. Beberapa waktu berselang, ketika Desak mengekspor kembali karyanya. Tiba-tiba, ia dituduh melanggar Trade Related Intellectual Property Rights (TRIPs). Wanita inipun harus berurusan dengan WTO. Kondisi itu sedikit banyak membuat pekerja seni di Bali resah, menyusul klaim beberapa motif desain asli Bali oleh warga negara asing. Para pekerja seni menjadi takut untuk berkarya. "Sebelumnya, dalam satu bulan saya bisa menghasilkan 30 karya desain perhiasan perak. Karena dihinggapi rasa cemas, sekarang saya tidak bisa menghasilkan satu desain pun," ungkap Anak Agung Anom Pujastawa. Namun Deni tak harus berlarut dalam kesedihan. Pengadilan Negeri Denpasar, Bali membebaskan Ketut Deni Aryasa dari segala dakwaan. Ia tidak terbukti bersalah melakukan pelanggaran atas hak cipta. Kisah Desak Suarti dan Deni menginspirasi berdirinya Indonesian Archipelago Culture Initiatives (IACI). Organisasi yang digagas pekerja kreatif ini menilai, perlindungan hukum tanpa data yang baik tidak akan bekerja secara optimal. "Jadi, jika ada yang memiliki koleksi gambar, lagu atau video tentang budaya Indonesia, mohon upload ke situs Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, dengan alamat http://budaya-indonesia.org."
Apa yang seharusnya kami lakukan seandainya melihat pelanggaran pada proses pemilu? Kami lapor ke Panwaslu, sebagaimana jalurnya, tetapi Panwaslu tidak mengindahkan dan kami tidak merasa puas. Cuma orang nekat yang melakukan pelanggaran dalam Pemilu. Agar tidak melanggar, perlu dipahami peraturan dna Undang-undang yang berkaitan dengan Pemilu. Perlu diketahui, yang bisa melaporkan adalah masyarakat pemilih, pemantau pemilu, dan peserta pemilu. Bagaimana? Bagi yang mengetahui pelanggaran bisa melaporkan ke Panwaslu provinsi, kabupaten, kecamatan. Mereka akan memilahmilah, apakah pelanggaran administrasi atau pidana. Kalau pidana akan dikirim ke polisi untuk ditingkatkan ke penyidikan dan penyelidikan.
Perlindungan Itu Pasti Tak berlebihan jika banyak pihak menyatakan industri kreatif Indonesia membutuhkan perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) yang lebih kuat. Kerangka hukum HAKI yang kuat akan melindungi dan mendorong inovator Indonesia untuk mengembangkan ide baru, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. “Adalah penting bagi pemerintah, wirausahawan kreatif, dan seluruh pihak yang terkait untuk saling bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya perlindungan hak atas kekayaan intelektual," ungkap Sekretaris Umum Perhimpunan Masyarakat HAKI Indonesia atau Indonesian Intellectual Property Society (IIPS) Henry Soelistyo Budi, di Jakarta, beberapa waktu lalu Menurut Henry, yang dibutuhkan adalah penegakan hukum yang lebih konsisten, transparansi dalam proses hukum, peningkatan kapasitas para penegak hukum, percepatan proses yudisial yang selanjutnya akan mendorong masyarakat Indonesia untuk mencipta dan berinovasi. "Ju-ga akan lebih berguna jika dibentuk sebuah pengadilan kekayaan intelektual di tingkat provinsi atau minimal di kota-kota besar," tambahnya. Mulai Dari Pemahaman Persoalan ekonomi kreatif memang tak bisa dipisahkan dari Sistem Hak Kekayaan Intelektual. “Pemahaman yang baik tentang HKI, akan dihasilkan pula suatu kreativitas dan inovasi yang baik pula”, jelas Menteri Hukum dan HAM Andi Matalatta dalam Rapat Kerja Nasional XX IWAPI di Pekanbaru, Riau Februari lalu. Menurut Menkumham IWAPI sebagai salah satu pelaku usaha memiliki peran strategis dalam pengembangan sistem HKI. "Diharapkan dapat mendorong pelaku usaha dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan tentang HKI, sehingga memberikan manfaat secara ekonomi baik bagi dirinya maupun bagi bangsa dan negara," ungkapnya. Dirjen hak kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM, Andy N Sommeng, menambahkan kerangka hukum HKI yang kuat akan
melindungi dan mendorong inovator Indonesia untuk mengembangkan ide baru, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian. Butuh Kerjasama Perkembangan sistem HKI, dalam dasawarsa terakhir mengalami kemajuan pesat. Isu-isu tersebut seolah mengiringi dinamika perkembangan ekonomi gelombang ke empat. Menurut Henry, penting bagi pemerintah, wirausahawan kreatif dan seluruh pihak yang terkait untuk saling bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya arti perlindungan HKI. Dirjen HKI, Andy mengakui bahwa upaya memberikan jaminan kepastian hukum membutuhkan kerjasama semua pihak.Saat ini Indonesia masuk dalam kategori watch list (dalam pengawasan), dan tingkatan yang lebih buruk dari itu adalah priority watch list (prioritas diawasi). "Kalau bisa harus lebih baik dari kondisi saat ini (watch list) , yaitu keluar dari daftar pengawasan," katanya. Dia mengemukakan dalam setiap periode tertentu sebuah lembaga internasional memberikan penilaian terhadap komitmen negara-negara dalam hal perlindungan terhadap HKI, terutama terkait dengan jumlah kasus pembajakan karya cipta di negara bersangkutan. Untuk menekan angka pembajakan karya cipta, menurut Andy dengan melakukan penegakan hukum terhadap kasus pembajakan, serta untuk langkah pencegahannya antara lain menyurati mal-mal untuk tidak memberikan tempat bagi penjual produk bajakan. "Pemerintah juga telah membentuk Tim Penanggulangan Pelanggaran HKI," kata Andy, yang juga Sekretaris Tim Penanggulangan Pelanggaran HKI. Percepat Proses Satu-satunya lembaga yang memiliki kewenangan dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan HKI di Indonesia saat ini adalah pihak Direktorat Jenderal HKI, sementara di daerah ditangani oleh Kantor Wilayah Hukum dan HAM. Namun demikian, kesadaran untuk mempatenkan produk di Indonesia masih terbilang rendah. Saat ini baru 6-7% jumlah produk yang dipatenkan, padahal target idealnya 10%. "Jumlah aplikasi paten saat ini baru mencapai 6-7% sedangkan idealnya mencapai 10%," kata Dirjen HKI, Andy N Sommeng. Andy menduga, minimnya jumlah barang yang dipatenkan karena lamanya proses mematenkan barang. "Untuk proses paten suatu barang mencapai 5 tahun," ujarnya. Proses ini jelas beda dengan pendaftaran merek dagang, hak cipta, dan desain industri. Apalagi karya budaya Indonesia. "Untuk karya budaya anak bangsa proses akan kita permudah yang penting sekarang adalah inventarisasi dan bagi masyarakat yang mempunyai karya budaya segera daftarkan ke kami," kata Menteri Hukum dan HAM, Andi Mattalatta. Upaya mempatenkan karya budaya merupakan bentuk perlindungan HKI sekaligus penghargaan terhadap penciptanya. "Selain itu upaya itu juga dapat merangsang tumbuhnya karya budaya baru sebab kita tahu bahwa tidak ada bangsa yang maju tanpa penemuanpenemuan baru," katanya. Meski upaya itu dinilainya terlambat tetapi tetap perlu dilakukan untuk melindungi warisan budaya dan penemuan bangsa. Menteri mengatakan perlindungan terhadap HAKI tidak hanya berdimensi budaya dan seni tetapi juga politik, peradaban, serta juga berdimensi ekonomi. "Jangan hanya melihat dari sisi seni dan budayanya saja tetapi buatlah menjadi sumber mata uang baru," katanya. (m/berbagai sumber)
SUKSESKAN PEMILIHAN UMUM 2009
Sejak SD diajarkan bahwa negara Indonesia ini adalah negara demokrasi. Kalau sampai sekarang belum pintar berdemokrasi, lalu sampai kapan kita pintar berdemokrasi? Bangsa kita memang lahir dari sebuah perjuangan yang sangat heroik. Menempatkan kata-kata demokrasi menjadi sila keempat dalam Pancasila yang menjadi dasar negara ini. Artinya ada mainstream yang ingin dibangun oleh founding father bangsa kita, pemberdayaan publik dalam struktur negara ini. Ada yang ingin dicapai. Dalam proses perjalanan sejarah bangsa ini, demokrasi telah sekian lama mendapatkan ujian dan mengalami pasang surut, ada Demokrasi Parlementer, Demokrasi Pancasila, dan seterusnya. Beberapa indikator yang menunjukkan belum masuknya kita dalam sebuah tahap yang disebut dengan kultur demokrasi atau inti demokrasi salah satunya adalah parpol sebagai sebuah lembaga yang terlibat secara langsung dalam proses demokrasi belum mengedepankan kapabilitas kompetensi dalam rekruitmen calon legislatif yang bisa diketahui oleh publik. Seharusnya masyarakat harus diberi peluang yang cukup untuk mengenal calon pemimpinnya. Tidak hanya sekadar nama dan gambar saja tetapi mengenal curricullum vitae saja. Kalau kompetensi pemimpin kita tidak bisa dipertanggungjawabkan maka kita tidak bisa berharap memasuki inti demokrasi. Jika ini tercapai maka insya Allah masyarakat kuat, negara kuat, dan kita sejahtera. MUI telah mengharamkan golput. Memilih itu wajib, tapi kita harus mempertimbangkan masyarakat yang heterogen dan dinamis. Ada masyarakat yang mempertimbangkan ekonomi, mayoritas (tidak semua) tidak tahu siapa yng terbaik, yang bisa dipilih. Bagaimana dengan hal ini? Golput atau golongan putih memang sebuah fenomena yang lazim terjadi dalam negara demokrasi. Tetapi yang harus dipahami adalah risiko
pilihan golput. Ketika seseorang tidak memilih maka ia tidak boleh menuntut haknya dalam negara dan demokrasi yang tengah berlangsung. Oleh karena itu, barang siapa menjadi Golput, jangan meminta kepada pemimpin, jangan berharap pada pembangunan dan meminta jatah pembangunan karena ia tidak memilih. Kalau ia tidak memilih, mestinya ia harus tahu diri bahwa di dalam proses pembangunan setelah 2009 ia tidak bisa ikut berpartisipasi. Seperti bermain sepak bola, hanya 11 orang yang boleh menendang bola. Kalau tidak terdaftar maka tidak bisa ikut bertanding sepak bola. Siapa pun yang mengkampanyekan untuk tidak memilih itu termasuk tindak pidana. Menyerukan kepada orang lain untuk tidak memilih itu ada aturannya yang melarang. Oleh karena itu, pilihan terbaik adalah mari kita gunakan hak kita. Kalau ada kekurangan, yang terjadi hari ini kita harus menerima bahwa itulah kemampuan negara memproses d e m o k ra s i . B a r u t a h a p i t u l a h peradaban demokrasi yang kita miliki hari ini. Kita harus mensyukuri.
Pemilu kemarin menggunakan sistem coblos, sedangkan sekarang dengan dicentang. Pengalaman kemarin masih banyak surat suara yang tidak sah. Bagaimana dengan sekarang? Baru saja Perpu kemarin (tanggal 27 Februari), yang membenarkan cara memilih dengan memberi tanda, ditandatangani Presiden. Tanda itu bisa saja coblos, bisa saja contreng. Lalu bisa saja partainya saja, bisa partai dan satu orangnya. Yang penting jangan partainya pilih Partai A, orangnya di Partai B. Inilah pendidikan politik, inilah sebuah proses. Bagaimana dengan "serangan fajar"? Panwas sudah memaksimalkan kinerja, apakah sanksi bagi pelaku? Menurut UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Anggota DPR, DPD dan DPRD Pasal 274, unsur dengan sengaja, menjanjikan uang atau materi lainnya kepada peserta kampanye.. memberikan uang, dari agama dilihat dari niatnya, ikhlas atau tidak. Manfaatnya, jumlahnya. Menjanjikan atau tidak ... memilih... secara langsung atau tidak langsung menggunakan hakhak pilihnya atau tidak menggunakan hak-hak pilihnya untuk memilih partai politik tertentu ancaman pidananya paling sedikit 6 bulan dan paling lama 24 bulan. Mari kita bantu polisi. Siapa yang melakukan serangan fajar kita laporkan. Memang ada parpol yang mengandalkan hal itu yang mempengaruhi perilaku politik orang dengan uang dan sembako. Silahkan laporkan ke Panwaslu, Panwaslu nanti yang akan memilah-milah. (Disarikan oleh Lida dari Forum Dialog Interaktif "Penegakan Hak Asasi Manusia Dalam Rangka Mendukung Sukses Pemilihan Umum 2009, Sabtu 28 Februari 2009 di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan)
Mari Bersama Sukseskan Pemilihan Umum 2009! Kita Gunakan Hak Pilih dalam Pemilu Legislatif Kamis, 9 April 2009
s a t u k a t a i n d o n e s i a
3
komunika Edisi 5/Tahun V/Maret 2009
www.bipnewsroom.info
4
komunika Edisi 5/Tahun V/Maret 2009
Mendulang Fulus dari Bonggol Bambu Jika anda naik kendaraan dari Solo menuju Yogya, setelah melewati Sub Terminal Penggung, Klaten, rajin-rajinlah menengok ke kiri jalan. Anda akan menjumpai pemandangan unik: ratusan patung bebek dipajang rapi di pinggir jalan. Berbeda dengan patung bebek di Bali yang kebanyakan terbuat dari kayu, bebek-bebek di sini terbuat dari bonggol (akar) bambu. Di tangan Didik (23), bonggol bambu yang tak berguna bisa disulap menjadi pajangan rumah nan eksotis. Harganya tentu berbanding terbalik dengan harga bahan yang boleh dikatakan nyaris gratis, karena saking murahnya. Satu bonggol bambu harganya cuma Rp1.500-3.000, namun setelah “disulap” jadi patung bebek harganya bisa melambung Rp 25 – 200 ribu, tergantung besar-kecil dan teknik pewarnaannya. “Yang tidak diwarnai lebih murah, tapi justru jenis inilah yang paling laris,” ujar Didik. Dalam sehari, dari “gerai” patung bebek miliknya yang ia dirikan di pinggir jalan Solo-Yogya, tepatnya di kilometer 26, Desa Jambu Kulon, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, ia bisa menjual patung 10-30 buah. “Kalau hari libur, penjualan bisa meningkat hingga 100 persen. Pembelinya kebanyakan orang luar daerah yang sedang liburan ke S o l o atau
Yogya,” katanya. Dibuang Sayang Kerajinan patung bebek bambu pada awalnya berkembang di Penggung setelah Didik melihat ayahnya membongkar rumpun bambu ori (Bambusa arundinacea) di belakang rumah. Bonggol bambu ori yang bentuknya besar menggelembung itu ditumpuk begitu saja oleh ayahnya, lalu dibakar. Didik yang waktu itu bekerja sebagai tukang tambal ban lantas berpikir, bagaimana caranya agar bonggol-bonggol itu tidak terbuang percuma. Terinspirasi patung bebek dari kayu yang pernah ia lihat di Bali, Didik pun mencoba memahat bonggol bambu yang tersisa menjadi bentuk bebek. Ternyata hasilnya mengejutkan, selain indah juga u n i k , karena tekstur bonggol bambu sangat khas. Lebih mengejutkan lagi, baru selesai bagian kepala dan sebagian badannya, sudah ada tetangganya yang tertarik dan langsung
membeli patung setengah jadi itu Rp25.000. “Mau saya selesaikan tidak boleh, katanya malah lebih indah kalau sisa bonggol orinya dibiarkan utuh menjadi badan si bebek, he he he,” kenang Didik sambil tertawa lepas. Khas dan Menarik Didik lantas menjual alat-alat tambal ban miliknya untuk membeli peralatan sederhana seperti pahat, gergaji dan ketam, kemudian mengajak teman-temannya memproduksi patung sejenis (yang hanya setengah jadi itu) dalam jumlah besar. Hasil produksinya ia pajang di pinggir jalan Solo-Yogya. “Alhamdulillah cepat laku, bahkan lebih dari yang saya harapkan. Para pembeli menganggap, patung bebek setengah badan ini khas dan ‘nyeni’ karena berbeda dengan patung bebek lainnya yang ada di pasaran,” kata Didik. Kini, sedikitnya ada 20 warga Penggung yang mengikuti jejak Didik menjadi pengrajin patung bebek dari bonggol bambu. Sebagian besar membuka kios di pinggir jalan Solo-Yogya Desa Jambu Kulon, namun bengkel kerja mereka ada di Penggung. Hanya Didik yang membuka bengkel kerja di pinggir jalan. Ini memang salah satu strategi pemasaran, agar proses pembuatan patung bebek diketahui orang yang lalu-lalang. “Untuk menarik perhatian pengguna jalan. Kalau di dalam kampung kan tidak ter-
lihat,” kata lelaki yang hanya lulusan SMP Karanganom Klaten ini. Seiring perkembangan permintaan, hasil produksinya kini tak lagi terbatas pada patung bebek ukuran besar, tapi juga yang ukuran mini, midi dan maksi. “Mulai yang 20 cm hingga setengah meter ada di sini. Selain itu modelnya juga bervariasi, mulai yang setengah jadi, jadi, sampai yang dicat dengan warna yang mirip bebek sungguhan semua ada, konsumen tinggal pilih,” kata Didik setengah berpromosi. Sukses Manajemen Kini, setelah sembilan tahun menekuni usahanya, Didik mampu membangun rumah yang cukup megah, persis di seberang jalan tempat ia berkarya. Peralatan kerja yang digunakan di bengkelnya pun sudah tergolong modern, seperti pahat, bor, gergaji, ketam dan penghalus yang semuanya digerakkan dengan tenaga listrik. Tidak hanya itu, ia juga mampu menggaji lima orang karyawan yang sehari-hari memproduksi 10-20 patung bebek. Sebagai manajer, tugas Didik sekarang memang jauh lebih ringan. Ia hanya bertugas memilih bonggol yang didatangkan dari Gunung Kidul Yogyakarta. Selebihnya, pekerjaan membuat patung mulai dari memotong, membentuk, hingga finishing semua dilakukan oleh lima orang karyawannya. “Tidak perlu gambar, mereka sudah hafal,” kata Didik yang lebih suka berada di
Kibar Animasi Anak Negeri ribu per keping, belum diskon" kata ibu dua anak ini berbuncah. Kini hampir setiap hari, buah hatinya dapa dipastikan ditemani VCD berisi pendidikan dan budi pekerti.
Tanti (31) cukup terbantu dalam mengasuh anak. Betapa tidak. Kini setiap hari ibu rumah tangga yang tengah merintis karir itu tak perlu khawatir dengan ragam tayangan televisi yang dinilainya tak pantas untuk anak. "Ketika saya tinggal kerja, saya sudah merasa tenang. Anak-anak di rumah bisa menonton VCD tentang adab dan perilaku. Bukan tayangan televisi yang lebih banyak berisi gosip dan sinetron," ungkapnya kepada komunika. Beberapa waktu lalu, ketika pameran buku dan produk animasi di Istora Senayan Jakarta, ia sempat memborong beberapa VCD pendidikan untuk anak. "Sebagian ada karya anak negeri. Itupun dijual murah, hanya Rp25
Kian Fenomenal Di layar lebar, para animator Indonesia telah menghasilkan "Janus Prajurit Terakhir" dan "Homeland". Sebelumnya di tahun 1955 ada film "Si Doel Memilih" karya Dukut Hendronoto telah menancapkan tonggak dimulainya sejarah animasi modern. Dilanjutkan TVRI yang menampilkan program animasi di beberapa segmen siaran. Hingga tahun 1970-an, film animasi semakin bermunculan, ditandai oleh film "Si Huma" yang cukup fenomenal. Banyak juga animator lokal yang menjual secara terbatas beragam VCD dan DVD yang memiliki pangsa pasar tersendiri. Namun jika dicermati sesungguhnya pangsa pasar itu tidak terlalu banyak berkembang pesat. Bagi M. Asrori, pengamat animasi di Indonesia, upaya mengerek kegairahan film animasi lokal bukanlah perkara sepele, "Bisa jadi faktor yang melatarbelakangi kurangnya produksi film animasi kita adalah sisi bandrol produksi yang nyatanya tidak bersaing dengan menggarap film non-animasi,"
ungkapnya. Ditambah minimnya teknologi dan SDM, sempurnalah hambatan-hambatan itu. Antara Peluang dan Modal Akan tetapi masalah animasi bukan lantaran kemampuan SDM yang terbatas. "Banyak yang berpikir bahwa masalah animasi Indonesia adalah keterbatasan kemampuan para animatornya. Sebenarnya masalah terbesar adalah keterbatasan modal untuk mengembangkan pasar," kata Chandra Endroputro, sutradara film Janus Prajurit terakhir. Keterbatasan modal juga dialami oleh Studio Kasatmata. Menurut Kelik Wicaksono, animator dan salah seorang pendiri Studio Kasatmata, permasalahan inilah yang menjadi alasan mengapa pihaknya belum berencana membuat proyek film animasi layar lebar kedua, setelah "Homeland". Namun, "Jika ada kesempatan dan tantangan yang sama bagi animator Indonesia seperti animator di negara yang sudah maju industri animasinya, saya percaya bahwa kita juga mampu ikut berkiprah dan nantinya bersaing dengan mereka," ungkap Kelik optimistis. Tampaknya optimisme ini akan menuai tantangan besar. Sebab di Indonesia dunia animasi justru didominasi dengan produkproduk animasi dari luar terutama
Jepang, Korea dan Amerika Serikat. Akan tetapi alih-alih khawatir dengan kondisi ini, sikap optimistis yang tinggi ditunjukkan oleh Peni Cameron. Ia menilai potensi dunia animasi di Indonesia begitu besar. Begitu banyak anak-anak Indonesia sangat berbakat dalam membuat animasi. Belum lagi menyebut perkembangan dunia digital dan grafis di Indonesia yang selalu update dan bisa dijangkau, sebagai kombinasi yang bisa mendukung pembuatan sebuah produk animasi. Bersama Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia pada 2004, perempuan kelahiran Surabaya 13 September 1966 ini, intens mengeksplore dunia animasi di Indonesia. Dia pun menemukan kenyataan bahwa tidak mungkin dunia animasi Indonesia bisa tumbuh dan berkembang jika tidak disertai tumbuhnya industri animasi itu sendiri. Klop dengan rencana pemerintah untuk mengembangkan animasi sebagai industri kreatif. Para animator Indonesia kini memiliki beberapa wadah inkubator. Salah satunya adalah inkubator industri yang digagas oleh Peni dan kawan-kawannya. Lulusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung bersama perusahaannya juga telah mendorong pengembangan
bengkel ketimbang bersantai di rumahnya yang mentereng. Semua itu ia lakukan karena belakangan patung bebeknya sudah merambah pangsa pasar luar negeri, sehingga ia harus menguras tenaga lebih besar untuk memenuhi order yang jumlahnya terbilang sangat banyak. “Kalau dulu bengkel kita sebulan paling hanya membuat puluhan hingga ratusan (patung bebek—Red), sekarang sebulan kita target harus bisa bikin seribu patung. Itu belum termasuk patung bikinan teman-teman yang pemasarannya saya jadikan satu dengan patung dari bengkel saya,” ujar Didik. Diakuinya, krisis keuangan global memang sedikit mempengaruhi usahanya, akan tetapi hingga detik ini pesanan dari luar negeri masih lancar mengalir. “Tiga bulan sekali saya masih bisa mengekspor 3.000 patung bebek berbagai ukuran ke Amerika dan Jerman dengan nilai rata-rata Rp 300 juta sekali kirim,” imbuhnya. Sedaaap! Siapa sangka, bonggol bambu yang tak berharga, yang biasanya hanya dijadikan bahan bakar tungku, ternyata bisa mendatangkan fulus ratusan juta rupiah. Siapa tidak tergiur? Tapi, yang mahal memang bukan bahannya, tapi kreativitas yang dite-rapkan pada bahan itu. “Apapun yang ada di alam ini sejatinya bisa dijadikan uang, asal kita kreatif mengubahnya agar memiliki nilai tambah,” pungkasnya. (gun)
industri animasi dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap dunia animasi. Mulai dari road show di beberapa kota hingga kerjasama dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Pada Oktober 2007 dia atas nama PT CAM mendapat penghargaan dalam ICT Award. Padat Karya Produk animasi di Indonesia seolah berkembang pesat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Padahal membuat film animasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Betapa tidak, untuk membuat iklan televisi berdurasi 30 detik saja bisa memakan waktu 2-3 minggu. "Animator harus bersusah payah hanya untuk menghasilkan 2 detik gerakan per hari. Proses animasi menjadi lebih sulit karena seorang tokoh dalam film harus dianimasikan," kata Donny, seorang animator pemula asal Kota Malang, Jawa Timur. Menurutnya, untuk membuat produk animasi paling tidak harus dikerjakan oleh tim dengan anggota minimal 5 orang. Ia lantas mencontohkan perusahaan animasi seperti Pixar bisa mempekerjakan karyawan dari 600 hingga 1500 orang. Tak pelak, kondisi ini membuat film animasi sebagai pekerjaan yang padat modal, waktu dan karya. Potensi dan peluang animasi sebagai industri memang terbuka lebar. Tinggal bagaimana memanfaatkan dukungan pemerintah dan bertarung di dunia animasi. (m/dari berbagai sumber)
Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang
Tali Merah Kesadaran.... P erdagangan orang. Kata itu terdengar asing di telinga Saptariyah (19), seorang mahasiswa PTS di Sengkang, Sulawesi Selatan. Ia mengaku baru mendengar istilah trafficking in person saat mengikuti Forum Dialog Publik "Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang" di Wajo, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu. Sambil tersenyum ia berkata, “Kalau acara sosialisasi tentang perdagangan orang baru pertama kali, kalau sosialisasi yang flu burung dan HIV/AIDS sudah banyak ikut.” Mungkin hal itu yang menjadi penyebab minimnya pengetahuan banyak orang tentang perdagangan orang. Gugah Kesadaran Riyah, seolah terkesima melihat cuplikan film berisi adegan eksploitasi terhadap anak. Prolog yang disampaikan Dewi Huges seolah makin menghenyak benak ketika melihat beragam bentuk perdagangan orang. Mulai dari pelacuran, yang didominasi perempuan muda dari kalangan ekonomi lemah, hingga eksploitasi terhadap anak yang berpotensi menimbulkan trauma berkelanjutan. Bayangkan saja ketika anak dimanfaatkan untuk mengemis maupun menjadi buruh jermal, penangkapan ikan di tengah laut. “Dari tayangan tersebut dapat kita lihat bentuk perdagangan orang dan efeknya,” tandas Kapolres Wajo AKBP Taufik Putra Jaya. Taufik mengakui bahwa persoalan pengangguran dan kemiskinan bisa menjadi pemicu
perdagangan orang. “Banyak orang ingin bekerja apa saja, meski mereka kurang memiliki skill, kurang pengetahuan, terjerat bujuk rayu calo untuk bekerja di luar negeri dengan iming-iming yang menjanjikan,” kata Taufik menegaskan. Hal senada disampaikan Kabag Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Wajo, Irawati Perkesi. “Pendidikan rendah, mengakibatkan kurangnya pengetahuan dan sempitnya lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan pengangguran,“ tegas Ira. Faktor lain juga bisa mendorong aktivitas ilegal perdagangan orang, antara lain ketahanan keluarga yang rapuh, ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan, peningkatan permintaan di bisnis haram ini, tulisan dan tayangan media massa yang kurang tepat, penegakan hukum terhadap pelaku masih belum membuat jera pelakunya, serta kesadaran akan dampak trafficking in person yang belum memadai. Setelah mengikuti acara forum tersebut Saptariyah menyadari bahwa perdagangan orang amat berbahaya, dapat terjadi kapan saja, pada siapa saja, dan di mana saja. Tinggal bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan korban ketika hal itu terjadi.
Rentan di Daerah Wisata Direktur Regional Representative Terre Des Hommes (TDH) Belanda, Frans van Dijk, menyatakan, praktek perdagangan orang, khusunya eksploitasi seksual pada anak-anak di daerah wisata Bali, Lombok, dan Batam cukup mengkhawatirkan. Meski sesungguhnya menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, Depbudpar, I Gusti Putu Laksaguna, mengatakan seharusnya di Indonesia tidak
ada pariwisata seks. "Pemerintah akan melakukan sosialisasi untuk mengatasi isu pariwisata seks tersebut ke berbagai provinsi, termasuk Bali, Lombok, dan Batam, yang kondisinya dinilai mengkhawatirkan," tegas Laksaguna. Ditambahkan bahwa dari hasil kajian singkat, tidak semua perusahaan atau industri wisata memahami aturan main atau ketentuan menentang pariwisata seks sehingga perlu langkah-langkah sosialisasi. Bahkan di ASEAN su-
dah ada Human Resources Development Task Force yang mengatasi masalah pariwisata seks. Tak Sekadar Perlindungan Menurut Frans van Dijk, salah satu faktor pendorong terjadinya prostitusi anak adalah kondisi kemiskinan dan keinginan untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Oleh karena itu TDH memberikan bantuan advokasi pada korban. "Sedangkan untuk pencegahan terhadap anak-anak yang berpotensi diperdagangkan dengan cara mengembalikan anak-anak itu ke sekolah," kata Frans dalam Konferensi Perlindungan Anak di daerah wisata dari eksploitasi seksua di Bali beberapa waktu lalu. Fokus program pencegahan ini dilakukan dengan memfasilitasi pendidikan untuk anak-anak, seperti yang telah dilakukan di daerah Indramayu. "Perlindungan yang terbaik adalah dengan disekolahkan kembali. Fokusnya pendidikan untuk anak-anak," tambah Frans van Dijk. Sementara itu, Deputi Bidang Perlindungan Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Surjadi Suparman, memaparkan berbagai aturan perlindungan anak sudah kuat, seperti UU 23/2003 tentang Perlindungan Anak, UU Pornografi, UU PTPPO. Dalam konteks global, Indonesia sejak tahun 1996 juga
telah mengikuti Konferensi Penghapusan Pariwisata Anak (CST). Akan tetapi aktivitas ilegal masih saja terjadi meski pemerintah dan berbagai komunitas berupaya mencegahnya. Selain bentuk pencegahan menurut Makmur Sunusi dari Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Departemen Sosial, upaya penanganan juga dilakukan terhadap korban seperti melalui rehabilitasi. Pemerintah pun telah membuat model penanganan korban untuk anak melalui "Child Protection Home" (RPSA) yang tersebar di Pontianak, Jambi, Pati, Jakarta, dan daerah lainnya. Hingga kini total kasus yang ditangani mencapai 734 korban dan RPSA juga bekerja sama dengan Menneg Pemberdayaan Perempuan serta pusat informasi. "Untuk rehabilitasi, kami melakukan penilaian bagi korban. Ada gugus tugas (task force) yang terdiri dari 400 orang terlatih di tujuh kota.Telah ada program peningkatan kesadaran masyarakat, rehabilitasi, dan reintegrasi korban," tambahnya. Bisa Dicegah Dalam setiap aktivitas yang berdampak buruk, pencegahan adalah hal yang utama untuk dilakukan. Dalam trafficking in person hal iru dapat dilakukan melalui penyadaran masyarakat, advokasi kebijakan, penguatan jaring pengaman sosial. Namun bila trafficking sudah terjadi dapat ditangani integratif dan komprehensif kepada korban (medis, psikososial, hukum) baik pada proses pemulangan, rehabilitasi dan reintegrasi. “Kita juga dapat memberi penguatan kepada koban agar tidak kembali menjadi korban dan penguatan kepada kelompok korban (self support group),” kata Irawat menandakan. (Rn/m)
Untung Ada Taman Pintar
foto: humas kota yogya
Arif tampak serius mengamati monitor komputer, jari mungilnya sibuk memencet tetikus dalam genggaman tangannya. Tak menghiraukan tingkah temannya yang lain, siswa TK ini seolah tenggelam dalam pembelajaran interaktif multimedia. Meski kelelahan memburat pada wajah-wajah kecil rombongan TK An Nuur 1 Yogyakarta namun rasa ingin tahu untuk mencoba berbagai media pembelajaran di Zona Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seolah menyingkirkan kelelahan itu. Arif dan teman-temannya berjumlah 42 orang tengah mengunjungi Taman Pintar yang terletak di Jalan Panembahan Senopati 1-3 Yogyakarta. Empat orang guru tampak turut menyertai rombongan yang berangkat sejak pukul tujuh dari sekolah menuju Taman Pintar dengan bis TransJogja. “Kami ingin mengenalkan kepada anak-anak
tentang penggunaan transportasi umum” ujar Sri, salah satu guru pendamping. Media Belajar Publik Tawaran bereksperimen dengan alat peraga adalah suguhan utama Taman Pintar yang dikembangkan mulai tahun 2003 ini. Bagi pengunjung umum, ada pula peragaan sains dan teknologi diantaranya Bayangan Berwarna, Sumur Gravitasi, dan Gaya Tak Tampak. Semua seolah menjadi penyegar ingatan tentang materi-materi yang pernah dipelajari di bangku sekolah dulu, bahkan tak mungkin menjadi pengetahuan baru. Taman Pintar kerap dijadikan tujuan rombongan siswa sekolah. "Selain menyediakan berbagai sarana pembelajaran bidang sains dan teknologi yang bersifat interaktif bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari usia pra TK, TK, siswa sekolah dasar hingga menengah, para pendidik, maupun masyarakat umum," tegas Sri. Arif bersama teman–temannya berusaha mencoba setiap wahan yang ada di PAUD. Mulai dari Computer Kids, puzzle, ruang profesi, dan ruang
pertunjukan. Maksimal usia anak yang bisa memasuki zona ini adalah tujuh tahun. Bagi orangtua atau pendamping tidak diperkenankan ikut masuk ke dalam, "Ini dimaksudkan sebagai pembelajaran untuk melatih anak agar berani melakukan sesuatu tanpa selalu didampingi orangtuanya atau guru," kata Ka Erni Februaria, Humas dan Pemasaran Taman Pintar. Lain Arif, lain pula Retno, siswi salah satu SLTP negeri di Klaten tertawa menyaksikan helaihelai rambut di kepala menjadi t e g a k ke t i k a m e n e m p e l k a n kedua telapak tangannya di bola generator Van De Graff. “Kalo di sekolah praktikumnya sedikit sekali, jadi ga semua teori bisa kami pahami” ujar Retno, yang datang ke taman ini bersama rombongan sekolahnya. Tumbuhkan Minat Jangan khawatir, peragaan yang ada di Taman Pintar tak hanya menyangkut satu bidang saja. Teknologi modern dan populer juga bisa dicoba di Taman Pintar. Ada otomotif, pesawat, hologram, dan robotik, yang cukup menarik antusiasme pengunjung. Ta m a n P i n t a r d i b a n g u n di kawasan seluas 1,2 hektar ini, memang dirancang untuk menumbuhkan minat anak dan
ge-nerasi muda terhadap sains melalui imajinasi, percobaan dan permainan. J a s o n , mahasiswa sebuah universitas swasta yang menjadi partimer sebagai penjaga wahana mengatakan bahwa banyak pengunjung lebih tertarik dengan wahana modern dan popular. “Pengunjung lebih antusias dengan robot, program multimedia dan games, apalagi anak sekolah” ujar pria yang berkampung halaman di NTB ini. Dari pengamatan komunika, banyak pengunjung dari kalangan siswa tidak terlalu memperhatikan teks yang ada di setiap alat peraga, mereka lebih tertarik dengan peragaan visual dan interaktif, seperti permainan menginstruksikan robot untuk membuang sampah pada tempat yang diinginkan. Ikon Baru Kota Pendidikan "Kami berusaha mengemas secara mudah dan menyenangkan sehingga belajar sains dan teknologi bukanlah sesuatu yang menyeramkan dan membosankan, seperti anggapan kita selama ini” ujar Erni. Secara khusus Erni menambahkan bahwa taman pintar ini
berbeda dengan science park lainnya yang ada di Indonesia, “Biasanya sebuah science park hanya fokus pada satu bidang saja, yakni fisika. Tapi di taman pintar mencakup semua bidang, tidak hanya fisika, tetapi juga biologi, matematika dan kimia. Bahkan terdapat Gedung Memorabilia yang mengandung ilmu pengetahuan sejarah yang bisa jadi tidak ditemui di tempat yang lain. Terdapat sejarah Kraton Ngayogyakarta, Pura Pakualaman, dan otobiografi Presiden-Presiden RI, dari Presiden RI yang pertama hingga saat ini,” jelas wanita yang akrab dipanggil Bunda ini. Kehadiran taman yang diresmikan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono tanggal 16 Desember tahun lalu diharapkan menambah citra sebagai Kota Pendidikan yang telah melekat dengan Yogyakarta. Gagasannya mungkin bisa jadi sederhana, "Ini wujud kepedulian Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap dunia pendidikan," ujar Erni mengutip pidato Presiden Yudhoyono saat peresmian Taman Pintar. (Vira/m)
s a t u k a t a i n d o n e s i a
5
komunika Edisi 5/Tahun V/Maret 2009
6
foto: leo
www.bipnewsroom.info
komunika Edisi 5/Tahun V/Maret 2009
Di tengah tsunami krisis keuangan global, kekhawatiran terbesar adalah goyahnya sektor perdagangan dan industri. Memang krisis berpotensi meluluhlantakkan banyak industri. Sektor industri diperkirakan cepat atau lambat terkena dampak krisis. Apalagi tujuan ekspor industri utama Indonesia memang Amerika Serikat, negara pusat tsunami krisis keuangan global. Namun ada satu sektor industri yang justru lebih dapat bertahan. Ya, industri kreatif. Sebut saja kisah Ambas, seorang perajin sekaligus pemilik kios gerabah di Pusat Kerajinan Gerabah, Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Awal krisis sekitar Desember 2008 memang ada sedikit penurunan permintaan tetapi sekarang ini permintaan sudah normal kembali, “Cuma pasarnya sedikit dialihkan ke negara-negara Asia” ujar lelaki separuh baya yang sudah berkecimpung belasan tahun di industri gerabah ini. Senada dengan Ambas, Ahmad Noor Arief pemilik usaha kaos plesetan Dagadu mengakui mengatakan bahwa permintaan produknya tidak terpengaruh krisis global. “Sampai saat ini kami belum merasakan efek dari krisis yang mulai terjadi sekitar akhir tahun 2008 ini, malah Dagadu menghadapi peak season akhir tahun lalu, hal ini karena banyaknya hari libur dan tersebar di beberapa momen,” ujarnya. Optimisme Abas dan Arief mungkin hanya sebagian kecil dari ekspresi para pegiat industri kreatif. Akan tetapi dalam menghadapi ancaman krisis tentu ada strategi yang dipersiapkan. Menurut Arief, kini Dagadu berupaya tetap fokus pada pertumbuhan. “Strategi kami antara lain berusaha tidak hanya fokus kepada Dagadu yang ada di Jogja, tetapi kami mencoba merambah daerah lain yang potensial seperti Jawa Timur. Mulai awal tahun ini kami mencoba Bali, sejauh ini sambutannya bagus,
space. Begitu keadaan membaik, korupsi dimana kewenangan kami mengharapkan Bali dapat kami digeser lagi ke posisi pinggir penuh berada di tangan KPK,” menjadi salah satu andalan kami. walaupun penjualan sebenarnya ujar pria yang kerap sedih sekali Sedangkan 12 titik yang tersebar bagus,” ujar Poppy. melihat karyanya dibajak, hanya di tempat Wisata Ancol juga Lain lagi dengan kendala dengan Rp20.000 kaos Dagadu menjadi andalan kami untuk yang dihadapi Arief, pemerintah bajakan sudah bisa didapatkan Jakarta,” urainya. menurutnya dapat berperan di pedagang kaki lima sepanjang Mengalihkan daerah tujuan banyak pada industri kreatif. malioboro. pemasaran atau memperluas pasar "Kaitan industri kreatif sebenarnya “Lebih kasihan jika melihat merupakan salah satu andalan base of intellectual property right. hasil karya teman-teman di kaki industri mengurangi dampak Jadi yang diperlukan adalah lima yang sebenarnya memiliki krisis. “Kami yakin meskipun perlakuan dan perlindungan value yang tinggi tapi hanya tengah krisis, orang akan tetap terhadap kekayaan intelektual “jatuh” pada ranah produksi misal berwisata, hanya saja tujuan (HKI) karena hal ini merupakan sehingga hasil karya tersebut wisatanya saja yang direlokasi, hal yang paling rentan untuk dicuri hanya dihargai dari sisi nilai bahan mereka mencari alternatif lain atau dibajak, berbeda dengan bakunya saja ditambah margin yang lebih hemat. Mungkin aset-aset yang bersifat fisik," bagi kreatornya.” sedianya orang yang berasal dari ungkap Arief pada komunika. Namun diakui Arief, selama Sumatera akan berwisata ke Bali, ini Dagadu juga terbantu tetapi karena krisis mereka dengan upaya pemerintah memindahkan tujuannya Selama ini sebagian besar dalam penyediaan fasilitas ke Jogja atau Bandung” pekerja di industri kreatif tambah Arief optimistis. tidak bisa berkembang karena dan informasi event-event seperti travel dialogue , terjebak pada mekanisme pameran dan road show ke Bukan Tanpa Kendala tukang beberapa daerah. Tak dapat dipungkiri, perkembangan industri “Ide bisa saja aman jika Butuh Pengelolaan kreatif bukan tanpa masalah, kita belum keluarkan tapi jika Menteri Perindustrian Fahmi terlebih lagi yang berbasis demikian ide tidak akan bernilai Idris menyatakan, saat ini peluang kultural. ekonomis. Ide itu tetap saja pasar kerajinan semakin terbuka Erwin Aksa, ketua BPP akhirnya harus diimplementasikan lebar, seiring berkembangnya gaya Himpunan Pengusaha Muda menjadi sesuatu yang real, dan hidup masyarakat baik di dalam Indonesia (HIPMI), menandaskan ketika implementasinya sudah maupun luar negeri yang kembali bahwa sektor ini membutuhkan bisa dilihat orang dan tak ada ke alam dengan memanfaatkan kreativitas yang tinggi, oleh karena perlindungan. Di sanalah letak kreasi seni tradisional. itu menurut Erwin, “Industri kelemahan industri kreatif. "Industri kerajinan di Indonesia kreatif lebih didominasi oleh Jika memang presiden sudah dapat tumbuh pesat dan memberi pengusaha muda karena memang mencanangkan 2009 sebagai kontribusi besar bagi pertumbuhan trennya kreatifitas pengusaha tahun industri kreatif, saat ini perekonomian, maupun dalam muda jauh lebih tinggi, inovasi merupakan momen untuk memulai penyerapan lapangan kerja dan dan keberanian untuk mengambil perlindungan terhadap HKI, lebih pengurangan angka kemiskinan," new concept, “ katanya. baik terlambat atau tidak sama ungkapnya. Sementara Poppy Dharsono, sekali” jelasnya. Namun, hal itu bisa terjadi pendiri Asosiasi Perancang Arief menilai, selama ini ketika industri kreatif dikelola Pengusaha Mode Indonesia sistem kurang komprehensif, dengan baik dan terorganisir. (APPMI), mengatakan, kampanye dimana instansi yang bertugas Fahmi Idris menegaskan, produk industri kreatif memang mencatat dan menindak dilakukan produksi memang penting, tetapi mesti didukung. Namun, banyak oleh instansi yang berbeda dan pasar di mana produksi itu bisa persoalan riil yang belum tersentuh terpisah. Dirjen HKI hanya diterima juga sangat penting. ketika pemerintah sibuk dengan bertugas mencatat, sedangkan Karena itu, ia mengingatkan agar penyusunan konsep. untuk menindak dilakukan oleh para perajin juga memperhatikan ” Department store selama instansi yang lain. “Jika tahun ini masalah isu perdagangan ini selalu memprioritaskan industri kreatif memang menjadi internasional seperti produk pengalokasian tempat untuk fokus, tidak ada salahnya jika ramah lingkungan dan kesehatan, produk luar negeri. Kalau sedang perlindungan terhadap HKI serta masalah hak atas kekayaan masa krisis, produsen dalam dilakukan seperti penindakan intelektual. negeri diminta mengisi prime
Pemerintah pun, tandas Menperin, sangat mengandalkan industri kreatif termasuk di dalamnya kerajinan agar bisa tumbuh pesat. Sebab, industri kreatif merupakan sumber ekonomi baru di masa depan atau sering disebut sebagai ekonomi gelombang keempat. Memang prospek pasar dan termasuk hasil industri kreatif yang dihasilkan di Indonesia masih cukup besar sehingga bisa dimanfaatkan semua kalangan. “Produk kreatif bisa dihasilkan dari berbagai bidang dan hasilnya terbukti lebih memberikan nilai lebih dan pasarnya juga masih cukup luas hingga di ekspor,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu, di Medan, belum lama ini. Sebagai contoh soal penggunaan bahan batik untuk gaun atau apa saja yang didesain oleh desainer membuat harga jualnya bisa lebih mahal. Juga kayu yang diolah menjadi ukiran menjadi bernilai lebih mahal. “Fakta sudah membuktikan, produk dan potensi pasar industri kreatif masih sangat berpotensi besar. Itu akan semakin dirasakan kalau saja semua kalangan benar-benar menjalankan atau menerapkan cinta produk dalam negeri,” katanya. Merek dan Kolaborasi Selama ini sebagian besar pekerja di industri kreatif tidak bisa berkembang karena terjebak pada mekanisme tukang. "Mereka tidak memiliki brand, mereka seolah – olah produktif dengan order yang membanjir hingga harus mempekerjakan seluruh warga di kampungnya untuk mengerjakan order. Mereka lembur hingga malam, mengecat dan memahat tapi sesungguhnya mereka tidak mendapatkan value dari yang mereka hasilkan. Mereka tidak tahu bahwa setelah karya mereka dibeli, oleh pihak lain akan dilabeli dan dikemas lalu dijual kembali
7
Peluang Bagi Kreatifitas Dengan konsep kolaboratif seperti ini menurutnya akan memungkinkan bagi perajin dapat
langsung bertransaksi dengan pembeli. Meskipun mendapat tantangan dari para pemilik toko. “Maksud saya tidak untuk mengalahkan toko-toko tersebut tapi hanya agar ada permainan yang fair. Mereka (perajin-pen) senang sekali. Selama ini nilai rupiah karya mereka hanya ditentukan oleh angka yang tertera di timbangan. Contohnya harga sebuah cincin, pemilik toko hanya menghargai dari berapa gram berat cicncin tersebut. Tidak peduli dengan ide yang tertuang untuk menghasilkan desain dan tingkat kesulitan untuk membuatnya,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan oleh Donny Kris. Pemilik merek simply interactive yang m e n y e d i a k a n C D Tu t o r i a l Komputer dan layanan teknologi informasi ini menilai kebutuhan
pengemasan produk dan tampilan informasi adalah hal penting dalam pemasaran industri kreatif. "Saya melihat peluang industri kreatif memang besar, namun jarang ada yang bisa mengemasnya dengan baik. Belum lagi untuk perluasan pasar. Padahal saat ini ada internet yang memungkinkan pemasaran dengan biaya murah," jelasnya pada komunika. Ia m e n e k a n k a n ke m b a l i perlunya jaringan dan kolaborasi untuk mengembangkan pasar dan meningkatkan kualitas produk industri kreatif. "Selain itu dengan model toko online , kita bisa buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Meskipun pemiliknya sedang liburan, toko online tetap buka untuk melayani para pembeli," kata penggagas situs bikintokoonline.com ini.
Industri kreatif meski sudah ada embrionya beberapa waktu sebelumnya tapi masih tergolong industri baru di negara Indonesia. Peluangnya besar karena basisnya human resources atau creativity artinya sangat sulit akan berakhir. "Jadi resistensi industri ini tinggi sekali terhadap produk impor, jarang barang-barang kreatif yang kita impor, karena akan berbeda taste-nya, culturenya, biasanya orang-orang dlam negeri yang tahu apa yang dibutuhkan market dalam negeri," ungkap Erwin. Mendag menyebutkan, pemerintah sendiri mendukung penuh pengembangan dan pemakaian hasil industri kreatif itu, dimana tahun ini juga dijadikan sebagai Tahun Industri Kreatif. Menyukseskan program ini
memang tidak semudah membalik telapak tangan. Tentunya Mari Pangestu bersama team worknya harus kerja keras, tekun dan penuh kesabaran dan harus merangkul semua pihak termasuk stake holder. “Kita akan kerjasama dengan pihak retail dan mereka juga bersedia untuk misalkan menyediakan stand khusus untuk produk lokal. Ini upaya kita berikan stimulus agar produk kita cerpat berkembang,” ungkap Mari Elka. Industri kreatif memang bak pepatah ” Tak ada talirotan pun jadi”. Tak berlebihan jika pemerintahan berupaya menggarap pasar ini secara serius. Menggarap secara profesional industri kreatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi dalam membendung terpaan gelombang ”tsunami” perekonomian global. (Vira/m dari berbagai sumber)
$EFINISI )NDUSTRI +REATIF h)NDUSTRI YANG BERASAL DARI PEMANFAATAN KREATIFITAS KETRAMPILAN SERTA BAKAT INDIVIDU UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN SERTA LAPANGAN PEKERJAAN DENGAN MENGHASILKAN DAN MENGEKSPLOITASI DAYA KREASI DAN DAYA CIPTA INDIVIDU TERSEBUT h
+ELOMPOK )NDUSTRI +REATIF 0ERIKLANAN !RSITEKTUR 0ASAR SENI DAN BARANG ANTIK +ERAJINAN $ESAIN $ESAIN &ESYEN 6IDEO &ILM