FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ROKOK SAMPOERNA MILD (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma) Rusdi Alamat : Rusun Muara Angke Blok G1/27 Kel. Pluit. Kec. Penjaringan Jakarta Utara 15440
[email protected] ABSTRAKSI faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa Universitas Gunadarma dalam pengambilan keputusan pembelian produk rokok sampoerna mild ini bertujuan untuk mengetahui apakah diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli rokok sampoerna mild, dari faktor tersebut ingin diketahui faktor manakah yang paling berpengaruh secara dominan terhadap keputusan pembelian produk sampoerna mild. Dan untuk mengetahui respon konsumen terhadap rokok sampoerna mild. Untuk menganalisis perilaku pembelian konsumen tersebut, maka dilakukan dengan menggunakan uji validitas, reabilitas, normalitas, korelasi spearmen dan uji uji chi-square. Dari hasil uji validitas bila data yang diolah bersifat valid maka akan digunakan dalamperhitungan berikutnya, namun bila tidak valid maka tidak akan digunakan. Dan saat di uji reliabilitas data dari semua variable bersifat reliable. Untiuk uji normalitas disini digunakan dalam pemilihan korelasi spearmen dan uji square, karena data tidak terdistribusu normal. Dari hasil pengujian yang dilakukan didapat bahwa seluruh faktor baik faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produk rokok Sampoerna Mild. Namun dari ke empat faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor pribadi dengan nilai korelasi pengambilan keputusan pembelian sebesar 0,406. Kata kunci : Pengambilan Keputusan Pembelian, Faktor-faktor, Sampoerna Mild. Pendahuluan Rokok merupakan produk kontrofersial disatu sisi produk ini merupakan produk yang sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian. 1
Zat dalam kandungan rokok yang merupakan bahan kimia yang berbahaya yang hampir sama dengan narkoba. disisi lain produk ini merupakan produk yang sudah dianggap sebagai kebutuhan primer selain itu memberikan kontribusi yang cukup besar baik dalam bidang lapangan tenaga kerja maupun dalam hal pendapatan negara melalui pajak. Begitu banyaknya mahasiswa yang merokok di kampus baik itu dalam ruangan maupun diluar ruangan, hal ini sudah pendapat perhatian dari pihak terkait dalam kampus baik berupa tulisan larangan merokok bagi mahasiwa di area tertentu misalnya didalam kelas maupun dalam ruangan kampus, Tetapi sebahagian mahasiswa masih saja merokok, dan tidak jarang security bertindak dengan menyuruh mahasiswa mematikan rokoknya jika melihat mahasiswa yang merokok dalam kelas. Sebahagian mahasiswa akan berhenti merokok jika masih ada security tetapi jika securitynya pergi maka merekapun akan merokok kembali. Kebiasaan mahasiswa dalam mengkongsumsi rokok ini juga dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis dikarenakan tuntutan pekerjaan atau pergaulan yang semakin tinggi. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat melakukan upaya-upaya yang lebih keras untuk menutupi kebutuhannya tersebut. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya seorang ibu rumah tangga yang ikut bekerja untuk membantu suami dalam mencari nafkah, sehingga pergaulan anak mereka pun kurang diperhatikan, karena berkurangnya waktu yang tersedia bersama keluarga. Hal ini bukan dianggap suatu kendala bagi suatu rumah tangga karena dengan semakin banyaknya anggota yang bekerja di luar, maka tingkat pendapatan keluarga pun akan turut meningkat. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi gaya atau cara konsumsi dari suatu keluarga khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen. beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis Dari uraian latar belakang, maka dapat diketahui tujuan penelitian sebagai berikut : (1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli rokok sampoerna mild. (2) Untuk mengetahui faktor berpengaruh dominan terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli rokok sampoerna mild. (3) Untuk mengetahui respon konsumen terhadap rokok sampoerna mild. 2
Hasil Penelitian yang Sejenis. Hery kurniawan (2006) judul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang). Dari hasil analisis didapatkan hasil uji hipotesis pertama bahwa variabel kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk mie instan merek Sedaap dapat diterima atau teruji. Hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa faktor psikologis secara parsial berpengaruh signifikan dan dominan terhadap keputusan membeli produk mie merek Sedaap. Metode Penelitian Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebesar 230 orang hal ini dapat diketahui berdasarkan besarnya jumlah populasi yaitu sebesar 535 orang dengan tingkat kepercayaan 95%, Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini melakukan taknik pengambilan sampel dengan rumus : n = N/1+(e)2. Maka setelah dilakukan perhitungan dengan dengan rumus tersebut didapat sampel sebesar 230 orang adalah mahasiswa Universitas Gunadarman pembeli dan pengkomsumsi rokok sampoerna mild. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data adalah data yang diperoleh dari jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek. Untuk variabel terdiri dari dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat, untuk variabel bebas terdiri dari faktor kebudayaan (dengan indikator, pergeseran budaya, wilayah geografis, kelas sosial) Sosial (dengan indikator mengikuti lingkungan, pengalaman dari anggota keluarga, mengikuti teman). Pribadi (dengan indikator, uang saku, situasi ekonomi, daya hidup, keperibadian dan konsep diri). Psikologi (dengan indikator, motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap). Sedangkan untuk variabel terikatnya atau variabel tidak bebas adalah keputusan pembelian produk (dengan indikator, menjatuhkan pilihan atau alternatif pada produk yang terbaik, pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional, obyektif dan terencana, kepuasan konsumen, pembelian kembali). Dalam hal ini penulis menggunakan skala interval, skala ini merupakan skala yang memiliki urutan dan memiliki interval atau jarak yang sama di antara kategori atau titik-titik terdekatnya. Dengan di implikasikan ke dalam kusioner dengan skala kepuasan jenis skala likert. Alat uji yang digunakan ada beberapa tahap yaitu : (1) uji Validitas dan Reabilitas, (2) uji Normalitas, (3) Uji chi-square dan, (4) Kerelasi non parametrik (spearmen rank). Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. 3
Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda, Arikunto (1998;145). Persyaratan data disebut normal pada uji normalitas dengan menggunakan kolmogorov-smirnov maupun Shapiro-wilk jika probabilitas atau p > 0,05 Triton (2006:79). Chi-square merupakan satu rangkaian analisis yang dapat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal, Sugiono (2008:338). 1. Menentukan rumusan hipotesis statistic a. Ho : Tidak ada hubungan/pengaruh antara variabel Independen dengan Variabel Dependen b. Ha : Ada hubungan/pengaruh antara variabel Independen dengan Variabel Dependen 2. Kreteria Pengujian Hipotesis : Ho diterima bila nilai chi-kuadrat hitung lebih kecil dai nilai chi-kuadrat tabel, dan tolak Ho bilai nilai chi-kuadrat hitung lebih besar atau sama dengan nilai chi-kuadrat tabel. 3. Menentukan nilai kritis Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikan (α) dan derajad kebebasan atau dk = n – 1 = 4. Dimana dalam penelitian ini terdapat satu sampel (mahasiswa yang membeli dan mengkomsumsi rokok Sampoerna Mild) dan Lima kategori (sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) dan tingkat signifikan 5%. Korelasi Non Parametrik (Spearman Rank), digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikan hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan ordinal, dan sumber data antara variabel tidak harus sama, Sugiono (2008:356). a. Hipotesis Ho : Tidak terdapat hubungan/pengaruh antara variabel Independen dengan Variabel Dependen Ha : Terdapat hubungan/pengaruh antara variabel Independen dengan Variabel Dependen b. Kreteria Pengujian Hipotesis : Ho diterima bila nilai Sig (2-tailed) > dari 0,05 dan ditolak Ho jika nilai Sig (2-tailed) < dari 0,05 Menentukan nilai kritis. c. Interprestasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi
4
Hasil dan Pembahasan Dari hasil uji validitas dengan menggunakan data sebanyak 30 responden mahasiswa didapat r produk moment sebesar 0,2407 dengan beberapa indekator yang digunakan di dapat hasil perhitungan tabel 1 beriktu ini. Tabel 1 Hasil Uji Validitas Butir Kuesioner Scale Mean if Item Deleted X1.1
Corrected Item-Total Correlation 0.427
X1.2
0.301
X1.3
0.032
X2.1
0.402
X2.3
0.572
X2.3
0.419
X3.1
0.247
X3.2
0.300
X3.3
0.507
X3.4
0.632
X4.1
0.567
X4.2
0.324
X4.3
0.462
X4.4
0.426
Y1
0.336
Y2
0.374
Y3
0.471
Y4
0.475
Standar Validitas (N-2)30-2=28
Keterangan
0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407 0.2407
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Sumber : Data yang diolah, 2009 dari hasil pengolahan data tersebut ternyata seluruh indikator yang nantinya membentuk variabel bebas mapun terikat telah lolos dari uji validitas yang dilakukan. Untuk nilai reliabel dapat nilai sebesar 0,823 yang artinya data tersebut dikatakan reliabel dengan nilai standar reliabel di atas 0,6. Cronbach's Alpha .823
N of Items 18
Selanjutnya untuk hasil uji normalitas dapat di lihat pada tabel 2 dibawah ini : 5
Tabel 2 Uji normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. X1 .150 230 .000 .941 230 .000 X2 .200 230 .000 .910 230 .000 X3 .156 230 .001 .930 230 .016 X4 .200 230 .003 .638 230 .006 Y .115 230 .000 .957 330 .000 a Lilliefors Significance Correction Sumber : Data yang diolah, 2009. Persyaratan data disebut normal pada uji normalitas dengan menggunakan kolmogorov-smirnov maupun Shapiro-wilk jika probabilitas atau p > 0,05 Triton (2006:79) terlihat nilai kolmogrov smirnov dimana nilai p adalah < 0,05. Baik itu nilai X1, X2, X3, dan X4 maupun nilai Y. Maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi tidak normal begitu juga pada kolom Shapiro-wilk. Nilai probabilitas (sig.) X1, X2, X3, X4, maupun Y adalah < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusu tidak normal. Chi-square merupakan satu rangkaian analisis yang dapat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal, Sugiono (2008:338). Tabel 3 Chi-Square Test Test Statistics
X1 Chi-Square Df Asymp. Sig.
X2
136.574
a
X3 b
140.522
X4
87.322
c
240.817
8
9
11
11
.004
.000
.000
.000
a 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25.6. b 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 23.0. c 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 19.2.
Sumber : Data yang diolah, 2009. 6
Y b 91.562 9 .000
Dari data tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa untuk nilai : X1 dimana nilai chi-square hitungnya yaitu sebesar 136,547 dengan besarnya nilai chi-square tabel 9,448, hal ini diperoleh dengan menggunakan tabel chi-kuadrat X2(0,05) = 9,448, ternyata nilai chikuadrat hitung lebih besar dari nilai chi-kuadrat tabel (136,547 > 9,448 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, atau dapat dikatakan Budaya (X1) berpengaruh terhadap keputusan membeli rokok merk Sampoerna Mild (Y). X2 dimana nilai chi-square hitungnya yaitu sebesar 140,522 dengan besarnya nilai chi-square tabel 9,448, hal ini diperoleh dengan menggunakan tabel chi-kuadrat X2(0,05) = 9,448, ternyata nilai chikuadrat hitung lebih besar dari nilai chi-kuadrat tabel (140,522 > 9,448 dengan demikian Ho ditolak Dan Ha diterima, atau dapat dikatakan Sosial (X2) berpengaruh terhadap keputusan membeli rokok merk Sampoerna Mild (Y). X3 dimana nilai chi-square hitungnya yaitu sebesar 87,322 dengan besarnya nilai chi-square tabel 9,448, hal ini diperoleh dengan menggunakan tabel chi-kuadrat X2(0,05) = 9,448, ternyata nilai chi-kuadrat hitung lebih besar dari nilai chi-kuadrat tabel (87,322 > 9,448 dengan demikian Ho ditolak Dan Ha diterima, atau dapat dikatakan Pribadi (X3) berpengaruh terhadap keputusan membeli rokok merk Sampoerna Mild (Y). X4 dimana nilai chi-square hitungnya yaitu sebesar 240,817 dengan besarnya nilai chi-square tabel 9,448, hal ini diperoleh dengan menggunakan tabel chi-kuadrat X2(0,05) = 9,448, ternyata nilai chikuadrat hitung lebih besar dari nilai chi-kuadrat tabel (240,817 > 9,448 dengan demikian Ho ditolak Dan Ha diterima, atau dapat dikatakan Psikologi (X1) berpengaruh terhadap keputusan membeli rokok merk Sampoerna Mild (Y). Korelasi Non Parametrik (Spearman Rank), digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikan hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan ordinal, dan sumber data antara variabel tidak harus sama, Sugiono (2008:356). Dimana variabel bebasnya terdiri dari, Kebudayaan (X1). Sosial (X2). Pribadi (X3). Dan Psikologi (X4). Sedangkan variabel erikat adalah keputusan pembelian (Y). Hasil pengujian korelasi spearmaen rank dapat di lihat pada tabel 4 berikut
7
Tabel 4 Arah Hubungan Korelasi dan Signifikan Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat Hubungan antar Nilai korelasi variabel X1 dengan Y 0,116 X2 dengan Y 0,169 X3 dengan Y 0,406 X4 dengan Y 0,252 Sumber : data diolah 2009
Arah hubungan korelasi
Sig.
keputusan
Sangat lemah bersifat (+) Sangat lemah bersifat (+) Cukup kuat bersifat (+) lemah bersifat (+)
0,078 0,000 0,007 0,015
Tidak signifikan signifikan signifikan signifikan
Dari hasil uji korelasi Spearmen tabel 4 di atas ternyata hubungan yang ada antara variabel independen dengan dependen dapat berkorelasi secara signifikan, kecuali variabel kebudayaan (X1) berkorelasi secara tidak signifikan dengan nilai korelasi terendah yaitu sebesar (0,116). Dan variabel pribadi mempunyai mempunyai nilai korelasi yang sangat tinggi yaitu sebesar (0,406). Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan kesimpulan: 1. Dari hasil analisis didapatkan bahwa variabel faktor Sosial, Pribadi dan Psikologis secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan (bermakna) hanya faktor budaya yang mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap keputusan pembelian produk rokok Sampoerna Mild. 2. Faktor pribadi mempunyai pengaruh daminan terhadap keputusan pembelian produk rokok merk Sampoerna Mild. Dimana factor pribadi terdiri dari umur & tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, keperibadian dan konsep diri. Dari 230 jumlah responden sebahagian besar berumur 21 s/d 25 tahun yaitu sebesar (93,1%).walaupun pada umumnya mahasiswa belum bekerja namun dari segi ekonomi (kiriman/uang saku dari orang tua) bisa dikatakan besar yaitu Rp.1.111.000,- s/d Rp.1500.000,- berdasarkan pertanyaan yang diajukan diketahui bahwa responden merokok karena menyesuaikan dengan uang saku rata-rata responden menjawab setuju yaitu sebesar 34% atau 80 responden. 3. Konsumen merespon. Bahwa penampilan kemasan menarik, intesitas iklan pun sering dan menarik, dan sering mengadakan kegiatan promosi langsung dan menjadi sponsor-sponsor dalam suatu acara, harganya mudah di sesuaikan dengan keadaan ekonomi karena dapat di jual secara batangan. keberadaan rokok Sampoerna Mild mudah didapat baik di pasar tradisional, supermarket maupun di warung-warung. 8