BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir ini, Data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
2.1.1 Wawancara narasumber 1. Doni Herdaru salah satu pemilik dan pendiri Animal Defenders. Wawancara meliputi seputar sejarah dibentuknya dan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
2.1.2 Survei 2.1.2.1 Kuesioner Kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden sesuai target audience. •
Demografi responden: -
Jenis kelamin : Pria dan wanita
-
Usia
: 15 – 23 tahun
-
Kelas sosial
: C sampai A
2.1.2.2 Kuesioner Target Audience Kuesioner telah dibagikan kepada 100 responden yang memiliki kepedulian kepada anjing atau kucing yang terlantar dan mengalami penyiksaan. Kuesioner terdiri dari pertanyaan seputar kepedulian terhadap hewan-hewan tersebut. 2.1.2.3 Kesimpulan Hasil kesimpulan dari kuisioner adalah sebagai berikut : •
Hal utama yangbisa membuat orang-orang berpartisipasi dalam sebuah kampanye adalah: 1. Pemilihan foto dan ilustrasi yang bagus 2. Pemilihan kata-kata yang bisa membuat setiap orang tergerak
5
6
•
92% Responden mengatakan bahwa mereka pernah melihat anjing atau kucing terlantar disekitar mereka dan hanya 8% responden mengaku bahwa mereka tidak pernah melihat anjing atau kucing yang terlantar
•
29% Responden hanya memberitahukan tentang hewan terlantar kepada organisasi penyelamat binatang, 29% memberitahu dan mengamankan, 17% ikut membantu, dan 25% responden membantu dan mengadopsi hewan terlantar tersebut.
•
75% Responden mengatakan bahwa mereka memiliki hewan peliharaan, dan 25% responden lainnya mengatakan tidak.
•
33% Responden mengganggap bahwa sebuah kampanye menggunakan media sosial efektif, 46% menganggap kurang efektif, dan 21% menganggap tidak efektif
•
Alasan Responden menganggap efektif karena bisa lebih cepat dan mudah dalam menyebarkan kampanye. Kurang efektif karena tidak semua orang memiliki kemauan untuk ikut berpartisipasi. Tidak efektif karena tidak menarik membuat sebuah kampanye dengan menggunakan media sosial.
2.1.3 TARGET MARKET 2.1.3.1 Target Animal Defender 1. Geografi •
Kota Jakarta dan sekitarnya
•
Memiliki akun beberapa media sosial
2. Demografi •
Umur
: 15 – 23 tahun
•
Jenis Kelamin
: Pria dan wanita
7
•
Jenjang pendidikan
: Pelajar dan mahasiswa
•
Golongan
: C sampai A
Gambar 1 (Sumber: animal-defenders.tk)
Pet Adoption Day adalah salah satu program Animal Defenders yang ditujukan kepada orang-orang yang ingin memelihara anjing maupun kucing. Selain adopsi, Animal Defenders juga mengajak pecinta anjing dan kucing untuk membawa hewan peliharaan mereka untuk bermain bersama dengan para pecinta anjing dan kucing lainnya. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 8 Desember 2013 di lapangan parkir fakultaspsikologi UI (Universitas Indonesia). Selain itu Animal Defenders juga menarwarkan vaksin rabies gratis dan juga vaksin murah untuk hewan peliharaan yang belum divaksin. Animal Defenders juga memberikan edukasi dan tips-tips merawat hewan peliharaan mereka.
8
2.1.3.2 Target Market 1. Geografi : •
Kota Jakarta dan sekitarnya
2. Demografi : •
Umur
: 15-23 tahun
•
Jenis Kelamin
: Pria dan wanita
•
Jenjang pendidikan
: Pelajar dan mahasiswa
•
Golongan
: C sampai A
3. Psikografi : •
Personality : - Memiliki rasa ingin tahu - Peduli - Suka bersosialisasi - Aktif di media sosial
•
Interest : - Bring Up - Take Care - Adore
•
Lifestyle : - Sederhana
•
Behavior : - Memperhatikan peliharaannya - Bisa merawat - Suka mengasuh
2.2 TINJAUAN KHUSUS 2.2.1 Profile Animal Defenders Untuk mendapatkan data mengenai profile dan latar belakang Animal Defenders, penulis melakukan wawancara dengan narasumber utama yaitu salah satu pemilik Animal Defenders sendiri, yaitu Doni Herdaru. Metode
9
yang dipakai adalah tanya jawab. Berikut adalah hasil wawancara dengan beliau yang telah dirangkum dengan sedemikian rupa. Animal Defenders Indonesia adalah organisasi pecinta binatang yang beranggota kan relawan yang memiliki kepedulian kepada anjing dan kucing yang terlantar. Animal Defenders Indonesia didirikan pada tahun 2011. Dan seiring berjalannya waktu semakin besar organisasi ini dengan banyaknya orang yang memiliki keinginan yang sama untuk menyelamatkan hewanhewan tersebut.
Keseharian dari organisasi ini adalah melayani setiap orang yang ingin berkunjung untuk melihat-lihat dan berkeinginan untuk mengadopsi anjing maupun kucing. Setiap hari sabtu dan minggu mereka selalu mengajak orangorang untuk ikut serta memandikan anjing bersama di shelter.
VISI : memberikan edukasi secara proposional dan sudut pandang yang humanis
tentang
hewan
kepada
lingkungan
hidup
manusia
dan
merealisasikannya dengan bekerja sama dengan beberapa pengajar/Institusi.
MISI : Dengan memberikan edukasi ke tempat kanak-kanak (TK) dan memberikan edukasi melalui media sosial.
-
Screen website
10
Gambar 2 (Sumber: animal-defenders.tk) •
Logo Animal Defenders
Gambar 3 (Sumber: animal-defenders.tk) •
Tampilan shelter Animal Defenders
11
Gambar 4 (Sumber: www.animal-defenders.tk)
2.3 ANALISIS KASUS Animal Defenders 2.3.1 Analisis Data 1. Strength - Memiliki visi memberikan edukasi secaraproposional dan sudut pandang yang humanis tentang hewan kepada manusia - Animal Defenders selalu siap sedia setiap ada panggilan untuk menyelamatkan anjing dan kucing 2. Weakness - Tempat shelter yang terlalu jauh - Tidak ada kendaraan umum 3. Opportunity - Memiliki banyak simpatisan yang selalu memberi bantuan dalam bentuk tenaga dan materi - Anggota yang memiliki kerja sama yang baik 4. Treat - Banyak Shelter yang lebih lama dan lebih besar dari Animal Defenders - Banyak orang yang menganggap organisasi ini hanya akal-akalan mendapatkan donasi dari orang-orang untuk kepentingan pribadi
2.3.2 Analisis Kampanye Sebelumnya 1. Strength - Sudah melakukan kampanye “adopt don’t buy” - Aktif di beberapa media sosial 2. Weakness - Kampanye yang hanya berjalan selama 3 bulan dan belum mencapai target yang diinginkan - Isi Banner yang terlalu banyak informasi, sehingga membuat orang sulit untuk membacanya 3. Opportunity
12
- Ada beberapa anjing dan kucing yang sudah di adopsi - Mulai banyak orang yang berkunjung ke Animal Defenders untuk bermain dan juga untuk mengadopsi anjing dan kucing disana 4. Treat - Masih banyak orang yang membeli anjing dan kucing di petshop - Orang-orang yang ingin mengadopsi masih pilih-pilih untuk merawat. Mereka lebih tertarik pada anjing Ras maupus kucing Ras
2.4 Partnership Animal Defenders 2.4.1 Partnership Langsung Partnership langsung dari Animal Defenders adalah RSPCA (royal society for the prevention of cruelty to animals). RSPCA (royal society for the prevention of cruelty to animals) pasti sudah tidak asing di telinga para pecinta binatang, terutama para orang-orang yang aktif untuk menyelamatkan binatang. Namun belum banyak yang tahu sedikit sejarah tentang RSPCA (royal society for the prevention of cruelty to animals), termasuk awal mula berdiri dan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan. RSPCA (royal society for the prevention of cruelty to animals) sendiri adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1824 sebagai organisasi pencegahan kekejaman terhadap hewan, didirikan oleh sekelompok reformis Richart Martin MP, William WilberforceMP dan pendeta Arthur Broome di “Old Slaughter Coffe House”, St Martin Lane, dekat Strand. Yayasan ini ditandai dengan sebuah plakat digedung modern di 77-78 St Martin Lane. •
Logo :
13
Gambar 5 (Sumber: google.com) •
Print Ads RSPCA
Gambar 6 (Sumber: www.coloribus.com/brands/rspca)
Gambar 7 (Sumber: www.coloribus.com/brands/rspca)
14
Gambar 8 (Sumber: www.coloribus.com/brands/rspca)
2.4.2 Partnership Tidak Langsung Partnership tidak langsung Animal Defenders adalah organisasi-organisasi pecinta binatang dan shelter-shelter, seperti: •
Lets adopt (Indonesia)
•
Pejaten Shelter
•
Jesse Crown
2.5 ANALISIS Kampanye RSPCA 1. Strength •
Kampanye yang mereka jalankan sudah lama
•
Poster yang mereka buat memiliki pesan yang mendalam dan dapat dimengerti oleh orang-orang
2. Weakness •
Poster pada kampanye hanya menggunakan foto
3. Opportunity •
Organisasi yang memiliki stuktur organisasi yang jelas dan teratur.
•
Pesan yang disampaikan sesuai dengan keadaan yang ada saat ini.
•
Banyaknya orang yang mendukung organisasi ini.
15
4. Threat •
Kampanye yang dilakukan kurang luas penyebarannya
•
Banyak orang yang kurang tertarik pada kampanye tersebut
2.6 Landasan Teori 2.6.1 Teori A-T-R ( Awareness, Trial, Reinforcement ) Menurut Hoek (1999 : 26-27), teori ini mengajarkan bahwa khalayak itu dapat dipengaruhi oleh iklan, hasilnya kita akan menemukan sekelompok orang yang relatif tetap memakai atau membeli produk-produk hasil iklan tersebut. Untuk mendapatkan kelompok orang yang menggunakan produk atau jasa secara tetap harus dilakukan teknik penyampaian pesan yang disebut A-T-R (awarness, trial, reinforcement). Upaya pertama, menggugah kesadaran khalayak bahwa produk yang diinginkan itu ada disekeliling mereka. Harapan kedua adalah setelah menggugah kesadaran, setiap iklan harus kuat mempengaruhi khalayaknya terutama segi konatifnya sehingga khalayaknya langsung mencoba (trial) proses yang ditujukan menurut iklan tersebut.
Harapan ketiga adalah proses peneguhan / pengukuhan (reinforcement) iklan yang ditampilan harus mempunyai kekuatan peneguh sikap tertentu (sikap positip terhadap produk).
2.6.2 Teori cutting edge (efek samping) Menurut Richart Delgado dan Jean Stefancic (2013), teori ini mengajarkan bahwa iklan secara tidak disadari dapat mengubah bentuk prilaku yang menyimpang dari suatu budaya umum dan membentuk sub budaya kelompok tertentu. Dikatakan teori “efek samping” , hal ini karena efek yang semula direncanakan untuk khalayak sasaran tertentu tidak tercapai malah mencapai efek pada khalayak yang tidak direncanakan. Akibatnya sasaran baru itu terpengaruh dan membentuk suatu sub budaya kelompok baru.
16
2.6.3 Teori Periklanan Menurut Frank Jefkins (2000 : 84-86), media periklanan meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli. Diperlukan kecermatan yang tinggi dalam menilai bobot potensi periklanan dan suatu media. Seringkali, dengan gampangnya dana dihamburhamburkan untuk media yang sesungguhnya lemah alias kurang bisa diandalkansebagai wahana iklan. Sasarannya adalah mendapatkan iklan yang paling efektif dengan biaya yang semurah-murahnya. •
Iklan lini atas (above the line) : Iklan jenis ini dikuasai oleh lima media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada birobiro iklan, seperti : 1. Radio 2. Televisi 3. Lembaga jasa iklan (outdoor) 4. Bioskop 5. Koran
•
Iklan lini bawah (below the line) : Media-media yang tidak memberikan komisi dan pembayaran sepenuhnya berdasarkan biaya-biaya operasi plus sekian persen keuntungan, seperti : 1. Directmail 2. Pameran-pameran 3. Perangkat-perangkat peragaan (display) 4. Media sosial
2.6.4 Teori Warna Menurut Athur Sinai (2012), kita tentunya tidak dapat menyangkal bagaimana pentingnya warna dalam kehidupan sehari-hari. Warna memaminkan peran yang sangat penting dalam membuat sesuatu yang indah menjadi jelek dan begitu juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan kita akan lebih mudah menyerap sesuatu melalui/dalam bentuk visual dan warna memiliki peranan disitu.
17
Pada dasarnya warna dapat mengubah cara kita berpikir, mungkin kita dapat memperhatikan bahwa beberapa warna dapat membawa efek yang sangat menenangkan untuk mata dan otak dan beberapa warna lainnya dapat mengganggu kita.
Kita harus berhati-hati saat memilih warna yang akan digunakan pada sebuah desain. Karena setiap warna memiliki arti tersendiri dan setiap warna dapat mewakili setiap pesan yang akan disampaikan. Saat pemilihan warna, kita harus menghilangkan sifat “ego” dalam penerapannya ke sebuah desain. Kita tidak bisa melanjutkan skema warna yang dipilih hanya dikarenakan kita berpikir bahwa desain yang dibuat sudah tampak sempurna. Yang perlu dan selalu kita tanyakan pada diri sendiri adalah “Apakah desain yang dibuat sudah mampu menyampaikan pesan yang tepat kepada penikmatnya?”
2.6.5 Teori Tipografi Menurut Sihombing (2001:14), huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Tipografi sebagai salah satu disiplin ilmu dalam Desain Komunikasi Visual juga memiliki peran penting dalam menyampaikan komunikasi. Terdapat faktorfaktor penting yang perlu diperhatikan dalam tipografi, yaitu Legibility (tipografi harus mudah untuk dibaca), Readibility(tipografi harus dapat dibaca), Visibility (tipografi harus mudah dilihat) dan Clarity (tipografi harus memperhatikan kejelasan). Penggunaan tipografi ditujukan untuk menjelaskan apa yang ingin disampaikan kepada audience, maka tingkat keterbacaan menjadi sangat penting. 2.6.6 Teori Layout Menurut Surianto Rustan, S.Sn. (2009, 74), layout merupakan tata letak elemenelemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Ada beberapa prinsip-prinsip pada sebuah layout : 1. Sequence
18
Istilah lainnya adalah urutan perhatian, atau disebut juga dengan Sequence diperlukan karena bila semua informasi ditampilkan sama kuat, pembaca akan kesulitan menangkap pesannya. Dengan adanya sequence, akan membuat pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan desainer. 2. Empasis Empasis dapat diciptakan melalui beberapa cara, yaitu: •
Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen layout lainnya pada halaman tersebut.
•
Warna yang kontras/ berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya.
•
Letakkan pada posisi yang menarik perhatian.
•
Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.
3. Balance Merupakan pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. 4. Unity Merupakan prinsip kesatuan elemen-elemen desain dalam layout.