perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/211
SKRIPSI Oleh: KACENG HERMAWAN X4607023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/211
Oleh: KACENG HERMAWAN X4607023
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Kaceng Hermawan. PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011) Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011. Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui peningkatan hasil belajar passing atas bola voli melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Intack Group dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 35 siswa. Data hasil belajar passing atas bola voli diperoleh melalui tes unjuk kerja, lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: dari jumlah ketiga aspek pembelajaran yaitu aspek afektif, kognitif dan psikomotor siswa diketahui bahwa hasil belajar passing atas meningkat dari 34,28% siswa yang lulus pada kondisi awal menjadi 62,85 % pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 82,85 % pada akhir siklus II. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan belajar melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010 /2011.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Kaceng Hermawan. THE IMPROVEMENT OF VOLLEYBALL UPPER PASSING LEARNING ACHIEVEMENT USING GAME APPROACH IN THE X3 GRADERS OF SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, May 2011. This research aims to find out the improvement of volleyball upper passing learning achievement using game approach in the X3 graders of SMA Negeri Colomadu Karanganyar in the school year of 2010/2011. The research method employed was a descriptive qualitative method. Intact Group in this research was the X3 graders of SMA Negeri Colomadu Karanganyar in the school year of 2010/2011 consisting of 35 students. The data on volleyball upper passing learning achievement was obtained through demonstration test, while the observation sheet was used for collecting data on student activity in attending the volleyball passing learning process through playing approach. From the result of research it can be concluded as follows: from the three aspects of learning: affective, cognitive and psychomotor of student, it can be found that the upper passing learning achievement increases from 34.28% student who passes successfully in prior condition to 62.85% in the end of cycle I and increases to 82.85% in the end of cycle II. Considering the result of research, it can be concluded that the learning approach through game approach can improve the volleyball upper passing learning achievement using game approach in the X3 graders of SMA Negeri Colomadu Karanganyar in the school year of 2010/2011.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukkan Kebesaran dan Kuasa-Nya, pada hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa. ( D’Massiv)
Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti takkan berhasil jika tidak mencoba. ( Beverly Sills)
Pada akhirnya, orang-orang yang gagal hanyalah mereka yang tidak pernah mencoba. ( David Viscott)
Kegagalan tentu saja menyakitkan, tetapi kegagalan adalah kunci untuk kita memperoleh kesuksesan. ( Penulis )
Orang yang sabar dan tekun dalam melakukan sesuatu pasti orang tersebut akan mendapatkan yang ia inginkan, janganlah putus asa dalam menghadapi segala cobaan. ( Penulis )
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : Bapak dan Ibu Tercinta Kakak yang selalu mendukung Dwi Susanti ku tersayang Rekan-rekan angkatan ‘07 Almamater SMA Negeri Colomadu, Karanganyar
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Waluyo, S.Pd, M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Bapak Djoko Nugroho, S.Pd, M.Or selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Drs. Sukarni, M, Hum. Kepala SMA Negeri Colomadu Karanganyar, beserta staf dan jajarannya. 6. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 7. Siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu, Karangantar yang telah bersedia menjadi sampel penelitian, dan Bapak Drs. Achmad Syalabi, selaku guru kolaborator. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, 14 Juni 2011 commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL .............................................................................................................
i
PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................................
ii
PERSETUJUAN ..............................................................................................
iii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
MOTTO ........................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
7
C. Tujuan Penelitian.............................................................................
8
D. Manfaat Penelitian...........................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................
9
A. Tinjauan Pustaka ..............................................................................
9
1. Pembelajaran .............................................................................
9
a. Pengertian Pembelajaran ......................................................
9
b. Hakeket Pembelajaran ..........................................................
10
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ................................................
13
2. Pendidikan Jasmani ...................................................................
13
a. Tujuan Pendidikan Jasmani ...................................................
16
b. Fungsi Pendidikan Jasmani ................................................... commit to user 3. Hasil Belajar ..............................................................................
16
x
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Permainan Bola Voli .................................................................
20
a. Sejarah ...................................................................................
21
b. Teknik Dasar Bermain Bola Voli ..........................................
21
c. Teknik Passing Atas ..............................................................
23
d. Variasi Passing Atas ..............................................................
25
5. Hakekat Bermain ......................................................................
27
a. Pengertian Bermain ..............................................................
27
b. Pendekatan Bermain ..............................................................
29
c. Jenis - Jenis Permainan ..........................................................
30
d. Permainan Indoor-Outdoor....................................................
31
6. Karakteristik Siswa SMA ..........................................................
32
B. Kerangka Pikir ..................................................................................
33
C. Hipotesis Tindakan ...........................................................................
36
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
37
A. Tempat Dan Waktu Penelitian..........................................................
37
1. Tempat Penelitian ........................................................................
37
2. Waktu Penelitian ..........................................................................
37
B. Subjek Penelitian ..............................................................................
38
C. Sumber Data .....................................................................................
38
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
38
E. Analisis Data ....................................................................................
40
F. Prosedur Penelitian ...........................................................................
40
G. Proses Penelitian ...............................................................................
43
1. Siklus I........................................................................................
43
a. Tahap Perencanaan ................................................................
43
b. Tahap Pelaksanaan ................................................................
44
c. Tahap Observasi/Pengamatan ................................................
44
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi ) ...................................................
44
2. Rancangan Siklus II ................................................................... commit to user
45
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................
46
A. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus Pra Siklus ................................
46
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................
47
1. Siklus I .......................................................................................
47
a. Perencanaan Tindakan I .........................................................
47
b. Pelaksanaan Tindakan I .........................................................
49
c. Observasi ...............................................................................
54
d. Refleksi ..................................................................................
58
2. Siklus II .....................................................................................
59
a. Perencanaan Tindakan II .......................................................
59
b. Pelaksanaan Tidakan II..........................................................
62
c. Observasi ...............................................................................
68
d. Refleksi ..................................................................................
69
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................
70
1. Motivasi Mengikuti Pembelajaran Passing Atas Bola Voli Meningkat ....................................................................................
73
a. Meningkatnya Keaktifan Siswa .............................................
73
b. Meningkatnya Perhatian Siswa .............................................
74
c. Meningkatnya Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas
74
2. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Meningkat ........................
74
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................................
77
A. Simpulan ...........................................................................................
77
B. Implikasis .........................................................................................
78
C. Saran .................................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
82
LAMPIRAN .....................................................................................................
84
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Penjabaran Sistematika Hasil Belajar Siswa ..................................
19
Tabel 2.
Rincian Kegiatan Waktu Dan Pelaksanaan Penelitian ...................
37
Tabel 3.
Teknik Pengumpulan Data Penelitian ............................................
39
Tabel 4.
Prosentase Target Pencapaian Hasil Belajar Siswa........................
45
Tabel 5.
Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal ( Pra siklus) .......................
46
Tabel 6.
Deskripsi Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siswa Siklus I ....
56
Tabel 7.
Deskripsi Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siswa Siklus II ...
76
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Posisi Perkenaan Bola Pada Telapak Tangan ..............................
24
Gambar 2.
Posisi Badan Saat Menerima Bola ...............................................
24
Gambar 3.
Variasi Pass-Atas pada Bola Rendah ...........................................
25
Gambar 4.
Variasi Pass-Atas dengan Bola Disamping Badan ......................
25
Gambar 5.
Variasi Pass-Atas dengan Bergeser Mundur..................... ..........
26
Gambar 6.
Variasi Pass-Atas dengan bergerak Mundur 45º ........................
26
Gambar 7.
Variasi Pass-Atas dengan Meloncat.................................. ..........
26
Gambar 8.
Variasi Pass-Atas Kebelakang .....................................................
27
Gambar 9.
Variasi Pass-Atas Kebelakang Berputar 180º ..............................
27
Gambar 10. Kerangka Beerfikir Penelitian Tindakan Kelas ...........................
35
Gambar 11. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas .........................
41
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I .................. 84 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II ................. 97 Lampiran 3. Daftar Nama Siswa Kelas X 3 ..................................................... 111 Lampiran 4. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ............................................... 113 Lampiran 5. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Pra Siklus .......................... 115 Lmpiiran 7. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siklus I .............................. 117 Lampiran 8. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siklus II ............................ 119
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam rangka membentuk manusia seutuhnya, karena tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani,
Pendidikan jasmani tidak hanya berdampak pada
pertumbuhan fisik saja melainkan juga perkembangan psikis siswa. Dalam dunia pendidikan, pendidikan jasmani menjadi sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang seimbang dan mendukung dalam proses pembelajaran, yaitu dengan tingkat kesegaran jasmani yang tinggi, secara tidak langsung mempengaruhi tingkat belajar siswa, dikarenakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan yaitu dengan bugarnya kondisi jasmani siswa akan mempengaruhi pola fikir siswa, begitu pula jika kondisi kurang baik atau dalam keadaan kurang fit tingkat intelegensi siswa akan berkurang. Oleh karena itu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan yang utama untuk menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang sehat dalam dunia pendidikan harus meliputi anak didik, pendidik, tujuan pendidikan, alat pendidikan, lingkungan pendidikan. Komponen-komponen diatas harus ada dalam berlangsungnya suatu pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik, demikian pula dengan pendidikan juga tidak akan berjalan apabila tidak ada siapa yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau tidak ada tujuan. Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep diatas, dan mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan pendidikan.Yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam mengikuti pembelajaran. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum karena pendidikan jasmani merupakan salah satu dari subsistem-subsistem user pendidikan. Pendidikan jasmanicommit dapatto didefinisikan sebagai suatu proses
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Menurut Rusli Lutan (2001) ”bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik”. Oleh karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan yang penting dalam pengembangan pembelajaran. Banyak yang mengagap, kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolahsekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, atau sekolah lanjutan telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan jasmani cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja, sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Model metode-metode praktek ditekankan pada teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak sesuai inisiatif sendiri. Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olah raga prestasi dalam pembelajarannya, sehingga dalam proses pembelajaranya jelas beda dari pendidikan jasmani itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti ini membuat siswa commit to user melakukan program pendidikan kurang senang bahkan merasa frustasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
jasmani, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi pembelajaran pendidikan jasmani sebagai suatu jalan alternative dalam pengajaran pendidikan jasmani disekolah, hal tersebut mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk memodifikasi ketrampilan yang hendak diajarkan agar sesuai tingkat perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa atau menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi baik itu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri maupun faktor yang berasal dari luar. Faktor dari dalam individu sendiri atau intern, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran. Sedangkan faktor ekstern atau eksternal mencakup keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media, metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah adalah permainan bola besar (bola voli), dalam permainan bola voli ada beberapa tekhnik yang harus diajarkan pada siswa agar siswa dapat bermain bola voli dengan baik diantaranya servis, passing, smash (spike), bendungan (block). Dari beberapa tekhnik dalam permainan bola voli salah satu yang harus diajarkan agar siswa dapat bermain bola voli dengan baik adalah passing, dalam permainan bola voli passing merupakan unsur yang sangat penting, tanpa menguasai tekhnik dasar passing dengan baik permainan bola voli tidak akan berjalan dengan sempurna. Passing dalam permainan bola voli dibagi menjadi dua yaitu passing atas dan passing bawah, begitu pentingnya tekhnik passing dalam permainan bola voli sehingga perlu diajarkan dengan benar agar siswa dapat bermain bola voli dengan baik. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan di SMA Negeri Colomadu Karanganyar commit kelas to X user 3, siswa di kelas tersebut masih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
mengalami kesulitan dalam melakukan passing, terutama passing atas bola voli. Sedikit siswa yang baru menguasai teknik dasar passing atas, karena dalam melakukan passing atas banyak unsur-unsur yang harus diperhatikan yang pertama sikap permulaan dalam sikap permulaan kedua kaki berdiri selebar dada, berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan merendah. Tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi dan jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah lingkaran dengan kedua lengan terbuka. Yang kedua gerakan pelaksanaan, tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua yang dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Yang ketiga gerak lanjutan saat bola memantul denga baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali. Kenyataan dilapangan kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011, masih banyak melakukan kesalahan yaitu pada sikap permulaan, kesalahan yang sering dilakukan pada sikap permulaan diantaranya kaki tidak berdiri selebar dada, lutut masih kebanyakan lurus dan badan tidak mau merendah. Pada sikap pelaksanaan, kesalahan yang sering dilakukan yaitu ketika mendorong bola lengan tidak sepenuhnya diluruskan, jari-jari tidak dibuka, perkenaan bola masih pada telapak tangan dan kesalahan yang terjadi pada gerak lanjutan yaitu tidak melangkahkan kaki belakang kedepan sehingga hasil belajar meraka tidak optimal, tingninya Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) sekolah yaitu 70 sehingga guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang lebih baik agar hasil belajar siswanya dapat tercapai secara optimal. Hasil observasi pra penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri Colomadu, Karangnyar kelas X 3 tahun ajaran 2010/2011. Mereka masih kesulitan dalam melakukan passing atas bola voli. Dari data tes yang dilakukan user X 3 SMA Negeri Colomadu oleh guru pendidikan jasmani commit pada to kelas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011, Terbukti dari jumlah 35 siswa, hanya 12 orang yang dapat dikatakan tuntas belajar passing atas bola voli atau sekitar 34,28 % dari jumlah siswa sesuai dengan kreteria penilaian pembelajaran. Hal tesebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif, pembelajaran, guru
guru masih menjadi pusat utama
kurang menerapkan model pembelajaran dan pendekatan
pembelajaran yang dapat menarik siswa mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, selain itu juga sarana dan prasarana yang kurang mendukung sehingga proses pembelajaran tidak efektif yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang optimal. Hasil wawancara guru pendidikan jasmani di SMA Negeri Colomadu Karanganyar, menunjukan bahwa siswa-siswi di SMA tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas X 3 memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani terutama pada materi bola besar (bola voli) terutama pada pokok bahasan passing atas bola voli. Masih tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri, tidak semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, serta malas-malasan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Banyak kendala yang dihadapi oleh guru pendidikan jasmani di SMA Negeri Colomadu, Karanganyar dalam usaha meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung, terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran bola voli, serta terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani untuk melakuakan model-model pembelajaran pendidikan jasmani yang ada saat commitguru to user pembelajaran. Salah satu keterbatasan pendidikan jasmani dalam mengajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
adalah dalam hal menciptakan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Antusiasme siswa dalam sebuah pembelajaran sangat penting menurut Syaiful Sagala (2007: 152) ”dalam pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian”. Jadi guru harus berusaha dan berpikir keras untuk membuat konsep yang tepat dan bervariasi dalam mengembangkan rencana pembelajaran sehingga saiwa atau peserta didik aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, terkadang siswa itu cenderung malu apabila disuruh memperagakan suatu gerakan, guru perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat mempermudah siswa menerima pelajaran dengan baik. Apabila pendekatan pembelajaran tersebut tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik sehinga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Pendekatan permainan atau bermain diharapkan dapat digunakan untuk mendukung dalam meningkatkan kemampuan teknik passing atas bola voli khususnya kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Manfaat dari permainan itu sendiri sangatlah besar, permainan merupakan media yang sangat baik untuk mengembangkan aspek sosial dan moral anak karena ada aturan-aturan tertentu yang harus diikuti semua siswa. Apabila aturan-aturan dalam permainan sudah dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan baik maka secara tidak sadar mereka belajar untuk menghormati orang lain dan mematuhi batas-batas sosial. Jika siswa memahami permainan itu siswa semakin sadar mengenai kebutuhan kerja tim, karena beberapa permainan yang lebih kompleks memerlukan kerja secara kognitif untuk mengembangkan strategi yang sederhana. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Dengan pendekatan bermain diharapkan siswa lebih aktif , lebih senang dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru, siswa dapat belajar sambil bermain sehingga siswa tidak sadar bahwa permainan yang dilakukan mengandung unsur utama pembelajaran, karena dalam memilih permainan tidak lepas dari pokok bahasan yang akan diberikan pada siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010 / 2011. Berdasarkan observasi mengenai permasalahan umum yang dihadapi oleh guru pendidikan jasmani dalam penyampaian materi khususnya pada materi passing atas bola voli, maka akan diadakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research/ CAR ) pada siswa kelas X 3 di SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010 / 2011, dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli melalui Pendekatan Bermain “. Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dilakukan dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan yang selama ini dihadapi oleh guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( Penjasorkes ) di SMA Negeri Colomadu Karanganyar, dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya dan pembelajaran passing atas bola voli pada khususnya, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010 / 2011
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, masalah dalam penelitian ini apat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011 ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar passing atas bola voli melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X 3, SMA Negeri Colomadu, Karanganyar, tahun ajaran 2010 / 2011. D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru Penjasorkes di SMA Negeri Colomadu, Karanganyar a. Memotivasi kreatifitas guru di sekolah dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani menjadi efektif dan berkualitas. b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran yang akan dilakukan terutama pada saat mengajar kelas X 3, SMA Negeri Colomadu, Karanganyar, tahun ajaran 2010 / 2011 pada pokok bahasan passing atas bola voli. c. Untuk meningkatkan kinerja guru penjasorkes di SMA Negeri Colomadu, Karanganyar dalam menjalankan tugasnya secara profesional. 2. Bagi Siswa Kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, serta meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli. b. Mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru atau pengajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani terutama pada materi passing atas bola voli. Serta mampu meningkatkan kemampuannya dalam menguasai teknik keterampilan dasar passing atas bola voli sehingga hasil belajar tercapai secara optimal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelejaran merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat dua komponen utama yaitu guru sebagai pengajar dan murid sebagai orang yang belajar. Dalam hal ini menurut Ali Imron (1996 : 2) “belajar untuk mencari pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal dengan guru “ sehingga pembelajaran ini merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Berkaitan dengan pembelajaran H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Satijan. (1998: 32) menyatakan, “pembelajaran atau instruction/instruksional atau pengajaran merupakan usaha sadar
yang disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan
mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sedangkan menurut Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik mempelajarinya”. Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan dua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga kejadian secara bersama yaitu. (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu peserta didik atau murid, (3) tujuan yaitu perubahan yang lebih baik pada diri siswa. Adapun yang dimaksud dengan ketiga komponen tersebut menurut H.J. Gino dkk., (1998: 30) sebagai berikut: 1) Guru adalah seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peran lainnnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
2) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, jika siswa dapat berinteraksi dengan guru dan bahan pengajaran ditempat tertentu yang telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran. Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai tujuan pendidikan. b. Hakikat Pembelajaran Untuk
menjalankan
proses
pendidikan,
kegiatan
belajar
dan
pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola. Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino commit to userSuwarni, Suripto, Maryanto dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Sutijan (1998:30) bahwa “pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan”. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa “mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa”. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran
merupakan
upaya
sistematis
dan
sistemik
untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis. Namun setelah guru berusaha untuk memusatkanya dan menangkap perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas. Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi social kultural melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain sebagainya. Hanya Sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan. Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar-benar commit to user keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu
pengertian,
pengetauan,
kecakapan,
ketangkasan,
kegiatan
mengajar
meliputi
menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai
dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan
yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu: Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni: 1) Merencanakan program belajar mengajar. 2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. 4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya. Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan Yudha M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa: Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agarcommit tujuantopengajran dapat tercapai. Hal yang user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa” perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”. Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah Mengembangkan kreatifitas siswa Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik Belajar sepanjang hayat Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
2. Pendidikan Jasmani Pengertian tentang pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan disusun oleh para ahli. Di bawah ini disajikan beberapa pengertian yang disusun oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
beberapa ahli diantaranya dikutip dalam (Yusuf Adisasmita, 1989: 2) sebagai berikut: J.B Nash mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan secara keseluruhan yang menggunakan dorongan aktivitas untuk mengembangkan fitness, organic, control neuro-muscular, kekuatan, intelektual dan control emosi. William, Brownell, dan Vernier mengindikasikan bahwa pendidikan jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang dipilih dapat membentuk sikap yang berguna bagi pelaku. Nixon dan Cozen mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan dengan melibatkan penggunaan system aktivitas kekuatan otot untuk belajar, sebagai akibat peran serta dalam kegiatan ini. Baley dan Field mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dan belajar organic, neuro-muscular, intelektual, social, kebudayaan, emosional dan etika sebagai akibat dan timbul melalui pilihan dan aktivitas kekuatan otot yang agak baik. ”Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi” ( Samsudin, 2008: 2). ”Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktivitas jasmani yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan tempat yang cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan besar ketangkasan dan keterampilan, yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas tinggi, agar diperoleh manfaat bagi anak-anak didik” (Abdul Kadir Ateng, 1989: 1). ”Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik”. (Toho Cholik, Rusli Lutan, 2001: 2) Pendidikan jasmani adalah terjemahan dari physical education yang di gunakan di Amerika. Makna dari pendidikan jasmani adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan jasmani adalah adalah “suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan” (Syarifuddin & Muhadi, 1992: 04). Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diserahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani dapat diartikan suatu proses sosialisasi dan transformasi nilai-nilai melalui aktivitas jasmani yang terseleksi, terencana, terprogram, dan bertujuan. Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah apabila dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa baik pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis maupun dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras yang sangat berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungan. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang dilakukan seumur hidup. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan, yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hidup. Pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan ketrampilan jasmani, tetapi masih banyak mereka yang tidak memahami bahwa Pendidikan jasmani juga mengembangkan ketrampilan sosial (social Skill), emosional dan intelektual. Pendidikan jasmani lebih disoroti dari sisi kelemahan dan kekuranganya dibandingkan dengan sisi-sisi positif dan keunggulannya. commit tosudah user barang tentu tidaklah benar. Bila Pemahaman dan penilaian yang demikian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
dicermati, pengajaran yang baik dalam pendidikan jasmani lebih dari sekedar mengembangkan ketrampilan berolahraga. Pengajaran yang baik tersebut melibatkan aspek-aspek yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya dipelajari oleh siswa melalui partisipasinya, apakah itu neuromuskuler, intelektual, emosional, dan bukan aktivitasnya olahraga semata. Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakikatnya adalah proses pendidikan dimana terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. a. Tujuan Pendidikan Jasmani Tujuan pendidikan Jasmani (Samsudin, 2008: 3), yaitu : 1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. 2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama. 3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani. 4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education). 6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. 7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. 8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat. 9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
b. Fungsi Pendidikan Jasmani 1) Aspek organik (Samsudin, 2008:3) a) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutancommit lingkungannya to user secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
b) Meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot. c) Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama. d) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus-menerus dalam waktu relative lama; dan e) Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cedera. 2) Aspek neuromuskuler a) Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot. b) Mengembangkan ketermpilan lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/mencongklang, bergulir dan menarik. c) Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti mengayun, melenggok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok. d) Mengembangkan ketermpilan dasar manipulatif, seperti memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli. e) Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan. f) Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tenis, bela diri. g) Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti menjelajah, mendaki, berkemah, berenang, dan lainnya. 3) Aspek perseptual a) Mengebangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. b) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah, sebelah kanan, atau sebelah kiri, dari dirinya. c) Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu kemampuan mengoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki. d) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis. e) Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan / kiri dalam melempar atau menendang. f) Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu, kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri. g) Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian to user tubuh atau seluruh tubuh commit dan hubungannya dengan tempat atau ruang.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
4) Aspek kognitif a) Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan. b) Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika. c) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi. d) Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungus tubuh dan hubunganya dengan aktivitas jasmani. e) Menghargai kinerja tubuh: penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya. f) Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan. 5) Aspek sosial a) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan di mana berada. b) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok. c) Belajar berkomunikasi dengan orang lain. d) Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok. e) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat. f) Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat. g) Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif. h) Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif i) Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik. 6) Aspek emosional a) b) c) d)
Mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani. Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton. Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat. Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas. 3. Hasil Belajar Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf
keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan sebuah informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa. Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan behavioral. Untuk commit to user mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri atas kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan (1989 : 22) beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil belajar dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa Jenis Hasil Belajar a. Kognitif - Pengamatan/ perceptual -
Hafalan / ingatan Pengertian/ pemahaman
-
Aplikasi/ penggunaan
-
Analisis
-
Sitesis
-
Evaluasi
b. Afektif - Penerimaan
-
Sambutan
-
Penghargaan/ Apresiasi
Indikator
Cara Pengungkapan
Dapat menunjukan, membandingkan , menghubungkan. Dapat menyebutkan dan menunjukan lagi Dapat menjelaskan dan mengidentifikasikan dengan kalimat sendiri Dapat memberikan contoh, menggunakan dengan tepat, memecahkan masalah Dapat menguraikan, dan mengklasifikasikan Dapat menghubungkan, dan menyimpulkan, mengeneralisasikan Dapat menginterprestasikan, memberikan kritik, memberikan pertimbangan penilaian
Tugas, tes, observasi.
Bersikap menerima, menyetujui, atau sebaliknya Bersedia terlibat, berpartisipasi, memanfaatkan, atau sebaliknya Memandang penting, bernilai, berfaedah indah, commit to user harmonis, kagum, atau
Pertanyaan, tes skala sikap
Pertanyaan, tugas tes Pertanyaan
Soal, tes tugas
Tugas, persoalan, tes Tugas, persoalan, tes
Tugas, persoalan, tes
Tugas, observasi dan tes
Skala penilaian, tugas, dan observasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
-
Internalisasi/ Pendalaman
-
Karakterisasi/ Penghayatan
c. Psikomotorik - Keterampilan bergerak/ bertindak - Keterampilan ekspresi verbal dan non verbal
sebaliknya. Mengakui, mempercayaai, meyakinkan, atau sebaliknya Melembagakan, membinasakan, menjelmakan dalam pribadi dan perlakuanya sehari – hari
Skala sikap, tugas ekspresif, pro efektif
Observasi
Koordinasi mata, tangan, dan kaki
Tugas, observasi, tindakan
Gerak, mimic, ucapan
Tugas, observasi, tindakan
4. Permainan Bola Voli Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masingmasing regu terdiri atas enam orang. Cara bermain bola voli adalah kedua regu yang bertanding berada dalam setiap lapangan permaianan yang dipisahkan oleh net atau jaring. Tujuan dari permainan ini adalah setiap regu yang bermain berusaha melewatkan bola melalui atas net diantara dua antena (rod) sampai bola tersebut menyentuh lantai atau tanah dalam lapangan sendiri. Untuk dapat memainkan bola voli dengan baik, diperlukan penguasaan teknk dasar. Teknik dasar menurut Suharno HP ( 1985:12 ) adalah “suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli”. Sedangkan menurut M. Yunus ( 1991/1992 :108 ) “teknik dasar adalah cara melakukan sesuatu untukmencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien sesuai aturan yang berlaku untk mencapai hasil yang optimal “. Dalam melatih ataupun mengajarkan teknik dasar bola voli diperlukan suatu cara atau metode yang digunakan oleh seorang pelatih atau guru agar mudah dipelajari oleh atlit atau siswa didiknya sehingga diharapkan dapat menunjang latihan atau hasil belajar teknik dasar bola voli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
a. Sejarah Permainan bola voli diciptakan oleh william G Morgan pada tahun 1895 yaitu seorang pimpinan dan ahli olahraga dari YMCA Holyoke Massachusetts. Permainan ini masuk Indonesia pada tahun 1928 yang dikenal pada masa penjajahan Belanda. Perkembangan olahraga ini begitu cepat sehingga pesta PON III di Medan pada tahun 1956 cabang olahraga ini masukdaftar pertandingan. Bola voli adalah permainan diatas lapangan persegi empat yang lebarnya 900 cm dan panjang 1800 c, dibatasi oleh garis selebar 5 cm. Ditengah - tengah lapangan dipasang jaring yang panjangnya 900 cm terbentang kuat dengan ketinggian 243 cm dari bawah untuk putra, sedangkan untuk putri 224 cm. Permainan ini merupakan permainan beregu dengan jumlah pemain 6 orang tiap timnya. Permainan bola voli biasanya dilaksanakan didalam atau diluar ruangan. b. Teknik Dasar Bermain Bola Voli Permainan bola voli merupakan aktifitas kelompok, kemampuan suatu regu bola voli ditentukan oleh keterampilan teknik dasar yang dimiliki oleh setiap anggota regu untuk memberikan kemampuan terbaik untuk regunya. Teknik dasar hendaknya dimilki oleh setiap pemain bola voli untuk menunjang pencapaian prestasi maksimal. Soedarwo, M. Mariyanto dan Soeyati R. (1991:
1 )
berpendapat bahwa, “Teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktuan suatu praktek denga sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga permainan bola voli”. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar bermain bola voli adalah cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan bola voli yang berlaku guna mencapai suatu hasil yang optimal. Penguasaan teknik dasar suatu cabang olahraga merupakan salah satu unsur yang menentukan menang dan kalahnya suatu regu didalam suatu pertandingan disamping unsur-unsur kondisi
fisik,
taktik, dan mental.
Kesempurnana teknik dalam permainan bola voli hanya akan dapat dicapai melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar yang sederhana meningkat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
keteknik yang lebih kompleks yang akhirnya harus menuju pada gerakan – gerakan otomatis. Untuk meningkatkan mutu permainan bola voli, maka teknik dasar ini hendaknya betul beul sudah dikuasai oleh setiap pemain terlebih dahulu. Sudjarwo (1992:
13 ) mengemukakan pendapat, “Pembentukan teknik harus
dimulai dari teknik dasar keteknik tinggi yang akhirnya harus menuju gerakangerakan otomatis. Penguasaan gerakan-gerakan otomatis tersebut menjadi tujuan dari pembentukan teknik untuk setiap cabang olahraga yang ditekuni”. Teknik dasar merupakan kemampuan awal yang hendaknya dimiliki oleh setiap pemain bola voli. Selain itu, teknik dasar sangatlah mempengaruhi bantuk dan mutu permainan bola voli. Dengan dimikian penguasaan teknik dasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dianggap remeh oleh seseorang yang akan bermain bola voli, M. Yunus (1992: 68 ) bahwa: “Beberapa unsur gerakan dan teknik memainkan bola dalam permainan bola voli meliputi : sikap dasar siap, gerakan menyongsong bola, gerakan menjangkau bola, passing, set-up, servis, smash atau spike dan blok”. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik dasar bermain bola voli yang hendak dikuasai oleh setiap pemain guna mendukung pencapaian prestasi disamping kondisi fisik yang baik, pemahaman taktik bermain, mempunyai mental bertanding serta pelatih yang berkualitas selain itu juga dengan didukung oleh penguasaan teknik dasar yang baik, baik itu servis, smash, blok, set-up, gerakan menyonsong dan menjangkau bola dan passing. Dari beberapa teknik dasar bermain bola voli tersebut, salah satu yang menjadi obyek penelitian ini adalah teknik passing, kususnya passing atas. Didalam mengajarkan teknik passing atas baik itu oleh pelatih maupun oleh guru disekolah harus diajarkan dengan benar mulai dari yang sederhana menuju kompleks agar pencapaian hasil belajar passing atas dapat tercapai secara optimal. Pengertian dari masing-masing teknik dasar permainan bola voli tersebut diatas dijelaskan sebagai berikut : 1) Servis yaitu tanda dimulainya petandingan, karena perkembangan commit to user sebagi serangan pertama. permainan bola voli, maka servis diartikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
2) Passing yaitu suatu teknik memainkan bola dengan tujuan untuk mengarahkan bola tersebut kesuatu tempat atau agar bola tersebut dapat diumpankan oleh pemain lawan pada smasher untuk diumpan. 3) Smash ( spike ) yaitu pukulan bola yang keras dan tajam serta jalannya bola memukik tajam. 4) Block ( bendungan ) yaitu usaha untuk menahan serangan lawan dengan cara membendung serangan tersebut diatas net atau jaringan. 5) Gerakan menyongsong dan menjangkau bola adalah gerakan menuju kesuatu tempat dimana bola tertuju, dan usaha untuk menempatkan diri sehingga bola yang datang dapat dimainkan dengan mudah dan berhasil dengan baik. Penguasaan teknik dasar bermain bola voli tersebut hanya dapat dicapai oleh setiap pemain bola voli dengan latihan yang sistematis, berulang-ulang dan kontinyu serta melakukan pertandingan persahabatan yang direncanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan teknik, kemampuan fisik, taktik dan mental pemain secara terus menerus dan berkelanjutan guna menghadapi suatu pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan. c. Teknik Passing atas Salah satu teknik dasar yang hendaknya dikuasai dan diajarkan pada peserta didik dalam pokok ahasan permainan bola voli adalah passing. Menurut M. Yunus ( 1992: 68 ), “ passing adalah suatu teknik memainkan bola dengan tujuan untuk mengarahkan bola tersebut kesuatu tempat atau agar bola tersebut dapat diumpan oleh pemain lawan kepada smasher untuk diumpan”. Dalam permainan bola voli terdapat dua macam passing, yaitu passing bawah dan passing atas. Obyek penelitian ini adalah passing atas yang dijelaskan senagai berikut : 1) Sikap Permulaan Ambil posisi sikap siap normal, yaitu kedua kaki berdiri selebar dada, berat badan menumpu pada telapak kaki depan, lutut ditekuk dengan badan merendah. Tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan kedua commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
tangan diagkat lebih tinggi dari dahi dan jari – jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan separti setengah lingkaran. 2) Gerakan Pelaksanaan Tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada permukaan jari – jari ruas pertama dan kedua, yang dominan mendorong bola adalah ibu jar, telunjuk dan jari tengah. Pada waktu perkenaan bola, jari – jari agak ditegangan, kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan baik. 3) Gerak Lanjutan Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti dengan memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali.
Gambar 1. Posisi perkenaan bola pada telapak tangan
Gambar 2.commit Posisi to badan usersaat menerima bola
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
d. Variasi Passing Atas Menurut M. Yunus (1992: 81) macam-macam pass-atas dapat dibagi sebagai berikut : 1) Pass-atas pada bola rendah Kunci pelaksanaan: segera merendah dengan menekuk lutut hingga salah satu lutut menyentuh lantai agar dapat menempatkan badan dibawah bola.
Gambar 3. Pass-atas pada bola rendah 2) Pass-atas dengan bola disamping badan ( Sideway Overhand Pass ) Kunci pelaksanaanya : segera geser badan ke bawah bola dengan melakukan langkah samping.
Gambar 4. Pass-atas dengan bola disamping badan 3) Pass-atas dengan bergeser mundur (Backward Overhand Pass) Kunci pelaksanaan : bergerak dengan cepat melangka kebelakang dengan merendahkan badan hingga posisi bola tepat didepan atas dari dahi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Gambar 5. Passs-Atas dengan Bergeser Mundur 4) Pass-atas dengan bergerak mundur diagonal 45 derajat (45 Degree Diagonal Overhand pass) Kunci pelaksanaanya : putar badan kesamping, lakukan langkah silang diagonal kebelakang dan segera diikuti kaki belakang untuk mengambil posisi yang tepat dibawah bola.
Gambar 6. Pass-atas dengan bergerak mundur diagonal 45 derajat 5) Pass-atas dengan meloncat (Overhand Jumping pass) Kunci pelaksanaan : cepat bergerak kebawah bola, meloncat setinggi mungkin dan dorongkan bola dengan meluruskan lengan kemudian mendarat dengan mengeper.
Gambar 7. Pass-atas dengan meloncat 6) Pass atas kebelakang (Overhand Back Pass) Kunci pelaksanaan : tempatkan badan tegak lurus dengan bola, tekuk lutut agak rendah, dorongkan bola dengan meluruskan lengan keatas belakang hingga badan membusur kebelakang, pandangan mengikuti arah bola. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Gambar 8. Pass-atas kebelakang
7)Pass-atas kebelakang dengan berputar 180 derajat (Reverse Overhand Back Pass) Kunci pelaksanaannya : putar badan 180 derajat, tempatkan badan tegak lurus dengan bola, badan merendah dengan menekuk lutut, dorong bola dengan meluruskan lengan kebelakang atas, pandangan mengikuti atah bola.
Gambar 9. Pass-atas kebelakang dengan berputar 180 derajat
5. Hakikat Bermain a. Pengertian Bermain Menurut Dani Wardani (2009: 17-18) Permainan, bermain atau padanan kata dalam bahasa Inggris disebut “games” (kata benda), “to play” (kata kerja), “toys” (kata benda) ini berasal dari kata “main”. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata main berarti “melakukan perbuatan untuk tujuan bersenang-senang (dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
alat tertentu atau tidak) ; berbuat sesuatu dengan sesuka hati, berbuat asal saja.” Dan dalam dunia psikologi kegiatan bermain dipandang sebagai “suatu kegiatan (atau lebih luasnya aktivitas) yang mengandung keasyikan (fun) dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas, tanpa paksaan dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut”. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) menyatakan ”bermain adalah kegiatan
yang menyenangkan”. Sedangkan Aip Syarifudin (2004:
17)
mengartikan” bermain adalah bentuk kegiatan yang bermanfaat/produktif untuk menyenangkan diri”. Selanjutnya menurut M. Furqon (2008: 4) menyatakan bahwa : Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan, serius dan sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya. Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu hal yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain juga bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan memunculkan rasa untuk menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di luar kenyataan, dengan memasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu arena di mana anak masuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadang-kadang menemukan dirinya dari bermain. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas jasmani siswa yang dilakukan dengan rasa senang dan mempunyai tujuan pegembangan mempunyai dampak yang positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga melalui bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk siswa. Siswa dan bermain merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan hidup
seperti halnya
kebutuhan akan makan, minum, tidur, dan lain-lain. Melalui bermain anak dapat mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Seperti halnya atletik adalah nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang kaya yang membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi. Menurut Hibanna S. Rahman (2002: 85) mengartikan ” bermain adalah segala commit to user bagi anak”. Selanjutnya menurut kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 698) bahwa ”bermain adalah melakukan sesuatu untuk bersenang-senang”. Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004: 4) yaitu ”bermain adalah dunia anak, sambil bermain mereka belajar, dalam belajar, anak-anak adalah ahlinya”. Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan yang dimaksud bermain
adalah dunia anak yang menjadi aktifitas jasmani dengan cara melakukan sesuatu untuk bersenang-senang. b. Pendekatan Bermain Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa,”pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999/2000: 35) berpendapat,”strategi
pembelajaran
permainan
berbeda
dengan
strategi
pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)”. Menurut kurikulum penjas (2004: 28) dijelaskan,”metode permainan bertujuan untuk mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada anak”. Berdasarkan pendapat dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Pendekatan
bermain
merupakan
bentuk
pembelajaran
yang
mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Rusli Lutan dan Adang Suherman commit to user (2000: 35-36) menyatakan, “manakala guru menyadari bahwa rendahnya kualitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut” : 1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya. 2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi. 3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain. Petunjuk seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh seorang guru. Jika dalam pelaksanaan permainan kurang menarik karena teknik yang masih rendah, maka seorang guru harus dengan segera mampu mengatasinya. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati kegiatan pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan
selama
pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. c. Jenis - jenis Permainan Menurut Dani Wardani (2009: 35-94) 1) Permainan untuk Usia Bayi, Anak-anak, dan Remaja sampai Dewasa. - Masa Bayi - Masa Anak-anak - Masa Remaja sampai Dewasa 2) Permainan Tradisional dan Modern - Permainan Tradisional - Permainan Modern 3) Permainan Berbahaya dan Aman - Secara Mental (psikis) - Secara Finansial - Secara Fisik 4) Permainan Mental dan Fisik - Permainan Mental - Permainan Fisik 5) Permainan Alamiah dan Diorganisir 6) Permainan Solitary (Individu) dan Kolektif (Grup) 7) Permainan Musik dan Gambar - Permainan Music - Permainan Gambar 8) Permainan di Ruangan (Indoors) dan di Tempat Terbuka (Outdoors) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
9) Permainan Menggunakan Alat dan Tanpa Alat - Permainan dengan menggunakan Media atau Alat - Permainan yang Tidak Menggunakan Media atau Alat 10) Permainan Aktif dan Pasif - permainan Aktif - Permainan Pasif d. Permainan Indoor-Outdoor Menurut
Dani
Wardani
(2009:70-71),“berdasarkan
tempat
pelaksanaannya permainan dikategorikan dalam dua macam, yaitu di tempat tertutup (indoor) dan di ruangan terbuka (outdoors)”. Kategorisasi berdasarkan tempat pelaksanaannya itu berkaitan dengan inovasi dan ketepatan memanfaatkan media permainan terutama dalam pembelajarannya. Ada beberapa permainan yang memang membutuhkan ruang yang sangat luas. Dan kadang pula ada permainan yang cukup dengan ruangan yang sederhana. Tergantung jenis permainan yang akan dimainkan dan situasi yang dibutuhkan. Ini berkaitan juga dengan setting tempat, jumlah pemain dan jenis peralatan apa yang dibutuhkan dalam permainan tersebut. Makin sedikit pemainnya dan makin sederhana permainan yang dimainkan. Permainan Indoor banyak dipakai karena perhitungan tertentu, misalnya karena diluar tidak memungkinkan atau karena jenis permainannya tidak membutuhkan tempat yang luas. Walaupun begitu, karena permainan ini tidak membutuhkan ruangan yang cukup luas tetapi apabila momentnya dipakai untuk kompetisi atau perlombaan berskala besar, tetap dikategorikan perlombaan yang membutuhkan tempat outdoors. Jenis permainan outdoors sangat berdekatan dengan pemberdayaan atau pemanfaatan unsur alami dari lingkungan alam dalam permainannya. Sedangkan sebaliknya, permainan indoors lebih menggunakan fasilitas maupun instrumen dari hasil modifikasi maupun buatan replika dari suatu alat bantu. Dari berbagai pendapat diatas dimungkinkan metode pembelajaran bola voli terutama passing atas dengan pendekatan bermain sangat menarik minat siswa khususnya siswa SMA commit yang cenderung mereka cepat bosan dalam to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
mengikuti proses belajar mengajar, diharapkan dengan pendekatan bermain anak merasa senang mengikuti proses pembelajaran sehingga dengan adanya perasaan senang untuk melakukan kegiatan permainan akan dapat meningkatkan teknik dasar bola voli terutama passing atas.
6. Karakteristik Siswa SMA Anak SMA berumur berkisar 16-18 tahun, mereka termasuk dalam kategori remaja. Dalam istilah asing sering dipakai untuk menunjukan makna remaja, atara lain: puberteit, adolescentia, dan younth. Dalam bahasa indonesia sering pula dikatakan pubertas atau remaja. Istilah puberty (inggris) atau puberteit (belanda) berasal dari bahasa latin : pubertas yang berarti usia kedewasaan, istilah ini berkaitan dengan kata lain lainnya pubescere yang berarti masa pertumbuhan rambut didaerah tulang “pusic”(daerah kemaluan). Puberty sering diartikan sebagai masa tercapainya kematangan seksual ditinjau dari aspek biologis. Di indonesia baik istilah pubertas maupun adulescentia dipakai dalam arti umum dengan istilah yang sama yaitu remaja. Makna dan karakteristik pertumbuhan fisik remaja. Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahanperubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan porposi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin yang kedua (sekunder). Menurut Muss yang dikutip Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991: 51) Uruturutan perubahan fisik adalah sebagai berikut: a. Pada perempuan: 1) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi,anggota-anggota badan menjadi panjang) 2) Pertumbuhan payudara. 3) Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap dikemaluan. 4) Mencapai pertumbuhan ketingian badan yang maksimum setiap tahunnya 5) Bulu kemaluan menjadi keriting 6) Menstruasi 7) Tumbuh bulu ketiak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
b. Pada laki-laki: 1) Pertumbuhan tulang-tulang 2) Testis membesar 3) Tumbuh bulu kemaluan yang halus 4) Awal perubahan suara 5) Ejakulasi 6) Bulu kemaluan menjadi keriting 7) Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya 8) Tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis,jenggot) 9) Tumbuh bulu ketiak Oleh karena itu Jadi seorang guru harus bisa memberi penjelasan akan perkembangan yang terjadi pada diri siswa tersebut, terutama pada wanita dikarenakan pada kondisi fisik wanita mempunyai perubahan yang sangat mencolok
dibandingkan
anak
laki-laki.
Dalam
kegiatan
pembelajaran
permasalahan yang muncul dapat diatasi, serta kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar B. Kerangka Pikir Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan
siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Siswa
diarahkan
untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik. Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran. Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya sarana dan prasarana serta peran aktif siswa dalam kegiatan belajar to user mengajar. Proses pembelajaran commit yang berlangsung belum mewujudkan adanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi/ pendekatan pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. Permasalahan tersebut muncul pada pembelajaran passing atas bola voli di SMA Negeri Colomadu Karanganyar kelas X 3 tahun ajaran 2010/2011. Kurang maksimalnya pembelajaran passing atas bola voli dikarenakan pendidik kurang mampu mendesain pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran bola voli khususnya passing atas bola voli sehingga partisipasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar kurang maksimal yang mengakibatkan hasil belajar passing atas siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 tidak tercapai secara optimal Penggunaan pendekatan yang sesuai dengan kondisi awal siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dalam belajar passing atas bola voli adalah pendekatan bermain, dikarenakan melalui pendekatan bermain siswa dituntut aktif melakukan permainan, permainan yang dibuat mengarah pada teknik dalam melakukan passing atas bola voli, sehingga siswa tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan teknik passing atas bola voli, karena mereka belajar sambil bermain. Secara langsung memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Banyak kelebihan yang bisa didapat dengan penerapan penbelajaran menggunakan pendekatan bermain diantaranya: siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran, suasana pembelajaran lebih menyenangkan, siswa tidak cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa lebih mudah dalam menerima materi pembelajaran. Penggunaan pendekatan bermain dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari yaitu passing atas bola voli. Secara lebih rinci jenis-jenis permainan tersebut dijabarkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap pertemuan. Pembelajaran passing atas dengan pendekatan bermain diharapkan dapat menarik minat siswa khususnya siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
2010/2011, yang kebanyakan dari mereka kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani khususnya mempelajari passing atas bola voli. Maka untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran bola voli khususnya passing atas, harus digunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Diantara pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan situasi pembelajaran tersebut adalah pendekatan bermain sebagai rangsangan untuk melakukan gerakan. Diharapkan melalui pendekatan bermain tesebut proses pembelajaran bola voli khususnya passing atas dapat dilaksanakan secara maksimal sehingga hasil belajar passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dapat tercapai secara optimal. Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini :
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru : Kurang mampu mengkontrol keaadan siswa pada materi passing atas
Menerapkan pembelajaran melalui pendekatan bemain
Melaui pendekatan bermain siswa lebih mudah menganalisis gerakan passing atas, sehingga mampu melakukan dan siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran
Siswa : - Tidak mampu menyerap serta menganalisis materi gerakan passing atas yang disampaikan oleh guru. - Hasil belajar penjas rendah - Siswa kurang partisipasi dengan materi yang diberikan guru
Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknik dasar passing atas, melalui pendekatan pembelajaran bermain Siklus II : upaya perbaikan dari tindakan silkus I sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan passing atas, melalui pendekatan bermain
commit toberfikir user dalam PTK Gambar 10. Kerangka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
C. Hipotesis Tindakan Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipostesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai berikut :. “Penerapan Pendekatan Bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli pada siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar, tahun ajaran 2010 / 2011”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri Colomadu, Karanganyar.
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan direncanakan dari bulan Maret 2011 sampai selesai.
Tabel 2 . Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian Waktu (Bulan) No 1
2
3
Rancangan Kegiatan
Des Jan Feb Mar Apr Mei 2010 2011 2011 2011 2011 2011
Persiapan a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Ijin Penelitian Pelaksanaan a. Seminar Proposal b. Pengumpulan data penelitian atau pelaksanaan tindakan
√ √ √ √ √ √ √ √
Penyusunan Laporan a. Penulisan Laporan
commit to user
37
√
√
√
√
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
B. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2010 / 2011, yang berjumlah 35 siswa, putri 21 orang dan putra 14 orang
C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar passing atas bola voli melalui pendekatan bermaian pada siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan passing atas bola voli melalui pendekatan bermaian
pada siswa kelas X 3 SMA Negeri
Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2010/2011
D. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari: tes, observasi lapangan. 1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil passing atas bola voli yang dilakukan siswa 2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan pendekatan bermain pada pokok bahasan passing atas bola voli Menurut H.E. Mulyasa (2009 : 183) “data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrument yang digunakan”. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Tabel 3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian B.
No 1
Jenis Data Hasil belajar passing atas bola voli
Subjek
Teknik Pengumpulan Data
Siswa
Afektif
Kognitif
Psikomotorik
Instrumen Skala sikap melalui observasi lapangan (sesuai dengan rubrik penilaian aspek afektif pada RPP) Soal tes (sesuai dengan rubrik penilaian aspek kognitif pada RPP) Ujuk kerja praktik yang meliputi kemampuan teknik dasar passing atas bola voli(sesuai dengan rubrik penilaan aspek psikomotorik pada RPP)
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni hasil tes pasing atas pada siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2010 / 2011. Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya : 1. Info mitra kolaborator (guru Pendidikan Jasmani yang bersangkutan) dan siswa. 2. Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran. 3. Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
E. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan obervasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Hasil keterampilan passing atas bola voli. Kemudian dikatagorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. 2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan passing atas, dengan menganalisis
rangkaian
gerakan
passing
atas
bola
voli.
Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat unjuk kerja passing atas bola voli. Menurut Iskandar (2009: 131) dalam Agus Kristiyanto (2010: 137) yang menyatakan bahwa,”Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran”.
F. Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Agus Kristiyanto (2010 : 55) yakni “penelitian tindakan yang diawali dengan tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observation), dan tahap refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan)”. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planning) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan. 2. Penerapan Tindakan/Pelaksanaan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya. 3. Observasi (Observation) adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat pelaksanaan tindakan atau selama penelitian berlangsung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
4. Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya atau perenungan yang sangat mendalam dan lengkap atas apa yang telah terjadi. Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai. Adapun tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diterangkan melalui gambar sebagai berikut : Tahap I Perencanaan
Tahap IV Refleksi
Siklus I
Tahap II Pelaksanaan
Tahap III Pengamatan Tahap I Perencanaan Tahap IV Refleksi
Siklus II
Tahap II Pelaksanaan
Tahap III Pengamatan
Gambar 11. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas Sumber : H.E.Mulyasa (2009:73)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian. Langkah – langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – efaluatif atas
kegiatan
mempersiapkan
yang
dilakukan
rencana
pada
modifikasi,
siklus koreksi,
pertama, atau
untuk
kemudian
pembetulan,
dan
penyempurnaan pada siklus berikutnya. Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut: 1. Tahap persiapan survei awal Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Meninjau sejauh mana pelaksanaan pembelajaran passing atas bola voli diterapkan dalam sekolah tersebut. 2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen, dan alat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah : a. Menentukan subjek penelitian b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi 3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri atas : a. Hasil pre-test kemampuan passing atas b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran c. Pelaksanaan pembelajaran d. Partisipasi dan keaktifan siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
4. Tahap analisis data Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang terkumpul berupa uraian diskrptif tentang perkembangan proses pembelajaran yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan passing atas bola voli 5. Tahap penyusunan laporan Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari mulai awal survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian
G. Proses Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah hasil belajar passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2010 / 2011. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam dua siklus. 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari : 1) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) passing atas bola voli 2) Menyusun instrument tes kemampuan passing atas bola voli 3) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran 4) Menyusun lembar observasi 5) Menyiapkan lembar tes 6) Penyipakan tempat penelitian 7) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan 8) Sosialisaisi kepada subjekcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
b. Tahap Pelaksanaan Tahap
pelaksanaan
dilakukan
dengan
melaksanakan
sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langakah - langkah kegiatan adalah : 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum. 2) Melakukan pemanasan 15 menit. 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan passing atas bola voli melalui pendekatan permainan yang telah direncanakan oleh guru dan peneliti sebelumnya 5) Penjelasan permainan pertama yang akan dilakukan 6) Pelaksanaan permainan pertama yang bertujuan untuk menarik siswa agar siswa ikut kedalam pembelajaran 7) Penjelasan permainan kedua yang yang akan dilakukan 8) Pelaksanaan permainan kedua yang bertujuan untuk melatih perkenaan bola pada telapak tangan 9) Menarik kesimpulan 10) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 11) Melaksanakan penenangan / pendinginan. c. Tahap Observasi / Pengamatan Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan bermain yang diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik dasar passing atas bola voli d. Tahap Evaluasi ( Refleksi ) Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang perlu dipertahankan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya. Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut.
Tabel.4 Prosentase Target Capaian Hasil Belajar Siswa Prosentase target capaian Aspek yang diukur
Hasil belajar passing atas bola voli (Afektif, Kognitif, Psikomotor)
Kondisi awal
Siklus 1
Cara mengukur
Siklus 2
Diamati saat guru memberikan materi passing atas bola voli pada awal pembelajara. 34,28%
65%
80%
2. Rancangan siklus II Pada silkus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal penelitian diukur dari observasi lapangan dan tes unjuk kerja keterampilan passing atas bola voli. Observasi dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan passing atas bola voli, sehingga diketahui hasil belajar passing atas bola voli sebelum diberi tindakan berupa pendekatan bermain dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Berikut merupakan hasil belajar passing atas bola voli yang diperoleh siswa, sebelum diberi tindakan berupa pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar (pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal (Para Siklus) Aspek yang diukur
Afektif, Kognitif dan Psikomotor
Kondisi Awal Jumlah Siswa Presentase yang lulus Kelulusan
12
34,28%
Cara Mengukur Diamati saat guru memberikan materi passing atas bola voli pada awal pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pra siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa siswa yang sudah lulus dalam mengikuti pembelajaran passing atas bola voli sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah direncanakan sebelumnya. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Menganjar (KKM ) yang diterapkan disekolah yaitu 70, dari jumlah siswa 35 tercatat hanya 12 siswa atau sekitar (34,28%) yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran passing atas bola voli. Dari data tersebut, menujukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses commit to akan user dilakukan tindakan pembelajaran pembelajaran passing atas bola voli, maka
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
berupa pendekatan bermain yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap
siklus
yang
diterapkan
masing-masing
menggunakan
penerapan
pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dan tes unjuk kerja passing atas bola voli yang sesuai dengan indikator yang telah direncanakan pada tiap akhir siklus. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi / pengamatan serta refleksi tehadap tindakan. Serangkaian penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada perubahan pada indikator partisipasi siswa ke arah yang lebih baik. Pembahasan masing-masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas kegiatan, antara lain: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, guru kolaborator dengan peneliti melakukan refleksi bersama untuk melakukan pembahasan mengenai siklus yang telah dilakukan, untuk selanjutnya mencari solusi pemecahan masalah yang terjadi pada siklus sebelumnya, dan menentukan tindakan kedepan yang harus dilakukan untuk keberhasilan siklus berikutnya, jika indikator ketercapaian belum terpenuhi. 1. Siklus I a. Perencanaan Tindakan I Perencanaan tindakan perlu dipertimbangkan secara matang agar penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapankan. Sebelum menjalankan rencana tindakan yang telah disusun, peneliti bersama dengan guru kolabolator mencaricommit waktu yang paling tepat untuk melakukan siklus to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
I. Pemilihan waktu penelitian berdasarkan jadwal pelajaran penjasorkes di kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011, yaitu hari Rabu. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran, yaitu 2 x 45 menit. Berdasarkan hasil diskusi disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini dilakukan pada hari Rabu, 13 April 2011,. Pelajaran penjasorkes di kelas X 3 pada hari Rabu dilakukan pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4, yaitu dimulai pada pukul 08.15 WIB dan berakhir pada pukul 09.45 WIB. Setelah menetapkan jadwal pelaksanaan tindakan, selanjutnya peneliti dan guru menetapkan tempat penelitian. Mempertimbangkan keterbatasan ruang, tempat, dan sarana serta prasarana yang dimiliki, akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa penelitian akan dilakukan di halaman sekolah SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Penelitian ini pada intinya menggunakan pendekatan bermain yang dimana jenis-jenis permainan yang diterapkan dalam pembelajaran passing atas bola voli tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jenis-jenis permainan yang diterapkan tidak lepas dari pembelajaran yang akan diberikan yaitu passing atas bola voli. Dengan mempertimbangkan kondisi siswa dan jenis permainan yang telah direncanakan kemudahan dan kesederhanaan pelaksanaan permainan yang telah disediakan, peneliti dan guru kolabolator memutuskan untuk menggunakan permainan tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada meteri passing atas bola voli. Jenis permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran passing atas perlu dipertimbangkan tingkat keefektifannya dalam upaya meningkatkan kemampuan teknik dasar passing atas bola voli sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal, sesuai dengan tujuan awal dari penelitian ini. Tahap perencanaan siklus I meliputi kegiatan berikut ini: 1) Peneliti bersama guru mata pelajaran penjasorkes dalam hal ini guru kolaborator merancang skenario pembelajaran passing atas bola voli dengan menggunakan pendekatan bermain. Langkah yang ditempuh di commit to user antaranya:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
2) Setelah cukup dalam pembelajaran tersebut dan sudah dilakukan berulang kali, langsung pembelajaran dipindah kelapangan lompat jauh yang sebenarnya yang gerakannya dilakukan secara keseluruhan mulai dari awalan, tolakan, sikap diudara, dan mendarat di bak pasir. 3) Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan, guru memeriksa sekilas hasil kerja siswa; 4) Guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan; 5) Guru dan peneliti mengadakan evaluasi dan analisis hasil lompat jauh gaya jongkok yang telah dilakukan siswa sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan siklus I. 6) Peneliti menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk materi passing atas bola voli menggunakan pendekatan bermain berdasarkan silabus yang berlaku di sekolah tersebut. Rencana pembelajaran ini selanjutnya akan menjadi panduan bagi peneliti dan guru kolaborator untuk mengajar di depan kelas sebagai wujud tindakan I. 7) Peneliti dan guru kolaborator mempersiapkan alat pembelajaran yang menunjang jalannya pembelajaran.. 8) Peneliti dan guru kolaborator menyusun lembar observasi, lembar observasi digunakan untuk mengamati kejadian yang ada saat pelaksanaan tindakan, lembar observasi ini merupakan produk dari kesepakatan antara peneliti utama dan kolaborator. b. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan (2 x 45 menit), yaitu pada hari Rabu tanggal 13 dan 27 April 2011 di halaman sekolah SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Siklus I pertemuan pertama dimulai pada hari Rabu tanggal 13 April 2011 saat jam pelajaran ke-3 dan ke-4 Siklus I dilanjutkan pada pertemuan kedua, yaitu hari Rabu 27 April 2011, pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4. Tindakan I dimulai dengan melakukan pembelajaran berdasarkan skenario dan rencana pembelajaran (RPP) yang telah disepakati sebelumnya commit to user antara peneliti dengan guru mata pelajaran penjasoekes dalam hal ini guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
kolaborator, ketika dalam tahap perencanaan. Jadi, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator, yaitu mengamati jalannya proses pembelajaran, mencatat semua kejadian yang ada di dalam kelas, dan melakukan refleksi setelah pembelajaran usai. Pada pelaksanaan siklus I ini, materi yang disampaikan adalah adalah pembelajaran passing atas bola voli menggunakan pendekatan bermain. Pada pertemuan pertama siswa belajar gerakan teknik dasar passing atas bola voli melalui pendekatan bermain, dalam permaianan ini bertujuan untuk penyesuaian siswa terhadap gerakan teknik dasar passing atas. Urutan kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Guru menyiapkan siswa dengan empat bersab, berdoa dan persensi siswa, dilanjutkan dengan melakukan kegiatan
apersepsi dengan menggali
pengetahuan siswa tentang bola voli khususnya passing atas. b) Guru memberikan penjelasan tentang proses pembelajaran passing atas. c) Guru memberikan pemanasan, lari empat kali mengelilingi lapangan bola voli,apabila guru meniup peluit maka arah lari berbalik arah, setelah itu dilanjutkan streatching berupa penguluran otot yang difokuskan pada lengan dan kaki. d) Siswa dikumpulkan diberikan motivasi dan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan. Yaitu pembelajaran passing atas dengan menggunakan pendekatan bermain 2) Kegiatan inti Siswa melakukan pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain permainan yang pertama adalah permainan kepala beranjau, pelaksanaanya sesagai berikut : a) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok antara putera dan puteri terpisah, masingmasing kelompok dibagi menjadi 2 tim b) Setiap tim berjumlah ± 7 orang, dengan memilih salah satu teman 1 timnya untuk menjadi kiper, kiper bertugas memegangi simpai dengan cara berdiri commit todiatas user kepala ) diatas kursi ( simpai harus dipegang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
c) Setiap tim saling berkompetisi untuk memasukan bola ke dalam lingkaran simpai yang dipegangi oleh kiper, kiper harus siap apabil timnya mau menembakan bola tugas kiper disini mengarahkan simpai sesui arah bola yang ditembakkan oleh regu satu timnya. d) Tim lawan mencegah bola agar tidak dapat dimasukan kedalam lingkaran simpai, apabila bola masuk sekor untuk tim penyerang, bola yang digunakan bola plastik. e) Tim yang tidak banyak memasukan bola akan mendapatkan hukuman, jenis hukuman disepakati oleh tim yang menang. Siswa melakukan permainan yang kedua, nama permainannya permainan bola genit, pelaksanaan sebagai berikut : a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok membentuk lingkaran dan diberi satu bola plastik. b) Bola tersebut harus dimainkan dalam kelompok tersebut dengan teknik passing atas. c) Masing-masing kelompok berusaha memainkan bola agar bola tidak jatuh, apabila ada kelompok yang menjatuhkan bola terlebih dahulu maka satu kelompok tersebut mendapatkan hukuman. Setelah dianggap cukup siswa melakukan permainan bola voli yang dimodifikasi, bola dimainkan hanya menggunakan passing atas saja. 3) Penutup a) Melaksanakan penenangan / pendinginan. b) Pendinginan dilakukan berupa penguluran (stretching) c) Evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. d) Pemberian pertanyaan mengenai bola voli khususnya passing atas, jawaban dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Pada pelaksanaan siklus I untuk pertemuan kedua, peneliti dan guru kolaborator bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajara dikelas, dari pembukaan hingga penutup. Baik dalam proses pembelajaran serta mengamati hasilnya pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Pertemuan kedua pada siklus pertama dilakukan tindakan sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Guru menyiapkan siswa dengan empat bersab, berdoa dan persensi siswa, dilanjutkan dengan melakukan kegiatan
apersepsi dengan menggali
pengetahuan siswa tentang bola voli khususnya passing atas. b) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan sebelumnya; c) Guru melakukan pendalaman materi untuk menambah pemahaman siswa, yaitu tentang cara melakukan passing atas dengan benar. d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi tersebut; e) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran passing atas bola voli dengan pendekatn bermain yang telah dilakukan; f) Guru memberikan penilaian dan komentar terhadap pekerjaan siswa yang telah diberikan sebelumnya, serta memberikan motivasi. Penguatan dilakukan dengan cara memuji hasil pekerjaan siswa yang telah melakukan permainan dengan baik dan penuh semangat dan meminta siswa yang lain untuk lebih semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar; g) Setelah dianggap cukup siswa melakukan pemanasan untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya, pemanasan dengan menggunakan permainan nama permainan ini adalah permainan cari tikus, pelaksanaan sebagai berikut : h) Siswa berada didalam lapangan tidak boleh keluar dari batas yang telah ditentukan oleh guru, guru memanggil 2 siswa secara acak untuk menjadi pak tani, siswa lainnya menjadi tikus, siswa yang dipanggil menjadi pak tani mereka harus membasmi tikus dengan cara melemparkan bola plastik menenai temannya yang menjadi tikus lemparan harus menggunakan kedua lengan, siswa yang memegang bola tidak boleh commit to user berlari dalam melemparkan bola, harus dioperkan pada temannya satu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
tim, apabila siswa yang menjadi tikus terkena lemparan harus membantu pak tani dalam membasmi tikus. Setelah pemanasan dianggap cukup dilanjutkan dengan peregangan. 2) Kegiatan Inti Siswa belajar passing atas dengan permainan, nama permainannya adalah bola gantung, pelaksanaannya sebagai berikut : a) Siswa
dibagi
menjadi
4
kelompok
masing-masing
kelompok
menempatkan diri dengan berbaris menjadi satu banjar, berdiri dibelakang bilah. Masing-masing kelompok saling berkompetisi, dengan cara siswa yang berda paling depan berlari mengambil bola yang sudah disediakan, pertama bola yang diambil adalah bola plastik setelah mengambil bola siswa melakukan lemparan dengan teknik passing atas, lemparan harus mengenai bola yang telah digantung diatasnya percobaan pertama satu kali perkenaan bola. b) Siswa yang telah melakukan lemparan harus berlari kekelompoknya, setelah sampai pada batas yangtelah ditentukan bola dilempar dengan teknik passing atas, siswa yang berada dibarisan paling depan menerima lemparan dengan kedua lengan dan melanjutkan permainan, siswa yang telah melakukan permainan berlari kebarisan paling belakang siswa yangmenerima bola melanjutkan permainan, begitu seterusnya sampai siswa yang pertama berada diurutan paling depan, perkenaan lemparan ditambah menjadi 4 kali perkenaan pada bola dan bola yang digunakan dapat diganti dengan bola voli sesungguhnya. c) Kelompok yang paling lama melakukan permainan mendapatkan hukuman, jenis hukumannya ditentukan oleh kelompok yang menang. Setelah permainan dianggap cukup siswa dikumpulkan kembali dan diberi pengarahan tentang tata cara melakukan passing atas bola voli, dan siswa diberikan kesempatan untuk bertannya tentang teknik dasar passing atas. Setelah tanya jawab selesai siswa dipersiapkan untuk melakukan evaluasi kemampuan teknik dasar passing atas bola voli, yang dinilai dalam pelaksanaan evaluasi ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah disepakati antara peneliti dan kolaborator. 3) Penutup a) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran b) Pengumuman - pengumuman c. Observasi Ketika
pembelajaran
passing
atas
melalui
pendekatan
bermain
berlangsung yaitu pertemuan pertama (Rabu, 13 April 2011) berlangsung selama 2 x 45 menit pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Pembelajaran passing atas menggunakan pendekatan bermain. Pertemuan kedua (Rabu, 27 April 2011) berlangsung pembelajaran selama 2 x 45 menit pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Pertemuan kedua menjadi sarana guru untuk melakukan pendalaman materi mengenai teknik dasar passing atas bola voli karena permainan yang berlangsung memerlukan teknik dasar passing atas dengan benar, membahas tugas siswa, dan melakukan refleksi dari pertemuan pertama. Guru memberikan komentar dan penguatan terhadap keterampilan passing atas bola voli yang telah dilakukan oleh siswa pada pertemuan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar-mengajar passing atas melalui pendekatan bermain, diperoleh data tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang antusias dan tertarik dengan pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain, mengalami peningkatan dari pada pembelajaran yang seperti biasanya, tetapi masih ada yang kurang memperhatikan penjelasan guru tentang jalannya permainan sehingga siswa masih bertannya saat pelaksanaan pembelajaran. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya gangguan dari luar kelas, yaitu beberapa siswa yang sengaja ingin melihat kegiatan pembelajaran kelas X-3. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran melalui pendekatan bermain belum pernah terjadi di kelas-kelas sebelumnya. Kejadian ini sempat menyita perhatian siswa lainnya, tetapi guru berhasil mengatasinya dengan cara meminta siswa-siswa untuk kembali fokus terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
pembelajaran dan meminta siswa yang berada di luar kelas untuk tidak mengganggu proses belajar mengajar; 2) Berdasarkan hasil evaluasi passing atas bola voli yang dilakukan dimana yang diukur dalam tes ini adalah gerakan kaki dan badan, gerakan lengan, perkenaan bola dan kemampuan melakukan rangkaian gerakan passing atas bola voli yang dilakukan siswa didapat
22 siswa atau sekitar 62,85% siswa sudah
mampu melakukan passing atas dengan benar. Para siswa dianggap telah benar melakukan gerakan passing atas dengan benar sesuai dengan indikator ketercapain yang telah derencanakan sebelumnya, sehingga hasil belajar passing atas bola voli meningkat dari pada sebelum diberikan perlakuan. Namun, 12 siswa atau sekitar 34,28% siswa masih perlu melakukan perbaikan. 3) Sedangkan nilai afektif siswa dan nilai kognitif siswa meningkat yang dilihat melalui lembar observasi, dengan pendekatan bermain indikator afektif dan kognitif siswa meningkat, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran karena nilai afektif dan kognitif siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dalam hasil akhir siswa nilai yang diperoleh tidak hanya nilai psikomotornya saja melainkan nilai afektik dan kognitif siswa juga sengat berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar passing atas bola voli, sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Mengajar ( KKM ) yaitu dang nilai 70. Yang penilaiannya diambil dari ketiga aspek yaitu Psikomotor 50%, Afektif 30% dan kognitif 20% sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) sesuia dengan indikator ketercapaian. 4) Pada akhir tindakan I, jumlah siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar passing atas bola voli mengalami peningkatan dibanding sebelumnya, setelah ketiga nilai diatas digabungkan baik itu nilai psikomotor, afiktif dan kognitif, dari jumlam siswa 35 orang, diperoleh hasil siswa yang lulus berjumlah 22 siswa atau sekitar (62,85%) dan siswa yang tidak lulus berjumlah 13 siswa atau sekitar (37,14%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siswa Pada Siklus I
Aspek yang diukur
Psikomotor, Afektif dan Kognitif
Pra Siklus Jumlah Siswa Persentase yang Kelulusan lulus
12
34,28%
Siklus 1 Jumlah siswa Persentase yang kelulusan lulus
22
62,85%
Cara Mengukur
Diamati saat proses pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain
Dengan adanya penerapan pembelajaran passing atas bola voli dengan melalui pendekatan bermain, hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan, pelaksanaan tindakan I mampu mencapai indikator siklus I keberhasilan yang telah ditetapkan. Tetapi masih banyak ditemukan kelemahan pada siklus I, sehingga hasilnya kurang maksimal. Hal ini tidak lepas dari adanya kelemahankelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan tindkan I yang ditemukan pada aspek guru, siswa, maupun permainan yang digunakan dalam penelitian tersebut. Beberapa kelemahan yang dimiliki guru dalam yang terlihat dalam kegiatan tindakan I ini, antara lain: 1) Umpan yang diberikan oleh guru masih belum bisa membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar; 2) Sebelum memberikan materi pokok, guru kurang dalam memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Hal ini membuat siswa tidak mengerti dan memiliki gambaran yang jelas tentang isi materi dan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga siswa sulit untuk memahami materi seutuhnya akibatnya siswa sering bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3) Guru harus lebih kreatif dalam meningkatkan motivasi siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
4) Belum ada penguatan berarti dari guru yang dapat memotivasi siswa untuk tertarik dengan materi pembelajaran dan megikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Dari sisi siswa ditemukan beberapa kekurangan, antara lain : 1) Siswa belum sepenuhnya aktif ketika pembelajaran passing atas berlangsung. Pada umumnya mereka masih sering bicara dengan teman-temannya. Meskipun belum memahami materi yang disampaikan guru, mereka tetap saja diam, tidak berani, dan malu untuk bertanya; 2) Siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Mereka mudah terganggu dengan lingkungan sekitar, karena penerapan pembelajaran melalui pendekatan bermain masih asing di mata lingkungan sekolah. 3) Siswa masih belum tampak sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain. 4) Pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan permainan yang menggunakan teknik dasar passing atas bola voli terutama saat melakukan gerakan, kebanyakan siswa kurang konsentrasi sehingga gerakan yang diharapkan melalui pendekatan bermain kurang maksimal. 5) Kelemahan juga ditemukan dari permainanya, dikarenakan permaina yang dilaksanakkan belum pernah dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu guru dan peneliti ,menyiapkan permainan yang lebih baik agar siswa mudah menerima permainan tersebut sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Jenis permainan yang digunakan dalam tindakan I ini ternyata mendapatkan tanggapan positif dan negative dari siswa. Banyak siswa yang antusias dalam mengikuti pembelajaran, dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan
bermain
menyenangkan
tidak
membosankan,
pembelajaran melalui pendekatan bermain merupakan pembelajaran yang baru mereka terima pada waktu penelitian ini, dan dalam pembelajaran sebelumnya bola voli merupakan hal yang membosankan dan melelahkan terutama siswa putri, mereka lebih senang duduk-duduk melihat ditepi lapangan, jadi dengan adanya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
pembelajaran yang baru ini, siswa lebih tertarik dan senang dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan tercipta suasana pembelajaran yang lebih baik. Namun, masih ada beberapa siswa yang merasa kurang antusias dalam pembelajaran, dari itulah tugas dari guru kolaborator dan peneliti untuk membuat permainan yang lebih menarik yang dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran yang diberikan sehingga peran aktif siswa lebih meningkat, mungkin dari jenis permainan, atau pemanasan yang perlu adanya perubahan. d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan tindakan pada siklus I, guru kolaborator dan peneliti melakukan refleksi. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, perbaikan yang akan diupayakan pada pelaksanaan siklus II, antara lain: 1) Pada awal pelajaran guru akan melakukan apersepsi secukupnya agar siswa memiliki gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan diajarkan sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi tersebut. 2) Guru memberikan pemanasan berupa permainan yang lebih menarik yang dapat menunjang pada pembelajaran passing atas bola voli. Hal ini di upayakan untuk meningkatkan kaemampuan siswa dan peran aktif siswa. 3) Untuk menumbuhkan motivasi dan antusiasme siswa terhadap pembelajaran guru kolaborator dan peneliti akan berusaha membuat proses pembelajaran yang rileks dan tidak kaku. Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk bertanya apabila mereka mengalami kesulitan ketika pembelajaran berlangsung. Jika diperlukan, penguatan yang diberikan kepada siswa tidak hanya berupa kata-kata atau pujian saja, tetapi juga berupa hadiah atau reward. 4) Untuk menghindari gangguan dari luar yang mengganggu konsentrasi siswa, guru akan melakukan pencegahan dengan menjaga suasana kondusif diwaktu proses belajar mengajar. 5) Agar pembelajaran menjadi lebih tertib, guru akan selalu memantau, mengingatkan siswa, dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau bercanda dengan temannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
6) Guru membuat variasi pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain, misal jenis permainan yang digunakan lebih menekankan pada teknik dasar passing atas bola voli dibanding siklus I.
2. Siklus II a. Perencanaan Tindakan II Hasil akhir siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X 3 dalam melakukan pembelajaran passing atas bola voli belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan adanya berbagai kelemahan dari berbagai unsur pembelajaran pada pelaksanaan tindakan I. Oleh karena itu, sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan siklus I, peneliti dan guru kolaborator bermaksud untuk melakukan tindak lanjut dengan melakukan siklus II. Kegiatan perencanaan pelaksanaan siklus II dilakukan pada minggu berikutnya. Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan durasi masingmasing pertemuan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 45 menit. Tindakan II direncanakan akan dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011, dan Rabu, 11 Mei 2011. Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyampaikan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I. Peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam siklus I. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator berdiskusi tentang tindakan yang harus diambil agar dapat mengatasi kekurangan yang terdapat dalam siklus I sehingga diharapkan pada siklus II pembelajaran akan berlangsung lebih baik dan indikator keberhasilan dapat dipenuhi. Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang masih ditemukan dalam siklus I, akhirnya peneliti dan guru mengambil upaya perbaikan sebagai berikut: 1) Sebelum pelajaran dimulai, kelas akan dikondisikan terlebih dahulu, diupayakan sekondusif mungkin, siswa siap untuk menerima palajaran, dan memastikan tidak adanya gangguan dari luar kelas ketika pelajaran berlangsung. 2) Pada awal pelajaran guru melakukan apersepsi secukupnya agar siswa committentang to usermateri yang akan diajarkan. Jika memiliki gambaran terlebih dahulu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
sekiranya siswa sudah dapat dibawa mengikuti materi, apersepsi baru dimunculkan. Apersepsi dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan kecil yang memancing siswa tentang materi yang diajarkan yaitu passing atas bola voli. 3) Guru berusaha membuat kelas menjadi rileks dan tidak kaku. Jika perlu, guru menyisipkan sedikit humor disela-sela pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran tujuan utama membuat siswa agar tidak jenuh dan bosan. 4) Guru menjelaskan cara melakukan passing atas bola voli yang benar dan menyuruh salah satu siswa yang dianggap baik untuk melakukakannya, sementara siswa yang lainnya mengevaluiasi gerakan yang diperaktekan oleh temannya. 5) Untuk memancing siswa agar bertindak aktif, guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan ketika pembelajaran berlangsung. 6) Agar siswa termotivasi untuk melakukan gerakan passing atas dengan baik dan mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, guru akan melakukan penguatan terhadap tindakan siswa yang positif. Jika diperlukan, penguatan yang diberikan kepada siswa tidak hanya berupa kata-kata atau pujian saja, tetapi pada akhir pembelajaran dapat juga dilakukan pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang melakukan passing atas dengan hasil terbaik. 7) Guru membuat permainan yang lebih menarik dan lebih inovatif dari siklus 1 agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang dinerikan. Untuk meningkatkan motivasi pada siswa, dalam permainan yang dibuat peneliti dan guru kolaborator membuat kompetisi atau persaingan antar kelompok yang lebih menarik, misal setiap kali ada kelompok yang kalah dalam melakukan permainan diberi hukuman berupa push-up, yang tujuannya untuk menguatkan otot lengan atau agar suasana kelas tidak membosankan hukuman bisa berupa hal yang dapat membuat siswa merasa gembira misalnya kelompok yang kalah disuruh menyanyi didepan teman-temannya pada akhir pelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
8) Guru kolaborator dan peneliti akan memantau proses pembelajaran. Tidak segan-segan mengingatkan dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau bercanda dengan temannya sendiri. Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti dan guru kolaborator merancang skenario pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain. Langkah-langkah yang ditempuh, antara lain: a) Guru membuka kelas dan mengkondisikan kelas hingga siswa siap untuk mengikuti proses pembelajaran; b) Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa tentang bola voli terutama passing atas; c) Guru
menjelaskan
kembali
materi
tentang
passing
atas
guna
meningkatkan pemahaman siswa; d) Guru
bersama
siswa
melaksanakan
tahap-tahap
melakukann
pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain. e) Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi yang akan diajarkan. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk berbagi tentang masalah dan kendala yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran passing atas bola voli guna mencari solusi bersama; f) Guru memberikan penguatan berupa pujian kepada siswa yang dapat melakukan passing atas dengan baik. Sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa. g) Guru menyiapkan permainan yang akan digunakan dalam siklus II, pada siklus II ini jenis permainan yang digunakan lebih fokus terhadap teknik dasar passing atas. 2) Peneliti dan guru kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi passing atas bola voli melalui pendekatan bermain. RPP tersebut akan menjadi panduan bagi guru untuk mengajar sebagai wujud tindakan II. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
3) Peneliti dan guru kolaborator mempersiapkan model-model permainan yang akan digunkan dalam ppembelajaran passing atas bola voli serta menyiapkan alat yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran serta melihat kondisi lapangan yang digunakan untuk pembelajaran. 4) Peneliti dan guru kolaborator menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai jalannya penelitian, lembar observasi harus disepakati antara peneliti dan guru kolaborator. b. Pelaksanaan Tindakan II Tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011, dalam dua jam pelajaran (jam pelajaran ke-3 dan ke-4) yang berdurasi 2 x 45 menit di lapangan bola voli SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Dalam pelaksanaan tindakan II ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah didiskusikan sebelumnya antara guru kolaborator dengan peneliti guna mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain dalam siklus I. Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator mengamati jalannya proses pembelajaran. Pada pelaksanaan tindakan II peneliti dan kolaborator bekerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut : 1) Pendahuluan a) Guru memulai dengan membariskan empat bersab, berdoa dan dilanjutkan dengan mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui jumlah siswa yang mengikuti pelajaran penjasorkes pada hari tersebut dan memberikan motivasi kepada siswa dan menjelaskan sedikit proses pembelajaran yang akan berlangsung. b) Guru memimpin pemanasan dengan mengelilingi lapangan bola voli, sambil berlari guru memberikan 4 bola voli standart dan 4 bola plastik kepada siswa, saat berlari bola tersebut dilemparkan pada temannya secara acak, siswa yang dekat dengan bola harus cepat menerima bola menggunakan kedua lengan dan harus cepat melemparkan bola tersebut commit to user kembali. Setelah dianggap cukup dilanjutkan dengan stretching yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
memfokuskan pada lengan dan kaki guna mencegah cedera pada siswa, streching dipimpin guru yang berupa penguluran otot c) Guru mengumpulkan siswa kembali membentuk empat bersaf, sebelum masuk pada inti pembelajaran guru menjelaskan kembali materi pembelajaran yang akan disampaikan dan menjelaskan tata cara melakukan permainan, siswa diberikan waktu untuk bertanya tentang pelaksanaan
permainan,
ini
dilakukan
agar
dalam
pelaksanaan
pembelajaran tidak banyak siswa yang bertanya tentang cara pelaksaaan permainan. 2) Kegiatan Inti Mempraktekan pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain, adapun urutan pelaksanaannya sebagai berikut : a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok, masing masing kelompok menempatkan diri ditempat yang sudah disediakan. b) Masing-masing kelompok diberi satu bola , bola dipegang oleh siswa yang berada paling depan. c) Guru memimpin jalannya permainan, setelah peluit berbunyi siswa yang memegang bola melemparkan bola tersebut menggunakan teknik passing atas pada teman satu timnya yang berada disebelah lapangan bola voli dengan melewati net. d) Setelah melemparkan bola siswa satu timnya yang berada di depan menerima bola dengan kedua lengan, penerimaan bola harus diatas kepala, siswa yang telah melakukan lemparan berlari menuju barisan timnya yang ada disebelah lapangan dan menempatkan diri dibelakang barisan. e) Siswa yang menerima bola melanjutkan permainan dengan melemparkan bola pada teman satu timnya, teman satu timnya siap menerima bola tersebut dengan kedua lengan dan penerimaan bola berada diatas kepala, setelah melakukan lemparan siswa tersebut berlari ke barisan timnya, siswa yang menerima bola melanjutkan permainan, permaianan berakhir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
apabila semua siswa telah berpindah tempat. Permainan dilakukan berulangkali. f) Untuk meningkatkan suasana yang lebih kompetitif, guru memberikan hukuman setiap kelompok yang kalah, kelompok yang paling terakhir dalam melakukan permainan tersebut siap-siap menerima hukuman berupa push-up ataupun yang lainnya. g) Bola yang digunakan pertama adalah bola plastik dan yang kedua adalah bola voli standart. Setelah pembelajaran dengan permaianan itu dirasa sudah cukup, siswa melakukan permainan yang kedua, sebelum melakukan permaianan guru mengumpulkan siswa kembali dan menjelaskan tentang tata cara permainan yang akan dilakukan. Adapun urutan pelaksanaannya sebagai berikut : a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan kelompok yang sebelumnya, masing-masing kelompok menempatkan diri pada tempat yang telah ditentukan. b) Guru memimpin jalannya permainan, setelah peluit berbunyi guru melemparkan bola pada salah satu kelompok. c) Masing-masing
kelompok
berusaha
memainkan
bola
tersebut
menggunakan teknik passing atas, bola boleh dimainkan dalam satu timnya ataupun boleh dilemparkan langsung pada tim lawan. d) Siswa yang melemparkan bola pada tim lawan harus siap-siap berlari menuju tempat yang telah ditentukan dibelakang bilah, apabila bola yang dilemparkan pada tim lawan dapat dikembalikan dan siswa yang tadi melempar belum menginjak bilah maka siswa tersebut harus kembali ke kelompoknya untuk mengikuti permainan. e) Bola yang digunakan pertama kali adalah bola plastik, setelah cukup dengan bola plastik, bola diganti dengan bola voli standart. f) Satu kelompok dianggap menang apabila siswa yang berada dibelakang bilah lebih banyak, kelompok yang kalah akan diberikan hukuman. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Setelah pembelajaran dengan permaianan itu dirasa sudah cukup, siswa bermain bola voli dengan peraturan yang dimodifikasi, siswa dibagi menjadi dua kelompok, dengan tujuan seluruh siswa ikut bermain bola voli. 3) Penutup a) Guru kolaborasi dan peneliti mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung dan memberikan waktu pada siswa untuk bertannya tentang materi passing atas bola voli. b) Siswa melakukan pendinginan dengan permainan tepuk, apabila guru mengucapkan angka 4 maka siswa haris bertepuk 4 kali, guru mengucapkan angka tersebut secara acak dan cepat, apabila ada siswa yang melakukan kesalahan harus maju kedepan dan meminta maaf pada teman-temannya. Permainan tepuk ini bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan siswa dan merefleksi otot-otot bagian lengan sekaligus melatih kekompakn kelas. c) Pengumuman-penguman, setelah itu siswa dibubarkan untuk melanjutkan pelajaran. Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan II pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu , 11 Mei 2011, pada jam pelajaran ke3 dan ke-4. Setelah pelaksanaan tindakan II pertemuan pertama, peneliti bersama guru kolaborator melakukan diskusi tentang persiapan kebutuhan yang akan dilakukan pada tindakan II pertemuan kedua. Dari diskusi yang telah dilakukan, guru kolaborator dan peneliti sepakat untuk mengadakan analisis dan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan baik dari siklus pertama hingga siklus terakhir. Guru akan berdiskusi bersama siswa membahas tentang hasil belajar passing atas yang telah diperoleh oleh siswa pada tindakan I dan tindakan II. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui jawaban yang benar dari tugas yang telah diberikan pada mereka sehingga secara tidak langsung mereka mendapatkan tambahan pengalaman tentang proses passing atas bola voli. Sebagai bentuk penguatan, pada akhir pembelajaran dilakukan pemberian reward berupa hadiah kepada tiga siswa yang to user memperoleh nilai tertinggi secara commit komulatif dari siklus I hingga siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut : 1) Pendahuluan a) Guru memulai dengan membariskan empat bersab, berdoa dan dilanjutkan dengan mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui jumlah siswa yang mengikuti pelajaran penjasorkes pada hari tersebut dan memberikan motivasi kepada siswa dan menjelaskan sedikit proses pembelajaran yang akan berlangsung. b) Guru melakukan apersepsi dan melakukan koreksi pada kegiatan pembelajaran passing atas yang telah dilakukan siswa pada pertemuan sebelumnya. c) Guru memimpin pemanasan, pemanasan dilakukan dengan permainan, nama permainan ini adalah burung elang dan anak ayam, untuk pelaksanaannya sebagai berikut : d) Siswa dibagi menjadi dua bersaf dan membentuk lingkaran, guru memanggil dua siswa untuk menjadi burung elang dan satu siswa untuk menjadi anak ayam secara acak. Siswa yang menjadi burung elang harus menangkap siswa yang menjadi anak ayam dengan cara melemparkan bola plastik pada siswa yang menjadi anak ayam, siswa yang menjadi anak ayam boleh menghindari burung elang dengan cara hinggap pada salah satu pasangan siswa, dan siswa yang berada dibelakang yang dihinggapi oleh anak ayam berlari menggantikan siswa yang tadi, apabila siswa yang menjadi anak ayam terkena lemparan maka siswa tersebut jadi burung elang siswa yang berhasil melemparkan bola mengenai anak ayam siswa tersebut bergantian menjadi anak ayam, begitu seterusnya. Setelah dianggap cukup dilanjutkan dengan streching. e) Guru mengumpulkan siswa kembali membentuk empat bersaf, sebelum masuk pada inti pembelajaran guru menjelaskan kembali materi pembelajaran yang akan disampaikan dan menjelaskan tata cara melakukan permainan, siswa diberikan waktu untuk bertanya tentang user pelaksanaan permainan,commit ini todilakukan agar dalam pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
pembelajaran tidak banyak siswa yang bertanya tentang cara pelaksaaan permainan. 2) Kegiatan Inti Mempraktekan pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain, adapun urutan pelaksanaannya sebagai berikut : a) Siswa dibariskan menjadi tiga bersaf secara merata, barisan yang berada paling depan menjadi kelompok satu, yang beradas ditengah menjadi kelompok dua, yang paling belakang menjadi kelompok tiga. b) Masing-masing kelompok menempatkan diri dibelakang garis lapangan bola voli, setiap kelompok menunjuk tiga temannya untuk menempatkan diri ditempat yang sudah disediakan sebelumnya, masing-masing kelompok diberi satu bola. c) Guru memimpin jalannya permainan, setelah guru meniup peluit permainan dimulai, masing-masing kelompok saling berkompetisi. d) Siswa yang paling depan dari kelompok tersebut berlari sambil memegang bola menuju ketempatt yang telah ditentukan (berdiri dibelakang bilah), siswa tersebut melemparkan bola kearah teman satu timnya
menggungkan
kedua
lengan
melewati
tali
yang
telah
direntangkan yang ketinggiannya telah diatur sebelumnya, siswa satu timnya siap untuk menerima bola, setelah melemparkan bola siswa tersebut berlari menuju teman satu tinnya. e) Siswa yang menerima bola langsung melemparkan bola keteman satu timnya lagi dengan kedua lengan dan harus melewati tali yang telah direntangkan, dan berlari menuju teman satu timnnya yang tadi menangkap bola, sampai siswa yang terakhir yaitu siswa nomor tiga menangkap bola dan berlari membawa bola tersebut menuju tempat yang telah ditentukan dan melemparkan bola tersebut pada teman satu timnnya yang berada pada urutan paling depan. Teman satu timnnya melanjutkan permainan sampai siswa yang pertama kali melakukan berada pada tempat semula. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
f) Bagi kelompok yang lama dalam melakukan permainan akan diberikan hukuman, bola yang digunakan pertama kali adalah bola plastik setelah dianggap cukup bola diganti dengan bola voli standart. Setelah permainan dianggap cukup siswa dikumpulkan kembali dan diberi pengarahan tentang tata cara melakukan passing atas bola voli, dan menunjuk dua siswa yang dianggap baik dalam melakukan passing atas bola voli, setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk bertannya tentang gerakan passing atas. Setelah tanya jawab selesai siswa dipersiapkan untuk melakukan evaluasi kemampuan teknik dasar passing atas bola voli, yang dinilai dalam pelaksanaan evaluasi ini sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah disepakati antara peneliti dan kolaborator. 3) Penutup a) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran b) Pengumuman – pengumuman c. Observasi Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011, untuk pertemuan pertama, dan hari Rabu, 11 Mei 2011, untuk pertemuan kedua. Pada pelaksanaan tindakan II ini peneliti berkerja sama dengan guru untuk menjalankan pembelajaran pada siklus II. Guru kolaborasi bekerjasama dengan peneliti pada pelaksanaan pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain pada kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran atau 2 x 45 menit. Berdasarkan hasil pengamatan, proses pembelajaran yang terjadi pada pelaksanaan tindakan II berjalan dengan baik. Hal ini tampak pada tindakan siswa yang semakin terlihat tertib dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain
dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Siswa telah menampakkan keaktifannya dalam pembelajaran dan guru sudah terampil dalam memimpin jalannya proses pembelajaran secara sistematis dan terencana. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar passing atas melalui pendekatan bermain pada kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar,
diperoleh hasil belajar siswa yang cukup memuaskan, nilai
psikomotor, Afektif dan Kognitif siswa meningkat cukup baik dari siklus sebelumnya, peningkatannya dapat dilihat melalui data lapangan yang tertulis pada lembar observasi, Berdasarkan hasil tes keterampilan passing atas bola voli pada siklus II, semua siswa melakukan gerakan passing atas dengan benar sesuai dengan indikator ketercapaian. Setelah ketiga nilai antara afektif, kognitif dan psikomotor dijumlahkan siswa yang memperoleh nilai 70 keatas adalah 29 orang atau sekitar 82,85% dari jumlah siswa yaitu 35 orang. d. Refleksi Secara umum kelemahan dalam pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Guru kolaborasi dan peneliti telah berhasil dalam memimpin pembelajaran. Guru telah mampu membangkitkan semangat siswa dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran passing atas bola voli. Siswa menjadi lebih tertib dan aktif mengikuti proses pembelajaran melalui pendekatan bermain. Siswa menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran passing atas bola voli yang sedang berlangsung karena situasi pembelajaran menjadi rileks dengan pendekatan pembelajaran melalui pendekatan bermain. Di dalam mengajar guru menjadi lebih terbuka untuk mendengarkan pendapat siswa dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk bertanya, baik mengenai kejelasan materi maupun kesulitan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Jenis
permaianan
yang
diberikan
terbukti
dapat
meningkatkan
kemampuan siswa melakukan gerakan passing atas dengan benar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. permainan yang digunakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan passing atas, dengan adanya variasi pembelajaran ini dan belum pernah diajarkan pada siswa membuat siswa lebih tertarik dan terasa menyenangkan, sehingga menimbulkan hasil belajar yang lebih baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Penyajian pembelajaran melalui pendekatan bermain yang telah diubah dan direncanakan antara peneliti dan kolaborator yang diterapkan pada siklus kedua telah berhasil memikat minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya materi dan penyajian pembelajaran yang sesuai dengan minat dan keinginan siswa, maka siswa menjadi lebih antusias dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Adanya antusiasme dan motivasi belajar yang tinggi ini berdampak pada meningkatnya kemampuan melakukan gerakan passing atas dengan benar sehingga hasil belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa lebih baik dari sebelum dilakukannya tindakan hingga pelaksanaan tindakan II.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran passing atas bola voli, baik peningkatan kualitas proses maupun peningkatan kualitas hasil. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar dengan melalui pendekatan bermain. Melalui pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola voli yang semula bersifat monoton dan membosankan, akan menjadi lebih menyenangkan, tidak monoton, tidak menegangkan, dan membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran bola voli terutama passing atas. Suklus I dilaksanakan dalam 2x pertemuan. Pelaksanaan tindakan I merupakan tindak lanjut dari hasil prapenelitian yang menunjukkan bahwa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar memiliki masalah dalam pembelajaran bola voli khususnya passing atas. Berdasarkan masalah yang ada di kelas tersebut, peneliti dan guru kolaborator melakukan diskusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar dalam pembelajaran passing atas bola voli. Pada pelaksanaan tindakan I, siswa melakukan pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain. Dari hasil pengamatan peneliti dan kolaborator user pembelajaran, dapat diketahui menggunakan lembar observasi commit terhadapto proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
bahwa pembelajaran passing atas bola voli melaui pendekatan bermain pada siklus I masih terdapat kekurangan atau kelemahan. Kekurangan tersebut berasal dari guru, siswa, dan jenis permainan yang digunakan dalam penelitian. Kelemahan dari segi guru, yaitu pemberian umpan dari guru untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran masih kurang mendapat respon dari siswa, apersepsi yang diberikan masih belum memberi gambaran bagi siswa tentang materi yang sedang diajarkan, tanya jawab yang belum maksimal, dan belum adanya penguatan dari guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kelemahan dari segi siswa, antara lain siswa tidak berkonsentrasi dan belum tampak aktif serta sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Di samping itu, beberapa siswa dalam melakukan gerakan kurang maksimal masih banyak bercanda sehingga hasilnya kurang begitu baiik, serta kebanyakan siswa masih kebingungan dalam melakukan permaian sehingga banyak siswa yang bertanya saat pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa yang diperoleh proses belajar mengajar passing atas bola voli pada tindakan I ini masih harus ditingkatkan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sedangkan kelemahan yang muncul dari segi penggunaan permainan yang digunakan, siswa masih cenderung kaku karena penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan bermaain masih asing dimata mereka. Solusi yang disepakati oleh guru kolaborasi dan peneliti dalam pelaksanaan siklus II, yaitu guru lebih menghidupkan suasana dalam kelas, melakukan apersepsi secukupnya sebelum pembelajaran dimulai, memberikan contoh melakukan gerakan passing atas dengan benar dan menjelaskan permainan yang akan digunakan dengan, memberikan kesempatan bertanya seluas-luasnya bagi siswa, memancing siswa untuk aktif dengan menggunakan pertanyaanpertanyaan kecil, serta memberikan penghargaan disetiap munculnya sisi positif yang dilakukan siswa. Penghargaan tidak hanya dilakukan melalui pemberian pujian, tetapi juga tepuk tangan dan pemberian reward atau hadiah. Penerapan pembelajaran melalui pendekatan bermain pada siklus II lebih commit to user dipersiapkan, yaitu dengan mempersiapkan alat yang akan digunakan dihari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
sebelumnya, serta mengubah jenis permainan yang akan digunakan lebih baik dari siklus I. Pada pelaksanaan siklus II permainan yang digunakan siswa lebih menekankan pada gerakan passing atas bola voli, bola yang digunakan dalam permainan juga menggunakan bola voli standart. Intensitas siswa dalam melakukan permainan di tambah lebih banyak, ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan passing atas. Untuk membuat suasana lebih menyenagkan, guru menggunakan permainan yang dituntut kerjasama antar tim, sehingga dengan kondisi siswa yang senang membuat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran passing atas bola voli. Siklus I dalam penelitian ini masih belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, guru kolaborator dan peneliti mengadakan tindakan perbaikan dari siklus I, yaitu dengan merencanakan dan melaksanakan siklus II. Berdasarkan hasil observasi, analisis, dan refleksi pada siklus I, peneliti bersama guru merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus II untuk mengatasi kelemahan proses pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain yang telah dilaksanakan pada siklus I. Dengan perbaikan pada tindakan I, pelaksanaan tindakan II menunjukkan peningkatan pembelajaran yang maksimal. Dari pelaksanaan siklus II dapat dilihat peningkatan motivasi belajar dan kemampuan melakukan gerakan passing atas bola voli yang cukup signifikan pada siswa, jika dibandingkan pada hasil pembelajaran
tindakan
I
ataupun
sebelum
dilaksanakannya
tindakan.
Dibandingkan sebelum adanya tindakan, pelaksanaan siklus I berdampak positif pada meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar passing atas bola voli yang dilakukan siswa. Namun demikian, hasil belajaran pada siklus I belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan masih ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pelaksanaannya. Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan I, dilakukan perbaikan kelemahan proses pembelajaran dengan melaksanakan tindakan II. Akhir dari proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, baik proses commit uservoli sehingga hasil belajar siswa maupun hasil keterampilan passing atastobola
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Keranganyar meningkat. Keberhasilan siklus II ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa dalam merespon dan mengikuti jalannya pembelajaran, sebuah materi yang ditawarkan oleh guru. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran pendekatan bermain yang diterapkan guru dalam mengajar. Pemilihan jenis permaianan yang akan digunakan dalam pembelajaran yang tepat dan efektif sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran karena karakteristik suatu permainan akan berbeda antara permainan yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, guru kolaborator dan peneliti harus melakukan banyak pertimbangan dalam memilih suatu permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran agar menemukan jenis permainan yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola voli dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar passing atas bola voli dapat dilihat dari indikator-indikator di bawah ini. 1. Motivasi Mengikuti Pembelajaran Passing Atas Bola Voli Meningkat Penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola voli yang dilakukan pada setiap siklus mampu meningkatkan motivasi pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Peningkatan dari segi motivasi dalam pembelajaran dapat dilihat pada indikator berikut ini: a. Meningkatnya Keaktifan Siswa Penggunaan pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola voli dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Melalui pendekatan bermain berarti guru melakukan usaha untuk membuat proses pembelajaran menjadi tidak monoton, semata hanya menggunakan media ceramah saja. Guru memancing siswa untuk aktif dan memberikan kesempatan seluas-luasnnya bagi siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi ataupun kesulitan yang dihadapi siswa ketika mengikuti proses pembelajaran. Pendekatan bermain dalam pembelajaran menjadikan siswa semakin tertarik dan antusias untuk mengikuti pembelajaran passing atas sehingga nila kerjasama, kejujuran, menghargai teman, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
semangat dan percaya diri dapat meningkat. Karena permaianan tersebut memerlukan unsur-unsur yang telah tersebut diatas. b. Meningkatnya Perhatian Siswa Perhatian siswa terhadap penjelasan guru sangatlah penting. Perhatian ini akan turut menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan oleh guru. Dalam hal ini guru harus mampu memunculkan sesuatu yang baru, unik, dan inovatif dalam pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah pemilihan permainan yang kreatif, inovatif, efisien dan menyenangkan. Pendekatan pambelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermaian dalam pelaksanaan penelitian ini merupakan alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk memancing perhatian siswa dalam pembelajaran. Penerapan pembelajaran melalui pendekatan bermain membuat siswa semakin memperhatikan pelajaran, berkonsentrasi, lebih menyenagkan dan suasana pembelajaran jadi lebih rileks. c. Meningkatnya Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas Dengan adanya penelitian ini membuat guru semakin mudah dalam memimpin kelas. Pengelolaan kelas pada pelaksanaan tindakan I dan II jauh lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan pada survei awal. Sedikit demi sedikit kelemahan guru berkurang karena setiap akhir siklus guru kolaborator dan peneliti melakukan analisis dan refleksi kegiatan pembelajaran. Jika terdapat kekurangan dalam siklus yang bersangkutan, pada pelaksanaan tindakan selanjutnya akan dicarikan solusi pemecahan dan meminimalkan kekurangan tersebut sehingga kekurangan dalam pelaksanaan pembelajar dapat teratasi dan tidak akan terulang kembali. 2. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Meningkat Dalam melaksanakan pembelajaran guru kolaborator dan peneliti harus mau mendengarkan saran dan keluhan dari siswa. Saran dan keluhan ini pada akhirnya dapat menjadi masukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada pembelajaran selanjutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Contoh konkritnya dapat dilihat pada akhir penelitian ini. Peningkatan hasil dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hingga akhir siklus terakhir, dalam penelitian ini adalah akhir siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan dilihat dari nilai psikomotor, afektif dan kognitif siswa, siswa yang berhasil lulus dan mencapai batas ketuntasan nilai pada angka 70, yaitu 12 siswa atau seketar 34,28% sedangkan siswa yang tidak lulus artinya mendapatkan nilai dibawah 70 sebanyak 23 siswa atau sekitar 65,71%. Selanjutnya hasil belajar passing atas bola voli siswa mengalami peningkatan pada siklus I, yaitu menjadi 22 siswa yang lulus atau sekitar 62,85% dan untuk siswa yang tidak lulus sebanyak 13 siswa atau sekitar 37,14%. Sekitar 22 siswa telah mencapai indikator target capaian pada siklus I. ( hasil secara lengkap ada pada Lampiran ) Titik puncak peningkatan hasil belajar passing atas bola pada penelitian ini adalah pada siklus II. Pada siklus II ini hasil belajar passing atas bola voli menunjukkan bahwa nilai siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Siswa yang mampu melakukan passing atas dengan baik atau telah mencapai batas ketuntasan untuk hasil belajar siswa sebanyak 29 siswa atau sekitar 82,85% siswa, sedangkan untuk siswa yang tidak lulus artinya yang memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 6 siswa atau sekitar 17,14% dari jumlah siswa yaitu 35 siwa ( hasil secara lengkap ada pada Lampiran ). Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar dalam upaya meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli melalui pendekatan bermain telah mencapai keberhasilan pada pelaksanaan siklus kedua. Dengan tercapainya indikator keberhasilan, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan. Lebih jelasnya, secara rinci peningkatan prosentase kualitas hasil belajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Tabel 7 . Deskripsi Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus II Aspek yang diukur
Psikomotor, Afektif dan Kognitif
Siklus II Jumlah Siswa Presentase yang lulus Kelulusan
29
82,85 %
Cara Mengukur Diamati saat proses belajar mengajar dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi peneliti
Adapun keberhasilan yang diperoleh pada siklus kedua adalah sebagai berikut: 1) Dari hasil proses dan hasil evaluisi tes keterampilan passing atas bola voli pada siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar passing atas bola voli melalui pendekatan bermain mengalami peningkatan dari 34,28 % pada kondisi awal menjadi 62,85 % pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 82,85 % pada akhir siklus II. 2) Pembelajaran dengan melalui pendekatan bermain memberikan banyak keuntungan selain siswa mudah dalam menangkap materi yang akan disampaiakan, pendekatan bermain juga dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh hasil sebagai berikut, peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hingga akhir siklus terakhir, dalam penelitian ini adalah akhir siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas pada angka 70 untuk hasil belajar passing atas bola voli sebanyak 12 siswa atau sekitar 34,28%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70 sebanyak 23 siswa atau sekitar 65,71% dari jumlah siswa 35 siswa. Selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus I, yaitu untuk siswa yang berhasil mencapai batas pada angka 70 menjadi 22 siswa atau sekitar 62,85%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70 sebanyak 13 siswa atau sekitar 37,14% dari jumlah siswa. Sekitar 22 siswa telah mencapai indikator target capaian pada siklus I. Titik puncak peningkatan hasil belajar passing atas bola voli pada penelitian ini adalah pada siklus II. Pada siklus II ini hasil belajar passing atas bola voli menunjukkan bahwa nilai siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya mengalami peningkatan. Siswa yang mendapatkan nilai diatas 70 sebanyak 29 siswa atau sekitar 82,85% siswa, sedangkan untuk siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70 sebanyak 6 siswa atau sekitar 17,14%. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 dalam upaya meningkatkan hasil belajar commit to user siswa melalui pendekatan bermain dapat disimpulkan bahwa penerapan 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli siswa kelas X3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.
B. Implikasi Penelitian ini
memberikan suatu
gambaran
yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta pendekatan pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan perangkat pembelajaran yang menarik, dapat juga membantu motivasi siswa dalam belajar, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan proses pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola voli dapat meningkatkan kerjasama, kejujuran, menghargai teman semangat dan percaya diri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli commit to user secara optimal (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan proses pembelajaran bola voli terutama passing atas kepada para siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjasorkes khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar passing atas bola voli bagi pemula yang lebih efektif. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak lebih kreatif dan lebih inovatif. Melalui diterapkanya pendekatan pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjasorkes. Siswa mampu mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada passing atas bola voli sehingga mampu memahami, melakukan gerakan dan menirukan dengan benar. Pemberian tindakan dari siklus I, dan II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjasorkes (baik proses maupun hasil) dan peningkatan minat dan motivasi belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjasorkes, penerapan model pembelajaran langsung yaitu melalui pendekatan bermain ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjasorkes yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama,
kejujuran,
menghargai
teman,
semangat,
percaya
diri
dan
mengembangkan skill serta mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini senantiasa penting dalam pendidikan jasmani.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya bagi siswa kelas X3 dan Guru Penjasorkes SMA Negeri Colomadu Karanganyar, sebagai objek penelitian adalah : 1. Bagi Guru Penjasorkes SMA Negeri Colomadu Karanganyar a. Guru
hendaknya
terus
berupaya
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran bola voli kelas X 3 Tahun ajaran 2010/2011, terutama passing atas bola voli. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan metode
dan
strategi
pembelajaran
yang
kreatif
dan
inovatif,
menyampaikan materi dengan jelas dan sistematis, serta mampu menguasai kelas agar selalu tercipta lingkungan belajar yang kondusif. b. Guru hedaknya memastikan siswa telah benar-benar memahami materi sebelum memberikan tugas. Guru jangan sampai lupa memberikan contoh secara langsung dan jelas agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. c. Dalam mengajar hendaknya guru lebih terbuka dengan saran-saran yang diberikan oleh siswa demi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan semaksimal mungkin. 2. Bagi Siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karangaanyar Tahun ajaran 2010/2011 a. Meskipun pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat membuat suasana belajar menjadi lebih santai dan menyenangkan, siswa sebaiknnya mengikuti proses pembelajaran dengan tertib agar makna pembelajaran tetap tercapai, tidak hanya terhanyut dalam suasana belajar yang rileks, siswa harus tau makna dari permainan yang telah diterapkan. b. Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung di kelas melainkan aktif belajar mandiri dengan banyak latihan diluar jam belajar, untuk menggali kemampuan bola voli terutama commit to user passing atas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
3. Bagi Sekolah SMA Negeri Colomadu Karanganyar Pihak sekolah sebaiknya memberikan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai karena sarana dan prasarana merupakan unsur yang sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Sebaiknya sekolah menambah fasilitas pembelajaran yang ada dalam setiap kelas karena sarana dan prasarana yang ada saat ini masih sangat terbatas dan belum mampu mendukung untuk mengoptimalkan daya kreatif yang ada pada diri siswa dalam bidang olahraga, khususnya permainan bola voli.
commit to user