SKRIPSI FUNGSIONALISASI BPRS TERHADAP PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada BPRS Kotabumi)
OLEH: M. HILMAN LUTHFI NPM.1288564
Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1438 H / 2017 M
FUNGSIONALISASI BPRS TERHADAP PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada BPRS Kotabumi)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
OLEH: M. HILMAN LUTHFI NPM.1288564
Pembimbing I : Nizaruddin, S.Ag., M.H. Pembimbing II : Liberty, S.E., M.A.
Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1438 H / 2017 M
ii
iii
iv
v
ABSTRAK FUNGSIONALISASI BPRS TERHADAP PEMBERDAYAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada BPRS Kotabumi)
Oleh: M. HILMAN LUTHFI UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 54 mengamanatkan bahwa Sumber dana pendidikan berasal dari orang tua, masyarakat dan pemerintah. Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pasal 74 menjelaskan tentang kewajiban perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam bentuk CSR. BPR Syariah Kotabumi sebagai perbankan nasional terikat dengan aturan yang mewajibkan setiap perbankan harus mengalokasikan sebagian keuntungan/ pendapatannya untuk Pelaksanaan program CSR. Masyarakat Kotabumi dari sisi kemampuan ekonomi, banyak penduduknya dikategorikan keluarga pra sejahtera, kondisi ini mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat. Permasalahan dalam penelitian ini apakah fungsionalisasi BPRS Kotabumi terhadap pemberdayaan pendidikan pada masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsionalisasi BPR Syariah Kotabumi terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat. Secara teoretis manfaat penelitian ini berguna untuk mengetahui fungsionalisasi BPR Syariah Kotabumi terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat. Sedangkan secara praktis penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam bermu’amalah khususnya yang berkaitan dengan fungsionalisasi BPR Syariah Kotabumi terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dan Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data terdiri dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data: interview, dokumentasi dan observasi. Dalam penelitian ini populasinya adalah warga masyarakat Kotabumi yang dalam kategori ekonomi lemah. metode pengambilan sampel adalah seluruh warga masyarakat Kotabumi yang mengajukan bantuan biaya pendidikan kepada BPR Syariah Kotabumi. Teknis analisa data adalah metode analisa kualitatif lapangan, menganalisis data dengan berfikir induktif. Kesimpulan penelitian ini adalah: BPRS Kotabumi telah memiliki dan menerapkan program CSR dalam bidang pendidikan untuk pemberdayaan masyarakat Kotabumi sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Bab V pasal 74 menjelaskan tentang kewajiban setiap perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam bentuk CSR.Saran peneliti untuk direksi BPRS Kotabumi adalah: Agar memprioritaskan penambahan alokasi dana bantuan pendidikan melalui program CSR kepada masyarakat Kotabumi, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang tidak mampu mendapatkan akses dan fasilitas pendidikan lanjutan.
v
vi
MOTTO
َۚ َ ىَاْل ثْ ِم َو الْ ُع ْد و ا ِن ِ ْ وَ ت ع او ن ُواَع ل ىَالْ ب ِ ِّر َو ال ت َّقْ و ٰى َ َۖو َل َت ع او ن ُواَع ل َّ واََّللا ََۖ إ ِ َّن َّ ُ و ات َّق َََِّللا َش ِد ي دُ َالْ ِع ق ا ب Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.1
1
QS. Al-Maidah (5): 2
vii
PERSEMBAHAN
Tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT Rabb semesta alam, serta rasa bahagia ku persembahkan skripsi ini sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta kasihku yang tulus kepada: 1. Ibu dan Ayahku yang selalu gigih berjuang serta memberikan kasih sayang, motivasi serta do’a agar skripsi ini bisa selesai dengan lancar, mereka juga yang selalu ingin melihatku sukses. 2. Kakakku Zakiatun Nufus dan adikku M. Farahan Al-Farisi yang selalu menginspirasi 3. Alamamater STAIN Jurai Siwo Metro
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas taufik Hidayah dan InayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar S.E (Sarjana Ekonomi). Dalam upaya penyelesaian Skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Agselaku Rektor IAIN Metro. 2. Dr. Widhiya Ninsiana, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro. 3. Rhina Elmaza, S.H.I., M.H.I. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro. 4. Nizaruddin, S.Ag, M.H. selaku Pembimbing I dan Liberty, S.E., M.A. selaku Pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini. 5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah banyak berbagi serta memberikan ilmu kepada penulis. 6. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan dan mencurahkan segala
kemampuannya untuk memberikan fasilitas dan memenuhi keinginan penulis. Tanpa semangat dan do’a mereka mungkin penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini.
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................
i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
v
HALAMAN ORSINILITAS PENELITIAN ...................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................
ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. B. C. D.
Latar Belakang Masalah ......................................................... ... Pertanyaan Penelitian .............................................................. ... Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... ... Penelitian Relevan .................................................................. ...
1 5 6 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ................................... ... B. Pendidikan .............................................................................. ... 1. Pendidikan Formal ............................................................ ... 2. Pendidikan Informal ......................................................... ... 3. Pendidikan Nonformal ...................................................... ... C. BPRS(Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) ............................. ... 1. PengertianBPRS ................................................................ ... 2. Sejarah dan Perkembangan BPRS .................................... ... 3. Kegiatan Usaha BPRS ...................................................... ... D. CSR (Corporate Social Responsibility) .................................. ...
xiii
11 14 16 19 21 23 23 25 30 34
1. 2. 3. 4. 5.
Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)........... ... 34 Manfaat CSR..................................................................... ... 37 Corporate Social Responsibility Di Bidang Pendidikan ... ... 38 Pentingnya CSR Di Bidang Pendidikan ........................... ... 39 Pendidikan Sebagai Hak Asasi Manusia dan Bagian dariKesejahteraan Masyarakat ........................................................................ ... 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ........................................................ ... B. Sumber Data ........................................................................... ... C. TeknikPengumpulan Data....................................................... ... D. Populasi dan Sampel ............................................................... ... E. TeknikAnalisis Data ............................................................... ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44 45 47 49 49
A. Deskripsi BPR Syariah Kotabumi .......................................... ... 1. Sejarah BPR Syariah Kotabumi ........................................ ... 2. Aset BPR Syariah Kotabumi ............................................ ... 3. Prestasi BPR Syariah Kotabumi ....................................... ... 4. Visi dan Misi BPR Syariah Kotabumi .............................. ... 5. Struktur Organisasi ........................................................... ... 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) CSR pada BPR Syariah Kotabumi .............................................................. ...
52 52 53 54 56 58
B. Skema (Bantuan BPR Syariah) ............................................... ... 1. Mekanisme Pencairan ....................................................... ... 2. Hak dan Kewajiban Penerima Bantuan CSR .................. ... 3. Realisasi Penerima Bantuan CSR ..................................... ... C. Analisa Data ............................................................................ ...
61 61 61 62 69
59
BAB V PENUTUP A. Simpulan ................................................................................. ... B. Saran ....................................................................................... ... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xiv
72 72
DAFTAR TABEL Tabel
Hal
1. Daftar Nama Nasabah Penerima Bantuan CSR ............................................. 56 2. Daftar Lembaga Penerima Bantuan CSR ...................................................... 57
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Hal
1. Struktur Organisasi PT. BPR Syariah Kotabumi ........................................... 51
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa.2Pendidikan dalam kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia.3Kondisi demikian mengharuskan adanya lembaga pendidikan yang melakukan proses pembelajaran dan pihak lain (orang tua, pemerintah, masyarakat dan corporate) yang membiayai kegiatan tersebut. Di negara kita Indonesia rumusan tujuan pendidikan secara nasional berdasarkan Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demogratis, serta bertanggung jawab.4 Tujuan tersebut menegaskan bahwa ada tiga aspek yang akan diwujudkan melalui proses pendidikan, yaitu kognitif, efektif dan psikomotorik pada diri peserta didik. Tujuan pendidikan dalam islam pada hakekatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Secara lebih luas pendidikan islam bertujuan untuk Pembinaan Akhlak, Penguasaan Ilmu,
2
Keterampilan
bekerja
dalam
masyarakat,
Mengembangkan
akal
dan
Fasli Jalal, Dedi Supriadi, Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001), h. 1. 3 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.2. 4 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 (Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 4.
2 Akhlak, Pengajaran Kebudayaan, Pembentukan kepribadian,Menghambakan diri kepada Allah dan
Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat.
Untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan dalam kehidupan manusia diperlukan proses yang terprogram dan terencana, sebab tanpa hal itu maka kehidupan manusia menjadi tanpa arah, bahkan salah langkah dan tidak sesuai dengan harapan. Demikian juga dengan pendidikan yang berusaha membentuk pribadi manusia yang unggul maka juga diperlukan proses yang berkesinambungan, jelas dan direncanakan. Dalam Proses pendidikan terdapat berbagai macam unsur yang saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya; yaitu guru, murid, metode, pembelajaran, lingkungan dan penilaian untuk menguji ketercapaian yang ditentukan. Selain unsur yang telah disebutkan faktor ekonomi orang tua memiliki andil yang menentukan. 5 Dalam pendidikan tugas orang tua bertanggung jawab dalam hal pemenuhan kebutuhan dana, selain itu juga berperan penting dalam mencarikan alternatif lembaga pendidikan yang dapat terjangkau pembiayaannya, sedangkan anak sebagai peserta didik harus aktif mengikuti pembelajaran, dan pendidik harus mampu menarik minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Saat ini telah dimaklumi bahwa lembaga pendidikan terdiri dari pendidikan informal, formal dan non formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. 6Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Jenis pendidikan ini dapaat diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.
5 6
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar., h.127. Idris Zahara, Dasar-dasar Kependikan I, ( Padang: Angkasa Raya, 2009), h.59.
3 Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 7 Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar.8Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, seperti TPA atau Taman Pendidikan Al Quran yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu
yang
diselenggarakan
pihak
gereja.
Selain
itu,
ada
juga
berbagai
kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Adapun pendidikan informal adalah yang terjadi disetiap keluarga yang lebih menekankan aspek pembiasaan dan keteladanan dari orang tua terhadap putra-putrinya. UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 54 mengamanatkan bahwa Sumber dana pendidikan berasal dari orang tua, masyarakat dan pemerintah. 9 Selain itu dalam Undang Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pasal 74 menjelaskan tentang tentang kewajiban setiap perseroan
untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility).10Salah satu komponen utama CSR adalah pengembangan kepemimpinan dan pemberdayaan
pendidikan bagi masyarakat terutama bagi golongan masyarakat
ekonomi lemah. Dana pendidikan dari orang tua berupa uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), Uang bangunan, dan biaya lain bersadarkan hasil musyawarah antara sekolah dengan pengurus komite sebagai perwakilan orang tua murid, sedangkan biaya pendidikan yang bersumber dari pemerintah dapat melalui alokasi dana pemerintah pusat (APBN) maupun 7
Ibid., h.60. Ibid. 9 Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2005,(Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 32. 10 Undang Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, (Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 15. 8
4 pemerintah daerah ( APBD), Adapun perseorangan,
dana dari masyarakat dapat bersumber dari
organisasi kemasyarakatan maupun institusi lain yang perduli terhadap
pendidikan. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRSyari’ah) Kotabumi sebagai bagian dari sistem perbankan nasional terikat dengan aturan yang mewajibkan setiap perbankan harus mengalokasikan
sebagian
keuntungan/pendapatannya
untuk
Pelaksanaan
CSR(Corporate Social Responsibulity)bukan hanya semata-mata
program
memenuhi amanah
undang-undang, akan tetapi lebih jauh dari itu bahwa tanggung jawab sosial BPRSyari’ah dibangun atas dasar falsafah dan gambaran Islam yang kuat untuk menjadi salah satu lembaga keuangan yang dapat mensejahterakan masyarakat melalui Program CSR dibidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, pelestarian alam, dan atau berbagai bantuan permodalan bagi masyarakat. Dengan program tersebut diharapkan dapat menciptakan pemerataan pendidikan bagi masyarakat baik yang mampu maupun yang berekonomi lemah. 11 Masyarakat Kotabumi terdiri dari berbagai macam suku, agama dan budaya. Dari sisi kemampuan ekonomi, banyak penduduknya yang dikategorikan sebagai keluarga pra sejahtera, kondisi demikian mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat. Berdasar hasil pra survai diperoleh data bahwa permasalahan yang temukan di masyarakat Kotabumi adalah sebagai berikut : 1. Adanya anak yang sudah masuk usia sekolah, namun tidak bersekolah. 2. Banyak anak yang putus sekolah. 3. Banyak anak yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tingi setelah lulus/tamat sekolah. 4. Banyak mahasiswa yang cuti saat kuliah. 5. Kondisi bangunan lembaga pendidikan/TPA yang tidak layak huni 6. Masyarakat yang tidak memiliki sumber air bersih. 12
11 12
Pra survei pada 26 Maret 2016, wawancara dengan bapak Amrulloh, direktur BPR Syariah Kotabumi. Pra survei pada 26 Maret 2016, wawancara dengan bapak Amrulloh, direktur BPR Syariah Kotabumi.
5 Berdasarkan permasalahan, penulis bermaksud meneliti tentang fungsionalisasi BPRSyari’ah Kotabumiterhadap pemberdayaan pendidikan pada masyarakat.
B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, penulis ajukan pertanyaan penelitian: Apakah Fungsionalisasi
BPR
Syari’ah
Kotabumiterhadap
Pemberdayaan
Pendidikan
pada
Masyarakat? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian/rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsionalisasi BPRSyari’ah Kotabumi terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat.
2. Manfaat Penelitian a. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengetahui fungsionalisasi BPRSyari’ah
Kotabumi terhadap pemberdayaan pendidikan
masyarakat. b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dalam bermu’amalah khususnya yang berkaitan dengan fungsionalisasi BPRSyari’ah Kotabumi terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat.
D. Penelitian Relevan Bagian ini memuat uraian sistem mengenai hasil dari penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji. Penelitian mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan di bahas belum pernah di teliti atau berbeda dengan
6 penelitian sebelumnya.13 penulis melihat beberapa penelitian yang berhubungan dengan tema yang akan dibahas dalam penelitian ini. Seperti yang terdapat pada laporan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Triyanto. Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul: “Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Bidang Pendidikan PT. HINO Motors Sales Indonesia (PT. HMSI)”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program CSR dalam bidang pendidikan secara aktual yang dilaksanakan oleh PT. Hino Motors Sales Indonesia terhadap keseluruhan stakeholder yang terkait sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya. Dimana hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwasanya Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program CSR PT. HMSI di bidang pendidikan dapat dikategorikan ke dalam corporate social marketing dan corporate philanthropy dengan model keterlibatan langsung perusahaan dan bermitra dengan instansi lain. CSR PT. HMSI dalam bidang pendidikan masih berada pada tahap pelaksanaan program dan pada tingkat partisipasi. Kemudian faktor yang mempengaruhi atau mendasari pelaksanaan CSR PT. HMSI adalah karena kesadaran perusahaan akan tanggung jawab terhadap kesinambungan lingkungan dan pengembangan masyarakat dan adanya ketaatan terhadap regulasi dari pemerintah.14 Ada pula penelitian yang masih terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
penelitian
yang
dilakukan
OlehDea
Cendani
Naraduhita,Tjiptohadi
Sawarjuwono,Universitas Airlanggaberjudul “Corporate Social Responsibility: Upaya Memahami Alasan Dibalik Pengungkapan CSR Bidang Pendidikan”. Penelitian ini
13
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Revisi 2013, (Metro: STAIN JuraiSiwo, 2013), h. 27. Dwi Triyanto, “Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Di Bidang Pendidikan PT. Hino Motors Sales Indonesia (PT.HMSI.) http://eprints.uny.ac.id/26665/1/ Dwi%20Triyanto_09504241025.pdf di unduh pada tanggal 4 Juli 2016. 14
7 membahas mengenai bagaimana upaya memahami alasan dibalik pengungkapan CSR bidang pendidikan. Dimana kesimpulannya bahwasemua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan pelaksanaan CSRnya, yang memiliki hubungan dengan institusi pendidikan (tingkat sekolah dasar sampai menengah maupun tingkat perguruan tinggi), baik yang atau mahasiswa, maupun sarana dan prasarana lain berkaitan dengan tenaga pendidiknya, siswa/siswi yang terdapat di dalamnya. Tidak hanya sampai disitu saja, kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan juga termasuk pendidikan yang diberikan untuk masyarakat secara umum. Sehingga, tidak hanya mereka yang bersekolah saja yang dapat menikmati pendidikan tetapi juga semua kalangan masyarakat. 15 Selain kedua penelitian tersebut, ada pula penelitian yang masih terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Rury Atmi MentariUniversitas Negeri Surabaya, yang berjudul” Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada pendidikan”, Penelitian ini membahas mengenai Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Pendidikan”. Dimana hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan gagasan yang menjadikan perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggung jawab aspek keuntungan, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-undang No.40 Tahun 2007, pasal 47 ayat (1) yang menyebutkan bahwa perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam (SDA) wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu keharusan bagi perusahaan karena masih terdapat perusahaan yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan masyarakat, 15
Dea Cendani Naraduhita,Tjiptohadi Sawarjuwono, Corporate Social Responsibility: Upaya Memahami Alasan Dibalik Pengungkapan CSR Bidang Pendidikan, https://drive.google.com/file/d/0B8ZDDJq_Cxu1TUFiMWVsV1luR0E/view, di unduh pada tanggal 14 Juli 2016.
8 di mana kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini masih memprihatinkan, yang ditunjukkan dari kecilnya sumber daya manusia (SDM) di Indonesia untuk berkompetisi dengan bangsa lain. Rendahnya kondisi pendidikan di Indonesia ini ditunjukkan dengan semakin merosotnya tingkat daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia dari 44 pada 2011 menjadi 46 pada 2012.16 Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian pertama membahas mengenai pelaksanaan program CSR dalam bidang pendidikan secara aktual yang dilaksanakan oleh PT. Hino Motors Sales Indonesia terhadap keseluruhan stakeholder yang terkait sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya. Penelitian kedua mengenai “Manajemen Pembiayaan BPRSyari’ah Buana Mitra Perwira Purbalingga Dalam Pemberdayaan Pendidikan”. dimana, penelitian ini membahas mengenai upaya memahami alasan dibalik pengungkapan CSR(Corporate Social Responsibulity)bidang pendidikan. Pada penelitian ketiga mengenaiImplementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada pendidikan”, dimana, penelitian ini membahas bagaimanaImplementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada pendidikan”, Pada penelitian yang akan peneliti lakukan objek yang akan diteliti oleh peneliti yaitu fungsionalisasi BPR Syari’ah terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Dimana BPRSyari’ah Kotabumi bisa menjadi solusi cepat untuk menyelesaikan permasalahan yang di alami masyarakat di Kotabumi. Dimana masyarakat di Kotabumi mengalami kesulitan dalam masalah
Rury Atmi Mentari, tentang Implementasi Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Pendidikan” file:///C:/Users/Kreasi/Downloads/6254-8593-1-SM%20(1).pdf, di unggah pada tanggal 2 Juli 2016. 16
9 pembiayaan untuk pendidikan anaknya. Sehingga peneliti akan membahas lebih jauh mengenai apakah fungsionalisasi BPRSyari’ah Kotabumi bisa menjadi solusi bagi masyarakat dan nasabah terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat di Kotabumi dalam hal biaya pendidikan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Fungsionalisasi terhadap Pemberdayaan Masyarakat Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa.17Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalm masyarakat dan kebudayaan.18 Pendidikan ialah pemberdayaan.19 Dimana pendidikan adalah proses berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. 20 Dimana pendidikan berupaya untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki orang dewasa untuk mendidik nalar dan mengatur moral peserta didik. Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja yaang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti. 21 Pendidikan yang di kemukakan oleh j.j. Rousseau adalah suatu upaya yang dilakukan secara sistematis untuk memtransformasikan pengetahuan dan nilai-nilai sosial.22 Dimana pendidikan merupakan pembelajarana pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. 17
Bappenas-Depdiknas-Adicita Karya Nusa, Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah, (Yogyakarta:Adicita Karya Nusa, 2010), h. 1. 18 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h.1. 19 Utomo Dananjaya, Sekolah Gratis,( Jakarta: Paramadina, 2005), h.13. 20 Ibid., h. 5. 21 Darda Syahrizal dan Adi Sugiarto, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan Aplikasinya, (Jakarta:Laskar Aksara, 2013), h. 4. 22 Ibid., h.5.
11 1. Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah harus dapat menumbuh-kembangkan anak sebagai makhluk individu melalui pembekalan dalam semua bidang studi. 23 Melalui pembekalan materi bidang studi aank dikembangkan logikanya, sesuai dengan jenis bidang dan jenjangnya masing-masing, sehingga anak dapat berfikir nalar. Untuk mencapai hal tersebut maka sekolah melalui guru-gurunya harus mampu memberi pengalaman kepada anak dalam mengembangkaan konsep, prinsip, generalisasi, intelek, inisiati, kreatifitas, kehendak, emosi, tanggung jawab, keterampilan, dan lain-lain.dengan kata lain sekolah harus mampu menumbuh-kembangkan psikomotorik agar mampu menolong dirinya sendiri (dalam hidup di masyarakat maupun untuk kelnjutan studinya). Dalam pendidikan formal, anak perlu mendapat pendidikan pemahaman, penghayatan dan pengalaaman pancasila, pendidikan agama, dan pembinaaan watak, melalui bidang studi yang relevan, sehingga akhirnya akan terbentuk manusia yang cakap, yang mampu menampilkan dirinya sesuai dengan nilai dan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 24 Yang diperoleh secara teratur, sisntematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Pendidikan formal adalah sistem pendidikan yang berstruktur hiraarkis dan memiliki kelas yang berurutan dari sekolah dasar sampai universitas yang termasuk di dalamnya kegiatan tambahan bagi studi akademik umum dengan bermacam-macam 23
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar., h.30. Darda Syahrizal dan Adi Sugiarto, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan Aplikasinya, (Jakarta:Laskar Aksara, 2013), h. 111. 24
12 program juga lembaga khusus untuk pelatihan teknis dan profesional. 25 Termasuk di dalamnya kegiatan yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan professional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Pendidikan formal dalam pasal 1 BAB 1 ketentun umum pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.26 Sedangkan pengertian pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan di selenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (Undang-undang No 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat ( 11 ) dan ayat (13).27 Pendidikan formal membentuk manusia memiliki pribadi yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, menjunjung tinggi hak azasi manusia, memilki tanggung jawab. Dalam pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. 28
25
Mustofa Kamil, Pendidikan Nonformal, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 11. Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Pendidikan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan,2007), h.3. 27 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, (Jakarta: Cemerlang, 2003), h. 4. 28 Ibid. 26
13 Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Pendidikan jalur formal merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan fitrahnya, yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, demokratis, menjunjung tinggi hak azasi manusia, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan kreatif, serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas dan berdaya saing di era global. 2. Pendidikan Informal Pendidikan informal dalam pasal 1 BAB 1 ketentun umum adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. 29Pendidikan informal merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dengan sistem lainya nonformal dan formal.30Berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidikan informal merupakan pendidikan keluarga dan lingkungan.31Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang lebih banyak berada dalam rumah tangga dibandingkan dengan di tempattempat lain. Sampai umur 3 tahun, seseorang akan selalu berada di rumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-dasar kepribadian seseorang. Dalam hal ini psikiater kalau
29
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Pendidikan., h.3. Mustofa Kamil, Pendidikan Nonformal, h. 12. 31 Darda Syahrizal dan Adi Sugiarto, Undang-Undang., h. 112. 30
14 menemukan penyimpangan dari kehidupan seseorang akan mencari sebab-sebabnya pada masa kanak-kanak seseorang. Pendidikan informal adalah sebagai sebuah proses sepanjang hayat yang dengannya setiap orang mendapatkan dan mengumpulkan pengetahuan, keterampilan, pendirian dan wawasan, baik diperoleh dari pengalaman sehari-hari, pengamatan lingkungan di rumah, di lingkungan kerja dan lingkungan main; dari teladan dan sikap aanggota keluarga dan teman; dan perjalanan, membaca koran dan buku, atau dengan mendengarkan radio ataau menonton film atau acara TV.32pendidikan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengalaman dalam hidup sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seorang lahir sampai ke liang kubur di dalam lingkungan keluarga, masyarakat atau dalam lingkungan pekerjaan sehari-hari.33 Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan informal adalah sebuah proses pendidikan yang tidak terorganisir dan seringkali tidak sistematis; namun demikian pendidikan informalberperan besar dalam pembelajaran sepanjang hayat semua orang, termaasuk orang yang berpendidikan tinggi sekalipun. Dengan kata lain, pendidikan informal memiliki kaitan yang sangat erat dengan pembela jaran pengalaman.
3. Pendidikan Nonformal Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dijelaskan tentang pendidikan nonformal, pasal 26: satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
32 33
Mustofa Kamil, Pendidikan Nonformal, h. 13. Aida Mj, Ilmu Pendidikan, (Semarang:Putra Sanjaya,2005), h.69.
15 taklim serta satuan pendidikan sejenis. 34setiap kegiatan yang terorganisasi dan sistematis di luar sistem persekolahan yang mapam, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya. Pendidikan nonformal usaha yang terorganisir secara sistematis dan kotinyu di luar sistem persekolahan, melalui hubungan sosial untuk membimbing individu, kelompok masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita sosial (yang efektif) guna meningkatkan taraf hidup dibidang material, sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan sosial. 35 Membimbing dan merangsang perkembangan sosial ekonomi suatu masyarakat ke arah peningkatan taraf hidup, hendaknya bermanfaat untuk kehidupan mereka. Pendidikan nonformal pada pasal 26 bagian kelima diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang befungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalaam rangka mendukung
pendidikan
sepanjang
hayat. 36
Menambah
pengetahuan
dan
keterampilan tertentu karena disekolah bisa saja hanya sedikit ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh atau bahkan tidak diperoleh sama sekali. Pendidikan
nonformal
diselenggarakan
melalui
tahapan-tahapan
pengembangan bahan belajar, pengorganisasian kegiatan belajar, pelaksanaan belajar mengajar dan penilaian. 37 Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan
hidup,
anak
usia
dini,
pendidikan
kepemudaan,
pendidikan
34 Undang Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan (Jakarta: CV. Eko Jaya, 2003), h. 12. 35 Mustofa Kamil, Pendidikan Nonformal., h. 13. 36 Darda Syahrizal dan Adi Sugiarto, Undang-Undang , h. 128. 37 Mustofa Kamil, Pendidikan Nonformal., h. 15.
Nasional,
16 pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Dari definisi-definisi tersebut, dapat di ambil kesimpulan bahwa pendidikan nonformal dalam proses penyelenggaraannya memiliki suatu sistem yang terlembagakan, yang di dalamnya terkandung makna bahwa setiap pengembangan pendidikan nonformal perlu perencanaan program yang matang, melalui kurikulum, isi program, sarana, prasarana, sasaran didik, sumber belajar, serta faktor-faktor yang satu sama lain tak dapat dipisahkan dalam pendidikan nonformal. Tujuan pendidikan nonformal untuk memenuhi kebutuhan pendidikan (belajar) warga masyarakat dimana kebutuhan pendidikan sangat beragam, dengan memberikan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas kepribadian, meningkatkan kesejahteraan hidup, membangun kehidupan sosial yang dinamis, dan terwujudnya kehidupan berpolitik yang partisipatoris.
17 B. BPRS (BankPembiayaan Rakyat Syariah) 1. Pengertian BPRS (BankPembiayaan Rakyat Syariah) BankPembiayaan Rakyat Syariah (BPRSyariah) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 38BPRSyariah merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan ekonominya berdasarkan prinsip Islam atau syariah, tanpa menghalalkan yang adanya riba. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRSyariah) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.39BPRSyariah melakukan pola operasionalnya berdasarkan sistem bagi hasil. Dimana BPRSyariah memilki tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat ekonomi lemah. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRSyariah) dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syari’ah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian, badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat dan kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Sejarah dan Perkembangan BPRSyariah(BankPembiayaan Rakyat Syariah) MenurutM.Amin Aziz(1992) yang dikutipkembali oleh M.Syafii Antonio (2001,25)bahwatahun 1980 merupakanembrio lahirnya perbankan syariah di Indonesia sebagai hasil diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam yang dilakukan
38 39
h. 61.
Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 7 Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Kencana, 2009) Edisi pertama, cetakan ke-1,
18 oleh para ekonom muslim seperti: Karnaen A. Perwata Atmaja, M. Dawan Raharjo, A.M. Syaefuddi, M. Amin Aziz, dll; sebagai tindak lanjut diskusi maka di lakukan uji coba dengan mendirikan Baitut Tamwil-Salman di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta yang tumbuh pesat dan mengesankan karena mendapat respon positif masyarakat khususnya umat Islam.40 Informasi tentang proses pendirian bank syariah di Indonesia sebagaimana diuraikan oleh M.Syafii Antonio (2001) yang menjelaskan bahwa Secara kelembagaan dan berskala nasionalprakarsa pendirianbank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)denganmenyelenggarakan lokakarya Bunga Bank Perbankan di Cisarua-Bogor pada tanggal 18-20 Agustus 1990, hasil lokakarya tersebut kemudian dibawa ke forum Musyawarah Nasional IV- MUIdi Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang mengamanahkan untuk dibentuk Kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia dengan nama Tim Perbankan MUI. Buah karya Tim tersebutditandai dengan terbitnya Akte Pendirian PT Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 Nopember 1991 dan mulai tanggal1 Mei 1992 Banksyariah pertama ini mulai beroperasi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan hingga sampai tahun 1999Bank Muamalat Indonesia telahmemiliki lebih 45 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.41 Aspek legalitas sebuah bank syariah sangat penting dalam memotivasi masyarakat secara suka-rela dan penuh antusiasmenjadi nasabah, selain itu untuk menjamin bahwa keberadaan dan operasionalisasi bank syariahsesuai dengan koridor hukumdalam arti tidak melanggar peraturan dan hukum yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan
40 41
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 25. Ibid.
19 Republik Indonesia (NKRI) maka dalam perkembangannya sejak berdirisampai saat inipemerintah telah mengeluarkan peraturan dan perundangan yang terkait dengan keberadaan dan operasional bank syariah, hal iniberartikeberadaan dan operasional bank syariah di Indonesia telah memiliki landasan hukum yang kuat. Amran Suadi dan Mardi Candra (2016, 423)membuat catatan tentang perkembangan perbankan syariah dilihat dari sisi landasan yuridis sejak berdirinya sampai dengan diundangkannya Undang-Undang yang khusus mengatur tentang operasional perbankan syariah pada tahun 2008sebagaimana dikemukakanbahwasistem ekonomi syariah, terutama di dalam sistem perbankandi Indonesia, telah memiliki legimitasi dan kepastian hukum secara yuridis formal.42 Perspektif yuridis ini mengandung makna bahwa pelembagaan prinsip syariah merupakan eksistensi dan otoritas hukum Islam telah mendapat regulasi secara yurudus formal pemberlakuannya dalam tertib hukum kegiatan usaha bisnis perbankan, dan bahkan dalam kegiatan usaha ekonomi. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRSyariah) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukumnya dapat berupa: Perseroan Terbatas/PT, Koperasi atau Perusahaan Daerah (Pasal 2 PBI No. 6/17/PBI/2004). Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 menyebutkan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRSyari’ah) yaitu Bank Syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.43 perbedaan BPR Syariah dan bank umum, menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan. 42
Amran Suadi, Politik Hukum, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 423. Khotibul Umam, Trend pembentukan Bank Umum Syari’ah Pasca UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan Implementasi),(Yogyakarta : BPFE Yogayakrta, 2009), h. 41. 43
20 Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Bank Syari’ah telah mengatur secara khusus eksistensi Bank Syari’ah di Indonesia. Undang-Undang tersebut melengkapi dan menyempurnakan UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang belum spesifik sehingga perlu diatur khusus dalam Undang-Undang tersendiri. Menurut Pasal 18 UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syari’ah terdiri atas Bank Umum Syari’ah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah. Pasal 1 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Ketentuan Umum disebutkan pengertian dari Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRSyariah) adalah Bank Syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 44 Dimana kegiatan BPR Syariah menghimpun dana dari masyarakat, memberikan kredit, menyediakan pembiayaan dan menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifkat deposito. Sebelum lahirnya BPR Syariah di Indonesia, masyarakat terlebih dahulu mengenal adanya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut UU No. 21 Tahun 2008 disebutkan bahwa BPR adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana BPR konvensional masih menerapkan sistem bunga dalam operasionalnya. Maka dari itu, harus dibedakan antara BPR Konvensional dan BPRSyariah (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah). MenurutWarkum Sumitro, berdirinya BPRSyariah di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari BPR-BPR sebelumnya. BPR yang status hukumnya disahkan melalui Paket Kebijakan Keuangan Moneter dan Perbankan paket degulasi tanggal 27 Oktober
Ahmad Ifham, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 3. 44
21 1988 (PAKTO 88) pada hakikatnya merupakan modifikasi (model baru) dari Lumbung Desa dan Bank Desa yang ada sejak 1980-an.45 Dimana PAKTO 88 memberikan kemudahan dalam pendirian bank baru sehingga terjadi ledakan jumlah bank di Indonesia. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang merubah Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan nampak lebih jelas dan tegas mengenai status perbankan syariah, sebagaimana disebutkan dalam pasal 13 huruf C yang berbunyi sebagai berikut; “menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia”.46Seiring dengan bergulirnya sistem ekonomi Islam sebagai sistem alternatif dalam mengelola perekonomian, maka kehadiran BPRSyariah juga sangat diharapkan. Keberadaan BPRSyariah secara khusus dijabarkan dalam bentuk Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/Kep/Dir, tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan Prinsip Syariah, dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/Kep/Dir, tertanggal 12 Mei 1999 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 32/4/KPPB tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan Prinsip Syariah.47Yang perlu diperhatikan dari ketentuan diatas adalah kepanjangan dari BPRSyariah yang berupa Bank Pembiayaan Syari’ah. Ini berarti semua peraturan perundangan-undangan yang menyebut BPRSyariah dengan Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah harus dibaca dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRSyariah) 3. Kegiatan Usaha BPRSyariah (Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah) Kegiatan usaha dari BPRSyariah intinya hampir sama dengan kegiatan dari Bank 45 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 125. 46 M. Ma’ruf Abdullah, Hukum Perbankan dan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia, (Banjarmasin: Antasari Press, 2006), h. 88. 47 Zubairi Hasan, Undang-Undang., h. 7.
22 Umum Syari’ah, yaitu berupa penghimpunan dana, penyaluran dana, dan kegiatan di bidang jasa. Yang membedakannya adalah bahwa BPRS tidak diperkenankan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, misalnya ikut dalam kegiatan kliring, inkaso, dan menertibkan giro.48 Dimana Kliring merupakan suatu cara perhitungan utang piutang dalam bentuk surat-surat dagang atau surat berharga dari suatu bank kebank lainnya. Inkaso merupakan layanan bank untuk penagihan pembayaran atas dokumen berharga kepada pihak ketiga di dalam negeri. Dan menerbitkan giro merupakan perintah dari nasabah ke bank untuk memelihara giro nasabah tersebut. Mengenai jenis dan kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPRSyariah dijelaskan pada Bab IV pada Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah dari Pasal 19-21, pasal 19 ayat 1 dan 2 menjelaskan sebagai berikut: yaitu kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk: 1) Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari’ah; dan 2) Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari’ah. 3) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan kepentingan syariah. 4) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syari’ah lainnya yang sesuai dengan prinsip Syari’ah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.49 b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk: 1) Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang bertentangan dengan prinsip syariah. 2) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah. Akad salam, akad istishna’, atau akad lain yang bertentangan dengan prinsip syariah. 3) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan qardh, atau akad lain yang bertentangan dengan prinsip syariah. 48 49
h. 68.
Khotibul Umam, Trend Pembentukan.,h. 41. Muhammad Sadi, Konsep Hukum Perbankan
Syraiah,
(Malang:
Setara
Press,
2015),
23 4) Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah/ atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang bertentangan dengan prinsip syariah. 5) Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang bertentangan dengan prinsip syariah. 6) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah antara lain: akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah. 7) Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yaang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indoesia. 8) Menerima pembayaran dari tagihan ata surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga antar pihak ketiga berdasarkan prinsip syariah. 9) Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan syariah. 10) Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan akad wakalah; 11) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.50
Kegiatan usaha BPR Syari’ah secara teknis operasional berkaitan dengan produkproduknya mendasarkan pada Pasal 2 dan Pasal 3 PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip Syari’ah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank Syari’ah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/16/PBI/2008. Lebih teknis lagi mengacu SEBI No. 10/14/DPBS Jakarta, 17 Maret 2008 perihal pelaksanaan prinsip dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank Syari’ah. Perlu ditekankan disini bahwa setiap pihak dilarang melakukan kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk simpanan atau investasi berdasarkan prinsip Syari’ah tanpa izin terlebih dahulu dari Bank Indonesia, kecuali diatur dalam undang-undang
50
Ibid., h.67.
24 lain.51Dengan demikian untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud di atas secara acontrario(suatu penafsiran yang memberikan perlawanan pengertian antara peristiwa konkrit yang dihadapi dengan peristiwa yang diatur dalam undangundang) dapat ditafsirkan harus ada izin terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Pembiayaan di BPRSyariah merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.52Dimana pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
C. CSR (Corporate Social Responsibility) 1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility) CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosialekonomi kawasan secara melembaga dan berkelanjutan. 53 Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap berbagai pihak yang terlibat maupun tidak secara langsung maupun tidak langsung atas aktifitas perusahaan.Dengan kata lain CSR merupakan sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka. CSR adalah kepedulian perusahaan yang meyisihkan sebagian keuntungan (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia dan secara berkelanjutan berdasarkan prosedur 51
Ibid., h. 55. Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah., h. 160 . 53 Edi Suharto,CSR dan Comdev, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 4. 52
25 yang tepat dan profesional.54 Melaksanakan suatu kegiatan yang dapat mensejahterakan masyarakat sekitar dengan membangun fasilitas umum. Menurut Judy, Gilbert (2010) mengemukakan bahwa CSR merupakan kewajiban perusahaan untuk pengembangan ekonomi, dan untuk menghindari serta mengoreksi setiap konsekuensi negarif yang timbul dari kegiatan usaha. 55 Menurut Hopkins (2003) CSR berkaitan dengan perilaku perusahaan yang bertanggung jawab. 56 Bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar melalui program-program sosial. Corporate Social Responsibilityadalah komitmen perusahaan tau dunia bisnis untuk berkontribusi
dalam
pengembaangan
memperhatikan tanggung jawab sosial
ekonomi
yang
perusahaan dan
berkelanjutan menitikberatkan
dengan pada
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi,sosial dan lingkungan.57 Kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara meminimalisasi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan /atau berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.58 Tidak hanya perseroan yang menjalankan usahanya melainkan semua perseroan memilki tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-undang Nomer 40 pasal 1 ayat (1) yang menjelaskan tentang CSR yaitu badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
54
Ibid., h.5. Saipullah Hasan dan Devy Andriany, Pengantar CSR:Sejarah, Pengerian dan Praksis, (Yogyakarta: JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang dan Pustaka Pelajar, 2015), h. 49. 56 Ibid., h. 47. 57 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta:Sinar Grafika,2008), h.1. 58 Ibid, h. 15. 55
26 melakuan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi alam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanannya.59 PT merupakan perusahaan yang berbadan hukum, PT dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mensejahterakan perusahaan dan lingkungan sekitar. Dari semua definisi CSR (Corporate Social Responsibility)tersebut, dapat disimpulkan bahwa CSR adalah komitmen perbankan yang secara etis untuk mengintegrasikan kegiatan bisnisnya serta melaksanakan CSR secara berkelanjutan dengan memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder yang terkait dengan perbankan dan lingkungan. CSR(Corporate Social Responsibility) merupakan komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan pendidikan melalui kerjasama dengan seluruh stakeholders untuk meningkatkan ilmu pengetahuan mereka melalui cara-cara yang baik bagi perbankan maupun pendidikan. CSR (Corporate Social Responsibility)merupakan kewajiban mutlak perbankan sebagai suatu bentuk tanggung jawab sosial
berupa kepedulian dan perhatian pada
komunitas sekitarnya. Pandanganperbankan terhadap kewajiban tersebut berbeda-beda. Mulai dari anggapan sekedar basa-basi atau suatu keterpaksaan, hanya untuk pemenuhan kewajiban, hingga pelaksanaanberdasarkan asas kesukarelaan. Bentuk-bentuk CSR (Corporate Social Responsibility)yang dapat dilakukan oleh perbankan dapat diwujudkan dalam berbagai bidang pendidikan yang penerapannya harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat penerima CSR.
59
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 40 Tahun 2007 dan Peraturan Presiden RI Tahun 2014 tentang Perseroan Terbatas, (Bandung: Citra Umbara, 2015), h.3.
27 2. Manfaat CSR(Corporate Social Responsibility) Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perbankan, baik bagi perbankan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. menguraikan manfaat yang akan diterima dari pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility), diantaranya: a. Bagi Perbankan. Terdapat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan CSR. perbankan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perbankan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas. b. Bagi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan ilmu pengetahuan. c. Bagi lingkungan, praktik CSR (Corporate Social Responsibility)akan menambah SDM yang berkualitas dari segi pendidikan. d. Bagi negara, praktik CSR (Corporate Social Responsibility)yang baik akan menbantu masyarakat dalam bidang pendidikan.60 Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa manfaat program CSR (Corporate Social Responsibility)sangat bermanfaat untuk pendidikan di kalangan perbankan, masyarakat, lingkungan dan bagi negara Indonesia.
3. CSR (Corporate Social Responsibility) di Bidang Pendidikan Bidang pendidikan merupakan salah satu pilihan program CSR (Corporate Social Responsibility)yang harus mendapatkan perhatian perbankan. Elkington (1998) merangkum definisi CSR(Corporate Social Responsibility) dalam suatu konsep 4P, yaitu suatu bentuk kepedulian perbankan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional.61 Komitmen bisnis berkontribusi dalam pembangunan ekenomi berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup.
60 61
A.B. Susanto, Reputation-Driven Corporate Social Responsibility, (Jakarta: Erlangga. 2009), h.23. Norhadi, Corporate Social Responsibility, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.24.
28 Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan
kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.62 Pendidikan seharusnya menjadi kepedulian semua komponen bangsa karena kualitas masa depan manusia tergantung kepada pendidikanya. Bahkan, perbankan pun dapat memberikan dampak yang kritis terhadap proses pemberdayaan melalui peningkatan standar pengembangan kepemimpinan dan pendidikan dalam perusahaan.63 Oleh karena itu, kemajuan dunia pendidikan memang tidak dapat berjalan sendiri, sehingga diperlukan adanya suatu kerja sama dan sinergi antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah, yang dikemas melalui program CSR(Corporate Social Responsibility). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pendidikan merupakan bidang yang sangat perlu mendapat perhatian dari dunia usaha sebagai salah satu tanggung jawabnya untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa pada umumnya. Karena pada dasarnya setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia.
62
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar., h.2. Retno Mulyandari, dkk. (2010). “Implementasi CSR dalam mendukung pengembangan Masyarakat Melalui Peningkatan Peran Pendidikan”. Makalah. Institut Pertanian Bogor.diunggah pada tanggal 14 Juli 2016. 63
29 4. Pentingnya CSR (Corporate Social Responsibility)di Bidang Pendidikan Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.64 Dimana pendidikan yang berkualitas akan menciptakan seseorang yang berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas untuk mencapai cita-cita.
Peran serta masyarakat atau pihak lain dalam peningkatan mutu pendidikan bahkan telah disinggung dalam UU RI No. 21 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 54.65 Peran serta tersebut meliputi peran serta organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. CSR (Corporate Social Responsibility)pada dunia pendidikan merupakan gerakan bersama secara nasional yang perlu dilakukan sebagai solusi alternatif di tengah perkembangan pendidikan di Indonesia.66 Berbagai implementasi CSR melalui kegiatan pemberian beasiswa, pembangunan infrastruktur lembaga pendidikan. Kepekaan perusahaan terhadap dunia pendidikan merupakan investasi dan dapat memberikan manfaat secara berkesinambungan.Keterlibatan perbankan dalam bidang pendidikan sangat diperlukan dalam rangka membantu perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. 64
A.B. Susanto, Reputation-Driven., h.23. UU RI No. 21 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 54 66 Mukti Fajar, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.28. 65
30 Karena, apabila beban tersebut hanya dibebankan pada orang tua atau pemerintah, maka akan butuh waktu yang lama untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan.
5. Pendidikan Sebagai Hak Asasi Manusia dan Bagian dari Kesejahteraan Masyarakat The World Business Council For Sustainable Development merumuskan CSR (Corporate Social Responsibility)sebagai komitmen berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berperilaku secara etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat yang sama meningkatkan kualitas hidup dari para pekerja dan keluarganya demikian pula masyarakat lokal dan masyarakat secara luas. Adapun prioritas kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility)menurut organisasi ini mencakup hal-hal berikut ini: a. b. c. d. e. f. g.
Hak asasi manusia Hak pekerja Perlindungan lingkungan Hubungan dengan pemasok Keterkaitan masyarakat Hak-hak pemangku kepentingan Pemantau dan penilaian kinerja CSR.67
Hak asasi manusia dalam konteks CSR (Corporate Social Responsibility), dikaitkan dengan persoalan ketenagakerjaan, lingkungan hidup dan hak-hak sipil masyarakat, seperti hak ekonomi, hak politik dan kebudayaan serta hak atas pendidikan. Terkait dengan CSR, hak atas pendidikan dijamin dalam Universal Declaration of Human Rights yang menyebutkan bahwa: a. Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan harus gratis, setidaktidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan dasar. Pendidikan dasar harus bersifat wajib. Pendidikan teknik dan jurusan secara umum harus tersedia dan pendidikan tinggi harus secara adil dapat diakses untuk semua atas dasar merit.
67
Ismail Solihin, Corporate Social., h.37.
31 b. Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan sepenuhnya kepribadian manusia dan bagi penguatan penghargaan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar. Pendidikan harus meningkatkan pengertian, toleransi dan persahabatan di antara semua bangsa, ras atau kelompok agama, dan harus memajukan kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memelihara perdamaian.68 Penghargaan terhadap hak asasi manusia juga ditetapkan di Indonesia melalui Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9 bahwa (1) setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, (2) setiap orang berhak tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin. Kemudian UUD 1945 Pasal 28C Ayat (1) menyatakan “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.69 Dengan demikian, ketika dikaitkan dengan rumusan dasar CSR (Corporate Social Responsibility)yang salah satunya adalah penghormatan terhadap hak asasi manusia, hak atas pendidikan bagi semua dapat diartikan sebagai hak untuk memperoleh pendidikan yang secara layak untuk menunjang kesejahteraan hidupnya. Sehingga memang seharusnya perusahaan memasukkan bidang pendidikan dalam kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility)yang dilakukan. Melalui tanggung jawab sosial tersebut, perusahaan dapat mendukung pembangunan di bidang pendidikan dalam bentuk penghormatan terhadap hak asasi manusia dan pembangunan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
68
Mukti Fajar, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2010), h. 251. Reza Rahman, (Corporate Social Responsibility): Antara Tiori dan Kenyataan, (Yogyakarta:Medpress, 2009), h. 52. 69
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research).Penelitian lapangan bermaksud mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat. 70 Penelitian lapangan pada penelitian ini berjenis deskriptif dengan sifat penelitian kualitatif, menurut Sumadi Suryabrata, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.71 Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian lapangan untuk mengetahui tentang fungsionalisasi BPR Syariah terhadap Permberdayaan Pendidikan Masyarakat Kotabumi.
2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Menurut M.Subana yang dimaksud penelitian deskriptif adalah penelitian yang “menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, variabel dan fenomena yang terjadi di saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.” 72Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang di teliti secara tepat. 70
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
71
Sumadi
72
M. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Ilmiah, 2001), h. 25.
h. 4. Suryabrata,
Metodologi
Penelitian,
(Jakarta:
Raja
Grafindo
h. 76.
Persada,
2009),
33 Oleh karena itu, yang menjadi instrument penelitian adalah peneliti sendiri, sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung data hasil wawancara atau observasi yang telah dilakukan dan mendapatkan bukti kebenaran dalam proses penelitian.
B. Sumber Data MenurutSuharsimiArikunto,
yang
dimaksuddengansumber
data
dalampenelitianadalahsubyekdarimana data diperoleh.73Data merupakan hasil pencatatan baik yang berupa fakta dan angka yang dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yang berkaitan dengan pokok permasalahan, yaitu sumber data primer dan data sekunder. Adapunsumber data yang dimaksudialah: 1. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam bentuk responden, yaitu orang yang dijadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data.74 Adapun
yang
menjadi
Sumber
data
primer
dalam
penelitian
ini
adalahhasilwawancara dan observasi kepada nara sumber yaitu kepada direktur bapak Amir dan masyarakat penerima bantuan CSR(Corporate Social Responsibulity)adalah Bapak Samani, Sahrozi, Imran, Isun dan Bapak Sohari dan organisasi penerima bantuan CSR adalah Bapak Rohani sebagai pengurus TPA Al-Muttaqin , ibu Enni sebagai
73
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 129. 74 Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabata, 2009), cet. ketujuh, h.137.
34 pengurus TPA Az-Zahra, Bapak Ridha sebagai Kepala Sekolah SD 3 Kota Alam, Bapak Zainal sebagai Ketua LSM Lampura dan Ibu Nuraini sebagi Ketua PKK Mekarsari.
2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.75 Dan suini dapat berupa buku-buku atau dokumen dan sumber lain
yang
berkaitan dengan penelitian ini antara lain tentang CSR (Corporate Social
Responsibulity) dan buku yang berkaitan dengan perberdayaan dan pendidikan.
C. Teknik Pengumpulan Data Data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa ada data tidak akan ada riset. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu gabungan antara penelitian pustaka dan lapangan. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Interview(Wawancara) Untuk memudahkan dalam mengetahui kondisi yang diinginkan, maka peneliti menggunakan metode interview. Metode interview adalah “bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden”.76 Wawancara (interview) dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : a. Interview tak terpimpin b. Interview terpimpin c. Interview bebas terpimpin.77
75 76
Ibid. W. Gulo, MetodelogiPenelitian, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 119.
35 Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan interview bebas terpimpin. Interview bebas terpimpin adalah pedoman pertanyaan hanya secara garis besarnya saja. 78 Dengan demikian, peneliti menyiapkan garis besar mengenai hal-hal yang akan ditanyakan terkait denganfungsi BPRS terhadap pemberdayaan masyarakat. Wawancara ini dilakukan kepada BPRS Kotabumi yaitu: Direktur BPR Syariah Kotabumi bapak Amir dan masyarakat penerima bantuan CSR (Corporate Social Responsibulity) adalah Bapak Samani, Sahrozi, Imran, Isun dan Bapak Sohari dan organisasi penerima bantuan CSR adalah Bapak Rohani sebagai pengurus TPA Al-Muttaqin , Ibu Enni sebagai Pengurus TPA Az-Zahra, Bapak Ridha sebagai Kepala Sekolah SD 3 Kota Alam, Bapak Zainal sebagai Ketua LSM Lampura dan Ibu Nuraini sebagi Ketua PKK Mekarsari.
2. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Dalam penelitian ini data yang di cari dan dikumpulkan oleh peneliti dari data tentang BPRS Kotabumi, Warga yang menerima beasiswa CSR (Corporate Social Responsibulity).
3. Observasi Metode observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standarlain untuk keperluan tersebut.79Observasi dalam penelitian ini dilakukan guna mencari tahu bagaimana fungsionalisasi BPRS terhadap pemberdayaan pendidikan
masyarakat
Kotabumi.
Observasi
ini
dilakukan
terhadapobjek penelitian. 77
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), h. 205. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 119. 79 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 175. 78
secara
langsung
36 D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan unit dari analisis yang ciri-cirinya akan diduga, dalam penelitian ini yang di maksud populasi adalah warga masyarakat Kotabumi yang dalam katagori ekonomi lemah, sehingga dengan kelemahan ekonomi tersebut mengajukaan permohonan bantuan biaya pendidikan melalui program CSR (Corporate Social Responsibulity) kepada BPR Syariah Kotabumi.
2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan subyeek penelitian. Adapun metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dalah seluruh warga masyarakat Kotabumi yang mengajukan bantuan biaya pendidikan kepda BPR Syariah Kotabumi. Penentuan sampel ini di ambil dengan pertimbangan bahwa yang mengajukan permohonan kurang dari 20 orang/lembaga.
E. TeknisAnalisis Data Teknis analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisa kualitatif lapangan, karena data yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan dalam bentuk uraian. Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data menemukan pola, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan orang lain. 80
80
h. 248.
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
37 Sedangkan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu sumber dari tertulis atau ungkapan dan tingkah laku yang diobservasi dari manusia.81 Kemudian untuk menganalisis data, peneliti ini menggunakan cara berfikir induktif, yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan konkrit, peristiwa konkrit, kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus dan konkrit tersebut ditarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum.82 Peneliti menggunakan cara berfikir induktif untuk membahas secara khusus tentang fungsionalisasi BPRS terhadap permberdayan pendidikan masyarakat Kotabumi, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan dari penelitian tersebut. Maksudnya yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan individu yang bersifat khusus kemudian peneliti menyimpulkan menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sistem dalam menganalisa apakah fungsionalisasi BPRS terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat sudah membantu masyarakat dalam hal pembiayaan pendidikan. Berdasarkan ajaran Islam yang mengatur tentang akad yang sesuai dengan ajaran Islam dan tidak ada yang dirugikan antara kedua belah pihak. Cara berfikir ini digunakan peneliti untuk membahas hasil wawancara tentang fungsi BPRSyariah terhadap pemberdayaan pendidikan masyarakat kotabumi.
81 82
h. 40.
Burhan Ashafa, Metodelogi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 16. SutrisnoHadi, Metode Research, Jilid I, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM,
1984),
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi BPRSyariah Kotabumi 1. Sejarah BPR Syariah Kotabumi PT. BPR Syariah (Perseroan Terbatas Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah) Kotabumi berdiri pada tanggal 29 Juli 2008 dengan nama semula PD BPR Syariah (Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah) Kotabumi.
Bank tersebut
merupakan Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Utara yang diresmikan oleh pejabat Gubernur Lampung Drs. H. Syamsurya Riyacudu. 83 Seiring berjalannya waktu, perluasan modal usaha, pertambahan jumlah nasabah dan jasa perbankan Syari’ah yang digulirkan ke tengah masyarakat serta tuntutan untuk menyesuaikan dengan perundangan dan peraturan yang terkait dengan perbankan syariah, maka yang semula bernama PD. BPR Syari’ah Kotabumi diubah menjadi PT. BPR Syari’ah Kotabumi berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 13/6/PBI/2011 tertanggal 29 November 2011 tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha PD. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Kotabumi menjadi PT. Bank pembiayaan Rakyat Syari’ah Kotabumi.84 Adapun dasar hukum pendirian PT. BPR Syari’ah Kotabumi adalah sebagai berikut: a. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor: 2 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah bank Perkreditan Rakyat Syari’ah;
83 84
Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016 Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016
39 b. Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomer: 10/50/KEP.GBI/2008 Tentang Pemberian Izin Usaha PD. BPR Syari’ah Kotabumi; c. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor: 7 tahun 2009 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor: 2 Tahun 2007 Tentang Perusahaan daerah Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (PD. BPRS) Kotabumi. d. Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomer: 13/6/PBI/2011, Tanggal 29 November 2011 Tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha PD. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Kotabumi menjadi PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.85 Data yang diperoleh peneliti saat pengumpulan data di lapangan, bahwa PT BPR Syariah Kotabumi menunjukkan pertumbuhan yang sehat; hal ini ditandai dengan berdirinya 3 (tiga) kantor cabang di luar Kotabumi yakni: Kantor Cabang Bukit Kemuning, Kantor Cabang Bandar Lampung dan proses pembukaan Kantor cabang di kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Aset BPRSyariah Kotabumi Modal dasar BPRS Kotabumi adalah sebesar Rp. 15.000.000,000,- (lima belas milyar rupiah). Dari jumlah modal tersebut, modal yang sudah disetor kepada PT. BPR Syari’ah Kotabumi per-Desember 2014 adalah sebesar Rp. 9.025.000.000,- (sembilan miliyar dua puluh lima juta rupiah). Adapun kondisi aset per-September 2016 sebesar Rp.50.000.000.000.86 Berdasarkan komposisi kepemilikan saham, diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Lampung Utara merupakan Pemilik Saham Pengendali (PSP) karena memiliki 85 86
Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016 Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016 .
40 99,72% dari total seluruh saham PT.BPR Syari’ah Kotabumi, sedangkan sisanya adalah milik Koperasi Serai Serumpuna.87 Saat ini PT. BPR Syariah Kotabumi telah berpindah kantor di jalan Soekarno Hatta kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara, perpindahan kantor tersebut didasarkan kepada peraturan BI (Bank Indonesia) yang tidak membenarkan memanfaatkan kantor yang berasal dari aset pemerintah Kabupaten maupun pemerintah Provinsi Lampung. 88 Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, bahwa selama ini PT BPR Syariah Kotabumi, menempati kantor milik dinas kehutanan Provinsi Lampung, yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Gapura kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara.89
3. Prestasi BPRSyariah Kotabumi PT. BPR Syari’ah Kotabumi telah meraih tiga kali Award dari majalah bisnis infobank dengan predikat “sangat bagus” dalam kategori BPRS yariah beraset Rp. 50-100 Milyar peringkat kedua setelah PT. BPRS yariah Harta Insan Karimah Cibitung Bekasi.90 Adapun rincian penghargaan yang telah diterima dalam berbagai kategori, sebagai berikut: a. The Best Syari’ah Finance dengan predikat “Sangat Bagus” dari majalah Infobank Jakarta Tahun 2013. b. The Best Syari’ah Finance urutan ke-5 BPRSyariah terbaik se-Indonesia dengan predikat “Sangat Bagus” dari majalah Infobank Jakarta Tahun 2014; c. The Best Syari’ah Finance urutan ke-2 BPRSyariah terbaik se-Indonesia dengan predikat “Sangat Bagus” dari majalah Infobank Jakarta Tahun 2015.91 87
Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016. Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016. 89 Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016. 90 Majalah Infobank No. 440. Tahun.2015.. Vol XXXVII, h. 64. 91 Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016 88
41
Adapun prestasi yang berkaitan dengan persebaran domisili nasabah tidak hanya di Kabupaten Lampung Utara, namun demikian telah berhasil menyebar di Kabupaten/Kota Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan, Bangka Belitung, bahkan sampai pada Provinsi Sumatera Barat. Selain hal di atas prestasi PT. BPR Syari’ah Kotabumi membuka beberapa kantor untuk melayani para nasabah dalam mengakses jasa perbankannya, sebagai berikut: a. Kantor Pusat, dengan Jl. Jendral Sudirman, Nomer: 8 Gapura Kotabumi Lampung Utara. b. Kantor Cabang, dengan alamat: Jl. Zainal Abidin Pagar Alam Nomer: 25 D, Gedongmeneng, Rajabasa, Bandar Lampung. c. Kantor Cabang, dengan alamat: Jl. Baturaja, Bukit Kemuning, Lampung Utara d. Pelayanan cabang, dengan alamat: Pasar Panaragan, Tulang Bawang Barat. 92 4. Visi dan Misi BPRSyariah Kotabumi a. Visi PT. BPR Syari’ah Kotabumi mengemban Visi: menjadi bank Syari’ah yang dapat berdaya saing serta berprestasi dalam membangun daerah untuk menuju kemakmuran dan kesejahteraan umat.93 PT. BPR Syari’ah Kotabumi sebagai lembaga intermediasi keuangan memiliki peran strategis dalam memediasi seluruh elemen masyarakat Lampung Utara khususnya dan Provinsi Lampung dan sekitarnya. Pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan taraf hidup dengan aktifitas perekonomian yang didasarkan pada Syari’at Islam dan terbebas dari transaksi ribawi.
92 93
Dokumentasi Sejarah Berdirinya PT. BPR Syariah Kotabumi, diperoleh tanggal 2Agustus 2016. Dokumentasi Visi dan Misi BPR Syariah Kotabumi, dicatat tanggal 2 Agustus 2016.
42 b. Misi Adapun Misi PT. BPRSyariah Kotabumi adalah sebagai berikut: 1) Berprestasi dalam membangun daerah, memberikan pelayanan Syari’ah
perbankan dengan menggunakan prinsip-prinsip
dana dan jasa sesuai
dengan
perundang-undangan yang berlaku; 2) Mengajak seluruh masyarakat untuk menghindari praktek rentenir; 3) Mengajak masyrakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan (ukhuwah islamiyah), meningkat taraf ekonomi serta mengajak mengembangkan sistem ekonomi Islam untuk
mereka
mewujudkan
untuk
bersama
masyarakat
yang
makmur dan sejahtera.94 Misi yang merupakan penjabaran dari visi dan misi dari PT. BPRS yariah Kotabumi memiliki tiga hal yang menjadi tugas pokoknya yang secara singkat: pertama, berkontribusi serta berprestasi membangun daerah dengan prinsip Syari’at Islam, kedua, membina masyarakat dan menjauhkan mereka dari praktek ekonomi ribawi (rentenir), ketiga, mempersatukan masyarakat dalam naungan persaudaraan Islam, sistem ekonomi Islam dan mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan berdasarkan Syari’at Islam.
94
Dokumentasi Visi dan Misi BPR Syariah Kotabumi, dicatat tanggal 2 Agustus 2016.
43 5. Struktur Organisasi
44 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) CSR padaBPRSyariah Kotabumi Berdasarkan
SuratKeputusan Direksi PT BPRSyariah Kotabumi Nomor:
064/PT/BPRS KB/SK/DIR/1X/2014 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Corporate Social Responsibility (CSR) pada BPRSyariah Kotabumi, dijelaskan bahwa mekanisme pengajuan dan pencairan
melalui fasilitas CSR(Corporate Social
Responsibulity) masyarakat dipersyaratkan mengikuti tahapan sebagai berikut: a. Pemohon mengajukan proposal bantuan yang ditujukan kepada direksi BPRSyariah Kotabumi. Proposal bantuan memuat identitas pemohon, maksud dan tujuan pengajuan bantuan dan rencana penggunaan dana bantuan. b. Proposal dimasukkan ke Kantor Pusat BPRS yariah Kotabumi, kemudian proposal yang telah masuk dicatat oleh admin dan diagendakan untuk di bahas dalam rapat khusus yang membahas tentang proposal bantuan CSR(Corporate Social Responsibulity). c. Proposal divalidasi dan verifikasi oleh tim, kemudian jika memenuhi kelengkapan administrasi yang ditentukan, selanjutnya di rapatkan oleh tim yang terdiri dari Divisi operasional, direksi dan DPS (Dewan Pengawas Syariah). 95 Berkas kelengkapan administrasi dan Kriteria diterimanya bantuan CSR (Corporate Social Responsibulity) baik perseorangan maupun lembaga adalah sebagai berikut: a. Kriteria Perseorangan: 1) 2) 3) 4)
KTP atau Surat keterangan domisili dari pejabat setempat. Kartu Keluarga. Surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Pengajuan dana bantuan tidak bertentangan dengan prinsip Islam.96 BPR
Syariah
Kotabumimemiliki
peraturan
untuk
pengajuan
bantuan
CSR(Corporate Social Responsibulity), dimana masyarakat harus memenuhi Berkas kelengkapan administrasi yang menjadi syarat diterimanya bantuan CSR.
95
Wawancara dengan BapakAmrulloh sebagai direksi BPR Syariah Kotabumi, pada tanggal 15 November
96
Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016
2016.
45 b. Kriteria Lembaga 1) Kriteria kegiatan yang di ajukan tidak bertentangan dengan prinsip Islam 2) Lembaga pemohon tidak termasuk organisasi yang terlarang, yang diikuatkan dengan surat keterangan terdaftar dari Kesatuan, kebangsaan dan politik (Kesbangpol) kabupaten setempat. 3) Adanya struktur organisasi dan periode kepengurusan yang masih berlaku. 4) Tim yang telah di tunjuk BPRSyariah Kotabumi melakukan surveykelapangan mengadakan pengamatan dan wawancara langsung kepada sumber data berkaitan dengan profil pemohon. 5) Tim membuat analisa, dan merekomendasikan kepada direksi apakah layak diterima atau ditolak permohonannya. 6) Direksi memberikan surat balasan kepada pemohon, baik yang dikabulkan maupun yang ditolak permohonannya. 7) Pemohon yang telah disetujui pengajuan proposalnya datang langsung untuk menerima pencairan bantuan. 8) Penerima bantuan harus mempergunakan bantuan tersebut sesuai dengan pengajuan dalam proposal. 9) Penerima bantuan harus membuat laporan pertanggung jawaban. 10) Pihak BPRSyariah Kotabumi akan memonitori penggunaan dana dan mengevaluasi bantuan untuk kegiatan berikutnya.97 Persyaratan pengajuan bantuan CSR (Corporate Social Responsibulity), pada BPR Syariah untuk kriteria organisasi/lembaga harus dipenuhi syarat-syaratnya, kemudian diajukan dan akan ada tim survei ke lapangan,direksi memberikan surat balasan kepada pemohon, baik yang dikabulkan maupun yang ditolak permohonannya. apabila disetujui proposalnya, pihak lembaga atau organisasi yang mengajukan bantuan CSR datang langsung untuk menerima pencairan bantuan CSR(Corporate Social Responsibulity).
B. Skema (Bantuan BPR Syariah) 1. Mekanisme Pencairan a. Direksi memberikan surat balasan kepada pemohon, baik yang dikabulkan maupun yang ditolak permohonannya. b. Pemohon yang telah disetujui pengajuan proposalnya datang langsung untuk menerima pencairan bantuan.
97
Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016
46 c. Penerima bantuan harus mempergunakan bantuan tersebutsesuai dengan pengajuan dalam proposal. d. Penerima bantuan harus membuat laporan pertanggung jawaban, dan Pihak BPRSyariah Kotabumi akan memonitori penggunaan dana dan mengevaluasi bantuan untuk kegiatan berikutnya.98 Mekanisme pencairan BPR Syariah baik perorangan maupun lembaga setelah direksi memberikan surat balasan yang disetujui permohonan proposal, bisa langsung datang untuk menerima bantuan CSR. Bantuan yang dipergunakan harus sesuai dengan pengajuan dalam proposal, dan penerima bantuan CSR harus membuat laporan pertanggung jawaban kepada pihak BPR S yariah Kotabumi.
2. Hak dan Kewajiban Penerima Bantuan CSR a. Hak 1) Pada prinsipnya setiap warga kabupaten Lampung Utara yang memenuhi persyaratan memiliki hak untuk mengajukan permohonan bantuan CSR kepada BPRSyariah Kotabumi. 2) Warga Kabupaten Lampung Utara yang mengajukan permohonan dan telah di setujui oleh direksi berhak untuk memanfaatkan dana bantuan yang telah di ajukan sesuai dengan kebutuhan tanpa mendapatkan tekanan dari pihak manapun.
b. Kewajiban 1) Memanfaatkan dana bantuan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan prinsip Islam. 2) Melaporkan secara berkala pemanfaatan dana bantuan kepada BPRSyariah Kotabumi apabila pemanfaatan bantuan itu memerlukan waktu lama dalam pemanfaatannya. 98
Wawancara dengan BapakAmrulloh sebagai direksi, pada tanggal 15 November 2016.
47 3) Membuat laporan akhir dana bantuan CSR(Corporate Social Responsibulity, dengan bukti adanya lapor atau ijasah mendokumentasikan kegiatan untuk lembaga pendidikan.99
3. Realisasi Penerima Bantuan CSR (Corporate Social Responsibulity) Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRSyariah) Kotabumi sebagai bagian dari sistem perbankan nasional terikat dengan aturan yang mewajibkan setiap perbankan harus mengalokasikan sebagian keuntungan/pendapatannya untuk Pelaksanaan program CSR (Corporate Social Responsibulity) bukan hanya semata-mata memenuhi amanah undang-undang, akan tetapi lebih jauh dari itu bahwa tanggung jawab social bahwa BPRSyariahmempunyai alasan dengan membangun atas dasar falsafah dan gambaran Islam yang kuat untuk menjadi salah satu lembaga keuangan yang dapat mensejahterakan masyarakat melalui Program CSR (Corporate Social Responsibulity) dibidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, pelestarian alam, dan atau berbagai bantuan permodalan bagi masyarakat. Kondisi tersebut diperkuat dengan data yang menjelaskan bahwa setiap tahun BPR Syariah Kotabumi mengalokasikan sebagian keuntungan/pendapatan untuk merealisasikan program CSR dimaksud. Pada periode Januari sampai dengan Oktober 2016 dengan total bantuan sebesar Rp.25.000.000,- untuk 5 orang yang dilakukan setiap tahun dengan rincian di bawah ini:100
99
Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi Tahun 2016 Wawancara dengan Bapak Amir sebagai Direksi, pada tanggal 15 November 2016.
100
48 Tabel 1. Daftar Penerima CSR Perseorangan No
Nama
1
Sahrozi
2
Imran
Alamat
Jumlah Bantuan 2.500.000,-
Jenis Bantuan
Tanjung Harapan Kec. Beasiswa Kotabumi Selatan Pendidikan (SD)
Kalibalangan Beasiswa kec.Abung Selatan Pendidikan (SMP) 3 Samani Tanjung Harapan, Kec Beasiswa Kotabumi Selatan Pendidikan (SMA) 4 Sukari Tanjung Senan Kec. Beasiswa Kotabumi Selatan Pendidikan (SD) 5 Sohari Tanjung Aman Kec. Beasiswa Kotabumi Pusat Pendidikan (SMP) Sumber Data: Dokumentasi BPR Syariah Kotabumi
2.500.000,2.500.000,2.500.000,2.500.000,-
Selain bantuan di atas BPR Syariah Kotabumi telah merealisasikan bantuan dalam bentuk CSR terhadap 5 organisasi kemasyarakatan dengan total bantuan sebesar Rp.25.000.000,- . dengan rincian sebagai berikut:101 Tabel 2. Daftar Penerima CSR Lembaga/ Organisasi No 1
TPA AlMuttaqin
2
Masjid Nurul Iman Majelis Taklim Nurus Salam FKPPE (Forum Komunikasi Persatuan
3.
4
101
2016.
Nama
Alamat
Jenis Bantuan
Jumlah Bantuan
Tanjung Harapan Kec.Kotabumi selatan Sri Menanti, Kec. Tanjung Raja Kebon Empat Kec. Kotabumi Selatan Tanjung Harapan kec.Kotabumi Selatan
Peralatan Belajar
2.500.000,-
Renovasi Toilet
2.500.000,-
Pembelian Peralaran Kesenian Sarana olahraga
2.500.000,-
2.500.000,-
Wawancara dengan BapakAmrulloh sebagai Direksi BPR Syariah Kotabumi, pada tanggal 15 November
49
5
Pemuda Elang) Masjid Ar – Rahman
Bernah Sarana TPA Kec.Kotabumi Selatan Sumber Data: Dokumentasi BPR Syariah Kotabumi
2.500.000,-
Prosedur pengajuan proposal bantuan yang ditujukan kepada direksi BPRSyariah Kotabumi, baik perseorangan maupun lembaga harus memenuhi persyaratan, dan mekanisme pengajuan bantuan sebagaimana yang telah ditentukan, yakni: Pemohon mengajukan proposal bantuan yang ditujukan kepada direksi BPRSyariah Kotabumi. Proposal bantuan memuat identitas pemohon, maksud dan tujuan pengajuan bantuan dan rencana penggunaan dana bantuan, Proposal dimasukkan ke kantor pusat BPRSyariah Kotabumi, kemudian proposal yang telah masuk dicatat oleh admin dan diagendakan untuk di bahas dalam rapat khusus yang membahas tentang proposal bantuan CSR(Corporate Social Responsibulity), Proposal divalidasi dan verifikasi oleh tim, kemudian jika memenuhi kelengkapan administrasi yang ditentukan, selanjutnya di rapatkan oleh tim yang terdiri dari Divisi operasional, direksi
dan DPS (Dewan
Pengawas Syariah).102 Berkas kelengkapan administrasi dan Kriteria diterimanya bantuan CSR baik perseorangan maupun lembaga adalah sebagai berikut: Kriteria perseorangan: KTP atau Surat keterangan domisili dari pejabat setempat, Kartu Keluarga, Surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, Pengajuan dana bantuan tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Kriteria Organisasi/lembaga yakni: Surat Keterangan domisili kantor dari pejabat yang berwenang, Kegiatan yang di ajukan tidak bertentangan
102
Wawancara dengan Bapak Amir sebagai Direksi, pada tanggal 15 November 2016.
50 dengan prinsip Islam, Lembaga pemohon tidak termasuk organisasi yang terlarang, yang dikuatkan dengan surat keterangan terdaftar dari Kesatuan, kebangsaan dan politik (Kesbangpol) kabupaten setempat, adanya struktur organisasi dan periode kepengurusan yang masih berlaku, Tim yang telah di tunjuk BPRSyariah Kotabumi melakukan survei kelapangan mengadakan pengamatan dan wawancara langsung kepada sumber data berkaitan dengan profil pemohon, Tim membuat analisa, dan merekomendasikan kepada direksi apakah layak diterima atau ditolak permohonannya, Direksi memberikan surat balasan kepada pemohon, baik yang dikabulkan maupun yang ditolak permohonannya, Pemohon yang telah disetujui pengajuan proposalnya datang langsung untuk menerima pencairan bantuan, Penerima bantuan harus mempergunakan bantuan tersebut sesuai dengan pengajuan dalam proposal, Penerima bantuan harus membuat laporan pertanggung jawaban, Pihak BPRS Kotabumi akan memonitori penggunaan dana dan mengevaluasi bantuan untuk kegiatan berikutnya. 103 Berdasarkan hasil wawancara dengan direktur BPR Syariah Kotabumi tentang prosedur pengajuan bantuan CSR(Corporate Social Responsibulity) telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada, yakni melalui langkah/tahapan sebagai berikut : Proposal yang telah masuk di catat oleh admin dan diagendakan dalam rapat, keanggotaan tim yang diberi tugas dan wewenang untuk memverifikasi dan menvalidasi seluruh proposal yang masuk adalah terdiri dari direksi, DPS (Dewan Pengawas Syariah) dan staf umum. Apabila sudah dirapatkan, hasil akan notulenkan untuk ditindaklanjuti dalam bentuk surat pemberitahuan kepada pemohon. Tim selanjutnya melakukan survey ke lapangan untuk mengadakan pengamatan dan wawancara langsung kepada sumber data yang terkait., Apabila semua kriteria telah terpenuhi selanjutnya Direksi melayangkan surat 103
Wawancara dengan Bapak Amir sebagai Direksi, pada tanggal 15 November 2016.
51 kepada pemohon guna pencairan bantuan, begitu pula bagi pemohon yang tidak memenuhi persyaratan maka akan diberitahu alasan penolakan terhadap proposal bantuan yang diajukan.104 Penerima bantuan harus mempergunakan bantuan sesuai dengan pengajuan dalam proposal dan penerima bantuan wajib
membuat laporan pertanggung jawaban
penggunaan dana, sedangkan Pihak BPRS Kotabumi akan melakukan monitor penggunaan dana dan mengevaluasi bantuan untuk kegiatan berikutnya. Dengan adanya program CSR(Corporate Social Responsibulity) yang di lakukan BPRSyariah Kotabumi membantu sekali dalam permasalahan biaya pendidikan dan alokasi dana untuk lembaga dan organisasi.105Bapak Rohani juga menerima bantuan CSR dari BPRSyariah Kotabumi untuk membeli perlengkapan TPA Al-Muttaqin berupa; papan tulis, spidol, meja, dan kursi,Masjid Nurul Iman merenovasi toilet .106 TerdapatMajelis Taklim Nurus Salam membeli peralatan kesenian untuk kegiatan hadrah.107Pembelian alat perlengkapan olahraga untuk organisasi Pemuda Elang (FKPPE).108 Masjid Ar–Rahman menerima bantuan CSR untuk pembelian sarana belajar TPA Ar–Rahman seperti meja belajar, kursi, buku absen, buku SPP. 109 Bapak Samani menerima bantuan CSR(Corporate Social Responsibulity) untuk membiayai pendidikan anaknya yang tertunda akibat kurangnya biaya. 110Bapak Sohari
104
Wawancara dengan Bapak Amir sebagai Direksi, pada tanggal 15 November 2016. Wawancara dengan Bapak Amir sebagai direksi, pada tanggal 15 November 2016. 106 Wawancara dengan Ibu Nuraini sebagai Pengurus TPA Al-Muttaqin, pada tanggal 19 November 2016 107 Wawancara dengan Bapak Rokim, sebagai PengurusMajelis Taklim Nurus Salam, pada tanggal 17November 2016. 108 Wawancara dengan Bapak Ali, sebagai PengurusOrganisasi Pemuda FKPPE, pada tanggal 17November 2016. 109 Wawancara dengan Bapak Rozali, sebagai PengurusMasjid Ar-Rahman, pada tanggal 17November 2016. 110 Wawancara dengan Bapak Samani masyarakat Kota Bumi Selatan, pada tanggal 18 November 2016 105
52 menerima bantuan CSR untuk melunasi penunggakan SPP anaknya. 111Bapak Sukari mendapatkan bantuan CSR senilai 2.500.000,- dan akan dipergunakan untuk keperluan sekolah anak-anaknya.112Dan bapak Sahrozi juga mendaptkan bantuan CSR senilai 2.500.000,- untuk membiayai uang masuk anaknya. 113 Bapak Imran menerima bantuan CSR untuk melunasi penunggakan SPP anaknya.114 Berdasarkan analisa di atas BPRSyariah Kotabumi telah membantu masyarakat Kotabumi melalui program CSR(Corporate Social Responsibulity)
dalam hal biaya
pendidikan, dimana apabila para orang tua atau masyarakat Kotabumi dibantu dalam hal pembiayaan pendidikan, bisa menyekolahkan anak-anaknya lagi yang di waktu lampau harus putus sekolah dikarenakan tidak bisa melunasi SPP di sekolah, bisa menyekolahkan anak-anaknya kejenjang lebih tinggi, bisa melunasi uang masuk tahun ajaran baru dan bisa melanjutkan kuliah.
C. Analisa Data Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRSyariah) Kotabumi telah mengalokasikan sebagian keuntungan/pendapatannya untuk Pelaksanaan program CSR (Corporate Social Responsibulity) bukan hanya semata-mata memenuhi amanah undang-undang, akan tetapi lebih jauh dari itu bahwa tanggung jawab sosial BPRSyariah dibangun atas dasar falsafah dan gambaran Islam yang kuat untuk menjadi salah satu lembaga keuangan yang dapat mensejahterakan masyarakat melalui Program CSR (Corporate Social Responsibulity)
111
Wawancara dengan Bapak Sohari masyarakat Printis Lama, pada tanggal 18 November 2016. Wawancara dengan Bapak Isun masyarakat Kebon Empat Kec. Kotabumi Selatan, pada tanggal 18 November 2016 113 Wawancara dengan Bapak Sahrozi masyarakat Tanjung Harapan Kec. Kotabumi Selatan, pada tanggal 18 November 2016 114 Wawancara dengan Bapak Sohari masyarakat Printis Lama, pada tanggal 18 November 2016 112
53 dibidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, pelestarian alam, dan atau berbagai bantuan permodalan bagi masyarakat. Kondisi tersebut diperkuat dengan data yang menjelaskan bahwa setiap tahun BPR Syariah Kotabumi mengalokasikan sebagian keuntungan/pendapatan untuk merealisasikan program CSR. Pada periode Januari sampai dengan Oktober 2016 dengan total bantuan sebesar Rp.50.000.000,-. Prosedur pengajuan proposal bantuan yang ditujukan kepada direksi BPRSyariah Kotabumi, baik perseorangan maupun lembaga harus memenuhi persyaratan, dan mekanisme pengajuan bantuan sebagaimana yang telah ditentukan oleh BPR Syariah Kotabumi. Berkas kelengkapan administrasi dan Kriteria diterimanya bantuan CSR baik perseorangan maupun lembaga harus sesuai. Dimana Kriteria perseorangan: KTP atau Surat keterangan domisili dari pejabat setempat, Kartu Keluarga, Surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, Pengajuan dana bantuan tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Kriteria Organisasi/lembaga yakni: Surat Keterangan domisili kantor dari pejabat yang berwenang, Kegiatan yang di ajukan tidak bertentangan dengan prinsip Islam, Lembaga pemohon tidak termasuk organisasi yang terlarang, yang dikuatkan dengan surat keterangan terdaftar dari Kesatuan, kebangsaan dan politik (Kesbangpol) kabupaten setempat, Adanya struktur organisasi dan periode kepengurusan yang masih berlaku. Penerima bantuan baik perorangan maupun lembaga harus mempergunakan bantuan sesuai dengan pengajuan dalam proposal dan penerima bantuan wajib membuat laporan pertanggung jawaban penggunaan dana, sedangkan Pihak BPRSyariah Kotabumi akan melakukan monitor penggunaan dana dan mengevaluasi bantuan untuk kegiatan berikutnya.
54 Dengan adanya program CSR(Corporate Social Responsibulity) yang di lakukan BPRSyariah Kotabumi telah membantu dalam permasalahan biaya pendidikan dan alokasi dana untuk lembaga dan organisasi pada masyarakat Kotabumi. Bapak Samani menerima bantuan CSR(Corporate Social Responsibulity) untuk membiayai pendidikan anaknya yang tertunda akibat kurangnya biaya. Bapak Sohari untuk melunasi penunggakan SPP anaknya. Bapak Sukari mendapatkan bantuan CSR senilai 2.500.000,- dan akan dipergunakan untuk keperluan sekolah anak-anaknya. Dan bapak Sahrozi untuk membiayai uang masuk anaknya. Bapak Imran untuk melunasi penunggakan SPP anaknya. Terdapat Bapak Rohani juga menerima bantuan CSR dari BPRSyariah Kotabumi untuk membeli perlengkapan TPA Al-Muttaqin,Terdapat Majelis Taklim Nurus Salam membeli peralatan kesenian untuk kegiatan hadrah. Pembelian alat perlengkapan olahraga untuk organisasi Pemuda Elang (FKPPE). Masjid Ar –Rahman membeli peralaran belajar TPA Ar –Rahman. Berdasarkan analisa di atas BPRSyariah Kotabumi telah membantu masyarakat Kotabumi melalui program CSR(Corporate Social Responsibulity)
dalam hal biaya
pendidikan, dimana apabila para orang tua atau masyarakat Kotabumi dibantu dalam hal pembiayaan pendidikan, bisa menyekolahkan anak-anaknya lagi yang di waktu lampau harus putus sekolah dikarenakan tidak bisa melunasi SPP di sekolah, bisa menyekolahkan anakanaknya kejenjang lebih tinggi, bisa melunasi uang masuk tahun ajaran baru dan bisa melanjutkan kuliah.
55 BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa: fungsionalisasi BPRSyariah Kotabumi telah menerapkan program CSR dalam bidang pendidikan untuk pemberdayaan masyarakat Kotabumi sesuai dengan tuntutan UndangUndang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pasal 74 yang menjelaskan tentang kewajiban setiap perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility). BPRSyariah Kotabumi telah membantu masyarakat Kotabumi melalui program CSR(Corporate Social Responsibulity) dalam hal biaya pendidikan, dimana apabila para orang tua atau masyarakat Kotabumi dibantu dalam hal pembiayaan pendidikan, bisa menyekolahkan anak-anaknya lagi yang di waktu lampau harus putus sekolah dikarenakan tidak bisa melunasi SPP di sekolah, bisa menyekolahkan anak-anaknya kejenjang lebih tinggi, bisa melunasi uang masuk tahun ajaran baru dan bisa melanjutkan kuliah.
B. Saran Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis menyarankan: 1. Agar memprioritaskan penambahan alokasi dana bantuan pendidikan melalui program CSR kepada masyarakat Kotabumi, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang tidak mampu mendapatkan akses dan fasilitas pendidikan lanjutan..
56 2. Agar direksi BPRSyariah Kotabumi lebih intensif dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap dana bantuan yang digulirkan kepada masyarakat, sehingga pendistribusian dana CSR (Corporate Social Responsibulity)berdaya guna untuk memberdayakan pendidikan masyarakat yang tidak mampu di wilayah Kotabumi. 3. Agar Direksi BPRSyariah Kotabumi dapat melibatkan warga masyarakat di wilayah Kotabumi penggalangan dana melalui Zakat, infaq dan sodakoh yang disalurkan melalui program CSR(Corporate Social Responsibulity). 4. Agar mahasiswa STAIN Jurusan Ekonomi Syariah dapat mengembangkan objek penelitian yang terkait dengan program CSR guna pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi syariah
DAFTAR PUSTAKA
A.B. Susanto.Reputation-Driven Corporate Social Responsibility. Jakarta: Erlangga. 2009. A.R
Tilar. Pendidikankebudayaan Bandung:Rosdakarya, 1999.
dan
Masyarakat
dan
Madani
Indonesia.
Ahmad Ifham.Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syari’ah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010. Aida Mj. Ilmu Pendidikan. Semarang:Putra Sanjaya,2005. Amran Suadi. Politik Hukum. Jakarta: Prenadamedia Group, 2016. Andri Soemitro. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. edisi pertama, cetakan ke-1.Jakarta: Kencana, 2009. Bappenas-Depdiknas-Adicita Karya Nusa.Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta:Adicita Karya Nusa, 2010. Burhan Ashafa.Metodelogi Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Darda Syahrizal dan Adi Sugiarto.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan Aplikasinya. Jakarta:Laskar Aksara, 2013. Dea Cendani Naraduhita danTjiptohadi Sawarjuwono.Corporate Social Responsibility: Upaya Memahami Alasan Dibalik Pengungkapan CSR Bidang Pendidikan, https://drive.google.com/file/d/0B8ZDDJq_Cxu1TUFiMWVsV1luR0E/view, di unduh pada tanggal 14 Juli 2016. Departemen Agama RI.Direktorat Jenderal Pendidikan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan,2007. Dwi Triyanto, “Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Bidang Pendidikan PT. Hino Motors Sales Indonesia (PT.HMSI.) http://eprints.uny.ac.id/26665/1/ Dwi%20Triyanto_09504241025.pdf di unduh pada tanggal 4 Juli 2016. Edi Suharto.CSR dan Comdev. Bandung:Alfabeta, 2010. Esron Aritonang, dkk.Pendampingan Komoditas Pedesaan. Jakarta:Sekretariat Bina Desa,2001. Fasli Jalal dan Dedi Supriadi.Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001. Fuad Ihsan.Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
33 Hendrik Budi Untung.Corporate Social Responsibility. Jakarta:Sinar Grafika,2008. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Idris Zahara.Dasar-dasar Kependikan I. Padang: Angkasa Raya, 2009. Kamarul Zaman dan M Dallan Ar-Barry. Kamus Ilmiah Serapan. Yogyakarta: Absolute, 2005. Khotibul Umam.Trend Pembentukan Bank Umum Syari’ah Pasca Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan Implementasi). Yogyakarta: BPFE Yogayakrta, 2009. Koesnadi Harjhasoemantri.Pemberdayaan Masyarakat Berwawasan Lingkungan, Sebuah Pendekatan Hukum dalam Lingkungan Dalam Muhammadiyah dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1965. Lexy J Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. M. Ma’ruf Abdullah.Hukum Perbankan dan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia. Banjarmasin: Antasari Press, 2006. M. Subana.Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Ilmiah, 2001. Moh. Nazir.Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009. Muhammad Ridwan.Konstruksi Bank Syariah Indonesia. Yogyakarta: UUI Pers, 2004. Muhammad Sadi.Konsep Hukum Perbankan Syariah. Malang: Setara Press, 2015. Muhammad Syafii Antonio.Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani, 2011. Mukti Fajar.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Mustofa Kamil. Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta, 2011. Nasution.Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Norhadi. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Revisi 2013. Metro: STAIN JuraiSiwo, 2013. Retno Mulyandari, dkk. (2010). “Implementasi CSR dalam mendukung pengembangan Masyarakat Melalui Peningkatan Peran Pendidikan”. Makalah. Institut Pertanian Bogor.diunggah pada tanggal 14 Juli 2016.
34 Reza
Rahman.(Corporate Social Yogyakarta:Medpress, 2009.
Responsibility):
antara
Teori
dan
Kenyataan.
Rury Atmi Mentari, tentang Implementasi Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Pendidikan” file:///C:/Users/Kreasi/Downloads/6254-8593-1-SM%20(1).pdf, di unggah pada tanggal 2 Juli 2016. Saipullah Hasan dan Devy Andriany.Pengantar CSR:Sejarah, Pengerian dan Praksis. Yogyakarta: JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang dan Pustaka Pelajar, 2015. Sugiyono.Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. cet. ketujuh.Bandung: Alfabata, 2009. Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Sumadi Suryabrata.Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. SutrisnoHadi. Metode Research, Jilid I. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1984. -------.Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset, 1994. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eko Jaya, 2003. Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 Bab V Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Jakarta: Cemerlang, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 40 Tahun 2007 dan Peraturan Presiden RI Tahun 2014 tentang Perseroan Terbatas. Bandung: Citra Umbara, 2015. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Cemerlang, 2003. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2005. Jakarta: Cemerlang, 2003. Unni S. Wijono.Pemberdayaan:Konsep Kebijakan dan Implementasi. Jakarta:CSIS,1996. Utomo Dananjaya.Sekolah Gratis. Jakarta: Paramadina, 2005. UU RI No. 21 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 54 W. Gulo.MetodelogiPenelitian. Jakarta: Grasindo, 2002. W.J.S. Poerwadarminta.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet VIII.Jakarta:Balai Pustaka, 1996. Warkum Sumitro.Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Zubairi Hasan.Undang-Undang Perbankan Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009.
RIWAYAT HIDUP M. Hilman Luthfi dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 27 Maret 1994, anak kedua dari pasangan Bapak Zainal Abidin dan Ibu Enni. Pendidikan taman kanak-kanak penulis tempuh di TK Islam Ibnu Rusyd Kotabumi dan selesai pada tahun 2000, kemudian melanjutkan SD Islam Ibnu Rusyd Kotabumi dan selesai pada tahun 2006, kemudian melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Al-Muhsin Metro, dan selesai pada tahun 2009, sedangkan pendidikan Menengah Atas pada Sekolah MAN 2 Metro, dan selesai pada tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan di STAIN Jurai Siwo Metro Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam di mulai pada Semester I TA. 2012/2013.