LUM'ATUL I'TIQOD لـمعة االعتقاد الـهادي إىل سبيل الرشاد Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi رمحه هللا
Publication 1438 H/ 2017 M
لـمعة االعتقاد الـهادي إىل سبيل الرشاد Karya:
أبو دمحم موفق الدين عبد هللا بن أمحد بن دمحم بن قدامة اجلماعيلي ادلقدسي )ه626 : الشهري اببن قدامة ادلقدسي (ادلتوىف،مث الدمشقي احلنبلي
Terbitan: Darul Huda Riyath KSA Cet Ke-3 Thn. 1421H/2000M Penerjemah: Abu Zur'ah ath-Thaybi Judul Terjemah: Lum'atul I'tiqad: Matan dan Terjemahannya Terbitan: Pustaka Syabab Surabaya Download > 1000 eBook di IbnuMajjah.Com
MUQADDIMAH PENERJEMAH
َّ َو،ُضاه ُالصالَة ُّ ُمبَ َارًكا فِْي ِو َك َما ُُِي َ ب َربـُّنَا َويَـْر
ًاَ ْحلَ ْم ُد ِهّلِلِ َمحْ ًدا َكثِْيـًرا طَيِّبا
ٍ السالَم على ُزلَ َّم ٍد وعلَى آلِِو وأَصحابِِو ومن تَبِعهم ِبِِحس .ان إِ َىل يَـ ْوِم ال ِّديْ ِن ََ َ ْ ْ َُ ْ ََ َ ْ َ َ َ ُ َّ َو :أ ََّما بَـ ْع ُد Alhamdulillah telah selesai penggarapan terjemah kutaib (kitab kecil) dari matan kitab aqidah yang terkenal Lum’atul I’tiqad al-Hadi ila Sabilir Rasyad (
)الرشاد
لـمعة االعتقاد اذلادي إىل سبيل
“Bekal Keyakinan yang Membimbing ke Jalan
Petunjuk” yang disusun oleh Imam Muwaffiquddin alAllamah al-Alim Abu Muhammad „Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al-Maqdisi (w. 620 H). Matan ini termasuk jajaran matan aqidah yang banyak dikaji maupun disyarah oleh para ulama karena ringkas dan selamat. Kutaib ini membahas beberapa pokok masalah aqidah terutama cara yang benar memahami sifat-sifat Allah. Dalam menerjemahkan digunakan naskah „Arab terbitan Darul Huda Riyadh cet. ke-3 th. 1421 H/2000 M. Lafazh dalam kurung tutup “[]” adalah tambahan dari penerjemah
meliputi judul1 dan takhrij hadits. Tentunya di sana-sini masih
terdapat
kekurangan
dan
cacat,
semoga
Allah
mengampuni kesalahan penerjemah, dan bagi penuntut ilmu dan guru untuk berkenan mengoreksinya dan dikirim ke 085730219208. Jazakumullah khairan.
Surabaya, Shafar 1437 H/Nopember 2015 Abu Zur‟ah Ath-Thaybi
1
Kami menghilangkan tanda [] pada judul dan menambahkan biografi penulis.
Ibu Majjah
BIOGRAFI PENULIS
Nama dan Nasab Beliau: Ibnu Qudamah Al-Maqdisi adalah seorang imam, ahli fiqih dan zuhud, Asy Syaikh Muwaffaquddin Abu Muhammad Abdullah Bin Ahmad Bin Muhammad Ibnu Qudamah alHanbali al-Almaqdisi. Ia berhijrah ke lereng bukit AshShaliya,
Damaskus,
dan
dibubuhkanlah
namanya
ad-
Damsyiqi ash-Shalihi, nisbah kepada kedua daerah itu. Dilahirkan pada bulan Sya‟ban 541 H di desa Jamma‟il, salah satu daerah bawahan Nabulsi, dekat Baitul Maqdis, Tanah Suci di Palestina. Kehidupan Beliau: Dimasa ia dilahirkan tentara salib menguasai Baitul Maqdis dan daerah sekitarnya. Karenanya, ayahnya, Abul Abbas
Ahmad
Bin
Muhammad
Ibnu
Qudamah,
tulang
punggung keluarga dari pohon nasab yang baik ini haijrah bersama keluarganya ke Damaskus dengan kedua anaknya, Abu
Umar
dam
Muwaffaquddin,
juga
saudara
sepupu
mereka, Abdul Ghani al-Maqdisi, sekitar tahun 551 H (AlHafidz Dhiya‟uddin mempunyai sebuah kitab tentang sebab hijrahnya penduduk Baitul Maqdis ke Damaskus).
Kemudian ia berguru kepada para ulama Damaskus lainnya. Ia hafal Mukhtasar Al Khiraqi (fiqih madzab Imam Ahmad Bin Hambal dan kitab-kitab lainnya. Ia
memiliki
kemajuan
pesat
dalam
menkaji
ilmu.
Menginjak umur 20 tahun, ia pergi ke Baghdad ditemani saudara sepupunya, Abdul Ghani al-Maqdisi (anak saudara laki-laki ibunya) yang keduanya sebaya. Muwaffaquddin semula menetap sebentar di kediaman Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, di Baghdad. Saat itu Shaikh berumur 90 tahun. Ia mengaji kepada dia Mukhtasar AlKhiraqi dengan penuh ketelitian dan pemahaman yang dalam, karena ia talah hafal kitab itu sejak di Damaskus. Kemudian wafatlah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani rahimahullah. Selanjutnya ia tidak pisah dengan Syaikh Nashih al-Islam Abdul Fath Ibn Manni untuk mengaji kepada belia madzab Ahmad dan perbandingan madzab. Ia menetap di Baghdad selama 4 tahun. Di kota itu juga ia mengkaji hadis dengan sanadnya secara langsung mendengar dari Imam Hibatullah Ibn Ad-Daqqaq dan lainnya. Setelah itu ia pulang ke Damaskus dan menetap sebentar di keluarganya. Lalu kembali ke Baghdad tahun 576 H. Di
Baghdad
dalam
kunjungannya
yang
kedua,
ia
lanjutkan mengkaji hadis selama satu tahun, mendengar langsung dengan sanadnya dari Abdul Fath Ibn Al-Mnni. Setelah itu ia kembali ke Damaskus.
Pada tahun 574 H ia menunaikan ibadah haji, seusai ia pulang ke Damaskus. Di sana ia mulai menyusun kitabnya Al-Mughni Syarh Mukhtasar Al-Khiraqi (fiqih madzab Imam Ahmad Bin Hambal). Kitab ini tergolong kitab kajian terbesar dalam masalah fiqih secara umum, dan khususnya di madzab Imam Ahmad Bin Hanbal. Sampai-sampai Imam „Izzudin Ibn Abdus Salam As-Syafi‟i, yang digelari Sulthanul „Ulama mengatakan tentang kitab ini: “Saya merasa kurang puas dalam berfatwa sebelum saya menyanding kitab al-Mughni”. Banyak para santri yang menimba ilmu hadis kepada dia, fiqih, dan ilmu-ilmu lainnya. Dan banyak pula yang menjadi ulama
fiqih
setelah
mengaji
kepada
dia.
Diantaranya,
keponakannya sendiri, seorang qadhi terkemuka, Syaikh Syamsuddin Abdur Rahman Bin Abu Umar dan ulama-ulama lainnya seangkatannya. Di samping itu dia masih terus menulis karya-karya ilmiah di berbagai disiplin ilmu, lebih-lebih di bidang fiqih yang dikuasainya denagn matang. Ia banyak menulis kitab di bidang fiqih ini, yang kitab-kitab karyanya membuktikan kamapanannya yang sempurna di bidang itu. Sampai-sampai ia menjadi buah bibir orang banyak dari segala penjuru yang membicarakan keutamaan keilmuan dan manaqib (sisi-sisi keagungannya). Kemasyhuran Imam Ibnu Qudamah tidak terbatas pada masalah keilmuan dan ketaqwaan, akan tetapi beliau juga
seorang mujahid yang terjun di medan jihad fisabilillah bersama pahlawan besar Shalahuddin al-Ayyubi rahimahullah yang berhasil menyatukan kekuatan militer umat Islam pada tahun
583
H
unutk
menumpas
tentara
salib
dan
membersihkan tanah suci Quds dari najis mereka. Para penulis biografi Imam Ibnu Qudamah menyebutkan bahwa beliau dan saudara kandungnya, Abu Umar, beserta muridmurid beliau dan beberapa orang keluarganya turut berjihad di bawah panji-panji para mujahidin yang dimenangkan oleh Alloh ini. Beliau berdua dan murid-muridnya mempunyai satu kemah yang senantiasa berpindah-pindah kemanapun para mujahidin berpindah dan mengambil posisi. Imam Ibnu Qudamah wafat pada tahun 629 H. Ia dimakamkan di kaki gunung Qasiun di Shalihiya, di sebuah lereng di atas Jami‟ Al-Hanabilah (masjid besar para pengikut madzab Imam Ahmad Bin Hanbal) Karya Beliau: Imam Ibnu Qudamah meninggalkan karya-karya ilmiah yang banyak lagi sangat bermutu dan tulisan-tulisan yang bermanfaat di bidang fiqih dan lainnya, diantaranya: 1.
Lum’atul I’tiqad al-Hadi ila Sabilur Rasyad
2.
Al-‘Umdah (untuk pemula)
3.
Al-Muqni (untuk pelajar tingkat menengah)
4.
Al-Kafi
(di
kitab
ini
dia
paparkan
dalil-dalil
yang
dengannya para pelajar dapat menerapkannya dengan praktik amali) 5.
Al-Mughni Syarh Mukhtasar Al-Khiraqi ( di dalam kitab ini dia paparkan dasar-dasar pikiran/madzab Ahmad dan dalil-dalil para ulama‟ dari berbagai madzab, untuk membimbing ilmuwan fiqih yang berkemampuan dan berbakat kearah penggalian metode ijtihad)
6.
Manasik al-Hajj
7.
Rawdhat an-Nazhir (Ushul al-Fiqih)
8.
Mukhtasar fi Gharib al-Hadits
9.
Al-Burhan fi Mas’alat al-Quran
10. Al-Qaqdr 11. Fadha’il ash-Shahabah 12. Al-Mutahabbin Fillah 13. Al-Riqqah wal Buka’ 14. Dzamm at-Ta’wil 15. Dzamm al-Muwaswasin 16. Al-Tbyin fi Nasab al-Qurassiyin 17. Minhaj Al-Qashidin. Perkataan Ulama Tentang Beliau: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: ”setelah Al-Auza‟i, tidak ada orang yang masuk ke negri Syam yang lebih mapan di bidang fiqih melebihi Al-Muwaffaq”.
Ibnu Ash-Shalah asy-Syafi‟i berkata: ”Saya tidak pernah melihat orang sealim seperti Al-Muwaffaq”. Imam Adz-Dzahabi asy-Syafi‟i berkata: "Dia termasuk salah seorang dari para imam yang ternama dan pengarang beberapa kitab." Ibnu Katsir asy-Syafi‟i berkata: "Dia adalah Syaikhul Islam, seorang Imam yang alim dan pandai, tidak ada orang di zamannya dan juga zaman sebelumnya dalam waktu yang berdekatan yang lebih faqih dari dia. Disalin dari Id.Wikipedia dan Blog Abu Almaira.
MUQADDIMAH PENULIS
بسمميحرلا نمحرلا هللا ِ اَلْمعب،ان ِ اَ ْحلم ُد َِّلِلِ اَلْمحم ٍ ود ِِف ُك ِل َزم ٍ ود بِ ُك ِل لِس اَلَّ ِذي َال َِيْلُو ِم ْن،ان َ ّ ُْ َ َْ ُْ َ َ ّ ِ ِ ِِ ِ ٍ َ َوتَـنَـَّزه، َج َّل َع ْن اَْْلَ ْشبَاه َو ْاْلَنْ َداد، َوَال يَ ْشغَلُوُ َشأْ ٌن َع ْن َشأْن،ع ْلمو َم َكا ٌن ول ُ اَلْعُ ُق
ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ َعن ا ِ ُ َال ُِتَثّلُو، َونَـ َف َذ ُح ْك ُموُ ِِف ََجي ِع اَلْعبَاد،لصاحبَة َو ْاْل َْوَالد َْ ِ َّص ِوي ِر ْ وب ِابلت ُ ُ َوَال تَـتَـ َوََّّهُوُ اَلْ ُقل،ِابلتَّـ ْفك ِري
Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji milik Allah yang Maha Terpuji lewat setiap lisan, Yang disembah di setiap waktu, Yang tidak ada tempat manapun yang bebas dari ilmu-Nya. Dia tidak disibukkan oleh urusan demi urusan. Dia Mahatinggi dari segala bentuk keserupaan dan tandingan. Dia tersucikan dari istri dan anak. Hukum-Nya berlaku kepada seluruh hamba. Akal pikiran tidak
bisa
menggambarkan-Nya,
tidak
pula
hati
bisa
membayangkannya dengan khayalan.
ِ ِ ِ {لَي ِ الس ِميع الْب ]11 :صريُ} [الشورى َ ُ َّ س َكمثْلو َش ْيءٌ َوُى َو َ ْ
“Tidak
ada
yang
serupa
dengan-Nya
dan
Dia
Maha
Mendengar dan Maha Melihat.” [QS. Asy-Syura [42]: 11]
ِ {الر ْمحَ ُن َعلَى الْ َعْر ِش ا ْستَـ َوى * لَوُ َما ِِف ْ لَوُ اَْْل َّ :ات اَلْعُ َال ُ الص َف ّ َْسَاءُ اَ ْحلُ ْس ََن َو ِ السماو ِ ات َوَما ِِف ْاْل َْر ت الثـََّرى * َوإِ ْن ََْت َهْر ِابلْ َق ْوِل َ ض َوَما بَـْيـنَـ ُه َما َوَما ََْت َ َ َّ ِ ِ ]7-5:َخ َفى} [طو ْ السَّر َوأ ّ فَإنَّوُ يَـ ْعلَ ُم Dia memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia. “Ar-Rahman bersemayam di atas „Arsy. Milik-Nya segala di langit dan di bumi serta di antara keduanya juga di perut bumi. Jika kamu mengeraskan suara sungguh Dia mengetahui apa yang nampak dan tersembunyi.” [QS. Thaha [20]: 5-7]
ٍ ُ وقَـهر ُك َّل سلَْل،أَحا َط بِ ُك ِل َشي ٍء عِ ْلما َوَو ِس َع ُك َّل َش ْي ٍء،وق ِعَّزةً َو ُح ْك ًما َ ََ َ ً ْ ّ ِ :ْي أَيْ ِدي ِه ْم َوَما َخ ْل َف ُه ْم َوَال ُُِييطُو َن بِِو ِع ْل ًما} [طو َ ْ َ {يَـ ْعلَ ُم َما بـ:َر ْمحَةً َوع ْل ًما ]116 Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dia menguasai seluruh makhluk dengan keperkasaan dan hikmah. Rahmat dan ilmuNya meliputi segala sesuatu. “Dia mengetahui apa yang ada di depan mereka dan apa yang ada di belakang mereka dan
mereka tidak bisa menjangkau ilmu-Nya.” [QS. Thaha [20]: 110]
ِ وف ِِبَا وصف بِِو نـَ ْفسو ِِف كِتَابِِو اَلْع ِظي ِم وعلَى لِس ان نَبِيِّ ِو اَلْ َك ِرمي َ ََ ٌ ص َُ ُ َم ْو َ ََ َ Dia disifati dengan sifat yang ditentukan sendiri oleh-Nya di Kitab-Nya yang agung dan lewat lisan Nabi-Nya yang mulia.
WAJIB BERIMAN KEPADA KABAR AL-QUR`AN DAN HADITS SHAHIH TENTANG SIFAT
ِ لس َالم ِمن ِص َف ات ْ ُ َّ َا
ِ صطََفى َعلَْي ِو ْ ص َّح َع ْن اَلْ ُم َ َوُك ُّل َما َجاءَ ِِف اَلْ ُق ْرآن أ َْو
ِ وتَـلَ ِّق ِيو ِابلت،اَ َّلر ْمح ِن وجب اَِْْلّيا ُن بِِو ِ ِ َّعُّر ض لَوُ ِاب َّلرِّد َ َ ََ َ َ َوتَـْرُك اَلتـ،َّسلي ِم َوالْ َقبُول َ ْ َوالتَّأْ ِو ِيل َوالتَّ ْشبِ ِيو َوالت َّْمثِ ِيل Setiap kabar al-Qur`an dan hadits shahih tentang sifat-sifat ar-Rahman wajib diimani dan diterima dengan pasrah dan tidak mempertentangkannya dengan menolak, mentakwil, tasybih, dan tamtsil.
ِ ِ وتَـرُك اَلتـَّعُّر،وما أَ ْش َكل ِمن َذلِك وجب إِثْـباتُو لَْفظًا ِ ُ َونَـُرُّد ع ْل َمو،ُض ل َم ْعنَاه ُ َ َ ََ َ ْ َ َ َْ ََ
ِ َّ ِ ِ اِتِّباعا لِطَ ِر ِيق اَ َّلر ِاس ِخ، وَصلعل عه َدتَو علَى ََنقِلِ ِو،إِ َىل قَائِلِ ِو ين ًَ َ ُ ُْ ُ َْ َ َ َ اَلذ،ْي ِف اَلْع ْل ِم ِ ِأَثْـ ََن اَ َّلِل َعلَْي ِهم ِِف كِتَابِِو اَلْمب الر ِاس ُخو َن ِِف الْعِْل ِم َ ْي بَِق ْولِِو ُسْب َحانَوُ َوتَـ َع َّ {و َ :اىل ُ ْ ُ ]7 :يَـ ُقولُو َن َآمنَّا بِِو ُكلّّ ِم ْن ِعْن ِد َربِّنَا} [آل عمران
Apa
yang
tersamar
dari
kabar
tersebut
maka
wajib
menetapkannya secara lafazh dan tidak menolak maknanya dan mengembalikan ilmunya kepada Pengucapnya. Kita menyerahkannya kepada penukilnya untuk meneladani jalan orang-orang
yang
dalam
keilmuannya
yang
Allah
puji
mereka dalam Kitab-Nya yang jelas dalam firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, “Dan orang-orang yang dalam ilmunya berkata, „Kami beriman kepadanya karena semuanya berasal dari sisi Rab kami.‟” [QS. Ali Imran [3]: 7]
ِ َّ ِِ ِ ِ ِ ين ِِف قُـلُوِبِِ ْم َزيْ ٌغ َ {فَأ ََّما الذ:ُمْبـتَغي اَلتَّأْ ِو ِيل ل ُمتَ َشابو تَـْن ِزيلو }ُالِل َّ َوابْتِغَاءَ ََتْ ِويلِ ِو َوَما يَـ ْعلَ ُم ََتْ ِويلَوُ إَِّال
ال ِِف َذِّم َ ََوق
فَـيَـتَّبِعُو َن َما تَ َشابَوَ ِمْنوُ ابْتِغَاءَ الْ ِفْتـنَ ِة ]7 :[آل عمران
Allah berfirman mencela orang-orang yang suka mencari-cari takwil ayat-ayat mutasyabihat (masih tersamar), “Adapun
orang-orang
yang
di
dalam
hatinya
ada
‘zaigh‟
(penyimpangan/kesesatan/kekufuran) akan mengikuti yang samar-samar untuk mencari-cari fitnah dan mencari-cari takwilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.” [QS. Ali Imran [3]: 7]
مث، َوقَـَرنَوُ ِاببْتِغَ ِاء اَلْ ِفْتـنَ ِة ِف الذم،فَ َج َع َل اِبْتِغَاءَ اَلتَّأْ ِو ِيل َع َال َمةً َعلَى اَ َّلزيْ ِغ {وَما َ : بقولو سبحانو، وقطع أطماعهم عما قصدوه،حجبهم عما أملوه }ُالِل َّ يَـ ْعلَ ُم ََتْ ِويلَوُ إَِّال Dia menjadikan mencari-cari takwil sebagai tanda zaigh dan mengiringinya dengan mencari-cari fitnah dalam celaan. Kemudian Dia menghalangi mereka dari cita-cita itu dan memutus ketamakan mereka dari yang mereka inginkan itu lewat firman-Nya, “Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.” [QS. Ali Imran [3]: 7]
PENDAPAT IMAM AHMAD TENTANG SIFAT ALLAH
ٍ ِ ٍ ِ ِ ِ :َّب ملسو هيلع هللا ىلص َ َق ْ ال اَِْْل َم ُام أَبُو َعْب ِد اَ َّلِلِ أ ِّ َمحَ ُد بْ ُن ُزلَ َّمد بْن َحْنـبَل هنع هللا يضر ِف قَـ ْول اَلن ِ ِالدنْـيا» أو «إِ َّن هللا يـرى ِِف الْ ِقيام ِة» وما أَ ْشبو ى ِذه ِ ِ َ ََ ََ َ َ َ ُّ «إ َّن هللاَ يَـْن ِزُل إ َىل َْسَاء َُ َ
ِ ِ ُ ون، نـُؤِمن ِِبا:ث ِ اَْْلَح ِادي ، َوَال نَـُرُّد َشْيـئًا ِمْنـ َها، َوَال َم ْع ََن،ف َ َال َكْي،ص ّد ُق ِبَا َ َ َ ُ ْ َ ِول اَ َّلِل َِِن ما جاء ب ِ وَال نَـرُّد َعلَى رس،ول ح ّّق س لر ا و ُ َ َّ َ َُ ُ َ َ َ َ َّ َونَـ ْعلَ ُم أ ُ
ٍ بِ َال ح ٍّد وَال َغاي،صف اَ َّلِل ِِبَ ْكثَـر ِشلَّا وصف بِِو نَـ ْفسو ِ َوَال ن س َك ِمثْلِ ِو ي ل { : ة َ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
ِ َ ون،ال ِ الس ِميع الْب ص ُفوُ ِِبَا ُ ] َونَـ ُق11 :صريُ} [الشورى َ ُ َّ َش ْيءٌ َوُى َو َ َ َول َك َما ق ِِ ِ ْي َ َال نـَتَـ َعدَّى ذَل،ُف بِِو نـَ ْف َسو ُ ص َ ص َ ف اَلْ َواصف ْ َوَال يَـْبـلُغُوُ َو،ك َ َو ِ ِِ ِ ِ ِ ِ نـُ ْؤِمن ِابلْ ُقر ُِ َوَال ن،آن ُكلِّوُ ُْزل َك ِم ِو َوُمتَ َشاِبِِِو اع ٍة ز َ َيل َعْنوُ ص َفةً م ْن ص َفاتو ل َشن ْ ُ ُ
ِ ِ ِ ص ِد ِيق َ َوَال نَـتَـ َعدَّى اَلْ ُقْرآ َن َوا ْحلَد،ت َ ف ُكْنوُ َذل ْ ُشنّ َع َ َوَال نَـ ْعلَ ُم َكْي،يث ْ َك إَِّال بِت ِ ِول ملسو هيلع هللا ىلص وتَـثْب ِ يت اَلْ ُقر ِ اَ َّلرس آن ُ ْ َ
Imam Abu „Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal radhiyallahu ‘anhu tentang sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia,” atau, “Sesungguhnya Allah dilihat di Hari Kiamat,” atau haditshadits
yang
serupa
dengannya,
“Kami
mengimaninya,
membenarkannya tanpa takyif dan makna (mempertanyakan hakikatnya dan makna), juga kami tidak menolak sedikitpun. Kami meyakini bahwa kabar dari Rasulullah benar dan kami tidak menolak apapun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kami tidak mensifati Allah melebihi apa yang Dia sifati diriNya sendiri tanpa batas dan ujung, „Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.‟ [QS. Asy-Syura: 11] Kami berucap seperti firman-Nya dan mensifati-Nya seperti sifat yang diberikan-Nya sendiri. Kami tidak melampaui batas akan itu karena orang yang mensifatiNya tidak akan mampu melampaui-Nya. Kami beriman kepada al-Qur`an seluruhnya baik yang muhkam (ayat yang jelas maknanya) dan mutasyabihat (ayat yang tersamar maknanya). Kami tidak menyimpangkan sifat-Nya dengan sifat-sifat yang dibuat-buat. Kami tidak melampaui al-Qur`an dan hadits. Kami tidak tahu kaifiyatnya (hakikatnya) seperti apa (hakekatnya) melainkan hanya membenarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menetapkan al-Qur`an.”
PENDAPAT IMAM ASY-SYAFI‟I TENTANG SIFAT ALLAH
ِ ِ آمْن:ال اَِْْلمام أَبو عب ِد اَ َّلِلِ ُزل َّم ُد بن إِد ِريس اَلشَّافِعِي هنع هللا يضر ُّ ُ َ َْ ُ ُ َ َ َق َت ابَ َّلِل َوِِبَا َجاء َ ْ ُْ َ ِ ِ ِ وِِبَا جاء َعن رس،ِول اَ َّلِل ِ ت بِرس َعلَى،ِول اَ َّلِل َُ ْ َ َ َ ُ َ ُ َو َآمْن،َُع ْن اَ َّلِل َعلَى ُمَراد اَ َّلِل ِول اَ َّلِل ِ مر ِاد رس ُ َ َُ
asy-Syafi‟i
Idris
bin
Muhammad
„Abdillah
Abu
Imam
radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah sesuai yang dikehendaki Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang ”datang dari Rasulullah sesuai yang dikehendaki Rasulullah.
PENDAPAT SALAF DAN KHALAF TENTANG SIFAT ALLAH
ف ،وأَئِ َّمةُ اَ ْخلَلَ ِ ف َر ِض َي اَ َّلِلُ َعْنـ ُه ْم ُكلُّ ُه ْم ُمت َِّف ُقو َن َعلَى َو َعلَى َى َذا َد َر َج اَ َّ لسلَ ُ َ اْلمرا ِر ،و ِْ ِ ِ لص َف ِ ِ ِ ات ِِف كِتَ ِ ِ ِ ِ اب اَ َّلِلَِ ،و ُسن َِّة اْلثْـبَات ل َما َوَرَد م ْن اَ ّ اَْْلقْـَرارَ ،و ْ ْ َ َ َر ُسولِِوِ ،م ْن َغ ِْري تَـ َعُّر ٍ ض لِتَأْ ِويلِ ِوَ ،وقَ ْد أ ُِمْرََن ِابِالقْتِ َف ِاء ِِل ََث ِرِى ْمَ ،و ِاال ْىتِ َد ِاء ِِبَنَا ِرِى ْم ِ َّالَال ِ ِ َّب ملسو هيلع هللا ىلصَ :علَْي ُك ْم ت ،فَـ َق َ ُخِ ِْبََن أَنـَّ َها ِم ْن اَلض َ ال اَلنِ ُّ َو ُح ّذ ْرََن اَلْ ُم ْح َد ََثتَ ،وأ ْ ِ بِسن َِِّت وسن َِّة اَ ْخللَ َف ِاء اَ َّلر ِاش ِ ضوا َعلَْيـ َها ِابلنـ ََّو ِاج ِذ، د ْي ِم ْن بَـ ْع ِديَ ،ع ُّ ُ َُ ُ ين اَلْ َم ْهديِّ َ َ ِ ٍ ٍ ض َاللَةٌ َوإِ ََّّي ُك ْم َوُْزل َد ََثت اَْْل ُُموِر ،فَِإ َّن ُك َّل ُْزل َدثَة بِ ْد َعةٌَ ،وُك ُّل بِ ْد َعة َ
Metode ini dipegang oleh Salaf dan para imam Khalaf (generasi setelah Salaf) radhiyallahu ‘anhum. Mereka semua sepakat mengukuhkan, membiarkan, dan menetapkan sifatsifat yang terdapat di dalam Kitabullah dan Sunnah RasulNya
tanpa
mempertentangkannya
dengan
takwil.
Kita
diperintah untuk meneladani (menapaki) jejak-jejak mereka dan mengambil petunjuk dengan cahaya mereka. Kita juga diperingatkan dari perkara baru yang kita diberitahu bahwa itu termasuk kesesatan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hendaklah
kalian
mengikuti
Sunnahku
dan
Sunnah Khulafa Rasyidin yang terbimbing. Pegang teguh ia dan gigitlah ia dengan gigi graham. Waspadalah terhadap perkara yang baru karena setiap perkara baru adalah bid‟ah dan setiap bid‟ah adalah kesesatan.” [HR. Abu Dawud no. 4607 dan at-Tirmidzi no. 2676. Dishahihkan Syaikh alAlbani]
PENDAPAT IBNU MAS‟UD DAN „UMAR BIN „ABDUL „AZIZ TENTANG SIFAT ALLAH
ٍ الِلِ بن مسع اتَّبِعُوا َوَال تَـْبـتَ ِدعُوا فَـ َق ْد ُك ِفيتُ ْم:ُالِلُ َعْنو َ ََوق َّ ود َر ِض َي ُ ْ َ ُ ْ َّ ال َعْب ُد „Abdullah bin Mas‟ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ikutilah dan jangan berbuat bid‟ah karena kalian sudah dicukupi.”
ِ ف َ ََوق َّ ال عُ َمُر بْ ُن َعْب ِد الْ َع ِزي ِز َر ِض َي ُ ف َحْي ْ ق:ُالِلُ َعْنوُ َك َال ًما َم ْعنَاه َ َث َوق ِ َوُى ْم َعلَى َك ْش ِف َها َكانُوا،ص ٍر ََنفِ ٍذ َك ُّفوا َ َ َوبِب، فَِإنـَّ ُه ْم َع ْن ع ْل ٍم َوقَـ ُفوا،الْ َق ْوُم ِ َحَرى ْ َوِابلْ َف،أَقْـ َوى ْ ض ِل لَ ْو َكا َن ف َيها أ Umar bin „Abdul „Aziz rahimahullah berkata secara makna, “Berhentilah di mana kaum (para shahabat) berhenti karena mereka berhenti di atas ilmu, dengan pandangan terang mereka menahan diri. Mereka lebih kuat untuk membuka dan lebih layak dengan keutamaan andai ada di dalamnya.
ِ ب َع ْن َ فَـلَئِ ْن قُـ ْلتُ ْم َح َد َ ََح َدثَوُ إَِّال َم ْن َخال ْ فَ َما أ،ث بَـ ْع َد ُى ْم َ َوَرغ،ف َى ْديَـ ُه ْم ِ فَ َما فَـ ْوقَـ ُه ْم، َوتَ َكلَّ ُموا ِمْنوُ ِِبَا يَ ْك ِفي،ص ُفوا ِمْنوُ َما يَ ْش ِفي َ َولََق ْد َو،ُسنَّت ِه ْم ِ ِ آخُرو َن َّ َ لََق ْد ق،صٌر َ َوََتَ َاوَزُى ْم،صَر َعْنـ ُه ْم قَـ ْوٌم فَ َج َف ْوا ّ َوَما ُدونـَ ُه ْم ُم َق،ُزلَ ّسٌر ِ وإِنـَّهم فِيما بـ،فَـغَلَوا ك لَ َعلَى ُى ًدى ُم ْستَ ِقي ٍم َ ْي ذَل ََْ َ ْ ُ َ ْ Jika kalian berkata, „Telah terjadi perkara baru sepeninggal mereka.‟ Tidak ada perkara baru (yang dibuat seseorang) melainkan
orang
membenci
sunnah
itu
menyelisihi
mereka.
petunjuk
Mereka telah
mereka
dan
mensifati-Nya
dengan apa yang memuaskan dan berbicara tentang-Nya dengan apa yang mencukupi. Apa yang di luar itu hanya
kerugian dan apa yang di bawah itu hanya kehinaan. Sungguh kaum tersebut berhenti, tetapi orang-orang justru meremehkan atau melampaui batas sehingga mereka ghuluw (berlebihan). Adapun kaum yang berada di antara hal tersebut benar-benar di atas jalan yang lurus.”
PENDAPAT AL-AUZAI TENTANG SIFAT DAN SANGGAHAN AL-ADRAMI KEPADA AHLI BID‟AH
ِ اْلمام أَبو عم ٍرو ْاْلَوز ف َ ََوق َّ َر ِض َي- اع ُّي َ َعلَْي:-ُالِلُ َعْنو َْ َ َك ِِب ََث ِر َم ْن َسل ْ َ ُ ُ َ ِْ ال ِ َ َوإِ ََّّي َك َو َآراء،ك النَّاس ك ِابلْ َق ْوِل َ َالر َج ِال َوإِ ْن َز ْخَرفُوهُ ل َ ََوإِ ْن َرف ّ ُ َض Imam
Abu
„Umar
al-Auzai
“Hendaklah
kalian
mengambil
meskipun
manusia
radhiyallahu
‘anhu
jejak-jejak
meninggalkanmu.
berkata,
kaum
Salaf
Waspadalah
akan
pendapat-pendapat (bid‟ah) orang-orang meskipun mereka menghiasai ucapannya kepadamu.”
ِ ِ ٍ ِِ َّ :َّاس إِلَْيـ َها َّ َ الر ْمحَ ِن ْاْل َْد َرم ُّي لَر ُج ٍل تَ َكل َم بب ْد َعة َوَد َعا الن
ال ُزلَ َّم ُد بْ ُن َعْب ِد َ ََوق
ِ َِّ ول وىا؟ ُ َى ْل َعلِ َم َها َر ُس َ أ َْو ََلْ يَـ ْعلَ ُم،الِل ملسو هيلع هللا ىلص َوأَبُو بَ ْك ٍر َوعُ َمُر َوعُثْ َما ُن َو َعل ّّي ِ ِ فَِإِّّن:الر ُج ُل َ َت؟ ق َ َ ق.وىا َ َق َّ ال َ ْ فَ َش ْيءٌ ََلْ يَـ ْعلَ ْموُ َى ُؤَالء َعل ْمتَوُ أَن:ال َ ََلْ يَـ ْعلَ ُم:ال
ِ ِ ِِ َّ َّ ِ َ َ ق.وىا ُ ُأَق َ ول قَ ْد َعل ُم َّْاس إِلَْيو أ َْم ََل َ َوَال يَ ْدعُوا الن، أَفَـ َوس َع ُه ْم أَال يَـتَ َكل ُموا بو:ال َال،ُالِلِ ملسو هيلع هللا ىلص َو ُخلَ َفاءَه َ فَ َش ْيءٌ َو ِس َع َر ُس:ال َ َ ق، بَـلَى َو ِس َع ُه ْم:ال َ َيَ َس ْع ُه ْم؟ ق َّ ول ِ اخلَلِي َفةُ وَكا َن ح الِلُ َعلَى َ فَـ َق،الر ُج ُل َّ َال َو َّس َع:اضًرا َّ ت؟ فَانْـ َقطَ َع َ ُيَ َسع َ ْك أَن َ َ ْ ال َم ْن ََلْ يَ َس ْعوُ َما َو ِس َع ُه ْم Muhammad bin „Abdurrahman al-Adrami berkata kepada seseorang yang berbicara bid‟ah dan mendakwahkannya kepada manusia, “Apakah hal itu diajarkan Rasulullah, Abu Bakar, „Umar, „Utsman, dan „Ali? Atau justru mereka tidak mengetahuinya?” Jawabnya, “Mereka tidak mengetahuinya?” Ia berkata, “Mungkinkah ada sesuatu yang tidak mereka ketahui tetapi diketahui olehmu?” Lelaki itu menjawab, “Aku ralat bahwa mereka mengajarkannya.” Al-Adrami berkata, “Apakah mereka mampu membicarakannya tetapi tidak mendakwahkannya kepada manusia? Atau mereka tidak mampu?” Jawabnya, “Bahkan mereka mampu.” Al-Adrami berkata, “Mungkinkah sesuatu yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khalifahnya merasa cukup (dengan syariat yang mereka sampaikan) tetapi justru kamu tidak?” Lelaki itu pun terpatahkan. Khalifah yang hadir di sana berkata, “Allah tidak memberi kecukupan (keluasan) kepada orang yang tidak merasa cukup apa yang membuat mereka cukup.”
َِّ ول ِ ْي َذلُْم َ َوَى َك َذا َم ْن ََلْ يَ َس ْعوُ َما َو ِس َع َر ُس َ َص َحابَوُ َوالتَّابِع ْ الِل ملسو هيلع هللا ىلص َوأ ِِ ِ ِمن تَِالوةِ آَّي،الر ِاس ِخْي ِِف الْعِْل ِم ِ ِ ٍ ت َ َّ َو، َو ْاْلَئ َّمةَ م ْن بَـ ْعدى ْم،ِبِِ ْح َسان َ َ ْ ِ ِ ِ ِ الِلُ َعلَْي ِو َّ فَ َال َو َّس َع،ت ْ َ َوإِ ْمَرا ِرَىا َك َما َجاء،َخبَا ِرَىا ْ َوقَراءَة أ،الص َفات ّ Demikianlah barangsiapa yang tidak merasa cukup dengan apa yang mencukupi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para
shahabatnya,
dan tabi‟in yang mengikuti mereka
dengan baik, serta para imam sepeninggal mereka dan orang-orang yang dalam keilmuannya dalam membaca ayatayat
sifat
dan
membaca
kabar-kabar-Nya
dan
membiarkannya apa adanya, maka Allah tidak akan memberi kecukupan kepadanya.
AYAT DAN HADITS TENTANG SIFAT ALLAH
ِالِل ِ الص َف ِ فَ ِم َّما جاء ِمن آَّي ِ ت }ك : ل ج و ز ع ل و ـ ق ات ُ َّ َّ َ َّ َ ِّ{ويَـْبـ َقى َو ْجوُ َرب َ ّ َ َ ْ ََ ْ َ َ ]27 :[الرمحن Di antara ayat-ayat sifat adalah firman Allah Azza wa Jalla, “Dan kekal wajah Rabb-mu.” [QS. Ar-Rahman [55]: 27]
]64 : {بَ ْل يَ َداهُ َمْب ُسوطَتَا ِن} [ادلائدة:اىل َ َوقَـ ْولُوُ ُسْب َحانَوُ َوتَـ َع Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, “Bahkan kedua tangan-Nya terbentang.” [QS. Al-Maidah [5]: 64]
{تَـ ْعلَ ُم َما ِِف نَـ ْف ِسي َوَال:وقولو تعاىل إخبارا عن عيسى عليو السالم أنو قال ]116 :ك} [ادلائدة َ أ َْعلَ ُم َما ِِف نـَ ْف ِس Juga firman-Nya yang mengabarkan „Isa ‘alaihissalam bahwa ia berkata, “Engkau tahu apa yang ada di dalam jiwaku dan aku tidak tahu apa yang di dalam Jiwa-Mu.” [QS. Al-Maidah [5]: 116]
]22 :ك} [الفجر َ ُّ{و َجاءَ َرب َ :َُوقَـ ْولُوُ ُسْب َحانَو Juga firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala, “Dan datanglah Rabb-mu.” [QS. Al-Fajr [89]: 22]
]216 :الِلُ} [البقرة َّ {ى ْل يـَْنظُُرو َن إَِّال أَ ْن ََيْتِيَـ ُه ُم َ َوقَـ ْولُوُ تَـ َع َ :اىل Juga firman-Nya Ta’ala, “Tidak ada yang mereka tunggu selain Allah mendatangi mereka.” [QS. Al-Baqarah [2]: 210]
]119 :ضوا َعْنوُ} [ادلائدة َّ {ر ِض َي َ َوقَـ ْولُوُ تَـ َع ُ الِلُ َعْنـ ُه ْم َوَر َ :اىل
Juga firman-Nya Ta’ala, “Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada-Nya.” [QS. Al-Maidah [5]: 119]
ُِ :اىل ]54 :{ُيبُّـ ُه ْم َوُُِيبُّونَوُ} [ادلائدة َ َوقَـ ْولُوُ تَـ َع Juga firman-Nya Ta’ala, “Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya.” [QS. Al-Maidah [5]: 54]
ِ ِ ]6 :الِلُ َعلَْي ِه ْم} [الفتح َّ ب َ َوقَـ ْولُوُ تَـ َع َ :اىل ِِف اَلْ ُك َّفار َ {و َغض Juga firman-Nya Ta’ala tentang orang kafir, “Allah murka kepada mereka.” [QS. Al-Fath [48]: 6]
]28 :الِلَ} [دمحم َّ ط َ َس َخ َ َوقَـ ْولُوُ تَـ َع ْ {اتَّـبَـعُوا َما أ:اىل Juga
firman-Nya
Ta’ala,
“Mereka
mengikuti
apa
yang
membuat Allah murka.” [QS. Muhammad [48]: 28]
]46 :الِلُ انْبِ َعاثـَ ُه ْم} [التوبة َّ { َك ِرَه:اىل َ َوقَـ ْولُوُ تَـ َع Juga firman-Nya Ta’ala, “Allah membenci keberangkatan mereka.” [QS. At-Taubah [9]: 46]
اىل ُك َّل لَْيـلَ ٍة إِ َىل َْسَ ِاء اَ ُّلدنْـيَا ِّ ِ قَـ ْو ُل اَلن،لسن َِّة َ يَـْن ِزُل َربـُّنَا تَـبَ َارَك َوتَـ َع:َّب ملسو هيلع هللا ىلص ُّ ََوِم ْن ا Di
antara
sunnah
(tentang
sifat)
adalah
sabda
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala
turun setiap malam ke langit dunia.” [HR. Al-Bukhari no. ]1145 dan Muslim no. 758
وقَـولُو :يـعجب ربُّ َ ِ صْبـ َوةٌ َّاب لَْي َس ْ ك م ْن اَلش ِّ ت لَوُ َ َ ْ ُ َْ َ ُ َ Juga sabda beliau, “Rabb-mu kagum kepada pemuda yang tidak memiliki syahwat.” [HR. Ibnul Arabi no. 887 dalam alMu‟jam dan Ahmad no. 17370 dan dinilai hasan oleh al]Haitsami dan al-Arnauth
ك اَ َّلِل إِ َىل ر ُجلَ ْ ِ َح ُد َُّهَا اَِْل َخَر ُمثَّ يَ ْد ُخ َال ِن اَ ْجلَنَّةَ َوقَـ ْولُوُ :يَ ْ ْي قَـتَ َل أ َ ض َح ُ ُ َ Juga sabda beliau, “Allah tertawa kepada dua orang yang satu membunuh lainnya lalu keduanya masuk surga.” [HR. ]Al-Bukhari no. 2826 dan Muslim no. 1890
ِ ص َّح فَـ َه َذا َوَما أَ ْشبَـ ُهوُ شلَّا َ
َْصل َح ُدهَُ ،وَال نَـتَأ ََّولُوُ بِتَأْ ِو ٍيل ِ ِ ِ ْي َوَال بِس َمات اَلْ ُم ْح َدث َ
َسْن ُدهُ، ِ ف ُِيَال ُ
ِ ت ُرَواتُوُ ،نـُ ْؤِم ُن بِِوَ ،وَال نَـُرُّدهَُ ،وَال َوعُ ّدلَ ْ ِ ِ ِ ِ ْي، ظَاىَرهَُ ،وَال نُ َشبِّ ُهوُ بِص َفات اَلْ َم ْخلُوق َ
اىل َال َشبِيو لَو ،وَال نَ ِ َونَـ ْعلَ ُم أ َّ س َك ِمثْلِ ِو َش ْيءٌ َوُى َو ي ل { ري ظ َ َن اَ َّلِلَ ُسْب َحانَوُ َوتَـ َع َ ْ َ ُ َ َ َ الس ِميع الْب ِ صريُ} [الشورىَ ]11 :وُك ُّل َما ُُتُيِّ َل ِِف اَل ِّذ ْى ِن ،أ َْو َخطََر ِابلْبَ ِال، َّ ُ َ اىل ِِِب َالفِو. فَِإ َّن اَ َّلِلَ تَـ َع َ
Hadits ini dan yang serupa dengan sanad yang shahih dan adil perawinya, kami mengimaninya, tidak menolaknya, tidak mengingkarinya, dan tidak mentakwilnya dengan takwil yang menyelisihi zhahirnya, tidak menyerupakannya dengan sifat makhluk dan segala yang baru. Kami yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ada yang menyerupai-Nya dan bandingan-Nya, “Tidak ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.” [42:11] Apapun yang terbayang dalam otak atau terlintas di akal maka dipastikan Allah tidak seperti itu.
ِ ]5 :استَـ َوى} [طو َ ك قَـ ْولُوُ تَـ َع َّ :اىل َ َوِم ْن َذل ْ {الر ْمحَ ُن َعلَى الْ َعْر ِش Di antaranya pula adalah firman-Nya Ta’ala, “Ar-Rahman bersemayam di atas „Arsy.” [QS. Thaha [20]: 5]
]16 :الس َم ِاء} [ادللك َ َوقَـ ْولُوُ تَـ َع َّ {أَأ َِمْنـتُ ْم َم ْن ِِف:اىل Juga firman-Nya Ta’ala, “Apakah kalian merasa aman dari (siksa) Yang di langit?” [QS. Al-Mulk [67]: 16]
ِ ربـُّنا اَ َّلِل اَلَّ ِذي ِِف اَلسم ِاء تـقد:َّب ملسو هيلع هللا ىلص ِ ك َ َُّس ا ْْس ُ ََ َ َ َ َ َّ ِّ َوقَـ ْو ُل اَلن Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rabb kami Allah yang di atas langit, Mahasuci nama-Mu.” [HR. Abu Dawud no. 3892 dan dinilai dhaif Syaikh al-Albani]
ِ ِ َ َ ق،لسم ِاء ِ ِ َ َوق ْ َ أَيْ َن اَ َّلِلُ؟ قَال:ال ل ْل َجا ِريَة ُ َرَواه.ٌ اَ ْعت ْق َها فَِإنـَّ َها ُم ْؤمنَة:ال َ َّ َ ِِف ا:ت َ ِ ٍ َك بْ ُن أَن َوُم ْسلِ ٌم َو َغْيـُرَُّهَا ِم ْن اَْْلَئِ َّم ِة،س ُ َمال Juga sabda beliau kepada budak wanita, “Di mana Allah?” Jawabnya, “Di atas langit.” Beliau bersabda, “Bebaskan dia karena ia wanita beriman.” Diriwayatkan Muslim, Malik bin Anas dan imam-imam selain keduanya. [HR. Muslim no. 537]
ِ ِ ض وو ِ ٍْص اح ًدا َ َ َك ْم إِ َذلًا تَـ ْعبُ ُد؟ ق:ْي َ ََوق ُّ ِال اَلن َ َُّب ملسو هيلع هللا ىلص حل َ َ ِ ستَّةً ِِف اَْْل َْر،ً َسْبـ َعة:ال ِ فَاتْـُرْك:ال َ َ ق،لس َم ِاء َ َك؟ ق َ َ ق،لس َم ِاء َّ َ اَلَّ ِذي ِِف ا:ال َّ َِِف ا َ ِك َوَرْىبَت َ ِ َم ْن لَر ْغبَت:ال َّب ُّ َِو َعلَّ َموُ اَلن
ِ وأ َََن أُعل،لسم ِاء ِ َّواعب ْد اَل ِ ْ ك َد ْعوتَـ ِ َسلِ َم م ا ِف ي ذ ّ َ َّ َ َ ْ ْي فَأ ُْ َ ُ َ َ َ
ِ َلستَّة ّ َا
اَللَّ ُه َّم أَ ْذلِ ْم ِِن ُر ْش ِدي َوقِِِن َشَّر نَـ ْف ِسي:ول َ ملسو هيلع هللا ىلص أَ ْن يَـ ُق Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ke Hushain, “Berapa tuhan yang kamu sembah?” Jawabnya, “Tujuh. Enam di bumi dan satu di langit.” Beliau bertanya, “Kepada siapa
yang
kamu
gantungkan
harapanmu
dan
rasa
takutmu?” Jawabnya, “Kepada Yang di langit.” Kata beliau, “Tinggalkan yang enam dan sembahlah Yang di atas langit. Akan kuajari kamu dua doa dengan syarat masuk Islam.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarinya doa, “Ya
Allah
bimbinglah
kedewasaanku
dan
jagalah
aku
dari
keburukan jiwaku.” [HR. At-Tirmidzi no. 3483]
أَنـَّ ُه ْم:وفيما نقل من عالمات النب ملسو هيلع هللا ىلص وأصحابو ِف الكتب ادلتقدمة ِ يَ ْس ُج ُدو َن ِابْل َْر َّ ض َويَـْزعُ ُمو َن أ الس َم ِاء َّ َن إِ َذلَُه ْم ِِف Di antara yang dinukil tentang tanda-tanda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya dalam kitab-kitab terdahulu adalah mereka sujud di atas bumi dan yakin Tuhan mereka di atas langit.
ْي َْسَ ٍاء إِ َىل َْسَ ٍاء َم ِس َريَة َ ْ إِ َّن َما بَـ:وروى أبو داود ِف سننو أن النب ملسو هيلع هللا ىلص قال ِ ِ َواَ َّلِلُ ُسْب َحانَوُ فَـ ْو َق،ش َ َوفَـ ْو َق َذل:َك َذا َوَك َذا َوذَ َكَر اَ ْخلَبَـَر إِ َىل قَـ ْول ِو ُ ك اَلْ َعْر ِ ك َ َذل Abu Dawud meriwayatkan di dalam sunannya bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya jarak antara langit hingga langit berikutnya adalah sekian dan sekian,” hingga disebutkan, “Di atasnya ada „Arsy dan Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas itu.” [HR. Abu Dawud no. 4723]
ِ َََجع اَلسل ِ ِِ ِ ِ ضوا ُ َوََلْ يَـتَـ َعَّر،ف َرمحَ ُه ْم اَ َّلِلُ َعلَى نَـ ْقلو َوقَـبُولو ُ َّ َ َ ْ فَـ َه َذا َوَما أَ ْشبَـ َهوُ شلَّا أ َوَال ِتَْثِيلِ ِو، َوَال تَ ْشبِي ِه ِو،ُ َوَال ََتْ ِويلِو،لَِرِّده Hadits ini dan yang serupa dengannya telah disepakati kaum Salaf
rahimahumullah
atas
penukilan
dan
diterimanya.
Mereka tidak mempertentangkannya dengan menolaknya, mentakwilnya, tasybih, dan tamtsil.
َِ ف،س رِمحو اَ َّلِل ِسئِل اَِْْلمام مال ٍ َك بْ ُن أَن {الر ْمحَ ُن َعلَى ق َّ ِ ََّي أ ََاب َعْب ِد اَ َّلِل:يل ُ َ ُ ََُ َ ُ ُ َ َ ٍ اَِالستِواء َغيـر َْرله:ال ،ول َ ف اِ ْستَـ َوى؟ فَـ َق َ ] َكْي5 :استَـ َوى} [طو ْ الْ َعْر ِش ُ ُْ ُ َ ْ ِ اْلّيا ُن بِِو و ٍ ف َغيـر مع ُق ُمثَّ أ ََمَر،ٌالس َؤ ُال َعْنوُ بِ ْد َعة اج ُّ َو،ب َ ِْ َو،ول ْ َ ُ ْ ُ َوالْ َكْي ٌ َ ِج ْ ِاب َّلر ُج ِل فَأ َ ُخر Imam Malik bin Anas rahimahullah ditanya, “Wahai Abu „Abdillah, ar-Rahman bersemayam di atas ‘Arsy, bagaimana hakikat bersemayam?” Jawabnya, “Istiwa telah dimaklumi, hakikatnya
tidak
diketahui,
mengimaninya
wajib,
dan
menanyakannya bid‟ah.” Kemudian diperintahkan agar lelaki itu diusir.
ALLAH BERBICARA DENGAN KALAM QADIM
ِ وِمن ِص َف يَ ْس َم ْعوُ ِمْنوُ َم ْن َشاءَ ِم ْن، أَنَّوُ ُمتَ َكلِّ ٌم بِ َك َالٍم قَ ِد ٍمي،اىل َ ات اَ َّلِلِ تَـ َع ْ َ ِِ ِ ٍ ِ ِ ِ يل َعلَْي ِو ُ َو َْس َعوُ ج ِْب،م ْن َغ ْري َواسطَة
ِ َّ َا ُلس َال ُم مْنو
ِ ِِ وسى َعلَْي ِو َ َْس َعوُ ُم،َخ ْلقو
َوَم ْن أ َِذ َن لَوُ ِم ْن َم َالئِ َكتِ ِو َوُر ُسلِ ِو،لس َال ُم َّ َا Di antara sifat Allah adalah berbicara dengan kalam qadim (terdahulu) yang didengar oleh siapa yang dikehendaki-Nya dari makhluk-Nya. Musa ‘alaihissalam mendengarnya tanpa pelantara, Jibril ‘alaihissalam mendengarnya, juga siapa yang diizinkan dari para malaikat-Nya dan rasul-rasul-Nya.
ِ ِ ِِ ِِ ،ُورونَو َ َوأَنَّوُ ُسْب َحانَوُ يُ َكلّ ُم اَلْ ُم ْؤمن ُ َو ََيْ َذ ُن َذلُْم فَـيَـُز،ُ َويُ َكلّ ُمونَو،ْي ِِف اَِْلخَرة ِ ]164 :يما} [النساء َ َق َّ {وَكلَّ َم َ ال اَ َّلِلُ تَـ َع َ الِلُ ُم ً وسى تَ ْكل َ :اىل Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara dengan orang-orang beriman
di
akhirat
dan
mereka
juga
demikian.
Dia
mengizinkan mereka mengunjungi-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Allah berbicara kepada Musa dengan sebenarnya.” [QS. An-Nisa` [4]: 164]
ِ ك َعلَى الن }َّاس بِ ِر َس َاالِِت َوبِ َك َال ِمي َ ََوق َ ُاصطََفْيـت ْ وسى إِِّّن َ :ُال ُسْب َحانَو َ {َّي ُم ]144 :[اْلعراف Juga firman-Nya Subhanah, “Wahai Musa sesungguhnya Aku telah memilihmu atas seluruh manusia dengan risalah-Ku dan kalam-Ku.” [QS. Al-A‟raf [7]: 144]
ِ :ال سبحانَو ]253 :الِلُ} [البقرة َّ {مْنـ ُه ْم َم ْن َكلَّ َم ُ َ ْ ُ َ ََوق Juga firman-Nya Subhanah, “Di antara mereka (para nabi) ada yang Allah ajak bicara.” [QS. Al-Baqarah [2]: 253]
الِلُ إَِّال َو ْحيًا أ َْو ِم ْن َوَر ِاء َ ََوق َّ ُ{وَما َكا َن لِبَ َش ٍر أَ ْن يُ َكلِّ َمو َ :ُال ُسْب َحانَو ٍ ِحج ]51 :اب} [الشورى َ Juga firman-Nya Subhanah, “Tidak patut bagi manusia untuk Allah berbicara kepadanya kecuali lewat wahyu atau dari belakang tabir.” [QS. Asy-Syura [42]: 51]
ِ ك َ ََوق َ اخلَ ْع نَـ ْعلَْي َ ُّوسى * إِِّّن أ َََن َرب ْ َك ف َ ي ََّي ُم َ {فَـلَ َّما أ َََت َىا نُود:ُال ُسْب َحانَو ِ ك ِابلْ َو ِاد الْ ُم َقد ]12-11 :َّس طًُوى} [طو َ َّإِن
Juga firman-Nya Subhanah, “Ketika dia mendatanginya (lembah Thuwa) diseru, „Hai Musa, sesungguhnya Aku adalah Rabb-mu maka lepaskanlah kedua sandalmu. Sesungguhnya kamu di lembah Thuwa yang disucikan.” [QS. Thaha [20]: 11-12]
]14 :اعبُ ْدِّن} [طو َ ََوق َّ {إِنَِِّن أ َََن:ُال ُسْب َحانَو ْ َالِلُ َال إِلَوَ إَِّال أ َََن ف Juga firman-Nya Subhanah, “Sesungguhnya Aku adalah Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka sembahlah Aku.” [QS. Thaha [20]: 14]
ِول ى َذا أَح ٌد َغيـر اَ َّلِل ِ ُْ َ َ َ َو َغْيـُر َجائ ٍز أَ ْن يَـ ُق Tidak boleh mengatakan bahwa yang bicara ini pihak lain selain Allah.
ِ ٍ ِ ص ْوتَوُ أ َْى ُل َ ََوق َ َْس َع، إِذَا تَ َكلَّ َم اَ َّلِلُ ِابلْ َو ْح ِي:ال َعْب ُد اَ َّلِل بْ ُن َم ْسعُود هنع هللا يضر ِ رِو،لسم ِاء َّب ملسو هيلع هللا ىلص ِّ ِك َع ْن اَلن َ ي َذل َ ُ َ َّ َا ‘Abdullah bin Mas‟ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apabila Allah
berbicara
wahyu
maka
suara-Nya
didengar
oleh
penduduk langit.” Ini diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. [HR. Al-Bukhari IX/141 atau sebelum no. 7481. Yang benar mauquf]
ِ ٍ ِ َُْي ُشُر اَ َّلِلُ اَ ْخلََالئِ َق يَـ ْوَم:ال َ ََّب ملسو هيلع هللا ىلص أَنَّوُ ق ِّ َوَرَوى َعْب ُد اَ َّلِل بْ ُن أُنَـْيس َع ْن اَلن ٍ ِاَلْ ِقيام ِة عرا ًة ح َفا ًة غُرالً بـهما فَـيـنَ ِادي ِهم ب ُ َك َما يَ ْس َمعُو،ص ْوت يَ ْس َم ْعوُ َم ْن بَـعُ َد َ ْ ُ ً ْ ُ ْ ُ َُ َ َ ِ ي َّ أ َََن اَلد،ك ُّ استَ ْش َه َد بِِو اَلْبُ َخا ِر ُ ْب أ َََن اَلْ ُمل ْ َو،ُ َرَواهُ اَْْلَئ َّمة.ََّّي ُن َ َم ْن قَـُر Diriwayatkan dari „Abdullah bin Unais dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah menghimpun manusia pada hari Kiamat dalam keadaan telanjang, tanpa alas kaki, tanpa berkhitan, dan tanpa membawa apapun. Lalu ada yang memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh yang jauh seperti didengar oleh yang dekat, “Akulah raja, di manakah raja-raja dunia.‟” Diriwayatkan oleh para imam [HR. At-Tirmidzi no. 3167, an-Nasai no. 2081, dan Ahmad no. 1950] juga dijadikan penguat oleh al-Bukhari [no. 3349]
ِ َوِِف بَـ ْع َّ ض اَِْل ََث ِر أ ،ع ِمْنـ َها َّ َوسى َعلَْي ِو ا َ فَـ َهالَْتوُ فَـ َف ِز،َّار َ َن ُم َ لس َال ُم لَْيـلَةً َرأَى اَلن ِ لصو ِ ً َاب َس ِر ًيعا اِ ْستِْئـن ،ك َ ت فَـ َق َ لَبَّـْي:ال َ َج َ وسى فَأ َ ََّي ُم:ُفَـنَ َاداهُ َربُّو ْ َّ اسا اب ،ك َ ت؟ فَـ َق ْ أ،ك َ َ أ َََن فَـ ْوق:ال َ َ َوَال أ ََرى َم َكان،ك َ َص ْوت َ لَبَّـْي َ ْ فَأَيْ َن أَن،ك َ َْسَ ُع ِالص َفةَ َال تَـْنـبغِي إَِّال َِّلِل ِ وعن ِِشال، وعن َّيِينِك،وأَمامك ِ ِ ِ َّ ك فَـعلِم أ َ َ ََْ َ ََْ َ َ ََ ّ َن َىذه َ َ َ
ِ ِ ِ َ َ ق،اىل :ك؟ قَا َل َ تَـ َع ْك أ َ أ َْم َك َال َم َر ُسول،َْسَ ُع َ أَفَ َك َال َم،ت ََّي إِ َذلي َ َك َذل:ال َ ْك أَن ِ وسى َ بَ ْل َك َالمي ََّي ُم Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa Musa ‘alaihissalam pada suatu malam melihat api yang bergejolak sehingga membuatnya kaget, lalu Rabb-nya memanggilnya, “Hai Musa!” Maka ia menjawab segera dengan suara, “Aku penuhi, aku penuhi. Aku mendengar suara-Mu dan tidak melihat
tempat-Mu,
maka
di
manakah
Engkau?”
Allah
berfirman, “Aku di atasmu, di depanmu, di kananmu, dan di kirimu (maksudnya ilmu-Nya karena Allah di atas „Arsy).” Dia pun menyadari bahwa sifat ini tidak layak kecuali milik Allah Ta’ala. Musa berkata, “Engkau Tuhanku, apakah ini kalamMu yang aku dengar atau kalam utusan-Mu? Jawab-Nya, “Bahkan kalam-Ku hai Musa.”
AL-QUR`AN ADALAH KALAMULLAH
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ،ْي ُ َو َحْبـلُوُ اَلْ َمت،ْي ُ ِاب اَ َّلِل اَلْ ُمب ُ ََوم ْن َك َالم اَ َّلِل ُسْب َحانَوُ اَلْ ُقْرآ ُن اَلْ َعظ ُيم َوُى َو كت ِ ِِ ِ ِ ْ َعلَى قَـل،ْي ِ َوتَـْن،َو ِصراطُوُ اَلْ ُم ْستَ ِقيم ب ز ُ وح اَْْلَم َ ب اَلْ َعالَم ِّ يل َر ُ نَـَزَل بو اَ ُّلر،ْي ُ َ ُ
،ود ُ ُيَـع
ٍ ُ منَـَّزٌل َغيـر سلَْل،ْي ٍ ِِ ِسيِ ِد اَلْمرسل َوإِلَْي ِو،َ ِمْنوُ بَ َدأ،وق َ َ ْ ُ َّ ُ ٍ ِب ُمب ُْ ٍِّْي بل َسان َعَر ِ ٌ وحر، وآَّيت بـيِنات،وىو سور ُزل َكمات ات ٌ وف َوَكل َم ُ ُ َ ٌ ََّ ٌ َ َ ٌ َ ْ ٌ َ ُ َ ُ َ
Al-Qur`an Kalamullah dan termasuk Kalamullah adalah alQur`an al-Adzim, yaitu Kitabullah yang jelas, tali-Nya yang kokoh, dan jalan-Nya yang lurus. Yang diturunkan oleh Rabb semesta alam. Yang dibawa turun oleh Ruhul Amin (Jibril) kepada hari penghulu para rasul dengan bahasa Arab yang jelas, yang diturunkan bukan makhluk. Dari-Nya ia berawal dan kepada-Nya ia kembali. Ia adalah kumpulan surat-surat muhkamat dan ayat-ayat yang jelas, huruf-hurufnya maupun kalimat-kalimatnya.
ٍ ٍ ِ َجَز ٌاء ْ َم ْن قَـَرأَهُ فَأ ْ َوأ، لَوُ أ ََّوٌل َوآخُر،َعَربَوُ فَـلَوُ بِ ُك ِّل َحْرف َع ْشُر َح َسنَات ِ وب ِِف ُّ َ َْزل ُفو ٌظ ِِف ا، َمْتـلٌُو ِابْْلَلْ ِسنَ ِة،اض ٌ َوأَبْـ َع ٌ ُ َم ْكت، َم ْس ُموعٌ ِابِْل َذان،لص ُدوِر ِ ِ ِ ِ اح ِ اَلْمص َوأ َْمٌر،ّّاص َو َعام ّّ َو َخ،وخ ٌ َو ََنس ٌخ َوَمْن ُس،ٌ فيو ُْزل َك ٌم َوُمتَ َشابِو،ف َ َ ٍ مح ِ ِ ِ ِ َ ونَـهي َِ ْي ي َدي ِو وَال ِمن خ ْل ِف ِو تَـْن ِزيل ِمن ح ِكي ٍم }يد َ ْ َ ْ َ ِ ْ {ال ََيْتيو الْبَاط ُل م ْن بَـ َ ْ ٌ ٌْ َ ]142 :[فصلت Siapa yang membacanya dengan irab (tata bahasa „Arab) maka dia mendapat 10 kebaikan pada setiap hurufnya. Ia
memiliki awal dan akhir, berjuz-juz dan terbagi-bagi. Yang terbaca dengan lisan-lisan, terjaga di hati-hati, didengar di telinga,
tertulis
di
mushaf,
mengandung
muhkam
dan
mutasyabihat, nasikh mansukh, khas dan amm, dan perintah dan larangan, “Kebatilan tidak mendatanginya dari depan dan tidak pula dari belakang. Ia diturunkan dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.” [QS. Fushshilat [41]: 42]
ِ اجلِ ُّن علَى أَ ْن َيْتُوا ِبِِثْ ِل ى َذا الْ ُقر ِ ِ ْ {قُل لَئِ ِن:اىل آن َ َوقَـ ْولُوُ تَـ َع َ ْ س َو َ ْ َ ْ ُ ْاجتَ َم َعت ْاْلن ِ ِ ِِ ٍ ض ُه ْم لِبَـ ْع ]88 :ض ظَ ِه ًريا} [اْلسراء ُ َال ََيْتُو َن ِبثْلو َولَ ْو َكا َن بـَ ْع Juga firman-Nya Ta’ala, “Katakanlah: „Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.‟” [QS. al-Isra` [17]: 88]
ِ َّال فِ ِيو اَل ِ َّاَل {لَ ْن نـُ ْؤِم َن ِِبَ َذا:ين َك َفُروا ذ ق ي ذ َ َ َ
ِ ب ُّ ِاب اَلْ َعَر ُ ََوُى َو َى َذا اَلْكت ِ الْ ُقر ]31 :آن} [سبأ ْ
َ ] فَـ َق25 : {إِ ْن َى َذا إَِّال قَـ ْو ُل الْبَ َش ِر} [ادلدثر:ض ُه ْم َ ََوق ُ ال بَـ ْع ُال اَ َّلِلُ ُسْب َحانَو ]26 :ُصلِ ِيو َس َقَر} [ادلدثر َ َوتَـ َع ْ {سأ َ :اىل
ِ َ فَـ َق، ُى َو ِش ْعٌر:ض ُه ْم َ ََوق َ ال اَ َّلِلُ تَـ َع ِّ ُ{وَما َعلَّ ْمنَاه ُ ال بَـ ْع ُالش ْعَر َوَما يَـْنـبَغي لَو َ :اىل ِ ]69 :ْي} [يس ٌ ِإِ ْن ُى َو إَِّال ذ ْكٌر َوقُـْرآ ٌن ُمب Inilah kitab berbahasa Arab yang dikomentari orang-orang kafir, “Kami tidak beriman kepada al-Qur`an ini.” [QS. Saba` [34]: 31] dan Sebagian mereka berkata, “Sesungguhnya ini hanya ucapan manusia.” [QS. Al-Muddatstsir [74]: 25] Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kelak kami akan memasukkannya ke Neraka Saqar.” [QS. Al-Muddatstsir [74]:
26]
Sebagian
mereka
berkata
bahwa
al-Qur`an
hanyalah syair lalu Allah membatah mereka, “Kami tidak mengajarinya
syair
dan
memang
tidak
layak
baginya
(Muhammad). Tidaklah ia melainkan peringatan dan bacaan yang jelas.” [QS. Yasin [36]: 69]
ِ فَـلَ َّما نَـ َفى اَ َّلِل عْنو أَنَّو ٍ ُ ََلْ يـُْب ِق ُشْبـ َهةً لِ ِذي ل،آَن َّ ب ِِف أ َ َن ر ـ ق و ت ـ ب ـ ث أ و ، ر ع ش ْ ُ ً َ ْ ُ َ ّ ْ َ ٌ ُ َُ ُ ِ ْلن ما،ب اَلَّ ِذي ُى َو كلمات وحروف وآَّيت ُّ ِاب اَلْ َعَر ُ َاَلْ ُقْرآ َن ُى َو َى َذا اَلْكت إنو شعر:ليس كذلك ال يقول أحد Tatkala
Allah
menetapkannya
menafikan sebagai
bahwa bacaan
ia
adalah
maka
tidak
syair
dan
ada
lagi
kesamaran bagi yang memiliki akal cerdas bahwa al-Qur`an adalah Kalamullah berbahasa Arab yang kata-katanya, huruf-
hurufnya, dan ayat-ayatnya, karena jika benar bukan seperti itu tentu tidak ada yang mengatakannya syair.
ِ ٍ ِ ِ ِ :وقال عز وجل ورةٍ ِم ْن َ {وإ ْن ُكْنـتُ ْم ِِف َريْب شلَّا نَـَّزلْنَا َعلَى َعْبد ََن فَأْتُوا ب ُس َ ِ ِمثْلِ ِو و ْادعوا ُشه َداء ُكم ِمن د ]23 :الِلِ} [البقرة َّ ون ُ ْ ْ َ َ ُ َ Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” [QS. AlBaqarah [2]: 23]
ِ وز أَ ْن يـتَحدَّاىم ِابِْْلتْـي َوَال يـُ ْع َق ُل،ان ِبِِثْ ِل َما َال يُ ْد َرى َما ُى َو َ ْ ُ َ َ ُ َُوَال ََي Mereka tidak akan mampu mendatangkan yang serupa apa yang tidak diketahui hakikatnya dan (tidak dijangkau oleh) akal.
ِ َّ َ َات ق ٍ َ {وإِ َذا تُـْتـلَى علَي ِهم آَّيتُـنَا بـيِن:اىل ين َال يَـْر ُجو َن لَِقاءَ ََن َ ََوق َّ َ ْ ْ َ َ َ ال تَـ َع َ ال الذ ِ ٍ ت بُِقر }آن َغ ِْري َى َذا أ َْو بَ ِّدلْوُ قُ ْل َما يَ ُكو ُن ِِل أَ ْن أُبَ ِّدلَوُ ِم ْن تِْل َق ِاء نَـ ْف ِسي ْ ْائ ] فأثبت أن القرآن ىو اِلَّيت الِت تتلى عليهم15 :[يونس
Dia Ta’ala berfirman, “Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat
Kami
mengharapkan
yang
nyata,
pertemuan
orang-orang dengan
yang
Kami
tidak
berkata:
„Datangkanlah Al Qur'an yang lain dari ini atau gantilah dia.‟ Katakanlah: „Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku
sendiri.
Aku
tidak
diwahyukan
kepadaku.
mendurhakai
Tuhanku
mengikut
Sesungguhnya kepada
siksa
kecuali aku hari
apa
yang
takut yang
jika besar
(kiamat).‟” [QS. Yunus [10]: 15] Dia menetapkan bahwa alQur`an adalah ayat-ayat yang dibacakan kepada mereka.
ِ َّ ِ }ين أُوتُوا الْعِْل َم ٌ َت بَـيِّن ٌ آَّي ُ ات ِِف َ {بَ ْل ُى َو:وقال تعاىل َ ص ُدور الذ ]49 :[العنكبوت Dia Ta’ala juga berfirman, “Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.” [QS. Al-„Ankabut [29]: 49]
ٍ ُاب م ْكن ٍ ِ ِ }ون * َال َّيَ ُّسوُ إَِّال الْ ُمطَ َّهُرو َن َ َ {إنَّوُ لَ ُقْرآ ٌن َك ِرميٌ * ِِف كت:وقال تعاىل ِ ك َ ] بَـ ْع َد أَ ْن أَقْ َس َم َعلَى َذل79 - 77 :[الواقعة Dia Ta’ala juga berfirman, “Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah
bacaan
yang
sangat
mulia,
pada
kitab
yang
terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali
hamba-hamba yang disucikan.” [QS. Al-Waqiah [56]: 77-79] setelah Dia bersumpah atas itu.
]2 - 1 : عسق} [الشورى- ] {حم1 : {كهيعص} [مرمي:وقال تعاىل ِ وافْـتـتح تِسعا و ِع ْش ِرين سورًة ِاب ْحلر وف اَلْ ُم َقطَّ َع ِة ُُ َ ُ َ َ ً ْ َ َ َ َ Dia Ta’ala juga berfirman: ( )كهيعصdan (عسق
- )حم.
Dia
membuka 29 surat dengan huruf-huruf terpotong (huruful muqaththa’ah) ini.
ٍ ٍ َف ِمْنو ع ْشر حسن ِ ،ات َ ََوق ْ َم ْن قَـَرأَ اَلْ ُقْرآ َن فَأ:َّب ملسو هيلع هللا ىلص ُّ ِال اَلن َ َ ُ َ ُ فَـلَوُ ب ُك ِّل َحْر،َُعَربَو ِ ٍ ِ يث ِِ يح َ ٌ َحد.ٌ فَـلَوُ بِ ُك ِّل َحْرف َح َسنَة،َوَم ْن قَـَرأَهُ َو َحلَ َن فيو ٌ صح Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa membaca al-Qur`an dengan i’rab maka dia mendapatkan pada setiap hurufnya 10 kebaikan dan siapa membacanya dengan lahn (kesalahan
irab)
maka
dia
mendapatkan
pada
setiap
hurufnya satu kebaikan.” Hadits shahih. [HR. Ath-Thabrani no. 7574 dalam al-Ausath. Al-Wardani matruk tetapi hadits ini memiliki asal di Shahih at-Tirmidzi]2
2
Dalam sunan at-Tirmidzi:
ِ ِ َّ َا َّ لص َالةُ َو ُيمو َن ُحُروفَو ُ اقْـَرءُوا اَلْ ُقْرآ َن قَـْب َل أَ ْن ََيِِْتَ قَـ ْوٌم يُق:الس َال ُم
ال َعلَْي ِو َ ََوق
ِ َّ َجَرهُ َوَال يَـتَأ َّ َإِقَ َامةَ ا َُجلُونَو ْ لس ْه ِم َال َُيَا ِوُز تَـَراقي ِه ْم يَـتَـ َع َّجلُو َن أ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah alQur`an sebelum datang suatu kaum yang membaguskan huruf-hurufnya
dengan
tepat
tetapi
tidak
melampaui
kerongkongan mereka. Mereka minta disegerakan upahnya (di dunia) dan tidak minta di akhirkan (di akhirat).” [HR. Ahmad no. 12483]
ِ ِ اَل:ول ْ َو،ٌالِلِ فلَوُ َح َسنَة ُ ُاحلَ َسنَةُ بِ َع ْش ِر أ َْمثَ ِاذلَا َال أَق َّ اب َ ََم ْن قَـَرأَ َح ْرفاً م ْن كت ِ ِ ،ف ف ٌ وميَ ٌم َح ْر ٌ َوَال ٌم َح ْر،ف ٌ ف َح ْر ٌ َح ْر ٌ أَل: َولَ ِك ْن،ف Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah maka dia akan mendapatkan kebaikan dan kebaikan yang akan dia dapatkan akan dilipatgandakan sehingga mencapai sepuluh kali lipat, dan aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim:
ِ َوالَّ ِذي يَـ ْقَرأُ ال ُق ْرآ َن، ِالكَرِام البَـَرَرة
ِ َّ ِِ ِ ِالس َفرة َ قرأُ ال ُق ْرآ َن َوُىو َماىٌر بو َ َّ مع َ َالذي ي ّّ ويَـتَـتَـ ْعتَ ُع فِ ِيو َوُىو َعلَْي ِو َش َجَر ِان ْ اق لَوُ أ
Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an bersama para Malaikat yang mulia lagi agung, dan orang yang membaca Al-Qur'an dengan cara terbata-bata dan merasa sulit dengannya, maka dia mendapat dua pahala.Ibnu Majjah
ِ ِ ب إِلَْيـنَا ِم ْن ِح ْف ِظ َ ََوق ُّ َح ُ إِ ْعَر:ال أَبُو بَ ْك ٍر َوعُ َمُر َرض َي اَ َّلِلُ َعْنـ ُه َما َ اب اَلْ ُقْرآن أ
ِ بَـ ْع ض ُحُروفِ ِو
Abu
Bakar
dan
„Umar
radhiyallahu
‘anhuma
berkata,
“Mengirab al-Qur`an lebih kami sukai daripada menghafal sebagian huruf-hurufnya.”
ِ ِ ٍ ِ َ ََوق ُ َم ْن َك َفَر ِبَْرف فَـ َق ْد َك َفَر بِو ُكلّو:ال َعلَ ّّي هنع هللا يضر „Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Siapa mengingkari satu huruf dari al-Qur`an berarti mengingkari seluruhnya.”
ِ ِ ِ َو ُحُروفِ ِو،آَّيتِِو َوَكلِ َماتِِو َ َو،َواتَّـ َف َق اَلْ ُم ْسل ُمو َن َعلَى َع ّد ُس َوِر اَلْ ُقْرآن Kaum muslimin sepakat akan jumlah surat al-Qur`an, ayatnya, katanya, dan hurufnya.
ِ ِِ ِ َّ ْي ِِف أ أ َْو،ًورًة أ َْو آيَة َ َوَال ِخ َال َ ْي اَلْ ُم ْسلم َ ْ ف بَـ َ َن َم ْن َج َح َد م ْن اَلْ ُقْرآن ُس أ َْو َحْرفًا ُمتَّـ َف ًقا َعلَْي ِو أَنَّوُ َكافٌِر،ًَكلِ َمة Tidak ada khilaf di antara kaum muslimin bahwa siapa yang mengingkari satu surat al-Qur`an atau satu kata atau satu huruf disepakati atas kekafirannya.
ِ َوِِف ى َذا ح َّجةٌ ق وف ٌ اط َعةٌ َعلَى أَنَّوُ ُحُر ُ َ َ Ini hujjah pasti bahwa ia adalah huruf-huruf.
KAUM MUKMININ MELIHAT RABB MEREKA DI HARI KIAMAT
َ َ ق،ُ َويُ َكلِّ ُمونَو، َويُ َكلِّ ُم ُه ْم،ُورونَو ُال اَ َّلِل ُ َويَـُز
ِ صا ِرِى ْم َ َْوالْ ُم ْؤمنُو َن يَـَرْو َن َربـَّ ُه ْم ِِبَب
]23-22 :{و ُجوهٌ يَـ ْوَمئِ ٍذ ََن ِضَرةٌ * إِ َىل َرِِّبَا ََن ِظَرةٌ} [القيامة َ تَـ َع ُ :اىل Kaum mukminin melihat Rabb mereka di akhirat dengan penglihatan mereka dan mereka mengunjunginya. Allah mengajak berbicara mereka dan mereka berbicara kepadaNya. Allah Ta’ala berfirman, “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” [QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23]
]15 : { َك َّال إِنـَّ ُه ْم َع ْن َرِّبِِ ْم يَـ ْوَمئِ ٍذ لَ َم ْح ُجوبُو َن} [ادلطففْي:وقال تعاىل Dia juga berfirman, “Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka.” [QS. Al-Muthaffifin [83]: 15]
ِ ِ َّ د َّل علَى أ،ط ْي يَـَرْونَوُ ِِف َح ِال ُّ َك ِِف َح ِال ا َ ِب أُولَئ َ َ ُ لس ْخ َ َن اَلْ ُم ْؤمن َ فَـلَ َّما َح َج َوإَِّال ََلْ يَ ُك ْن بَـْيـنَـ ُه َما فَـْر ٌق،ضى َ اَ ِّلر
Tatkala
mereka
menunjukkan
dihijab
bahwa
dalam
kaum
keadaan
Mukminin
dimurkai,
melihat-Nya
saat
keadaan Dia ridha, jika tidak demikian maka tidak ada perbedaan di antara keduanya.
ض ُّامو َن ِِف َ ََوق َ ُ إِنَّ ُك ْم َستَـَرْو َن َربَّ ُك ْم َك َما تَـَرْو َن َى َذا اَلْ َق َمَر َال ت:َّب ملسو هيلع هللا ىلص ُّ ِال اَلن ِ ِِ ِ يث يح ُمتَّـ َف ٌق َعلَْي ِو َ ٌ َحد.ُرْؤيَتو ٌ صح Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya kalian melihat Rabb kalian seperti kalian melihat bulan ini tanpa
berdesakan
dalam
melihat-Nya.”
Hadits
shahih
muttafaqun ‘alaih. [HR. Al-Bukhari no. 554 dan Muslim no. 633]
َوَال نَ ِظ َري،ُاىل َال َشبِيوَ لَو َ فَِإ َّن اَ َّلِلَ تَـ َع، َال لِْل َمْرئِ ّي،َوَى َذا تَ ْشبِيوٌ لِ ُّلرْؤيَِة Penyerupaan ini pada cara melihat bukan satu pihak ke pihak lainnya, karena Allah Ta’ala tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak ada bandingan-Nya.
QADHA DAN QADAR
ِ وِمن ِص َف َوَال،يد َال يَ ُكو ُن َش ْيءٌ إَِّال ِبَِِر َادتِِو ُ اىل أَنَّوُ اَلْ َف َّع َ ات اَ َّلِلِ تَـ َع ُ ال لِ َما يُِر ْ َ ِ ِ َِِيْرج َشيء عن م ِشيئَت ص ُد ُر ي ل و ، و َ ْ َ َوَال ي،ِس ِِف اَلْ َعاََِل َش ْيءٌ َِيُْر ُج َع ْن تَـ ْقدي ِره ْ َ َْ ٌْ ُُ َ َ َّ َوَال يَـتَ َج َاوُز َما ُخ،يد َع ْن اَلْ َق َد ِر اَلْ َم ْق ُدوِر ط ِِف اَللَّ ْو ِح َ َوَال َِزل،ِإَِّال َع ْن تَ ْدبِ ِريه ِ َولَ ْو َشاءَ أَ ْن،ُص َم ُه ْم لَ َما َخالَُفوه َ َولَْو َع،ُ أ ََر َاد َما اَلْ َعا ََلُ فَاعلُوه،اَلْ َم ْسطُوِر ِ ِ يَـ ْه ِدي،آجا َذلُْم َ َّر أ َْرَزاقَـ ُه ْم َو َ َوقَد، َخلَ َق اَ ْخلَْل َق َوأَفْـ َعا َذلُْم،ُيُطيعُوهُ ََج ًيعا َْلَطَاعُوه ِ وي،من ي َشاء بِر ْمحتِ ِو {ال يُ ْسأ َُل َع َّما َ َ ق،ض ُّل َم ْن يَ َشاءُ ِِِب ْك َمتِ ِو َ :اىل َ ال اَ َّلِلُ تَـ َع ََ َ َ ُ َ ْ َ ]23 :يَـ ْف َع ُل َوُى ْم يُ ْسأَلُو َن} [اْلنبياء Di antara sifat Allah Ta’ala adalah Dia berbuat sesuai kehendak-Nya.
Tidak
terjadi
apapun
kecuali
dengan
kehendak-Nya. Tidak ada di alam sesuatu pun yang keluar dari takdir-Nya. Tidak bersandar kecuali dari pengaturanNya. Tidak ada yang meliputi takdir yang ditakdirkan. Tidak ada yang bisa melampaui apa yang tertulis di Lauhul Mahfuzh. Dia menghendaki bukan alam yang melakukannya: seandainya
Dia
menyelisihi-Nya,
menjaga
mereka
seandainya
Dia
tentu
mereka
menghendaki
tidak
mereka
semua mentaati-Nya tentu mereka akan mentaati-Nya. Dia menciptakan makhluk dan perbuatannya. Dia menentukan rezeki mereka dan ajalnya. Dia beri petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya dengan rahmat-Nya dan Dia menyesatkan siapa
yang
dikehendaki-Nya
dengan
hikmah-Nya.
Allah
Ta’ala berfirman, “Dia tidak ditanya atas perbuatan-Nya tetapi mereka yang akan ditanya.” [QS. Al-Anbiya` [21]: 23]
]49 : {إِ ََّن ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَاهُ بَِق َد ٍر} [القمر:قال هللا تعاىل Allah Ta’ala juga befirman, “Sesungguhnya Kami Kami ciptakan segala sesuatu dengan takdir-takdirnya.” [QS. AlQamar [54]: 49]
ٍ ]2 :َّرهُ تَـ ْق ِد ًيرا} [الفرقان َ {و َخلَ َق ُك َّل َش ْيء فَـ َقد َ :وقال تعاىل Dia Ta’ala juga berfirman, “Dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menentukan takdir-takdirnya.” [QS. Al-Furqan [25]: 2]
ِ {ما أَصاب ِمن م:وقال تعاىل ِ صيبَ ٍة ِِف ْاْل َْر ض َوَال ِِف أَنْـ ُف ِس ُك ْم إَِّال ِِف ُ ْ َ َ َ ٍ َكِت ]22 :اب ِم ْن قَـْب ِل أَ ْن نَـْبـَرأ ََىا} [احلديد Dia Ta’ala juga befirman, “Tidak ada musibah apapun di bumi dan tidak pula di diri kalian melainkan (tercatat) di Kitab
(Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.” [QS. AlHadid [57]: 22]
ِ ص ْد َرهُ لِ ِْْل ْس َالِم َوَم ْن يُِرْد أَ ْن َّ َ الِلُ أَ ْن يَهديَوُ يَ ْشَر ْح
{فَ َم ْن يُِرِد:وقال تعاىل
ِ ]125 :ضيِّ ًقا َحَر ًجا} [اْلنعام َ ُص ْد َره َ يُضلَّوُ ََْي َع ْل Dia
Ta’ala
juga
menghendaki
berfirman,
akan
“Barang
memberikan
siapa
kepadanya
yang
Allah
petunjuk,
niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.
Dan
barang
siapa
yang
dikehendaki
Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.” [QS. AlAn‟am [6]: 125]
ِ ِ َّ روى اِبْن عُمر أ أَ ْن:ال ِّ ِال لِلن َ َ َما اَِْْلّيَا ُن؟ ق:َّب ملسو هيلع هللا ىلص َ َلس َال ُم ق َّ َيل َعلَْي ِو ا َ َ ُ ََ َ َن ج ِْب
ِو َش ِره ّ َ
ِ وِابلْ َق َد ِر خ ِريه، والْيـوِم اَِْل ِخ ِر، ورسلِ ِو، وُكتبِ ِو، وم َالئِ َكتِ ِو،ِتـُؤِمن ِابَ َّلِل َْ ََ ْ َ َ ُ َُ ُ َ َ َ ْ ِْ ال ِج َرَواهُ ُم ْسلِ ٌم.ت ِب َ فَـ َق َ ْص َدق َ :يل ُ
Ibnu „Umar meriwayatkan bahwa Jibril „alaihissalam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apa itu iman?” Jawab beliau, “Engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari Akhir, dan takdir yang baik maupun buruk.” Jibril berkata, “Kamu benar.” Diriwayatkan Muslim [no. 8]
ِ وحلْ ِوهِ وم ِره،ِ آمْنت ِابلْ َق َد ِر خ ِريهِ و َش ِره:ال اَلنَِّب ملسو هيلع هللا ىلص ُّ َ ََوق ُ َ ُّ َ ُ َ ّ َ ْ َ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk dan yang manis maupun yang pahit.” [HR. Ath-Thabrani dalam az-Zawaid lil Haitsami no. 16111]
ِ َُّب ملسو هيلع هللا ىلص اَلَّ ِذي علَّمو اَ ْحلسن بن علِ ٍي ي ْدعو بِِو ِِف قُـن :وت اَلْ ِوتْ ِر ِّ َِوِم ْن ُد َع ِاء اَلن ُ َ ّ َ َْ َ َ َ َُ َ ِ ت َ ََوق ِِن َشَّر َما ق َ ضْي
Di antara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diajarkan kepada al-Hasan bin „Ali dalam qunut witir adalah, “Jagalah aku dari keburukan apa yang Engkau takdirkan.” [HR. Abu Dawud no. 1425 dan dishahihkan Syaikh al-Albani]
ِ ِ ِ ِ َاجتِن بَ ْل،اب نـَ َو ِاىيو َ ََوَال َْصل َع ُل ق ْ ضاءَ اَ َّلِل َوقَ َد َرهُ ُح َّجةً لَنَا ِِف تَـْرك أ ََوام ِرهِ َو ِ ِ َُن َِّلِلِ َعلَْيـنَا اَ ْحلُ َّجةَ ِبِِنْـَز ِال اَلْ ُكت َّ ب أَ ْن نـُ ْؤِم َن َونَـ ْعلَ َم أ ال َ َ ق. َوبِ ْعثَِة اَ ُّلر ُس ِل،ب ُ ََي ِ {لِئَ َّال يَ ُكو َن لِلن:اىل ]165 :الر ُس ِل} [النساء َّ َّاس َعلَى َ اَ َّلِلُ تَـ َع ُّ الِلِ ُح َّجةٌ بَـ ْع َد Kita tidak menjadikan qadha dan takdir Allah sebagai hujjah kita
untuk
meninggalkan
perintah-Nya
dan
menjauhi
larangan-Nya. Bahkan wajib kita beriman dan yakin bahwa Allah memiliki hujjah atas kita dengan turunnya al-Kitab dan
mengutus para rasul. Allah Ta’ala berfirman, “Agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.” [QS. An-Nisa` [4]: 165]
ِ ِ َن اَ َّلِل سبحانَو ما أَمر ونَـهى إَِّال اَلْمست ِط ِ ْ َوأَنَّوُ ََل،يع ل ْلف ْع ِل َوالتـَّْرك َ َ َ َ َ ُ َ ْ ُ َ َّ َونَـ ْعلَ َم أ َ َْ ُ ِ ِ ِ أَح ًدا علَى مع {ال َ َ ق،اع ٍة َ :اىل َ ال اَ َّلِلُ تَـ َع ْ َوَال ا،صيَ ٍة َ َضطََّرهُ إِ َىل تَـْرك ط َْ َ َ
َُْيِ ِْب
ِ ]286 :الِلُ نَـ ْف ًسا إَِّال ُو ْس َع َها} [البقرة َّ ف ُ ّيُ َكل Kita
yakin
bahwa
Allah
Subhanahu
wa
Ta’ala
tidak
memerintah dan melarang melainkan kepada yang mampu berbuat dan meninggalkan. Dia tidak memaksa siapa pun untuk bermaksiat dan tidak memaksanya meninggalkan ketaatan. Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak membebani jiwa melainkan sebatas kesanggupannya.” [QS. Al-Baqarah [2]: 286]
]16 :استَطَ ْعتُ ْم} [التغابن َّ {فَاتَّـ ُقوا:وقال تعاىل ْ الِلَ َما Dia
Ta’ala
juga
berfirman,
“Bertakwalah
kepada
Allah
semampu kalian.” [QS. At-Taghabun [64]: 16]
ِ ٍ {الْيـوم َُْتزى ُك ُّل نَـ ْف:وقال تعاىل ]17 :ت َال ظُْل َم الْيَـ ْوَم} [غافر ْ َس ِبَا َك َسب َ ََْ
Dia Ta’ala berfirman, “Pada hari ini setiap jiwa dibalas atas perbuatannya dan tidak tidak ada kezhaliman pada hari ini.” [QS. Ghafir [40]: 17]
ِ َُْيَزى َعلَى حسنِ ِو ِابلثـَّو،َن لِْلعْب ِد فِ ْعالً وَكسبا َو َعلَى َسيِّئِ ِو،اب َ َّ فَ َد َّل َعلَى أ ًْ َ ُْ َ ِ ِ وىو واقِع بَِق،اب ِ َ ٌ َ َ ُ َ ِ ِابلْع َق ُضاء اَ َّلِل َوقَ َد ِره Ini menunjukkan bahwa hamba memiliki perbuatan dan usaha yang kebaikannya dibalas pahala dan keburukannya dibalas siksa, meskipun semua terjadi dengan qadha dan takdir Allah.
HAKIKAT IMAN
ِ َان وع ْق ٌد ِاب ْجلن ِ ِ ِ ،اع ِة ُ يَِز،ان َ َّيد ِابلط َ َ َو َع َم ٌل ِابْْل َْرَك،َوا ِْْلّيَا ُن قَـ ْوٌل ِابللّ َسان َ ِ ِ َّ {وما أ ُِمروا إَِّال لِيـعب ُدوا:اىل ِ ويـْنـ ُقص ِابلْعِصي ع ـ ت لِل ا ال ق ، ان َ َّ َ َ َ َ َ الِلَ سلُْلص ُْي لَو َ ُْ َ َ َْ ُ ََ ُ ُ َ ِ ِ ِ ِالزَكا َة و َذل ]5 :ين الْ َقيِّ َم ِة} [البينة َّ يموا َ َ َّ الص َالةَ َويـُ ْؤتُوا ُ ين ُحنَـ َفاءَ َويُق ُ كد َ ال ّد Iman adalah ucapan lisan, perbuatan anggota badan, dan keyakinan
hati
yang
bertambah
dengan
ketaatan
dan
berkurang dengan maksiat. Allah Ta’ala berfirman, “Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan
ketaatan
kepada-Nya
dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” [QS. Al-Bayyinah [98]: 5]
ِ ِ َّ َ وإِقَام ا،ب ِ َ فَج َعل َعب َاد َة اَ َّلِلِ تَـ َع ُ َوإِيتَاءَ اَ َّلزَكاة ُكلَّو،لص َالة َ َ ِ ص اَلْ َق ْل َ َ َ َ َوإ ْخ َال،اىل ِم ْن اَل ِّدي ِن Dia menjadikan ibadah kepada Allah Ta’ala dan ikhlasnya hati
juga
menegakkan
shalat
dan
menunaikan
zakat
semuanya termasuk agama.
ُ ال َر ُس َ ََوق ْ ِ اَِْْلّيَا ُن ب:ول اَ َّلِلِ ملسو هيلع هللا ىلص َ أ َْع َال َىا َش َه َادةُ أَ ْن َال إِلَو،ًض ٌع َو َسْبـعُو َن ُش ْعبَة َوأ َْد ََن َىا إِ َماطَةُ اَْْلَ َذى َع ْن اَلطَِّر ِيق،ُإَِّال اَ َّلِل Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman ada 70 cabang lebih. Yang paling tinggi adalah syahadat (
َال إِلَوَ إَِّال
ُ )اَ َّلِلdan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” [HR. Muslim no. 35]
ِ َفَجعل اَلْ َقوَل والْعمل ِمن اَِْْلّي ان ْ َ ََ َ ْ َ ََ Dia menjadikan ucapan dan perbuatan termasuk iman.
]124 :اَن} [التوبة ً َ {فَـَز َادتْـ ُه ْم إِّي:وقال تعاىل Dia Ta’ala juga berfirman, “Lalu imam mereka bertambah.” [QS. At-Taubah [9]: 124]
]4 :اَن} [الفتح ً َ {لِيَـْزَد ُادوا إِّي:وقال Dia Ta’ala juga berfirman, “Supaya mereka bertambah imannya.” [QS. Al-Fath [48]: 4]
ال ُ ال َال إِلَوَ إَِّال اَ َّلِلُ َوِِف قَـ ْلبِ ِو ِمثْـ َق َ َ َِيُْر ُج ِم ْن اَلنَّا ِر َم ْن ق:ول اَ َّلِلِ ملسو هيلع هللا ىلص ُ َوقَا َل َر ُس ِ ٍ ِ ان فَجعلَو متَـ َف ِ ًاضال ُ ُ َ َ َ أ َْو ذَ َّرةٍ م ْن اَِْْلّي، أ َْو َخْرَدلَة،ٍبـَُّرة Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan
ِ ِ ُ )َال إلَوَ إَّال
keluar dari neraka siapa yang mengucapkan (لِل َّ َا
sementara di dalam hatinya ada iman meskipun seberat butir gandum atau biji atau dzarrah (debu).” [HR. Al-Bukhari no. 22 dan lain-lain] Dia menjadikan iman bertingkat-tingkat.
MENGIMANI SEMUA KABAR DARI RASULULLAH
ِ ِِ وََِيب اَِْْلّيَا ُن بِ ُك ِل ما أَخبـر بِِو اَلنَِّب ملسو هيلع هللا ىلص و ،ُاى ْد ََنه َ يما َش َ َ ُّ َ ص َّح بو اَلنَّـ ْق ُل َعْنوُ ف َ َ ََ ْ َ ّ ِ ِ َ َو َس َواءٌ ِِف َذل، نَـ ْعلَ ُم أَنَّوُ َح ّّق َو ِص ْد ٌق،اب َعنَّا ْ َوََل،ُك َما َعق ْلنَاهُ َو َج ِه ْلنَاه َ أ َْو َغ ِ ِمثْل ح ِد،علَى ح ِقي َق ِة معنَاه يث اَِْْل ْسَر ِاء َوالْ ِم ْعَر ِاج َوَكا َن يَـ َقظَةً َال َ َ ُ َْ َ َ
نَطَّلِ ْع
ِ وََل تـُْن ِكر اَلْمنَام، فَِإ َّن قُـري ًشا أَنْ َكرتُو وأَ ْكبـرتَو،منَاما ات َْ َ َ ْ ْ َ ُ ََ َ ُ َ ً َ Wajib mengimani semua kabar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah shahih sanadnya baik yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui. Kita yakin bahwa ia benar dan jujur, sama saja akal kita bisa mencernanya atau tidak. Kita tidak memaksa diri mengetahui hakikat maknanya. Seperti hadits Isra-Mi‟raj adalah dalam keadaan sadar bukan mimpi, karena orang-orang Quraisy mengingkarinya dan mengganggapnya mustahil tetapi tidak mengingkari mimpimimpi.
ِ ِ ِ لس َالم لِيـ ْقبِض ر ِ ِ َّ ك أ وح ِو َ ََن َمل َ َوِم ْن َذل َ ك اَلْ َم ْوت لَ َّما َجاءَ إ َىل ُم ُ َ َ ُ َّ َوسى َعلَْيو ا ِ ِ ُ فَـَر َج َع إِ َىل َربِّو فَـَرَّد َعلَْيو َعْيـنَو،ُلَطَ َموُ فَـ َف َقأَ َعْيـنَو
Termasuk pula adalah Malaikat Maut ketika mendatangi Musa ‘alaihissalam untuk mencabut nyawanya memukulnya hingga tercongkel mata malaikat tersebut. Lalu ia kembali kepada Rabb-nya sehingga matanya disembuhkan.” [HR. Al-Bukhari no. 1339 dan Muslim no. 2372]
ِ ِ ِ ِ َّ وج الد يسى ابْ ِن َمْرَميَ َعلَْي ِو ِ اع ِة ِمثْ ُل ُخُر َّ ك أَ ْشَرا ُط َ َوِم ْن َذل َ الس َ َونـُُزول ع،َّجال ِ َّم س ِ َو ُخُر،وج ِ َو ُخُر،ُالس َال ُم فَـيَـ ْقتُـلُو ِ ُ َوطُل،وج الدَّابَِّة َّ ْ وع الش َ وج َوَمأْ ُج َ وج ََيْ ُج ِ ِ وأَشباهِ َذل،ِمن مغ ِرِِبا ص َّح بِِو النَّـ ْق ُل َ َ ك شلَّا َْ َ َ ْ َ ْ Diantaranya pula adalah tanda-tanda hari Kiamat, seperti munculnya Dajjal, turunya „Isa bin Maryam „alaihissalam lalu membunuhnya,
keluarnya
Yajuj
dan
Majuj,
keluarnya
Dabbah, Terbitnya matahari dari arah barat, dan yang semisalnya dari kabar yang shahih periwayatannya.
ٍ وأَمر بِِو ِِف ُك ِل ص َالة، وقَ ْد استـعا َذ النَِّب ملسو هيلع هللا ىلص ِمْنو،وع َذاب الْ َق ِِب ونَعِيمو ح ّّق ُّ َ َْ َ َ ُ ُ َ ْ ُ َ َ َ ّ ََ َ ُ Begitu juga siksa kubur dan nikmat kubur adalah benar adanya. Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berlindung darinya dan memerintahkan itu di setiap shalat.
ِ ث بـع َد الْمو ِ ،ت َح ّّق ْ َ ْ َ ُ َوالْبَـ ْع، َو ُس َؤ ُال ُمْن َك ٍر َونَك ٍري َح ّّق،َح ّّق ِ ُّ الس َال ُم ِِف الصوِر فَِإ َذا ُّ {ونُِف َخ ِِف َّ َ :الصور
َوفِْتـنَةُ الْ َق ِِْب
ِ ِ ِ َ ِو َذل يل َعلَْي ِو َكح َ ُ ْي يَـْنـ ُف ُخ إ ْسَراف
ِ ىم ِمن ْاْلَج َد ]51 :اث إِ َىل َرِّبِِ ْم يَـْن ِسلُو َن} [يس ْ َ ُْ Fitnah kubuh benar adanya. Pertanyaan Munkar dan Nakir benar adanya. Kebangkitan setelah mati benar adanya, yaitu ketika Israfil ‘alaihissalam meniup sangkakala, “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” [QS. Yasin [36]: 51]
ِ ِ فَـي ِق ُفو َن ِِف موق،وُُْي ُشر اَلنَّاس يـوم اَلْ ِقيام ِة ح َفاةً عُراةً غُرالً ِبِِما ،ف اَلْ ِقيَ َام ِة َ َ ْ َ ُ َ َ َ َْ ُ ُ َ َْ َح ََّّت يَ ْش َف َع فِي ِه ْم نَبِيُّـنَا ُزلَ َّم ٍد ملسو هيلع هللا ىلص Manusia dihimpun pada hari Kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, tidak berkhitan, dan tanpa membawa apa-apa. Mereka terhenti di tempat pemberhentian Kiamat hingga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi syafaat.
ِ وُُي ِ َوتَـتَطَايَـُر،ين َ اسبَـ ُه ْم اَ َّلِلُ تَـبَ َارَك َوتَـ َع ََ َ َوتـُْن،اىل َ َوتُـْن ُشُر اَلد،ين ُ َّوا ِو ُ ب اَلْ َم َواز ُص ِ ِ ِ ِ ْ صحائِف اَْْل ِ {فَأ ََّما َم ْن أ:َّمائِ ِل * ُوِتَ كِتَابَوُ بِيَ ِمينِ ِو ُ ََ َ َع َمال إ َىل اَْْلّيَان َوالش
ِ ِ ِ ِف ُُياسب ِحسااب ي ِسريا * ويـْنـ َقل ِ ً ب إ َىل أ َْىلو َم ْسُر ُ َ َ ً َ ً َ ُ َ َ َ فَ َس ْو َورا * َوأ ََّما َم ْن أُوِت -7 :صلَى َسعِ ًريا} [االنشقاق َ كِتَابَوُ َوَراءَ ظَ ْه ِرهِ * فَ َس ْو ْ َورا * َوي ً ُف يَ ْدعُو ثـُب ]12 Allah tabaraka wa Ta’ala menghisab dan diletakkan mizan (timbangan-timbangan).
Buku
catatan
dihamparkan
dan
catatan amal diserahkan ke tangan kanan dan tangan kiri, “Adapun
orang
yang
diberikan
kitabnya
dari
sebelah
kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: „Celakalah aku.‟ Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” [QS. Al-Insyiqaq [84]: 7-12]
ك ُى ُم َ ِت َم َوا ِزينُوُ فَأُولَئ ْ َ {فَ َم ْن ثَـ ُقل:وادليزان لو كفتان ولسان توزن بو اْلعمال ِ َّالْم ْفلِحو َن * ومن خ َّفت موا ِزينو فَأُولَئِك ال ين َخ ِسُروا أَنْـ ُف َس ُه ْم ِِف َج َهن ََّم ذ َ ُُ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ]163-162 :َخالِ ُدو َن} [ادلؤمنون Mizan
memiliki
dua
daun
timbangan
dan
lisan
untuk
menimbang amal perbuatan. “Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang
yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya,
maka
mereka
itulah
orang-orang
yang
merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.” [QS. Al-Mu`minun [23]: 102-103]
ِ ِ ٍ ِ َ َّاضا ِم ْن اَلل َحلَى ِم ْن َ َم ُاؤهُ أ،ض ِِف اَلْقيَ َام ِة ً ََش ُّد بـَي ٌ َولنَبِيِّنَا ُزلَ َّمد ملسو هيلع هللا ىلص َح ْو ْ َوأ،ب ِ َّ َ وأَاب ِري ُقو عدد ُصل ِوم ا،اَلْعس ِل ب ِمْنوُ َشْربَةً ََلْ يَظْ َمأْ بَـ ْع َد َىا أَبَ ًدا ُ ُ ََ ُ َ َ َ َ َ َم ْن َش ِر،لس َماء Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki telaga pada hari Kiamat yang airnya sangat putih melebihi susu dan sangat manis melebihi madu. Gayung-gayungnya sejumlah bintang-bintang di langit. Siapa yang minum darinya tidak akan haus selama-lamanya setelah itu. [HR. AlBukhari no. 6583 dan Muslim no. 2290-2291]
ِ َويَِزُّل َعْنوُ اَلْ ُف َّج ُار،وزهُ اَْْلَبْـَر ُار ُ ُ ََي،الصَرا ُط َح ّّق ّ َو Shirat (jembatan yang membentang di punggung neraka menuju surga) benar adanya yang akan dilewati oleh orangorang baik, sementara orang-orang pendosa akan terpleset.
ِ ِ فَـيَ ْخُر ُجو َن،َّار ِم ْن أ َُّمتِ ِو ِم ْن أ َْى ِل اَلْ َكبَائِِر َ يم ْن َد َخ َل اَلن َ َويَ ْش َف ُع نَبيُّـنَا ملسو هيلع هللا ىلص ف ِ ِ ِ بِ َش َف ،اعتِ ِو َ فَـيَ ْد ُخلُو َن اَ ْجلَنَّةَ بِ َش َف،ص ُاروا فَ ْح ًما َو ُمحَ ًما َ َ اعتو بَـ ْع َد َما ا ْحتَـَرقُوا َو
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ْي َ َات ق َ ال تَـ َع ٌ اع َ ْي َوالْ َم َالئ َكة َش َف َ ْ {يَـ ْعلَ ُم َما بَـ:اىل َ َول َسائ ِر اَْْلَنْبِيَاء َوالْ ُم ْؤمن ِ ِ }ضى َوُى ْم ِم ْن َخ ْشيَتِ ِو ُم ْش ِف ُقو َن َ َأَيْدي ِه ْم َوَما َخ ْل َف ُه ْم َوَال يَ ْش َفعُو َن إَِّال ل َم ِن ْارت ِ ِِ ْي َ ] َوَال تَـْنـ َف ُع اَلْ َكافَر َش َف28 :[اْلنبياء َ اعةُ اَلشَّافع Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberi syafaat kepada orang yang masuk neraka dari umatnya pelaku dosa besar. Mereka keluar dengan syafaat beliau setelah terbakar dan menjadi berasap serta menghitam. Lalu mereka masuk surga dengan syafaat beliau. Seluruh para nabi, orang-orang beriman, dan para malaikat juga memiliki syafaat-syafaat. Dia Ta’ala berfirman, “Dia mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.” [QS. Al-Anbiya` [21]: 28] Dan orangorang kafir tidak akan berlaku untuk mereka syafaat siapa pun yang memberi syafaat.
ِ والنَّار،اجلنَّةُ مأْوى أَولِيائِِو ِ ِ ،اب ِْل َْع َدائِِو ق ع ْ َو َ ُ ُ َ َ ْ َ َ َْ ََّار سلَْلُوقَـتَان َال تَـ ْفنَـيَان ف ُ اجلَنَّةُ َوالن ِ ِ ْي ِِف َع َذ اب َج َهن ََّم َخالِ ُدو َن * َال َ وأىل اجلنة فيها سللدون {إِ َّن الْ ُم ْج ِرم ]75-74 :يـُ َفتـَُّر َعْنـ ُه ْم َوُى ْم فِ ِيو ُمْبلِ ُسو َن} [الزخرف
Surga dan neraka adalah dua makhluk yang tidak akan punah. Surga adalah tempat wali-wali-Nya dan neraka adalah sika bagi musuh-musuh-Nya. Penduduk surga kekal di dalamnya dan “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam. Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.” [QS. Az-Zukhruf [43]: 74-75]
ِ ٍ ورةِ َكْب ََّي:ال ُ ُمثَّ يـُ َق،ْي اَ ْجلَن َِّة َوالنَّا ِر َ ْ َ فَـيُ ْذبَ ُح بـ،ش أ َْملَ َح ُ َويـُ ْؤتَى ِابلْ َم ْوت ِِف َص ت ٌ ُ َوََّي أ َْى َل اَلنَّا ِر ُخل،ت ٌ ُأ َْى َل اَ ْجلَن َِّة ُخل َ ود َوَال َم ْو َ ود َوَال َم ْو Kematian akan didatangkan dalam rupa kambing gibas bertanduk. Lalu disembelih di antara surga dan neraka. Kemudian dikatakan, “Wahai penduduk surga kekallah dan tidak ada kematikan. Wahai penduduk neraka kekallah dan tidak ada kematian.” [HR. Al-Bukhari no. 6544]
KEDUDUKAN RASULULLAH DAN PARA SHAHABATNYA
ِ َال ي،ول اَ َّلِلِ ملسو هيلع هللا ىلص خ َاَت اَلنَّبِيِْي وسيِ ُد اَلْمرسلِْي ص ُّح إِّيَا ُن َعْب ٍد َح ََّّت ُ َوُزلَ َّم ٌد َر ُس َ َ َ ْ ُ َّ َ َ ّ ُ َ ِ ِ ِِ ِِ ِ ِ ْي اَلن ،اعتِ ِو َ َوَال يـُ ْق،يـُ ْؤم َن بِ ِر َسالَتو َويَ ْش َه َد بِنُـبُـ َّوتو َ َّاس ِِف اَلْقيَ َامة إَِّال بِ َش َف َ ْ ضى بَـ
ِ ،ول أ َُّمتِ ِو ِ وَال ي ْدخل اَ ْجلنَّةَ أ َُّمةٌ إَِّال بـع َد ُدخ َوالْ َم َق ِام،ب لَِو ِاء اَ ْحلَ ْم ِد ُ َْ َ َ ُُ َ َ ُ صاح ِ ِ اَلْمحم ِ و، وخ ِطيبـهم، وىو إِمام اَلنَّبِيِْي،ود ِ احلَْو ب ْ َو،ود َ َ ْ ُ ُ َ َ َ ّ ُ َ َ ُ َ ض اَلْ َم ْوُر ُْ َ ُ صاح اعتِ ِه ْم َ َش َف Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam penutup para nabi dan penghulu para rasul. Iman seorang hamba tidak sah hingga beriman kepada risalahnya dan mengakui kenabiannya. Manusia tidak akan diadili pada hari Kiamat kecuali dengan syafaatnya. Tidak ada umat yang masuk surga kecuali setelah masuknya umatnya yaitu pemilik bendera pujian, kedudukan yang terpuji, dan telaga yang didatangi, yaitu imam para nabi dan juru bicara mereka serta pemilik syafaat mereka (Nabi Muhammad).
ِ َصح لس َال ُم َّ َاب اَْْلَنْبِيَ ِاء َعلَْي ِه ْم ا ْ َوأ،أ َُّمتُوُ َخْيـُر اَْْل َُم ِم َ ْ َص َحابُوُ َخْيـُر أ Umatnya adalah umat terbaik dan shahabatnya adalah shahabat para nabi terbaik ‘alaihimussalam.
ِ ِ َوأَفْضل أ َُّمتِ ِو أَبو ب ْك ٍر ا َّ ُمث،ُّوريْ ِن ُ ُمثَّ عُ َمُر اَلْ َف ُار،يق ُ لص ّد ّ َ ُ َ ُمثَّ عُثْ َما ُن ذُو اَلن،وق َُ َ ِ ِ ََِجع ِ ِ َ َعلِي اَلْمرت َ َ ْ ضى َرض َي اَ َّلِلُ َعْنـ ُه ْم أ ُْي; ل َما َرَوى َعْب ُد اَ َّلِل بْ ُن عُ َمَر َرض َي اَ َّلِل ْ ُ ّّ َ
َّ ُمث، ُمثَّ عُثْ َما ُن، ُمثَّ عُ َمُر،َّب ملسو هيلع هللا ىلص َح ّّي أَبُو بَ ْك ٍر ُ ُكنَّا نَـ ُق:ال َ ََعْنـ ُه َما ق ُّ ِول َوالن ِ ِ َ فَـيَـْبـلُ ُغ َذل،َعلَ ّّي َّ ِك اَلن َُّب ملسو هيلع هللا ىلص فَ َال يـُْنكُره Yang terbaik dari umatnya adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, kemudian „Umar al-Faruq, kemudian „Utsman Dzunnurain, kemudian „Ali al-Murtadha berdasarkan
riwayat
radhiyallahu ‘anhum ajmain,
„Abdullah
bin
„Umar
radhiyallahu
‘anhuma bahwa dia berkata, “Kami berpendapat saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup bahwa yang terbaik dari umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, kemudian „Umar, kemudian „Utsman, kemudian „Ali. Hal itu sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak mengingkarinya.” [HR. Abu Dawud no. 4628 dan lain-lain. Dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani]
َخْيـُر َى ِذهِ اَْْل َُّم ِة بَـ ْع َد نَبِيِّ َها أَبُو بَ ْك ٍر:ال َ َت اَ ِّلرَوايَةُ َع ْن َعلَ ٍّي هنع هللا يضر أَنَّوُ ق ْ ص َّح َ َو
ِ ِ ث َ ت اَلثَّال َ ت َْسَّْي َ َولَْو شْئ،ُمثَّ عُ َمُر
Terdapat riwayat yang shahih dari „Ali radhiyallahu ‘anhu bahwa dia berkata, “Yang terbaik dari umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar kemudian „Umar dan seandainya kamu mau akan kuberitahu yang ketiga.” [HR. Ahmad no. 879 dan dishahihkan Syaikh al-Arnauth]
ِ ِ س َ ََّب صلى هللا عليو وسلمأَنَّوُ ق ْ َما طَلَ َع:ال ْ ت اَلش ُ َّم ِّ َوَرَوى أَبُو اَلد َّْرَداء َع ْن اَلن ِ ض َل ِم ْن أَِب بَ ْك ٍر َ ْْي َعلَى أَف ْ ََوَال َغَرب َ ْي َوالْ ُمْر َسل َ ِّت بَـ ْع َد اَلنَّبِي Abu Darda meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Tidaklah matahari terbit dan tenggelam setelah para nabi dan rasul yang lebih utama selain Abu Bakar.” [HR. Ahmad no. 135 dalam Fadhail ashShahabah]
َّب ِّ ِ َوتَـ ْق ِد ِمي اَلن،َو َسابَِقتِ ِو
ضلِ ِو ِّ َِح ُّق َخ ْل ِق اَ َّلِلِ ِاب ْخلَِالفَِة بَـ ْع َد اَلن ْ َّب ملسو هيلع هللا ىلص لَِف َ َوُى َو أ َِ لص َالةِ علَى لص َحابَِة َّ َ َوإِ َْجَ ِاع ا،لص َحابَِة َر ِض َي اَ َّلِلُ َعْنـ ُه ْم َّ ََجي ِع ا َ َّ َملسو هيلع هللا ىلص لَوُ ِِف ا ِ ِِ ِِ ِ ض َاللٍَة َ َوََلْ يَ ُك ْن اَ َّلِلُ ليَ ْج َم َع ُه ْم َعلَى،َعلَى تَـ ْقدّيو َوُمبَايَـ َعتو Abu Bakar makhluk Allah yang berhak terhadap khilafah setelah
Nabi
shallallahu
‘alaihi
wa
sallam
karena
keutamaannya dan keterdahuluan masuk Islam, juga karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruhnya maju menjadi imam
shalat
‘anhum,
juga
atas
seluruh
para
kesepakatan
para
shahabat shahabat
radhiyallahu atas
lebih
mendahulukannya dan membaiatnya dan Allah tidak pernah menjadikan mereka sepakat dalam kesesatan.
ضلِ ِو َو َع ْه ِد أَِب بَ ْك ٍر إِلَْي ِو ْ ُمثَّ ِم ْن بَـ ْع ِدهِ عُ َمُر هنع هللا يضر لَِف
Kemudian
setelahnya
adalah
„Umar
radhiyallahu
‘anhu
karena keutamaannya dan penunjukan Abu Bakar atasnya.
ِ ِ ضلِ ِو َوإِ َْجَ ِاع َّ ُمثَّ َعلِ ّّي َر ِض َي،ُُّورى لَو ْ الِلُ َعْنوُ لَِف َ ُمثَّ عُثْ َما ُن هنع هللا يضر لتَـ ْقد ِمي أ َْى ِل الش
ص ِرهِ َعلَْي ِو ْ أ َْى ِل َع
Kemudian
„Utsman
radhiyallahu
‘anhu
karena
ahli
musyawarah mendahulukannya, kemudian „Ali radhiyallahu ‘anhu
karena
keutamaannya
dan
ijma‟
orang-orang
di
zamannya.
َعلَْي ُك ْم:الِلِ ملسو هيلع هللا ىلص فِي ِه ْم ْ َوَى ُؤَال ِء ُ ال َر ُس َ َالر ِاش ُدو َن الْ َم ْه ِديُّو َن الَّ ِذي َن ق َّ ول َّ ُاخلُلَ َفاء ِ ِِ ِ ِ ِ ضوا َعلَْيـ َها ِابلنـ ََّو ِاج ِذ ُّ َع،ْي ِم ْن بَـ ْع ِدي َ ِّين اَلْ َم ْهدي َ ب ُسن َِِّت َو ُسنَّة اَ ْخلُلَ َفاء اَ َّلراشد Mereka adalah para khalifah ar-Rasyid yang terbimbing yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang mereka, “Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafa Rasyidin yang terbimbing sepeningalku. Gigitlah ia dengan gigi graham.” [HR. Abu Dawud no. 4607 dan dishahihkan Syaikh al-Albani]
ِ اَ ْخلَِالفَةُ ِمن بـع ِدي ثََالثُو َن سنَةً فَ َكا َن:ال ملسو هيلع هللا ىلص آخُرَىا ِخ َالفَةَ َعلَ ٍّي هنع هللا يضر َ ََوق َْ ْ َ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Khilafah sepeninggalku berjumlah 30 tahun.” [HR. Abu Dawud no.
4646 dan dinilai hasan shahih Syaikh al-Albani] Akhir kekhilafahan adalah „Ali radhiyallahu ‘anhu.
ِ ، أَبُو بَ ْك ٍر ِِف اَ ْجلَن َِّة:ال َ فَـ َق،َّب ملسو هيلع هللا ىلص ُّ ِ َك َما َش ِه َد َذلُْم اَلن،ِاب ْجلَنَّة
ِونَ ْش َه ُد لِْل َع َشرة َ َ
الزبَـْيـُر ُّ َو، َوطَْل َحةُ ِِف اَ ْجلَن َِّة، َو َعلِ ُّي ِِف اَ ْجلَن َِّة، َوعُثْ َما ُن ِِف اَ ْجلَن َِّة،َوعُ َمُر ِِف اَ ْجلَن َِّة ٍ وعب ُد اَ َّلر ْمح ِن بن عو، وسعِي ٌد ِِف اَ ْجلن َِّة، وسع ٌد ِِف اَ ْجلن َِّة،ِِف اَ ْجلن َِّة ،ف ِِف اَ ْجلَن َِّة َْ َ َ َْ َ َ ََ َ َْ ُ ْ َ َوأَبُو عُبَـْي َد َة بْ ِن اَ ْجلََّر ِاح ِِف اَ ْجلَن َِّة Kami bersaksi terhadap 10 orang yang dijamin masuk surga seperti persaksian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada mereka, di mana beliau bersabda, “Abu Bakar di surga, „Umar di surga, „Utsman di surga, „Ali di surga, Thalhah di surga, az-Zubair di surga, Sa‟ad di surga, Sa‟id di surga, „Abdurrahman bin „Auf di surga, dan Abu „Ubaidah bin Jarrah di surga.” [HR. At-Tirmidzi no. 3747 dan dishahihkan Syaikh al-Albani]
اَ ْحلَ َس ُن: َك َق ْولِِو ملسو هيلع هللا ىلص،َّب ملسو هيلع هللا ىلص ِاب ْجلَن َِّة َش ِه ْد ََن لَوُ ِِبَا ُّ َِوُك ُّل َم ْن َش ِه َد لَوُ اَلن ِ ْي سيِ َدا َشب اب أ َْى ِل اَ ْجلَن َِّة ْ َو َ ّ َ ُ ْ احلُ َس Setiap orang yang dipersaksikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga kami persaksikan seperti sabda beliau, “Hasan dan al-Husain adalah dua pemimpin pemuda-pemuda
penduduk surga.” [HR. At-Tirmidzi no. 3768 dan dishahihkan Syaikh al-Albani]
ِ ِوقَـولِِو لِثَاب ٍ ت بْ ِن قَـْي إِنَّوُ ِم ْن أ َْى ِل اَ ْجلَن َِّة:س َْ Juga sabda beliau kepada Tsabit bin Qais bahwa “Ia termasuk penduduk surga.” [HR. Muslim no. 119]
TIDAK SUKA MEMVONIS SURGA DAN NERAKA
ِ وَال َصل ِزم ول صلى ْل ُ إَِّال ِم ْن َجَزَم لَوُ اَ َّلر ُس،َح ٍد ِم ْن أ َْى ِل اَلْ ِقْبـلَ ِة ِِبَن ٍَّة َوَال ََن ٍر َ ُْ َ ِ ِ ِ َح ًدا ُ َ َوََن،هللا عليو وسلم لَكِنَّا نَـْر ُجو لِْل ُم ْح ِس ِن َ اف َعلَى اَلْ ُمسيء َوَال نُ َك ّفُر أ ٍ ِْم ْن أ َْى ِل اَلْ ِقْبـلَ ِة بِ َذن َوَال َُنْ ِر ُجوُ َع ْن اَِْْل ْس َالِم بِ َع َم ٍل،ب Kami tidak memastikan seorang pun dari ahli kiblat dengan surga atau neraka kecuali orang yang dipastikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi kami berharap
bagi
orang-orang
yang
berbuat
baik
dan
mengkhawatirkan kepada orang yang berbuat buruk. Kami tidak mengkafirkan seorang pun dari ahli kiblat karena dosanya dan kami tidak mengeluarkannya dari Islam karena amalnya.
ِ ِ َْي مع ط ِْ ونَـرى اَ ْحل َّج و ِ ٍ ُص َالة َ َ َ ِ ْ اجل َه َاد َماضيَـ َ َو، ًبرا َكا َن أ َْو فَاجًرا،اعة ُك ِّل إِ َمام َ َ ََ ٌاَ ْجلُ ُم َع ِة َخ ْل َف ُه ْم َجائَِزة Kami berpandangan haji dan jihad berlaku bersama ketaatan kepada setiap pemimpin yang baik maupun yang jahat, dan boleh shalat di belakang mereka.
ِ َث ِمن أَص ِل اَِْْلّي ُّ اَلْ َك،ان َ َف َع َّم ْن ق َ َس ق َ َق ُّ ِال اَلن ْ ْ ٌ ثََال:َّب ملسو هيلع هللا ىلص َال َال إِلَو ٌ َال أَن ِْ و، وَال َُنْ ِرجو ِمن اَِْْلس َالِم بِعم ٍل،ب ِ ٍ ِ ِ ٍ اد َم اض ُمْن ُذ ُ اجل َه َ ََ ْ ْ ُُ َ ْ َوَال نُ َك ّفُرهُ ب َذن،ُإَّال اَ َّلِل َوَال َع ْد ُل،َج ْوُر َجائٌِر
ِ ِ ِ ِ َّ آخر أ َُّم ِِت اَلد ُ َال يـُْبطلُو،َّجال ُ بَـ َعثَِِن اَ َّلِلُ َح ََّّت يـُ َقات َل ِْ و،َع ِاد ٍل رواه أبو داود.اْلّيَا ُن ِابْْلَقْ َدا ِر َ
Anas berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga pondasi iman adalah menahan diri (tidak membunuh, merampas, dan menodai) dari orang yang mengucapkan (هللا
)ال إلو إال
dan tidak mengkafirkan mereka
karena dosa, dan tidak mengeluarkan mereka dari Islam karena perbuatannya. Jihad tetap berlaku semenjak Allah mengutusku hingga akhir umatku memerangi Dajjal dan tidak bisa dibatalkan oleh pelaku kejahatan dan pelaku
keadilan. Dan iman kepada takdir.” [HR. Abu Dawud no. 2532]
WAJIB MENCINTAI PARA SHAHABAT
ِ وِذ ْكر َزل،ول اَ َّلِلِ ملسو هيلع هللا ىلص وَزلبَّـتُـهم ِو ِ اب رس ِ ْ لسن َِّة تَـوِِّل أ َوالتـََّر ُّح ُم،اسنَـ ُه ْم ا ن م َ ُّ َ ُ َ ُْ َ َ ُ َ َص َح ْ َ َ ِ َوَم ْع ِرفَةُ َسابَِقتِ ِه ْم،ضلِ ُه ْم ْ َاد ف ُ َو ْاعت َق،َعلَْي ِه ْم Termasuk sunnah adalah berloyal kepada para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mencintai mereka, menyebut kebaikan-kebaikan mereka, mendoakan rahmat kepada mereka, mendoakan ampunan untuk mereka, dan menahan diri dari menyebut keburukan-keburukan yang terjadi di antara mereka. Juga meyakini keutamaan mereka dan mengenal keterdahuluan mereka (dalam berislam).
ِ َّ :وقال تعاىل ين َجاءُوا ِم ْن بَـ ْع ِد ِى ْم يَـ ُقولُو َن َربـَّنَا ا ْغ ِفْر لَنَا َوِِْل ْخ َوانِنَا َ َ {والذ ِ َّان وَال ََتعل ِِف قـُلُوبِنا ِغ ِّال لِل ِ َّال ِ َوَن ِابِْْلّي ]16 :ين َآمنُوا} [احلشر ذ ق ـ ب س ين ذ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: „Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami
yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.‟” [QS. Al-Hasyr [59]: 10]
ِ َّ َِّ ول ِ ِ ُ {زلَ َّم ٌد َر ُس ُ :وقال تعاىل َ الِل َوالذ ُين َم َعوُ أَشدَّاءُ َعلَى الْ ُك َّفار ُر َمحَاء ]29 :بَـْيـنَـ ُه ْم} [الفتح Dia Ta’ala juga berfirman, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” [QS. Al-Fath [48]: 29]
ِ ِ َما،ُح ٍد َذ َىبًا َ ََوق ُّ ِال اَلن ْ َال تَ ُسبُّوا أ:َّب ملسو هيلع هللا ىلص ُ َح َد ُك ْم لَْو أَنْـ َف َق مثْ َل أ َ فَإ َّن أ،َص َح ِاب ِ ِ بـلَغ م َّد أ ِ ُ َوَال نَصي َفو،َحدى ْم َ ََُ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan mencela para shahabatku, karena jika salah seorang dari kalian seandai menginfakkan emas seperti gunung Uhud tidak akan menyamai satu mud salah seorang dari mereka bahkan tidak pula setengahnya.” [HR. Al-Bukhari no. 3673 dan Muslim no. 2540]
ِ ات اَلْمؤِمنِْي اَلْمطَ َّهر ِ ول ملسو هيلع هللا ىلص أ َُّمه ِ ِ ُّ َوِمن ا ِ ضي َعن أ َْزو ِاج اَ َّلرس ات َ ُ ْ َ َ ْ ّ لسنَّة اَلتـََّر َ ُ َ ُْ ٍ ٍِ ِ ِ اَلْمبـَّر ِ ِ ُلص ِّدي َقة ِّ َ أُف،آت ِم ْن ُك ِّل ُسوء ُ ضلُ ُه َّن َخدَيَةُ بِْن ّ َ َو َعائ َشةُ ا،ت ُخ َويْلد َُ ِ ،َِّب ملسو هيلع هللا ىلص ِِف اَ ُّلدنْـيَا َو ْاِل ِخَرة ِّ ِ َزْو ُج اَلن،لص ِّد ِيق اَلَِِّت بَـَّرأ ََىا اَ َّلِلُ ِِف كِتَابِِو ُ بِْن ّ َت ا فَ َم ْن قَ َذفَـ َها ِِبَا بَـَّرأ ََىا اَ َّلِلُ ِمْنوُ فَـ َق ْد َك َفَر ِابَ َّلِلِ اَلْ َع ِظي ِم Termasuk
sunnah
adalah
ridha
istri-istri
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai ibu-ibu kaum Mukminin yang suci dan terbebas dari segala keburukan. Yang paling utama dari mereka adalah Khadijah bintu Khuwailid dan „Aisyah ash-Shiddiqah bintu ash-Shiddiq yang Allah telah membebaskannya dalam kitab-Nya (dari tuduhan keji orang munafik). Ia adalah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan di akhirat. Siapa yang menuduhnya padahal Allah telah membebaskan ia darinya maka dia kafir kepada Allah yang Mahaagung.
ِ أَح ُد خلَ َف ِاء اَلْمسلِ ِم،ِ وَكاتِب وحي اَ َّلِل،ال اَلْم ْؤِمنِْي َ ُْ ُ َ ْ َ ُ َ َ ُ ُ َوُم َعا ِويَةُ َخ ُْي َرض َي اَ َّلِل َعْنـ ُه ْم Mu‟awiyah adalah paman kaum Mukminin, penulis wahyu Allah, dan salah satu khalifah kaum muslimin radhiyallahu ‘anhum.
WAJIB TAAT KEPADA PENGUASA MUSLIM MESKI KEJAM
ِ ِِ ِ ِ ِ َّلسمع والط ِ ُّ َوِمن ا ِِ بَـِّرِى ْم،ْي َ َ ُ ْ َّ َلسنَّة ا َ ْي َوأ َُمَراء اَلْ ُم ْؤمن َ اعةُ ْلَئ َّمة اَلْ ُم ْسلم ْ َ ِصي ِة اَ َّلِل ٍ فَِإنَّو َال طَاعةَ ِْل،ِصي ِة اَ َّلِل ِ ِ ِ ِ ِ ُ َ َحد ِِف َم ْع َ َ َ َما ََلْ ََيْ ُمُروا ِبَْع،َوفَاج ِرى ْم Termasuk sunnah adalah mendengar dan taat kepada para imam kaum Muslimin dan pemimpin kaum Mukminin yang baik maupun yang jahat, selagi mereka tidak menyuruh maksiat kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada seorang pun dalam bermaksiat kepada Allah.
أ َْو َغلَبَـ ُه ْم بِ َسْي ِف ِو َح ََّّت،ضوا بِِو ُ َوَر،َّاس ُ اَلن
ِ ِومن و اجتَ َم َع َعلَْي ِو ْ ِل اَ ْخل َالفَةَ َو َ َ ْ ََ
ِ ِِ ِ ِ وج ْ َو،ُت ُسلَالََفتُو ْ َو َحُرَم،ُاعتُو ْ َ َو َجب،ْي َ َت ط َ َو ُْسّ َي أَم َري اَلْ ُم ْؤمن،ًص َار َخلي َفة َ ُ اخلُُر ِ ِِ ْي َ َو َش ُّق َعصا اَلْ ُم ْسلم،َعلَْيو
Siapa yang menjadi khalifah dan manusia menyepakatinya dan meridhainya atau ia mengalahkan mereka dengan pedang hingga menjadi khalifah atau ia dipanggil Amirul Mukminin,
maka
menyelisihinya,
dan
wajib
mentaatinya
memberontaknya
tongkat (memecah belah) kaum Muslimin.
dan dan
haram
membelah
WAJIB MENJAUHI AHLI BID‟AH
ِ وتَـرُك اَ ْجلِ َد ِال وا ْخلصوم،لسن َِّة ىجرا ُن أَى ِل اَلْبِ َد ِع ومبايـنَـتُـهم ِ ات ِِف ْ َ ْ ُ ُّ ََوم ْن ا َُُ َ ْ َ ْ ُ َ َُ َ ِ ِْ ب اَلْمْبـتَ ِد َعة و ِ صغَ ِاء إِ َىل َك َال ِم ِه ْم ْ اْل َ ُ ُ َوتَـْرُك اَلنَّظَ ِر ِِف ُكت،اَل ّدي ِن Termasuk Sunnah adalah hijrah dari ahli bid‟ah dan menjauhi mereka, meninggalkan perdebatan dan debat kusir dalam agama, meninggalkan memperdalam kitab-kitab bid‟ah dan condong kepada ucapan-ucapan mereka.
ِ وُك ُّل مت،ٌوُك ُّل ُْزل َدثٍَة ِِف اَل ِّدي ِن بِ ْدعة ،ٌالسن َِّة ُمْبـتَ ِدع ُّ َّس ٍم بِغَ ِْري اَِْْل ْس َالِم َو ُ َ َ َ ِ َّ َك ، َوالْ َكَّر ِاميَّ ِة، َوالْ ُم ْعتَ ِزلَِة، َوالْ ُمْرِجئَ ِة، َوالْ َق َد ِريَِّة،اخلََوارِِج ْ َو، َوا ْجلَ ْه ِميَّ ِة،ض ِة َ الراف ِ َعا َذ ََن اَ َّلِلُ ِمْنـ َها َ فَـ َه ِذهِ فَِر ُق اَلض، َونَظَائِِرِى ْم،وال ُك َّالبِيَّ ِة َ أ،ف اَلْبِ َد ِع ُ َوطََوائ،َّال ِل Setiap perkara baru dalam agama adalah bid‟ah dan setiap pencetus nama baru selain Islam dan Sunnah adalah mubtadi (ahli bid‟ah) seperti Rafidhah, Jahmiyyah, Khawarij, Qadariyyah, Murjiah, Mu‟tazilah, Karamiyah, Kilabiyah, dan yang semisal mereka. Mereka semua ini kelompok sesat, golongan ahli bid‟ah. Semoga Allah melindungi kita dari mereka.
ِ ِ َّ ِ ِ ِ َوأ ََّما اَلنِّ ْسبَةُ إِ َىل إِ َم ٍام ِِف فُـُر فَِإ َّن،س ِِبَ ْذ ُم ٍوم َ َكالط َوائف اَْْل َْربَ ِع فَـلَْي،وع اَل ّدين ُمثَابُو َن، َوالْ ُم ْختَلِ ُفو َن فِ ِيو زلمودون ِِف اِ ْختِ َالفِ ِه ْم،ٌوع َر ْمحَة ِ ف ِِف اَلْ ُفُر َ اَِال ْختِ َال ِ َ واتَِّفاقُـهم ح َّجةٌ ق،ٌ واختِ َالفِ ِهم ر ْمحةٌ و ِاسعة،ِِف اِجتِه ِاد ِىم ٌاط َعة ُ ُْ َ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ Adapun menisbatkan diri kepada imam dalam cabang agama seperti imam madzhab empat maka tidak tercela, karena perbedaan dalam cabang adalah rahmat. Orang-orang yang berselisih dalam masalah cabang adalah orang-orang terpuji dalam
khilaf
mereka,
mendapat
pahala
dalam
ijtihad
mereka.3 Khilaf mereka adalah rahmat luas sementara kesepakatan mereka adalah hujjah yang pasti.
، وُييينا على اْلسالم والسنة،نسأل هللا أن يعصمنا من البدع والفتنة وُيشرَن ِف زمرتو بعد ادلمات،وَيعلنا شلن يتبع رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص ِف احلياة برمحتو وفضلو آمْي
3
Apa yang beliau katakan adalah untuk para mujtahid; adapun bagi kita adalah mengikuti pendapat Ulama yang paling mendekati dalil, bukan mencari-cari pendapat yang paling ringan (tatabbu' rukhosh) walaupun jelas nyelenehnya, dan bukan pula perbedaan pendapat ulama yang dijadikan dalil, namun dalil adalah Al-Qur‟an dan Sunnah sebagaimana rasulullah dan sahabatnya menjalankannya.Ibnu Majjah.
Kita
memohon
kepada
Allah
agar
menjaga
kita
dari
kebid‟ahan dan fitnah, menghidupkan kita dalam Islam dan Sunnah,
dan
menjadikan
kita
termasuk
orang
yang
mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama hidup dan menghimpun kita di dalam rombongan beliau setelah meninggal dengan rahmat-Nya dan karunia-Nya. Amin.
وىذا آخر ادلعتقد واحلمد هلل وحده وصلى هللا على سيدَن دمحم وآلو وصحبو .وسلم تسليما Inilah akhir keyakinan dan segala puji milik Allah semata dan semoga shalawat Allah dan salam-Nya tercurah kepada penghulu
kita
shahabatnya.[]
Muhammad,
keluarganya,
dan
para