EX-CC-AAJI-06-001
Investor Daily - 25-26/06/2016, hal. 8 Prudential Perbesar Kontribusi Asuransi Syariah
Harian Kontan – 27/06/2016, hal 24 Prudential Genjot Agen
Minggu, 26 Juni 2016 20:23 WIB Prudential Maksimalkan Agen Di Bisnis Syariah Oleh : Tendi Mahadi http://m.kontan.co.id/news/prudential-maksimalkan-agen-di-bisnis-syariah
Prudential Indonesia terus mengintip potensi pasar syariah di Indonesia. Peluang di pasar ini dinilai masih banyak ceruk, terutama di segmen ritel. Karena itu, Presiden Direktur Prudential Rinaldi Mudahar bilang, penetrasi di pasar ini difokuskan lewat jalur keagenan. Perusahaan saat ini memiliki sekitar 250.000 orang agen. "Untuk mengembangkan asuransi syariah kami akan mengoptimalkan peran agen," katanya pekan lalu. Menurutnya, lini asuransi syariah yang ada di perusahaannya mulai dikembangkan sejak tahun 2007 lalu. Bahkan sejauh ini, bisnis asuransi syariah diklaim berkembang melebihi pertumbuhan asuransi konvensional. Sementara mengenai pemisahan unit usaha syariah (UUS), Rinaldi mengatakan pihaknya tak terlalu terburu-buru. Prudential disebutnya masih punya waktu sampai 2024 sebagai deadline spin off.
Sabtu, 25 Juni 2016 | 23:22 Prudential Perbesar Kontribusi Asuransi Syariah http://id.beritasatu.com/financialplanning/prudential-perbesar-kontribusi-asuransi-syariah/145799
JAKARTA – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) berencana memperbesar kontribusi asuransi syariah. Tahun lalu, kontribusi premi asuransi syariah mencapai Rp 2,2 triliun atau berkontribusi 8,14% terhadap total pendapatan premi yang mencapai Rp 27 triliun. Presiden Direktur Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar menjelaskan, lini asuransi syariah di Prudential Indonesia dikembangkan sejak tahun 2007. Sejauh ini bisnis asuransi syariah berkembang pesat, bahkan melebihi pertumbuhan asuransi konvensional. "Untuk mengembangkan asuransi syariah kami akan mengoptimalkan peran agen. Sedangkan total agen yang dimiliki saat ini mencapai 250 ribu orang," terang dia di Jakarta, Kamis (23/6). Mengenai pemisahan unit usaha syariah (UUS), Rinaldi mengatakan, pihaknya akan mengacu pada ketentuan yang ada. Sesuai ketentuan, pemisahan UUS maksimal sepuluh tahun semenjak aturan dikeluarkan atau ketika kontribusi bisnis asuransi syariah sudah mencapai 50%. Di samping bisnis asuransi syariah yang berkembang, asuransi konvensional Prudential Indonesia juga berkembang. Pada akhir 2015 lalu, total premi tercatat Rp 27 triliun dan asset Rp 56 triliun. "Hal yang menariknya klaim yang dibayarkan mencapai Rp 9,2 triliun," tegas dia. Sedangkan rasio modal berbasis risiko (risk based capital/RBC) mencapai 1.020%. Nilai tersebut sembilan kali lipat dibandingkan aturan yang ditetapkan sebesar 120%. (gtr)
Minggu, 19 Juni 2016 | 20:21 Mei, Premi Mandiri Inhealth Rp 733 Miliar http://id.beritasatu.com/financialplanning/mei-premi-mandiri-inhealth-rp-733-miliar/145470
JAKARTA – PT Asuransi Jiwa Inhealth (Mandiri Inhealth) membukukan total premi sebesar Rp 733 miliar pada akhir Mei 2016. Secara year on year (yoy) pencapaian perusahaan asuransi jiwa ini meningkat sebesar 5%. Chief Executive Officer (CEO) Mandiri Inhealth Iwan Pasila mengatakan, hingga saat ini bisnis perseroan masih besar di produk manage care dengan porsi 70%. Di tengah kondisi ekonomi yang belum kondusif, dia mengakui, Inhealth memang baru membukukan pertumbuhan 5% sampai akhir bulan lalu. Namun, Mandiri Inhealth tetap optimistis dapat mencapai kenaikan premi sebesar 20% (yoy) akhir tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, tahun lalu Mandiri Inhealth berhasil membukukan premi Rp 1,43 triliun. Sedangkan pada periode sama total klaim dan manfaat yang dibayarkan anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini menyentuh Rp 953,84 miliar. "Kalau sampai Mei lalu, justru total klaim dan manfaat yang kami bayar tengah menurun," kata Iwan di Jakarta, Kamis (16/6). Terkait pengembangan bisnis ke depan, Iwan menjelaskan, pihaknya masih berkeinginan untuk mengadakan produk asuransi ritel. Pasalnya, hingga kini bisnis Mandiri Inhealth masih meliputi asuransi kumpulan yang memiliki segmen korporasi atau badan usaha. "Hanya memang masih terus kami kaji soal ritel, karena perlu ada yang dipersiapkan. Misalnya soal underwriting karena selama ini kami fokus di segmen korporasi," ujar dia. Adapun tahun lalu Mandiri Inhealth membukukan penurunan hasil investasi dan laba bersih. Pada 2016, Iwan mengaku optimistis, kedua hal tersebut dapat tumbuh positif. "Sebab, tahun lalu efek dari penurunan hasil investasi yang membuat laba kami turun (menjadi Rp 154,58 miliar). Namun, kami sudah melakukan perubahan pola instrumen investasi, terutama di sisi saham ada batas bawah dan atas yang perseroan tentukan. Dengan begitu, seharusnya hasil investasi Mandiri Inhealth dapat lebih baik," jelas dia. (dka)
Jumat, 24/06/2016 16:01 WIB Pengguna Internet Naik, Asuransi Zurich Perkuat Layanan Digital Wahyu Daniel – detikfinance http://finance.detik.com/read/2016/06/24/160158/3241571/5/pengguna-internet-naik-asuransi-zurichperkuat-layanan-digital
Jakarta -Perusahaan asuransi jiwa PT Zurich Topas Life (Zurich) menghadirkan aplikasi digital Teman Baik. Langkah tersebut untuk memperkuat layanan kepada nasabah dan membantu agen dalam melakukan penjualan. "Kehadiran aplikasi Teman Baik dilatarbelakangi pertumbuhan digital yang pesat di Indonesia. Pertumbuhan digital ini bisa dimanfaatkan untuk mendukung penjualan, membantu para agen saat bertemu nasabah, dan meningkatkan layanan kepada nasabah," tutur Presiden Direktur Zurich Topas Life, Peter Huber, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/6/2016). Huber menjelaskan, aplikasi Teman Baik bisa diunduh dengan mudah dari Apple App Store dan Google Play. Aplikasi itu berisi informasi seputar produk proteksi Zurich, informasi terkini perusahaan dan layanan customer care. Menurut Huber, pihaknya meluncurkan aplikasi itu sebagai salah satu strategi transformasi digital yang sudah dicanangkan Zurich sejak awal 2016. Aplikasi itu juga sebagai bagian dari kelanjutan kampanye digital yang digarap Zurich awal April 2016 lalu. Dia menambahkan, pengetahuan masyarakat Indonesia tentang digital sudah meningkat tajam. Berdasarkan data lembaga We Are Social, kenaikan pengguna internet di Indonesia mulai Januari 2015 sampai Januari 2016 mencapai 15%. Kenaikan jumlah pengguna internet itu berimbas pada pengguna media sosial yang melonjak tajam. Walaupun tak sebanyak kenaikan pengguna internet, pengguna media sosial yang aktif bertambah sekitar 10% dari Januari tahun lalu. Pengguna media sosial di perangkat mobile pun turut naik hingga 6% dari tahun sebelumnya. Peter menambahkan, dengan perkembangan digital, masyarakat Indonesia semakin cerdas. Pola hidup juga banyak yang berubah, selalu ingin serba cepat. Karena itulah, kata Huber, Zurich terus memperkuat upaya transformasi ke dunia digital. Dia tidak menampik, aplikasi Teman Baik masih sederhana. Sebab, masih dalam fase pertama. Nantinya, aplikasi itu akan terus dikembangkan. Nantinya akan ada fitur-fitur tambahan, seperti pengajuan klaim lewat aplikasi, lalu profil agen Zurich, dan fitur mengetahui lokasi agen yang terdekat dengan nasabah. Saat ini, jumlah agen Zurich mencapai sekitar 5.000 orang. "Aplikasi ini akan terus berkembang, tujuannya agar nasabah mudah berkomunikasi dengan kami," kata Huber.
Agency Principal Zurich, Wira Arjuna menambahkan, saat ini dunia sudah berubah. Mayoritas masyarakat Indonesia sudah menggunakan gadget untuk aktivitas sehari-hari, terutama generasi muda yang kerap disebut Generasi Y. "Aplikasi ini hadir untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap asuransi, termasuk sebagai branding Zurich kepada masyarakat," tutur dia. Dia menambahkan, pihaknya juga menyiapkan SDM agen agar siap mengaplikasikan digital untuk kemudahan kerja mereka. Nantinya, aplikasi itu akan diperkuat dengan hadirnya Zurich Mobility yang akan dikenalkan awal tahun depan. Sementara itu, Head of Communication & Strategic Marketing Zurich, Chiqita Winaring Hayu, menjelaskan aplikasi itu boleh diunduh oleh siapa saja, tidak harus nasabah Zurich. Malah, setiap orang yang mengunduh aplikasi ini di telepon pintarnya, dia akan mendapat produk asuransi gratis yaitu proteksi untuk kecelakaan dengan perlindungan Rp 25 juta. "Setiap pendaftar pertama aplikasi ini Teman Baik akan mendapatkan perlindungan gratis untuk risiko kecelakaan diri melalui produk Perisai Protection. Perlindungan ini mencakup pertanggungan atas risiko meninggal dunia karena kecelakaan diri dengan uang pertanggungan Rp 25 juta," tutur Chiqita. Menurut dia, saat ini merupakan momen yang tepat untuk mengunduh aplikasi itu, terutama bagi pemudik. Sehingga, mereka memiliki perlindungan yang baik untuk keluarga. (wdl/wdl)
(Berita Photo) Fasilitas Proteksi Agen BRILink Harian Kontan – 27/06/2016, hal 24
Republika - 27/06/2016, hal. 14 BRI Proteksi Agen BRILink
By Ria Martati on June 24, 2016 BRI Lindungi Agen BRILink Dengan Asuransi http://infobanknews.com/bri-lindungi-agen-brilink-dengan-asuransi/
Jakarta – Bagi Bank BRI, saat ini keberadaan 62.922 agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi solusi untuk meningkatkan jangkauan layanan jasa perbankannya di masyarakat. Sampai dengan bulan Mei 2016, terdapat peningkatan transaksi di Agen BRILink yang sangat signifikan yaitu sebesar 67,1 juta transaksi atau tumbuh sebesar 441% dari Mei 2015 yang mencapai sebesar 15,2 juta transaksi. Dari sisi volume transaksi terlihat peningkatan sebesar Rp 39,56 Triliun atau tumbuh 508% dari pencapain Mei 2015 sebesar Rp 7,78 Triliun. Kontribusinya juga turut menyumbang peningkatan kinerja BRI dari sisi pemasukan yang berasal dari Fee Based Income (FBI). Ke depan, sebagai wujud peningkatan pelayanan akan kebutuhan transaksi perbankan bagi masyarakat, Bank BRI berkomitmen untuk terus meningkatkan jumlah Agen BRILink di seluruh Indonesia. Sebagai salah satu bentuk apresiasi, Bank BRI memberikan fasilitas proteksi kepada Agen BRILink berupa asuransi kecelakaan diri dan kebakaran atau yang disebut dengan Asuransi Kecelakaan Diri Plus. Dengan adanya fasilitas proteksi tersebut, diharapkan agen BRILink dapat lebih fokus mengembangkan usahanya, tanpa harus memikirkan cover perlindungan diri dan tempat usaha atau tempat usaha yang merangkap tempat tinggal, mengingat hal tersebut sudah dijamin oleh Bank BRI. Sebagai informasi, fasilitas layanan proteksi yang diberikan kepada Agen BRILink, yakni berupa santunan bagi Agen sekaligus ahli warisnya bila mengalami musibah kecelakaan maupun kebakaran tempat usaha atau tempat usaha yang merangkap tempat tinggal, dengan nilai pertanggungan untuk kecelakaan diri dan cacat tetap masing – masing sebesar Rp. 2.500.000, biaya tunjangan pendidikan dan santunan pendapatan sebesar masing-masing sebesar Rp. 1.000.000, santunan duka Rp.500.000, dan asuransi kebakaran sebesar Rp. 25.000.000. Adapun Institusi Asuransi yang digandeng oleh Bank BRI untuk memproteksi Agen BRILink yaitu Asuransi BRINS. Fasilitas ini diharapkan akan menumbuhkan dampak positif untuk kemajuan bisnis BRILink di masa depan. “Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen Bank BRI sebagai salah satu bank terbesar dan fokus pada pengembangan mikro di Indonesia. Bank BRI melalui Agen BRILink terus berupaya memberikan pelayanan perbankan terbaik kepada masyarakat hingga ke pelosok Indonesia,” tutur Hari Siaga Corporate Secretary Bank BRI dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat 24 Juni 2016. Melalui acara ”Peresmian Pemberian Fasilitas Asuransi untuk Agen BRILink” yang dilakukan pada hari Jumat (24/6/2016) antara Bank BRI dengan Asuransi BRINS ini, Bank BRI berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas bisnis BRILink yang memberikan kenyamanan bagi para Agen BRILink.(*) Editor : Apriyani K
By Ria Martati on June 24, 2016 Tingkatkan Penetrasi, Bringin Life Andalkan Agen Laku Pandai http://infobanknews.com/tingkatkan-penetrasi-bringin-life-andalkan-agen-laku-pandai/
Jakarta–PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera (Bringin Life) berharap terus dapat meningkatkan penetrasi asuransi pada masayarakat Indonesia. Upaya Bringin Life meningkatkan penetrasi asuransi tersebut dilakukan dengan memasarkan produk mikro andalannya yaitu AM-KKM (Asuransi Mikro- Kecelakaan, Kesehatan dan Meninggal Dunia) melalui agen-agen Laku Pandai induknya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. “Kita ada kerja sama dengan BRI melalui agen Laku Pandai, BRILink,” kata Direktur Utama Bringin Life Nandi H. Hamaki pada Infobank di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2016. Nandi mengatakan, saat ini sekitar 60% dari agen Laku Pandai yang dimiliki BRI telah dapat memasarkan produknya tersebut. Meski belum mematok target khusus perolehan premi dari produk mikronya itu, ia berharap setiap agen Laku Pandai minimal dapat menjual dua polis setiap harinya. “Kita belum lihat tapi uang jelas cukup signifikan, mereka untuk produk perbankan sudah ada yang 200 transaksi per hari, kalau mereka bisa 2 saja per hari itu sudah luar biasa,” tambah Nandi. Tahun ini, menurutnya, Perseroan menargetkan total premi Rp4,5 triliun. Per kuartal pertama 2016, premi bruto Bringin Life tercatat Rp610,21 miliar. Sementara akhir tahun lalu premi yang diperoleh tercatat Rp2,41 triliun. Sementara total klaim yang telah dibayarkan Rp446,59 miliar. (*)
Neraca - 27/06/2016, hal. 12 Cubb Di Indonesia Angkat Mas Achmad Daniru Sebagai Komisaris Utama
Bisnis Indonesia – 27/06/2016, hal. 4 Janji Yang Belum Pasti
Harian Kontan – 27/06/2016, hal. 1 Ketidakpastian Ekonomi Global Mengancam
Investor daily - 27/06/2016, hal.21 Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5,2%
Jumat, 24 Juni 2016 | 23:30 Ekspansi Fiskal Menjadi Motor Pertumbuhan Ekonomi http://googleweblight.com/?lite_url=http://m.beritasatu.com/makro/371686-ekspansifiskalmenjadimotorpertumbuhanekonomi.html&lc=enD&s=1&m=312&host=www.google.co.id&ts=1466978313&s ig=AKOVD64rSqMwlePCVw66Qlu9ZuguloSRcQ Jakarta - Kalangan pengamat menilai positif ekspansi fiskal di tengah kondisi perlambatan ekonomi dunia, karena dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi. Ekspansi fiskal positif sepanjang dialokasikan untuk kegiatan produktif dan bukan untuk subsidi. Ketua Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FE UI Telisa Aulia Falianty mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi dunia yang ditandai lesunya perdagangan global, banyak negara mengandalkan ekspansi fiskal sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Ekspansi fiskal ini positif karena akan membuat daya beli masyarakat tumbuh dan mendorong investasi. “Ekspansi fiskal bisa efektif dengan catatan ada perbaikan pada kemampuan serapan anggaran dan kemampuan mengalokasikan anggaran pada kegiatan produktif," jelas dia, di Jakarta, Jumat (24/6). Menurut data Majalah Economist edisi April 2016, defisit fiskal negara-negara dunia cukup besar. Negara-negara seperti Malaysia defisit fiskalnya mencapai minus 3,7%, Pakistan minus 4,6%, Afrika Selatan minus 3,3% Prancis minus 3,5%, Inggris minus 3,6%, Jepang minus 6,2%, China minus 3%, dan India minus 7,1%. Anjloknya harga minyak juga telah membuat negara-negara yang selama ini mengandalkan pendapatannya dari minyak telah membuat defisit fiskalnya melambung, seperti Arab Saudi minus 8,5%, Mesir minus 9,6%, Venezuela minus 14,4%, Meksiko minus 3%, dan Brasil minus 5,4%. Telisa menjelaskan bahwa, indikator fiskal Indonesia relatif prudent, meskipun dari sisi tax ratio kita sangat rendah. "Jadi saya melihat disini ada dualisme,” ujarnya. Namun, Telisa menegaskan kondisi fiskal Indonesia masih jauh di bawah 3% dan masih dalam batas aman. "Walaupun memang fiskal kita masih relatif aman, namun harus tetap hati-hati dan harus ada peningkatan penerimaan,” kata dia. Ia juga mengatakan bahwa di tengah kondisi ekonomi global yang masih lemah, pertumbuhan ekonomi China yang diprediksikan melambat, dan harga komoditas yang relatif rendah, pemerintah harus memperhatikan sustainability fiskalnya. Sementara itu, Ketua LPEM UI Kadek Dian Sutrisna menilai, konsumsi pribadi, investasi, dan konsumsi pemerintah telah menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional. "Konsumsi pemerintah yang ditunjukkan oleh pengeluaran pemerintah di dalam APBN maupun APBD di level daerah berperan penting," kata dia. Batas defisit fiskal dalam RAPBN-P 2016 yang disepakati pemerintah dan DPR RI sebesar 2,36%, menurutnya masih terjaga secara baik. "Saya rasa masih terjaga karena negara-negara maju misalnya di Eropa bahkan lebih dari 3% itu menjadi problem budget di dalam pemerintahnya, tapi di tahun 2016 masih ditargetkan di bawah 3%, itu saya rasa masih manageable," tuturnya. Kadek melihat dalam pengelolaan management fiscal di Indonesia sudah semakin baik karena struktur fiskal yang dialokasikan pemerintah sudah digunakan untuk pembiayaan produktif. “Aggaran-anggaran konsumtif selama ini seperti subsidi, terutama subsidi BBM dialihkan ke pengeluaran yang lebih produktif, seperti untuk pengeluaran sosial dan juga transfer ke daerah, tentunya budget pemerintah itu mendukung usaha untuk mendorong perekonomian yang lebih produktif dan mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan," tandas dia. Dia pun mengapresiasi struktur APBN yang kini sudah berubah. "Itu menjadi poin yang sangat penting bagi pemerintah terutama dimata investor," ujarnya. Kunradus Aliandu/KUN
