BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia sudah diciptakan dengan kesempurnaan dan kelengkapan segala hal yang melebihi dibandingkan dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain. Dengan memaksimalkan potensi ini maka manusia sudah dapat menjadi sosok yang penuh dengan percaya diri. Percaya diri adalah sebuah perasaan yang muncul dalam diri seorang manusia itu sendiri. Ia percaya terhadap kemampuan yang ada di dalam dirinya. Ia pun percaya bahwa dirinya adalah sosok manusia yang mampu melakukan banyak hal karena potensi itu sendiri. Dengan kepercayaan diri inilah maka manusia dapat dipastikan mampu untuk melakukan berbagai hal. Dengan ini ada semacam semangat pelecut yang berasal dari diri seseorang itu sendiri untuk dapat dan mampu melakukan suatu hal atau banyak hal.Pengertian tentang kepercayaan diri sebenarnya mempunyai beberapa istilah yang beragam sesuai dengan kondisi dan situasi yang tengah terjadi. Percaya diri memang didukung oleh banyak hal lain yang ada di sekeliling orang tersebut. Dengan keadaan yang mendukung ini maka orang akan dapat memperoleh kepercayaan diri ini. Ada beberapa istilah yang sering dikaitkan dengan istilah kepercayaan diri ini. Karena memang beberapa hal ini berhubungan erat untuk membantu manusia memperoleh kepercayaan diri. Di antara beberapa nama atau istilah dari kepercayaan diri adalah; Sugesti, sugesti dapat dikatakan dengan sebuah semangat yang muncul dalam diri orang itu sendiri. Perasaan dan pemikirannya disatukan agar dapat memberikan kontribusi positif bagi kemampuan diri manusia itu sendiri. Jika dirinya sendiri meggatakan bahwa ia mampu untuk melakukan hal tertentu maka sudah dapat dipastikan bahwa manusia tersebut akan memberikan usaha yang optial dan maksimal untuk menyelesaikan dengan kerja keras dan usaha yang keras pula. Sugesti memang muncul dalam diri manusia itu sendiri. Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka dari itu,sering pula disarankan agar manusia dapat memberikan sugesti yang positif bagi diri mereka sendiri. Sugesti dapat pula disebut dengan pemikiran positif terhadap dirinya sendiri. Dengan berfikiran positif maka hal ini akan memberikan sebuah semangat tersndiri untuk menimbulkan keampuan bagi dirinya. Selanjutnya ia akan berkata bahwa ia mampu untuk melakukan hal itu. Dan bagian di dalam tubuhnya juga hal yang sama. Inilah yang akan memberikan kemampuan tersendiri bagi dirinya untuk memang benar-benar mampu melakukannya. Percayaan diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri merupakan perilaku yang mencerminkan percaya diri (Lie, 2003). Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain (Hakim, 2002). Percaya diri (confidence) merupakan dasar dari motivasi diri untuk berhasil.Agar termotivasi seseorang harus percaya diri. Seseorang yang mendapatkan ketenangan dan kepercayaan diri haruslah menginginkan dan termotivasi dirinya. Banyak orang yang mengalami kekurangan tetapi bangkit melampaui kekurangan sehingga benar benar mengalahkan kemalangan dengan Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempunyai kepercayaan diri dan motivasi untuk terus tumbuh serta mengubah masalah menjadi tantangan Sebagai contoh, Napoleon Bonaparte yang tinggi badannya hanya mencapai lima kaki dan dua inci. Tak satu haripun merasa pendek dan kerdil dihadapan lawan lawannya dan pasukannya. Namun, melihat dirinya menjadi raksasa diantara laki-laki lainnya, meskipun sebenarnya tidak demikian. Kepercayaan diri dan kebesaran hati membuatnya bersikap, bergaul, bersama orang lain dengan penuh percaya diri dan kemampuan menghadapi segala kesulitan dengan kepercayaan diri yang besar. Namun tidak hanya self confidence saja yang di miliki manusia ada juga rasa kecemasan yang bisa membuat seseorang menjadi tertekan saat melakukan sesuatu. Tingkat kecemasan terbagi menjadi dua subkomponen yang bisa mempengaruhi penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu, yaitu kognitif dan somatik. (Weinberg and Gould, 1999; Lazarus, 1991; Anshel, 2003; Martens et al., 1990; Jarvis, 2002). Sementara itu subkomponen kognitif berkaitan dengan kejiwaan, bercirikhaskan harapan negatif mengenai kesuksesan atau efikasi diri, self-talk negatif, cemas terhadap penampilan, takut gagal, tidak konsentrasi, dan terganggu perhatiannya (Martens et al., 1990; Jarvis, 2002). Sementara somatik adalah komponen psikologi yang berhubungan dengan arousal otonom, dan gejala negatif seperti perasaan tegang, tekanan darah yang tinggi, tenggorokan kering, tegang otot, denyut nadi yang cepat, telapak tangan yang berkeringat, dan rasa sakit di perut. (Martens et al., 1990; Jarvis, 2002). Jelas sudah dua subkomponen diatas merupakan indikator sebuah kecemasan. Kecemasan dalam bahasa inggris adalah anxiety. Kecemasan (anxiety) menurut Harsono (1988:265) adalah perasaan takut, cemas, atau khawatir akan terancam sekuriti kepribadiannya. Kecemasan menurut James W. Kalat (terjemahan Rusli I., & Komarudin, 2008 : 243) adalah. “anxiety, unlike fear, is generally not associated with specific situation”. Artinya konsep anxiety hampir sama dengan rasa takut yang memliki obyek yang jelas, akan tetapi anxiety atau kecemasan tidak memiliki obyek yang jelas. Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kecemasan menurut Richard M. Steers & Stewart Black (terjemahan Rusli I., & Komarudin, 2008 : 243) “Anxiety is feeling of inhability to deal with anticipated harm. Anxiety occurs when people do not have appropriate responses or plans for coping with anticipated problems”. Artinya anxiety atau kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak mampu menghadapi suatu bahaya yang mengancam”. Levitt (1989) mengatakan kecemasan adalah perasaan subjektif akan ketakutan dan meningkatnya kegairahan secara fisiologik. Rasa percaya diri dan kecemasan yang di miliki setiap manusia tentu akan berbeda-beda ada yang mempunyai rasa percaya diri dan kecemasan yang sangat tinggi ada pula yang mempunyai rasa percaya diri dan kecemasan yang sangat rendah. Namun setiap manusia bisa merubah semua hal tersebut dengan berbagi metode atau cara diantaranya dengan olahraga-olahraga yang bisa meningkatkan rasa percaya diri dan menurunkan tingkat kecemasan yang sangat tinggi seperti dalam olahraga Beladiri (Anggar, Taekwondo, Pencak silat, Karate), olahraga permainan (Futsal, Bulutangkis, Bola voli, Bola basket), dan Olahraga ekstrim (Skateboard, Bmx, pendakian gunung, Slackline) Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang mempertahankan / membela diri. Seni bela diri telah lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Pada dasarnya, manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya. Dalam tumbuh atau berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan fisiknya, kapan pun dan dimanapun. Hal inilah yang akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Pada zaman kuno,tepatnya sebelum adanya persenjataan modern, manusia tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan dirinya selain dengan tangan kosong. Pada saat
itu, kemampuan bertarung dengan
tangan
kosong
dikembangkan sebagai cara untuk menyerang dan bertahan, kemudian digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik / badan seseorang. Meskipun begitu, pada zaman-zaman selanjutnya, persenjataan pun mulai dikenal dan dijadikan sebagai alat untuk mempertahankan diri.
Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dapat dikatakan bahwa seni bela diri tersebar di seluruh penjuru dunia ini dan hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang di daerah masing-masing maupun merupakan sebuah serapan dari seni bela diri lain yang berkembang di daerah asalnya. Olahraga permainan yaitu olahraga yang pada dasarnya permainan yang kemudian dilombakan. Tidak seperti olahraga lainnya yang terkesan monoton dan mungkin membosankan, olahraga permainan akan terasa seru dan menyenagkan karena olahraga ini biasa dilakukan oleh lebih dari satu orang dan kita di motivasi untuk memenangkan pertandingan. Tidak hanya menyenangkan olahraga permainan ini pula tak kalah menyehatkan dengan olahraga lain yang memfokuskan pada latihan fisik. Olahraga permainan akan menuntut ketahanan tubuh pemainnya, karena mereka harus bergerak cepat, meloncat, atau berlari. Aktivitas-aktivitas tubuh inilah yang dapat meningkatkan kesehatan seseorang. Dalam olahraga permainan biasanya kita tidak hanya dihadapkan pada kekuatan fisik atau teknik saja tapi yang lebih harus kita miliki adalah kekompakan tim karena jika dalam suatu tim tidak memiliki kekompakan maka akan sulit untuk bisa bermain dan memenangkan suatu pertandingan. Olahraga ekstrim merupakan salah satu olahraga yang banyak diminati oleh berbagai kalangan karena olahraga ini dapat meningkatkan adrenaline seseorang dimana olahraga ini banyak dihadapkan pada sikap mental seseorang untuk melakukannya. Berbagai macam olahraga ekstrim pun terus bermunculan seiring dengan perkembangan zaman adapun olahraga ekstrim yang dipadukan dengan varisai-variasi baru dengan tidak menghilangkan dasar dari olahraga ekstrim tersebut. pengertian dari kata ekstrim sendiri cukup luas. Itu artinya, kata ekstrim tidak hanya terbatas pada permainan atau kegiatan yang berbahaya saja, tetapi ekstrim juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang aneh, nyleneh, dan di luar perkiraan orang awam. Dalam konteks ini, ekstrim hanya dilakukan oleh ornagorang yang menyukai dunia ekstrimitas saja, sedangkan orang-orang awam (biasa) Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seperti kita (mungkin) tidak tertarik untuk melakukannya dan bahkan menganggapnya sebagai kegiatan yang “aneh dan tak lazim”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan peneliti uraikan dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan tingkat self confidence dan anxiety antara atlet olahraga Beladiri (Anggar, Taekwondo, Pencak silat, Karate), olahraga permainan (Futsal, Bulutangkis, Bola voli, Bola basket), dan Olahraga ekstrim (Skateboard, Bmx, pendakian gunung, Slackline) C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran serta penjelasan mengenai perbandingan tingkat self confidence dan anxiety antara atlet olahraga Beladiri (Anggar, Taekwondo, Pencak silat, Karate), olahraga permainan (Futsal, Bulutangkis, Bola voli, Bola basket), dan Olahraga ekstrim (Skateboard, Bmx, pendakian gunung, Slackline) D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca, adapun keinginan penulis dalam pembuatan penelitian ini yaitu : 1. Secara teoretis a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi para atlet olahraga beladiri, permainan, dan ekstrim. b. Sebagai referensi bagi para pelaku olahraga beladiri, permainan, dan ekstrim untuk mempunyai tingkat self confidence yang sesuai dengan kebutuhan ataupun tidak mempunyai tingkat anxiety yang terlalu berlebihan. 2. Secara praktis a. Dapat digunakan sebagai acuan bagi para atlet olahraga, beladiri, permainan, dan ekstrim
Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para atlet olahraga, beladiri, permainan, dan ekstrim c. Para atlet dapat mengetahui tingkat self confidence seperti apa yang harus ia miliki dan bagaimana mengatasi tingkat anxiety nya. E. Struktur organisasi BAB I A. Latar Belakang Manusia sudah diciptakan dengan kesempurnaan dan kelengkapan segala hal yang melebihi dibandingkan dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain. Dengan memaksimalkan potensi ini maka manusia sudah dapat menjadi sosok yang penuh dengan percaya diri. Percaya diri adalah sebuah perasaan yang muncul dalam diri seorang manusia itu sendiri. Ia percaya terhadap kemampuan yang ada di dalam dirinya. Ia pun percaya bahwa dirinya adalah sosok manusia yang mampu melakukan banyak hal karena potensi itu sendiri. Namun tidak hanya self confidence saja yang di miliki manusia ada juga rasa kecemasan yang bisa membuat seseorang menjadi tertekan saat melakukan sesuatu. Tingkat kecemasan terbagi menjadi dua subkomponen yang bisa mempengaruhi penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu, yaitu kognitif dan somatik. (Weinberg and Gould, 1999; Lazarus, 1991; Anshel, 2003; Martens et al., 1990; Jarvis, 2002). Sementara itu subkomponen kognitif berkaitan dengan kejiwaan, bercirikhaskan harapan negatif mengenai kesuksesan atau efikasi diri, self-talk negatif, cemas terhadap penampilan, takut gagal, tidak konsentrasi, dan terganggu perhatiannya (Martens et al., 1990; Jarvis, 2002). Rasa percaya diri dan kecemasan yang di miliki setiap manusia tentu akan berbeda-beda ada yang mempunyai rasa percaya diri dan kecemasan yang sangat tinggi ada pula yang mempunyai rasa percaya diri dan kecemasan yang sangat rendah. Namun setiap manusia bisa merubah semua hal tersebut dengan berbagi metode atau cara diantaranya dengan olahraga-olahraga yang bisa meningkatkan rasa percaya diri dan menurunkan tingkat kecemasan yang sangat tinggi seperti Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam olahraga Beladiri (Anggar, Taekwondo, Pencak silat, Karate), olahraga permainan (Futsal, Bulutangkis, Bola voli, Bola basket), dan Olahraga ekstrim (Skateboard, Bmx, pendakian gunung, Slackline). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan peneliti uraikan dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan tingkat self confidence dan anxiety antara atlet olahraga Beladiri (Anggar, Taekwondo, Pencak silat, Karate), olahraga permainan (Futsal, Bulutangkis, Bola voli, Bola basket), dan Olahraga ekstrim (Skateboard, Bmx, pendakian gunung, Slackline)
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran serta penjelasan mengenai perbandingan tingkat self confidence dan anxiety antara atlet olahraga Beladiri (Anggar, Taekwondo, Pencak silat, Karate), olahraga permainan (Futsal, Bulutangkis, Bola voli, Bola basket), dan Olahraga ekstrim (Skateboard, Bmx, pendakian gunung, Slackline). D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca, adapun keinginan penulis dalam pembuatan penelitian ini yaitu : 1. Secara teoretis a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi para atlet olahraga ekstrim, permainan, dan beladiri. b. Sebagai referensi bagi para pelaku olahraga beladiri, permainan, dan ekstrim untuk mempunyai tingkat self confidence yang sesuai dengan kebutuhan ataupun tidak mempunyai tingkat anxiety yang terlalu berlebihan 2. Secara praktis Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Dapat digunakan sebagai acuan bagi para atlet olahraga, beladiri, permainan, dan ekstrim. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para atlet olahraga, beladiri, permainan, dan ekstrim. c. Para atlet dapat mengetahui tingkat self confidence seperti apa yang harus ia miliki dan bagaimana mengatasi tingkat anxiety nya. BAB II A. Self Confidence 1. Pengertian self confidence Keperercayaan diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Rasa percaya diri bersifat relatif dinamik berkenaan dengan keseimbangan. Pada satu kutub terdapat orang - orang yang percaya dirinya sangat rendah (low confidence), dan pada kutub yang lainnya terdapat kelompok orang yang ‘terlalu percaya diri’ (over confidence). 2. Aspek-aspek Self Confidence Pemahaman tentang
hakekat
percaya
diri
akan
lebih
jelas
jika
seseorang melihat langsung berbagai peristiwa yang dialami oleh dirinya sendiri atau orang lain. Rasa percaya diri sering dimaknai dengan rasa kemampuan individu dalam menyeimbangkan struktur kejiwaan yang ada pada diri individu tersebut. Dengan kata lain percaya diri adalah individu mampu mengendalikan gejala emosional seperti takut dan sebagainya sehingga ia berani memposisikan pada hal yang seimbang. 3. Manfaat Self Confidence Menumbuhkan rasa percaya diri yang profesional harus dimulai dari dalam diri individu. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu bersangkutan yang dapat mengatasi krisis kepercayaan diri. Sesorang yang mampu melakukan penyesuian diri tanpa kehilangan jati dirinya dan melakukan Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendekatan yang wajar untuk bekerja sama, akan memudahkan individu untuk mencapai kesuksesan dan menimbulkan pengaruh positif bagi peningkatan rasa percaya dirinya. 4. Ciri-ciri Self Confidence Percaya pada diri sendiri merupakan kemauan dan kehendak, menumbuhkan usaha sendiri dengan tidak mengharapkan bantuan orang lain. Untuk mendapatkan suatu kepercayaan pada diri sendiri, seseorang harus melalui sebuah proses terlebih dahulu. Dalam praktek, sikap dan kepercayaan diri ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Confidence Kekurangan
pada
salah
satu
proses,
kemungkinan
besar
akan
mengakibatkan seseorang mengalami hambatan untuk memperoleh rasa percaya diri.
6 Keberanian Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk. Menurut Aristoteles mengatakan bahwa, “The conquering of fear is the beginning of wisdom”. “Kemampuan menaklukkan rasa takut merupakan awal dari kebijaksanaan.” Artinya, orang yang mempunyai keberanian akan mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan yang sebenarnya merupakan halusinasi belaka. Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup menghidupkan mimpi-mimpi dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus orang-orang di sekitarnya. 7 Semangat Juang Kata semangat memiliki arti sebagai sebuah kekuatan atau perasaan hati untuk bekerja, berjuang, dan sebagainya. Setiap orang punya rasa semangat ketika ada yang membangkitkannya. seseorang pasti akan bangkit rasa semangatnya Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk berusaha meskipun banyak rintangan. Berdasarkan uraian tersebut yang dimaksud dengan semangat merupakan kondisi mental yang berpengaruh terhadap usaha untuk melakukan sesuatu secara lebih giat. Didasarkan atas rasa percaya diri, motivasi diri yang kuat, disertai rasa tetap gembira dalam melaksanakan sesuatu untuk dapat menyelesaikan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Semangat bukan sesuatu potensi yang menetap, tetapi lebih bersifat situasional. B. Kecemasan (Anxiety) Secara Umum Emosi merupakan suatu fenomena internal yang tidak dapat dinyatakan secara jelas dan sukar untuk diteliti secara ilmiah. Emosi sangat penting dalam kehidupan beraktifitas, termasuk dalam aktifitas olahraga alam terbuka. Mengembangkan dan membangkitkan kedaan emosi di dalam latihan dan pada pelaksanaan expedisi sangat diperlukan, sebab seringkali menjadi penentu keberhasilan. 1. Jenis Kecemasan Kecemasan yang dialami seseorang dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, kecemasan bawaan (trait anxiety) dan kecemasan kondisional (state anxiety). Kecemasan bawaan disebut juga kecemasan sebagai sifat atau trait, maksudnya sifat cemas yang telah melekat pada diri seseorang merupakan sifat pembawaan orang tersebut. Dengan perkataan lain sifat cemas telah menjadi atribut yang menetap dalam diri seseorang, dan telah menjadi salah satu ciri kepribadiannya. 2. Sumber Kecemasan Kecemasan muncul pada diri seseorang, berasal dari dua sumber, yaitu sumber yang bersifat situasional dan yang bersifat personal. Marten (1987) menyebutkan dua sumber situasional yang mengakibatkan ketegangan dan kecemasan yaitu pertandingan yang penting dan tidak menentunya hasil pertandingan. Kecemasan juga akan muncul dengan bersumber dari dalam dan dari luar diri. 3. Gejala Terjadinya Kecemasan
Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada umumnya atlet yang mengalami kecemasan ditandai oleh gejala-gejala yang biasanya diikuti dengan timbulnya stress. Kecemasan merupakan suatu bentuk tekanan psikologis dalam diri atlet karena merasa terancam, tetapi kecemasan merupakan hal yang abstrak dan hanya dapat dilihat dari indikatorindikator atau gejalanya saja. Gejala-gejala yang dapat dijadikan indikator bahwa atlet mengalami kecemasan dapat dilihat dari perubahan secara fisik maupun psikis. C. Struktur olahraga 1. Olahraga beladiri a) Olahraga anggar b) Olahraga taekwondo c) Olahraga pencak silat d) Olahraga karate 2. Olahraga permainan a) Olahraga futsal b) Olahraga bulutangkis c) Olahraga bola voli d) Olahraga bola basket 3. Olahraga beladiri a) Olahraga skateboard b) Olahraga bmx c) Olahraga pendakian gunung d) Olahraga slackline BAB III A. Desain Penelitian Desain penelitian diperlukan dalam satu penelitian karena desain penelitian dapat menjadi pegangan yang lebih jelas dalam melakukan penelitiannya. Design research atau rancangan penelitian merupakan gambaran umum penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan tertentu. Rancangan penelitian disajikan dalam satu kesatuan naskah yang ringkas dan utuh. Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Warsito (1992: 49), populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari mausia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto, 2002:29,109). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode random sampling. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena
di
dalam pengambilan sampelnya, peneliti
“mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjeksubjek dalam populasi dianggap sama. C. Instrumen Penelitian 1. Angket Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal–hal yang diketahui. Kisi-kisi dalam angket yang ada dikembangkan dalam rangka untuk memperoleh data sekunder tentang faktor-faktor yang mempengaruhi. 2. Penyusunan Angket Indikator- indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi– kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir–butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap penelitan yang dilakukan adalah a) Tahap persiapan yaitu tahap menyiapkan proposal penelitian, survei pendahuluan untuk memperoleh data yang diperlukan, dan studi dokumentasi
serta literatur yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Pelaksanaan penelitian yang dimulai dengan melakukan pengetesan kepada setiap responden yang menjadi subjek penelitian. c) Tahap pengumpulan dan pengolahan data yang telah diperoleh yang selanjutnya dilakukan analisis data dan uji statistik. d) Tahap penyusunan laporan dan penyajian hasil penelitian. Setelah kegiatan pelaksanaan penelitian selesai dilakukan, kemudian disusun laporan penelitian yang berupa sekripsi. F. Analisa Data 1. Analisa data Setelah data penelitian diperoleh peneliti memasukan data yang telah ditabulasi ke dalam komputer dan dianalisis secara statistik. Untuk memperoleh data suatu generalisasi atau kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian, karena dengan analisis data akan dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang akan diteliti. Untuk menganalisis data diperlukan suatu teknik analisis yang sesuai dengan bentuk data yang terkumpul. BAB IV A. Pemaparan data B. Pembahasan data BAB V A. Simpulan B. Saran C. Daftar pustaka D. Lampiran- lampiran
Asep Anwar, 2015 PERBANDINGAN LEVEL SELF CONFIDENCE DAN ANXIETY ATLET BERDASARKAN JENIS OLAHRAGA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu