14/12/2015
REVITALISASI PENDIDIKAN IPS DALAM RANGKA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Maman Rachman
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 1
MBER-REMEMBER (NGAT-INGAT) The end of education is character When wealth is lost, nothing is lost When health is lost, something is lost When character is lost, everything is lost (Franklin, W. “Billy” Graham Jr)
SLOGAN-SLOGAN KARAKTER Mahatma Gandhi said: one of seven fatal sins that is “education without character” (salah satu dosa besar
adalah pendidikan tanpa karakter).
Dr. Martin Luther King said: “Intelligence plus character….that is the goal of true education” (Kecerdasan plus karakter….itu adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya). Theodore Roosevelt said: “To educate a person in mind
and not in morals is to educate a menace to society” (Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada masyarakat). Ki Hajar Dewantara said, " ... education is a growing effort to advance the character (inner strength, character), mind (intellect), and the child's body (pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak).
1
14/12/2015
Tanda zaman yang harus diwaspadai 1. meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, 2. penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, 3. pengaruh peer group yang kuat dl tindak kekerasan, 4. meningkatnya perilaku merusak diri (seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas), 5. makin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunnya etos kerja, 6. makin rendahnya rasa hormat kpd orang tua dan guru, 7. rendahnya rasa tanggung jawab individu dan wn, 8. membudayanya ketidakjujuran, dan 9. adanya rasa saling curiga, dan 10.kebencian di antara sesama (Lickona , 1992) 4
Slogan awal dekade Kemerdekaan NKRI adalah
Nation and Character Building
Pancasila sebagai falsafah negara dan dasar negara merupakan acuan dasar bagi upaya pencerdasan kehidupan bangsa yang berkarakter Namun dekade berikutnya Pancasila sebagai ideologi nasional dan acuan nation and character building meredup. Karakter Pancasila kehilangan roh sejatinya apalagi ditunjang oleh arus teknologi dan informasi terbuka vulgar tanpa batas dan tak terkendali.
2
14/12/2015
Slogan awal dekade Kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah Nation and Character Building – Pancasila falsafah negara dan dasar negara merupakan acuan dasarnya. Pancasila diidealkan menjadi basis bagi pembangunan bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Nilai-nilai luhur Pancasila menjadi acuan dasar bagi upaya pencerdasan kehidupan bangsa yang berkarakter, mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita dan tujuan NKRI. Pancasila merupakan keseluruhan pandangan, citacita, maupun keyakinan dan nilai-nilai bangsa Indonesia, perlu diwujudkan dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
SKEMATIK KORELASI PANCASILA DENGAN NILAI-NILAI DASAR KARAKTER DI PENDIDIKAN TINGGI
PANCASILA
Sila-Sila Pancasila
Budaya: Akademik; Kebebasan Akademik
Olah Hati Olah Pikir Olah Raga Olah rasa dan Karsa
Karakter Bangsa
Karakter Individu
STRATEGI
KARAKTER BANGSA SETIAP SILA PANCASILA Dirjen Dikti, 2013: Naskah Akedemik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi
Ketuhanan Yang Maha Esa •Hormat dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan •Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan itu. •Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain, •Hubungan antara manusias dengan Tuhannya. Kemanusiaan yang adil dan beradab •Persamaan derajat, hak, dan kewajiban •Saling mencintai •Tenggang rasa •Tidak semena-mena terhadap orang lain, •Gemar melakukan kegiatan kemanusiasan, •Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan •Berani membela kebenaran dan keadilan, •Merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia srta mengembangkan sikap hormat menghormati.
3
14/12/2015
Persatuan Indonesia •Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatsan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan, •Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara •Bangga menjadi bangsa Indonesia yang bertanah air Indonesia serta menjunjung tinggi bahasa Indonesias •Memajukan persatuan dan kesatuan yang ber-Bhineka Tungga Ika. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusawaratan/perwakilan •Mengutanakan kepentingan masy arakat dan negara •Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain •Mengutamakan musyawarah untuk mufakat • Beritikad baik dan bertanggungjawab dalam melaksanakan keputusan bersama •Menggunakan akal sehat dan nurani luhur dalam bermusyawarah •Berani mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan kpd Tuhan Yang maha Esa serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia •Sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan, •Sikap adil, . Menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban •Hormat terhadap hak-hak orang lain, . Suka menolong orang lain, •Jauh dari sikap pemerasan, .Tidak boros, .Tidak bergaya hidup mewah, •Suka bekerja keras, . Menghargai karya orang lain
KONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURALPSIKOLOGIS) cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif
bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih
OLAH PIKIR
OLAH HATI
OLAH RAGA
OLAH RASA/ KARSA
beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja 11
Karakter bangsa dari setiap sila Pancasila harus dapat diturunkan menjadi karakter individu pada berbagai komunitas masyarakat, termasuk masyarakat akademik Masyarakat akademik tidak bisa dilepaskan dari budaya akademik dan kebebasan akademik Budaya akademik : totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyatakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi untuk mewujudkan suatu kebenaran dan keunggulan ilmiah, budaya dan peradaban, pencerdasan dan pengembangan kehidupan bangsa yang berbudaya luhur; kebenaran dan keadilan, demokrasi, kebebasan dan keterbukaan, hak asasi manusia, pelestarian lingkungan hidup dan kebhinekaan; pengamalan kemitraan dan kesederajatan (Dikti 2013) Kebebasan akademik: kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dg pendidikan dan pengembangan iptek secara bertanggungjawab dan mandiri, mengindahkan nilai-nilai agama, kesusilaan, kepentingan umum, dan keutuhan bangsa.
4
14/12/2015
KERANGKA DASAR PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI TRANSFORMASI BUDAYA AKADEMIK KARAKTER PERGURUAN TINGGI
MIMBAR AKADEMIK
DIKTI SEBAGAI PUSAT KEILMUAN DAN KEBUDAYAAN MEMANDU PERUBAHAN YANG TERJADI DALAM MASYARAKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN BANGSA
STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
Strategi Implementasi Pendidikan Karakter
Kelembagaan
Kurikuler
Non-Kurikuler
1. KELEMBAGAAN a. Pusat Pengembangan Psikologi dan Karakter Mahasiswa (Dirjen Dikti 2013) Pusat pemberi bantuan kpd mahasiswa menyangkut hal: pencegahan, penyaluran, penyesuaian, perbaikan, pengembangan perspektif persoalan kemahasiswaan berbentuk perkembangan pendidikan, kebutuhan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu, penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan persoalan belajar. Bimbingan dan penyuluhan terakit persoalan bermanfaat untuk membangun karakter mahasiswa bertumpu pada jujur, cerdas, tangguh, dan peduli b. Beasiswa Beasiswa dari Dirjen Dikti dimasukan unsur karakter, diberikan kpd mahasiswa yang berprestasi/orang uanya tidak mampu ditempatkan dalam ranah kemartabatan karakter jujur, cerdas, tangguh, peduli. Perguruan Tinggi harus memiliki kapasitas tinggi untuk melakukan psikotest thd mahasiswa yang akan diberi beasiswa berdasar empat karakter.
5
14/12/2015
2. KURIKULER a. Penetapan muatan karakter setiap mata kuliah (setiap mata kuliah sesungguhnya mengandung atau melekat karakter) b. Gerakan anti menyontek, (kejujuran dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan ujian, mahasiswa yang menyontek perlu mendapat sanksi tegas) c. Gerakan anti plagiat (ingat pernyataan pada halaman muka, ditulis pernyataan yang eksplisit dan tegas bahwa tugas akhir ini, skripsi, tesis atau disertasi bukan sebuah karya ilmiah hasil plagiat). d. Dibuat mata kuliah Pengembangan Karakter (setiap perguruan tinggi negeri diminta membuat mata kuliah pengembangan karakter yang menjabarkan nilai-nilai dasar (jujur, cerdas, tangguh,dan peduli – Dirjen Dikti 2013)
3. Non-Kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler, Ko-kurikuler dll
TUJUAN PEMBELAJARAN PIPS Mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan melatih keterampilan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau masyarakat 17
PEMBELAJARAN PIPS Hidup tidak lepas dari masalah
Manusia memiliki kebutuhan & keinginan • Tidak semuanya terpenuhi sesuai harapan •
Anak perlu dilatih & dibiasakan: •Peka terhadap masalah sosial •Mampu memecahkan masalah sosial 18
6
14/12/2015
PEMBELAJARAN PIPS Masalah Sosial bersifat kompleks
Didekati & dipecahkan melalui pendekatan transdisipliner Siswa perlu dibekali berbagai konsep ilmu & pengetahuan praktis untuk memecahkan berbagai masalah sosial 19
KONSEP PIPS PIPS: penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasaikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah IPS padanan social studies bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial Tujuan pembelajaran PIPS agar serdik: menjadi warga negara yang baik, melatih berkemampuan berpikir matang untuk menghadapi dan memecahkan masalah sosial, mewarisi dan melanjutkan budaya bangsa
20
Dasar Pemikiran Dasar Hukum Nilai-nilai FIS Peduli Indikator terwujudnya FIS Peduli Implementasi Nilai Kepedulian Strategi dan Pendekatan
7
14/12/2015
Selamat Datang di PADEPOKAN KARAKTER Pa’de Kara (Padepokan Karakter), tokoh paruh baya, berpakaian warna-warni, berikat kepala, tersenyum, sikap tegak, tangan terbuka, bercelana hitam, bersarung digulung pendek, memakai ikat kepala warna merah-putih --melambangkan kewibawaan dan kematangan, berkepribadian kokoh dan mantap, teguh dan tegas, cermin ke-Indonesiaan.
Ujang Ukon (Unit Jaringan Unnes Konservasi) tokoh remaja, sikap siaga, jurus-jurus persilatan, tersenyum, mata lebar, baju putih bergaris merah bertuliskan “UJANG UKON” bersarung dan celana motif hias tumpang, berikat kepala merah-putih -- mengekspresikan sosok santun, cerdas, penuh dinamika, ceria, religius, semangat juang tinggi, gesit, dinamis, bersemangat kebangsaan, dan cinta tanah air.
8
14/12/2015
PERANGKAT YANG TERSEDIA Hardware: Ruang Padepokan Karakter Rumah Ilmu; Lemari dinding Peragaan Buku Gerai Karakter Soft ware Laporan hasil penelitian (model penguatan karakter berbasis Lokus Padepokan Karakter) Buku Seri Karakter per-karakter Panduan Penguatan Karakter Buku-buku terkait penguatan karakter Prosiding Seminar Karakter Nasional/Internasional Video –video Karakter Artikel pada Jurnal nasional dan internasional Pin Karakter Gantungn kunci Karakter MMT, Banner Karakter CD Interaktif Karakter dalam Gambar/Komik Maskot Padepokan Karakter Siapakah Aku (kumpulan pertanyaan karakter) Memaknai Gambar (Instrumen karakter berbasis gambar)
9
14/12/2015
10
14/12/2015
11
14/12/2015
BERANI MASUK BERANI KELUAR Kurikulum Alat Bantu Buku LULUSAN
MAHASISWA
PBM
LINGKUNGAN
x 34
KARAKTERISTIK MAHASISWA : Kupu-Kupu : Kuliah pulang – Kuliah pulang Kupu-Kupu Mati: Kuliah pulang-kuliah pulang makan tidur Kura-Kura: Kuliah rapat- kuliah rapat Kuper: Kuliah perpustakaan-kuliah perpustakaan Kuno: Kuliah nongkrong-kuliah nongkrong Kucing: Kuliah cinta-kuliah cinta cintaan cing alias pacaran Kuja: kuliah kerja-kuliah kerja Kunang-kunang: Kuliah naik gunung-kuliah naik gunung
TIPE MAHASISWA Study Oriented Laboratorium Oriented UKM Oriented Pemimpin Pemikir Santai Mencari Cinta Jomblo Usil Nggak Jelas Anak Mami Mirip mahasiswi Orientasi akhirat Gadungan Monitor Abadi
12
14/12/2015
SIAPA MAHASISWA? Seorang pebelajar yang duduk di bangku kuliah mendengar tausiyah dosen, pulang dan menghapal di rumah untuk menghadapi ujian, dituntut menjadi seorang ikon-ikon pembaharu dan pelopor perjuangan yang respek dan tanggap terhadap isu-isu sosial serta permasalahan bangsa KARAKTERISTIK MAHASISWA IDEAL Beriman, bersemangat, banyak membaca, waspada, memiliki orientasi yang jelas, bermanfaat bagi orang lain, pandai menyesuaikan diri, peduli terhadap lingkungan, berpikir jernih, kreatif, inovatif, disiplin, memiliki cita-cita yang tinggi, berpendirian kokoh, rendah hati.
SOSOK MAHASISWA IDEAL & SUKSES MASA DEPAN
Hard skills, kemampuan mhs dari perkuliahan, dilihat dari prestasi akademik. Prestasi mencerminkan penguasaan atas pengt/keter yang diajarkan dan diujikan. Prestasi disimbolkan IP yang tinggi. IP menjadi pertimbangan awal bagi lulusan ketika melamar pkerjaan, kemudian hasil ujian tulis, wawancara, uji kompetensi, dan sebagainya.
Soft skills, kemampuan dari pendidikan informal melaui keikutsertaan berorganisasi (intra/ekstra). Pengalaman tsb memberi bekal berbagai hal: kemampuan berinteraksi, berkomunikasi, perpikir logis-sistematis, menyampaikan gagasan , melaksanakan fungsi manajemen (POAC), memimpin, memecahkan permasalahan. Ketika masuk dunia kerja akan lebih tanggap, terampil, cekatan, mampu menyesuaikan dengan keadaan, mampu mengurai permasalahan yang dihadapi dl setiap penugasan. Mahasiswa tsb akan lebih cepat mendapatkan kepercayaan atasan. Hard skills & Soft skills perlu dibentengi oleh ESQ
PENDIDIKAN KARAKTER Karakter: sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang Membentuk karakter tidak semudah memberi nasihat, tidak semudah memberi instruksi, tetapi memerlukan kesabaran, pembiasaan dan pengulangan, serta keteladanan Proses pendidikan karakter: keseluruhan proses pendidikan yang dialami peserta didik sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri nilainilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal agama, nilai-nilai moral
13
14/12/2015
Penguatan Karakter
Character knowing: memahamkan dengan baik tentang arti kebaikan, mengapa harus berperilaku baik, untuk apa berperilaku baik, dan apa manfaat berperilaku baik Character feeling : membangun kecintaan berperilaku baik yang akan menjadi sumber energi untuk berperilaku baik Character action: membuat pengetahuan karakter menjadi tindakan nyata Character action : outcome dari dua tahap sebelumnya dan harus dilakukan berulang-ulang agar menjadi
characterbehavior
Dengan tiga tahapan: pembentukan karakter akan jauh dari kesan dan praktik doktrinasi yang menekan, siswa akan mencintai berbuat baik karena dorongan internal dari dalam dirinya sendiri
RESAPI
KEKUATAN MENOLONG SESAMA Seorang anak muda yang sangat miskin bekerja sebagai wiraniaga untuk membiayai kuliahnya. Pada suatu hari ia sangat bingung karena ia hanya punya uang sepuluh sen saja, padahal ia sangat kelaparan Ia memberanikan diri untuk minta makan pada tetangganya. Tetapi ia gugup ketika seorang nyonya yang perlente membuka pintu, ia tidak jadi minta makanan. Ia hanya minta segelas air putih saja. Perempuan itu merasa bahwa anak muda itu dalam kesusahan. Ia berikan kepadanya segelas susu. Anak muda-pun lalu minum susu perlahan-lahan, kemudian ia bertanya, “Berapa Nyonya?” “Anda tidak perlu bayar apapun” kata perempuan itu, Ibuku mengajarkan untuk tidak menerima apa pun buat perbuatan baik” Kalau begitu, terima kasih yang setulus-tulusnya, katanya. Ketika anak muda itu meninggalkan rumah itu, ia merasa lebih behagia dan keimanannya kepada Tuhan serta kepercayaannya kepada umat manusia menjadi lebih kuat.
Bertahun-tahun kemudian, nyonya yang baik itu jatuh sakit. Dokter-dokter tidak tahu persis apa penyakit yang dideritanya. Ia dikirim ke rumah sakit dan diserahkan kepada anak muda dulu yang kini sudah menjadi dokter. Ketika ia mendengar nama kota asal pasiennya. Matanya bersinar dan mulai mendugaduga siapa dia. Ia mulai merawatnya dan segera mengenal sang nyonya. Ia bekerja keras untuk menyelamatkan nyawanya. Akhirnya, setelah perjuangan yang berat, perempuan itu sembuh. Dokter itu meminta bagian administrasi rumah sakit untuk menyampaikan kepadanya tagihan untuk ia setujui. Ia memperbaiki tagihan itu dan menandatanganinya. Di atas tagihan biaya rumah sakit itu ia menuliskan catatan kecil. Ia kirimkan kembali kepada pasiennya.
14
14/12/2015
Perempuan itu tahu ia harus membayar besar tagihan itu selama sisa usianya. Walaupun ia bahagia karena telah disembuhkan, ia juga kuatir tidak bisa membayarnya. Ia membuka amplop dan terkejut ketika membaca tulisann di atas surat tagihan itu: “Tagihan ini sudah dibayar bertahun-tahun yang lalu dengan segelas susu – dr. Howard” Tangisan kebahagiaan tercurah dan membasahi mukanya. Ia bersyukur kepada Tuhan dan berterimakasih kepada dokter muda itu akan suatu balasan kebaikannya. Sumber: situs JFE (Jalaludin for Enlighment)
NGAT- INGAT Kesuksesan anda ditentukan oleh jenis karakter yang anda pilih. Karakter anda ditentukan oleh jenis kebiasaan yang anda pilih. Dan kebiasaan anda ditentukan oleh tindakan-tindakan harian anda (bijakkata.com) Kebanyakan orang mengatakan iIntelektualitas-lah yang membuat seorang ilmuwan hebat.... Mereka Salah, yang membuatnya hebat adalah karakter (Albert Einstein) Kesuksesan itu tidak hanya bisa dijemput dengan NIAT DAN KEMAUAN tetapi harus dengan TINDAKAN,KEPERCAYAAN, DAN DO’A (bijakkata.com) Separoh kehidupan adalah nasib baik, sebagian lainnya adalah disiplin dan inilah sebagian yang penting karena tanpa disiplin anda tidak akan mengetahui apa yang harus dilakukan dengan keberuntungan itu (Marci Shimoff)
CARANYA Mulailah dari diri sendiri, sekarang, dari yang mudah dan sederhana, diikuti komitmen yang konsisten dan adekuat
Jangan tunggu bintang jatuh dari langit Jangan tunggu segalanya siap Jangan tunggu detik-detik terakhir Jangan tunggu kesempatan datang Jangan tunggu hari terang jangan tunggu keadaan mengubah anda Jangan tunggu dilayani Jangan tunggu keajaiban Jangan tunggu krisis berlalu Jangan tunggu menjadi tua, lalu berkata " Seandainya saya melakukannya" (Sulaiman Budiman,2010:91-92) Jangan katakan kepada Allah bahwa kita punya masalah, tetapi katakan kepada masalah bahwa kita punya Allah (Ali bin Abi Thalib)
15
14/12/2015
SELAMAT BELAJAR
silvy@
Hatur nuhun
16