2015
MARKET BRIEF COCOA
Kedutaan Besar Republik Indonesia Ambassade d'Indonésie 47-49, rue Cortambert, 75116 Paris Tél. (33-1) 45 03 80 58/93 - Fax (33-1) 45 04 50 32
Market Brief: Cacao
Daftar isi Daftar isi .................................................................................................................................................. 1 I. Pendahuluan......................................................................................................................................... 2 A. Profil Prancis.................................................................................................................................... 2 B. Pemilihan produk ............................................................................................................................ 4 II. Identifikasi pasar ................................................................................................................................. 6 A. Kondisi Pasar Kakao di Prancis ........................................................................................................ 6 B. Market trends.................................................................................................................................. 7 C. Jalur distribusi ................................................................................................................................. 9 D. Hambatan...................................................................................................................................... 11 III. Peluang dan Strategi......................................................................................................................... 12 A. Peluang.......................................................................................................................................... 12 B. Saran dan Strategi ......................................................................................................................... 12 IV. Peraturan untuk impor produk kakao ke Prancis ............................................................................ 14 A. Food safety: Traceability, kebersihan, dan kontrol....................................................................... 14 B. Sertifikasi untuk food safety.......................................................................................................... 14 V. Informasi penting .............................................................................................................................. 15 A. Perwakilan Prancis di Indonesia.................................................................................................... 15 B. Perwakilan Indonesia di Prancis.................................................................................................... 15 C. Daftar pameran di Prancis............................................................................................................. 16 D. Daftar importir .............................................................................................................................. 17
Page | 1
Market Brief: Cacao
I. Pendahuluan A. Profil Prancis
Ibu kota (dan kota terbesar)
Paris
Pemerintahan
Republik Presidensiil
Jumlah penduduk
66,3 juta dengan kepadatan 111/km2
GDP
US $ 1.661 miliar (no 5 sedunia)
Mata uang
Euro (€)
Kota-kota terbesar di Prancis adalah Paris, Lyon, Marseille, Lille, Toulouse, Bordeaux, Nice, Strasbourg, Nantes dan Rennes. Sedangkan daerah dengan tingkat konsumsi terbesar berada di area Paris (Ile de France) dengan populasi lebih dari 10 juta, area Lyon (Rhône-Alpes) dengan populasi lebih dari 5 juta, dan area Marseille (ProvenceAlpes-Côte d’Azur) dengan populasi kurang sedikit dari 5 juta. Prancis berbatasan langsung dengan Belgia, Luksemburg, Jerman, Swiss, Italia, Monako, Andorra, dan Spanyol. Karena memiliki departemen seberang laut, Prancis Page | 2
Market Brief: Cacao
juga
berbagi
perbatasan
tanah
dengan Brasil dan Suriname (berbatasan
dengan Guyana Perancis), dan Sint Maarten (berbatasan dengan Saint-Martin). Perancis juga terhubung dengan Britania Raya oleh Terowongan Channel, yang berada di bawah Selat Inggris. Prancis terbagi menjadi 26 wilayah administratif; 22 diantaranya terletak di Prancis metropolitan, dan 4 berada di wilayah sebelah laut (Guadeloupe, Martinique, Guyana Prancis, Réunion). Wilayah ini kemudian dibagi menjadi 100 departemen yang diberi nomor. Prancis merupakan anggota PBB dan menjabat sebagai anggota permanen Dewan Keamanan PBB, anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), North Atlantic Treaty Organisation (NATO), dan Organisasi Francophone International (OFI). Infrastruktur Prancis: 31.840 km jalur kereta api (merupakan yang terpanjang di Eropa Barat), 893.000 km jalur perjalanan, 478 bandar udara, dan 14.932 km jalur air. Infrastruktur Prancis ini dikendalikan sepenuhnya oleh pemerintah. Tingkat lapangan kerja di Prancis untuk kategori usia 15-64 tahun merupakan yang terendah
dibandingkan dengan
negara OECD
lainnya.
Sedangkan
tingkat
pengangguran di Prancis tahun 2014 mencapai 10,4% dari populasi aktif Pracis. 1 Untuk memahami situasi pasar di Prancis, Union des chambres de commerce et d'industrie françaises à l'étranger (UCCIFE) membantu investor asing untuk memberikan informasi penting seperti: keadaan pasar (perusahaan dan profilnya, analisa pasar, regulasi ekspor dan impor), dan prospeksi pasar tersebut (perekrutan tenaga penjualan, prokpeksi telephone, pencarian mitra). Prancis merupakan negara yang ideal untuk berinvestasi dikarenakan: Prancis telah bekerja sama dengan 20.000 perusahaan asing dengan memperkerjakan 2 juta orang, tenaga kerja di Prancis terkenal berkualitas dan berpendidikan dengan urutan ke-4 di Eropa, dan biaya implementasi (tenaga kerja, transportasi, pajak, real estate) merupakan yang terendah di Eropa.
1
Sumber: www.insee.fr
Page | 3
Market Brief: Cacao
Bank merupakan salah satu sektor ekonomi swasta terbesar di Prancis. Sektor perbankan Prancis memiliki 383 lembaga kredit, mempekerjakan sekitar 371.700 karyawan, dan mewakili 2,3% dari tenaga kerja swasta di Prancis.
B. Pemilihan produk Coklat padat merupakan hasil campuran dari berbagai bahan yang diekstrak dari biji coklat. Ketika dijual menjadi produk akhir, produk kakao ini dapat berupa bubuk kakao maupun coklat. Cocoa butter memberikan 50 sampai 57 persen berat biji coklat dan memberikan karakteristik khas dari coklat yaitu dapat meleleh. Coklat padat bisa dibilang sebagai salah satu sumber terkaya dari antioksidan flavanol, dan merupakan bahan utama dalam pembuatan coklat, sirup coklat, dan permen coklat. Kode HS untuk produk kakao bervariasi mulai dari 1801 sampai 1806, berikut akan disampaikan detailnya:
Kategori
Kode HS
Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted
1801
Cocoa shells, husks, skins and other cocoa waste
1802
Cocoa paste, whether or not defatted
1803
Cocoa butter, fat, and oil
1804
Cocoa powder, not containing added sugar or other sweetening matter Chocolate and other food preparations containing cocoa
1805 1806
Nilai total impor kakao dan produk kakao dari Indonesia ke Prancis mencapai angka 2,6 milyar euro di tahun 2014, sedangkan nilai impornya dari Indonesia mencapai 17,8 juta atau mendapatkan share sebesar 0,28%. Dengan share sebesar ini, Indonesia berada di urutan ke 12 sebagai negara pengimpor kakao dan produk kakao ke Prancis, sekaligus menjadi importir yang terbesar dari kawasan Asia. Belgia menjadi negara pengimpor coklat terbesar ke Prancis dengan share sebesar 22,8%, disusul dengan Jerman (22,37%), Pantai Gading (13,43%), Belanda (12,24%), dan lainnya. Page | 4
Market Brief: Cacao
Berikut adalah perkembangan ekspor produk HS 18 dari Indonesia ke Prancis dalam 5 tahun terakhir:
(Sumber: Eurostat)
Dalam 5 tahun terakhir, evolusi produk HS 18 cukup signifikan dimana pada tahun 2010 sampai 2012 eskpor produk HS 18 mengalami penurunan sedikit, dan kemudian pada tahun 2013 nilai eskpor tersebut turun drastis. Hal ini disebabkan oleh memburuknya kondisi ekonomi di Prancis tahun 2012, dengan 3 semester berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif. Situasi buruk ini juga kemudian membuat Prancis kesulitan dalam merevisi pertumbuhan ekonominya di tahun 2013.
Page | 5
Market Brief: Cacao
II. Identifikasi pasar A. Kondisi Pasar Kakao di Prancis Industri coklat dibagi menjadi 3 segmen: industri permen/manisan, industri makanan, dan industri kosmetik/farmasi. Kebanyakan dari kakao digunakan dalam industri manisan untuk membuat coklat. Menurut jejak pendapat LH2 pada September 2013, 90% dari orang Prancis mengatakan bahwa mereka menyukai coklat dan mengasosiasikan coklat dengan kesenangan. 83% dari orang Prancis mengkonsumsi coklat paling sedikit satu kali per minggu. 66% dari konsumen coklat di Prancis mengeluarkan budget per tahun sebesar 268€, bahkan satu dari 10 orang Prancis mengeluarkan budget lebih dari 370€ per tahun. Lebih dari 50% produk coklat yang diimpor ke Uni Eropa berupa biji coklat. Angka ini bertambah seiring dengan kehadiran mesin penggilingan di beberapa negara. Pasar untuk produk pasta coklat, mentega dan bubuk coklat juga mengalami kenaikkan. Berikut adalah gambaran mengenai beberapa jenis produk coklat yang diimpor ke Eropa pada tahun 2013: Quantity (1000 tonnes)
Value (in million Euros)
Cacao beans Cacao butter Cacao paste Cacao husks, shell Cacao powder (Sumber: Eurostat, 2014)
1617
3253
523
1274
502 69
277
1566 15
780
Pada tahun 2010, tercatat bahwa penjualan produk coklat terbesar di Prancis berasal dari kategori praline dan coklat musiman (40%). Hal ini menandakan bahwa coklat yang diproduksi musiman seperti untuk Paskah dan Natal memberikan angka penjualan terbanyak. Sedangkan 36% dari penjualan berasal dari kategori coklat batang, 16% chocolate bar, dan 8% jenis lainnya. Page | 6
Market Brief: Cacao
Di Prancis coklat dan produk coklat banyak diproduksi oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Ferero, Nestlé, Lindt dan lainnya, namun demikian banyak pula terdapat artisan coklat kecil di setiap daerah di Prancis.
B. Market trends Pasar kakao dan produk kakao memang dihadapkan dengan berbagai peluang dan ancaman. Sekarang ini konsumen dari produk coklat terlihat lebih memilih produk kakao yang sehat atau dengan kata lain permintaan untuk dark chocolates dan coklat yang berlabel sustainability akan bertambah pesat. Di sisi lain, konsumen juga mulai tertarik dengan sertifikasi dan mulai mengharapkan upaya tambahan sehubungan dengan isu-isu keanekaragaman hayati dan adaptasi iklim. Untuk lebih jelas, berikut akan dibahas mengenai trend kakao dan produk kakao di Prancis:
1. Transparansi Para konsumen produk coklat maupun industri dari coklat sendiri mulai menginginkan adanya transparansi. Hal ini berhubungan dengan keamanan produk dan isu kesehatan yang ditawarkan ke konsumen. Oleh karena itu, produsen coklat dan produk coklat diharapkan bisa transparan dan jelas dalam memberikan informasi mengenai kandungan bahan, seperti zat aditif atau alergen potensial. Kosumen Eropa umumnya menyukai produk yang natural, sehat, dan otentik. European Food Safety Authority (EFSA) baru-baru ini menyatakan bahwa ada bukti yang kuat dari kandungan flavanoid yang berguna untuk melancarkan peredaran darah. Untuk itu, permintaan dark chocolates akan meningkat karena diketahui kandungan flavanoid yang berada didalamnya cukup tinggi, sedangkan kandungan gulanya cukup rendah.
Page | 7
Market Brief: Cacao
2. Inovasi genom yang berfokus untuk mempertahankan produksi dan mengurangi penggunaan bahan kimia pertanian Genom (Theobroma) dari pohon kakao dapat membantu produsen kakao dalam mempercepat penelitian pada pengembangan varietas yang tahan terhadap jamur dan penyakit virus. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk perbaikan hasil dan jumlah dalam produksi. The World Cocoa Foundation (WCF) bersama dengan perusahaan besar coklat seperti Mars, Lindt & Sprüngli, dan organisasi lainnya bekerja sama untuk melakukan penelitian terhadap varietas rasa kakao di Ekuador dengan penekanan terhadap hasil produksi dan ketahanan penyakit "Nacional" - varietas penyakit yang ditemukan dalam pasokan FFC (Fine Flavour Cacao) global.
3. Sertifikasi produk kakao Pasar produk kakao yang bersertifikat merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di Eropa. Pada tahun 2012, 22% dari produksi kakao dunia sudah tersertifikasi. Meskipun demikian, muncul kesadaran baru bahwa sertifikasi tidak dapat menjamin seluruh aspek dari sustainability seperti gender, penebangan hutan, biodiversitas, dan perubahan iklim. Para petani untuk produk kakao diharapkan untuk dilatih dalam praktik pertanian yang baik, khususnya dalam peningkatkan hasil, peningkatan efisiensi pertanian, dan peningkatan kualitas biji kakao. Hal ini dapat memberikan kontribusi lebih untuk meningkatkan pendapatan pertanian dan harga potensial untuk produk yang bersertifikat.
4. Tarif impor baru pada Januari 2014 Perubahan signifikan telah dibuat dalam Generalized System of Preferences (GSP). Sistem ini memberikan tarif impor preferensial untuk beberapa negara berkembang. Sebagian besar negara penghasil kakao terbesar umumnya memiliki Economic Partnership Agreement (EPA) dan dapat mengekspor kakao dengan tarif 0%. Contohnya adalah Pantai Page | 8
Market Brief: Cacao
Gading. Walaupun harga produk kakao meningkat, namun dengan peraturan bebas tarif ini maka akan berdampak baik pada perdagangan kakao antara Pantai Gading dan negara pengimpor. Sedangkan untuk Indonesia, tarif 0% untuk impor produk kakao hanya dikenakan untuk produk dengan kode HS 1801 dan HS 1802.
C. Jalur distribusi
Jalur distribusi untuk kakao dan produk kakao dibedakan menjadi dua yaitu: Upstream chain (negara produsen) Pantai Gading dan Ghana tercatat mewakili 60% produksi kakao global dalam jumlah besar. Namun, seiring dengan adanya penurunan produksi di dua negara ini, maka industri kakao pun mulai melaju di negara-negara Asia seperti Vietnam dan India. Secara bersamaan, permintaan untuk jenis kakao spesial yang berasal dari Amerika Latin seperti Ekuador, Venezuela, dan Amerika Tengah mulai menunjukkan adanya pertumbuhan. Di Pantai Gading, kapasitas untuk penggilingan atau grinding telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan perkembangan mesin-mesin untuk proses penggilingan ini. ICCO (International Cocoa Organization) memperkirakan bahwa Pantai Gading telah menggiling 505 ribu ton pada periode 2013-2014, dan merupakan negara penggiling kedua terbesar setelah Belanda dengan 540 ribu ton. Karena dapat melakukan penggilingan di negara asal, maka Pantai Gading bisa mempunyai kuota yang lebih banyak untuk ekspor jenis pasta, mentega, atau bubuk Page | 9
Market Brief: Cacao
coklat. Namun sebagian besar dari mesin penggilingan ini baru hanya ada pada perusahaan multinasional besar. Downstream chain (negara Eropa) Permintaan global untuk coklat terus meningkat khususnya pada negara dengan pertumbuhan tercepat seperti di China dan India. Untuk menjaga stock produk kakao, para produsen kako mencoba untuk meningkatkan kontrol mereka pada bagian rantai pasokan atau supply chain dengan mengambil alih sumber biji coklat dan produksi dari coklat cair. Untuk produsen kakao berskala kecil, sangat sulit bagi mereka untuk memenuhi persyaratan yang diwajibkan oleh Uni Eropa dan para buyers. Uni Eropa berencana akan memperketat regulasi terutama untuk kandungan kadmium pada coklat. Kadmium umumnya ditemukan di tanah. Pestisida dan pupuk buatan yang bercampur dengan kadmium akan menyebabkan kontaminasi. Regulasi ini akan mulai efektif diterapkan pada Januari 2019.
Penjualan kakao dan produk kakao di Prancis dapat ditemukan di: Rantai penjualan terorganisasi Beberapa penjual coklat seperti Jeff de Bruges, Leonidas, dan Daskalidès mempunyai lebih dari seratus cabang penjualan yang tersebar di seluruh daerah di Prancis. Mereka umumnya juga mengandalkan promosi penjualan lewat situs Internet mereka. Artisan coklat Umumnya mereka tidak memiliki lebih dari satu titik penjualan, tetapi mereka berhasil untuk mempromosikan toko mereka diluar zona keramaian. Supermarket Supermaket menjual produk coklat dalam beberapa merek dan tanpa spesialisasi.
Page | 10
Market Brief: Cacao
D. Hambatan Walaupun Indonesia bisa terbilang sebagai salah satu importir penting bagi produk coklat di Prancis, namun demikian Indonesia menghadapi beberapa kendala dalam meningkatkan eskpornya: Dalam segmen pasar umum di Prancis, produk kakao yang bernilai tinggi banyak digantikan dengan produk kakao berkualitas rendah. Penjual eceran seperti Aldi dan Lidl menghasilkan private label produk murah dengan mengganti cacao butter dengan vegetable oils. Produk ini sebenarnya sangat diminati oleh para konsumen karena harganya yang murah, akibatnya penjual enceran seperti ini seringkali memaksa produsen coklat lainnya untuk mencari pasar di tempat lain. Buyer dari Uni Eropa banyak sekali meminta persyaratan mengenai kesehatan, food safety, kualitas, Maximum Residue Limit (MRL), logam berat (contohnya kadmium), sustainability, dan lainnya. Seringkali terjadi bahwa persyaratan ini tidak dipenuhi oleh para produsen coklat. Proses dalam pelengkapan standar ini bisa memakan investasi yang cukup besar baik secara nilai maupun waktu. Sejak April 2013, pemerintah Prancis telah memperketat peraturan untuk impor kakao dan produk kakao. Kandungan maksimum dari PAHs (polycylic aromatic hydrocarbons) tidak boleh melebihi 5 mikrogram per satu kilogram lemak kakao yang diimpor. Para petani kakao di Indonesia masih banyak yang belum melengkapi persyaratan mutu seperti kandungan kotoran, kandungan serangga, kadar air dan lainnya. Para petani selama ini tidak melakukan pengeringan terlebih dahulu terhadap produk kakao dengan alasan sangat tergantung pada cuaca, dan mereka tidak memiliki alat pengering. Bea masuk kakao Indonesia ke blok mata uang Eropa masih terbilang tinggi dibandingkan dengan Afrika, yang tidak dibebani tarif untuk semua produk kakao dan turunannya. Misalnya tarif yang dikenakan ke Indonesia untuk memasukkan cocoa butter ke Uni Eropa mencapai 4,2%, sedangkan untuk cocoa powder 2,8%.
Page | 11
Market Brief: Cacao
III. Peluang dan Strategi A. Peluang Ketegangan politik yang terjadi di Pantai Gading (produsen kakao terbesar di dunia) dan isu penyebaran penyakit ebola di Afrika Barat cukup mengancam pasokan kakao ke Prancis. Ditambah pula, Afrika Barat dihadapkan dengan produksi kakao yang menurun dikarenakan banyak penuaan tenaga kerja dan sangat sedikit petani muda yang mau menggantikannya. Di satu sisi, situasi ini menyebabkan Afrika Barat untuk meningkatkan program untuk produksi kakao, namun di sisi lain pembeli dari Uni Eropa termasuk Prancis lebih memilih untuk mengimpor produk kakao dari negara lain seperti Vietnam dan Indonesia. Pantai Gading memang merupakan negara penghasil kakao terbesar, namun belakangan ini negara tersebut mulai mengurangi lahan produksi untuk kakao dan menggantinya sebagai lahan untuk tanaman karet. Menurut para petani setempat, produksi untuk tanaman karet lebih mudah dan menguntungkan untuk harga per kg dari kedua tanaman yang sama. Masa panen tanaman kakao hanya 6 bulan dalam setahun, sedangkan untuk tanaman karet bisa mencapai 10 bulan. Dan jika perkebunan karet ini dikelola dengan baik, tanaman karet ini bisa menghasilkan panen lebih dari kopi dan kakao, dimana keuntungannya akan terlihat dalam 25 tahun. Permasalahan ini tentunya bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memperkuat ekspor kakao, mengingat bahwa Pantai Gading akan mengganti produksi kakaonya dengan karet di beberapa tahun mendatang.
B. Saran dan Strategi Dalam
menjalankan
transaksi
pembelian,
produsen
asal
Indonesia
harus
memperhatikan kejelasan kontrak yang dibuat dengan buyer terkait kualitas, kuantitas dan harga produk, periode pengiriman, periode pembayaran, dan periode Page | 12
Market Brief: Cacao
dimana penawaran sudah divalidasi. Hal ini dapat mengecilkan kemungkinan terjadinya masalah dalam transaksi penjualan. Standar yang ditetapkan Uni Eropa dalam impor produk kakao dapat meningkatkan daya saing, baik bagi produsen dan eksportir, melalui peningkatan kualitas produk, efisiensi produk dan akses dalam pembiayaan. Persyaratan standar dalam menerapkan praktek-praktek pertanian yang baik, serta meningkatkan sistem traceability telah berdampak pada peningkatan produktivitas dalam kualitas, dan pengurangan dalam penggunaan pestisida. Sebagai eksportir, produsen Indonesia harus bisa menangani dan menyelaraskan permasalahan ini. Produk kakao kerap dikaitkan dengan pertanian berskala kecil. Para petani yang umumnya berskala kecil tersebut tidak akan memproduksi cukup biji coklat untuk diekspor. Dengan demikian, para petani, eksportir, dan buyer harus bekerja sama untuk mencapai skala yang diperlukan untuk beroperasi di Uni Eropa. Untuk
meningkatkan
perdagangan
produk
kakao,
maka
Indonesia
perlu
mempromosikan produknya secara intensif kepada buyer di Prancis. Promosi yang bisa dilakukan antara lain dengan mengikuti ajang pameran yang bertemakan produk kakao di Prancis, kemudian melakukan business meeting dengan para buyer di Prancis, ataupun mengundang mereka untuk datang langsung melihat industri kakao di Indonesia.
Page | 13
Market Brief: Cacao
IV. Peraturan untuk impor produk kakao ke Prancis A. Food safety: Traceability, kebersihan, dan kontrol Food safety merupakan isu utama dalam peraturan mengenai makanan di Uni Eropa. General Food Law adalah peraturan legislatif Uni Eropa mengenai hal ini. Produk makanan harus bisa dilacak di seluruh rantai pasokan untuk menjamin food safety, hal ini bertujuan untuk menindaklanjuti secara tepat dalam kasus makanan yang tidak aman, dan untuk membatasi resiko dari kontaminasi. Aspek yang penting dalam mengontrol food safety adalah Critical Control Points (HACCP) dengan cara menerapkan prinsipprinsip manajemen makanan. Produk yang dianggap tidak aman tidak akan diberikan akses untuk masuk ke Uni Eropa. Aspek yang harus diperhatikan untuk produk cacao adalah mengenai extraction solvents. Larutan ini biasa digunakan dalam produksi cocoa butter. Limit maximum dari residu untuk Hexane adalah 1 mg/kg dalam cocoa butter.
B. Sertifikasi untuk food safety Karena food safety merupakan prioritas utama dalam industri makanan, maka buyers atau importir akan meminta ekstra pengamanan dari eksportir seperti sertifikasi. Banyak buyer di Eropa (misalnya pedagang, pengolah makanan, pengecer) yang meminta pelaksanaan sistem manajemen untuk food safety. Manajemen food safety yang paling penting di Eropa adalah BRC, IFS, FSSC22000 dan SQF yang terutama relevan untuk prosesor. Buyer yang berbeda tentunya mempunyai preferensi persyaratan yang berbeda untuk sistem manajemen, untuk itu disarankan untuk mencari tahu lebih dahulu sistem mana yang diinginkan sebelum menentukan mana yang akan dipilih. Semua sistem manajemen
Page | 14
Market Brief: Cacao
yang telah disebutkan sebelumnya telah diakui oleh Global Food Safety Initiative (GFSI), yang berarti bahwa semuanya telah diterima oleh pengecer besar.
V. Informasi penting A. Perwakilan Prancis di Indonesia Nama Kedutaan besar Prancis untuk Indonesia dan Timor TImur Konsulat Jenderal Denpasar (Bali dan Lombok) Bagian Ekonomi
Kamar Dagang Prancis - Indonesia (IFCCI)
Alamat
Telp.
Menara BCA – 40th floor Jl. M.H. Thamrin no 1 Jakarta Pusat 10310 Jl. Mertasari Gg. II no 08, Sanur
Tel: +6221 23557600 Fax: +6221 23557602
World Trade Center Lt. 11 Jl. Jend. Sudirman no 31 Jakarta 12920 Chase Plaza lt. 14 Jl. Jend. Sudirman no 21 Jakarta 12910
Tel: +6221 570 16 68 Fax: +6221 570 04 78
Tel: +62 361 285 485 Fax: +62 361 286 406
Tel: +6221 520 82 61 Fax: +6221 520 82 71
Email/ Website Email:
[email protected] Web: www.ambafrance-id.org
[email protected] Email:
[email protected] Web: www.missioneco.org/indo nesie Email:
[email protected] Web: www.ifcci.com
B. Perwakilan Indonesia di Prancis Nama
Alamat
Telp.
KBRI untuk Prancis dan Kepangeranan Andora
47-49 rue Cortambert 75116 Paris, France
Tel: +33 1 45030760 Fax: +33 1 45045032 atau +331 40727063
Konsulat Jenderal/ KJRI Marseille
25 Bd Carmagnole 13008 Marseille, France
Tel: +33 491 230 160 Fax: +33 491 714032
Email/ Website Email:
[email protected] Web: www.ambindonesie.fr Email:
[email protected] Web: www.deplu.go.id/marseille atau www.consindonesie.fr Page | 15
Market Brief: Cacao
Indonesian Trade Promotion Center (ITPC)
19 Boulevard Eugene Deruelle 69003 Lyon, France
Tel: +33 478 606278 Fax: +33 478 606314
Email:
[email protected] Web: www.itpclyon.fr
C. Daftar pameran di Prancis Salon du chocolat Tipe pameran : 1 Tahun sekali Tanggal
: Setiap bulan Oktober
Tempat
: Paris Expo Porte de Versailles
Alamat
: Event International 70, rue de La Tour 75116 Paris, France
Telepon
: +33 1 45 03 21 26
Fax
: +33 (0)1 47 56 51 00
Website
:www.salonduchocolat.fr
INTERSUC Tipe pameran : 2 Tahun sekali Tanggal
:Setiap bulan Maret
Tempat
: Paris Nord Villepinte
Kontak
: EKIP - Les équipementiers du goût 64, rue de Caumartin 75009 ParisFrance
Telepon
: +33 (0)1 55 07 82 22
Fax
: +33 (0)1 42 85 29 00
Website
:www.europain.com
Page | 16
Market Brief: Cacao
D. Daftar importir Nama MDLZ Paris
Alamat
Kontak
6 avenue Réaumur
T: +33(0)1 83 11 30 00
92 146 Clamart Cedex
www.mondelezinternational.fr
France CEMOI
2980 Avenue Julien Panchot
www.cemoi.fr
66000 Perpignan Cadbury France
143, boulevard Romain Rolland
T: +33 (0)1 58 07 62 50
75685 Paris Cedex 14
F: +33 (0)1 58 07 63 39 www.cadburyfrance.com
Côte d'Or
13 avenue Morane Saulnier
www.cotedor-chocolat.fr
78942 Vélizy Villacoublay Ferrero France
18 Rue Jacques Monod
T: +33 (0)2 35 88 36 00
76130 Mont-Saint-Aignan
www.ferrero.fr
Page | 17