KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
: a.
b.
Mengingat
: 1.
2.
3.
4.
bahwa dalam rangka menjaga dan menjamin keberadaan dan ketersediaan ikan Pari Manta yang populasinya semakin menurun, perlu dilakukan perlindungan penuh terhadap ikan Pari Manta; bahwa untuk itu perlu menetapkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Pari Manta; Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4779); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 125); Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 126);
5.
Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 60/P Tahun 2013;
6.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/PERMEN-KP/2013 tentang Tata Cara Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1505); MEMUTUSKAN ...
-2-
MEMUTUSKAN: Menetapkan
:
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA.
KESATU
:
Menetapkan ikan Pari Manta yang terdiri dari Manta birostris dan Manta alfredi sebagai jenis ikan yang dilindungi dengan status perlindungan penuh pada seluruh siklus hidup dan/atau bagian-bagian tubuhnya.
KEDUA
:
Deskripsi ikan Pari Manta sebagaimana dimaksud diktum KESATU sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KETIGA
KEEMPAT
: Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU diperbolehkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. :
Keputusan Menteri ditetapkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Januari 2014 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN PENUH IKAN PARI MANTA
DESKRIPSI IKAN PARI MANTA I.
Manta birostris A.
KLASIFIKASI Filum Kelas Sub–Kelas Bangsa Suku Marga Spesies Nama Umum Nama Lokal
B.
: : : : : : : : :
Chordata Chondrichthyes Elasmobranchii Myliobatiformes Mobulidae Manta Bancroft, 1829 Manta birostris (Walbaum, 1792) Pari Manta Oseanik Plampangan, Pari Kerbau (Lombok), Pari Kalung (Jawa Barat), Sarangah Bulan
Cawang
GAMBAR
Dimensi: ….. C.
CIRI-CIRI MORFOLOGI 1. Bentuk kepala sangat lebar dan memiliki sepasang cuping yang memanjang di bagian sisi depan kepala. 2. Letak mulut di ujung/terminal. 3. Lebar tubuhnya lebih dari dua kali panjang tubuhnya. Bagian atas tubuh berwarna hitam dengan corak-corak putih yang melintang.
-24. Ekor tidak memiliki duri sengat, terdapat tonjolan yang mengeras di belakang sirip punggung. 5. Bagian sekitar mulut berwarna gelap. 6. Tidak memiliki bercak hitam di antara celah insang. 7. Berukuran sangat besar, lebar tubuhnya dapat mencapai 670 cm hingga 910 cm. 8. Ukuran yang umum tertangkap sekitar 400 cm atau lebih, dengan ukuran anakan sekitar 122 – 127 cm. D.
KARAKTERISTIK BIOLOGI 1. Usia maksimun diestimasi mencapai 40 tahun dengan kisaran usia pertama kali dewasa yaitu 8-10 tahun. 2. Kemampuan reproduksinya sangat rendah dengan waktu periode reproduksi 2-5 tahun, lama kehamilan12-13 bulan, jumlah anakan satu ekor/periode reproduksi, dan waktu generasi 24-25 tahun. 3. Merupakan jenis ikan peruaya, melakukan migrasi lebih dari ribuan kilometer (antar negara). 4. M. birostris terlihat lebih soliter dibandingkan dengan M. alfredi, namun M. birostris seringkali terlihat melakukan agregasi dalam jumlah besar untuk makan, kawin, atau untuk dibersihkan. 5. Merupakan ikan pelagis yang terdistribusi secara luas, menghuni perairan tropis, subtropis, dan temperata. Sebarannya di Indonesia mencakup perairan Samudera Hindia, Laut Cina Selatan dan sekitarnya.
II. Manta alfredi
A.
KLASIFIKASI
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Chondrichthyes
Sub–Kelas
:
Elasmobranchii
Bangsa
:
Myliobatiformes
Suku
:
Mobulidae
Marga
:
Manta Bancroft, 1829
Spesies
:
Manta alfredi (Krefft, 1868)
Nama Umum
:
Pari Manta Karang
Nama Lokal
:
Plampangan, Pari Kerbau (Lombok), Pari Kalung (Jawa Barat), Sarangah Bulan
Cawang
-3B.
GAMBAR
Dimensi: …… C.
CIRI-CIRI MORFOLOGI 1. Bentuk kepala sangat lebar dan memiliki sepasang cuping yang memanjang di bagian sisi depan kepala. 2. Letak mulut di ujung/terminal. 3. Lebar tubuhnya lebih dari dua kali panjang tubuhnya. Bagian atas tubuh berwarna hitam dengan corak-corak putih yang melintang. 4. Ekor tidak memiliki duri sengat, tidak terdapat tonjolan yang mengeras di belakang sirip punggung. 5. Bagian sekitar mulut berwarna putih atau kelabu cerah (abu abu muda). 6. Memiliki bercak-bercak hitam di antara celah insang. 7. Ukurannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan M. birostris, dengan ukuran lebar tubuhnya maksimum mencapai 500 cm. 8. Ukuran yang umum tertangkap sekitar 300 cm atau lebih, dengan ukuran anakan sekitar 130 cm.
D.
KARAKTERISTIK BIOLOGI 1. Usia maksimum diestimasi mencapai 40 tahun dengan kisaran usia pertama kali dewasa antara 6-8 tahun. 2. Kemampuan reproduksinya sangat rendah dengan waktu periode reproduksi 2-3 tahun, lama kehamilan12-13 bulan, jumlah anakan satu ekor/periode reproduksi, dan waktu generasi 24-25 tahun.
-43. M.alfredi
hanya
dijumpai
di
perairan
tropis
dan
subtropis,
diperkirakan memiliki home range yang lebih kecil, memiliki pola pergerakan yang filopatrik, dan jarak migrasi musiman yang lebih pendek (hingga beberapa ratus kilometer). 4. Umum ditemukan di perairan karang, gosong karang atau di dekat gunung-gunung karang. Di Indonesia sering ditemukan di perairan karang yang masih relatif baik dan belum banyak terganggu oleh aktivitas penangkapan, mulai dari perairan barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, timur Kalimantan, Laut Cina Selatan, Laut Banda, perairan Sulawesi, Maluku dan Papua.
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C. SUTARDJO