BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yang tercatat dalam Pasal 3 UU RI No 2002/2003 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Jadi jelaslah pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselenggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20 tahun 2003. Solchan dkk.(2009, hlm. 1.24) mengibaratkan “belajar bahasa anak atau peserta didik (sebagai pengguna bahasa) adalah orang yang membangun, makna adalah apa yang mereka bangun, dan apa yang mereka miliki atau kuasai sebelumnya adalah material atau bangunan yang mereka gunakan untuk membangun.” Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa belajar layaknya sebuah proses membangun gedung. Anak–anak terus membangun makna baru dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan mereka, berdasarkan apa yang telah mereka punya dan kuasai sebelumnya. Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ini senada dengan Solchan, dkk (2009, hlm. 1.24) yang menyimpulkan bahwa “belajar adalah sebuah proses penambahan bagian demi bagian informasi baru terhadap apa yang telah mereka ketahui dan kuasai sebelumnya”. Istilah yang terkenal dari Jhon Dewey (Shank, R, 1995) tentang belajar adalah learning by doing yaitu belajar sambil berbuat.Sama halnya dengan belajar bahasa, siswa belajar menyimak melalui kegiatan menyimak, siswa belajar membaca dari kegiatan membaca, siswa belajar menulis dari kegiatan menulis, dan siswa belajar berbicara melalui kegiatan berbicara.Siswa memang perlu belajar teori tentang menyimak, membaca, menulis, berbicara, tapi untuk siswa SD ada baiknya dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan. Berdasarkan KTSP 2006 disebutkan bahwa, “ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a) mendengarkan, b) berbicara, c) membaca, d) menulis. Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa salah satunya yaitu mendengarkan (menyimak).“Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseptif. Tanpa kita sadari dengan mendengarkan orang lain berbicara, kita telah melalui proses menyimak.”(Tarigan, 2008 hlm. 9) Selanjutnya Tarigan memaparkan bahwa : Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi.Perbedaannya terletak dalam jenis komunikasi, menyimak berhubungan dengan komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis.Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan yaitu memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan memahami makna komunikasi (Tarigan, 2008, hlm. 9). Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui bahasa lisan. Pada umumnya orang beranggapan bahwa keempat kemampuan berbahasa itu (Menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) merupakan kemampuan berbahasa yang berkembang terpisah, karena pada kenyataannya, empat dari kemampuan berbahasa itu berkembang saling berhubungan, seperti yang di ungkapkan Solchan, dkk (2009 , hlm. 1.33) bahwa : pemilihan keempat kemampuan berbahasa itu menyiratkan bahwa masingmasing keterampilan itu terkesan berdiri sendiri. Sebenarnya tidak.Kenyataan menunjukkan bahwa suatu aktivitas berbahasa melibatkan lebih dari satu jenis kegiatan berbahasa. Ketika anak berbicara dengan temannyamaka sebetulnya ia pun menyimak respons lawan bicaranya. Dari penelitian Walter Loban
dalam Solchan dkk (2009, hlm. 1.34)
menyimpulkan adanya hubungan antarketerampilan berbahasa siswa dan keterampilan berbahasa dengan belajar : Pertama, siswa dengan kemampuan berbahasa lisan (menyimak dan berbicara) yang kurang efektif cendrung kurang efektif pula kemampuan berbahasa tulisnya (membaca dan menulis).Kedua, terdapat hubungan yang kuat antara kemampuan berbahasa siswa dengan kemampuan akademik yang diperolehnya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keterampilan menyimak tidak hanya difokuskan kedalam keterampilan menyimak saja, tetapi kemampuan berbicara, menulis dan juga membaca juga mempengaruhi di dalamnya. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar kita pasti akan menemukan tentang sastra anak. Resmini, dan Juanda (2009, hlm. 75) mengungkapkan “yang disebut sastra anak
tidak dibatasi oleh pengarangnya
anak-anak atau orang dewasa, tetapi yang lebih ditekankan pada apa yang ditulisnya”. Terdapat banyak macam-macam genre sastra anak, Resmini, dan Juanda (2009, hlm. 59) mengemukakan “sastra anak sebagai sumber pembelajaran bahasa di sekolah dasar terdiri atas berbagaigenre, yaitu : 1) buku bergambar, 2) fiksi realistik, 3) fiksi sejarah, 4) fantasi, 5) sastra tradisional, 6) puisi dan 7) Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
biografi yang difiksikan” . Dongeng termasuk cerita anak genre fantasi.‘…Cerita fantasi sendiri merupakan cerita khayal’ (Huck, dalam Resmini dan Juanda, hlm, 62). Menurut Piaget di usia SD anak mengalami periode Oprasional Kongkret yaitu belajar dengan menggunaakan objek kongkret, Seperti yang diungkapkan Satori, dkk ( 2009, hlm. 3.30) tentang perkembangandan kognitif belajar anak usia sekolah dasar, bahwa “Pola belajar anak usia sekolah dasar dipengaruhi kuat oleh pergeseran gradual dari tahap berfikiroprasional awal ke oprasional konkret. Walaupun mereka mampu memanipulasi objek secara simbolis,mereka masih memerlukan objek nyata untuk berfikir.” Jadi jika guru menjelaskan dongeng dengan hanya membacakan isi teks dongeng, dengan tanpa memasukkan unsur imajinatif yang lekat pada anak, maka hasil yang akan didapat tidak akan berhasil, dan mengurangi esensi dari dongeng tersebut sebagai sesuatu yang imajinatif. Malawi Institute of Education ( 2004, hlm. 1) mengungkapkan“This unit provides insights into what constitutes a teaching and leaning resource and the justification for the use of TALULAR. Emphasis is on effective and efficient use of what is locally available.” Dari paparan diatas, menyatakan bahwa model pembelajaran TALULAR ini mengunakan bahan yang murah serta menggunakan sumber daya lokal yang tersedia di sekitar. Andy Byers (1994): The word TALULAR was coined by Andy Byers (1994) as an alternative to the term teaching and learning materials. He argues that the word “materials” is no longer adequate to describe what can be used in the classroom. In other words, it does not fully encapsulate the philosophy of TALULAR. The word “resources” should replace “materials” as a more appropriate terminology. A resource is something or abstract (non-material) that a person or organization uses in time of need. “Locally available resources” refers to what is readily available in the school or college environment.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keunggulan pembelajaran berbasis TALULAR ini anak dapat mengolah bahan–bahan yang ada di sekitar termasuk sampah menjadi bahan pembelajaran yang akan menambah kemampuan kognitif anak, dengan mencari, memilah bahan yang
bisa
di
gunakan,
dan
di
pergunakan
sesuai
konteks.
Betapa
menyenangkannya belajar melalui sampah dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna di dalamnya. Malawi Institute of Education (2004, hlm. 3) mengungkapkan mengapa guru harus menggunakan TALULAR Explain why teachers should use TALULAR in their lessons. The use of TALULAR serves to: 1) promote meaningful communication, 2) ensure better retention of knowledge, 3) provide first-hand or direct experience with the realities of the social and physical environment, 4) timulate and motivate students to learn, 5) help develop interest in other areas of learning, 6) encourage active participation, especially if students are allowed to manipulate the materials, 7) help simplify complicated topics, 8) reduce the need for a teacher’s verbal expression, 9) consolidate knowledge, skills and attitudes that students have already learned, 10) help summarise main points, 11) encourage creativity, 12) cost little or nothing, thus increasing sustainability encourage the reduction, recycling and reuse of litter hence they are environmentally friendly. Adapun penelitian ini menggunakan Kuasi Eksperimen karena penulis ingin melihat pengaruh model pembelajaran TALULAR pada mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih khususnya materi dongeng, apakah akan meningkatkan daya simak siswa dalam menyimak dongeng atau tidak ada pengaruhnya. Berdasarkan uraian di atas, penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TALULAR dianggap dapat menjadi alternatif bagi guru sekolah dasar dalam mengajarkan dongeng, oleh karena itu penelitian ini akan mengkajihal tersebut melalui judul “Pengaruhmodel pembelajaranTeaching And Learning Using Locally Available Resources(TALULAR) dalam Pembelajaran Menyimak Dongeng” (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Mekarmaya I Kecamatan Cilamaya Wetan Kab Karawang)
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah Beberapa hal yang masih akrab terjadi di Sekolah Dasar tentang kesulitan menyimak, berdasarkan wawancara yang di lakukan kepada guru-guru di SD Negri Mekarmaya I keterampilan menyimakadalah kemampuan yang paling sulit dibanding kemampuan lain seperti membaca, menulis, dan berbicara, memerlukan konsentrasi yang besar. Keterampilan menyimak sebuah dongeng tergolong sulit, terutama di kelas rendah. Ada beberapa siswa mengerti dengan penjelasan guru yang membawakan dongeng dengan dibacakan saja, namun lebih banyak siswa yang kurang menanggapi isi dalam dongeng tersebut, mungkin guru telah berusaha membuat kegiatan pembelajaran terutama tentang dongeng menarik, karena keterbatasan alat, keterbatasan teknik vokal yang digunakan dalam mendongeng, keterbatasan variasi metode pembelajaran, dan keterbatasan mengamati siswa satu persatu di dalam kelas, sehingga pembelajaran kurang begitu menarik bagi siswa di Sekolah Dasar, terutama siswa siswa kelas rendah yaitu kelas III. Keterbatasan materi ajar tentang dongeng pun masih sebatas teks dongeng dan pertanyaan – pertanyaan yang membuat siswa mencari jawaban dalam teks yang telah tersedia.Menurut penulis dongeng adalah pembelajaran yang harus memasukkan unsur imajinatif, jadi tidak sekedar teks bacaan dan pertanyaan saja.TALULAR merupakan model pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan tidak menjadikan buku paket menjadi sumber utama pembelajaran, oleh dari itu penulis ingin mencobakan model pembelajaran ini, apakah berpengaruh terhadap hasil menyimak dongeng atau tidak.Jika berpengaruh, maka model pembelajaran ini bisa menjadi solusi dan layak digunakan. Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan, maka penelitian ini hanya dibatasi pada keterampilan menyimak dongeng siswa Sekolah Dasar di kelas III.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini difokuskan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan menyimak dongeng antara siswa kelas III yang memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran menggunakan
model
pembelajaran
TALULAR
dengan
siswa
yang
memperoleh pembelajaran konvensional? 2. Bagaimana aktivitas siswa kelas III selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran TALULAR? 3. Bagaimana respon siswa kelas III terhadap pembelajaran TALULAR?
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran TALULAR terhadap keterampilan menyimak materi dongeng siswa Sekolah Dasar. Adapun secara khusus penelitian ini memiliki tujuan: 1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan menyimak materi dongeng antara siswa yang memperoleh pembelajaran denganmengunakan model pembelajaran TALULARdengan siswa yang memperoleh pembelajaran tanpa mengunakan pembelajaran dengan mengunakanmodel pembelajaran TALULAR. 2. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas III selama proses pembelajaran menyimak materi dongengmengunakan model pembelajaran media model pembelajaran berbasis TALULAR 3. Untuk mengetahui respon siswa kelas III terhadap pembelajaran TALULAR.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara umum, manfaat dari hasil penelitian ini adalah memberikan sumbangan ide dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan
khususnya
penerapan
modelTALULAR
dalam
pembelajaran
menyimak dongeng mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa SD, penelitian ini akan bermanfaat untuk membuat siswa SD mengetahui penerapan model TALULAR dalam pembelajaran menyimak dongeng dengan tepat sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyimak dongeng. b. Bagi guru SD, penelitian ini merupakan suatu wawasan baru tentang model pembelajaran yang dapat dilakukan di dalam kelas, sehingga pembelajaran dapat disajikan dengan cara yang lebih bervariasi untuk mewujudkan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan anak khususnya kemampuan dalam menyimak dongeng pada mata pelajaran bahasa Indonesia. c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang model pembelajaran pembelajaran yang efektif digunakan di dalam kelas, khususnya untuk menguji adakah hubungan antara penerapan model TALULAR yang digunakan peneliti terhadap peningkatan keterampilan menyimak dongeng siswa sekolah dasar. d. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah agar sekolah dapat melangkah lebih dekat pada tujuan pendidikan yang diharapkan.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi ini terdiri atas
5 bab, diawali dengan bab pendahuluan, dan
diakhiri dengan bab kesimpulan dan rekomendasi. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, terdiri atas: a) latar belakang penelitian, b) identifikasi masalah, c) rumusan masalah penelitian, d) tujuan penelitian, e)manfaat penelitian,dan f) struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka, terdiri atas: a) pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, b) pembelajaran menyimak di sekolah dasar, c) hakikat cerita anak, d) model pembelajaran TALULAR, dan e) penelitian yang relevan. Bab III Metode Penelitian, terdiri atas: a) subjek penelitian, b) metode penelitian,c)desain penelitian,d) definisi operasional, e) teknik pengumpulan dan pengolahan data, dan f) prosedur penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri atas: a) hasil penelitian, dan b) pembahasan data. Bab V berisikan a) simpulan dan b) saran.
Diny Rosdiany Kusnadi, 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING AND LEARNING USING LOCALLY AVAILABLE RESOURCES (TALULAR) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu