BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Data 4.1.1.1 Objek Dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat pendidikan di kecamatan Kaloran. Dengan adanya jarak yag tidak terlalu jauh namun transportasi yang cukup sulit untuk menuju ke lokasi atau sekolah tersebut maka informasi yang diterima tidak lancar. Walaupun dengan berbagai masalah yang dihadapi sekolah tersebut tetap diminati oleh siswa karena banyaknya sarana yang memadai dan sudah layak seperti dengan adanya lapangan futsal, lapangan sepak bola dan studio musik.Siswadi SMP Negeri 3 Kaloran terdapat 264 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 7 SMP Negeri 3 Kaloran. Populasi dalam kelas ini adalah kelas 7 yang berjumlah 88 siswa, yang terdiri dari kelas 7 A sebanyak 22 siswa, 7 B sebanyak 22 siswa, kelas 7 C sebanyak 22 siswa dan kelas 7 D sebanyak 22 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas 7 A sebagai kelas eksperimen sebanyak 22 siswa dan kelas 7 B sebagai kelas kontrol sebanyak 22 siswa dengan total sampel 44 siswa. Sedangkan
47
48
yang digunakan sebagai kelas uji validitas instrumen adalah kelas 7 C sebanyak 22 siswa. Data siswa kelas 7 sebagai kelas Eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 4.1 Data Siswa SMP Negeri 3 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Uji Validitas
(kelas 7 A)
(kelas 7 B)
(kelas 7 C)
Jenis Kelamin
Frekuensi
Laki-laki
9
40.9%
13
Perempuan
13
59,1%
Jumlah
22
100%
persentase Frekuensi Persertase
Frekuensi
Persentase
59,1%
6
27,2%
9
40,9%
16
72,8%
22
100%
22
100%
. 4.1.1.2.Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 6 mei 2013 sampai dengan tanggal 31 mei 2013. Proses pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen mengunakan metode pembelajaran talking stick dan di kelas kontrol mengunakan metode diskusi. Materi yang disampaikan dalam pembelajaran tersebut yaitu “ mengemukakan pendapat di muka umum”. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 4 kali pertemuan dengan setiap kali pertemuan 2 x 40 menit. Pada pertemuan pertama tanggal 7 Mei 2013 materi yang dibahas di dalam kelas eksperimen meliputi pengertian kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum, memahami perundang-
49
undangan mengemukakan pendapat di muka umum dan perilaku dalam menyampaikan pendapat. Sedangkan pertemuan yang ke dua dilakukan pada tangal 22 Mei 2013 melanjutkan materi yang dibahas pada pertemuan ini meliputi pentingnya mengemukakan pendapat di muka umum secara bebas dan bertanggung jawab. Pada pertemuan yang terakhir tanggal 31 Mei 2013 dilaksanakan pos tes untuk mengetahui hasil belajar. 4.1.1.3.Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen Proses
pembelajaran
dengan
mengunakan
metode
pembelajaran talking stick pada kelas eksperimen dilaksanakan mulai pukul 07.30 sampai dengan 08.45 sebelum menerapkan metode pembelajaran talking stick, guru menjelaskan tujuan dan memberikan motivasi berkaitan dengan materi yang akan akan ajarkan. Berikutnya guru menyiapkan tongkat dan menjelaskan pokok-pokok materi pembelajaran. Setelah guru menyampaikan hal tersebut guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang sudah dijelaskan, lalu guru mengambil sebuah tongkat dan bertanya kepada siswa, siswa yang memegang tongkat wajib menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan oleh guru. Setelah waktu habis guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas. Hambatan yang dialami dalam penerapan metode ini dalam proses pembelajaran adalah ada beberapa siswa yang keluar masuk
50
ke kamar mandi sehingga selama proses pembelajaran berlangsung sedikit tergangu. Setelah proses pembelajaran mengunakan metode talking stik dilaksanakan guru melakukan pos tes untuk mengetahui data hasil belajar PKn. 4.1.1.4.Proses Pembelajaran Kelas Kontrol Proses pembelajaran pada kelas kontrol yaitu mengunakan metode diskusi. Pelaksanakan pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Sabtu pukul 08.10 sampai dengan pukul 09.30, selanjutnya guru mejelaskan pokok materi pembelajaran dan memberikan penjelasan mengenai metode pembelajaran diskusi, guru memberikan motivasi kepada siswa agar giat dalam proses pembelajaran. Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok lalu guru memberikan masalah mengenai materi yang telah dibahas yaitu macam-macam mengemukakan pendapat di muka umum untuk di diskusikan. Guru meminta kepada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi dan dibahas bersama, selanjutnya guru melakukan evaluasi dan memberikan tes kepada siswa. Adapun hambatan yang dialami di kelas kontrol yaitu tidak semua siswa aktif dalam diskusi ada beberapa siswa yang bercanda dengan temannya sehingga banyak waktu yang terbuang untuk bermain.
51
Setelah proses pembelajaran dilaksanakan selanjutnya guru melakukan pos tes untuk memperoleh data hasil belajar. 4.1.1.5.Data hasil belajar PKn siswa kelas eksperimen Data belajar PKn di kelas eksperimen diperoleh setelah diadakan post tes. Sebelum diadakan post tes siswa mendapat perlakuan dengan mengunakan metode talking stick dalam proses pembelajaran PKn. Data hasil belajar siswa di kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.2 Frekwensi Hasil Belajar Pkn Kelas Eksperimen Frekuensi kelas_eksperimen Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
72
3
13.6
13.6
13.6
76
3
13.6
13.6
27.3
80
5
22.7
22.7
50.0
82
4
18.2
18.2
68.2
84
3
13.6
13.6
81.8
88
2
9.1
9.1
90.9
90
2
9.1
9.1
100.0
22
100.0
100.0
Total
Berdasarkan tabel diatas siswa yang memperoleh nilai 90 dan 88 masing-masing 2 siswa, yang memperoleh nilai 72,76,84 masingmasing 3 siswa, nilai 82 sebanyak 4 siswa dan yang mendapatkan nilai 80 diperoleh 5 siswa.
52
Tabel 4.3 Tabel Statistik kelas_eksperimen
N
Valid
22
Missing
0
Mean
80.9091
Median
81.0000
Mode Std. Deviation
80.00 5.40643
Range
18.00
Minimum
72.00
Maximum
90.00
Sum
1780.00
Sementara berdasarkan tabel statistik kelas eksperimen diatas menunjukkan kemampuan siswa setelah diterapkan metode talking stick nilai rata-rata atau mean sebesar
80,90. Nilai tengah atau
mediannya adalah 81,00, sedangkan nilai yang paling sering keluar yaitu 80,00. Adapun simpangan baku atau standar deviation diperoleh 5.406 dan rentang skor yang merupakan selisih nilai siswa tertinggi dan terendah adalah 18. 4.1.1.6.Data hasil belajar siswa kelas kontrol Data belajar PKn di kelas kontrol diperoleh setelah diadakan post tes.
53
Sebelum diadakan post tes siswa mendapat perlakuan dengan menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran PKn. Data hasil belajar siswa di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.4 Frekwensi Hasil Belajar Pkn Kelas Kontrol Frekuensi kelas_kontrol Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
50
1
4.5
4.5
4.5
54
1
4.5
4.5
9.1
56
1
4.5
4.5
13.6
60
3
13.6
13.6
27.3
64
1
4.5
4.5
31.8
65
1
4.5
4.5
36.4
66
1
4.5
4.5
40.9
68
2
9.1
9.1
50.0
70
4
18.2
18.2
68.2
72
2
9.1
9.1
77.3
74
2
9.1
9.1
86.4
76
1
4.5
4.5
90.9
80
1
4.5
4.5
95.5
90
1
4.5
4.5
100.0
22
100.0
100.0
Total
Berdasarkan tabel diatas siswa yang memperoleh nilai 90,80 dan 76 masing-masing 1 siswa, yang memperoleh nilai 68,72 dan 74
54
masing-masing 2 siswa, nilai 82 sebanyak 4 siswa dan yang mendapatkan nilai 80 diperoleh 5 siswa.
Tabel 4.5 Tabel Statistics kelas_kontrol N
Valid
22
Missing
0
Mean
67.6818
Median
69.0000
Mode
70.00
Std. Deviation
8.98351
Range
40.00
Minimum
50.00
Maximum
90.00
Sum
Berdasarkan menunjukkan
1489.00
tabel
kemampuan
statistik siswa
kelas
setelah
kontrol
diatas
dilakukan
proses
pembelajaran dengan mengunakan metode diskusi nilai rata-rata atau mean sebesar 67,68. Nilai tengah atau mediannya adalah 69,00 sedangkan nilai yang paling sering keluar yaitu 70,00. Adapun simpangan baku atau standar deviation diperoleh 8.98 dan rentang skor yang merupakan selisih nilai siswa tertinggi dan terendah adalah 40. Nilai terendah 50 dan nilai tertinggi adalah 90.
55
4.1.1.7. Perbandingan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perbedaan hasil antara metode pembelajaran talking stick dan metode diskusi dapat dilihat dari perbedaan rata-rata kedua kelas tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan analisis diskriptif untuk memberikan gambaran data tentang jumlah data minimum, maksimum, mean dan standar deviasi yang digambarkan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Diskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
kelas_kontrol
22
50.00
90.00
67.6818
8.98351
kelas_Eksperimen
22
72.00
90.00
80.9091
5.40643
Valid N (listwise)
22
Berdasarkan tabel diatas diketahui data kelas kontrol dengan jumlah siswa (N) sebanyak 22, yang mempunyai rata-rata hasil belajar PKn sebesar 67,68 dengan hasil belajar minimal sebesar 50 dan maksimum sebesar 90 sedangkan standar deviasinya sebesar 8,98351. Untuk kelas eksperimen diketahui jumlah data atau siswa (N) sebesar 22, mempunyai rata-rata hasil belajar PKn sebesar 80,90 dengan nilai minimal 72 dan maksimum 90, sedangkan untuk standar deviasinya 5,40643.
56
Jadi berdasarkan nilai rata-rata, nilai kelas eksperimen yang mengunakan metode
pembelajaran
talking
stick lebih baik
dibandingkan dengan kelas kontrol menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran (80,90>67,68) dengan selisih rata-rata skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 6,61 poin. Adapun perincian perbedaan rata-rata hasil belajar kedua kelas penelitian disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.7 Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
Jumlah Siswa
Rata-rata Nilai Postes
Ekserimen
22
80,90
Kontrol
22
67,68
Perbedaan
6,61
Diagram 4.3 Diagram batang Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 85 80 75 70 65 60 kelas kontrol
kelas ekperimen
57
4.1.2. Pengujian Prasyarat Analisis Data 4.1.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh dari sampel merupakan data sampel yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji KolmogorovSmirnov.
Tabel 4.8 Hasil uji normalitas Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic Kontrol eksperimen
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.105
22
.200
*
.973
22
.777
.161
22
.145
.941
22
.207
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov di atas, pada taraf signifikasi 0,05, distribusi nilai sampel kelas eksperimen dan kontrol berasal dari distribusi populasi normal. Distribusi dikatakan tidak normal jika taraf signifikasi < 0,05. Taraf signifikasi normalitas kelas eksperimen adalah 0,777, Jadi 0,777 > 0,05. Taraf signifikasi kelas kontrol adalah 0,205, jadi 0,207 > 0,05. Dengan demikian varian kelas eksperimen dan kontrol adalah normal. Berikut ini adalah histogram uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol.
58
Histogram Uji normalitas kelas eksperimen
Histogram Uji normalitas kelas kontrol
59
4.1.2.2 Uji Homogenitas Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians dalam populasi yang homogenya sama. Jika nilai probabilitas nya > 0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Tetapi, jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya tidak sama atau heterogen atau berbeda. Hasil uji homogenitas dapat dilihat di tabel beriku.
Tabel 4.9 Hasil uji homogenitas Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic Nilai
df1
df2
Sig.
Based on Mean
3.269
1
42
.078
Based on Median
2.946
1
42
.093
2.946
1
32.732
.096
3.417
1
42
.072
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Berdasarkan pengujian homogenitas kelas eksperimen dan kontrol diperoleh taraf signifikasinya adalah 0,078. Karena hasil perolehan pengujian ini lebih besar dari 0,05 maka varian kelas eksperimen dan kontrol adalah homogen.
60
4.1.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas maka tahap selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji Independent Sample T-Test ( uji dua sampel tidak berhubungan ) dengan bantuan SPSS for windows version 17. Uji Independent Sample T-Test ini digunakan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara kedua kelompok kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dan salah satunya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran talking stick dengan metode diskusi terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn). Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Independent Sampel T-Tes Hasil Belajar PKn Kelas 7 SMP N 3 Kaloran tahun 2012/2013 Independent Samples Test Nilaipostes Equal variances assumed Levene's Test for Equality of Variances
F
3.269
Sig. t-test for Equality of Means
.078
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Equal variances not assumed
-5.917
-5.917
42
34.448
.000
.000
-13.22727
-13.22727
2.23539
2.23539
Lower
-17.73846
-17.76795
Upper
-8.71608
-8.68660
Kriteria pengujian hipotesis berdasarkan Independent Samples TTest yaitu H0 diterima jika -t tabel lebih kecil atau sama dengan t hitung dan
61
t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel (–t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel ) dan H0 ditolak jika –t hitung lebih kecil dibandingkan -t table atau t hitung lebih besar dibandingkan t tabel (-t hitung< -t table atau t hitung> t tabel). Untuk menguji H0 dapat dilakukan berdasarkan pada nilai signifikasi (probabilitas) yaitu jika signifikasi lebih dari 0,05 (signifikasi> 0,05) maka H0 diterima dan jika signifikasi kurang dari 0,05 ( signifikasi< 0,05 ) maka H0 ditolak. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan. Pada hasil uji Independent Samples T-Test yang dapat dilihat pada kolom t-test for Equality of Means diperoleh koofesien t hitung sebesar 5,917 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 ( sig p < 0,05). Dengan nilai sig 0,00 maka Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn siswa yang diajar dengan menggunakan metode talking stick dengan siswa yang diajar menggunakan metode diskusi perbedaan rata-rata antara kedua kelompok sebesar 2,24. 4.1.4 Pembahasan Hasil belajar PKn di kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan metode talking stick menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 80,90 dari 22 siswa dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa sebesar 90 dan nilai minimal yang diperoleh sebesar 70. Sedangkan analisis data hasil belajar kelas kontrol yang diberi perlakuan menggunakan metode diskusi menunjukkan bahwa nilai rata-rata
62
kelas sebesar 67,68 dari 22 siswa dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa sebesar 80 dan nilai minimal yang diperoleh sebesar 50. Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar PKn kelas eksperimen lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode talking stick lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode diskusi yang dapat dilihat berdasarkan selisih ratarata skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 6,61 poin. Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis
penerapan
metode
pembelajaran talking stick dan diskusi terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 7 SMP N 3 Kaloran. Untuk melakukan uji statistic Ttest antara kedua variable dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi dari data. Hasil uji normalitas pada kelas eksperimen adalah 0,207 > 0,05 dan pada kelas kontrol adalah 0,200 > 0,05 sehingga distribusi nilai sampel kelas eksperimen dan kontrol berasal dari distribusi populasi normal. Sementara hasil pengujian homogenitas kelas eksperimen dan kontrol diperoleh taraf signifikansi 0,078. Yang berarti nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 (0,078> 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama atau homogen. Berdasarkan uji Independent Sample T-Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok kelas (eksperimen
63
dan kontrol).
Dengan
taraf
signifikasinya
sebesar 5% dan derajat
kebebasan (df) sebesar 40 (df = 42-2) t tabel 1,682 dan diperoleh t hitung sebesar -5917. Berdasarkan uji Independent Sample T-Test diketahui nilai -t hitung <- t table( -5917< -1682) maka diartikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan uji Independent Sample T-Test diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran talking stick dan diskusi terhadap hasil belajar PKn siswa kelas 7 SMP N 3 Kaloran. Proses pembelajaran guru menyampaikan tujuan, atau kegiatan yang harus dilakukkan oleh siswa, dan memberikan motivasi kepada siswa, selanjutnya
guru
menyiapkan
sebuah
tongkat
selanjutnya
guru
menyampaikan pokok-pokok pembelajaran dan menjelaskan mengenai teknik pembelajaran dengan metode talking stick. Siswa diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru, selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi yang sudah dijelaskan, guru meminta siswa untuk menutup bukunya lalu guru mengambil sebuah tongkat dan memutar lagu siswa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, setelah proses pembelajaran berlangsung guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas dan melakukan evaluasi.
64
Metode
pembelajaran
talking
stick
secara
teoritis
dapat
dihubungkan dengan teori belajar konstruktivisme, dimana teori ini menyatakan
bahwa
pengetahuan
itu
seharusnya
dibangun
bukan
dipersepsikan oleh indra (Suprijono, 2010). Hal tersebut memperjelas bahwa metode pembelajaran talking stick tidak hanya memberi persepsi kepada siswa terhadap satu bahan ajar, tetapi juga membangun siswa untuk ikut aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Sedangkan secara teoritis metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa, memecahkan
masalah,
mengali
atau
memperdebatkan
topik
atau
permasalahan tertentu, (Martinus Yamin). Tujuan belajar dari penelitian diwujudkan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa melalui proses belajar baik dengan metode talking stick dan metode diskusi. Tujuan belajar merupakan suatu pernyataan yang diharapkan dapat dilakukan siswa dimana secara instruksional merupakan pengetahuan dan keterampilan (Prasetyo 2010). Dengan demikian tercapainya tujuan belajar dari penelitian ini diwujudkan dengan hasil belajar siswa, setelah melalui proses pembelajaran. Hal ini yang terjadi pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas ini diberikan materi yang sama, alokasi waktu yang sama, dan soal-soal postes yang sama. Namun pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick lebih meningkatkan hasil belajar dibanding dengan metode diskusi. Penelitian ini sejalan dengan
65
penelitian yang dilakukan Dani Mujiono tentang “penerapan metode diskusi dan talking stick dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas VII SMP Kedungdowo 1 Kabupaten Nganjuk” yang menyatakan ada perbedaan dari kedua kelompok tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan metode talking stick dengan prestasi belajar dengan metode diskusi. Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan metode talking stick di SMP Negeri 3 Kaloran merupakan proses pembelajaran yang baru bagi siswa sehingga siswa tertarik dan antusias mengikuti proses pembelajaran mengunakan talking stick dari awal sampai akhir dengan baik, kelas yang digunakan bukan merupakan kelas besar sehingga memudahkan guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran talking stick dan diskusi terhadap hasil belajar PKn kelas 7 SMP Negeri 3 Kaloran semester 2 tahun 2012/2013.